Anda di halaman 1dari 16

PERLINDUNGAN HUTAN

“Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan”

Oleh :
Kelompok III (Tiga)

5. Muhammad Ardany. A (M1A1 16 128)


1. Endah Puspa Agustina(M1A1 16 016) 6. Muhammad Isbar R. (M1A1 14 047)
2. Gusti Made Pryati G. (M1A1 16 018) 7. Muhammad Aminuddin I. (M1A1 16 220)
3. Jency Elmagary (M1A1 16 032) 8. Ali Mahmud (M1A1 13 065)
4. Dewi Kurnia (M1A1 13 176) 9. Baharuddin (M1A1 13 154)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu faktor perusak hutan yang
cendrung semakin sering terjadi di Indonesia. Permasalahan ini semakin
kompleks karena didukung oleh kondisi iklim kemarau yang panjang, kondisi
hutan yang berpotensi untuk terbakar, kesadaran masyarakat kurang dan
keterbatasan sarana dan prasarana.

Kebakaran hutan di Indonesia pada saat ini dapat dipandang sebagai


peristiwa bencana regional dan global. Hal ini disebabkan karena dampak
dari kebakaran hutan sudah menjalar ke negara-negara tetangga dan gas-
gas hasil pembakaran yang diemisikan ke atmosfer (seperti CO2)
berpotensi menimbulkan pemanasan global.
NEXT Tujuan

Dapat mengetahui pengendalian kebakaran hutan dan


lahan dengan pendekatan klimatologi

Dapat mengetahui pengendalian kebakaran hutan dan


lahan dengan pendekatan silvikultur

Dapat mengetahui pengendalian kebakaran hutan dan


lahan dengan pendekatan teknis

Dapat mengetahui pengendalian kebakaran hutan dan


lahan dengan pendekatan ekonomi sosial masyarakat

Dapat mengetahui pencegahan kebakaran hutan


berbasis masyaraka
PEMBAHASAN

1 Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan


Dengan Pendekatan Klimatologi

Klimatologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim, dimana kondisi


iklim terutama pada periode dimana curah hujannya rendah
merupakan salah satu pendorong terjadinya kebakaran.
Kerawanan kebakaran semakin tinggi akan terjadi jika ditemukan
adanya gejala El Nino. Gejala fenomena ini merupakan salah satu faktor
pendukung terjadinya kebakaran hebat.
Peristiwa kebakaran akan sangat rendah apabila musim hujan telah
stabil, dimana hampir setiap hari turun hujan. Pada kondisi ini hutan dan lahan
gambut akan tergenang oleh air sehingga bahan bakar mempunyai kadar
air tinggi dan sulit terbakar.Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor-
faktor alam seperti kekeringan, angin kencang, batu bara, dll.
NEXT

Pengaruh iklim mikro setempat yang


menggambarkan kondisi suhu, kelembaban
udara, kecepatan angin dan lamanya radiasi
matahari sangat berperan dalam
menstimulir terjadinya proses kebakaran.
Upaya pengendaliannya, yaitu, Balai
Pengendalian Perubahan Iklim dan
Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL)
melaksanakan patroli di berbagai daerah
yg mengalami kekeringan.
2 Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan
Dengan Pendekatan Silvikultur

Silvikultur adalah ilmu dan seni untuk mengelola tegakan hutan


melalui pembangunan dan pengendalian tegakan, pertumbuhan, struktur
dan komposisi tegakan, dan kualitas tegakan sesuai degan tujuan
pengelolaan hutan yang ditetapkan.
Kini para penyulut api semakin sulit dikendalikan. Sebaliknya,
bahan bakar di dalam hutan sesungguhnya dapat dimanipulasi dengan teknik
silvikultur yang mendukung. Silvikultur sebagai disiplin ilmu seni mengelola
hutan, kini dituntut lebih berkembang dan meluas sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan manusia.

Dalam suatu kawasan hutan bervegetasi campuran atau suatu


tanaman pangan dari berbagai umur, api dari sebuah kebakaran
permukaan mungkin dapat merambat dari semak-semak atau tanaman
bawah ke arah tajuk. Pohon-pohon mati yang menyandar ke pohon lain
juga membantu penyebaran api dari kebakaran permukaan ke
kebakaran tajuk
NEXT

Dengan adanya proses pembakaran hutan dan lahan maka perlu di


perhatikan praktek silvikultur yang tepat, misalnya pembersihan berkala,
pembuangan pohon-pohon atau vegetasi mati, merana, atau yang
terserang penyakit, guna memutus rangkaian vertikal bahan bakar.

Pengendalia yang dapat di lakukan dengan metode silvikultur yaitu


: Kegiatan pembalakan harus direncanakan sedemikian rupa untuk
menghindarkan terciptanya celah (pembukaan) yang lebar yang
bisa jadi dimasuki oleh species yang rawan kebakaran dan
meningkatkan resiko kebakaran hutan dan lahan, Pembersihan
bahan-bahan mudah terbakar sangat perlu untuk mengurangi
resiko kebakaran, Kegiatan reboisasi dan penghijauan telah
mendapat perhatian besar selama ini. Pemilihan jenis pohon dan
konservasinya harus direncanakan secara mantap dengan
memperhatikan kepentingan untuk mengurangi resiko kebakaran
hutan.
3 Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan
Dengan Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis ini dilakukan dengan pembuatan sekat-sekat bakar, baik


itu sekat bakar hijau atau jalur hijau (menggunakan tanaman tahan api
sebagai sekat), sekat bakar kuning atau jalur kuning (pembuatan sekat
bakar tanpa tanaman), dan sekat bakar pembakaran (pembuatan sekat
bakar dengan cara dibakar).

Terdapat paling sedikit 6 cara pengendalian teknis dalam strategi


pengendalian kebakaran hutan dan lahan, yaitu:

1 Perbaikan dan peningkatan infrastruktur jaringan hidrologi

Kegiatan ini meliputi pada tingkat makro-meso dan mikro


pada sistem jaringan pengaliran air baik alamiah maupun
buatan: Kegiatan ini meliputi kegiatan rehabilitasi dan
peningkatan jaringan tata air
NEXT

Perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan


2 dan jembatan di kawasan tertinggal atau
pedesaan

Tujuan dari program ini adalah untuk membuka suatu


kawasan dari keterbelakangan. Selain itu juga untuk
pemerataan pembangunan

Pemberian bantuan alat berat untuk


3
membuka lahan

Pemerintah melalui dinas perkebunan atau kementerian


pekerjaan umum memberikan bantuan alat mekanasi
pertanian tipe alat untuk menebang pohon, membersihkan
kayu dan juga membajak
NEXT

Pembangunan dan peningkatan kolam retensi atau


4
waduk di sekitar areal lahan yang sering terbakar

Kegiatan ini meliputi pembangunan waduk, kolam retensi, normalisasi


sungai, embung pada areal cekungan di wilayah lahan perkebunan,
pertanian, rawa mudah terbakur dan perkebunan gambut, atau kawasan
hutan tanaman industri.

5 Pembuatan sabuk hijau

Pekerjaan ini bertujuan untuk melakukan penanaman


tanaman pohon pada batas areal lahan produktif.

6 Peningkatan kapasitas sistem monitoring dan sistem


informasi
memeberikan informasi dimana, kapan, berada pada jarak berapa km dari
perkampungan, jarak ke perusahaan perkebunan atau perusahaan hutan.
Pemasangan papan reklame, peringatan dini, dan himbauan larangan membakar
hutan, dan melakukan monitoring atau patroli dengan melibatkan masyarakat
setempat.
Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan
4 Dengan Pendekatan Ekonomi Sosial
Masyarakat

Kebakaran hutan dan lahan secra tidak langsung membawa dampak


pada kehidupan sosial masyarakat pada tingkat nasional
maupun regional. Dampak dari kebakaran terhadap sosial hal ini
dikarenakan asap yang dihasilkan dari pembakaran mengganggu
kehidupan manusia

Upaya pengendalian yang di lakukan yaitu : pemberian kesempatan


pengelolaan lahan, pemberian insentif, ransangan dan dorongan,
kemampuan peningkatan masyarakat serta bimbingan dan
pendampingan.
5 Pencegahan
Masyarakat
Kebakaran Hutan Berbasis

Sumber api dihasilkan oleh profil manusia yang dalam mata


pencahariannya selalu menggunakan api sehingga sumber api
tersebut bersifat rutin.

Proses pencegahan yang di lakukan yaitu dengan mengadakan


pendidikan dan penyuluhan, Penyuluhan sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan kesadaran melakukan pencegahan,
memperoleh pengetahuan kerugian akibat kebakaran serta
menentukan pola kolaborasi pencegahan kebakaran dengan
masyarakat sekitar hutan.
Topik penyuluhan dan pendidikan yang diperlukan
masyarakat adalah pendidikan lingkungan dan kebakaran hutan,
penerapan teknologi pencegahan kebakaran, dan sosialisasi
peraturan yang berhubungan dengan kebakaran hutan dan lahan.
NEXT

Salah satu cara untuk menselaraskan antara minat pemerintah


dengan minat masyarakat dalam hal pencegahan kebakaran adalah
dengan cara menawarkan jenis-jenis aktivitas pencegahan yang
telah umum dilakukan kepada masyarakat.
PENUTUP
Upaya pengendalian pendekatan klimatologi, yaitu, Balai Pengendalian Perubahan
Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) melaksanakan patroli di
berbagai daerah yg mengalami kekeringan.

Upaya pengendalia pendekatan silvika yang dapat di lakukan dengan metode silvikultur
yaitu : Kegiatan pembalakan harus direncanakan sedemikian rupa untuk menghindarkan
terciptanya celah (pembukaan) yang lebar yang bisa jadi dimasuki oleh species yang rawan
kebakaran dan meningkatkan resiko kebakaran hutan dan lahan

Upaya pengendalian pendekatan teknis yaitu dengan pembuatan sekat-sekat bakar, baik
itu sekat bakar hijau atau jalur hijau (menggunakan tanaman tahan api sebagai sekat),
sekat bakar kuning atau jalur kuning (pembuatan sekat bakar tanpa tanaman), dan sekat
bakar pembakaran (pembuatan sekat bakar dengan cara dibakar), serta 6 cara
pengendaliannya

Upaya pengendalian pendekatan sosial ekonomi masyarakat yang di lakukan yaitu :


pemberian kesempatan pengelolaan lahan, pemberian insentif, ransangan dan dorongan,
kemampuan peningkatan masyarakat serta bimbingan dan pendampingan.

Proses pencegahan yang di lakukan yaitu dengan mengadakan pendidikan dan


penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A., Sumardi., Hadi, R., Purwanto dan Sabarudin, M.S. 2011. Studi sumber
penyebab terjadinya kebakaran dan respon Masyarakat dalam rangka
pengendalian kebakaran hutan Gambut di arealmawas kalimantan
tengah.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 8(5): 287-300.

Cahyono, S.A., Warsito, S.P., Andayani, W dan Darwanto, D.H. 2015. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kebakaran hutan di Indonesia dan implikasi
kebijakannya. Jurnal Sylva Lestari. 3(1): 103-112.

Imanudin, M.S., Armanto, M.E dan Probowati, D. 2015. Strategi pengendalian kebakaran
hutan terpadu dalam upaya mendukung program zero asap di sumatera
selatan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Etika Lingkungan
dalam Eksplorasi Sumberdaya Pangan dan Energi, BKPSL Indonesia-PPLH-
Unsri, Hotel Novotel Palembang.

Izhmy, M.S. 2016. Penanggulangan kebakaran hutan di indonesia dalam perspektif


human security. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Makassar.

Saharjo, B.H dan Yungan, A. 2014. Pengaruh kebijakan dalam upaya pengendalian
kebakaran hutan dan lahan terhadap penurunan emisi gas rumah kaca. Jurnal
Silvikultur Tropika. 5(2): 124-130.

Anda mungkin juga menyukai