Anda di halaman 1dari 5

JURNAL MK HUKUM PIDANA

NAMA : HERAWATI DEWI WIDIANI

KLS/SEM : C/4

NIM : 2101070105

DOSEN PENGASUH : MERRYANA M. DOKO, SH, Mpd

NO PERTEMUAN PEMBAHASAN MATERI BUKTI SECREENSHOT


ATAU FOTO
1 Pertama (1) Materi tentang ,PIDANA
Senin,30-01-2023 Yang dimaksud dengan hokum pidana adalah hukum yang
mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-
kejahatan terhadap kepentingan umum perbuatan mana diancam
dengan hukuman yang merupakan penderitaan atau siksaan.
PENGERTIAN KEPENTINGAN UMUM
Badan dan pengaturan Negara seperti Negara,pejabat
Negara,pegawai negri UU,pertaturan pemerintah dan sbg.
MACAM-MACAM JENIS HUKUM
Menurut pasal 10 KUHP;
Pidana pokok(utama)
Pidana mati
Pidana penjara
- Pidana seumur hidup
- Pidana penjara selama waktu tertentu (setinggi2nya 20
tahun sekurang2nya 1 thn)
- Pidana kurungan (setinggi2nya 1 tahun)
- Hukum denda
- Hukum tutupan
Orang yang saya senter saat perkuliahan kemarin adalah: YANE T
TOTOS DAN SAYA SENDIRI , Bisa menjelaskan perbedaan
dari pelanggaran dan kejahatan serta menyebutkan contoh dari
masing-masing pelanggaran dan kejahatan .
2 pertemuan ke-2 Materi Tentang :
senin,06-03-2023
hukum pidana sebagai salah satu hokum public yang mengatur
hubungan individu atau masyarakat/warga negara dan juga
mengatur hubungan warga Negara dengan Negara,bertujuan
melindungi warga Negara dari kejahatan yang dilakukan oleh
orang (pelaku,pembuat) kejahatan yang juga pada dasarnya
melindungi hak-hak manusia semua warga Negara.
Ruang lingkup hokum pidana:
- Hukum pidana mteril adalah perbuatan-perbuatan mana
yang tidak boleh dilakukan ,yang dilarang dengan disertai
ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
barang siapa yg melanggar aturan tersebut.
- Hukum pidana formil: pengenaan pidana dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah
melanggar larangan tersebut
Ruang lingkup berlakunya hokum pidana :
- Berdasarkan waktu(diatur dalam buku pertama ,bab 1
pasal,KUHP)
- Dibatasi berdasrkan tempat dan orang (diatur dalam buku
pertama bab 1 pasal2-9 KUHP) .

 Landasan asas legalitas :


Asas legalitas (the principle of legality) yaitu asas yang
menentukan bahwa tiap-tiap peristiwa pidana (delik/
tindak pidana) harus diatur terlebih dahulu oleh suatu aturan
undang-undang atau setidak-tidaknya oleh suatu aturan hukum
yang telah ada atau berlaku sebelum orang itu melakukan
perbuatan.

 Trias politicia
- Kekuasaan legislatif atau membuat Undang-Undangan
yang dipegang oleh parlemen
- Kekuasaan eksekutifa yang menjalankan pemerintahan
yang dipegang oleh pemerintah .
- Kekuasaan yudikatif atau kehakiman

 Asas retroaktif
Pemberlakuan hukum secara surut (retroaktif) merupakan
penyimpangan dari prinsip utama hukum pidana (legalitas)
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (“KUHP”): “Suatu perbuatan tidak dapat
dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-
undangan pidana yang telah ada.”

 Asas lex tempores


yang menimbulkan larangan berlaku retro aktif bagi peraturan
pidana ini ada pengecualiannya seperti tertera pada pasal 1 ayat 2
yang menyatakan bahwa jika sesudah perbuatan dilakukan ada
perubahan didalam perundang-undangan dipakai peraturan yang
paling ringan bagi terdakwa.
Ada beberapa pandangan dalam arti perubahan perundang-
undangan .

 Ajaran formal
Formal, lebih kepada sebuah hal yang berbau aturan.
Yang berkaitan erat dengan etika yang mana etika tersebut
harus terlaksana dengan baik, dan sebagainya. Untuk
istilah kata ‘formal’ ini, juga biasanya sangat lekat dengan
beberapa lembaga yang resmi, dengan memiliki peraturan
serta alur dalam pelaksanaan sebuah tugas tertentu.

 Ajaran materil
Ajaran Materil, merupakan utang pajak yang timbul
karena diberlakukannya undang-undang perpajakan.
Dalam ajaran ini seseorang akan secara aktif menentukan
apakah dirinya dikenakan pajak atau tidak sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku. Ajaran ini konsisten
dengan penerapan Self Assesment System.

Orang yang saya senter saat perkuliahan kemarin adalah kak


jefriaris,karena dia bisa menyimpulkan pengertian dari asas legalitas.
3. Pertemuan ke-3 Materi tentang
Senin,13-02-2023 Batas berlakunya hukum pidana menurut waktu

Batas berlakunya hukum pidana menurut tempat diatur dalam


pasal 2,3,4,8,9 KUHP sedangkan batas berlakunya hukum pidana
menurut orang atau subjeknya diatur dalam pasal 5,6,7 KUHP .
Mengenai berlakunya hukum pidana menurut tempat dan orang
dikenal ada 4 asas yaitu
 Asas teritorial atau wilayah negara atau asas teritorialteit
(territorialteits-beginsel)
 Asas kebangsaan disebut juga dengan asas personaliteot
(personaliteis beginsel),asas nationalitet aktif atau asas
subjektif (subjektions prinzip)
 Asas perlindungan(becbermings beginsel) atau disebut
juga asas nasional pasif
 Asas persamaan (universaliteit beginsel) asas
universaliteit)

 Asas teritorial atau asas teritorialiteit

Asas Teritorial adalah asas yang mendasarkan diri pada


kekuasaan negara atas daerahnya. Oleh karena itu, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua
barang yang ada di wilayahnya. Semua orang dan semua
barang yang berada di luar wilayahnya berlaku hukum
asing (internasional).

Menurut meljatno,pada umunya pengecualian yang diakui itu


meliputi
- Kepala negara beserta keluarga dari negara
sahabat ,dimana mereka mempunyai hak
eksteritorial.hukum nasional suatu negara tidak berlaku
bagi mereka.
- Duta besar negara asing beserta keluarganya mereka juga
mempunyai hak eksteritorial
- Anak buah kapal asing yang berkunjung disuatu
negara,sekalipun ada diluar kapal.menurut hukum
internasional kapal perang adalah teritorial negara yang
mempunyainya.
- Tentara negara asing yang ada didalam wilayah negara
dengan persetujuan negara itu.
Asas teritorial diatur dalam pasal 2 yang berbunyi”aturan pidana
dalam perundang-undangan indonesia berlaku terhadap setiap
orang yang melakukan tindak pidana didalam wilayah indonesia “.

 Asas personaliteit adalah asas yang memberlakukan


KUHP terhadap orang-orang Indonesia yang melakukan
perbuatan pidana di luar wilayah Republik
Indonesia. Asas ini bertitik tolak pada orang yang
melakukan perbuatan pidana.
 Asas perlindungan (nasional pasif)
Asas ini menentukan bahwa hukum pidana suatu negara
berlaku terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan di
luar negeri, jika karena itu kepentingan tertentu terutama
kepentingan negara dilanggar diluar wilayah kekuasaan
itu. Asas ini tercantum di dalam pasal 4 ayat 1, 2 dan 4
KUHP.
 Asas universal/asas persamaan
Asas universal adalah asas yang menyatakan setiap orang
yang melakukan perbuatan pidana dapat dituntut ungang-
undang hukum pidana indonesia diluar wilayah negara
untuk kepentingan hukum bagi seluruh dunia .

Orang yang saya senter saat perkuliahan kemarin adalah kak


margareta,dimana dia bisa menjelakan makna dan contoh dari asas
perlindungan .

Anda mungkin juga menyukai