LINGKUNGAN
(Studi Banding Lingkungan wisata Gunung Merapi dan Gunung
Tangkuban Perahu)
disusun untuk memenuhi tugas project based learning
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
KAJIAN PUSATAKA.........................................................................................3
2.1 KAJIAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1.1 Kondisi Lingkungan................................................................................3
2.1.2 Penebangan Pohon...................................................................................4
2.1.3 Pencemaran Sampah................................................................................4
2.1.4 Kualitas Air..............................................................................................5
2.2 Gunung Merapi...........................................................................................6
2.3 Gunung Tangkuban Perahu.......................................................................8
BAB III...............................................................................................................10
PEMBAHASAN................................................................................................10
3.1 Perbandingan Kondisi Pepohonan antara Gunung Merapi dan Gunung
Tangkuban Perahu..........................................................................................10
3.2 Perbandingan Kondisi pencemaran sampah antara Gunung Merapi dan
Gunung Tangkuban Perahu............................................................................12
3.3 Perbandingan Kondisi kualitas air antara Gunung Merapi dan Gunung
TangkubaKondisi air tanah pasca erupsi Gunung Merapi..............................13
BAB IV...............................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................14
4.1 Kesimpulan...............................................................................................14
4.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................15
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya, yang telah memberikan kenikmatan terutama nikmat iman,
islam, dan ikhsan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Lingkungan”. Selain sebagai tugas, para
pembaca juga dapat mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan alam.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang memerhatikan dan
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
v
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak penebangan pohon terhadap lingkungan di gunung
tangkuban perahu dan di gunung merapi?
2. Bagaimana dampak pencemaran sampah terhadap lingkungan di gunung
tangkuban perahu dan di gunung merapi?
3. Bagaimana kualitas air terhadap lingkungan di gunung tangkuban perahu dan
di gunung merapi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dampak penebangan pohon terhadap lingkungan di gunung
tangkuban perahu dan di gunung merapi.
vi
BAB II
KAJIAN PUSATAKA
vii
2.1.2 Penebangan Pohon
Pohon dalam kehidupan manusia merupakan sumberdaya alam hayati serta
ekosistemnya berfungsi dan memiliki peran yang sangat vital. Mengingat bahwa
pohon berfungsi ekologis, juga berfungsi dan bernilai ekonomis. Sebagai
pemenuhan bagi kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Hal itu membuat
terjadinya penebangan pohon secara liar tanpa izin atau illegal logging. Illegal
logging merupakan rangkaian kegiatan yang mencangkup penebangan,
pengangkutan, pengolahan hingga kegiatan jual beli termasuk ekspor impor kayu
yang tidak sah bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku.
2. Menurut Bahar, Sampah merupakan barang buangan berupa bahan padat yang
mengakibatkan turunnya nilai estetika lingkungan, nilai sumber daya, membawa
penyakit, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, & banyak dampak negatif
lainnya.
viii
4. Munurut Mustofa, Sampah merupakan bahan yang sudah tidak berharga dalam
pemakaian, barang cacat atau rusak.
6. Menurut Setyo Purwendro, Sampah merupakan bahan yang padat telah dibuang
dari aktivitas rumah, tangga, hotel, pasar, industri, & aktivitas manusia lainnya
sehingga sampah juga dapat diartikan sebagai sampingan dari aktivitas manusia
yang tidak terpakai.
8. Menurut Azwar, sampah merupakan hal yang tidak disenangi, tidak terpakai
lagi, berasal dari kegiatan manusia & bersifat padat.
ix
tangga yang memiliki akses sanitasi layak dan sebesar 72,04 persen rumah tangga
memiliki sumber air minum layak yang sebagian besar berada di wilayah
perkotaan. Dalam menjamin dan meningkat-kan ketersediaan air bersih, Indonesia
telah mengimplementasikan program 100-0-100.
x
Proses perancangan buku dilakukan dengan cara observasi literatur fisik
maupun digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaum pra-remaja
membutuhkan media yang kreatif dan informatif agar tertarik dan mau
mengetahui serta ikut melestarikan cerita rakyat asal mula Gunung Merapi.
Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 m.dpl) merupakan salah satu gunung
berapi di bagian Tengah Pulau Jawa dan salah satu gunung api teraktif di
Indonesia. Lereng sisi berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta , wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang
di sisi Barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten
di sisi tenggara. Kawasan hutan disekitar puncaknya menjadi kawasan taman
nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004. Gunung Merapi adalah Gunung
termuda dalam rangkaian Gunung Merapi yang mengarah ke selatan dari Gunung
Ungaran. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi lempang Indo-
Australia yang bergerak ke bawah lempeng Eurasia menyebabkan munculnya
aktivitas vulkanik di sepanjang bagian Tengah pulau Jawa (anonim, 2005).
Kawasan gunung merupakan salah satu contoh kawasan yang sangat menarik
untuk di teliti. Berbagai jenis vegetasi tertentu yang terdapat pada semua
ketinggian, sementara jenis lain hanya ditemukan pada ketinggian tertentu.
xi
mengakibatkan sedikitnya 165 orang tewas. Selain itu secara dominan letusan
Merapi mengakibatkan rusak atau bahkan musnahnya segala kehidupan yang
berada pada titik rawan Gunung Merapi. Hutan yang pada awalnya lebat hijau
menjadi gundul dan gersang akibat dari semburan lava pijar dan awan panas.
Kerusakan terbesar terjadi pada kawasan Yogyakarta dan Klaten. Dikawasan
hutan Merapi yang berada di daerah Kabupaten Klaten adalah hutan yang paling
lebat vegetasinya sebelum letusan Gunung Merapi 2010.
xii
Perahu dibangun berdasarkan fondasi warisan budaya Gunung Tangkuban Perahu
falsafah Sunda. Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya Sunda melekat pada proses
terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu. Meskipun tidak termasuk gunung api
terbesar di Indonesia, namun gunung ini memiliki maknakhusus bagi masyarakat
Sunda.
xiii
Gunung Tangkuban Perahu tidak hanya memiliki manfaat pada
masyarakat sekitar dengan konsep ekowisata dan green economy, tetapi juga
sangat kental pada unsur sejarah dan falsafah hidup Sunda sebagai bagian dari
cultural heritage. Legenda tentang terjadinya Gunung Tangkuban Perahu tidak
terlepas dari dua sosok penting yakni Dayang Sumbi dan Sangkuriang. Dalam
filsafat ilmu, terbentuknya sebuah budaya yang menjadi adat istiadat dan ilmu
tentunya memiliki sejarah dan filosofi yang kuat. Konsep budaya yang melekat
dalam legenda Tangkuban Perahu adalah terkait larangan incest atau pernikahan
sumbang yang secara falsafah mengajarkan ketidakbaikan. Gunung Tangkuban
Perahu mengajarkan bagaimana budaya dan nilai-nilai wawasan budaya lokal
melekat kuat dalam mitos keberadaanya dan merasuk dalam falsafah Sunda.
Artikel ini akan membahas dan menyajikan sejarah dan konsep nilai-nilai warisan
budaya lokal yang melatar belakangi Gunung Tangkuban Perahu dikaitkan
dengan cultural heritage dalam ekowisata dan green tourism.
BAB III
PEMBAHASAN
xiv
3.1 Perbandingan Kondisi Pepohonan antara Gunung Merapi dan Gunung
Tangkuban Perahu
xv
menurun, bahkan punah. Para binatang yang menggunakan pohon sebagai tempat
tinggal dan tempat berlindung, ikut terkena dampak hutan menjadi gundul, selain
itu pohon yang di tebang akan menyebabkan hutan gundul dan lingkungan
menjadi semakin gersang, kehilangan oksigen, tanah menjadi tidak subur, tanah
terlalu banyak diserap sinar matahari sehingga kondisinya menjadi sangat kering,
hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Penebangan kawasan hutan secara
liar tersebut akan mengakibatkan banyak terjadi bencana- bencana alam seperti
banjir, tanah longsor, erosi dan lain sebagainya.
xvi
memanfaatkan kaleng dan botol bekas untuk dijadikan wadah apapun. Kaleng
bekas bisa dirubah menjadi sebuah pot bunga dan kita bahkan bisa menghiasnya.
Ini akan menjadi hal yang positif dibandingkan membiarkannya menjadi sampah
yang menumpuk. Dan warga sekitar pun melakukan penghijauan, penanaman, dan
banyak bibit pohon di lingkungan sekitar. Dengan banyaknya pepohonan yang
ada maka lingkungan akan menjadi makin bersih dan asri. Tanaman akan
mendaur ulang udara yang tidak sehat menjadi lebih sehat dan membuat kita
menjadi lebih mudah mendapatkan udara yang bersih. Selain itu pengelola
Gunung Tangkuban Perahu membuat lubang sampah, hingga pengelola bisa
memasukan sampah organik ke lubang sampah yang sudah dibuat, kemudian
nantinya bisa terdaur ulang dan meminimalisir bau. Kita tahu bahwa sampah
organik akan membusuk dan akan menimbulkan bau yang tak sedap, oleh karena
itu masukan kedalam lubang dan timbun kembali.
3.3 Perbandingan Kondisi kualitas air antara Gunung Merapi dan Gunung
TangkubaKondisi air tanah pasca erupsi Gunung Merapi
Kondisi air tanah pasca erupsi Gunung Merapi. Erupsi Merapi tahun 2010
telah mengakibatkan terjadinya perubahan sistem air tanah dan kondisi
lingkungan fisik Kualitas air tanah sangat penting untuk diperhatikan karena
terkait langsung dengan kesehatan manusia. Setelah terjadinya erupsi Gunung
Merapi, beberapa sumber air mengalami perubahan kualitas, antara lain
kekeruhan, total padatan terlarut (TDS), dan kandungan unsur kimia tertentu,
yaitu natrium (Na), serta kalium (K) meningkat, sementara itu konsentrasi unsur
kalsium (Ca) cenderung menurun. Maka saat ini untuk air bersih setiap daerah di
survei, dan ada beberapa sumber air dari atas gunung tetapi untuk daerah utama
Cangkringan, Kabupaten Sleman sumber airnya kecil-kecil hanya cukup untuk
pengairan dan air minum saja. Dampak perubahan air tanah terhadap masyarakat
sebagian besar menggunakan air tanah.tangga, sedangkan untuk aktivitas
pertanian dan perikanan penduduk memanfaatkan adanya aliran Sungai Gendol.
Sehingga ketika tejadi perubahan pada kualitas air tanah hampir semua rumah
penduduk memiliki sumur sendiri sebagai sumber air rumah maka akan
berdampak pula pada kehidupan masyarakat sekitar, mengingat wilayah
kecamatan Cangkringan merupakan daerah resapan. Selain berdampak pada
xvii
wilayah Kecamatan Cangkringan sendiri, perubahan kualitas air tanah akan
berpengaruh juga pada masyarakat Kabupaten Sleman secara umum, mengingat
Kecamatan Cangkringan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman
yang fungsi tata ruangnya adalah sebagai kawasan resapan air. Pengaruh tersebut
dapat berupa terganggunya kegiatan rumah tangga seperti mandi, mencuci,
memasak, dan kebutuhan air minum, serta dapat memicu menurunya kualitas
pertanian yang dihasilkan dikarenakan fungsi air tanah sebagai irigasi mengalami
gangguan.
Kondisi air di Gunung Tangkuban Perahu yang telah kami teliti, kondisi
air nya jernih, tidak berbau, rasanya netral. Letak sumbernya yang jauh di bawah
permukaan tanah dan berlokasi di atas ketinggian pegunungan yang masih terjaga
kealamiannya. air di Gunung Tangkuban Perahu bisa menyehatkan badan,
sebagai komponen utama dalam proses fotosintesis serta transpirasi pada
tumbuhan, sebagai penyediaan pangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
xviii
Dampak yang lebih buruk akibat penebangan pohon terjadi di Gunung
Tangkuban Perahu dibandingkan di Gunung Merapi, kerusakan Gunung
Tangkuban Perahu terjadi karena ulah manusia yang melakukan penebangan
pohon secara liar yang membuat pepohonan menjadi gundul dan rusak, sedangkan
di Gunung Merapi pepohonan rusak akibat terjadinya erupsi Gunung Merapi
tahun 2010 yang membuat pepohonan di gunung merapi hangus terbakar.
Kualitas air yang lebih baik terjadi di Gunung Tangkuban Perahu karena
banyak nya pengaliran sumber air dari sungai Citarum, Cijengkol, Cipunagara,
dan lain-lain. Sedangkan di Gunung Merapi untuk beberapa daerah saat ini untuk
air bersih harus di survei terlebih dahulu dan memiliki sumber air yang kecil,
hanya untuk pengairan dan air minum saja.
4.2 Saran
Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kondisi lingkungan
alam, mengingat banyaknya orang berfikir. Lingkungan yang tecemar terjadi
xix
karena alam sendiri. Peneliti dapat menggali lebih dalam lagi tentang karakteristik
lingkungan alam. Agar pandangan negatif terhadap lingkungan alam ini tidak
muncul lagi. Serta lebih meneliti terhadap lingkungan alam, karenaa lingkungan
yang tercemar bisa disebabkan oleh ulah manusia juga. Hal ini masyarakat
setempat harus bisa menjaga kelestarian lingkungan alam.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Fadhillia, L., & Hadi, A. (2018). Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana
Illegal Logging Di Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bida ng
Hukum Pidana, 2(2), 375-385.
xxi
LAMPIRAN
GAMBAR KETERANGAN
Sisa-sisa peninggalan erupsi Gunung
Merapi tahun 2010.
xxii
No Instrumen Penelitian
1. Bagaimana kondisi pepohonan di Gunung Merap?
xxiii