Anda di halaman 1dari 34

ZOOLOGI VERTEBRATA

KATAK ( Rana sp) dan KODOK (Bufo sp)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Laporan Praktikum


Mata Kuliah : Zoologi Vertebrata
Dosen : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd.

Oleh :

NAMA : Eltra Cyta Ocktora


NIM : 59461264
KELAS : Biologi D/4
KELOMPOK : VI
ASISTTEN : Abdul Majid
Nia Daniah

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURDJATI
CIREBON
2011

KATAK ( Rana sp) DAN KODOK (Bufo sp)


I. TUJUAN
Untuk mengetahui Morfologi, Anatomi dan Taksonomi dari Katak ( Rana sp) dan Kodok
(Bufo sp).

II. LANDASAN TEORI


Katak dan kodok adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata
amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup
dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus
selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan
melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di
bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme
pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang dijadian bahan
penelitian kali ini adalah katak sawah (Rana canorivara).
Sistem pencernaan pada katak dan kodok terdiri dari mulut, kerongkongan, dari
kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang
melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak sawah tersusun atas
celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-
paru.
III. ALAT DAN BAHAN
III.1. ALAT
1. Bak preparat
2. Gunting
3. Cutter
4. Pinset
5. Penggaris
6. Alat tulis
7. Cairan chloroform
8. Jarum pentul

III.2. BAHAN
Katak ( Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).

IV. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2. Melakukan pembiusan pada hewan yang ajan diamati.
3. Mengamati bagian morfologi tubuhnya, lakukan pengukuran panjanng bagian-bagian tubuhnya
dari bagian anterior sampai posterior, setelah diamati kemudian digambar.
4. Kemudian melakukan pembedahan terhadap hewan tersebut. Mengamati bagian anatomi dan
digambar.
5. Membuat laporan sementara setelah selesai pengamatan.
6. Merapihkan dan mempersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
V.1. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran Kodok Katak
(Bufo sp) (Rana sp)
Panjang badan keseluruhan 14 cm 12 cm
Lebara badan keseluruhan 4 cm 2,5 cm
Panjang kaki depan 4,5 cm 2,5 cm
Panjang kaki belakang 8 cm 7 cm
Jumlah jari depan 4 cm 4 cm
Jumlah jari belakang 5 cm 5 cm
Diameter mata 1 cm 0,5 cm
Panjanng kepala 2,5cm 2,5 cm
Lebar kepala 2 cm 1,5 cm

Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp)


Katak ( Rana sp) Kodok (Bufo sp)
Ukuran badan lebih kecil Ukuran badan lebih besar
Kulit lebih licin dan mempunyai warna Kulitnya tidak licin dan warnanya
yang mencolok kecoklatan
Tidak mempunyai pundi hawa Selaput renang tidak terlalu jelas
Tidak mengalami penebalan pada kulit Mempunyai pundi hawa
Pankreasnya berwarna hijau Mengalami penebalan oleh zat keratin
Lidahnya bercabang Pankreasnya berwarna hitam
Lidahnya tidak bercabang

Perlakuan pada Katak (Rana sp) Perlakuan pada Kodok (Bufo sp)
Air dingin = Tidak bereaksi Air dingin = Tidak bereaksi
Air panas = Bereaksi Air panas = Bereaksi
Larutan Hcl = Bereaksi Larutan Hcl = Tidak bereaksi
Larutan Nacl = Tidak bereaksi Larutan Nacl = Tidak bereaksi

Katak (Rana sp) Kodok (Bufo sp)


V.2. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang pertama tentang zoology vertebrata dengan kelas Amphibia.
Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia
ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di
darat. Dan dapat kami jelaskan dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan spesies
Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
Yang pertama kami mengamati Katak (Rana sp) adalah satu anggota dari class Amphibia.
Secara morfologi Kulitnya selalu basah apabila hewan berada di luar air. Kulit dilengkapi dengan
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar
berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan
salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan
kulit. Kakikatak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang
kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium),
lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari
(digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
Jumlah jari katak tungkai depan empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang
wmemanjang yang berpotensi untuk melompat. Kulit katak sangat penting dalam respirasi dan
proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme
terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah
minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya,
mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan
kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular
memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya
dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran,
tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Kelenjar racun dapat
menimbukan iritasi pada kulit).Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas.
Dengan hasil pengukuran pada morfologi Rana sp
Panjang badan keseluruhan 14 cm
Lebara badan keseluruhan 4 cm
Panjang kaki depan 4,5 cm
Panjang kaki belakang 8 cm
Jumlah jari depan 4 cm
Jumlah jari belakang 5 cm
Diameter mata 1 cm
Panjanng kepala 2,5cm
Lebar kepala 2 cm
Setelah dilakukan pembedahan terlihat adanya
sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis.
Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan
ekspirasi. Keduanya dengan mulut tertutup. Katak memiliki
tulang-tulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme
pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan
perut yang saling berhubungan satu sama lain. Paru-paru
divertilasi dengan pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar.
Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui kulit karena laju vertilasi paru-paru tidak cukup
untuk membawa keluar.
Sistem pencernaan pada katak (Rana sp) terdiri dari mulut, kerongkongan, dari
kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang
melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak tersusun atas celah
glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru.
Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar penceranaan. S
aluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring,
kerongkongan, Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah kiriperut katak. Hal
bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian diteruskan ke usus., usus 12 jari,
usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu,
dan pancreas. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat
digunakan untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan
mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia
dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang
berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung
menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan.
Dengan klasifikasi katak sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
Fylum :Chotdata
Sub fylum :Vertebrata
Kelas :Amphibia
Famili :Ranidae
Genus :Rana
Spesies :Rana sp

Yang kedua kami mengamati kodok (Bufo sp), secara morfologi Kepalakodok dan badan
lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi
dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan,
2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan,
2 mata yang besar spherikdengan diameter 1 cm, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh
membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata
mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening
membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang
badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine
dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi. Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki
depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan
bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha
(femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
Kulitnya sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi
bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan,
penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang
menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan
minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus.
Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat
abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai
kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di
keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi
pada kulit.kodok adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian
tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian
belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral.
Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut
atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi diatas klasifikasi kodok adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fylum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Annura
Famili : Bufodae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo sp
Struktur dan fungsi kodok ialah Pada kepala terdapat
:rims oris yang lebar untuk masuknya makanan, nares
externs mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang
arganon visus (mata) yang bulat. Di belakang mata terdapat
membrane tympani untuk menerima getaran suara. Pada
akhir tubuh terdapat anus yang berfungsi sebagai
pintu pelepas faeces, urine dan sel
kelamin.Extremitas muka yang berupa kaki atau
tangan berukuran pendek, terdiri atas : brachium
(lengan atas) yang berupa humerus, antibracium
(lengan bawah) yang berupa radioulna, carpus
(pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang
terdiri atas metacarpus dan phalangus (jari – jari);
pada telapak tangan terdapat palm, di bawah jari
pada hewan jantan terdapat penebalan terutama
pada musim kawin.
Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki
bawah) yang terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri
atas meta tarsus dan phalangus (jari – jari). Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar di
sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh
lendir, dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae
sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapt
denta vomerin terdapat dua lubang nares interns yang berhubungan dengan narens externs.
Dengan hasil pengukuran pada morfologi Bufo sp
Panjang badan keseluruhan 12 cm
Lebara badan keseluruhan 2,5 cm
Panjang kaki depan 2,5 cm
Panjang kaki belakang 7 cm
Jumlah jari depan 4 cm
Jumlah jari belakang 5 cm
Diameter mata 0,5 cm
Panjanng kepala 2,5 cm
Lebar kepala 1,5 cm
Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu
bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai
alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa
bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Kelenjar
pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada
intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas
beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam
fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu
kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang
dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan
sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.
Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan
ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh
tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama
– sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin
oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat
– sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang
bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung
aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior
dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir
masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan,
darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru –
paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah
paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.
Organ reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan
terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas
ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat
saluran yang disebutfasadefferensia yang
bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat
kloaka mengalami pembesaran yang disebut
vesicusa seminalis yang berfungsi untuk
penampungan sementara spermatozoa. Organ
reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium
yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh
diikat oleh penggantungnya yang disebut
mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada
ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior
oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari
tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin”
terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara
katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel – sel
gametnya ke luar tubuh.
Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat
terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal.
Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan
dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila dipanadang dari
sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :
1. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
2. 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol
kebebasan.
3. Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
4. 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
5. Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
6. Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di otak
dan terdapat sepuluh pasang yang akan mengontrol aktifitas alat – alat sensori, otot daging dan
lain – lain.
Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar
kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung yang secara
morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.
1. Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas :
Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang membentuk
dinding perut.
2. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
3. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan
menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.

VI. KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan spesies yang
kami amati dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp) ialah,
Katak ( Rana sp) Kodok (Bufo sp)
Ukuran badan lebih kecil Ukuran badan lebih besar
Kulit lebih licin dan mempunyai warna Kulitnya tidak licin dan warnanya
yang mencolok kecoklatan
Tidak mempunyai pundi hawa Selaput renang tidak terlalu jelas
Tidak mengalami penebalan pada kulit Mempunyai pundi hawa
Pankreasnya berwarna hijau Mengalami penebalan oleh zat keratin
Lidahnya bercabang Pankreasnya berwarna hitam
Lidahnya tidak bercabang
Dan dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatasa antara organ reproduksi pada
katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat sepasang testis
(bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat
penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu
: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah
yangsedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru –
paru. Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat
terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf
spinal. Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot, Otot lurik, Otot daging
gilig, Otot daging sfingter

1. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati morfologi dan situs vicerum dari hewan yang termasuk Phylum
Annelida yang diwakili oleh cacing tanah (Pheretima sp).

1. Dasar Teori
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang, adalah kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan platyhelminthes dan
nematelminthes, annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah memilki
rongga tubuh sejati ( hewan selomata), nama annelida merupakan heawan yang
struktur tubuhnya paling sederhana (susanti, baiq hana 2010)

Annelida berarti “cacing kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian
cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida. Terdapat sekitar
15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang dari 1 mm
sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut,
sebagian besar habitat air tawar, dan tanah lembab. Kita dapat menjelaskan anatomi
filum Annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah. Selom
cacing tanah terpartisi oleh septa, tetapi saluran pencernaan, pembuluh darah
longitudinal, dan tali saraf menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh
hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen) (Campbell, 2003)
Filum Annelida merupakan cincin kecil bentuk, berarti cacing yang berbentuk cincin
kecil. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegment- segment.
Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Pada
umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat
komensal pada hewan-hewan aquatic, dan ada juga yang bersifat parasit pada
vertebrata. Annelida di samping tubuhnya bersegment-segmen, juga tertutup oleh
kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis; sudah mempunyai sistem
nervosum, sistem kardiovaskula tertutup, dan sudah ada rongga badan atau celom
(Radiopoetro, 1996)

Tanda-tanda karakteristik filum Annelida yaitu: 1) Bilateral; simetris; tubuh panjang


dan jelas bersegmen-segmen, 2) Adanya alat gerak yan berupa bulu-bulu kaku
(setae) pada tiap segmen (tidak terdapat pada beberapa bentuk), 3) Badan tertutup
oleh kutikula yang licin, 4) Dinding badan dan traktus digestivus dengan lapisan otot
sirkuler dan longitudinal, 5) Traktus digestivus lengkap, tubuler, memanjang sesuai
dengan sumbu badan, 6) Sistem kardiovaskular adalah sistem tertutup, pe,mbuluh-
pembuluh darah membujur, 7) Respirasi dengan kulit, 8) Organ eksresi terdiri atas
sepasang nephridia pada tiap segment, 9) Sistem pusat terdiri atas sepasang ganglia
cerebrales pada ujung dorsal otak, 10) Kebanyakan bersifat hermaphrodit dan
perkembangan secara langsung (Radiopoetro,1996)

Hewan ini hermafrodit tetapi tidak pernah mengalami pembuahan sendiri, hidup di
dalam tanah dan menggemburkan tanah. Letak cliteluim pada Pheretima sp terdapat
pada segmen 13-15, sedangkan pada Lumbricus terestilis terletak pada segmen ke
32-37 bagian tubuh.Klasifikasi dari cacing tanah (Pheretima sp) yaitu

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Oligochaeta

Ordo : Ophistophora

Familia : Meganscoleci dae

Genus : Pheretima
Species : Pheretima sp

A. Morfologi
 Bentuk tubuh bulat, ditengah-tengah segmen terdapat setae/rambut yang
berfungsi membantu pergerakan.
 Disebelah anterior tubuhnya terdapat prestomium dan pada bagian posterior
terdapatanus.
 clitelium adalah penebalan kulit pada segmen 32-37
 Lubang spermateka terletak pada bagian vertikal; segmen ke 9 dan 10, masing
masing di kiri dan kanan, ada dua pasang.
 Lubang genetalia betina pada bagian ventral tubuh pada segmen ke 14, ada
sepasang.
 Lubang genetalia jantan ada sepasang pada segmen ke 15 sebelah ventral
tubuh.nephridiofor (lubang sekresi amoniak, urea, dsb) pada segmen ke 28, 29,
dan 30 sebelah ventro lateral.

B. Situs Vicerum
Untuk melihat alat-alat tubuh bagian dalam dilakukan pembedahan. Alat-alat yang
membentuk situs vicerum dari anterior ke posterior adalah sebagai berkut:
 pharink, terdapat pada segmen ke 3,4,dan 5.
 kerongkongan, terdapat pada segmen ke 9-14.
 proventrikulus, pada segmen 17-18. Usus, pada segmen ke 19 arah posterior.
 spermateka, ada dua pasang pada segmen 9-10, merupakan alat untuk
menyimpan sperma yang berasal dari cacing lain sampai diperlukan untuk
membuahi sel telur yang sudah masak.
 vesica seminalis, alat untuk menyimpan sperma belum masak dari cacing itu
sendiri terdapat pada segmen 9-13.
 testis, pada segmen ke 10-11 terdapat sepasang yang berfungsi
menghasilkan sperma belum dimasak.
 vasderferens, saluran sperma dari vesikula seminalis menuju lubang genitalia
jantan, pada segmen ke 10-15.
 ovarium, pada segmen ke 13.
 kelenjar prostat, pada bagan posterior clitelium.

C. Sistem Saraf
Untuk melihat sistem saraf di bagian ventral tubuhnya, maka semua alat di dalam
tubuhnya harus dikeluarkan. Cincin saraf letaknya miring vertikal dan
melingkariPharink. cincin saraf ini terdiri dari:
 ganglion supra pharink, terdapat diatas pharink
 ganglion subpharink, terletak dibawah pharink.

1. Alat dan bahan

Alat :
1. Disecting set (1 set)
2. Baki percobaan (1 papan)
3. Jarum pentul (5 buah)
4. Kloroform (secukupnya)
5. Kapas (secukupnya).
6. Loupe (1 buah)
Bahan :
1. Cacing Tanah (1ekor)

1. Langkah Kerja

1. Biuslah cacing tanah meggunakan kloroform.


2. Gambarlah morfologi cacing tanah, beri keterangan dan tulis klasifikasinya.
3. Tusuklah bagian dorsal, dalam bak bedah yang sudah diberi sedikit air.
4. Gunting kulit cacing secara mid dorsal, mulai dari posterior ke arah anterior
tubuh sampai ke ujung prostomium, kemudian hewan direntangkan dengan
jarum pentul.
5. Gambarlah bagian-bagian viseralnya dan beri keterangan secara jelas dan
lengkap.

1. Analisis Data

Gambar morfologi cacing praktikan Gambar cacing saat


dibedah
Gambar morfologi cacing dari referensi Gambar fisiologi
cacing referensi

Keterangan gambar

1. Prostominum
2. Rongga mulut
3. Ganglion otak
4. Septum
5. Septum
6. Jantung
7. Vasa eferantsia
8. Vasa deferensia
9. Ovar
10. Saluran telur
11. Crop
12. Pembuluh dorsal
13. Gizard
14. Intestinum
15. Typholosole
16. Batang saraf ventral.
17. Esophagus
18. Receptacullum seminalis
19. Oesophagus
20. Testis
21. Saluran sperma
22. Vestimulusseminalis

1. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami telah mengamati cacing tanah (Pheretimasp).
Pengamatan dilakukan dengan mengamati bagian morfologi, situs viserum dan
sisstem saraf, dengan hasil yang kami dapati sebagai berikut:
1. Morfologi
Cacing tanah memiliki bentuk tubuh bulat, panjang silindris, dengan kiraan 2/3
bagian posteriornya. Tubuh bersegmen-segmen, di tengah-tengah segmen
terdapat stae/ rambut yang berfungsi membantu pergerakan. Dinding tubuh
mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal. Disebelah anteriornya
terdapat prestomium dan pada bagian posterior terdapat anus. Warna tubuh merah
kecoklatan, permukaan atas berwarna merah dan dari luar aorta dorsalis kelihatan
jelas permukaan bawah lebih pucat. Klitelum merupakan penebalan kulit yang
terletak pada segmen 13-17. Dari letak klitelum ini, dapat disimpulkan bahwa jenis
cacing yang diamati ini merupakan Pheretima sp karena padaPheretima sp letak
klitelum terletak pada segmen 13-15.
Lubang spermateka terletak pada bagian vertikal, pada segmen ke 18 (tepat di
segmen setelah klitelum). Selain itu, diemukan pula,sepasang lubang genetalia
betina pada bagian ventral tubuh, tepatnya pada segmen ke 9 dan lubang genetalia
jantan pada segmen ke 10. Sistem ekskrasi cacing tanah berupa nephridios pada
setiap segmen terdapat sepasang. Nefridiofor (lubang sekresi amoniak, urea, dan
sebagainya) pada segmen 30-32 pada daerah ventro lateral.Cacing tanah tidak
mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang
peka terhadap sinar.

1. Situs vicerum
Untuk melihat alat-alat tubuh yang terdapat pada bagian dalam, maka dilakukan
pembedahan. Alat-alat yang membentuk situs vicerum dari anterior ke posterior
yang terlihat antara lain adalah pharink, kerongkongan, proventikulus,spermateka,
vesica seminalis, testis, vas deferens, ovarium dan kelenjar prostat.

Pharink terdapat pada segmen ke 4, namun biasanya terdapat pada segmen ke 3,4,
dan 5. Kerongkongan terdapat pada segmen ke 10-12, namun biasanya terdapat pada
9-14. Proventikulus atau lambung tidak ditemukan, namun biasanya proventrikulus
terletak pada segmen 17-18 sedangkan usus terdapat pada arah posterior.

c. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan ova, dan
terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen ke-
13 dan infudibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak diantara
segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk kantong
telur. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding
vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testis bagian ujung, dan
melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus
itu bermuara keluar.

Spermatozoa yang telah meninggalkan testis, akan masuk ke dalam vesicular


seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat
hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen 9 dan 10;
10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat penampung
spermatozoa dari cacing lain.

Pada organ reproduksi ditemukan spermateka, vesica seminalis, testis, vas deferens,
ovarium dan kelenjar prostat. Spermateka terdapat pada segmen ke 18, namun
biasanya spemateka terletak pada segmen ke 9-10. Spermateka terdiri dari dua
pasang, yang merupakan alat untuk menyimpan sperma yang berasal dari cacing
lain, sampai diperlukan untuk membuahi sel yang sudah masak. Vesica seminalis
juga tidak terlihat pada percobaan ini, namun biasanya vesica seminalis ini terletak
pada segmen ke 9-13. Vesica seminalis ini mempunyai fungsi untuk menyimpan
sperma yang belum masak. Testis berfungsi untuk menghasilkan sperma yang belum
dimasak. Sepasang testis terletak pada segmen ke 10. Vas deferens merupakan
saluran sperma dari vesikula seminalis menuju lubang genetalia jantan yang terletak
pada segmen ke 10-15, namun pada hal ini ditemukan pada segmen ke 9-10.
Ovarium terletak pada segmen ke 9 biasanya ovarium terdapat pada segmen ke 13.
Serta kelenjar prostat yang tidak terlihat terdapat pada segmen keberapa, namun
biasanya kelenjar prostat terdapat pada bagian posterior clitelum.

c. Sistem Saraf
Untuk melihat sistem saraf dibagian ventral tubuhnya, maka semua alat dibagian
dalam tubuhnya harus di bersihkan dan dikeluarkan, karena tubuh cacing tanah
banyak terdapat kotoran sejenis lumpur yang menggangu pengamatan. Sistem saraf
cacing tanah trdapat di sepanjang tubuh cacing, tepatnya di sebelah dorsal pharynx
(miring vertical dan melingkari pharing) di salam segmen yang ke-3 dan terdiri
ganglion ceberal, yang tersusun atas sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada
tiap ruas.

Cacing tanah hidup di dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah.
Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu. Selain itu, cacing
ini tidak dapat bertahan hidup ketika terkena cahaya. Klasifikasi dari cacing tanah
yang telah diamati adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Anellida

Kelas : Oligochaeta

Ordo : Haplotaxida

Family : Megascolecidae

Genus : Pheretima
Species : Pheretima sp

1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, kami telah mengamati morfologi, dan anatomi dari cacing
tanah (pheretima sp). Pada morfologi bentuk tubuh bulat dan terdapat
stae,prostemium, anus, klitellum, spermateka dan nefridiofor.Sedangkan
anatominya dapat dilihat melalui proses pembedahan, diantaranya terdapat farink,
kerongkongan, proventriulus, dan organ reproduksi yang terdiri dari spermateka,
vesica seminalis, testis, vas deferens, ovarium dan kelenjar prostat. Sedangkan untuk
sistem saraf cacing tanah, trdapat di sepanjang tubuh, tepatnya di sebelah dorsal
pharynx (miring vertical dan melingkari pharing) di salam segmen yang ke-3 dan
terdiri ganglion ceberal, yang tersusun atas sebuah ganglion dan sepasang saraf
lateral pada tiap ruas

MAR

20

LAPORAN PRAKTIKUM ANNELIDA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Topik Praktikum : FILUM ANNELIDA


1.2. Tujuan Praktikum
Melalui kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
 Mengamati salah satu angota dari kelas polychaeta maupun oligochaeta
 Memperhatikan ciri- ciri utama hewan- hewan yang termasuk ke dalam kelas polychaeta
dan oligochaeteta, serta menjelaskan perbedaan masing- masing.
1.3. Landasan Teori
Annelida berasal dari kata Annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang
atau ruas-ruas, danOidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal
sebagai cacing gelang. Annelida berbeda dengan kelompok hewan lain, hewan ini
mempunyai struktur tubuh yang lebih kompleks dengan karakteristik :
1. Tubuh dibagi menjadi bagian-bagian yang bersegmen yang disebut metamer atau
somiter
2. Terdapat rongga tubuh yang merupakan pembatas antara saluran pencernaan dengan
dinding tubuh.
3. Terdapat segmen preoral
4. Sistem saraf terdiri dari sepasang ganglion preoral dorsal ,otak dan sepasang korda
saraf
5. Kutikula tidak berkitin dan permukaan tubuh terdapat bulu- bulu atau setae.
Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi
gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom
bersepta(bersekat), tetapi saluran pencernaan,pembuluh saraf dan tali saraf memanjang
menembus septa itu. Sistem pencernaan terdiri atas: faring, esophagus,
tembolok,empedal, dan usus halus. Sistem sirkulasi tertutup tersusun atas jaringan
pembuluh darah yang memiliki hemoglobin. Pembuluh darah kecil pada permukaan
tubuh cacing tanah berfungsi sebagai organ pernapasan. Cacing ini lebih tinggi
taksonomi nya dibandingkan dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes karena
telah mempunyai ronngga tubuh sejati, umumnya cacing ini bersifat bebas namun ada
juga yang bersifat parasit.
Terdapat sekitar 15.000 spesies Annelida yang telah diketahui menghuni habitat
laut, air tawar dan tanah yang lembab. Annelida yang hidup di tanah, berperan penting
dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang
penting untuk menjag kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting
adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampumenghancurkan sampah dan membantu
proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumberprotein bagi
ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta(cacing hutan), Tubifex (cacing air), Lumbricus
rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat untukmengobati penyakit
tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
1. Struktur Tubuh Annelida
Tubuhnya simetri bilateral dan dilapisi oleh kutikula. Ruas tubuhnya tidak hanya
berada di bagian luar saja tetapi juga di sebelah dalam. Setiap ruas memiliki alat
reproduksi, alat eksresi, otot, dan pembuluh darah. Antara ruas-yang satu dengan yang
lain berhubungan, sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang terkordinasi. Segmentasi
yang demikian dissebut metameri.
Lapisan penyusun tubuh 3 lapis atau
triploblastik yaitu terdiri dari endoderma,
mesoderma, dan ektoderma. Mesoderma
berkembang menjadi semacam kantong yang
berisi cairan. Dinding luar kantong ini melekat
pada ektodermayang disebut lapisan somatik,
sedangkan dinding dalamnyamelekat pada
endoderma dan disebut lapisan splanklin

2. Sistem Organ Pada Annelida

a.Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan
faring, esifagus ( kerongkongan ), tembolok, empela,intestinum ( usus halus )dan anus.
b. Sistem Eksresi
Alat eksresi Annelida berupa sepasang nefrida yang terdapat pada tiap- tiap
segmen, yang disebut sebagai metanefrida. Hewan ini mempunyai sistem peredaran
darah tertutup. Pembuluhnya membujur dengan cabang- cabang kapiler kecil yang
terdapat pada setiap segmen.
c. Sistem Respirasi
Alat pernafasannya berupa kulit atau insang.
d. Sistem Reproduksi
Annelida dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Meskipun Annelida
bersifat hermaprodit, tapi untuk terjadinya fertilisasi tetap diperlukan perkawinan
antara dua individu cacing. Alat reproduksinya disebut Klitelium

3. Penggolongan Annelida
Annelida digolongkan dalam tiga kelas , yaitu Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudine.
A. Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly yang
artinya banyak, dan chaeta berarti rambut.
Gambar : cacing palolo Polychaeta artinya cacing berambut
banyak. Semua anggotanya hidup di laut
dan dapat dibedakan antara jantan dan
betina. Tubuhnya memiliki banyak rambut
yang tumbuh pada parapodia ( semacam
kaki). Pada masing- masing ruas tubuhnya,
terdapat sepasang parapodia. Polychaeta
mempunyai metamatrei yang sangat baik.

Panjang tubuhnya antara 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada bagian anterior tubuh
terdapat kepalayang dilengkapi dengan mata,tentakel,serta mulut yang
berahang. Tubuhnya berwarna menarik seperti hijau, merah, merah muda, atau
campuran warna lain.
Contoh : Neresis, Arenicola, Spirobranchus giganteus,Progmathopora lapidosa,Eunice
viridis ( cacing palolo) dan Lysidice spec ( cacing wawo).

B. Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan kata chaeta yang
artinya rambut . jadi Olichaeta merupakan cacing yang memiliki sedikit rambut pada ruas
– ruas tubuhnya. Diantara ruas- ruas tubuhnya tidak terdapat parapodia. Kepala cacing
ini berukuran kecil,tanpa alat peraba/ tentakel dan mata.
Sebagian ruas tubuhnya, yaitu antara segmen ke 32-37 mengalami penebalan
yang disebut klitelium yang berfungsi untuk perkembangbiakan seksual. Fertilisasi pada
cacing ini terjadi secara internal. Telur yang sudah di buahi tersimpan dalam kokon yang
dihasilkan pada sekresi lendir. Bila telur menetas dari kokon akan keluar cacing- cacing
kecil. Cacing ini juga memiliki daya regenerasi yang tinggi.
Pernafasan dilakukan melalui permukaan tubuh. Keluar masuknya gas terjadi
secara difusi. Makanan nya berupa zat- zat organik yang diperoleh dari dari sisa- sisa
tumbuhan maupun sisa- sisa hewan . cacing ini membantu dalam bidang pertanian
karena dapat menggemburkan tanah.
Olygochaeta ada yang hidup di darat dan ada juga yang hidup di air. Contohnya
antara lain : Lumbricus trestris ( cacing tanah ), Tubifex sp ( cacing air tawar )
dan Moniligaster hautenii ( cacing raksasa )
Gambar Cacing Tanah

c. Hirudine
Habitat Hirudinae di air tawar, darat dan air laut. Tubuhnya tidak memiliki
rambut dan parapodia, bentuk tubuhnya pipih dan di kedua ujung tubuhnya terdapat
alat isap. Contoh Hirudinae yang paling umum yaitu lintah ( Hiruduno medicinalis).
Gambar : salah satu hewan yang termasuk
ke dalam kelas Hieudine yaitu lintah
( Hiruduno medicinalis )

BAB II
ALAT, BAHAN dan PROSEDUR KERJA

A. Alat

Nama Alat Jumlah

1. Papan dan alat seksi 1 buah

B. Bahan

Nama Bahan Jumlah

1. cacing tanah yang masih hidup 1 ekor


C. Prosedur Kerja

Pertama setelah alat dan bahan disediakan terlebih dahulu, maka kami
pun mulai melaksanakan kegiatan praktikum yaitu dengan menggambar
anatomi dari cacing tanah pada lembar laporan praktikum sementara,
kemudian menghitung jumlah segmen yang ada pada cacing tanah untuk
menentukan letak kliteliumnya. Selanjutnya kami membedah cacing tanah
untuk melihat kelenjar yang ada pada klitelium, dan menggambar hasil
praktikum pada lembar laporan sementara.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan kami :

Gambar Hasil Praktikum Gambar Pembanding

Pembahasan

Klasifikasi Ilmiah Cacing Tanah


Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Kelas : Clitellata

Ordo : Haplotaxida

Famili : Lumbricidae

Genus : Lumbricus
Jenis : Lumbricus rubellus
Bentuk luar cacing tanah
Bentuk tubuh panjang silindris denagn ± 2/3 bagian posteriornya sedikit memipih kearah
dorsoventralnya.
Tubuh bersegmen – segmen dan jelas ada anuli eksternal bersesuaikan dengan jumlah segmen dalam
yaitu ± 150 segmen dalam seluruh tubuhnya .warna tubuh pada permukaan atas ( felis dorsalis)
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis.
Mulut terdapat pada ujung anterior pada bagian yang disebut prostonium,yang tidak
merupakan segmen yang sebenarnya, bagian ventral mulut dibatasi oleh prostomium yang
merupakan segmen pertama. Anus terletak pada ujung segmen yang tercadual. Pada permukaan
tubuh cacing, terdapat beberapa lubang- lubang keluar dari berbagai alat atau organ didalam lubang
tersebut.
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen yang
dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak
memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima jantung. Cacing tanah
memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan
perbedaan intensitas cahaya dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki
kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing
tanah terletak di bagian anteri Kepala cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan
clitellum. Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat berpindah tempat.
Sistem pencernaan makanan
Untuk dapat menghancurkan makananya berupa zat - zat sisa organisme cacing tanah memiliki
sistem pencernaan makanan yang terdiri atas Rongga mulut yang terdapat pada segmen ke 1,2.
Pharynk yang terdapat pada segmen 3-4, esofagus pada segmen 5-7, perut/gizart/ventrikulus pada
segmen 8-9, intestium yang dimulai berasal dari sebelah belakang perut sampai ke anus, dan yang
terakhir terdapat pada segmen yang paling belakang.
Sistem reproduksi
Organ reproduksi betina pada cacing tanah terdapat ovarium sebanyak 2 pasang yang terdapat
pada segmen ke 10,dan 11 berwarna kekuning- kuningan, oviduct sebanyak 1 pasang yang terdapat
di sebelah posterior opvrarium, dan lubang pengeluarannya terdapat pada segm,en ke 13, selanjutnya
receptakulum seminalis yang berpasangan yang terdapat pada segmen 4/5.5/6,7/8 yang bentuknya
bulat pipih agak kecoklatan. Sedangkan organ reproduksi jantannya terdiri atas vesica seminalis yang
terletak pada segmen ke 16,17,18,19 yang berwarna kekuningan dan terdapat testes yang barada
pada vesica seminalis. Clitellum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel.
Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan
diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah
akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan
membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bisa menghilang pada usia tua.
Sistem pernafasan
Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu
untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat
kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap
cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering. Cacing
tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh.
Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Sistem gerak pada cacing tanah
Cacing tanah bergerak dengan dinding badan bagian bawah. Dinding badan bagian bawah
tubuh cacing terdiri atas 2 lapisan otot, yaitu :
1. stratum cirsulare yaitu lapisan otot sebelah luar
2. stratum longitudinale yaitu lapisan otot sebelah dalam.
Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah
itu sehingga bergerak . dinding intestium uga mempunyai lapisan otot yaitu stratum longitudinale.
Jika otot ini berkontraksi akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong makana dalam
trucus digentivus dan mendorong keluar sisa- sisa pencernaan .
Siklus Hidup Cacing Tanah
Sepasang cacing tanah dewasa dapat berkembang biak hingga menghasilkan 1500 ekor cacing
dalam satu tahun. Populasi cacing tanah mengalami peningkatan hingga 100% setiap 4-6 bulan.
Cacing tanah akan membatasi perkembangbiakan mereka agar sesuai dengan makanan yang tersedia
dan ukuran tempat hidup mereka.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu).
Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa
menyatukan organ kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Cacing tanah akan aktif
untuk bereproduksi pada keadaan hangat dan lembab.
Proses perkawinan pada cacing tanah

Cacing tanah dewasa dapat kawin kira-kira sekali setiap 10 hari, dan dari perkawinan itu, dapat
menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu kepompong dapat menampung hingga 10 telur, namun
biasanya hanya 4 cacing muda yang akan menetas.
Kepompong cacing tanah
Telur cacing tanah dapat menetas setelah 3 minggu jika cuaca hangat, namun bisa mencapai 3
bulan jika cuaca dingin. Saat anak cacing tanah siap keluar, kepompong berubah warna menjadi
kemerahan dan berukuran sebesar biji anggur. Anak cacing tanah yang baru menetas berukuran
sekitar 1.2 cm, tanpa organ reproduksi, berwarna keputihan dengan semburat merah muda yang
menunjukkan pembuluh darah mereka.
Cacing tanah akan mulai matang secara seksual saat clitellum terbentuk dengan sempurna (usia
10-55 minggu, tergantung spesies). Pertumbuhan berat tubuh cacing tanah akan melambat setelah
melewati tahap ini.
Sebagian cacing tanah akan mati pada tahun yang sama saat mereka dilahirkan. Sementara yang
lain dapat hidup hingga usia 5 tahun atau lebih. Cacing tua ditandai dengan bagian ekor agak pipih
dan warna kuning pada ekor sudah mencapai punggung. Bila cacing tanah masih produktif, warna
kuning masih ada di ujung ekor
PRAKTIKUM V

A. Judul : Ikan Mas (Cyprinus carpio, L)


B. Tujuan : Untuk mengenal bagian luar dan bagian-bagian columna vertebra, sistem pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem pernafasan, dan sistem urogenital pada ikan mas.
C. Dasar Teori
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk
dalam golongan Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan
menggunakan sirip dan bernafas dengan insang.
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan mulut dengan
bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang kadang-kadang satu pasang diantaranya
rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam.
Tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak diujung tengah
(terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior mulut terdapat dua pasang
sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil
saja tubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan
sirip. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu
dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat
hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan airlaut (dpl) dan
pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan
di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan,
baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah
tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina
yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya
pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat
aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma
tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir
fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air
atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai
tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna
bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari
umur dan ukuran atau bobot induk. Embrioakan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi
oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas
mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva.
Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan
bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini,
ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul
terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia.
D. Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Loupe
3. Disceting set
4. Papan bedah
5. Ikan mas
E. Prosedur Kerja
1. Menuliskan sistematika dari ikan mas (Cyprinus carpio, L)
2. Bentuk luar dan integument
a. Mempelajari dan menggambar bentuk luar mengenai caput, trunctus dan cauda.
b. Mengambil bentuk sisik tersebut beserta bagian-bagiannya.
3. Sectio
a. Menggunting ikan tersebut mulai dari anus sampai tutup insang kemudian membelok ke atas
sampai tulang punggung. Selanjutnya mulailah dari anus lagi guntinglah kea rah punggung.
Bagian dinding badan yang dibuka dilipat ke atas, hingga organ-organ dalam nampak jelas.
b. Memperhatikan bentuk, letak dan warna.
4. Sistem Cardiovaskuler
a. Cor tersusun oleh bagian-bagian sepasang vena, yaitu vena cardinalis anterior dan posterior
yang menuju ke sinus venosus: atrium dan ventrikel dan aorta ventrinalis.
b. Membandingkan atrium dan ventrikel.
c. Menggambarkan letak dan bentuk dari system ini
5. Sistem respirasi
a. Sistem respirasi tersusun oleh lembaran-lembaran branchia.
b. Mengambil satu lembar branchia dan memperhatikan lalu gambar dan tentukan bagian-
bagiannya.
6. Sistem Digestorium
Sistem digesti terdiri atas 2 (dua) bagian, yakni :
a. Trachtus digestivus yang terdiri atas esophagus, intestinum hingga anus.
Memperhatikan intestinum sampai anus sama lebarnya, intestinum memutar sebelum menuju
anus.
b. Glandula digestoria yang terdiri atas hepar dan vesica fallea yang berwarna hijau. Menggambar
system digestoriumnya
7. System urogenital
a. System ini akan Nampak dengan cara mengangkat bagian-bagian pada sistem digestoria.
Bagian-bagian yang nampak adalah berupa organ genital seperti gonad, sinus urogenital dan
porus urogenitalis.
b. Menggambar system urogenital.
8. Skeleton
a. Sisihkan musculi dan amati skeletonnya.
b. Memperhatikan dan gambar masing-masing skeletonnya.
c. Menggambar bentuk dari vertebra abdominal dan caudal dan beberapa jumlah ruas masing-
masing vertebra tersebut
F. Hasil Pengamatan
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio, L)
1
3
5
4
10
9
8
6
2
7
Gambar 1. Morfologi Ikan Mas

Keterangan : (1) sirip ekor, (2) linea lateralis, (3) sirip punggung, (4) operkulum, (5) mata, (6) ekor, (7) sirip
dubur, (8) sirip dada, (9) sirip perut, (10) kepala.

2. Insang

1
2
3

Gambar 2. Insang
Keterangan : (1) arcus branchialis, (2) hemotorachialis, (3) gill rakets.
3. Gelembung Udara

Gambar 3. Gelembung Udara


4. Jantung
Gambar 4. Jantung
5. Usus

Gambar 5. Usus

6. Anatomi Ikan Mas

Gambar 6. Anatomi pada Ikan Mas


7. Hati

Gambar 7. Hati
8. Tulang Belakang
5
1
2
3
4

Gambar 8. Tulang Belakang


Keterangan : (1) spina neuralis, (2) arcus neuralis, (3) canal neuralis, (4) prosecus transvesus, (5) canal
hemalis.

9. Tulang Vertebra 1
2
1
Gambar 9. Tulang Vertebra 1
Keterangan : (1) canal hemalis, (2) fuse procesus transvesus
10. Tulang Ekor
1
2
3

Gambar 10. Tulang Ekor


Keterangan : (1) arcus hemalis, (2) canal hemalis, (3) spina hemalis.
G. Pembahasan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa Ikan mas (Cyprinus carpio, L.)
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam golongan Teleostei.Tubuhnya
terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas
dengan insang. Dimana tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak
diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior mulut terdapat
dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya
sebagian kecil saja tubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif
besar dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi
dengan sirip.
Organ-organ pada ikan mas yakni bagian kepala. Bagian dari ujung mulut terdepan
hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada
bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang,
operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan
sebagainya. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai
pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur.Organ yang terdapat
pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu,
lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
Pada pengamatan yang dilakukan, dimana mengamati beberapa struktur anatomi dari
Ikan mas sebagai berikut:
1. Sistem cardiovascular
Sistem peredaran darah pada Ikan mas yaitu cor tersusun oleh bagian-bagian sepasang
vena, yaitu vena cardinalis anterior dan posterior yang menuju ke sinus venosus: atrium dan
ventrikel dan aorta ventrinalis, jantung terletak dibawah faring di dalam rongga parikambium,
yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior (muka). Fungsi jantung memompa
darah selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Darah dari seluruh tubuh yang
mengandung karbon dioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus
venosus adalah ruang atau rongga jantung yang terletak diantara ventrikel dan atrium. Pada
saat jantung mengendur, darah mengalir melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel
darah diteruskan ke konus ateriosus, kemudian menuju ke aorta ventralis dan dilanjutkan ke
insang. Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler-kapiler (Pembuluh-pembuluh
kecil). Kapiler-kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan mengambil oksigen dari
air. Dari kapiler-kapiler insang, darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-cabang.Dari
cabang-cabang aorta dorsalis ini darah mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian
tubuh. Selain darah juga mengambil kabron dioksida untuk dibawa kembali ke jantung
melalaui vena kava dan sinus venosus.
2. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada ikan yaitu ikan bernapas pada insang yang terdapat di sisi kanan
dan kiri kepala, insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk
dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang
disebut operculum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operculum.
3. Sistem Digestorium
Sistem digestorium pada ikan, Sistem ini terdiri atas dua bagian yaitu tractus
digestivus (saluran pencernaan ) dan glandula digestoria. Tractus digestivus terdiri atas bagian
dan organ-organ yaitu Cavum oris didalamnya terdapat :Lingua kecil
sekali.Oesophagus (batang tenggorok), berbentuk seperti kerucut. Intestinum (usus), berbelit-
belit, belum ada pembagian yang jelas. Anus (dubur). Vesica fellea (kandung empedu), di
bawah (ventral) dari oesophagus. Glandula digestoria (kelenjar-
kelenjar pencernaan makanan), yaitu Hepar (hati), warna kemerahan.Pancreas, tidak jelas
kelihatan.
4. Sisitem Ekskresi
Sistem ekskresi pada ikan Ikan mempunyai complement ekskresi berupa ginjal dan
suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital Lubang urogenital ialah lubang tempat
bermuaranya. System ini akan Nampak dengan cara mengangkat bagian-bagian padasistem
digestoria. Bagian-bagian yang nampak adalah berupa organ genital seperti gonad, sinus
urogenital dan porus urogenitalis. Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal opistonefros
yanng terikat di sisi dorsal (punggung) rongga tubuh. Bentuknya sempit memanjang, berwarna
coklat, dan ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi.
5. Sistem Skeleton
Fungsi rangka adalah sebagai berikut :
a. penegak tubuh
b. tempat melekatnya otot
c. pelindung organ-organ dalam
d. membentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan dapat dibagi menjadi 2 macam :
a. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dan lain-lain).
b. Rangka tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan).
Rangka pada ikan ada yang disebut visceral yaitu tulang penyokong insang dan ada
juga yang disebut appendicular yaitu tulang penyokong sirip.
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum (di bawah)
- pre operculum (di depan)
- interculum (diantara)
H. Kesimpulan
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk
dalam golongan Teleostei.Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan
menggunakan sirip dan bernafas dengan insang. Tubuh ikan mas agak memanjang dan
memipih tegak. Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil),
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan
mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja.ubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik
ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh
ikan mas juga dilengkapi dengan sirip

Anda mungkin juga menyukai