Anda di halaman 1dari 17

SEBAB SEBAB SESEORANG TIDAK DAPAT

DIHUKUM BERDASARKAN KUHP

DISAMPAIKAN PADA SEMINAR REGULER ANTAR DOSEN


FAKULTAS HUKUM UNIV. PALEMBANG
OLEH

ALI DAHWIR, SH

(Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Palembang.)


Pendahuluan
 Istilah Hukum Pidana mengandung beberapa
macam arti atau lebih tepat dikatakan bahwa
hukum pidana itu dapat dipandang dari
beberapa sudut yaitu :
 Hukum pidana Obyektif (Ius Poenale)
– HK Pidana dlm arti materiil (KUHP)
– HK Pidana dlm arti formil (KUHAP)
 Hukum pidana subyektif (Ius Puniendi)
Hukum Pidana

 Ada Tiga sentral dalam hukum pidana


yaitu :
1. Tindak Pidana ;
2. Pertanggungjawaban Pidana ; dan
3. Masalah Pidana dan Pemidanaan.
 Penyimpangan terhadap hk pidana dapat
berupa :
1. Kejahatan, atau
2. Pelanggaran.
 Hukum merupakan :
Standar, patokan atau pedoman perilaku orang
dalam hidup bermasyarakat.
 Apabila seorang anggota masyarakat
melanggar aturan yang telah dibuat dalam
undang-undang hukum pidana,berarti orang
tersebut telah melakukan tindak pidana dan
terhadap terhadap pelaku tindak pidana harus
diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang
ada.
 Tindak pidana akan ada apabila telah
terjadi pelanggaran terhadap hukum
pidana dalam arti obyektif, karena hukum
pidana dalam arti obyektif adalah,
sejumlah peraturan yang mengandung
larangan-larangan atau keharusan
keharusan dimana terhadap pelanggarnya
diancam dengan hukuman.
“Strafbaarfeit”(Tindak Pidana/ Peristiwa Pidana, dll)
 Unsur-unsur Strafbaarfeit :
1. Handeling; (Perbuatan)
2. Wederrechtelijk; (Melawan Hukum)
3. Stafbaar gesteld; (Diancam dg pidana)
4. Toerekeningsvatbaar; (Mampu
Bertanggungjawab)
5. Schuld. (Karena Kesalahan).
 Penanggung jawab peristiwa pidana adalah,
setiap orang yang menyebabkan (turut serta
menyebabkan) peristiwa pidana.
Judul: analisis ttg sebab2 seseorang tidak
dapat dihukum berdasarkan KUHP
 Adapun permasalahan yang akan dibahas
adalah :
Faktor2 apa saja yg
menyebabkan seseorang yg
sudah melakukan tindak pidana
tidak dapat dihukum
 Sebelum menjelaskan faktor 2 yang dimaksud
ada baiknya disini dibedakan anatara :
 Alasan peniadaan penuntutan
(Vervolgingsuitsluitingsgronden) dgn
 alasan peniadaan pidana
(Strafuitsluitingsgronden)
 Dalam makalah ini yg akan dibahas adalah
alasan peniadaan pidana
Alsan-alasan peniadaan pidana.
 Menurut Doctrine dibagi 2
1. Alasan pembenar (Rechtsvaardigingsgronden)
2. Alasan pemaaf (Schuldduitsluitingsgronden)

 Menurut Memorie van Toelichting (M.v.T)


1. Yg disebabkan oleh hal-hal dari dalam, dan
2. Hal-hal dari luar
1. Pasal 44 KUHP.
(Ontoerekeningsvatbaarhei
d)
 Pasal 44, KUHP.
“Tidak dapat pidana barang siapa melakukan
perbuatan oleh karena jiwa dari sipembuat itu
tidak tumbuh dengan sempurna atau
diganggu oleh penyakit sehingga sipembuat
tidak dapat dipertanggung jawabkan”
2. Pasal 48.KUHP (Overmacht)
Pasal 48 KUHP.
“ Barang siapa melakukan suatu perbuatan
didorong oleh keadaan memaksa tidak dapat
dipidana”

 Menurut Jonkers ini terbagi 3 yaitu :


1. Bersifat mutlak/absolut;
2. Bersifat relatif/nisbi; dan
3. Dalam arti noodtoestand.
3. Pasal 49 KUHP (Noodweer)

 Pasal 49 KUHP.
 Ayat (1) “ Barang siapa terpaksa melakukan
perbuatan untuk pembelaan, karena ada
serangan ketika itu yg melawan hukum,
terhadap diri sendiri maupun orang lain,
terhadap kehormatan, kesusilaan atau harta
benda sendiri atau orang lain, tidak dipidana. “
 Ayat (2)
“ Melampaui batas yang sangat perlu, jika
perbuatan itu seketika dilakukan karena
perasaan tergoncang dengan segera pada
saat itu juga, tidak dihukum”.

 Inilah yang sering disebut dengan


“Noodweer Exces” atau pembelaan yg
melampaui batas.
4. Pasal 50 (Wettelijk
Voorscrift)
Pasal 50 KUHP,
“ barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan peraturan undang-undang, tidak
boleh dihukum.”

Apa yg diperintahkan oleh UU atau wewenang


yg diberikan oleh suatu UU.
Pasal,51 KUHP(Ambtelijke Bevel)

 Pasal 51 KUHP ayat (1),


“ Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan perintah jabatan yg diberikan
oleh kuasa yg berhak untuk itu, tidak boleh
dihukum.”
syarat 2 yg ditentukan dlm pasal ini, yaitu :
1. Orang itu melakukan perbuatan atas perintah
jabatan.
2. Perintah harus diberikan oleh kuasa yg berhak
utk memberikan kuasa itu.
Kesimpulan
 Menurut ketentuan KUHP ada, 5 alasan
seseorang yang telah melakukan
“Strafbaarfeit” tidak dihukum yaitu :
 Pasal 44,
 Pasal 48,
 Pasal 49,
 Pasal 50, dan
 Pasal 51.

Anda mungkin juga menyukai