PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung: morfologi dan denyut jantung, pengaruh
suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung dan otomasi jantung.
METODE KERJA
-Katak Bufo sp
-papan gabus
-pinset
- jarum pentul
- cawan petri
-Cairan ringer
-stopwatch
2.3.Tata kerja
Ambil seekor katak dan rusakkan otak dan sumsum tulang belakang. Ikatkan katak pada
papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di garis median pada kulit perut dan
dada. Dengan pinset angkatlah episternum dan potonglah melalui tulang rawan sternum dengan
menggunting memanjang di samping stenum dan melalui bagian-bagian pektoral di kedua sisi.
Jantung akan terlihat dan angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah perikardiuum
sehingga jantung keluar dari kantong.
3.1.Hasil
-pada saat kontraksi : jantung berwarna pucat dan kontraksinya secara bergantian
Frekwensi jantung
No Perlakuan
(denyut per menit )
pada cairan ringer 96
1
(suhu kamar) denyut/menit
pada cairan ringer 99
2
(es) denyut/menit
pada cairan ringer dingin 95
3
(suhu kamar) denyut/menit
Pada cairan ringer 105
4
(panas) denyut/menit
c) Otomasi Jantung
frekuensi denyut jantung = 27/menit ketika jantung sudah dipisahkan dari tubuhnya dan
diletkan pada cawan petri yang berisi cairan ringer pada suhu kamar.
3.2.Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan, maka dapat akan di bahas secara
terperinci sebagai berikut :
Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium
dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruang disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak
adalah sistem peredaran darah tertutup dan sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar
peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali
melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus
kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali
oleh otot-otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk kesinus
venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang
kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru – paru dan mengalami
proses pertukanaran udara di alveolus paru – paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan.
Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian – bagian jantung berkontraksi bergantian.
Di sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan terjadi selama satu denyut lengkap.
2 peristiwa itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole, yang
mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru – paru dan ventrikel kiri ke aorta. Keadaan
saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warna pucat. Sedangkan bentuk relaksasi
otot jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembali ke atrium
kanan, dan dari paru – paru ke atrium kiri. Keadaan saat relaksasi otot jantung di tandai dengan
warna jantung merah kecoklatan.
Pada pengamatan tentang pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung , di
temukan hasil yang berbeda mengenai denyut jantung permenit. Pada percobaan pertama diberi
perlakuan dengan memberi cairan ringer suhu kamar dan diperoleh hasil jantung berdenyut 96
kali/menit. Larutan ringer berfungsi untuk mempercepat denyut jantung. Hal ini disebabkan karena
larutan ringer laktat bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot jantung
meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari frekuensi denyut
jantung normal.
Pada percobaan kedua diberi perlakuan dengan memberi cairan ringer dengan es yang
bersuhu 4℃ - 10℃ dan diperoleh hasil jantung berdenyut 99 kali/menit. Pada percobaan ini
jantung mengalami peningkatan karna di pengaruhi oleh perubahan suhu.
Pada percobaan ketigan diberi perlakuan dengan memberi cairan ringer dingin dengan suhu
kamar dan diperoleh hasil jantung menurun dari 99 kali/menit menjadi 95 kali/menit.
Pada percobaan keempat diberi perlakuan dengan memberi cairan ringer panas dengan
suhu 45℃ - 50℃ dan diperoleh hasil denyut jantung mengalami peningkatan menjadi 105
kali/menit. Hal ini disebabkan karena pada lingkungan dengan suhu tinggi akan terjadi
peningkatan metabolisme dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan laju respirasi meningkat
juga dan berdampak pada peningkatan denyut jantung.
Pada pengamatan tentang otomasi jantung, jantung dipisahkan dari tubuhnya kemudian
dimasukan dalam cawan petri yang berisi cairan ringer suhu kamar dan diperoleh hasil jantung
masih berdenyut. Hal ini di sebabkan karena jantung memiliki jaringan khusus pemicu jantung
yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang yaitu terdapat serabut purkinje dan
serabut his yang membuat jantung tetap berdenyut secara otomatis. Hal ini membuktikan bahwa
jantung yang dapat menjalankan fungsinya tanpa di pengaruhi oleh saraf.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum kardiovaskuler, maka dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum antung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium, dan satu
ventrikel.
2. Suhu dan zat kimia dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Suhu rendah (dingin) akan
menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan suhu tinggi akan meningkatkat frekuensi denyut
jantung. Hal ini juga berlaku pada zat kimia, dimana cairan asetikolin memperlambat kerja
jantung, sedangkan cairan adrenalin berfungsi untuk mempercepat kerja jantung.
3. Pengaruh suhu dan zat kimia menjelaskan tentang sifat jantung yang termolabil.
4. Jantung memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Tanpa
adanya koordinasi syaraf simpatis dan parasimpatis jantung tetap dapat berdetak diluar.
5. Otomasi jantung menjelaskan tentang pengaruh kerja jantung yang berkaitan dengan sifat
jantung sinsitium, dimana kerja jantung di pengaruhi oleh Organ berupa serabut yang bekerja
sebagai satu unit.
KARDIOVASKULER
NIM : 1809010052
KUPANG
2018