Anda di halaman 1dari 117

TAMBANG EMAS RAKYAT TERHADAP

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT


NAGARI PADANG LAWEH, KABUPATEN SIJUNJUNG
(2008-2022)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Oleh :

KASMIRA
18046156

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
ABSTRAK

Kasmira. (2018/18046156): Tambang Emas Rakyat Terhadap Kehidupan Sosial


Ekonomi Masyarakat Nagari Padang Laweh, Kabupaten Sijunjung
(2008-2022). Skripsi. Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial UNP. 2022
Penelitian ini mengkaji tentang “Tambang Emas Rakyat Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Padang Laweh, Kabupaten
Sijunjung (2008-2022)”. Permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana kehidupan sosial ekonomi pekerja tambang emas di Nagari Padang
Laweh, Kabupaten Sijunjung Tahun 2008-2022”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kehidupan sosial ekonomi pekerja tambang emas di Nagari Padang
Laweh, Kabupaten Sijunjung Tahun 2008-2022.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian sejarah dengan metode penelitian
sebagai berikut: (1) Heuristik yaitu kegiatan untuk mengumpulkan atau mencari
sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan, sumber ini terdiri dari
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dapat diperoleh melalui
sumber lisan, yaitu informan yang terdiri dari tokoh masyarakat, pekerja tambang
emas, sedangkan sumber tertulis yaitu berupa arsip dan dokumen-dokumen yang
relevan dengan kajian penelitian. Selain itu juga dilakukan metode observasi yaitu
dengan melalukan pengamatan lapangan dengan melihat gambaran kehidupan
pekerja tambang emas. (2) Kritik Sumber terdiri dari kritik internal dan eksternal,
yaitu dengan melakukan pengujian terhadap keaslian dan keaslian informasi, dan
penulis telah membandingkan dengan sumber yang berbeda. (3) Interpretasi yaitu
menafsirkan dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada. (4) Penyajian
hasil penelitian berupa Skripsi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2008-2013


penambangan emas dilakukan di Nagari Padang Laweh, yang mana pada tahun
2008 penambangan emas di sungai batang Ombilin mulai dilakukan dan kapal
tambang emas semakin bertambah hingga tahun 2013. Pada tahun 2014 tambang
emas di Nagari Padang Laweh sempat berhenti karena adanya Peraturan Daerah
Kabupaten Sijunjung Nomor 2 Tahun 2014 yang diberlakukan pada tahun
tersebut. Pertambangan emas di sungai batang Ombilin termasuk pertambangan
emas ilegal. Pada tahun 2015-2022 penambangan emas beroperasi lagi, walaupun
kapal penambangan emas tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya dan emas yang
didapatkan juga mulai berkurang, namun masyarakat Nagari Padang Laweh masih
bertahan bekerja sebagai penambang emas hingga sekarang.

Kata kunci: Tambang Emas, Sosial Ekonomi, Padang Laweh

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Tambang
Emas Rakyat Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari
Padang Laweh, Kabupaten Sijunjung (2008-2022)”. Skripsi ini merupakan
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada
Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat sumbangan


pemikiran, ide, bimbingan, dorongan, serta motivasi yang sangat berarti. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terimakasih
yang tulus kepada:

1. Ibuk Azmi Fitrisia, M.Hum, Ph.D selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan arahan, kritik dan saran serta motivasi bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Hendra Naldi, SS, M.Hum dan Bapak Dr. Rusdi, M.Hum selaku
penguji yang telah memberikan kritik dan saran.
3. Bapak Dr. Rusdi, M.Hum dan Bapak Drs. Etmi Hardi, M.Hum selaku Ketua
dan sekretaris Program Studi Pendidikan Sejarah, Departemen Sejarah serta
seluruh dosen dan karyawan yang telah mendidik dan memberikan
semangat.
4. Bapak/Ibu Dosen serta staf pengajar Jurusan Sejarah FIS UNP yang telah
membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan. Terutama kepada
pembimbing akademik penulis yaitu Bapak Ridho Bayu Yefterson, M.Pd.
5. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis mama dan papa serta keluarga
atas setiap cinta dan kasih, sayang, pengorbanan, doa yang selalu
tercurahkan, sehingga menjadi motivasi bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada Kantor Wali Nagari Padang Laweh terkhususnya kepada Bapak
Jouharuddin.
7. Kepada Bos Kapal Tambang Emas A1 terkhususnya Mas Anton
8. Kepada Pekerja/Anggota Tambang Emas Kapal A1 terkhususnya Uda
Afrijon
9. Rekan-rekan mahasiswa Sejarah angkatan 2018 yang seperjuangan dengan
penulis.
10. Kepada sahabat penulis Meli, Susan, Miftahul, Diana, Nadia, Nanda, Ayak,
Mifta Y, Bayu, Bima dan yang lainnya yang selalu penulis repotkan dan
sahabat yang selalu ada dari awal kuliah sampai saat ini.
11. Kepada sahabat-sahabat tercinta dan juga orang-orang baik yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.

ii
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang Bapak/Ibu, keluarga, sahabat dan
rekan-rekan berikan menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa yang penulis
kemukakan dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah
SWT memberikan rahmat dan Hidayah-nya kepada kita, Aamiin.

Padang, 11 Mei 2022

Kasmira
Nim.18046156

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................... 9
C. Rumusan Masalah............................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
1. Kajian Relevan ............................................................................... 11
2. Kerangka Konseptual ..................................................................... 16
a. Tambang Emas ........................................................................... 17
b. Kehidupan Sosial Ekonomi ....................................................... 22
3. Kerangka Berpikir .......................................................................... 25
G. Metode Penelitian ............................................................................... 25
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 28
A. Letak Geografis dan Potensi Alam ..................................................... 28
B. Nagari Padang Laweh ......................................................................... 34
1. Sejarah Nagari Padang Laweh ........................................................ 34
2. Penduduk Nagari Padang Laweh .................................................... 45
3. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 47

iv
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Padang Laweh
Sebelum Tahun 2008 .......................................................................... 52
BAB III TAMBANG EMAS TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
NAGARI PADANG LAWEH ............................................................ 59
A. Asal Mula Penambangan Emas .......................................................... 59
B. Dinamika Pertambangan Emas ........................................................... 71
1. Tahun 2008-2013 : Pertambangan Emas Mulai Dilakukan
di Sungai ........................................................................................ 73
2. Tahun 2014 : Tambang Emas Berhenti Beroperasi ........................ 77
3. Tahun 2015-2022: Tambang Emas Beroperasi Lagi ...................... 79
C. Perubahan Pendapatan Serta Kehidupan Sosial Ekonomi
Penambang Emas ................................................................................ 83
1. Di bidang Kehidupan Sosial ........................................................... 86
2. Di Bidang Kehidupan Ekonomi ..................................................... 88
3. Gaya Hidup ..................................................................................... 91
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 93
A. Kesimpulan ......................................................................................... 93
B. Saran ................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95
LAMPIRAN ....................................................................................................... 99

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari di Kabupaten Sijunjung…………29


Tabel 2 : Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Sijunjung ………………..30
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Nagari Padang Laweh …………………………......45
Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
di Nagari Padang Laweh ……………………………………………46
Tabel 5: Jumlah Sarana Pendidikan ……………………………………………..47
Tabel 6 : Jumlah Sarana Kesehatan di Nagari Padang Laweh ……………..........48
Tabel 7 : Jumlah Sarana Pelayanan Umum di Nagari Padang Laweh …………..49
Tabel 8 : Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang
bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin
Kecamatan Koto VII Tahun 2006 …………………………..............53
Tabel 9 : Luas Lahan menurut Kecamatan di Kabupaten Sijunjung ……………55
Tabel 10 : Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung nmenurut
Jenis Kelamin 1997-2008 …………………………………………….57
Tabel 11 : Jumlah penduduk menurut Kecamatan dan jenis kelamin
tahun 2008 ……………………………………………………..........58
Tabel 12 : Potensi Bahan Galian dan Mineral (I) di Kabupaten Sijunjung ……..62
Tabel 13 : Potensi Bahan Galian dan Mineral (II) di Kabupaten Sijunjung ….....63
Tabel 14 : Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung ........64
Tabel 15 : Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung ……66
Tabel 16 : Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung ……68
Tabel 17: Alat-alat yang digunakan untuk menambang emas …………………..71
Tabel 18: Alat-alat yang digunakan untuk menambang emas …………………..72
Tabel 19 : Jumlah penambangan emas dari tahun 2008-2013 ………………….76
Tabel 20 : Jumlah penambang emas dari tahun 2015-2022 ………………….....82

vi
Tabel 21 : Pendapatan rata-rata penambang emas tiap minggu …………………85
Tabel 22 : Data Informan ……………………………………………………......98

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administrasi Nagari Padang Laweh ……………………………32


Gambar 2. Tambang Emas di Padang Laweh …………………………………...99
Gambar 3. Emas …………………………………………………………………99
Gambar 4. Kapal Tambang Emas dan Masyarakat sekitar
pergi Mendulang Emas ……………………………………………100
Gambar 5. Tambang Emas ……………………………………………………..100
Gambar 6. Bekas Tambang Tahun 1998 ……………………………………….101
Gambar 7. Bersama dengan Pekerja Penambang Emas ………………………..101
Gambar 8. Mendulang Emas ……………………………...……………………102
Gambar 9. Bersama Bapak Jouharuddin di
Kantor Wali Nagari Padang Laweh ……………………...………..102
Gambar 10. Salah satu perlengkapan/alat dalam penambangan emas
di Sungai …………………………………………………………...103

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi

tambang emas terbesar di dunia. Potensi tersebut terbesar dari seluruh

provinsi, mulai dari provinsi Aceh sampai Papua. Sejak zaman kolonial

Belanda, telah dilaksanakan eksploitasi kekayaan tambang emas. Seperti

di daerah Rejang Lebong, Bengkulu, Cikotok, dan daerah lainnya. Potensi

endapan terdapat hampir di seluruh daerah Indonesia, seperti pulau

Sumatra, Kepulauan Riau, Kepulauan Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua.1

Peres mencatat bahwa emas terdapat hampir semua di pulau

Sumatra.2 Salah satunya provinsi Sumatra Barat yang juga memiliki

cadang tambang emas sehingga sebagian masyarakat bermata pencaharian

sebagai penambang emas. Menurut laporan Dinas pertambangan emas dan

energi provinsi Sumatra Barat tahun 2004, wilayah Sumatra Barat yang

terdapat kandungan emas terdapat pada daerah kabupaten Lima Puluh

Kota, Pasaman, Pesisir Selatan, Solok Selatan dan Sijunjung.

Daerah Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatra Barat memiliki

potensi yang besar untuk maju. Selain mengandalkan pertanian sebagai

mata pencaharian, masyarakat juga dapat bekerja pada sektor lain. Hal ini

1
Diantoro,V. 2010. Emas Investasi dan Pengolahannya. Jakarta: PT. Gramedia. hlm. 53
2
Guillot, C. 2007. Barus Seribu Tahun yang lalu. Bogor: Grafindo Mardi Rosdakarya. hlm.
284

1
2

disebabkan Kabupaten Sijunjung cukup kaya dengan sumber daya alam,

meliputi: tanah, air, hutan dan mineral yang sebagian besar belum

dieksploitasi secara optimal. Salah satu potensi sumber daya alam tersebut

adalah batu bara. Selain batu bara, Kabupaten Sijunjung juga dikenal

sebagai daerah penghasil emas untuk wilayah Sumatra Barat. Potensi emas

tersebar di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Sijunjung yaitu

Kecamatan Kamang Baru, Sijunjung, IV Nagari, Kupitan dan Koto VII.

Hasil pertambangan yang ada di Kabupaten Sijunjung cukup

dominan adalah pertambangan emas. Pertambangan emas ini sudah ada

semenjak tahun 1990an dan mulai berkembang sampai sekarang hampir di

seluruh kecamatan dan nagari yang ada di Kabupaten Sijunjung.

Nagari Padang Laweh berada di Kecamatan Koto VII, Kabupaten

Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat. Luas Nagari 34,97 kilometer persegi

atau 23,40% dari luas wilayah Kecamatan Koto VII. Sungai-sungai yang

melewati daerah nagari Padang Laweh yaitu Sungai Ombilin dan Batang

Sumpur.3

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 Januari 2022 dari

salah satu anggota masyarakat, penambangan emas di Jorong Sungai

Gemuruh, Nagari Padang Laweh sudah dilakukan sejak tahun 1998 yang

di daerah hutan atau daerah darat dan belum di aliran sungai. Bukti adanya

kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat nagari

Padang Laweh pada tahun 1998 ini dibuktikan bahwa hingga saat ini

3
https://langgam.id/nagari-padang-laweh-koto-vii-kabupaten-sijunjung/ di akses pada
tanggal 11 Februari 2022
3

masih ada bekas tambang emas darat seperti danau buatan yang daerah

disana tersebut dinamakan dengan daerah Tombang.4

Aktivitas tambang emas di Nagari Padang Laweh mulai sejak

tahun 2008 yang kemudian mempengaruhi dinamika dan aspek kehidupan

masyarakat di Nagari Padang Laweh. Pada tahun 2008 berkembang cara

menambang yang lebih maju, cara ini dilakukan yang dikenal dengan

tambang kapa (menambang emas dilakukan dengan menggunakan kapal,

untuk mendapatkan emas pekerja menyelam ke dalam sungai dengan

menggunakan bantuan pernafasan seperti kompresor).5

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 Januari 2022 di

Jorong Sungai Gemuruh, Nagari Padang, Kecamatan Koto VII masyarakat

sekitar banyak yang terlibat dalam kegiatan penambangan emas.

Penambangan emas merupakan suatu pekerjaan dan pendapatan utama

untuk keluarganya. Penambangan emas di Nagari Padang Laweh di

lakukan secara ilegal. Nagari Padang Laweh merupakan salah satu daerah

tambang yang ada di Kabupaten Sijunjung. Tidak hanya di Nagari Padang

Laweh saja menjadi daerah tambang emas di Kabupaten Sijunjung, di

daerah lain juga melakukan kegiatan penambangan emas dengan

menggunakan kappa atau kapal seperti di daerah Palangki, Tanjung

Ampalu dan Silokek.6

4
Wawancara dengan bapak Syafril (tokoh masyarakat) di warung Jorong Sungai Gemuruh
pada tanggal 22 Januari 2022
5
Wawancara dengan Uda Afrijon (Pekerja tambang emas) di rumah Jorong Ranah
Sigading pada tanggal 22 Januari 2022
6
Wawancara dengan Uda Afrijon, (Pekerja tambang emas) di rumah Jorong Ranah Sigading
pada tanggal 22 Januari 2022
4

Penambang emas tidak lagi dilakukan dengan cara mendulang

pasir yang ada di pinggiran sungai, tetapi sejumlah penduduk di Nagari

Padang Laweh sudah melakukan penggalian pasir pada aliran sungai dan

dilakukan penyaringan secara mekanis dengan menggunakan mesin

dompeng dan ada juga dengan cara box yaitu menggunakan alat berat

(traktor) sehingga sejumlah emas yang didapatkan juga lebih banyak,

ekspolorasi emas bukan hanya dilakukan di aliran sungai saja namun juga

merambat ke sawah-sawah milik masyarakat. Akan tetapi, pada saat ini

penambangan emas menggunakan alat berat (traktor) sudah tidak ada lagi

karena sudah dilarang atau tidak dapat izin dari pemerintah maupun dari

yang punya lokasi karena dapat merusak sawah-sawah mereka. Pada saat

ini masyarakat nagari Padang Laweh menambang emas di aliran sungai

menggunakan kapal yang berisi mesin dompeng atau mesin pompa di

kapal tersebut dengan bantuan pernafasan kompresor. Aktivitas

penambangan tidak lagi dijadikan sebagai pekerjaan sampingan, namun

telah menjadi usaha dengan membutuhkan modal yang relatif besar.

Penduduk Jorong Sungai Gemuruh di tinjau dari segi mata

pencaharian, pada umumnya bermata pencarian petani namun sebagian

juga menjadikan penambang emas sebagai pencaharian utamanya.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Februari 2022 dari

salah satu pekerja tambang emas atau bos kapal tambang emas yaitu dari

mas Anton, sebelum ia bekerja sebagai penambang emas, ia bekerja

sebagai petani karet (menderes karet). Pada tahun 2008 mas Anton bekerja
5

sebagai penambang emas dan pada tahun 2011 ia sebagai Bos atau pemilik

dari kapal tambang emas. Hingga saat ini mas Anton sebagai bos atau

pemilik dari kapal tambang emas sebanyak 4 kapal.7

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 14 Februari 2022 dari

bos atau orang yang memiliki kapal tambang emas yaitu mas Anton, ia

mengatakan bahwa awal ia mendapatkan emas dengan jumlah yang

banyak dimulai dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2010 ia

mendapatkan emas terbanyak yaitu 385 emas yang mana pada tahun

tersebut harga emas 1 emas/ 2,5 gram seharga Rp. 1.000.000,-. Harga

emas 1 emas/2,5 gram setiap tahun naik yang mana pada tahun 2008 ini

harga emas Rp. 600.000,- hingga saat ini tahun 2022 seharga Rp.

1.800.00,- emas mentah. Untuk pembagian hasil tambang emas atau

pendapatannya ini dibagi 3, yang mana 40% untuk bos atau orang yang

memiliki kapal, untuk anggota atau pekerja sebanyak 30% dan untuk takur

atau orang memiliki wilayah sebanyak 30%.8

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11

Februari 2022 dari salah satu pekerja tambang emas yaitu Uda Afrijon

sebelum ia bekerja sebagai penambang emas, ia bekerja sebagai petani

karet (menderes karet). Pada tahun 2009 ia mulai bekerja sebagai

7
Wawancara dengan Mas Anton (bos kapal tambang emas) di lokasi penambangan emas
sungai batang ombilin Jorong Sungai Gemuruh, pada tanggal 11 Februari 2022
8
Wawancara dengan mas Anton (bos kapal tambang emas) di lokasi penambangan emas
sungai batang Ombilin, Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 14 Februari 2022
6

penambang emas hingga tahun 2022 yang dan menjadikan menderes karet

menjadi kerja sampingan.9

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11

Februari 2022 dari salah satu pekerja tambang emas yaitu Syafri Antoni, ia

mulai bekerja sebagai penambang emas setelah tamatan SMP yaitu pada

tahun 2014 ia mulai masuk dunia kerja sebagai penambang emas dan

hingga tahun 2022 ia masih bekerja sebagai penambang emas.10

Setiap kegiatan pertambangan emas hampir dipastikan akan

menimbulkan dampak terhadap masyarakat baik di sisi ekonomi, sosial,

pendidikan dan lingkungan. Baik bersifat positif maupun negatif. Dampak

positif kegiatan pertambangan emas antara lain meningkatkan kesempatan

kerja, meningkatan roda perekonomian sektor dan sub sektor lain

disekitarnya, dan menambah penghasilan masyarakat.

Namun demikian, kegiatan penambangan emas yang tidak

berwawasan atau tidak mempertimbangkan keseimbangan dan daya

dukung lingkungan serta tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan

dampak negatif terhadap masyarakat, sosial ekonomi, pendidikan dan

lingkungan. Dampak negatif dari penambangan emas antara lain, para

pekerja lebih mementingkan penambangan dari pada pendidikan,

terjadinya gerakan tanah yang dapat menelan korban baik harta benda

maupun nyawa, hilangnya daerah resapan air di daerah perbukitan,

9
Wawancara dengan Uda Afrijon (pekerja tambang emas) di lokasi penambangan emas
sungai batang Ombilin, Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 11 Februari 2022
10
Wawancara dengan Syafri Antoni (pekerja tambang emas) di lokasi penambangan emas
sungai batang Ombilin, Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 11 Februari 2022
7

rusaknya bentang alam, pelumpuran ke dalam sungai yang dampaknya

bisa sampai ke hilir, meningkatkan intensitas erosi di daerah perbukitan,

jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan tambang menjadi

rusak, mengganggu kondisi air tanah, dan terjadinya kubangan-kubangan

besar yang terisi air, terutama bila penggalian di daerah pendataran, serta

mempengaruhi kehidupan sosial penduduk di sekitar lokasi penambangan.

Mulyandari mengatakan bahwa pembentukan dan perubahan

persepsi ditentukan oleh faktor dari diri masyarakat yaitu karakteristik

yang melekat di setiap individu sendiri. Keberadaan pertambangan emas

tentu saja menimbulkan persepsi masyarakat terhadap dampak kegiatan

pertambangan emas tersebut pada kondisi sosial ekonomi.

Sejak awal kehadiran pertambangan emas tentu telah memberikan

sumbangan ekonomi terhadap masyarakat Kabupaten Sijunjung khususnya

di Nagari Padang Laweh. Sumbangan tersebut berupa keterlibatan

masyarakat menjadi tenaga kerja pada usaha tambang emas yang juga

secara tidak langsung menambah pendapatan masyarakat. Selain

berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat, pertambangan emas tersebut

juga berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat seperti interaksi

sosial sesama pekerja, peningkatan kesejahteraan dan keterampilan

masyarakat.

Pasaribu menemukan bahwa pertambangan mampu meningkatkan

sarana pendidikan, sarana kesehatan, meningkatkan pendapatan dan juga

peluang usaha. Pendapat ini di dukung oleh Alfonus, Tuapat, Ayu dan
8

Siska yang mengatakan bahwa pertambangan berdampak terhadap

peningkatan sosial dan ekonomi masyarakat.11

Berbeda dengan pendapat Pasaribu, Hidayah, Samin dan

Widyastomo yang menunjukkan bahwa pertambangan tidak mampu

meningkatkan pendapatan karena meningkatnya biaya yang dikeluarkan

untuk tambang emas dan juga penyerapan tenaga kerja pada pertambangan

juga sedikit disebabkan oleh meningkatnya upah tenaga kerja pada sektor

tersebut.

Pertambangan emas terhadap kondisi ekonomi pada penelitian ini

dikaji melalui tingkat pendapatan yang bersumber dari tersedianya

lapangan kerja sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat serta dari kondisi sosial dilihat dari

ketersedian sarana pendidikan dan keterampilan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, maka

penelitian ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut karena, pertama

studi tentang tambang emas jarang ditulis untuk nagari Padang Laweh.

Kedua penambangan emas dari segi ekonomi dapat membuka lapangan

kerja dan menambah pendapatan penambang, namun dari segi dampak

negatifnya penambangan emas tanpa izin (PETI) yang berbahaya bagi

masyarakat sekitar apabila tambang emas dilakukan di pinggir sungai atau

menghadap ke pinggir sungai akan menyebabkan tanah atau tebing di

pinggir sungai akan longsor dan jika terdapat rumah atau sawah di pinggir
11
Pasaribu, Arman. Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan. Tesis. (Universitas Sumatra
Utara, 2010). hlm. 80
9

sungai tersebut akan terjadi longsor sehingga rumah atau sawah akan ikut

longsor ke sungai karena di dalam sungai tersebut sudah digali hingga ke

bawah tebing di pinggir sungai tersebut. Adanya penambangan emas juga

berdampak terhadap pencemaran air sehingga warna air tidak jernih lagi

atau berwarna kuning setelah adanya tambang emas. Ketiga berangkat dari

pengalaman penulis yang melakukan pekerjaan di sekitar tambang emas

yaitu bekerja sebagai penampung pasir yang berisi emas yang didulang

oleh pekerja tambang emas, ingin menjelaskan suka dukanya bekerja

menjadi buruh tambang emas dan sebagai penampung pasir yang di dulang

pekerja tambang emas atau pergi mendulang emas. Hal ini menarik untuk

ditulis karena penulisan sejarah tidak hanya untuk orang-orang besar dan

hebat, namun juga untuk orang kecil yang bisa menjadi inspirasi bagi

kehidupan.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah, terfokus dan

menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pada penelitian ini

penulis mengangkat topik tentang Tambang emas rakyat terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Nagari Padang Laweh,

Kabupaten Sijunjung. Penulis ingin menjelaskan bagaimana tambang emas

terhadap sosial ekonomi masyarakat di Nagari Padang Laweh yaitu

dimulai dari tahun 2008 hingga tahun 2022. Guna memperjelas arah dan

tujuan penulisan, maka perlu dibuat batasan masalah terhadap masalah


10

yang akan dibahas dalam penelitian ini, baik yang menyangkut spasial

maupun temporal.

Batasan spasialnya adalah tambang emas rakyat terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Nagari Padang Laweh,

Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.

Batasan temporal penelitian ini adalah adalah dilihat dari sejak

tahun 2008 yang merupakan awal adanya kapal penambang emas di

Nagari Padang Laweh. Tahun 2022 dijadikan batas akhir dalam

melakukan penelitian karena pada tahun ini merupakan tahun yang mana

kapal penambang emas di Nagari Padang Laweh mulai berkurang.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dapat diajukan yaitu:

Bagaimana kehidupan sosial ekonomi pekerja tambang emas di

Nagari Padang Laweh, Kabupaten Sijunjung tahun 2008-2022?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian yang

dilakukan memiliki tujuan yaitu:

Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi pekerja tambang

emas di Nagari Padang Laweh, Kabupaten Sijunjung tahun 2008-2022.


11

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah wawasan penulis terhadap kehidupan

sosial ekonomi pekerja tambang emas di Nagari Padang Laweh,

Kabupaten Sijunjung tahun 2008-2022.

2. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan berguna sebagai pedoman untuk penelitian

selanjutnya.

2) Penelitian ini sebagai tambahan literatur kepustakaan ilmu sosial

Universitas Negeri Padang.

F. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Relevan

Pertama, Reni Rahim. 2011. Pertambangan Emas Rakyat di Desa

Kampung Baru (Sijunjung) Tahun 1990-2005 Studi Sejarah Sosial

Ekonomi. Skripsi.12 Pada penelitian ini membahas pertambangan

emas yang disebut tambang Gadang yang dilakukan dengan

menggunakan mesin excavator. Sistem kerjanya adalah kontrak antara

pemilik modal dan operator mesin. Maraknya pertambangan emas

rakyat di Desa Kampung Baru (Sijunjung) sejak tahun 1996 memiliki

dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya yaitu

meningkatnya pendapatan para penambang, pemilik modal, dan

pemilik tanah. Sedangkan dampak negatif yaitu terjadi perubahan

12
Rahim, Reni. 2011. Pertambangan Emas Rakyat di Desa Kampung Baru (Sijunjung)
Tahun 1990-2005 Studi Sejarah Sosial Ekonomi. Skripsi. UNP. hlm. 2-10
12

ekologi lingkungan seperti pencemaran air dan tanah. Keberadaan

tambang rakyat di Desa Kampung Baru menjadi ekonomi alternatif

bagi warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Persamaan

penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

membahas sosial ekonomi. Perbedaaannya dengan penelitian penulis

yaitu pada penelitian terdahulu membahas tambang emas atau

tambang gadang di Desa Kampung Baru, sementara penelitian yang

penulis lakukan yaitu membahas tambang emas di nagari Padang

Laweh yang dilakukan di sungai dengan menggunakan kapal atau

kapa dengan cara menyelam ke dasar sungai yang disedot dengan

spiral yang ujungnya runcing atau disebut dengan kepala babi.

Kedua, Yuni Susanti. 2008. Tambang Rakyat Dalam Lintas

Sejarah Lokal Kota Sawahlunto. Skripsi. Universitas Negeri Padang.13

Pada penelitian ini membahas tambang rakyat yang dilakukan oleh

rakyat di atas tanah yang dikelola oleh PT.BA-UPO. Tambang rakyat

ini merupakan bentuk protes masyarakat kepada perusahaan sejak

zaman kolonial karena menguasai tanah ulayat masyarakat yang

dijadikan lahan pertambangan. Aktivitas tambang rakyat ini semakin

meningkat sejak adanya otonomi daerah. Maraknya pertambangan

rakyat di Kota Sawahlunto merupakan merupakan satu jenis masalah

di antara problematika bangunan kota tersebut. Hal itu juga

berhubungan dengan perubahan tatanan politik dan tekanan moneter.

13
Susanti, Yuni. 2008. Tambang Rakyat Dalam Lintas Sejarah Lokal Kota Sawahlunto.
Skripsi. UNP. hlm. 3-5
13

Tambang rakyat ini dapat memberikan solusi ekonomi untuk

sementara bagi para penambang. Namun, tambang rakyat juga dapat

menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Persamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu yaitu

sama-sama membahas pertambangan. Perbedaan dengan penelitian

yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian

terdahulu membahas tambang rakyat (tambang batu bara) di Kota

Sawahlunto. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu

membahas tambang emas di Nagari Padang Laweh.

Ketiga, Ulul Azmi. 2016. Tambang Emas di Kecamatan Limun

Kabupaten Sarolangun 1970-2013. Diss. Universitas Andalas.14 Pada

penelitian ini membahas perubahan pola dan teknik penambangan

emas dari masa sebelumnya. Maraknya penambangan emas yang

dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Limun didorong oleh

perubahan dan perkembangan teknologi. Penambangan emas yang

dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Limun menimbulkan

berbagai persoalan yang bermuara pada konflik. Masyarakat tetap

melakukan aktivitas penambangan emas walaupun pemerintah

melarang masyarakat melakukannya. Persamaan dengan penelitian

yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama

membahas tambang emas. Perbedaan dengan penelitian penulis adalah

pada penelitian Ulul Azmi ini lebih membahas ke perkembangan dan

14
Azmi, Ulul. 2016. Tambang Emas di Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun 1970-
2013. Diss. Universitas Andalas. hlm. 5
14

pola penambangan rakyat beserta penambangan ilegal yang dilarang

oleh pemerintah. Sedangkan pada penelitian penulis lebih membahas

pengaruh tambang emas terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat di Nagari Padang Laweh.

Keempat, Dondo, Sri Mela, Burhanuddin Kiyai, and Novie Palar.

"Dampak Sosial Pengelolaan Tambang Emas Di Desa Bakan

Kabupaten Bolaang Mongondow." Jurnal Administrasi Publik No 7.

Vol 101 (2021).15 Pada penelitian ini pertambangan rakyat menjadi

pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya,

dikarenakan penambangan emas bisa menjadi sumber penghasilan

tambahan bagi masyarakat di Desa Dekan. Dampak sosial pengelolaan

tambang emas di Desa Bakan Kabupaten Bolaang Mongondow dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat, menyebabkan kerusakan

lingkungan yang menyebabkan longsor dan berbagai pangaruh zat

beracun terhadap kesehatan. Persamaan penelitian yang penulis

lakukan dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama meneliti

pengaruh atau dampak dari tambang emas. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yaitu dampak sosial pengelolaan tambang

emas di Desa Bakan Kabupaten Bolaang Mongondow. Sedangkan

pada penelitian yang penulis lakukan ini yaitu pengaruh tambang

emas terhadap sosial ekonomi masyarakat Nagari Padang Laweh.

15
Dondo, Sri Mela dkk. 2021. Dampak Sosial Pengelolaan Tambang Emas di Desa Bakan
Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Administrasi Publik No 7, Vol 101. hlm. 64
15

Kelima, Farlan, Edi, Indra Indra, and Ahmad Humam Hamid.

"Dampak Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Perubahan Sosial

Ekonomi Masyarakat Di Gampong Mersak Kecamatan Kluet Tengah

Kabupaten Aceh Selatan." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 1.1

(2016): 329-336.16 Pada penelitian terdahulu keberadaan

pertambangan emas telah memberi dampak bagi kondisi sosial

masyarakat Gampong Mersak. Pertambangan emas menjadi daya tarik

bagi para pendatang untuk bekerja di penambangan sehingga terjadi

arus perpindahan penduduk yang tidak biasa. Keberadaan

pertambangan emas di Gampong Mersak telah memberikan dampak

terhadap aktivitas perekonomian masyarakat yang terjadi pergeseran

kegiatan mata pencaharian masyarakat dari sektor pertanian ke sektor

non pertanian. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian

terdahulu adalah sama-sama membahas kondisi sosial ekonomi

masyarakat. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu yaitu dampak

pertambangan emas tradisional terhadap perubahan sosial ekonomi

masyarakat di Gampong Mersak. Sedangkan penelitian penulis yaitu

pengaruh tambang emas terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat di Nagari Padang Laweh.

Keenam, Hasyimi, Muhammad, Yulianis Rahim, and Betryon

Betryon. "Persepsi Jajaran Kesehatan Tentang Dampak Kegiatan

Penambangan Emas Di Kabupaten Buru Provinsi Maluku, Tahun


16
Edi Farlan, dkk. 2016 Dampak Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Perubahan
Sosial Ekonomi Masyarakat di Gampong Mersak Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh
Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian No.1, Vol.1, hlm. 392-336
16

2012." Indonesian Journal of Health Ecology 13.2 (2014): 86-94.17

Pada penelitian ini menjelaskan bahwa keberadaan penggalian

tambang emas memberikan dampak negatif kepada masyarakat

Kabupaten Buru, terutama pada aspek kesehatan. Dampak tersebut

adalah munculnya penyakit seperti DBD, alergi/kulit, dan HIV/AIDS.

Aspek lain, jumlah kasus penyakit tertentu, yaitu ISPA, diare dan

malaria mengalami peningkatan. Persamaan penelitian penulis dengan

penelitian terdahulu yaitu sama-sama membahas penambangan emas.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yaitu pada

penelitian terdahulu membahas lebih ke aspek kesehatan sebagai

dampak dari kegiatan penambangan emas. Sedangkan penelitian

penulis membahas mengenai pengaruh tambang emas terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

2. Kerangka Konseptual

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:256),

“pengaruh merupakan yang ada atau timbul dari sesuatu (orang

dan benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan dari seseorang”.18

Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda

atau orang serta gejala dalam yang dapat memberikan perubahan

17
Hasyimi, Muhammad, dkk. Persepsi Jajaran Kesehatan Tentang Dampak Kegiatan
Penambangan Emas di Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Indonesian Journal of Health Ecology
No. 13, Vol.2, hlm. 86-94
18
Pius Abdillah & Danu Prasetya. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya:Arloka. hlm. 256
17

yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan (Surakhmad,

1982: 7).19

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu

daya atau kekuatan yang dapat timbul dari sesuatu, baik itu dari

watak, orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang

dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.

a. Tambang Emas

Secara sederhana pengertian pertambangan adalah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan penggalian ke dalam tanah

(bumi) untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hasil tambang

(mineral, minyak, gas bumi dan batu bara).20

Penambangan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan

dalam rangka pencarian, Penambangan (penggalian), pengolahan,

pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,

panas bumi, minyak dan gas).

Pengertian pertambangan sesuai Undang-Undang Nomor 4

tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dalam

pasal 1 ayat 1 adalah:21

“Penambangan adalah Penelitian, pengelolaan dan


pengusahaan mineral atau batubara meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pertambangan,
pengolahan, pemurnian, transportasi dan kegiatan penjualan
serta kegiatan pascapenambangan. "

19
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung: Teknik Tarsito.
hlm. 7
20
Supromo, Gatot. 2012. Hukum pertambangan mineral dan batu bara di Indonesia.
Jakarta:PT Rineka Cipta. hlm. 6
21
Ibid. hlm. 6
18

Berhubung dalam UU No. 4 Tahun 2009 pertambangan

dalam kaitannya dengan mineral dan batu bara, maka yang

disebut dengan pertambangan mineral adalah pertambangan

kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas

bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah (Pasal 1 angka 4).

Sedangkan pertambangan batu bara adalah pertambangan

endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen

padat, gambut, dan batuan aspal (Pasal 1 angka 5).22

Salim menyatakan bahwa usaha pertambangan ada

beberapa tahap yang harus dilalui sebelum menuai hasil dari

kegiatan penambangan, yaitu:23

a) Penyelidikan umum adalah upaya investigasi geologis umum

atau fisik, di perairan dan udara, segala sesuatu dengan tujuan

menciptakan peta geologi umum atau untuk menetapkan

tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya.

b) Usaha eksplorasi adalah semua penyelidikan geologi

pertambangan untuk sesuaikan keberadaan pembentukan

properti penggalian secara menyeluruh.

c) Usaha eksplorasi adalah upaya penambangan dengan maksud

menghasilkan peralatan penggalian dan memanfaatkannya.

22
Suryanto. Good Mining Pratice, Konsep Tentang Pengelolaan Pertambangan yang baik
dan benar. Studi Nusa. Semarang. 2010. hlm. 3
23
Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2014.
hlm. 38
19

d) Usaha pengelolahan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk

meningkatkan kualitas bahan galian serta untuk

memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terkandung

dalam penggalian.

e) Usaha pengangkutan adalah segala upaya pemindahan bahan

galian dan hasil pengolahan serta pemurnian bahan galian

dari daerah eksplorasi atau tempat pengolahan/pemurnian.

f) Usaha penjualan adalah semua penjualan bahan dan hasil

penggalian pengolahan/pemurnian bahan galian

Penggolongan hasil tambang, izin usaha pertambangan

meliputi izin untuk memanfaatkan bahan galian tambang yang

bersifat ekstraktif seperti bahan galian tambang golongan A,

golongan B, maupun golongan C. Bahan golongan A adalah

barang penting bagi pertahanan, keamanan dan strategis untuk

menjamin perekonomian negara dan sebagian besar hanya

diizinkan untuk dimiliki oleh pemerintah. Bahan golongan B

dapat menjamin hayat hidup orang banyak. Sedangkan bahan

golongan C merupakan bahan yang tidak dianggap langsung

mempengaruhi hayat hidup orang banyak. Berikut jenis bahan

tambang yang ada dan di bagi menjadi tiga golongan, yaitu:24

24
Salim HS. 2014. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
hlm. 40
20

a) Bahan galian golongan A (yang disebut bahan strategis),

terdiri atas: minyak bumi, aspal, antrasit, batubara, batubara

muda, batubara tua, bitumen, bitumen cair, bitumen padat,

gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium dan bahan-

bahan galian radio aktif lainnya.

b) Bahan galian golongan B (bahan vital), terdiri atas: air raksa,

antimon, aklor, arsin, bauksit, besi, bismuth, cerium, emas,

intan, khrom, mangan, perak, plastik, rhutenium, seng,

tembaga, timbal, titanium, vanadium, wolfram, dan bahan-

bahan logam langka lainnya.

c) Bahan galian golongan C (bahan tidak strategis dan tidak

vital), terdiri atas: pasir, tanah uruk, dan batu kerikil. Bahan

ini adalah bahan tambang yang tersebar di berbagai daerah

yang ada di Indonesia.

Berdasarkan jenis pengelolaannya, aktivitas penambangan

ada dua macam yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh

badan usaha yang ditunjuk secara langsung oleh negara melalui

Kuasa Pertambangan (KP) maupun Kontrak Karya (KK), dan

penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual.

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha

biasanya dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih

sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi

waktu yang lebih efisien, sedangkan penambangan rakyat adalah


21

aktivitas penambangan dengan menggunakan alat-alat sederhana.

Emas sebagai salah satu sumberdaya yang tidak dapat

diperbaharui (non-renewable resources) seperti mineral disebut

sumberdaya terhabiskan (depletable) adalah sumberdaya alam

yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis

sehingga suatu saat akan habis.25

Pertambangan rakyat merupakan usaha pertambangan

bahan galian yang dilakukan rakyat setempat dengan cara kecil-

kecilan atau gotong royong dengan menggunakan peralatan

sederhana untuk mata pencaharian sendiri. Perkembangan skala

kecil adalah kegiatan usaha pertambangan yang dikelola oleh

masyarakat setempat maupun koperasi unit desa (KUD).

Sementara pertambangan tanpa izin (PETI) merupakan

pertambangan yang dilakukan atau diusahakan tanpa adanya

perlindungan izin yang sah seperti pertambangan liar.

Pekerjaan utama seorang ahli tambang adalah

membebaskan dan mengambil mineral-mineral serta batuan yang

memiliki arti ekonomis dari batuan induknya yang kemudian

membawanya kepermukaan bumi untuk dimanfaatkan. Kegiatan-

kegiatan penambangan terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan

pengangkutan.

25
Suryanto. 2010. Good Mining Pratice, Konsep Tentang Pengelolaan Pertambangan yang
baik dan benar. Studi Nusa. Semarang. hlm.3
22

Emas atau aurum (Au) merupakan termasuk logam mulia,

karena sifatnya yang stabil, tidak berubah zat, tidak beroksidasi

dalam udara normal, mempunyai sifat stabil dan merupakan unsur

murni. Emas adalah salah satu jenis logam mulia berwarna kuning

yang dapat ditempa dan biasanya digunakan sebagai perhiasan

seperti cincin, kalung dan gelang.26

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial ekonomi adalah kegiatan seseorang yang

berhubungan dengan orang lain. Manusia merupakan makhluk

sosial yang mana mereka tidak dapat hidup sendiri.

Kehidupan sosial ekonomi penambang emas dapat dilihat

dari beberapa bidang kehidupannya yang dapat mempengaruhi

perkembangan serta memiliki pengaruh terhadap penambang serta

masyarakat disekitarnya, yaitu:

1) Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial merupakan segala perubahan-perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu

masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk

didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku

dalam masyarakat.

Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon yaitu

makhluk sosial yang menyukai hidup bergolongan atau lebih


26
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2019.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00607-STIF%20Bab%202.pdf di akses
pada tanggal 25 Januari 2022. hlm. 8
23

suka mencari teman untuk hidup bersama daripada hidup

sendiri. Manusia memerlukan bantuan dari orang lain, yang

mulai dari manusia dilahirkan sampai meninggal dunia.

Manusia itu selalu berinteraksi, berelasi, berkomunikasi,

saling membutuhkan dan saling membantu satu sama lain.

Setiap individu mempunyai keinginan untuk berhubungan

dengan orang lain. Menurut Bintaro (1989: 63), relasi

merupakan hubungan antara dua gejala, dua komponen, dua

individu atau lebih sehingga dapat menimbulkan pengaruh.

Jadi relasi sosial itu adalah hubungan yang dinamis dalam

masyarakat. Relasi menimbulkan pengaruh timbal balik

antara individu dan masyarakat karena relasi dimulai dari

pertemuan dimana masyarakat saling menyapa, bersalaman,

berbicara, saling mempengaruhi atau bertukar pikiran.

Menurut Parsons, kehidupan sosial masyarakat dipandang

sebagai suatu sistem sosial. Yang artinya kehidupan harus

dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-

bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam

suatu kesatuan.27

2) Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi pada penelitian ini dimaksudkan

sebagai taraf perekonomian keluarga yang bisa dilihat

27
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan edisi
ketiga. (Jakarta: Prenada Media Group), 2011, hlm. 124-125
24

melalui pendapatan atau jumlah keseluruhan dari kekayaan

lainnya. Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah

pendapatan yang diterima masyarakat yang dihitung rata-rata

perbulan.

Relasi ekonomi adalah hubungan dinamis dalam

masyarakat yang berkaitan dengan mata pencaharian dan

memperoleh pendapatan. Perekonomian masyarakat pedesaan

dapat dilihat dari adanya gejala-gejala upaya pemenuhan

kebutuhan hidup manusia. Pemenuhan kebutuhan hidup ini

memiliki suatu pencirian sistem sosial ekonomi tertentu.

Menurut Sartono Kartodirjo studi sejarah sosial ekonomi

meliputi aspek-aspek sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Studi sejarah sosial merupakan segala sejarah yang

memperlihatkan dalam kehidupan sosial seperti kehidupan

masyarakat, keluarga, pendidikan dan gaya hidup.28

Sementara sejarah ekonomi memusatkan perhatian pada

aktivitas perekonomian suatu kelompok masyarakat

khusunya masalah pertumbuhan ekonomi sepanjang waktu,

distribusi, pendapatan, rasio arah pertumbuhan dan

kemunduran serta masalah kemiskinan berbagai kelompok

pada masa lampau.29

28
Sartono Kartodirjo. 1993. Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah. Jakarta,
Gramedia Persada Utama. hlm. 50
29
Taufik Abdullah. 1979. Sejarah Perubahan Sosial. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press. hlm. 38
25

3. Kerangka Berpikir

Tambang Emas Terhadap


Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakata Nagari Padang Laweh
Padang, Kabupaten Sijunjung
(2008-2022)

Sebelum Tahun 2008


Perubahan dan Sesudah adanya
Pendapatan Tambang Emas

Kehidupan Pola Perilaku


Sosial Ekonomi
Masyarakat Pendapatan

G. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif,

karena pendekatan ini mengungkapkan realita sebagaimana adanya. Jenis

penelitian kualitatif ini lebih menekankan pada penelitian yang bersifat

memberikan gambaran sesuai dengan fakta di lapangan.

Metode penelitian sejarah menurut Louis Gottschalk ada empat

langkah dalam prosedur penelitian sejarah yaitu:30

30
Louis Gottschalk. Understanding History: A Primer of Historical Method, a.b, Nugroho
Notosusanto, Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. hlm. 18
26

1) Heuristik

Heuristik merupakan langkah awal bagi peneliti dalam proses

mencari dan mengumpulkan bahan-bahan informasi yang diperlukan

berhubungan dengan permasalahan penelitian. Tahap heuristik adalah

kegiatan sejarawan untuk mengumpulkan sumber, jejak-jejak sejarah

yang di perlukan. Untuk memudahkan dalam suatu penelitian, sumber-

sumber sejarah yang begitu kompleks dan banyak jenisnya itu perlu

diklasifikasi yang dalam bentuknya menjadi sumber tertulis, sumber

lisan dan sumber benda.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih banyak berkonsentrasi

mengumpulkan sumber lisan dan tertulis. Dalam mengumpulkan

sumber-sumber dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik yaitu

observasi dan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan bapak

Jouharuddin, mas anton, uda Afrijon, Syafri, bapak Imen, bapak Kanin,

bapak Joni, bapak Rio, bapak Doni, bapak Rio dan bapak Imul.

2) Kritik Sumber

Kritik sejarah adalah penilaian kritis terhadap data dan fakta

sejarah yang ada. Pada tahap ini, sumber dikumpulkan pada kegiatan

sebelumnya (heuristik) yang berupa hasil temuan dilapangan mengenai

bukti-bukti pembahasan, untuk selanjutnya diseleksi dengan mengacu

pada prosedur yang ada.

Verifikasi atau kritik sumber dalam penelitian sejarah memiliki dua

kategori, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal


27

adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek

luar sumber sejarah yang bertujuan untuk menemukan sumber-sumber

yang valid dan untuk mendeteksi sumber palsu. Kritik internal adalah

verifikasi yang menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber yang

telah dukumpulkan pada tahap sebelumnya. Kritik internal ini yang

nantinya akan memutuskan dipakai atau tidaknya sumber yang telah

terkumpul.

3) Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran terhadap fakta sejarah yang diperoleh

dari arsip, buku-buku yang relevan dengan pembahasan, maupun hasil

penelitian langsung dilapangan. Tahapan ini menuntut kehati-hatian dan

integritas peneliti untuk menghindari yang subjektif terhadap fakta yang

satu dengan fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau

gambaran sejarah.

4) Historiografi

Historiografi merupakan tahap akhir dalam penelitian sejarah, yaitu

tahap penulisan sejarah dari data-data yang dikumpulkan, diverifikasi

dan telah diinterpretasi. Historiografi adalah proses penyusunan fakta

sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam bentuk

penulisan sejarah.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis dan Potensi Alam

Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/kota

di Provinsi Sumatra Barat. Secara geografis Kabupaten Sijunjung berada

pada 0 18’ 42” Lintang Selatan (LS) sampai dengan 1 41’ 46” (LS) dan

100 37’ 40” (BT) sampai dengan 101 30’ 52” Bujur Timur (BT). Posisi

kabupaten Sijunjung berada di bagian timur Provinsi Sumatra Barat, pada

jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Provinsi Jambi,

mengingat letaknya di persimpangan jalur tersebut Kabupaten Sijunjung

merupakan jalur ekonomi dan jalur pariwisata yang strategis.

Kabupaten Sijunjung terbagi dalam 8 kecamatan dan 49 nagari.

Kecamatan Kamang Baru dan Sijunjung merupakan kecamatan yang

luasnya mencapai setengah luas kabupaten tersebut. Sedangkan

Kecamatan Kupitan dan IV Nagari merupakan kecamatan yang memiliki

luas yang sangat kecil dibandingkan dengan kecamatan lain. Luas dan

jumlah nagari masing-masing kecamatan disajikan dalam tabel berikut:1

1
BPS Kabupaten Sijunjung. Koto tujuh dalam angka tahun 2011. hlm. 4

28
29

Tabel 1
Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari di Kabupaten Sijunjung

NO Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Nagari


1 Kamang Baru 837.80 5
2 Tanjung Gadang 459.79 6
3 Sijunjung 748.00 9
4 Lubuk Tarok 187.60 3
5 IV Nagari 96.30 5
6 Kupitan 82.01 4
7 Koto VII 143.90 9
8 Sumpur Kudus 575.40 8
Jumlah 3,130.80 49
Sumber: Katalog Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung dalam Angka Tahun 2011, hlm.
20

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Kecamatan

Sijunjung dan Koto VII memiliki jumlah Nagari terbanyak yaitu sebanyak

9 Nagari. Sedangkan Kecamatan Lubuk Tarok yang memiliki Nagari

paling sedikit yaitu 3 Nagari. Jika dilihat dari luas daerah Kecamatannya,

Kecamatan Kamang Baru yang merupakan daerah terluas yaitu dengan

luas 837.80 ha. Sedangkan luas daerahnya yang paling kecil yaitu

Kecamatan Kupitan dengan luas daerah 82.01 ha.

Kondisi geologi pada Kabupaten Sijunjung mulai dari lereng

hingga kemiringan lebih dari 40% dengan konfigurasi datar, berbukit dan

rawa. Iklim di Kabupaten ini termasuk ke dalam tipe A yaitu dengan curah

hujan rata-rata 231,81 mm per bulan. Kabupaten Sijunjung dialiri 7 buah

sungai yaitu:2

2
http://scholar.unand.ac.id/37059/6/BAB%201.pdf di akses pada tanggal 27 Januari 2022
30

Tabel 2
Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Sijunjung

No Nama Sungai Lebar Wilayah yang dialiri


Sungai(m)
1. Batang Palangki Kec. IV Nagari (Nag. Palangki,
Muaro Bodi, Koto Tuo).
Kec. Sijunjung (Nagari Muaro)
2. Batang Ombilin Kec. Koto VII (Nag. Tanjung,
Padang Laweh).
Kec. Sijunjung (Nag. Muaro)
3. Batang Sukam Kec. Sijunjung (Nag. Sijunjung)
4. Batang Sumpur Kec. Sumpur Kudus
(Nag.Silantai, Sumpur Kudus,
Manganti, Sisawah)
5. Batang Kuantan Kec. Sijunjung (Nag. Muaro,
Silokek, Durian Gadang).
Kec. Kamang Baru (Nag. Padang
Tarok, Sungai Betung)
6. Batang Takung Kec. Kamang Baru (Nag. Sungai
Lansek, Muaro Takuang).
Kec. Tanjung Gadang.
7. Batang Sinamar Kec. Sumpur Kudus (Nag.
Kumanis).
Kec. Koto VII (Nag. Tanjung,
Guguak).
Sumber: http://scholar.unand.ac.id/37059/6/BAB%201.pdf di akses pada tanggal 27 Januari
2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di Kabupaten Sijunjung

terdapat 7 sungai yang dialiri beberapa Kecamatan. Sungai yang paling

lebar yaitu sungai batang kuantan dengan lebar sungai yang

mengalir di Kecamatan Sijunjung (Nag. Muaro, Silokek, Durian Gadang)

dan Kecamatan Kamang Baru (Nag. Padang Tarok, Sungai Betung).

Sedangkan yang paling kecil yaitu sungai batang sumpur dan batang

sinamar dengan lebar masing-masingnya yang mengalir di

Kecamatan Sumpur Kudus (Nag.Silantai, Sumpur Kudus, Manganti,


31

Sisawah) dan batang sinamar di Kecamatan Sumpur Kudus (Nag.

Kumanis) dan Kecamatan Koto VII (Nag. Tanjung, Guguak).

Nagari Padang Laweh berada pada orientasi wilayah Kecamatan Koto

VII, Kabupaten Sijunjung, yang memiliki kelerengan rata-rata 8-15%.

Nagari Padang Laweh terdiri atas 9 pembagian wilayah jorong, yaitu

Jorong Koto, Jorong Taratak Betung, Jorong Sungai Gemiri, Jorong Bukit

Gombak, Jorong Sungai Gemuruh, Jorong Ranah Sigading, Jorong

Taratak Baru, Jorong Sawah Tarok dan Jorong Pasar Gambok. Luas

wilayah Nagari Padang Laweh yaitu 11,01 , dengan batas wilayah

sebagai berikut:3

 Utara : Nagari Guguak (Kecamatan Koto VII)

 Selatan : Nagari Kandang Baru (Kecamatan Sijunjung)

 Barat : Nagari Tanjuang (Kecamatan Koto VII)

 Timur : Nagari Pamatang Panjang (Kecamatan Sijunjung)

3
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh, 2020. hlm. 21
32

Gambar 1
Peta Administrasi Nagari Padang Laweh

Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh, 2020, hlm. 21

Nagari Padang Laweh memiliki beberapa potensi yaitu:4

1) Pertambangan

Pada sektor pertambangan terdapat potensi penghasil emas yang

cukup besar di Nagari Padang Laweh. Penambangan emas tersebut

sudah berjalan dengan waktu yang cukup lama. Titik lokasi

penambangan terdapat di sungai ombilin yang berada di Nagari

Padang Laweh.

2) Perkebunan

Selain sektor pertambangan, terdapat juga sektor perkebunan yang

dapat dikembangkan di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII.

Perkebunan yang banyak terdapat di Nagari Padang Laweh adalah

perkebunan karet. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perkebunan

4
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh, 2020. hlm. 46-49
33

karet milik masyarakat Nagari Padang Laweh yang tersebar di seluruh

wilayah Nagari Padang Laweh.

3) Kerajinan

Kerajinan juga merupakan sektor yang berpotensi untuk di

kembangkan di Nagari Padang Laweh. Diantaranya hasil kerajinan

tersebut yaitu kerajinan anyaman tikar pandan. Masyarakat Nagari

Padang Laweh sendiri sudah berkecimpung dalam memproduksi tikar

pandan, sehingga Nagari Padang Laweh terkenal dengan penghasil

anyaman tikar pandan yang memiliki kualitas yang baik dan tahan

lama. Pemasaran tikar pandan ini sudah menjangkau hingga keluar

provinsi Sumatra Barat.

4) Potensi Wisata

Di Nagari Padang Laweh juga memiliki potensi wisata yaitu

terdapat 2 air terjun yang bagus diantaranya air terjun murai tinggi dan

air terjun sungai rambutan.

Air terjun murai tinggi merupakan salah satu destinasi wisata di

Nagari Padang Laweh yang berada pada kawasan hutan di Jorong

Sungai Gemuruh dengan ketinggian mencapai ± 15 meter dengan

jarak 5 km dari pusat Nagari.

Air terjun sungai rambutan juga salah satu destinasi wisata di

Nagari Padang Laweh yang berada di Jorong Ranah Sigading dengan

ketinggian mencapai ± 12 meter yang berjarak 4 km dari pusat Nagari.


34

B. Nagari Padang Laweh

1. Sejarah Nagari Padang Laweh

Nagari Padang Laweh merupakan salah satu nagari yang memiliki

wilayah administrasi yang cukup luas yang ada dalam lingkup

Kecamatan Koto VII, dengan sarana dan prasarana yang sudah terdapat

didalamnya, serta berbagi potensi yang bisa dikembangkannya untuk

kemajuan nagari.

Awal terbentuknya nagari Padang Laweh tercantum dalam

Undang-Undang Nan 10 (4 dipulangkan, 6 tinggal diutan) berbunyi:5

“Jika tidak ada Tepian Piliang, tidak akan ada Pulau Buntar. Jika
tidak ada Pulau Buntar, tidak aka nada Teratak Betung. Jika tidak ada
Teratak Betung, tidak aka nada Rumah Tanduk Empat. Jika tidak ada
Rumah Tanduk Empat, maka tidak akan ada pula Padang Laweh.”

Pertama, pada Tepian Piliang terdapat 3 keluarga yang masing-

masing mendiami tiga daerah yaitu di Ujung Tanjung Bio-Bio (Dataran

Pulau Buntar), Ujung Tanjung Muaro Sumpur (Dataran Pulau Basung),

dan Sibolin. Anak cucu dari tiga kelompok ini semakin berkembang,

oleh karena itu ketiga kelompok ini sepakat untuk memancang

gelanggang sekali setahun yaitu di hari raya tempatnya dipergilirkan.

Orang piliang yang memancang gelanggang berasal dari Pangian dan

tinggal di Bio-Bio (Pulau Buntar), sedangkan pihak yang satu lagi

berasal dari Pariangan dan tinggal di Guguk Bayu. Mereka berjanji

akan saling mengunjungi hingga saat ini bernama Tepian Piliang.

5
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020. hlm. 10
35

Setelah Pasusunan ada maka masing-masing Kelompok tersebut dikenal

dengan gelar yaitu, kelompok di Bio-bio (Pulau Buntar) bergelar

Malinputi, kelompok di Tanjung Muaro Sumpur bergelar Binuang Sati,

kelompok di Sibolin bergelar Lipati, dan kelompok di Gugu Bayu

bergelar Datuak Bagindo Simarajo.

Kedua, pada Pulau Buntar kunjung-berkunjung terus berlangsung,

begitu juga dengan memancang Gelanggang. Waktu terus berjalan,

penduduk semakin lama semakin bertambah sehingga dibentuklah

pasusunan sekaligus dengan undang-undangnya. Gagasan ini timbul

dari kelompok Bio-bio dan mencari kata sepakat dengan kelompok

Guguk Bayur, kemudian baru diundangkan Puak-puak yang baru

datang. Membuat dan menyusun undang-undang inilah yang disebut

dengan Buntar, sehingga pulau tempat bermufakat tersebut disebut

dengan Pulau Buntar. Pada saat itulah lahir susunan Teratak Betung

dengan Undang-undang “Buek Jo Pakaian/Undang-Undang Nan

Sapuluah (10)”. Susunan itu adalah:

a) Rajo + Dubalang + Malin Teratak (1+1+1)

b) Pangulu + Dubalang + Malin Guguok (1+1+1) kecuali di

Masiang.

Dua Guguok diberi nama dengan nama alam yaitu Lubuak Syariak,

Lubuak Batu Anjiang yang ditepinya ditumbuhi Syariak, dan Guguok

Masiang karena rawanya ditumbuhi Masiang. Satu Guguok

penduduknya berasal dari Pariangan Padang Panjang, tempat asli orang


36

Minang yang diberi nama Teratak Betung. Satu Guguok lagi diberi

dengan nama fungsi/kedudukan yakni Pasak Membelintang dengan

pangulunya Malinputi yang menyusun dan membuat Undang-undang.

Pengambilan sumpah dilakukan di Sungai Ipuh dan dipegang oleh

Kakak Rajo (Kondo/Kakando/Merajo= Maharaja), sedangkan Ipuh

berarti Biso.

Ketiga Rumah Tanduk Ampek (4), setelah berjalan berpuluh

bahkan seratus tahun, pada suatu kali memancang Gelanggang, Dt.

Binuang Sati berberita bahwa di daerah Bukit Gombak telah berdiam

satu kaum yang orangnya keturunan Rajo. Selanjutnya kata Dt. Binuang

Sati bermaksud orang dari Pulau Basung hingga Bukit Gombak akan

mengadakan susunan pula seperti Teratak Betung, tetapi belum dapat

memastikan susunan dan undang-undang yang akan dibuat. Mendengar

apa yang dikatakan Dt. Binuang Sati tersebut, maka

Malinputih/Meliputi berkata “Baiklah nanti kami akan datang ketempat

tuan rajo itu”, begitulah saat Malinputih datang ke Bukit Gombak serta

berbincang (Perahu Malinputih ditambatkan di Muaro Sumpur Sungai

Gemiri dan berjalan ke Bukit Gombak), itu sebabnya Malinputih

mempunyai wilayah di Rumbai. Dalam perbincangan itu hanya 2

persoalan yang putus yakni susunan dan penggabungan 2 Teratak,

sedangkan mengenai Undang-Undang Nan 10 belum sempat

dibicarakan karena hari sudah sore dan Malinputih berjanji akan

mengirimkan utusan untuk menjelaskannya, sehingga pada suatu hari


37

yang dianggap baik dikirimlah utusan dari Guguok Masiang untuk

menjelaskan Undang-undang Nan 10 tersebut. Karena itulah sebagai

penghargaan Rajo Alam kepada utusan tersebut maka orang tersebut

diberi gelar Malin Janiah (Malin yang menjernihkan apa yang belum

selesai), dan sejak saat itu Rajo Alam memerintah 2 teratak tersebut

dengan gelar Rajo Alam Rajo Buek Jo Pakaian.

Keempat Pembentukan Nagari/Bernagari, setelah berjalan berpuluh

tahun bahkan ratusan tahun, kerajaan Buek didorong karena telah

tersusunnya Nagari yang berajo ke Pagaruyuang/Buo, seperti Muaro,

Palaluar, Tanjung dan sebagainya. Dengan adanya inisiatif dari Dt. Rajo

Mamat, maka diadakan musyawarah dengan Dt. Rajo Alam, Muncak

dan Rajo Mudo dari kerajaan seberang Ombak untuk mendirikan

Nagari dibawah Rajo Buo/Pagaruyuang. Atas sepakat bersama, maka

Dt. Rajo Mamat diberi tugas untuk menghubungi Rajo Buo untuk

menanyakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Nagari.

Oleh karena itu, diutuslah Rajo Dubalang untuk menjemput Rajo oleh

Dt. Rajo Mamat. Datanglah Rajo Pagaruyuang, serta dinanti oleh Dt.

Rajo Mamat dirumah gadang dikobun. Setelah Rajo sampai, maka

Rajopun bertitah bahwa menjadi Nagari yang beradat Minangkabau

diperlukan:6

a) Rajo Nagari

b) Ba balai-nalai/Bamusajik

6
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020. hlm. 12
38

c) Ba labuah/batapian

d) Bapandan Pakuburan

Atas sepakat unsur terkait, maka syarat tersebut akan dipenuhi kecuali

satu yaitu Rajo Nagari. Ketika Rajo akan pulang yang diantar oleh Rajo

Dubalang, Rajo singgah di Bio-bio dan menanyakan kepada Malinputih

mengenai Undang-Undang Nan 10. Setelah dijelaskan seperlunya,

Rajopun bertitah bahwa Undang-Undang Nan 10 itulah Adat

Minangkabau dipulang 4, yang 6 tinggal di utan. Dengan adanya titah

Rajo kepada Malinputi tersebut, urusan Rajo Nagari semakin bertambah

rumit. Yang berhak menjadi Rajo di Nagari yang akan didirikan yaitu:

a) Dt. Rajo Alam

b) Dt. Rajo Mudo (Kerajaan seberang Ombak)

c) Dt. Bagindo Simarajo

Dt. Rajo Alam akan tetap memegang Undang-undang Nan 6 di utan. Dt.

Rajo Mudo akan tetap memgang Kerajaan Seberang Ombak dan Ranah

Sigading. Sementara Dt. Bagindo Simarajo belum pulang juga karema

sedang menjempuy Malin Sulaiman dan Lelo Dirajo dari Pariangan

Padang Panjang. Maka atas kebijaksanaan Dt. Rajo Mamat mengangkat

kemenakannya untuk di Rajokan di dalam Nagari. Setelah itu

disusunlah Undang-Undang Nan 4 untuk Nagari yaitu:

a) Urusan syarak, NTCR, zakat dan sebagainya.

b) Salah ditimbang, utang dibayar.


39

c) Mambuang Jauah, Manggantuong Tinggi.

d) Hak nan bapunyo, harato nan bamilik.

Dengan susunan sebagai berikut:

a) Rajo Adat + Rajo Ibadat

Rajo Adat dan Rajo Ibadat adalah Simbol Nagari/ Pucuo Bulek

Urek Tunggang.

b) Urang tuo nan barampek

Urang tuo nan barampek/latak nan ampek adalah tampek

batanyo dek kan pai tampek babarito bilo lah pulang, mereka

ditandai dengan 4 tiang Tangah di Balai-balai Nagari, selain dari

Pitunggu juga berperan di Bangku Nan 7.

c) Dt. Nan Batigo di tiok-tiok Suku

Dt. Nan Batigo ini terdiri dari Pangulu suku, Manti suku, Malin

suku yang mana mereka mempunyai 2 fungsi yaitu:

1) Ke dalam sebagai Kepala suku/Hakim suku, Juru bicara

suku, mengurus urusan syarak suku, saluran adat untuk

hal-hal yang antar suku/Teratak.

2) Ke luar sebagai badan pemerintahan Nagari/Ayam

Aduan.

d) Mamak Pusako/Mamak Dt. Nan Tangah Duo Puluoh.

Mamak pusako adalah mamak pengantara antara Rajo Adat &

Rajo Ibadat, urang tuo nan barampek, dan datuak nan batigo

dengan mamak Pamatisan didalam satu suku. Oleh Rajo Adat &
40

Rajo Ibadat, urang tuo nan barampek, dan datuak nan batigo

disebut mamak antakan dan oleh mamak Pamatisan disebut

Mamak Pelilitan. Jadi, Mamak Pusako adalah mamak oleh

orang yang berpusaka, bukan bermakna mamak itu orang yang

berpusaka. Apabila urusan adat langsung kepada orang banyak

bukan untuk satu suku atau dari orang banyak yang melibatkan

beberapa suku maka urusannya tidak melalui Mamak Pusako.

Kalau diutan orang yang bapusako adalah Pejabat Buek dan

mamaknyo ialah yang tertua atau yang berhak mengemukakan

orang yang akan menjabat/menurutkan orang dari kaum

bersangkutan. Kedudukan orang bapuskao di Teratak/diutan

juga menjadi Mamak Pelilitan oleh Mamak Pamatisan seperti

juga Mamak Pusako di Suku. Mamak Pusako ialah Mamak

Palilitan oleh Mamak Pamatisan pada Undang-undang Nan 6

ialah Datuk di Guguok dan pada Undang-undang Nan 4 Mamak

Pusako di Sukun.

Buek Nagari Padang Laweh orang yang berpusako asli adalah

Datuak Pangulu Buek (Dt. Guguok) merekalah yang asli berwilayat.

Adapun Malin dan Dubalang Guguok adalah pemberian dari Dt.

Guguok (hal ini tergambar pada Teratak yang tertua yaitu Teratak

Betung). Berdasarkan fakta tersebut maka kesejahteraan pejabat adat


41

buek pada Undang-undang 6 ataupun pada Undang-undang Nan 4 dapat

dibagi atas:7

a) Patigaan dari hasil wilayat

Datuak Guguok yang asli punya wilayat tidak ada bersinggulung,

begitu juga diberi wilayat. Maka pejabat ini hidup dari pertigaan dari

kemenakannya.

b) Singgulung/Cermin

Pimpinan suku diberi singgulung dan cermin.

c) Zakat

Pimpinan Nagari dari tiap-tiap suku mendapat bahagian zakat.

d) Ganti badan

Datuak Guguok mendapat ganti badan dari Urang Tuo Togok dan

pada Guguoknyo masing-masing dan Datuak Nan Tigo mendapat

badan dari lurahnya.

Pada masa-masa terakhir dari perjalanan adat ini timbul kesulitan

untuk mendapatkan hasil dari sumber kesejahteraan tersebut karena:8

a) Singgulung/cermin telah banyak yang digadaikan oleh oknum

pejabat terdahulu, padahal keadaan ini tidak boleh terjadi.

b) Hak wilayat telah banyak yang emas mudakan oleh mamak

terdahulu sehingga pertigaan telah dipungut oleh yang punya

emas muda.

7
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020. hlm. 17
8
Ibid. hlm. 14-16
42

c) Zakat dan ganti badan telah hilang begitu saja dengan alasan

bahwa: “Rantau nan baulangi dan penataan sawah oleh Malin

suku tidak berjalan”. Namun kita lupa bahwa kita masih

membutuhkan mereka baik pada Undang-undang Nan 6 maupun

pada Undang-undang Nan 4 untuk menyelesaikan pertikaian

antara kita, kenduri dan sebagainya.

Cara orang Padang Laweh memudahkan urusan masyarakatnya

yaitu dengan menyusun di 7 Bangku/Bidang, yang mana masing-

masing bangku adalah:

a) Bangku Adat

Suatu bangku yang mendidik, berkomunikasi dan memperpatutkan

pemangku adat sehingga urusan internal orang adat tidak terbetik/

tidak terdengar keluar dari bangkunya (Kusut Bulu Ayam, Paruh

yang akan menyelesaikan).

b) Bangku Syarak

Suatu bangku yang mencakup keseluruhan lapisan masyarakat,

baik anggota bangku maupun diantara bangku-bangku yang lain

harus bersyariat. Bagi induk bangku dan anggota bangku bersyariat

adalah sebagai syarat mutlak. Menurut adat Minangkabau tidak sah

seorang pejabat adat jika tidak menjalankan syariat rukun yang

lima. Bangku syarak ini berjenjang naik bertangga turun, masjid-

masjid di masing-masing Teratak berinduk ke Masjid Nagari,

surau-suraupun berinduk ke masjid yang ada di masing-masing


43

Teratak dalam lingkungan surau tersebut. Sedangkan surau adalah

menjadi antakan bagi setiap bangku-bangku yang ada, disuatu

pihak surau itu berinduk ke masjid dan di lain pihak surau tersebut

juga berinduk pula ke induk bangkunya.

c) Bangku Pusako

Suatu bangku yang dilukiskan dalam ungkapan “Biri-biri Tabang

kasamak tibo disamak masuk padi, dari ninik turun ke mamak dari

mamak sampai ka kami”.

Orang-orang yang berpusako pada Undang-undang Nan 6 adalah

Rajo Buek di Teratak dan Datuak Guguok. Sedangkan di Undang-

undang Nan 4 adalah Datuak Nan Duo Selo & Imam Nagari, urang

tuo nan barampek dan datuak nan batigo.

d) Bangku Tembak, Bangku Tukang dan Bangku Dukun

Bangku tembak, bangku tukang dan bangku dukun adalah bangku

khusus yang tumbuh dengan perkembangannya dengan dilindungi

oleh kepala masing-masing Bangku, baik yang ada di Undang-

undang nan 6 maupun yang ada di Undang-undang nan 4.

e) Bangku Anak Muda

Bangku ini tumbuh atas dasar bakat seni dan budaya dari bangku

syarak (surau). Diantara anak mengaji di surau ada yang berbakat

seni budaya islam, seperti bersanji, rebana, sarapal anam (muluk)

dan lain-lain. Tapi ada juga yang berbakat tari, gendang, talempong
44

dan sebagainya. Maka dari bakat yang terakhir inilah lahirnya

bangku anak muda (Randai).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembentukan Nagari Padang Laweh

juga memiliki sejarah singkat yang dilakukan oleh kepala-kepala suku

yang saling bertukar informasi dan saling bermusyawarah untuk

membentuk sebuah Nagari. Kehidupan masyarakatnya juga tidak bisa

lepas dari aliran sungai batang Ombilin yang mengaliri beberapa jorong

di Nagari Padang Laweh. Dahulu masyarakat Nagari Padang Laweh

memanfaatkan air sungai batang Ombilin sebagai sumber air untuk

kehidupan sehari-hari mereka. Namun semakin berkembangnya zaman,

sungai batang Ombilin tidak hanya sebagai sumber air bagi masyarakat

Nagari Padang Laweh, namun juga sebagai tempat mata pencaharian

masyarakat di Nagari tersebut.

Sungai batang Ombilin yang alirannya melewati Nagari Padang

Laweh memiliki potensi juga yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat

sebagai tempat pencaharian. Sungai tersebut memiliki banyak ikan yang

mana masyarakat bebas untuk menangkapnya baik itu untuk di jual

maupun untuk kebutuhan keluarga yang suka memancing atau menjala

ikan. Di dalam sungai tersebut selain adanya ika, juga terdapat pasir

maupun batu kerikil yang bisa di jual oleh masyarakat ke mobil

pengangkut pasir atau sama pabrik atau orang yang membutuhkan pasir

dan batu kerikil. Masyarakat Nagari Padang Laweh dahulu juga banyak

yang bekerja sebagai penambang pasir, namun saat ini sudah mulai
45

berkurang karena pasir juga mulai berkurang. Selain itu di dalam sungai

juga terdapat emas yang banyak dan masyarakat Nagari Padang Laweh

mulai memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di Sungai Batang

Ombilin.9

2. Penduduk Nagari Padang Laweh

Jumlah penduduk dapat menggambarkan kondisi dan keadaan

masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Jumlah penduduk Nagari

Padang Laweh cukup beragam pada tiap jorongnya. Jumlah penduduk

terbanyak terdapat di Jorong Bukit Gombak, dan yang paling sedikit

terdapat di Jorong Sawah Tarok.10

Tabel 3
Jumlah Penduduk Nagari Padang Laweh

No Jorong Penduduk Jumlah Jumlah


LK PR (jiwa) KK
1 Koto 426 450 876 236
2 Teratak Betung 776 811 1.587 461
3 Sungai Gemiri 640 627 1.267 333
4 Bukit Gombak 1.056 1.047 2.103 432
5 Ranah Sigading 754 740 1.494 399
6 Sungai Gemuruh 553 517 1.070 369
7 Teratak Baru 760 804 1.564 410
8 Sawah Tarok 315 273 588 149
9 Pasar Gambok 432 397 829 203
Jumlah 5.712 5.666 11.378 2.992
Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh tahun 2020, hlm. 26

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Nagari

Padang Laweh terbanyak terdapat di Jorong Bukit Gombak.

9
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari Padang Laweh pada
tanggal 26 April 2022
10
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020. hlm. 26
46

Penduduk di Nagari Padang Laweh berjumlah cukup banyak dan

memiliki pekerjaan yang beragam, diantaranya yaitu petani, PNS,

pedagang dan lain sebagainya.

Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Nagari Padang
Laweh

No Pekerjaan Jumlah (orang)


1. Petani 3.746
2. Pegawai Negeri 116
3. Pegawai Swasta 104
4. Pedagang/Pengusaha 147
5. TNI/POLRI 4
6. Pensiunan 80
7. Aparat Pemerintahan Nagari 42
8. Dan Lain-lain 354
9. Tidak/belum bekerja (Pelajar, 3.915
anak-anak, termasuk
pengangguran)
Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh tahun 2020, hlm. 28

Masyarakat Nagari Padang Laweh lebih banyak bekerja sebagai

petani yaitu petani sawah dan petani karet, walaupun ada juga yang

bekerja pegawai, TNI/POLRI dan yang lainnya ini seperti bekerja

sebagai petambang pasir, petambang emas, sopir, tukang kayu, tukang

jahit, tukang anyaman pandan/tikar, dan pembantu rumah tangga. Di

Nagari Padang Laweh masyarakat lebih utama bekerja sebagai petani

sawah dan petani karet, disamping itu mereka juga bekerja sampingan

lainnya seperti pada musim buah-buahan mereka menjual hasil buah-

buahan yang ada di sekitar rumahnya yang mereka tanam. Buah-buahan

yang mereka tanam ini yaitu durian, manggis, rambutan, dan pinang,
47

walaupun tidak banyak namun bisa memberikan tambahan pendapatan

untuk keluarga mereka.

3. Sarana dan Prasarana

Nagari Padang Laweh memiliki sarana yang cukup lengkap dan

dapat menunjang kebutuhan masyarakatnya.

1) Sarana Pendidikan

Untuk sarana pendidikan di Nagari Padang Laweh terdapat

beberapa sarana dari berbagai tingkat pendidikan. Berikut tabel

sarana pendidikan di Nagari Padang Laweh yaitu:

Tabel 5
Jumlah Sarana Pendidikan

No. Sarana Pendidikan Jumlah (unit)


1 PAUD 7
2 TK 7
3 SD 11
4 SLTP 2
5 SLTA/SMK 1
Total 28
Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh tahun 2020,
hlm.30

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di Nagari

Padang Laweh sudah memiliki sarana pendidikan hingga

SLTA/SMK dan sarana pendidikan SD yang paling banyak di

Nagari Padang Laweh yaitu ada 11 unit SD. Sedangkan saran

pendidikan yang paling sedikit yaitu SLTA/SMK sebanyak 1 unit.


48

2) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Nagari Padang Laweh terdiri

dari 7 jenis, yang letaknya tersebar di seluruh wilayah jorong yang

ada di Nagari Padang Laweh.

Tabel 6
Jumlah Sarana Kesehatan di Nagari Padang Laweh

No Jenis Sarana Jumlah Unit


1 Posyandu 7
2 Posyandu 7
3 Puskesmas 1
4 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1
5 Praktek Dokter 1
6 Poskesri 3
7 Polindes 3
Jumlah 17
Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh tahun 2020, hlm.
32

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana

kesehatan di Nagari Padang Laweh sudah bisa dikatakan cukup

banyak dan memadai. Sarana kesehatan yang paling banyak di

Nagari tersebut yaitu Posyandu sebanyak 7 unit dan sarana paling

sedikit yaitu ada Apotek, Puskesmas, Pustu, dan Praktek Dokter.

3) Sarana Keagamaan/Peribadatan

Sarana peribadatan yang terdapat di Nagari Padang Laweh

terdiri dari 2 jenis, yaitu masjid dan mushalla. Di Nagari Padang

Laweh terdapat 6 masjid dan 98 mushalla/surau yang tersebar di

seluruh jorong.
49

4) Sarana Pelayanan Umum

Secara umum sarana pelayanan yang ada di Nagari Padang

Laweh, Kecamatan Koto VV sudah memadai, yang mana beberapa

sarana pelayanan umum sudah memiliki tempat tersendiri seperti

kantor BPN berdiri sendiri dan KAN disatukan dengan Kantor

Wali Nagari, kantor-kantor kepala jorong tersebar di tiap-tiap

wilayah jorong.

Tabel 7
Jumlah Sarana Pelayanan Umum di Nagari Padang Laweh

No Jenis Sarana Jumlah Kondisi


(unit)
1 Kantor Wali 1 Baik
Nagari
2 Kantor Bersama 1 Baik
3 Kantor PKK 1 Belum Ada
4 Pasar Nagari 1 Kurang
Baik
5 Pos Pemuda 1 Baik
Jumlah 5
Sumber: Arsip Kantor Wali Nagari Padang Laweh tahun 2020, hlm. 36

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana pelayanan

umum di Nagari Padang Laweh sudah cukup lengkap dan memadai.

Pada setiap jenis sarana tersebut terdapat 1 unit di Nagari Padang

Laweh.
50

Selain sarana yang lengkap, di Nagari Padang Laweh juga terdapat

prasarana yang cukup baik. Berikut merupakan prasarana yang ada di

Nagari Padang Laweh yaitu:11

1) Jalan

Secara umum di Nagari Padang Laweh sudah terdapat jalan

akses, namun tidak semuanya memadai. Masih terdapat jalan yang

belum terbangun atau masih jalan yang berkerekel dan sudah

banyak jalan yang sudah terbangun atau diaspal namun kondisinya

ada yang rusak atau berlubang. Lebar jalan yang ada di Nagari

Padang Laweh berkisar antara 1-4 meter. Jenis perkerasan jalan di

Nagari Padang Laweh sebagian besar adalah perkerasan beton.

Selain itu juga terdapat 5 jembatan gantung untuk menghubungkan

wilayah yang dilintasi oleh sungai besar. Sebagian besar rumah

masyarakat Nagari Padang Laweh sudah terdapat akses jalan,

namun masih ada jalannya yang berkerekel atau belum dibeton.

2) Listrik

Masyarakat Nagari Padang Laweh sudah menggunakan

listrik yang bersumber dari PLN. Seluruh masyarakat Nagari

Padang Laweh sudah menggunakan listrik di setiap rumah masing-

masing. Selain itu seluruh wilayah jorong di Nagari Padang Laweh

juga terdapat tiang-tiang listrik sebagai tanda sudah adanya arus

listrik di seluruh wilayah Nagari Padang Laweh.

11
Arsip Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020. hlm. 38-45
51

3) PDAM

Air bersih sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

masyarakat Nagari Padang Laweh. Masyarakat Nagari Padang

Laweh mendapat sumber air bersih dari sumur dan dari PDAM.

Hanya sebagian kecil masyarakat yang memanfaatkan sungai

sebagai tempat mandi. Sedangkan untuk kebutuhan air minum,

sebagian masyarakat mengkonsumsi air yang dibeli dari depot air

dan air yang dimasak sendiri.

4) Telekomunikasi

Secara umum, Nagari Padang Laweh sudah terdapat

jaringan telekomunikasi dengan sudah adanya 1 unit bangunan

tower provider yang terletak di Jorong Koto. Namun berdasarkan

keadaan yang ada, jaringan untuk melakukan komunikasi lewat

panggilan telepon maupun jaringan internet masih cukup susah

untuk beberapa daerah atau jorong di Nagari Padang Laweh.

Sehingga sulit untuk mengakses internet bahkan untuk menelepon

menggunakan telepon genggam, bahkan didalam rumah pun tidak

bisa mengakses internet dan masyarakat masih mencari tempat-

tempat tertentu untuk mengakses internet.


52

C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Padang Laweh

Sebelum Tahun 2008

Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja adalah keadaan atau

kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Kondisi sosial

ekonomi ditandai adanya saling kenal mengenal antara satu dengan yang

lain nya, paguyuban, sifat kegotong royongan dan kekeluargaan12.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Nagari Padang Laweh terdiri dari

interkasi sosial, nilai sosial, dan tingkat pendidikan, sedangkan gambaran

kehidupan ekonomi masyarakat Nagari Padang Laweh ini terdiri dari

kepemilikan rumah tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya.

Menurut Mubyarto tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek

sosial, aspek sosial budaya dan aspek Desa atau Nagari yang berkaitan

dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja.13 Aspek ekonomi Nagari

Padang Laweh dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah

kesejahteraan masyarakat Nagari padang Laweh.

Pada umumnya, masyarakat Kabupaten Sijunjung bekerja di bidang

pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan), industri

pengolahan, perdagangan, jasa-jasa, transportasi & komunikasi dan

lainnya. Begitu juga dengan masyarakat Nagari Padang Laweh, kecamatan

Koto VII yang mana memiliki beragam jenis pekerjaan. pekerjaan

masyarakatnya yang paling banyak adalah sebagai petani.

12
Basrowi dan Siti Juariyah. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Jurnal
Ekonomi & Pendidikan. Volume 7 Nomor 1, April 2010. hlm. 60
13
Ibid. hlm 61
53

Tabel 8
Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang bekerja menurut Lapangan
Usaha dan Jenis Kelamin Kecamatan Koto VII Tahun 2006

NO Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 Pertanian 6.264 5.067 11.331
a. Tanaman Pangan 5.381 4.478 9.859
b. Perkebunan 585 314 899
c. Perikanan 29 5 34
d. Peternakan 129 79 208
e. Pertanian lainnya 141 190 331
2 Industri Pengolahan 241 259 500
3 Perdagangan Hotel dan 665 753 1418
Restoran
4 Jasa-jasa 909 469 1.378
5 Transportasi & 320 10 330
Komunikasi
6 Lainnya 307 344 651
Jumlah/Total 8.706 6.903 15.609
Sumber: Katalog Badan Pusat Statistik Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dalam angka
Tahun 2006/2007. hlm. 146

Berdasarkan tabel di atas lapangan usaha yang terdapat di Kecamatan

Koto VII yaitu lapangan usaha pertanian yang berjumlah 11.331 jiwa.

Begitu juga di Nagari Padang Laweh masyarakatnya banyak bekerja

sebagai petani sawah (tanaman pangan) dan petani karet.

Masyarakat Nagari Padang Laweh bekerja sebagai petani sawah yang

mana masyarakat kesawah dalam setahun itu dilaksanakan sebanyak 2 kali

pada musim penghujan. Sawah yang dikelola ada yang milik pribadi dan

ada juga milik orang lain, di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII

sawah yang dikelola masyarakatnya banyak yang milik pribadi.

Disamping sebagai itu masyarakat Nagari Padang Laweh juga memiliki

perkebunan, namun perkebunan ini tidak terlalu luas. Masyarakat Nagari

Padang Laweh memiliki perkebunan karet, kelapa, pinang dan kelapa


54

sawit. Komoditi perkebunan yang banyak digemari masyarakat adalah

karet. Selain itu masyarakat juga menanam kelapa, pinang dan kelapa

sawit di sekitar perumahannya sehingga komoditi kelapa, pinang dan

kelapa sawit ini tidak banyak dan hanya terdapat beberapa pohon saja

sebagai tambahan pendapatan dari perkebunan karet.

Salah satu kegiatan ekonomi masyarakat Nagari Padang Laweh adalah

peternakan. Masyarakat memiliki ternak kerbau, sapi, dan kambing,

namun tidak banyak dan terdapat beberapa ekor saja seperti memiliki 3

kerbau dan 2 kambing dan ada masyarakat yang hanya memiliki sapi 6

ekor. Pada kegiatan perekonomian peternakan ini, biasanya masyarakat

Nagari Padang Laweh menjual ternaknya ketika mereka benar-benar tidak

memiliki pendapatan atau uang dari hasil perkebunan karet atau menjual

ternaknya untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih

tinggi.

Jadi, bisa dikatakan masyarakat Nagari Padang Laweh itu memiliki

banyak jenis pekerjaan, namun pada umumnya banyak masyarakat Nagari

Padang Laweh melakukan aktifitas ekonomi pertanian seperti petani karet.

Disamping itu juga pada tahun sebelumnya masyarakat ada yang bekerja

sebagai tambang pasir dan tukang kayu.

Walaupun masyarakat Nagari Padang Laweh banyak melakukan

beragam pekerjaan, namun ekonomi masyarakatnya hanya dapat

memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dan dengan kehidupan yang masih

sederhana.
55

Tabel 9
Luas Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sijunjung

N Kecamatan Kampu Indust Pertam Sawah Tanah


O ng ri bangan Kering
Pemuki
man

Irigasi Non
Irigasi

1 Kamang 350.5 12.0 350.0 820.0 100.0 6 114.0


Baru

2 Tanjung 544.5 5.0 0.0 489.0 219.0 5 376.0


Gadang

3 Sijunjung 1 478.5 0.0 3.0 2 870.0 488.0 5 762.0

4 Lubuk 399.0 0.0 0.0 1 054.0 210.0 3 743.0


Tarok

5 IV Nagari 380.3 0.0 0.0 558.0 33.0 503.0

6 Kupitan 399.0 2.0 4.0 574.0 78.0 2 103.0

7 Koto VII 567.5 0.0 250.0 2 175.0 305.0 4 507.0

8 Sumpur 782.5 0.0 0.0 760.0 795.0 3 214.0


Kudus

Jumlah 4 901.8 19.0 607.0 9 300.0 2 228.0 31


332.0
Sumber: Katalog Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung dalam Angka Tahun 2008. hlm. 14

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa luas lahan yang

berbeda-beda, luas lahan untuk kampung/pemukiman yang paling luas

yaitu terdapat di daerah kecamatan Sijunjung dengan luas 1 478.5, yang

paling kecil yaitu daerah kecamatan Kamang baru dengan luas 350.5.

Untuk luas lahan industri di Kabupaten Sijunjung sangat sedikit, cuma

terdapat di tiga kecamatan yaitu kecamatan Kamang Baru, Tanjung

Gadang dan Kupitan. Pada luas lahan pertambangan di Kabupaten


56

Sijunjung terdapat di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Kamang Baru,

Sijunjung, Kupitan dan Koto VII. Luas lahan pertambangan paling luas di

Kecamatan Koto VII yaitu dengan luas 250.0 dan luas lahan yang paling

kecil yaitu pada Kecamatan Sijunjung dengan luas 3.0. Pada lahan sawah

terdapat luas lahan untuk irigasi dan non irigasi, untuk lahan irigasi paling

luas yaitu Kecamatan Sijunjung dengan luas 2 870.0 dan yang paling kecil

lahan irigasi di Kecamatan Tanjung Gadang dengan luas 489.0. Pada lahan

non irigasi, luas lahan yang paling luas yaitu pada Kecamatan Sumpur

Kudus dengan luas lahan 795.0 dan lahan paling kecil pada kecamatan IV

Nagari dengan luas 33.0. Sedangkan pada lahan tanah kering, lahan yang

paling luas terdapat di Kecamatan Kamang Baru dengan luas lahan 6 114.0

dan lahan yang paling kecil pada Kecamatan IV Nagari dengan luas lahan

503.0.

Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun

2008 tercatat sebanyak 204.601 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan.

Dengan demikian jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2008

mengalami pertumbuhan sebesar 1,01 persen dibandingkan dengan jumlah

penduduk pada tahun 2007.14

14
BPS Kabupaten Sijunjung dalam angka tahun 2008. hlm. 67
57

Tabel 10
Jumlah Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Jenis Kelamin
1997-2008

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1997 80 005 82 844 162 849

1998 80 994 83 629 164 623

1999 80 990 83 171 164 161

2000 83 398 84 698 168 096

2001 84 573 85 192 169 765

2002 85 593 87 409 173 002

2003 89 946 91 419 181 365

2004 92 684 93 161 185 845

2005 96 435 96 556 192 991

2006 98 325 98 342 196 667

2007 98 486 101 392 199 878

2008 100 978 103 623 204 601


Sumber: Katalog Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung dalam Angka Tahun 2008
hlm.71

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

setiap tahunnya selalu bertambah dan berkembang. Pada tahun 2008

menurut jenis kelaminnya, penduduk terbanyak adalah penduduk

perempuan dengan jumlah 103.623 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah

100.978 jiwa.
58

Tabel 11
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2008

Kecamatan Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

Kamang Baru 19 823 20 148 39 971

Tanjung Gadang 11 692 11 956 23 648

Sijunjung 20 251 20 755 41 007

Lubuk Tarok 6 889 7 161 14 050

IV Nagari 6 350 6 641 12 991

Kupitan 6 264 6 480 12 743

Koto VII 15 914 16 469 32 384

Sumpur Kudus 13 631 14 177 27 808

Jumlah 100 813 103 788 204 601


Sumber: Katalog Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung dalam Angka Tahun 2008. hlm. 72

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk laki-laki

dan perempuan terbanyak yaitu di kecamatan Sijunjung dengan jumlah

41.007 jiwa. Sedangkan, untuk jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

paling sedikit yaitu di kecamatan Kupitan dengan jumlah 12.743 jiwa.


BAB III
TAMBANG EMAS TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NAGARI PADANG LAWEH

A. Asal Mula Penambangan Emas

Sejak pertengahan abad ke-14 Sumatra Barat memegang peranan

penting dalam perdagangan emas dan lada.1 Petambangan dan

perdagangan emas tersebut berkaitan erat dengan kerajaan-kerajaan di

Minangkabau, seperti tambang emas di Tanah Datar menunjang

keberadaan kerajaan Pagaruyung. Pada tambang emas Salido di Desa

Tambang dan Desa Salido Saribulan berhubungan erat dengan kerajaan

Inderapura yang terletak di Pesisir Selatan, Sumatra Barat. 2 Penambangan

emas tersebut dilakukan dengan cara tradisional oleh masyarakat. Pada

tambang emas Salido tersebut di ambil alih oleh VOC pada abad ke-17

dan pada akhir abad ke-19 dikelola oleh Belanda.3

Pertambangan di Nusantara mulai dikembangkan menjelang akhir

abad ke-19 ketika Belanda datang dan menjajah Indonesia. Perkembangan

kegiatan penambangan tidak secepat sektor pertanian karena penjajah

Belanda lebih memilih memprioritaskan sektor pertanian. Pada usaha

pertambangan, Belanda menempatkan penduduk pribumi hanya sebagai

1
Kharawita, Yeni. Penambangan emas rakyat di Desa Tambang Kabupaten Pesisir Selatan
tahun 1988-1995 (UNAND: 1997). Skripsi. hlm. 2
2
Lindayanti. Salido Saribulan dari Daerah Penghasil Emas Menjadi Desa Tertinggal.
Laporan Penelitian CPF. Padang. 1996. hlm. 3
3
Rahim, Reni. 2011. Pertambangan Emas Rakyat di Desa Kampung Baru (Sijunjung)
Tahun 1990-2005 Studi Sejarah Sosial Ekonomi. Skripsi. UNP. hlm. 38

59
60

buruh kasar, sedikit yang sempat menjadi mandor ataupun pengawas

sehingga proses transfer pengetahuan dan teknologi tidak terjadi.4

Pada tahun 1899 pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan

Peraturan Pokok Pertambangan diatur dalam Indonesische Mijwet Tahun

1899 Staatsblad 241. Pada masa itu pertambangan-pertambangan besar

seperti pertambangan Batubara di Ombilin dan pertambangan timah di

Bangka dilakukan oleh Negara. Pada saat yang bersamaan, banyak

bertumbuhan pertambangan rakyat. Tetapi belum banyak pengaturan

terhadap penambang rakyat tersebut. Perijinan pertambangan rakyat

diberikan oleh penguasa setempat dengan cakupan bahan galian seperti

timah, emas dan intan.5

Pertambangan rakyat juga merupakan bagian aktivitas

pertambangan pada umumnya, yaitu suatu kegiatan mulai dari

penyelidikan, eksplorasi hingga penjualan. Pertambangan rakyat pertama

kali menggunakan peralatan sederhana saja.

Pertambangan termasuk salah satu sumber daya alam yang

berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di Pulau Sumatra

memiliki kekayaan alam hasil tambang berupa minyak bumi, Batubara,

tembaga, timah, granit dan beberapa hasil tambang lainnya.

Daerah Natal dan Pasaman yang terletak di Pesisir Barat Sumatra

merupakan daerah rantau Minangkabau yang mana terkenal dengan daerah

4
Santoso, Budi. Penegakan Hukum Terhadap Penambangan Emas Tanpa Izin Berdasarkan
PERDA No. 3 Tahun 2012 di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat. Skripsi. 2018.
hlm. 19
5
Ibid. hlm. 20
61

penghasil emas. Pertambangan emas terdapat di Lubuk Selasih, Tambang

Gadang, Sungai Pagu dan Mangun Tanah. Minangkabau dianggap sebagai

daerah yang paling banyak memiliki emas. Hal itu yang mendorong

Belanda untuk mendirikan Loji di Padang.6

Kabupaten Sijunjung juga merupakan salah satu daerah yang

memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kabupaten Sijunjung yang

disebut juga dengan sebutan Lansek Manih ini terdapat banyak kekayaan

alam, seperti terdapat banyaknya jenis mineral di Kabupaten Sijunjung

tersebut.7

Di Sijunjung terdapat wilayah yang kaya akan hasil pertambangan,

terutama batubara dan berbagai pertambangan mineral lainnya seperti

emas, sirtu, dan tanah urug. Kegiatan ini dilakukan oleh individu dengan

status kepemilikan tanah seperti pertambangan berupa milik sendiri, sewa

dan termasuk wilayah sungai. Penambangan dengan status individu ini

(berizin/tidak berizin) dilakukan dibeberapa tempat dengan sistem

tambang terbuka baik itu dilakukan di darat atau di sungai.

Berdasarkan peta tambang berizin dan potensi penyebaran bahan

tambang di Kabupaten Sijunjung beberapa potensi bahan tambang dapat

dikembangkan. Berikut adalah penyebaran potensi bahan tambang di

Kabupaten Sijunjung yaitu:8

6
Saputra, Benni. Pertambangan Emas Rakyat di Nagari Nanggalo Hilir Kecamatan Bonjol
tahun 1980-2001. Studi Sejarah Sosial Ekonomi. Skripsi Unand. 2003. hlm. 40
7
Irrianti, Lucia. Dampak Penambangan Emas Terhadap Stratifikasi dan Mobilitas di
Kenagarian Koto Tuo, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung. Skripsi. hlm. 2
8
https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/potensi-pertambangan/ di akses pada
tanggal 20 April 2022
62

Tabel 12
Potensi Bahan Galian dan Mineral (I) di Kabupaten Sijunjung

NO Jenis Bahan Lokasi Prakiraan Keterangan


Galian Penyebaran Potensi
I Bahan Galian Batubara

Batubara Sungai Terukur Nilai kalori


Tambang 5.904837 ton 4.000-5.000
kkal/kg PT
Karbindo
Abessyapadhy

Sisawah 4.000.000 ton Nilai kalori


6.000-7.000
kkal/kg KUD
Sisawah

Muaro KUD Muaro

Lubuk Tarok 1.215.000 ton Penyelidikan


umum

Parambahan/Bu 14.093.000 Nilai kalori


kit Bual 6.800 kkal/kg
PT. Alied Indo
Coal
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatra
Barat, 2014. https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/ di akses pada tanggal 20
April 2022

Berdasarkan tabel di atas bahan galian batubara terdapat di

beberapa daerah di Kabupaten Sijunjung. Prakiraan potensi yang paling

tinggi yaitu pada Parambahan/bukit bual yang terukur 14.093.000 ton

dengan nilai Nilai kalori 6.800 kkal/kg PT. Alied Indo Coal. Sedangkan

daerah perkiraan yang masih dalam penyelidikan yaitu daerah Muaro oleh

KUD Muaro.
63

Tabel 13
Potensi Bahan Galian dan Mineral (II) di Kabupaten Sijunjung

NO Jenis Bahan Lokasi Prakiraan Keterangan


Galian Penyebaran Potensi
II Bahan Galian Logam

1) Air Raksa Di Sibalabu, Sumberdaya Tahap


Sungai Tapir, inventarisasi
Batu Anjung, dan
Gade Talang
2) Besi (Bijih) Batu Manjulur Sumberdaya Tahap
inventarisasi

3) Emas Tersebar di Sumberdaya Penyelidikan


Sungai batang umum
ombilin, batang
Kuantan,
Mundam Sakti
dan Sungai
Betung
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatra
Barat, 2014. https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/ di akses pada tanggal 20
April 2022

Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa di Kabupaten Sijunjung

juga terdapat bahan galian logam di beberapa daerah. Bahan galiannya

yaitu terdiri dari air raksa, besi (biji) dan emas, namun bahan galian logam

ini ada yang dalam tahap inventaris dan masih ada yang dalam

penyelidikan umum yaitu di sungai batang Ombilin, batang Kuantan,

Mundam Sakti dan Sungai Betung.


64

Tabel 14
Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung

NO Jenis Bahan Lokasi Prakiraan Keterangan


Galian Penyebaran Potensi
III Bahan Galian Industri

1) Andesit Tersebar di Sumberdaya Batuan beku


Perbukitan intermediet,
Salo (Tanjung Andesit
Gadang) berwarna abu-
abu muda

2) Batukapur Sumpur Hipotetik Penyelidikan


1.018.750.000 umum
ton
Muaro Hipotetik Penyelidikan
2.082.500.000 umum
ton

Bukit Tereka Penyelidikan


Sumanik, 348.260.000 umum Batu
Tanjung Lolo, ton (210 Ha) kapur
Tanjung
(Dolomitan
Gadang
setempat),
berwarna abu-
abu, muda-tua,
putih-
kemerahan,
massif.

3) Batu Bukit Kulipat Sumberdaya Tahap


Permata/½ dan Kiliran Inventarisasi
Permata Jao, Muaro Batu Silika,
Takung,
berwarna putih
Tanjung
Gadang kecoklatan,
dalam bentuk
primer dan
hasil
rombakan.

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatra
Barat, 2014. https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/ di akses pada tanggal 20
April 2022
65

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di Kabupaten

Sijunjung juga terdapat bahan galian Industri yang tersebar di beberapa

daerah. Jenis bahan galiannya yaitu berupa andesit, batukapur, dan batu

permata/½ permata. Prakiraan potensi paling tinggi yaitu terdapat di

daerah Muaro dengan prakiraan Hipotetik 2.082.500.000 ton dengan

keterangan masih dalam penyelidikan umum.


66

Tabel 15
Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung

NO Jenis Bahan Lokasi Prakiraan Keterangan


Galian Penyebaran Potensi
III Bahan Galian Industri

4) Batu tulis Taratak Hipotetik Penyelidikan


1.875.000 umum
ton
5) Dolomit Bukit Batang Terduga Penyelidikan
Dareh, Tanjung 40.000.000 umum,
Lolo, Tanjung ton Dolomit
Gadang berwarna.

6) Fospat Ngalau Buo, Sumberdaya Penyelidikan


Ngalau kecil, umum
dan muko-muko
7) Grafit Muaro Takung, Sumberdaya Penyelidikan
Tanjung Gadang umum

8) Granit Perbukitan Terduga Penyelidikan


Sibiluru-Sumpur 2.400.000.0 umum. Granit
(Bukit talang, 00 abu-abu bintik
Lajang, Mambut
hitam, abu-abu
dan Lawan),
Tamparungo, kemerahan
Sumpur Kudus bintik putih,
keras, dan
kompak,
komposisi
utama kuarsa
dan feldspar.

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatra
Barat, 2014. https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/ di akses pada tanggal 20
April 2022

Berdasarkan sambungan tabel (III) di atas menunjukkan bahwa di

Kabupaten Sijunjung juga terdapat bahan galian Industri yang tersebar di

beberapa daerah. Jenis bahan galiannya yaitu berupa batu tulis, dolomit,

fospat, garfit dan granit. Prakiraan potensi paling tinggi yaitu terdapat di
67

daerah Muaro dengan prakiraan Hipotetik 2.082.500.000 ton dengan

keterangan masih dalam penyelidikan umum.


68

Tabel 16
Potensi Bahan Galian dan Mineral (III) di Kabupaten Sijunjung
NO Jenis Lokasi Prakiraan Keterangan
Bahan Penyebaran Potensi
Galian
III Bahan Galian Industri

Lubuk Talang, Sumberdaya


Bancah Sibakur
(Tj. Gadang),
Bukit Langki,
Langki (Tj.
Gadang), Bukit
Giri Loyo (Koto
Baru), Bukit
Dadok, Kampung
dalam (Sijunjung)
9) Kuarsit Tamparungo Terduga 50 Penyelidikan
(Sumpur Kudus) ha,2.500.000.00 umum
0
10) Marme Bungkit Sangkar Terduga 25 ha,
r Ayam Tj. Lolo, 700.000
Tj. Gadang
11) Tanah Tersebar di Bukit Sumberdaya Penyelidikan
liat Buluh Kasok, umum
Taratak dan
Simpang IV
Pematang
Panjang
(Sijunjung)
Perbukitan dan Sumberdaya Penyelidikan
pendataran umum
Padang Laweh,
Tj. Ampalu
Padang Sibusuk, Sumberdaya Penyelidikan
Kupitan umum

Tanjung Lolo, Sumberdaya 210 Penyelidikan


Tanjung Gadang Ha umum

12) Pasir Palangki Hipotetik 62,5 Penyelidikan


Kuarsa juta ton umum

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatra
Barat, 2014. https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/ di akses pada tanggal 20
April 2022
69

Dari semua tabel potensi bahan galian dan mineral di Kabupaten

Sijunjung diatas terlihat bahwa Kabupaten Sijunjung memiliki banyak

kekayaan alam seperti yang telah dijelaskan pada tabel tersebut. Memiliki

potensi besar yang masih ada yang belum di ekploitasi secara optimal.

Pada tabel indikasinya dapat dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan

dari batubara dan sirtukil (pasir batu/kerikil). Untuk batubara, pada tahun

2009 menurun dari tahun sebelumnya yaitu 223.254 Ton di tahun 2008

dan menjadi 217.910 Ton di tahun 2009. Selanjutnya, produksi Sirtukil di

Kabupaten Sijunjung produksinya meningkat pada tahun 2009

dibandingkan dengan tahun 2008. Yang mana pada tahun 2008

produksinya hanya sebesar 9.679 menjadi sebesar 21.856, 96 pada

tahun 2009. Sementara emas pada tabel diatas tersebut masih

penyelidikan umum dan banyak emasnya tidak ada, hal ini bisa

dikarenakan penambangan emas termasuk penambangan ilegal.

Nagari Padang Laweh yang terdapat di Kecamatan Koto VII

merupakan salah satu nagari di Kabupaten Sijunjung yang diketahui

mempunyai kandungan emas di sepanjang sungai batang Ombilin.

Penambangan emas yang dilakukan di sungai batang Ombilin ini termasuk

penambangan emas ilegal. Walaupun termasuk tambang emas ilegal

masyarakat Nagari Padang Laweh tetap bekerja sebagai penambang emas.

Nagari Padang Laweh diketahui mempunyai kandungan emas

semenjak zaman Belanda sekitar tahun 1930-an. Buktinya adalah adanya

lubang atau tempat tambang emas di tengah hutan yang tidak terlalu jauh
70

dari sungai kecil. Lubang tambang emas tersebut dilanjutkan atau digalih

lagi oleh masyarakat sekitar tahun 1996-an. Ada sekitar 8 orang yang

melakukan penggalian lubang tambang emas tersebut. Beberapa tahun

kemudian yaitu pada tahun 1998-an terjadi insiden yaitu 8 orang yang

melakukan penambangan emas yang dilanjutkan dari bekas tambang emas

zaman Belanda mengalami kecelakaan yaitu mereka tertimbun di dalam

lubang tambang emas tersebut. Karena adanya reruntuhan dari tanah atau

tebing dari galian tersebut, sehingga menyebabkan 8 orang tersebut

meninggal dunia. Setelah terjadinya insiden tersebut tambang emas

tersebut diberhentikan dan tidak boleh dilanjutkan lagi agar tidak terjadi

lagi insiden tersebut.9

Beberapa tahun kemudian yaitu sekitar tahun 2008 adanya

tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat di sungai batang ombilin.

Cara mereka melakukan penambangan emas di sungai sudah berbeda

dengan tambang emas tradisional sebelumnya. Pada tahun 2008 ini orang

yang pertama kali melakukan tambang emas dengan menggunakan

kapa/kapal tambang emas adalah orang dari luar daerah Sumatra Barat

yaitu orang dari Kalimantan yang melakukan penambangan emas dengan

menggunakan kapa di sungai dengan cara menyelam ke dasar sungai.

Mereka menyelam ke dasar sungai menggunakan alat bantuan pernapasan

dari kompresor. Sehingga hingga saat ini masyarakat Nagari padang

9
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari Padang Laweh pada
tanggal 26 April 2022
71

Laweh masih bekerja tambang emas di sepanjang sungai batang

Ombilin.10

B. Dinamika Pertambangan Emas

Penambangan emas yang dilakukan di Nagari Padang Laweh yang di

mulai pada tahun 2008 merupakan penambangan emas sudah lebih maju,

tidak menggunakan peralatan tradisional lagi.

Tabel 17
Alat-alat yang digunakan untuk menambang emas

No Nama Alat Kegunaan Jumlah Alat

1 Mesin Dompeng/mobil Untuk menggerakkan 1 unit


mesin keong

2 Mesin Keong (Pompa Untuk mengeluarkan air 1 unit


Material) dan material seperti pasir
dan kerikil

3 Kompresor Untuk pernafasan para 1 unit


penyelam

4 Pompa air Untuk memompa air ke 1uni


dalam mesin keoang

Sumber: wawancara dengan Mas Anton di lokasi penambangan emas pada tanggal 29 April
2022

10
Wawancara dengan bapak Jouharuddin (bapak wali Nagari Padang Laweh) di Kantor
Wali Nagari Padang Laweh pada tanggal 26 April 2022
72

Tabel 18
Alat-alat yang digunakan untuk menambang emas

No Nama Alat Kegunaan Jumlah Alat

5 Paralon putih Untuk mengalirkan pasir 1 batang


dan emas ke talang

6 Paralon spiral Untuk menyedot material 1 batang


halus seperti pasir dan
kerikil

7 Stik (kayu panjang Untuk disambungkan ke 2-3 batang


kurang lebih 10 meter) kapala babi yang disambung
dengan spiral

8 Selang plastic Untuk pernafasan para 1 rol


penyelam

9 Talang Untuk memisahkan emas 2 Unit


dan pasir

10 Karpet Untuk memisahkan emas 18-25 lembar


dan pasir

11 Keset (terbuat dari Untuk memisahkan emas 18-25


serabut kelapa) dan pasir Lembar

12 Drum yang dibelah Untuk tempat mencuci 1-2 unit


karpet dan keset agar pasir
yang bercampur dengan
emas terkumpul di Drum

13 Kerengkeng (besi yang Untuk menahan laju air 1 unit


dirangkai) pada talang supaya material-
material halus tidak hanyut,
penguat karpet dan keset

14 Jae (dulang emas) Untuk mendulang emas 1-6 buah


yang telah terkumpul pada
drum yang dibelah

Sumber: wawancara dengan Mas Anton di lokasi penambangan emas pada tanggal 29 April
2022
73

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan

untuk menambang emas sudah lebih maju daripada tahun sebelum tahun

2008. Ada 14 peralatan yang digunakan untuk menambang emas di sungai

yaitu mesin dompeng/mobil, mesin keong (pompa material), kompresor,

pompa air, paralon putih, paralon spiral, stik (kayu panjang kurang lebih

10 meter), selang plastic, talang, karpet, keset (terbuat dari serabut kelapa),

drum yang dibelah, kerengkeng (besi yang dirangkai), dan jae (dulang

emas).

1. Tahun 2008-2013 : Pertambangan Emas Mulai Dilakukan di

Sungai

Pada tahun 2008 pertambangan emas mulai dilakukan di sepanjang

sungai batang Ombilin. Pertambangan emas di sungai ini pertama kali

dilakukan oleh orang Kalimantan Barat yang mana mereka merantau

ke Sumatra Barat khususnya ke daerah Kabupaten Sijunjung untuk

melakukan penambangan emas. Hal ini di karena Kabupaten

Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi

emas hampir di setiap kecamatannya salah satunya kecamatan Koto

VII di Nagari Padang Laweh.11 Orang Kalimantan yang merantau dan

melakukan penambangan emas di Kabupaten Sijunjung salah satunya

di daerah Nagari Padang Laweh, mereka berasal dari suku Melayu dan

11
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari Padang Laweh pada
tanggal 26 April 2022
74

suku Dayak. Awalnya mereka mengetahui adanya emas di Kabupaten

Sijunjung dari salah satu temannya yang suka merantau.12

Cara penambangan emas pada tahun 2008 ini sudah lebih maju

yang masyarakat melakukan penambangan emas menggunakan kapa.

Pada kapa tersebut dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan

kebutuhan untuk melakukan penambangan emas yang dilakukan

dengan cara menyelam. Pada kapa tersebut dilengkapi dengan

kompresor (alat bantuan pernapasan untuk menyelam), spiral yang di

ujungnya dikasih besi yang di runcingkan atau pekerja kapa

menyebutnya dengan sebutan kepala babi. Spiral yang di ujungnya

kepala babi inilah yang dibawa pekerja menyelam ke dasar sungai dan

melubangi dasar sungai tersebut hingga menemukan tampin (tanah

yang berwarna ke abu-abu dan agak ke hijauan), tampin tersebut di

sedot hingga ke atas kapa. Sampai di atas kapa nanti galian yang

disedot tadi masuk melalui keong mengalir hingga ke papan yang

dilapisi dengan karpet atau disebut talang, sehingga di karpet

tersebutlah emasnya nempel atau menyangkut disana.13

Memasuki tahun 2009 emas semakin banyak ditemukan di sungai

Batang Ombilin sehingga semakin banyak dan bertambahnya kapa-

kapa penambang emas di Nagari Padang Laweh. Emas banyak

ditemukan di Nagari Padang Laweh mulai dari tahun 2009 hingga

12
Wawancara dengan Idris (pekerja tambang emas dari Kalimantan) secara virtual (via
WhatsApp) pada tanggal 19 Mei 2022
13
Wawancara dengan bapak Imen di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 31 Maret 2022
75

tahun 2012 dan kapa-kapa (kapal) pun banyak di sungai Batang

Ombilin.14 Dimana lokasi atau wilayah di sungai Batang Ombilin

yang mendapatkan emas banyak disana kapa-kapa penambang emas

berkumpul dan mencari emas dengan cara menyelam. Baik

masyarakat Nagari Padang Laweh banyak yang bekerja sebagai

penambang emas pada tahun tersebut dan bahkan orang-orang dari

Kalimantan Barat pun semakin bertambah di daerah Nagari Padang

Laweh.15

Selama sebagai pekerja tambang emas dari tahun 2008 hingga

tahun 2011, mas Anton menghasilkan uang yang cukup banyak.

Selama bekerja sebagai penambang emas, anggota kapal ia tempat

bekerja pada tahun 2010 mendapatkan emas terbanyak yaitu 385 emas

(dalam satuan emas) dan tahun 2010 merupakan tahun terbanyak ia

mendapatkan emas selama bekerja sebagai penambang emas.

Sehingga ia dengan hasil kerja kerasnya selama beberapa tahun

tersebut ia bisa membuka usaha atau membuat kapal tambang emas

yang memberi pekerjaan kepada masyarakat Nagari Padang Laweh.

Pada tahun 2011 ini mas Anton sudah memiliki kapal tambang emas

dan ia sebagai bos atau pemilik dari kapal tambang emas tersebut,

14
Wawancara dengan mas Anton di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 29 April 2022
15
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari Padang Laweh pada
tanggal 26 April 2022
76

hingga saat ini tahun 2022 mas Anton sudah memiliki kapal tambang

emas sebanyak 4 kapal.16

Pada tahun 2008 hingga 2013 jumlah kapa penambang emas di

Nagari Padang Laweh sekitar 20 kapa hingga 80 kapa dan turun

menjadi 55 kapa, yang mana setiap 1 kapa tersebut berisi 6 orang

pekerja, 2 orang tukang masak dan 4 orang lagi adalah penyelam yang

dilakukan secara bergantian.17

Tabel 19
Jumlah Penambang Emas dari Tahun 2008-2013
di Nagari Padang Laweh

No Tahun Jumlah Banyak Kapal


Tambang Emas
1 2008 120 orang 20 kapal

2 2009 240 orang 40 kapal

3 2010 420 orang 70 kapal

4 2011 480 orang 80 kapal

5 2012 390 orang 65 kapal

6 2013 330 orang 55 kapal


Sumber: Diolah berdasarkan wawancara dengan mas Anton dan bapak Imen pada
tanggal 14 Mei 2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa banyak anggota

penambangan emas di Nagari Padang Laweh naik turun. Pada tahun

2008 hingga 2011 mengalami naik penambang emas, yang paling

banyak yaitu pada tahun 2011 dengan jumlah 480 orang dan sebanyak

16
Wawancara dengan mas Anton di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh, pada tanggal 29 April 2022
17
Wawancara dengan bapak Joni di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh, pada tanggal 31 Maret 2022
77

80 kapal. Sementara pada tahun 2012 hingga 2013 mengalami

penurunan yaitu dari 390 orang, pada tahun 2013 menjadi 330 orang.

Lokasi penambangan emas dilakukan di sepanjang sungai batang

Ombilin. Lokasi penambangan emas tidak menetap di suatu tempat,

sewaktu-waktu lokasi penambangan emas berpindah ke lokasi lain.

Hal ini tergantung pada keberadaan emas di lokasi tersebut. Jika di

lokasi itu tidak terdapat emas maka penambangan akan pindah ke

lokasi lain, seperti hulu, hilir, tepi sungai dan bagian tengah sungai.

Untuk lokasi di tepi sungai ini memiliki tuan tanah atau pemilik suatu

suku/kaum dan sepanjang sungai batang Ombilin ini ada pemiliknya

dan berbeda-beda suku. Rata-rata luas pemilik atau daerah pinggir

sungai tempat penambang emas ini kurang lebih 300 meter.18

2. Tahun 2014 : Tambang Emas Berhenti Beroperasi

Pada tahun 2014 ini terjadinya larangan sementara bagi

penambangan emas di Kabupaten Sijunjung, hal ini salah satunya

dikarenakan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 2

Tahun 2014 tentang Pengolahan Pertambangan Mineral dan Batubara

yang diberlakukan pada tahun tersebut.19 Selain peraturan tersebut,

adanya insiden atau kecelakaan yang terjadi pada kapa penambang

emas yaitu adanya salah satu pekerja penambang emas yang

18
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari yang juga memiliki tanah
di pinggir sungai, pada tanggal 26 April 2022
19
Prasentia, Yodi. Dinamika Pertambangan Emas di Kenagarian Muaro Bodi Kecamatan
IV Nagari Kabupaten Sijunjung Tahun 2000-2017. Jurnal. UNP. Vol. 1 No. 1 Tahun 2022. hlm.
162
78

melakukan penyelaman ke dasar sungai tertimbun atau ditimpah

tampin, yang mengakibatkan penyelam tidak bisa naik ke atas dan

slang pernapasan juga putus akibat tampin yang runtuh tersebut.

Sehingga penyelam tersebut terjebak berjam-jam di dalam lubang atau

dasar sungai dan akhirnya meninggal. Rekan kerja yang lainpun

berusaha untuk menyelamatkan temannya yang tertimbun, namun

karena membutuhkan waktu cukup lama untuk mengangkat runtuhan

atau menyedot runtuhan sehingga teman yang tertimbun pun tidak

tertolong. Pada kasus tersebut, dari pihak kepolisian pun

memberhentikan penambangan emas di sungai batang Ombilin untuk

sementara. Pihak punya lokasi dan pemilik kapa pun ikut terseret ke

kepolisian untuk meminta pertanggung jawaban, karena pertambangan

yang dilakukan adalah pertambangan ilegal tanpa adanya izin dari

pemerintah atau pihak yang berwajib.

Masyarakat melakukan pertambangan di sungai batang Ombilin ini

bisa dilakukan atau dilaksanakan ketika adanya persetujuan antara

pihak pemilik lokasi atau sering disebut takur dengan pemilik kapa

atau bos kapa.20 Pemberhentian aktivitas sementara penambang ini

terjadi karena ada peraturan daerah Kabupaten Sijunjung, terjadinya

kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh Penambang emas di darat

dengan penggalian menggunakan mesin excavator (mesin PC) di

nagari tetangga seperti Nagari Palangki yang terdapat banyak

20
Wawancara dengan bapak Kanin di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 31 Maret 2022
79

penambangan darat. Sehingga juga berdampak pemberhentian

sementara aktivitas penambangan emas di sungai batang ombilin yang

menggunakan kapa dengan cara menyelam. Selanjutnya, tertimbunnya

pekerja tambang emas di sungai batang Ombilin saat menyelam ke

dasar sungai saat pencarian emas.

Pada tahun ini memang sempat terjadinya pemberhentian aktivitas

penambangan emas atau razia, namun ada juga beberapa mengikuti

peraturan tersebut dan ada juga penambang emas di sungai bekerja

secara diam-diam dengan bekerja sama antara bos dan terkadang ada

juga penyogokan ke pihak polisi daerah secara diam-diam. Lokasi

penambangan emas di sungai pun jaraknya dengan Ibu kota

Kabupaten lumayan jauh, sehingga beberapa pihak dapat melakukan

aktivitas penambangan emas di sungai batang Ombilin. Bagi yang

menaati peraturan ada juga masyarakat Nagari Padang Laweh yang

pergi bekerja ke daerah di luar Kabupaten Sijunjung yaitu ke Solok

Selatan.21

3. Tahun 2015-2022: Tambang Emas Beroperasi Lagi

Akibat adanya Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 2

tahun 2014 dan untuk menghindari kecelakaan yang terjadi saat

menyelam. Sehingga adanya ide baru penambang emas untuk

mendapatkan emas ke dasar sungai yaitu dengan menggabungkan

21
Wawancara dengan bapak Solo di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 14 Mei 2022
80

kayu panjang atau sering disebut stik ke kepala babi (besi runcing)

untuk menyedot tampin/karangan/pasir yang terdapat emas.

Pada tahun 2015 kapa tambang emas beroperasi lagi dengar cara

baru walaupun tidak terlalu jauh beda dari penambangan emas yang

dilakukan sebelumnya, tetapi setidaknya bisa mencegah tertimbunnya

pekerja sebagai penyelam ke dasar sungai. Cara ini dilakukan dengan

penggalian lubang tambang atau ke dasar sungai menggunakan kayu

panjang yang dihubungkan dengan kepala babi atau besi yang di

runcingkan yang terhubung juga dengan spiral. Pekerja menyelam ke

dasar sungai dengan durasi sebentar atau beberapa menit untuk

mengantarkan kepala babi yang terhubung dengan spiral dan stik

(kayu panjang), lalu naik ke atas kapa lagi dan pekerja hanya

mengoyang-goyangkan stik tadi sampai tembus ke tampin atau

karangan yang ada emasnya.22

Pada tahun 2015 ini pekerja nambang emas mulai berkurang dan

emas yang di dapatkan pun tidak terlalu banyak seperti tahun-tahun

sebelumnya, namun hingga tahun 2022 masih ada masyarakat Nagari

Padang Laweh bekerja sebagai penambang emas walaupun emas

tidak selalu banyak di dapatkan. Akan tetapi, masih membantu atau

mencukupi kehidupan sehari-hari keluarga penambang emas.

Pada tahun 2015 hingga tahun 2022 jumlah kapa penambang emas

yang bekerja di Nagari Padang Laweh mulai berkurang, yang mana

22
Wawancara dengan bapak Doni di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 31 Maret 2022
81

pada tahun 2015 hingga tahun 2019 terdapat sekitar 48-23 kapa

(kapal) tambang emas dengan pekerja 1 kapa masih 6 orang. Hal ini

diakibatkan emas yang terdapat di sungai batang Ombilin mulai

berkurang dan perantau dari Kalimantan juga banyak yang pulang

kampung karena emas yang didapatkan di sungai batang Ombilin

tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Dahulu pada tahun 2008

kapa penambang emas banyak terdapat di Nagari Padang Laweh

pekerjanya juga banyak orang perantau dari Kalimantan. Sehingga

ketika orang Kalimantan sudah kembali lagi ke daerahnya yang

tinggal kapa yang pekerjanya masyarakat Nagari Padang Laweh.

Masyarakat Nagari Padang Laweh tetap bertahan bekerja tambang

emas di sungai batang Ombilin, walaupun emasnya tidak sebanyak

tahun sebelumnya dan terkadang ada juga keberuntungan dapat emas

yang lumayan banyak dan terkadang dapat emas yang kurang banyak

seperti sebelumnya.23 Pada tahun 2020 hingga tahun 2022 terdapat

sekitar 20-15 kapa tambang emas dengan pekerja 1 kapa sebanyak 8

orang. Masyarakat Nagari Padang Laweh tetap bekerja sebagai

penambang emas, karena bagi mereka menambang emas merupakan

suatu pekerjaan yang lebih cepat mendapatkan pendapatan daripada

bekerja sebagai petani karet. Walaupun emasnya tidak sebanyak tahun

sebelumnya atau tahun-tahun awal mulai adanya penambangan emas

di sungai batang Ombilin, setidaknya pendapatan mereka tetap lebih

23
Wawancara dengan bapak Jouharuddin di Kantor Wali Nagari pada tanggal 14 Mei 2022
82

dari petani karet karena harga emas setiap tahunnya naik. Dengan

keyakinan mereka bekerja sebagai penambang emas dengan tempat

selalu berpindah-pindah di sepanjang sungai batang Ombilin, mereka

percaya pasti akan mendapatkan emas yang banyak.24

Tabel 20
Jumlah Penambang Emas dari Tahun 2008-2013
di Nagari Padang Laweh

No Tahun Jumlah Banyak Kapal


Tambang Emas
1 2015 288 orang 48 kapal

2 2016 270 orang 45 kapal

3 2017 222 orang 37 kapal

4 2018 198 orang 33 kapal

5 2019 184 orang 23 kapal

6 2020 160 orang 20 kapal

7 2021 144 orang 18 kapal

8 2022 120 orang 15 kapal


Sumber: Diolah berdasarkan wawancara dengan mas Anton dan bapak Imen pada
tanggal 14 Mei 2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pekerja tambang

emas semakin menurun ini juga di akibatkan karena adanya

pemberhentian sementara pada tahun 2014 dan kapal tambang emas

bekerja tidak teratur setiap harinya dan masyarakat Nagari Padang

Laweh sempat pergi menambang emas ke luar daerah seperti solok

selatan. Pada tahun 2015 tambang emas beroperasi lagi yaitu sebanyak

24
Wawancara dengan bapak Rio di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 28 April 2022
83

45 kapal walaupun pekerja penambang emas sudah mulai berkurang

dan emas juga tidak selalu banyak didapatkan seperti tahun-tahun

sebelumnya. Namun terkadang mereka mendapatkan emas yang

lumayan banyak dan pendapatan juga makin meningkat, karena harga

emas tiap tahunnya juga naik dan tidak jarang turun harga bahkan bisa

dikatakan tidak pernah turun harga. Pada tahun 2022 kapal

penambang emas semakin berkurang di Nagari Padang Laweh yaitu

sebanyak 15 kapal penambang emas.

C. Perubahan Pendapatan Serta Kehidupan Sosial Ekonomi Penambang

Emas

Semenjak adanya tambang emas, masyarakat Nagari Padang

Laweh yang bekerja sebagai petani karet dan petani sawah beralih bekerja

sebagai penambang emas, walaupun tidak sepenuhnya mereka

meninggalkan pekerjaannya sebagai petani karet dan petani sawah.

Pekerja tambang emas ini, pada umumnya sebelumnya bekerja

sebagai petani karet, karena pola pikir mereka sudah berubah mengenai

bagaimana cara mendapatkan uang dengan banyak dan secara cepat oleh

karena itu mereka memilih bekerja sebagai penambang emas. Mereka

merasakan perbedaan jauh dari penghasilan yang mereka dapatkan saat

bekerja sebagai petani karet dengan bekerja sebagai penambang emas.

Pada pekerjaannya sebagai petani, mas anton memperoleh

pendapatan tidak banyak hal ini dikarenakan hasil dari karet tadi dibagi

dua dengan pemilik kebun karet. Sebelum bekerja sebagai penambang


84

emas, mas Anton bekerja sebagai menderes karet orang lain. Walaupun

harga karet pada tahun 2008 ini sedang naik, namun karena adanya

tambang emas dengan pola pikir berubah untuk mendapat uang dengan

cepat dan banyak. Pada tahun 2008 ini harga karet naik menjadi seharga

Rp. 28. 914 per kg pada bulan juli 2008. Pada tahun 2008 harga karet

mencapai level tertinggi dan pada bulan November 2008 harga karet terus

merosok menjadi Rp. 17. 998 per kg. Dengan penurunan harga yang terus

menerus terjadi hingga tahun 2022 ini harga karet yaitu Rp 9.300.

Dibandingkan dengan harga emas mentah pada tahun 2008 ini seharga Rp.

600.000 satu emas mentah, yang mana tiap tahunnya harga emas naik terus

hingga tahun 2022 seharga Rp. 1.800.000 satu emas mentah.

Mas Anton mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari

hasil petani karet dengan bekerja sebagai penambang emas atau pemilik

kapal emas berbeda sangat jauh. Pada saat ia bekerja sebagai petani karet

pada tahun 2008 sekitar Rp. 500.000 per minggu, sementara bekerja

sebagai penambang emas sejak tahun 2008 bisa memiliki pendapatan Rp.

1.050.000 per minggu dengan mendapatkan emas 1 hari sekitar 5 emas

(satuan emas) bahkan bisa mendapatkan lebih dari itu dalam satu hari

bekerja. Sebagai penambang emas mas Anton pernah mendapatkan emas

terbanyak pada tahun 2010 yaitu sebanyak 385 emas (satuan emas) yang

mana pada tahun tersebut harga emas seharga Rp. 1.000.000 per satu emas

(satuan emas). Pada tahun tersebut ia sebagai penambang emas

mendapatkan pendapatan Rp. 19.250.000 dalam waktu sehari. Pada tahun


85

2011 ia membeli atau bikin kapa tambang emas hingga saat ini tahun

2022, ia memiliki 3 kapa tambang emas. Bahkan ia mengatakan semenjak

jadi bos atau pemilik kapa tambang emas pendapatannya bisa mencapai

Rp. 30.000.000 hingga Rp. 50.000.000, itu tergantung dengan pendapatan

kapanya dalam mencari emas.25

Pada prinsipnya gaji yang diberikan pada pekerja/anggota

jumlahnya sama. Semakin banyak emas yang didapatkan dalam tiap hari

kerja, maka semakin tinggi pula gaji yang diperoleh pekerja tambang

emas. Hasil pertambangan ini dibagi 3 hasil yaitu 40% untuk bos atau

pemilik kapa, 30% untuk pekerja dan 30% untuk pemilik tanah. Jika

dalam satu minggu mereka memperoleh 100 emas (satuan emas), maka

pekerja/anggota mendapatkan 30 ameh/emas (satuan emas). Jika anggota

dalam satu kapa sebanyak 8 orang, gaji yang mereka peroleh tiap

orangnya Rp. 3.750.000 (30 emas x 1.000.000 (harga 1 emas) kemudian

dibagi jumlah anggota 8 orang hasilnya 3.750.000).26

Tabel 21
Pendapatan rata-rata penambang emas tiap minggu
No Tahun Pendapatan per-minggu
1 2008-2015 Rp. 1.000.000
2 2015-2022 Rp. 1.500.000
Sumber: Berdasarkan wawancara dengan Mas Anton dan Uda Afrijon pada tanggal 29
Maret 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan pendapatan antara

tahun 2008-2015 berkisar diantara Rp. 1.000.000 tiap minggunya, dalam

25
Wawancara dengan Mas Anton di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 29 Maret 2022
26
Ibid
86

satu bulan Rp. 4.000.000. Harga emas persatuannya pada tahun 2008-2015

saat itu adalah Rp. 600.000. Emas yang diperoleh tiap harinya bisa 3

hingga 5 emas dalam satu hari kerja bahkan bisa lebih dari itu dengan

jumlah anggota sebanyak 6 orang. Tahun 2015-2022 pendapatan

penambang naik karena harga emas juga naik, harga emas hingga tahun

2022 Rp. 1.800.000 persatuannya dan emas diperoleh tiap harinya bisa

rata-rata 3-5 emas dalam sehari kerja bahkan bisa lebih dari itu, maka tiap

penambang emas memperoleh Rp. 1.500.000 tiap minggunya. Itu semua

jumlahnya hanya bila diratakan tiap minggu, bahkan pendapatan

pekerja/anggota tambang emas ini bisa mencapai Rp. 3.000.000 hingga

Rp. 10.000.000 per bulannya. Walaupun terkadang banyak emas yang

didapatkan tidak pasti banyaknya, terkadang banyak dan terkadang sedikit.

Kapa penambang emas juga selalu berpindah-pindah tempat untuk

mencari atau mendapatkan emas.27

Dari aktivitas penambangan emas yang dilakukan ini juga memiliki

pengaruh/dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Nagari

Padang Laweh. Berikut adalah dampak dari penambangan emas di Nagari

Padang Laweh:

1. Di bidang Kehidupan Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang

dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara

kelompok manusia maupun antara perorangan dengan kelompok

27
Wawancara dengan uda Afrijon di rumah bapak Afrijon Jorong Ranah Sigading pada
tanggal 1 April 2022.
87

manusia.28 Menurut Selo Somardjan, perubahan sosial merupakan suatu

proses yang berkembang dari pranata-pranata sosial. Perubahan tersebut

akan mempengaruhi sistem sosial masyarakat termasuk perubahan pada

sistem nilai sosial, adat, sikap dan pola prilaku kelompok. Seperti yang

diungkapkan oleh Soerjono Soekanto, setiap manusia selama hidupnya

pasti akan mengalami perubahan-perubahan. Setiap manusia akan

mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya baik itu bersifat

lambat maupun cepat dapat pula berupa kemajuan dan kemunduran.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan seperti yang dikatakan oleh Gilin dan Gilin bahwa

perubahan sosial tersebut sebagai suatu variasi dan cara-cara hidup

yang telah diterima, baik itu karena perubahan-perubahan geografis,

kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya

difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.29

Berdasarkan penemuan penelitian diketahui bahwa salah satu

faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam kehidupan sosial

ekonomi di Nagari Padang Laweh karena terjadinya perubahan dalam

pekerjaan yaitu penambang emas. Sebelum banyaknya tambang emas,

masyarakat Nagari Padang Laweh bekerja sebagai petani. Setelah

adanya penambangan emas tahun 2008 di sungai Batang Ombilin

banyak masyarakat yang beralih bekerja sebagai penambang emas.

Pada setiap sore pekerja kapa tambang emas melakukan pemisahan

28
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 51
29
Ibid. hlm. 263
88

pasir dengan karpet dan terakhir dilakukan pendulangan pasir yang

bercampur emas, lalu di tampung oleh masyarakat sekitar yang mana

lebih dominan pergi mendulang atau penampung pasir tersebut adalah

kaum wanita, mulai dari wanita remaja hingga ibu-ibu.30

Dengan adanya pekerja dan berbaur dengan penampung pasir yang

di dulang oleh pekerja kapa telah mengakibatkan perkawinan campuran

antara masyarakat Nagari Padang Laweh dengan pendatang dari luar,

seperti pernikahan dengan orang Kalimantan. Salah satunya adalah

perkawinan bapak imul (berasal dari Kalimanatan Barat) dengan Welly

(warga Nagari Padang Laweh). Faktor ini dikarenakan pertemuan

hampir tiap hari di lokasi penambangan emas yang mana Bapak Imul

sebagai pekerja tambang emas yang mendulang emas untuk

memisahkan emas dan pasir dan Welly sebagai tukang tampung pasir

yang di dulangnya.31 Hubungan Sosial ini melalui perkawinan antara

masyarakat Nagari Padang Laweh dengan pendatang yang menciptakan

warna baru dalam kehidupan masyarakat tersebut.32

2. Di Bidang Kehidupan Ekonomi

Dalam tujuan ekonomi sosial, ada tiga unsur penting yang harus

diperhatikan agar tujuan ekonomi dan sosial dapat dicapai secara

30
Berdasarkan pengamatan penulis yang juga bekerja sebagai penampung pasir yang di
dulang oleh anggota kapa atau kapal tambang emas dari tahun 2010-2022
31
Wawancara dengan bapak imul di rumahnya Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 5
April 2022
32
Prasentia, Yodi. Dinamika Pertambangan Emas di Kenagarian Muaro Bodi Kecamatan
IV Nagari Kabupaten Sijunjung Tahun 2000-2017. Jurnal. UNP. Vol. 1 No. 1 Tahun 2022. hlm.
165
89

bersamaan, yaitu distribusi pendapatan, kesempatan kerja dan bantuan

bersasaran. Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan upaya

peningkatan kesempatan kerja dan upaya pemerataan hasil-hasil

pembangunan. Oleh karena itu, segala bentuk rintangan yang

menghalangi akses masyarakat, terutama masyarakat miskin untuk ikut

serta dalam pembangunan, pemanfaatan sumberdaya, dan lain-lain

harus ditekan sekecil mungkin atau dihilangkan sama sekali.33

Dengan adanya tambang emas telah memberikan sumbangan

ekonomi terhadap masyarakat Nagari Padang Laweh, yaitu menjadi

alternatif disaat bekerja sebagai petani tidak menguntungkan. Tambang

emas membuka kesempatan bekerja bagi masyarakat sekitar yang mana

dengan pendidikan terkahirnya masyarakat tidak bisa mencari pekerjaan

yang lebih baik selain jadi petani. Sejak adanya tambang emas ini

menjadikan tambang emas pilihan ekonomi sementara bagi warga yang

tidak mempunyai keahlian bekerja di bidang lain.34

Semenjak adanya tambang emas di Nagari Padang Laweh

kehidupan ekonomi penambang juga mulai mengalami perubahan.

Walaupun perubahan ekonomi penambang emas tidak selalu lancar,

namun sudah menunjukkan perubahan kearah peningkatan. Seperti mas

Anton, sebelum menambang emas ia bekerja sebagai petani karet. Sejak

bekerja sebagai penambang emas dan beberapa tahun kemudian

33
Siregar, Fachrudin Fahmy. Analisis Dampak Penambangan Emas terhadap Kehidupan
Sosial Ekonomi Tapanuli Selatan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. 2009. hlm. 85
34
Wawancara dengan bapak Imen di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 31 Maret 2022
90

menjadi bos atau pemlik kapa tambang emas, berangsur-angsur

kehidupan ekonominya semakin membaik. Hal itu dibuktikan dengan

barang yang ia miliki, seperti ada 2 mobil, 2 motor, renovasi rumah dan

perlengkapan rumah tangga lainnya.35

Bekerja sebagai penambang emas memang tidak selalu

menguntungkan bagi masyarakat Nagari Padang Laweh. Namun

setidaknya dengan adanya tambang emas sudah memberikan perubahan

baik di bidang ekonominya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Salah satu penambang emas sekaligus pemilik kapa tambang emas yang

berhasil adalah mas Anton. Keberhasilan yang ia dapatkan tidak

terlepas dari kerja keras dan usahanya selama kurang lebih lima belas

tahun. Hingga saat ini mas Anton sudah memiliki 4 kapa tambang

emas.

Menurut Mas Anton, bekerja sebagai penambang emas bisa

membuat seseorang kaya, karena emas paling bertahan nilainya saat

terjadi inflasi. Menurutnya manajemen yang benar dan kejujuran juga

bisa mengantarkan seseorang menjadi kaya. Hingga saat ini mas Anton

masih bertahan sebagai pemilik kapa tambang emas.36

Penambangan emas juga merupakan sebagai mata pencaharian

masyarakat Nagari Padang Laweh yang telah membawa perubahan

dalam kehidupan ekonomi. Uda Afrijon juga mengatakan kehidupan

ekonominya berubah semenjak bekerja sebagai penambang emas dari


35
Wawancara dengan mas Anton di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 26 April 2022
36
Ibid
91

tahun 2008 hingga saat ini tahun 2022. Dengan bekerja sebagai

penambang emas, ia bisa membangun rumah untuk keluarga kecilnya

yang bisa dikatakan layak dan bagus, memiliki 2 motor dan membiayai

atau memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik. 37 Masyarakat

Nagari Padang Laweh yang bekerja sebagai penambang emas yang bisa

membangun rumah dari penghasilannya sebagai pekerja tambang emas

yaitu sebanyak 24 orang.

3. Gaya Hidup

Bagi masyarakat Nagari Padang Laweh yang menggantungkan

kehidupannya dari menambang, pendapatan mereka ditentukan dengan

banyaknya penemuan emas dan harga emas. Penambang akan membeli

barang yang menurut mereka terkesan mewah, seperti mobil, motor,

perhiasan emas dan perlengkapan rumah tangga lainnya.38

Semenjak bekerja sebagai tambang emas masyarakat Nagari

Padang Laweh yang awalnya hidup sederhana memiliki perubahan gaya

hidup yang lebih mewah sesuai dengan hasil pendapatannya sebagai

penambang emas. Ia mampu membelikan semua kebutuhan istri dan

anaknya yang mereka inginkan. Bisa dikatakan mereka bisa mengikuti

kehidupan kalangan menengah ke atas. Walaupun sebagai pekerja

tambang emas yang menghasilkan uang yang cukup untuk keluarganya

namun mereka tidak sombong terhadap tetangga mereka atau


37
Wawancara dengan Uda Afrijon di rumahnya Jorong Ranah Sigading pada tanggal 1
April 2022
38
Ibid
92

masyarakat sekitar dan membantu keluarga mereka yang lain yang

sedang kesulitan uang dengan memberikan pinjaman uang.

Dari beberapa penambang emas dengan memiliki uang yang

banyak, ada yang salah dalam pergaulan hidupnya, seperti ia sudah

beristri namun berselingkuh dibelakang istrinya, mungkin ia berpikir

dengan banyaknya uang ia menghabiskan uangnya dengan

perselingkuhan. Hingga saat ini masih ada sikap atau hubungan gelap

ini dilakukan oleh penambang emas di Nagari Padang Laweh.39

Gaya hidup yang lain dari pemilik tambang emas adalah memiliki

uang yang cukup dan memiliki modal lagi untuk menambah kapa

penambang emas.40

39
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Nagari Padang Laweh dan penulis juga sebagai
penampung pasir di tempat kapal penambang emas di sungai batang Ombilin pada tanggal 27
April 2022
40
Wawancara dengan Mas Anton di lokasi penambangan emas sungai batang Ombilin,
Jorong Sungai Gemuruh pada tanggal 26 April 2022
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya tambang emas di Nagari Padang Laweh

memberikan perubahan dalam kehidupan masyarakatnya. Tambang emas

memberikan pengaruh atau dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat Nagari Padang Laweh. Sebelumnya masyarakat bekerja

sebagai petani, dengan adanya tambang emas yang mengubah pola pikir

masyarakat untuk mendapatkan uang yang banyak dan cepat, mereka

beralih bekerja sebagai penambang emas. Walaupun banyak resiko nyawa

yang menjadi taruhan saat melakukan penambangan emas. Namun karena

keinginan untuk meningkatkan pendapatannya mereka rela bekerja keras

demi mensejahterakan dan mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya.

Dengan adanya pendapatan yang meningkat masyarakat yang

bekerja sebagai penambang emas juga dapat memenuhi gaya hidup

mereka, membeli yang mereka mampu sesuai dengan hasil dari

pendapatannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang ditujukan bagi

para penambang emas dan masyarakat Nagari Padang Laweh, peneliti

berharap supaya memperhatikan resiko yang terjadi akibat penambang

emas, seperti keselamatan dalam bekerja dan lingkungan dalam melakukan

93
94

penambangan emas dan mengkaji dampak yang akan terjadi pasca

penambangan emas di sungai batang Ombilin.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Abdullah, Taufik. 1979. Sejarah Perubahan Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Diantoro, V. 2010. Emas Investasi dan Pengelolaannya. Jakarta: PT Gramedia
Guillot, C. 2007. Barus Seribu Tahun yang Lalu. Bogor. Grafindo Mardi
Rosdakarya
Kartodirjo, Sartono. 1993. Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah.
Jakarta: Gramedia Persada Utama
Louis Gottschalk. 1975. ”Understanding History: A Primer of Historical
Method”, a.b, Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan edisi ketiga. Jakarta: Prenada Media Group
Pius Abdillah & Danu Prasetya. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Arloka
Salim HS. 2010. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Soekanto. Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta
Soekonto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Supromo, Gatot. 2012. Hukum pertambangan mineral dan batu bara di
Indonesia. Jakarta:PT Rineka Cipta

Jurnal dan Skripsi:


Azmi, Ulul. 2016. Tambang Emas di Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun
1970-2013. Universitas Andalas
Bakari, Risal. 2016. Pertambangan Emas dan Implikasinya terhadap kondisi sosial
Ekonomi Masyarakat Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato
Basrowi dan Siti Juariyah. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Volume 7
Nomor 1, April 2010

95
96

Benni Saputra. 2003. Pertambangan Emas Rakyat di Nagari Nanggalo Hilir


Kecamatan Bonjol tahun 1980-2001. Studi Sejarah Sosial Ekonomi.
Skripsi Unand
Dondo, Sri Mela dkk. 2021. Dampak Sosial Pengelolaan Tambang Emas di Desa
Bakan Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Administrasi Publik No
7, Vol 101
Farlan, Edi, dkk. 2016. Dampak Pertambangan Emas Tradisional Terhadap
Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di Gampong Mersak Kecamatan
Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian No.1, Vol.1
Irrianti, Lucia. Dampak Penambangan Emas Terhadap Stratifikasi dan Mobilitas
di Kenagarian Koto Tuo, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung.
Skripsi
Kharawita, Yeni. Penambangan emas rakyat di Desa Tambang Kabupaten Pesisir
Selatan tahun 1988-1995 (UNAND: 1997). Skripsi
Lindayanti. 1996. Salido Saribulan dari Daerah Penghasil Emas Menjadi Desa
Tertinggal. Laporan Penelitian CPF. Padang
Pasaribu, Arman. 2010. Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli
Selatan. Tesis. Universitas Sumatra Utara
Prasentia, Yodi. Dinamika Pertambangan Emas di Kenagarian Muaro Bodi
Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Tahun 2000-2017. Jurnal.
UNP. Vol. 1 No. 1 Tahun 2022
Rahim, Reni. 2011. Pertambangan Emas Rakyat di Desa Kampung Baru
(Sijunjung) Tahun 1990-2005 Studi Sejarah Sosial Ekonomi. Skripsi.
UNP
Santoso, Budi. 2018. Penegakan Hukum Terhadap Penambangan Emas Tanpa
Izin Berdasarkan PERDA No. 3 Tahun 2012 di Kabupaten Dharmasraya,
Provinsi Sumatra Barat. Skripsi.
Siregar, Fachrudin Fahmy. 2009. Analisis Dampak Penambangan Emas terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Tapanuli Selatan. Skripsi. Universitas
Sumatra Utara.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung: Teknik
Tarsito

Internet:
https://langgam.id/nagari-padang-laweh-koto-vii-kabupaten-sijunjung/ di akses
pada tanggal 11 Februari 2022
http://scholar.unand.ac.id/37059/6/BAB%201.pdf di akses pada tanggal 27
Januari 2022
https://infopublik.sijunjung.go.id/potensi-daerah/potensi-pertambangan/ di akses
pada tanggal 20 April 2022
97

Dokumen
Arsip dari Kantor Wali Nagari, Profil Nagari Padang Laweh 2020
Arsip dari BPS Kabupaten Sijunjung, Sawahlunto/Sijunjung dalam angka
2006/2007
Arsip dari BPS Kabupaten Sijunjung, Sawahlunto/Sijunjung dalam angka 2008
Arsip dari BPS Kabupaten Sijunjung, Kecamatan Koto VII dalam angka 2011

Data Informan
Wawancara:
Wawancara Bapak Syafril tokoh masyarakat pada tanggal 22 Januari 2022
Wawancara Uda Afrijon pekerja tambang emas pada tanggal 22 Januari 2022 dan
1 April 2022
Wawancara dengan Mas Anton atau bos kapal tambang emas pada tanggal 11
Februari 2022, 26 April 2022 dan 29 April 2022
Wawancara dengan bapak Joni, bapak imen, bapak Kanin, dan bapak Doni pada
tanggal 31 Maret 2022
Wawancara dengan Bapak imul pada tanggal 5 April 2022
Wawancara dengan Bapak Jouharuddin pada tanggal 26 April 2022
Wawancara dengan bapak Rio pada tanggal 28 April 2022
Wawancara dengan bapak Solo (Pekerja tambang emas) pada tanggal 14 Mei
2022
Wawancara dengan bapak Idris (Pekerja tambang emas) pada tanggal 19 Mei
2022
98

Tabel 21
Data Informan

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan

1. Anton 40 SD Bos atau pemilik kapal


tambang emas

2. Afrijon 30 SD Penambang Emas

3. Syafri 25 SMP Penambang Emas

4. Imen 37 SD Penambang Emas

5. Kanin 35 SD Penambang Emas

6. Joni 31 SD Penambang Emas

7. Doni 38 SD Penambang Emas

8. Rio 37 SD Penambang Emas

9. Syafril 49 SD Tokoh Masyarakat

10 Jouharuddin 50 D3 Bapak Wali Nagari

11 Imul 40 SD Penambang Emas

12 Solo 42 SD Penambang Emas

13 Idris 28 SMA Penambang Emas


99

LAMPIRAN

Gambar 2. Tambang Emas di Padang Laweh


Sumber: Dokumentasi pada tahun 2017

Gambar 3. Emas
Sumber: Dokumentasi pada tahun 2018
100

Gambar 4. Kapal Tambang Emas dan Masyarakat sekitar


pergi Mendulang Emas
Sumber: Dokumentasi pada Tahun 2021

Gambar 5. Tambang Emas

Sumber: Dokumentasi 2 Maret 2022


101

Gambar 6. Bekas Tambang Tahun 1998


Sumber: Dokumentasi 08 Mei 2022

Gambar 7. Bersama dengan Pekerja Penambang Emas


Sumber: Dokumentasi 31 Maret 2022
102

Gambar 8. Mendulang Emas


Sumber: Dokumentasi 27 April 2022

Gambar 9. Bersama Bapak Jouharuddin


di Kantor Wali Nagari Padang Laweh
Sumber: Dokumentasi 26 April 2022
103

Gambar 10. Salah satu perlengkapan/alat dalam penambangan emas di Sungai


Sumber: Dokumentasi 14 Mei 2022
104
105

Anda mungkin juga menyukai