Anda di halaman 1dari 6

DRILL STEM

Drill stem merupakan suatu pengujian yang dilakukan pada dunia


perminyakan. Lalu apakah pengertian dari Drill Stem Test itu sendiri? Kemudian
apa hubungannya dengan Geologi? Saya akan mencoba menjelaskan sebaik
mungkin sehingga dapat membantu mencerahkan dan menambah wawasan untuk
orang awam, dan geologist lainnya.

Drillstem test atau sering disebut DST merupakan suatu prosedur mengenai


produktivitas formasi dimana memisahkan dan menguji dari permeabilitas,
tekanan, dan kemampuan produksi dari formasi geologi selama proses pemboran
berlangsung. DST membutuhkan waktu yang singkat agar dapat diketahui dampak
dari fluida pemboran yang mempengaruhi formasi. Uji DST sangat penting untuk
mengukur tekanan pada drill stem dan sangat beguna untuk mendapatkan
informasi mengenai fluida formasi. Selain itu, DST juga berfungsi sebagai
penentuan kandungan reservoir hidrokarbon, serta karakteristik dari reservoir
tersebut seperti permeabilitas, demage ratio dan faktor skin. Uji DST ini sangat
membantu para geologist dalam mengetahui kondisi sebuah formasi batuan
yang sangat menunjang pekerjaan pada geologi minyak bumi dan gas (geomigas).
-
Gambar Bagian-bagian DST.
Data hasil DST dapat berupa tekanan formasi baik itu yang statis maupun
yang flowing, Short-term pressure transient test, indikasi tentang flow rates, dan
contoh cairan formasi. Sedangkan hasil analisanya berupa analisis well bore
demage dengan sifat-sifat formasi, analisis kandungan produksi yang berpotensial
melalui jenis cairan dan flow rates, analisis stimulation dan jenis completion yang
disarankan. Pada permeabilitas rendah atau formasi yang memiliki tekanan rendah,
suface produksi tidak akan tercapai tetapi volume dan flow rate dari fluida masih
dapat dianalisis bersamaan dengan drill stem.

BAGIAN BAGIAN DST

Analisa DST Secara Kualitatif


Dalam menganalisa secara kualitatif, perlu diperhatikan tekanan sebagai
fungsi dari waktu yang biasanya direkam pada pelat metal. Berikut beberapa hal
yang dapat dianalisa secara kualitatif dari rekaman pelat metal tersebut:
1. Karakteristik dari reservoir yang diuji berhubungan dengan kandungan fluida
reservoir.
2.   Kejadian mekanis yang terjadi di dalam sumur.
3.   Tindak lanjut untuk DSTsecara kuantitatif.
Untuk memeriksa hasil rekaman DST perlu dilakukan beberapa
langkah berikut:
1.  Pressure base line harus lurus dan jelas.
2. Perbandingan dari initial hydrostatic pressure dengan final hydrostatic
pressure harus sama besar. Hal ini harus sesuai dengan berat jenis lumpur yang
digunakan serta kedalamannya.
3. Rekaman kurva periode aliran dan penutupan harus terekam dengan baik dan
bergusi sebgai kurva yang menerus (smooth).

1.Analisa DST Secara Kuantitatif


Analisa DST secara kuantitatif menggunakan metode Horner periode tutup
pertama dan kedua sehingga berfungsi untuk menentukan karakteristik reservoir.
Karakter reservoir yaitu: demage ratio, permeabilitas lapisan (k), dan faktor skin.

2.Grafik Tekanan.
 Kegiatan pengujian DST direkam di dalam recorder, yang berisi grafik
tekanan terhadap waktu (Pressure vs Time Plot). Hal ini bertujuan untuk
mengetahui shut-in atau static pressure pada pada reservoir yang diuji. Pertama
yang dilakukan adalah membuka katup DST (flowingperiod) kemudian menutup
katup kembali. Hal ini menyebabkan tekanan naik mengarah ke tekanan statis
reservoir. Tekanan ini  dapat terjadi atau mungkin tidak, tergantung berdasarkan
pada sifat reservoir dan lamanya shut-in periodnya. Kemudian pembukaan kedua
(second flowing period) disertai penutupan yang kedua dipakai yang berfungsi
untuk menghitung produksi fluida serta reservoir parameter. Setelah terjadi
flowing yang kedua, dan shut-in yang kedua, tekanan akan naik menuju tekanan
statis. Tekanan ini biasanya lebih rendah dari tekanan statis reservoir.

3.Penerapan Drill Stem Testing: Cased Hole


Dilakukan setelah sumur diselubungi, kegunaan dari cased hole drill stem
testing adalah untuk memperbaiki packer produksi. Kemudian sumur diuji flownya
melalui perforasi pada selubung. Ada dua jenis dalam cased hole testing,
yaitu: pressure operated dan mechanically operated.

4.Open Hole
Open hole drill stem testing merupakan pengujian yang paling ekonomis yang
digunakan untuk mendeterminasi kapasitas produktif, tekanan, permeabilitas,
atau  tingkatan minyak dan gas reservoir karena pengujian ini dilakukan sebelum
proses penyelubungan. Peralatan untuk menguji, dijalakan di dalam sumur, dan
zona yang di kehendaki terpisahkan menggunakan inflate atau compression-set
packers, berdasarkan kebutuhan dan kondisi pemboran.

5.Prosedur
Selama normal pemboran sumur, pemboran mud dimasukan ke dalam drill
stem dan keluar melalui drill bit. Dalam DST, drill bit dilepaskan dan diganti
dengan alat DST dan alat meningkat ke bagian atas, dan bawah saat sedang diuji.
Alat ini dikenal sebagai packers dan dipakai untuk menyekat antara dinding lubang
bore dan pipa bor, memisahkan daerah yang diinginkan. Katup terbuka,
mengurangi tekanan pada drill stem hingga ke terkanan permukaan, menyebabkan
fluida mengalir ke luar dari fomarsi packed-off dan atas permukaan.

6.Prosedur Alternatif
Berdasarkan objektif pengujian dan cakupan kerja, DST memungkinkan untuk
digunakan dalam beberapa kombinasi dari eksplorasi dan proses penyelesaian
seperti fluid loss control dan well control, pengujian closed chamber, stimulasi
sumur, dan kombinasi antara DST dan TCP.

7.Teknik Closed Chamber DST. 


Teknik closed chamber DST objek dari fluida yang masuk ke dalam drill pipe
pada saat initial flowing period, bisa berupa gas, minyak atau air. Teknik ini
memiliki fungsi untuk memperkirakan berapa produksinya. Teknik closed chamber
DST menggunakan peralatan DSF dan peralatan permukaan yang biasa tetapi
dipakai alat untuk menutup drill pipe, agar terdapat shut-in pressure, dan alat
pengukur tekanan.
Ringkasan materi:

DRILL STEM
Drillstem test atau sering disebut DST merupakan suatu prosedur mengenai
produktivitas formasi dimana memisahkan dan menguji dari permeabilitas,
tekanan, dan kemampuan produksi dari formasi geologi selama proses pemboran
berlangsung. DST membutuhkan waktu yang singkat agar dapat diketahui dampak
dari fluida pemboran yang mempengaruhi formasi.

Cara melakukan uji DST yaitu dengan menghentikan pemboran dan kemudian
memproduksikan fluida formasi melalui pipa bor. Uji DST ini biasanya dilakukan
dengan dua periode. Periode pertama berupa pengaliran dimana terdiri dari uji alir
pertama dan kedua. Sedangkan periode kedua yaitu dua kali penutupan (tutup
pertama dan kedua).

Analisa pressure build up metode Horner pada kedua penutupan sumur dapat


dipakai sehingga mendapatkan besaran produktivitas dan karakteristik formasi.
Untuk pengembangan lebih lanjut, dibutuhkan interpretasi dini dari karakterisasi
reservoir. Data hasil DST dapat berupa tekanan formasi baik itu yang statis
maupun yang flowing, Short-term pressure transient test, indikasi tentang flow
rates, dan contoh cairan formasi.

Analisa DST Secara Kualitatif

1. Karakteristik dari reservoir yang diuji berhubungan dengan kandungan fluida


reservoir.
2.   Kejadian mekanis yang terjadi di dalam sumur.
3.   Tindak lanjut untuk DSTsecara kuantitatif.
Untuk memeriksa hasil rekaman DST perlu dilakukan beberapa
langkah berikut:
1.  Pressure base line harus lurus dan jelas.
2. Perbandingan dari initial hydrostatic pressure dengan final hydrostatic
pressure harus sama besar. Hal ini harus sesuai dengan berat jenis lumpur yang
digunakan serta kedalamannya.
3. Rekaman kurva periode aliran dan penutupan harus terekam dengan baik dan
bergusi sebgai kurva yang menerus (smooth).

 Analisa DST Secara Kualitatif

 Grafik Tekanan

 Penerapan Drill Stem Testing: Cased Hole

 Open Hole

 Prosedur

 Prosedur Alternatif

 Teknik Closed Chamber DST. 

Anda mungkin juga menyukai