KEBAKARAN (2018-2022)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
OLEH :
MUHAMMAD IKHSAN FAUZANA
17046119/2017
2023
ABSTRAK
Penelitian ini membahas upaya revitalisasi Pecinaan di Kabupaten Siak Sri Indrapura
Pasca kebakaran yang terjadi pada 17 Februari 2018 bertepatan saat perayaan Imlek.
Dalam tragedi kebakaran ini 54 unit rumah terbakar dengan kerugian ditaksir
mencapai 15 Miliar. Sampai dengan sekarang upaya revitalisasi sejumlah bangunan
yang terbakar belum juga terlaksana. Karena lambatnya revitalisasi ini tidak sedikit
Masyarakat Tionghoa yang terdampak kebakaran memilih untuk mebangun tempat
usaha dan pemukiman baru. Hal ini tentunya akan berdampak besar bagi
perkembangan kehidupan sosial ekonomi serta pada sektor pariwisata yang sedang
digarap oleh pemerintah Kabupaten Siak. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk
menjawab pertanyaan terkait revitalisasi pecinaan di Siak yang tidak kunjung
rampung. Dalam hal ini penulis mengunakan metode penelitan Sejarah yang terdiri
dari empat tahapan yang terdiri dari Heuristik, Interpretasi, Kritik Sumber,
Historiografi. Hasil dari penelitian ini menjukkan bahwasannya keterlambatan dari
revitalisasi pecinaan di Siak disebabkan oleh berbagai factor yang saling terkait,
beberapa diantaranya adalah, keterbatasan sumber daya finansial, ketidaksepakatan
stakeholder, kondisi kerusakan bangunan yang parah, perizinan dan regulasi,
keterlibatan Masyarakat, perubahan prioritas, ketidakpastian politik dan ekonomi,
kekurangan perencanaan dan manajemen, dan kesulitan teknis dan arsitektur.
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, berkatrahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya
Revitalisasi Pecinan Di Siak Sri Indrapura Pasca Kebakaran 2018-2022 ”. Penelitian
ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata
Satu (S1) Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Padang. Mengingat banyaknya pihak yang telah membantu
penulis, maka pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan pengucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Erniwati, M.Hum selaku Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, memberikan arahan, kritik dan saran serta motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Johanes selaku anggota Forum kerukunan umat beragama Siak yang
telah bersedia menjadi narasumber dalam penulisan ini
3. Bapak H Said Muzami selaku sekretaris dinas pariwisata Siak yang telah
bersedia diwawancarai mengenai hal dalam penulisan ini.
4. Ibu Dr. Aisiah, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Departemen Pendidikan Sejarah,
Universitas Negeri Padang.
ii
iii
5. Bapak Drs. Zul Asri, M.Hum selaku penguji I dan ibu Azmi Fitrisia, M.Hum
Ph.D yang telah memberikan bimbingan serta kritik dan saran yang membangun
kepada penulis.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Bapak Armen Adnan dan Ibu
Maifianti yang sudah memberikan kasih dan sayang kepada penulis dan senantiasa
mendoakan dan memperjuangkan pendidikan putranya.
10. Kepada Teman-teman Keluarga Cebar (Febrian, Agung, Ade, Maspi, Fitri,
Febi, Indah,Tanty,Yuana,Adi,Erin,Sandi).Terima kasih untuk waktu yang kalian
berikan selama masa perkuliahan telah menjadi teman untuk penulis yang selalu
memberikan semangat bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini.
M.Ikhsan Fauzana
iv
NIM 17046119
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................................5
1. Tujuan Penelitian..........................................................................................................5
2. Manfaat penelitian........................................................................................................6
D. Tinjauan Pustaka.............................................................................................................6
E. Kerangka Konseptual.......................................................................................................9
F. Kerangka Berpikir..........................................................................................................13
G. Metode Penelitian..........................................................................................................13
v
vi
BAB IV KESIMPULAN...........................................................................................58
KESIMPULAN..........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................59
LAMPIRAN.................................................................................................................0
DAFTAR FOTO
Foto 1 lokasi kebakaran 18 februari 2018................................................................................4
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menjadi salah satu tujuan perantau Tionghoa yang hampir diseluruh
bagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama masuk pada masa kerajaan-kerajaan yang ada
Nusantara, yang kedua pada masa kedatangan Eropa didorong dengan ramainya
perdagangan di wilayah Nusantara dan Selat Malaka, tahap ketiga terjadi pada masa
kolonial Belanda.2
berbeda dengan yang tinggal di Sumatera. Perbedaan ini terjadi karena pengaruh
kedatangan, perbedaan daerah asal dan juga dialek bahasa, dalam pembahasan ini
termasuk juga di daerah Riau.3 Riau adalah salah satu daerah penyebaran Etnis
Tionghoa yang masuk pada abad ke-17.4 Etnis Tionghoa di wilayah ini bekerja
1
Erniwati, Asap Hio Di Ranah Minang: Komunitas Tionghoa DI Sumatera Barat,
(Yoygyakarta:Ombak, 2007), hlm.43-56
2
Ibid
3
Ibid
4
Christine Dobbin. Kebangkitan Islam dalam Ekonomi Petani yang Sedang Berubah :
Sumatera Tengah 1784-1847, (Jakarta: IMS, 1992), hlm 84
1
2
5
sebagai pedagang dan buruh kontrak perkebunan. Keberadaan aktivitas Etnis
Kampung Cina berada di tepian Sungai Siak Provinsi Riau masuk kedalam
kapal dagang yang menggunakan Sungai Siak sebagai jalur transportasi mulai dari
arah Selat Malaka menuju pedalaman Siak. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi
perantau dan salah satunya Etnis Tionghoa. Kampung Cina yang sangat strategis di
Siak.6
Pinggir sungai Siak. Kampung Cina dilengkapi dengan klenteng, Pasar dan bangunan
yang saat ini tidak berfungsi lagi dalam rangka perkembangan pariwisata kesultanan
sebagai salah satu sektor utama dalam pencapaian visi pemerintahan kabupaten, yakni
“terwujudnya Kabupaten Siak yang maju dan sejahtera dalam lingkungan masyarakat
yang agamis dan berbudaya Melayu serta menjadikan Kabupaten Siak sebagai tujuan
nasional dengan menandatangani piagam komitmen sebagai salah satu kota pusaka di
5
Sandick, L.H.W. van,"Chineezen Buiten China: Hunne Beteekenis voor De Ontwikkeling
Van Zuid-Oost-Azië, speciaal van Nederlandsch-Indië. -". Van der Beek,1909. Hlm 352
6
Sandick, L.H.W. van,"Chineezen Buiten China: Hunne Beteekenis voor De Ontwikkeling
Van Zuid-Oost-Azië, speciaal van Nederlandsch-Indië. -". Van der Beek,1909. Hlm 355
7
Pemerintah Kabupaten Siak, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Siak Tahun
2016-2021 (Siak: Sekretariat Daerah Kabupaten Siak, 2016), hal. IV - 1
3
sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang terletak di Kecamatan Siak dan
Tinggi, Kompleks Makam Sultan Syarif Kasim II, Makam Koto Tinggi beserta
Gudang Mesiu, Klenteng Hock Siu Kiong beserta Kampung Cina, Rumah Datuk
Pada tanggal 17 Februari 2018 ketika perayaan Imlek kampung Cina hangus
terbakar.10 Bangunan yang sudah berusia ratusan tahun cepat hangus dan terbakar.
Ada sekitar 54unit rumah toko terletak 2 blok di Kampung Cina hangus terbakar.
Sebagai salah satu cagar budaya dan objek wisata di kabupaten siak. 11 Pemerintah
kampung Cina sebagai salah satu cagar budaya maka rekstrukturisasi bangunan di
lahan bekas terbakar dilakukan harus sesuai dengan ketentuan Badan Pelestarian
Cagar Budaya.
dilakukan, malah etnis tionghoa yang dulunya memiliki tempat tinggal atau bangunan
8
Febrianto Budi Anggoro, “Kemendikbud Kukuhkan Kota Siak sebagai Cagar Budaya”diakses
dari https://www.antaranews.com/berita/731284/kemendikbud-kukuhkan-kota-siaksebagai-cagar-
budaya-nasional pada 10 Juli 2022
9
Abdul Haris Ritonga, “Sustainble Tourism : Destinasi Sejarah Dan Budaya Kawasan Cagar
Budaya Kesultanan Siak Sri Inderapura(2006-2019)”, (Padang : Universitas Negeri Padang,2020)
Hlm.27
10
Wawancara dengan Ketua PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia)
Kabupaten Siak bapak Harfianto, Kamis 24 Maret 2022 di rumahnya jalan Salak no. 1 di Siak Sri
Indrapura.
11
“Kawasan Pecinan Siak Pernah Lima Kali Terbakar, Ini yang Terbesar,” Cakaplah,
2023, https://www.cakaplah.com/berita/baca/17221/2018/02/17/kawasan-pecinan-siak-pernah-
lima-kali-terbakar-ini-yang-terbesar#sthash.j2HXDa16.dpbs.
4
memilih membangun tempat usaha atau tempat tinggal di lahan yang baru. Mengapa
Etnis Tionghoa tidak membangun lahan yang terbakar pada tahun 2018 menjadi
pernah-lima-kali-terbakar-ini-yang terbesar#sthash.j2HXDa16.dpbs.
Kabupaten Siak, maka penulis ingin meneliti lebih dalam mengenai proses revitalisasi
Adapun batasan spasial dari penelitian ini adalah Kelurahan Kampung Dalam
disebabkan daerah ini masuk dalam cagar budaya. Sedangkan batasan temporal dari
5
penelitian ini adalah tahun 2018. Dimana pada tahun 2018 terjadi kebakaran di
Kampung dalam pada saat perayan imlek. Batasan akhir diambil tahun 2022
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
kebakaran?
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang telah
2. Manfaat penelitian
a. Akademis
b. Praktis
untuk mendapat gelar strata satu Prodi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu
perpustakaan.
D. Tinjauan Pustaka
Pada Tepi Air di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. Skripsi ini mengambarkan
pengunaan lahan dan hak-hak untuk memanfaatkan lahan untuk berbagai kepentingan
seperti membuat perkebunan atau bangunan tempat tinggal di tengah situs cagar
budaya. Masyarakat sekitar situs cagar budaya masih ada yang tidak peduli dengan
banyak lahan dikawasan cagar budaya masih kepemilikan pribadi atau perorangan
yang menghambat proses revitalisasi bangunan cagar budaya. Skripsi ini membantu
peneliti dalam mengambarkan sulitnya proses revitalisasi situs cagar budaya apabila
Destinasi Sejarah Dan Budaya Kawasan Cagar Budaya Kesultanan Siak Sri
cagar budaya untuk destinasi pariwisata. Skripsi ini membantu peneliti bagaimana
Revitalisasi Kawasan Studi Kasus: Kawasan Pecinan Kota Makassar. artikel ini
pecinan yang sudah mulai memudar dengan meningkatkan kualitas bangunan yang
12
Doli Chandra Hutabarat, “Revitalisasi kawasan Bersejarah Pada Daerah Tepi Air Di
Kecamatan Mempura Kabupaten Siak”, Skripsi, (Riau: Universitas Islam Riau,2019)
13
Abdul Haris Ritonga, “Sustainble Tourism : Destinasi Sejarah Dan Budaya Kawasan Cagar
Budaya Kesultanan Siak Sri Inderapura(2006-2019)”,Skripsi, (Padang : Universitas Negeri
Padang,2020)
8
ini dalam merevitalisasi kawasan pecinan harus memperhatikan komponen fisik dan
fungsi bangunan. Artikel ini membantu peneliti bagaimana cara pemerintah di Siak
masih ada Cagar Budaya milik perorangan yang ingin melepaskan status Cagar
kompensasi dan insentif yang layak dari pemerintah sehingga pemilik dalam
Berdasarkan penemuan dari artikel ini bahwa cagar budaya milik perorangan kurang
dapat perhatian dari pemerintah sehingga bangunan yang dimiliki terbengkalai karena
kertebatasan pendanaan. Skripsi ini membantu peneliti dalam merawat cagar budaya
yang dimiliki perorangan harus lebih di perhatikan oleh pemerintah dalam hak
kompensasi dan insentif dalam merawat bangunan cagar budaya milik perorangan
E. Kerangka Konseptual
1. Etnis Tionghoa.
14
Wahyuni, Sri. "Placemaking Sebagai Strategi Revitalisasi Kawasan Studi Kasus: Kawasan
Pecinan Kota Makassar." Jurnal Linears 1.2 (2018): 103-111.
15
Rahmawati, Yuni. "Permasalahan Cagar Budaya Living Monument Milik Perorangan di
Perkotaan." Prosiding Seminar Heritage IPLBI. Vol. 100. 2017.
9
Etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari
kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa.
Dengan kata lain, etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas tadi sering sekali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. 16 Dari pendapat diatas
dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran dari kelompok,
mengatakan bahwa pengertian etnis mungkin mencangkup dari warna kulit sampai
keanggotaan politik bahkan program belajar. Selain itu, etnis dapat ditentukan
berdasarkan persamaan asal usul yang merupakan salah satu faktor yang dapat
etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan
status kelompok mana ia dimasukkan. Istilah etnis digunakan mangacu pada satu
kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan
Etnis Tionghoa merupakan suatu etnis yang berasal dari daratan Tiongkok
yang bukan berasal dari satu kelompok saja, tetapi terdiri dari berbagai suku bangsa
dari dua propinsi yaitu Fukian dan Kwantung19 yang datang ke Indonesia jauh
16
Koentjaraningrat. ‘’Manusia dan Kebudayaan di Indonesia’’. (Jakarta:Djambatan, 2007),
hlm. 10.
17
Koentjaraningrat, op.cit.,hlm.10.
18
Koentjaraningrat, op.cit.,hlm.12.
19
Keotjaraningrat. op.cit.,hlm.347.
10
orang Indonesia asli telah banyak bergaul dengan Tionghoa Indonesia, tetapi sebagian
besar belum mengenal golongan etnis ini dengan sewajarnya. Etnis Tionghoa yang
ada di Indonesia sebenarnya satu kelompok yang terdiri dari beberapa suku yang
mulai dari perbedaan daerah asal, bahasa, budaya dan perbedaan lainya dari interen
etnis Tionghoa sampai pada proses sosialisasi dengan kondisi sosial budaya tempat
mereka tinggal.
Pecinan atau yang lebih dikenal dengan Chinatown suatu pemukiman yang
bermayoritaskan Orang Tionghoa yang telah lama menetap lengkap dengan pasar dan
tempat ibadah orang Tionghoa. Proses terbentuknya pemukiman ini tidak terlepas
dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah hindia belanda tentang pembagian
Fungsi utama dari kawasan Pecinan saat ini secara umum sebagai kawasan
perdagangan dan jasa. Karakter perdagangan dan jasa di kawasan ini berbeda dengan
rumah toko meskipun tidak semua pemukiman Cina memilikinya. Rumah toko solusi
20
Erniwati. op.cit.hlm.1.
21
Kautsary, Jamilla. "Perencanaan Peraturan Zonasi Di Kawasan Konservasi (Studi Kasus
Pecinan Semarang)." Jurnal Planologi 15.2 (2018): 216-229.
11
untuk pemukiman Cina yang padat. rumah toko berfungsi sebagai ruang bisnis di
3. Cagar Budaya.
Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar
budaya di darat atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan agama dan kebudayaan
atau perorangan dapat berperan. Masyarakat yang memiliki atau menguasai benda
undang-undang republik Indonesia nomor11 tahun 2010 tentang cagar budaya pada
pasal 5 mengatakan bahwa benda, kawasan atau struktur cagar budaya apabila
22
Sudarwani, Margareta Maria, Edi Purwanto, and R. Siti Rukhayah. "Karateristik Kawasan
Pecinan Lasem Kabupaten Rembang." Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
(IPLBI) (2019): 105-112.
23
UU. No 11 tahun 2010, Tentang Cagar Budaya, h. 2
12
atau kebudayaan
4. Revitalisasi
Kawasan pada suatu kota. Umumnya revitalisasi dapat mencakup aspek fisik dan non
kawasan maupun bangunan yang memiliki potensi dan nilai strategis dengan
ekonomi, sosial dan budaya kawasan perkotaan. Vitalitas kawasan adalah kualitas
suatu kawasan yang dapat mendukung kelangsungan hidup warganya dan mendukung
budaya.
F. Kerangka Berpikir
24
Kampung Cina
UU. No.18 tahun 2010 tentang revitalisasi kawasan
G. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian sejarah. Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan sejarah. Pendekatan ini adalah sebuah pendekatan yang menguji dan
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau oleh sejarawan. 25
25
Louis Gottshalk.Penerjemah Nugroho Notosusanto. ‘’Mengerti Sejarah’’. (Jakarta:UI-Press,
2006), hlm. 32.
14
Dengan melalui empat tahap yaitu tahap Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan
Historiografi.26
dilakukan dengan dua cara yaitu, studi perpustakaan dan studi lapangan. Studi
bisa mendapatkan data peta kawasan Cagar Budaya, serta data Bangunan cagar
budaya di Kecamatan Siak. Dilakukan juga pencarian arsip dan data-data mengenai
jumlah bangunan yang terbakar dan lainnya pada tanggal 17 Februari 2018 di
Kampung Dalam yang bisa didapatkan dari Kantor Kepolisian Siak Provinsi Riau.
Dokumen tentang surat kepemilikan tanah di lahan yang terbakar, arsip kota, foto
kampung dalam sebelum terbakar yang diperoleh dari dinas kota Siak. Selanjutnya
mendalam dan berulang dengan telah menyiapkan teks wawancara untuk informan
yang terdiri dari ketua Lembaga PSMTI, Ketua Klenteng serta masyarakat korban
kebakaran, polisi dan Pejabat Dinas cagar budaya dan pemerintah kota
Padang (UNP), dan mengutip dari artikel yang ada tentang tema yang terkait judul
penelitian.
26
Azmi Firisia,dkk.’’Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi Sejarah’’ . (Padang:Fakultas
Ilmu Sosial, 2003) UNP, hlm. 4.
15
Langkah kedua adalah kritik sumber atau tahap pengolahan data, atau
menganalisis sumber informasi, melalui kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal
yaitu pengujian otentitas atau keaslian materialnya yang dapat dilakukan dengan
melihat kualitas kertas, tinta, bentuk huruf, bahasa secara klinis dan labor. Kritik
internal dilakukan untuk menguji kesahihan (validitas) isi informasi sejarah yang
data yang lain. Dalam wawancara penulis melakukan pengecekan terhadap hasil
wawancara apakah informasi yang mereka berikan benar atau tidak. Pengecekan ini
dilakukan dengan cara membandingkan jawaban dari semua informasi. Penulis akan
sumber yang telah diperoleh sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada sebelum
Siak pasca kebakaran 2018 sehingga dapat menghasilkan sebuah fakta sejarah.
langkah terakhir di mana penulis melakukan penulisan dari data fakta dan sumber
Siak Kabupaten Siak pasca Kebakaran 2018-2022 dalam bentuk karya ilmiah yang
16
27
Louis Gottschalk 1985. Mengerti Sejarah, Jakarta Universitas Indonesia, hlm 43
BAB II
GAMBARAN UMUM
Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah kerajaan Melayu yang muncul
pada tahun 1723 sampai penyerahan kekuasaan kepada Republik pada tahun 1946.
mencapai bagian timur dari Sumatera Utara (seperti Asahan dan Batu Bara).28
pendiri kesultanan ini adalah Raja Kecil, anak dari Sultan Mahmud Syah II yang
tersohor dengan gelar Mangkat Dijulang karena tewas ditikam seorang abdinya yang
bernama Megat Sri Rama ketika dibopong (dijulang). Karena Sultan ini tidak
mempunyai keturunan, maka seorang pembesar Johor yaitu Datuk Bendahara Tun
Abdul Jalil dinobatkan sebagai Sultan berikutnya. Dalam Tuhfatun Nafis, Sultan
selirnya. yang bernama Cik Pong, namun saat kematian sultan sang anak masih dalam
kandungan.29
diungsikan berpindah tempat, dari Jambi hingga ke Pagaruyung sampai diasuh oleh
keluarga kerajaan tersebut. Dengan klaim takhta Johor dan dukungan dari
28
Ellya Roza, Kerajaan Siak 1723-1908Perspektif Sejarah dan Sosiobudaya,Depogk Rajawali
Press, 2000, h.80. Lihat juga Haji Buyong Bin Adil, Sejarah Johor, Dewan Bahasa Dan Pustaka
Kementerian Pelajaran Malaysia, 1971.
29
Yusoff Hashim, Hikayat Siak yang dirawikan Tengku Said, (Malaysia: Dewan Bahasa dan
Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, 1992), h. 113.
17
18
Minang, Orang Laut dan Bugis di Bengkalis. Akhirnya Raja Kecil berhasil
menduduki Johor beserta tahtanya pada tahun 1718, sehingga namanya juga tercatat
dalam silsilah pemimpin Kesultanan Johor sebagai Sultan Johor ke-12 dengan gelar
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Tetapi Raja Kecil kemudian diturunkan dari
singgasana oleh para bangsawan Melayu dan Bugis di sana dan kemudian menyingkir
dari Johor sehingga kembali ke daerah Riau, dengan kekuatan yang tersisa lalu
membentuk dinasti di Sungai Jantan dan mengukuhkan Kesultanan Siak pada tahun
1723.30
Perlawanan pertama Siak terhadap Belanda yang tercatat dalam sejarah adalah
Peristiwa Pulau Guntung pada tahun 1759, ketika Sultan Muhammad Abdul Jalil
Muzaffar Syah (sultan ke II) menyerang benteng Belanda di Pulau Guntung dan
menghabisi tentara kolonial di sana.31 Tetapi Belanda berhasil menerapkan politik adu
domba pada masa Sultan Ismail (sultan ke III) karena pamannya Raja Alam (sultan ke
IV) melengserkannya pada 17 Juni 1761, memulai hegemoni Belanda atas kesultanan
Siak.32 Sultan yang mengambil nama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah ini
dari Senapelan inilah kemudian dibangun sebuah pasar (Melayu: Pekan) yang baru
30
Ellya Roza, Riwayat Hidup Raja Kecik( Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah) Pekanbaru :
Yayasan Pusaka Riau tahun 2012 hal.50
31
Elisa Netscher, De Nederlanders in Djohor en Siak 1602 tot 1865, diterjemahkan oleh Wan
Ghalib dkk Belanda di Johor dan Siak 1602-1865 (Batavia: Bruining & Wijt, 1870) hal. 176-180
32
Ibid., h. 217.
33
M.S. Suwardi dkk, Dari kebatinan senapelan ke Bandaraya Pekanbaru: menelisik jejak
sejarah Kota Pekanbaru, 1784-2005 (Pekanbaru: Alaf Riau, 2006) hal. 89-92
19
dengan sepupunya Sultan Muhammad Ali (sultan ke V) pada tahun 1776 dan sempat
beliau, Sultan Yahya (sultan ke VI) yang lemah harus menghadapi sepupunya Syarif
Syarif Ali adalah anak dari Syarif Usman menantu Sultan Alamuddin Syah, dan
sana.35
di seberang Mempura. Pada masanya pula wilayah takluk jajahan Siak meluas ke
utara pesisir timur Sumatera, sehingga mencapai Deli, Serdang, Langkat, dan Asahan.
antara Inggris yang tertarik menanam pengaruh di Siak dan Belanda yang ingin
mempertahankan Status Quo di sana. Hal ini diperparah dengan perebutan kekuasaan
oleh anak-anaknya, dan saat pemerintahan Syarif Ismail (sultan ke IX) diwarnai
pemberontakan dan Traktat Siak 1858 dengan dilepasnya Deli, Serdang, Langkat dan
Memasuki pertengahan abad 19, meskipun banyak wilayah yang dicaplok dan
bahkan sudah berada di bawah naungan Belanda, Kesultanan Siak tetap berdaulat dan
pembangunan klenteng Hock Siu Kiong bagi masyarakat Tionghoa di Siak dan
Sultan Syarif Hasyim (sultan ke XI) mulai menata dan memodernisasikan kota Siak.
Tinggi, yang masih bisa dilihat sampai sekarang di kota Siak. Selain itu, beliau
Pada tahun 1908, Sultan Syarif Hasyim mangkat di Singapura dan anaknya,
Sultan Syarif Kasim II (sultan ke XII) menduduki takhta pada tahun 1915.
menfokuskan diri pada agama, adat dan pendidikan. Pada masanya, sekolah
School dan Madrasatun Nisa serta memberikan beasiswa bagi rakyatnya yang ingin
menuntut ilmu ke luar Siak.39 Sultan terakhir ini kukuh untuk tidak mudah takluk
kepada pemerintah kolonial meskipun mereka terus ikut campur dalam urusan
kerajaan.
37
Ellya Roza, Op.cit hal,108.
38
O.K. Nizami Jamil dkk, Bab Al – Qawa’ide Transliterasi dan analisis, Siak: Bappeda
Kabupaten Siak tahun 2002 hal. 23. Lihat juga Ellya Roza, Sejarah Bab Al-Qawa’id pintu segala
pegangan kerajaan Siak, Pekanbaru Asa Riau,2015. Lihat juga Ellya Roza dalam Husni Thamrin(ed)
Naskah Historis,Politik dan tradisi, Pekanbaru LPP Uin Suska Riau,2009, hal.81
39
Tim Universitas Riau, Sejarah Perjuangan Riau (Pekanbaru: Sutra Benta Perkasa, 2016)
hal. 193
21
oleh Jepang untuk ‘gotong royong’ selama beberapa hari, tetapi mereka harus diantar
ke Siak sehingga pada awal Oktober 1945 Sultan Syarif Kasim II memimpin upacara
bendera Merah Putih di depan istananya dan mengumunkan akan memberikan harta
Akhirnya, pada 26 Januari 1946 Sultan secara resmi menyerahkan kedaulatan Siak
lainnya di Riau. Wilayahnya terbentang seluas ± 8.556,09 km2, hampir 10% dari luas
0°20’49’’LU dan 100°54’21” - 102°10’59” BT. Sampai saai ini, Kabupaten Siak
Siak Sri Indrapura memiliki kondisi alam yang didominasi oleh dataran
rendah dan rawa-rawa. Siak Sri Indrapura terletak di bagian tengah Provinsi
40
O.K. Nizami Jamil, Siak Negeri Pengabdianku: Biografi Orang Kaya Muhammad Djamil
Sekretaris Pribadi Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru: Alaf Riau, 2016) hal. 52
41
Ibid, hal. 63
42
O.K. Nizami Jamil dkk, Op. Cit.. hal 180
43
Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, Kabupaten Siak dalam Angka 2019 (Siak: Badan
Pusat Statistik Kabupaten Siak, 2019) hal. 5
22
Pelalawan di sebelah timur, Kabupaten Kuantan Singingi di sebelah selatan, dan Selat
yang merupakan sungai utama di wilayah tersebut. Sungai Siak merupakan salah satu
aset alam yang penting bagi Siak Sri Indrapura. Sungai ini memiliki panjang sekitar
320kilometer dan mengalir melalui kota ini sebelum bermuara ke Selat Malaka.
Sungai Siak berperan penting dalam sektor transportasi, perdagangan, dan irigasi
44
Pemerintah Provinsi Riau, “Kabupaten Siak,” Riau.go.id (Riau CMS,
2019), https://www.riau.go.id/home/content/24/kab-siak.
23
pertanian di wilayah tersebut. Sebagian besar wilayah Siak Sri Indrapura adalah
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 10 meter di atas permukaan laut.
Terdapat banyak rawa-rawa dan lahan basah di sekitar kota ini, yang memberikan
potensi untuk pertanian, perikanan, dan keanekaragaman hayati. Siak Sri Indrapura
memiliki sejumlah hutan alam dan lahan gambut yang berfungsi sebagai paru-paru
hijau dan habitat bagi flora dan fauna. Kawasan hutan di wilayah ini memiliki potensi
sumber daya alam, seperti kayu, karet, dan hasil hutan non-kayu lainnya. Siak Sri
Indrapura memiliki iklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Curah hujan cukup tinggi, terutama selama musim hujan, yang
letak geografis Siak Sri Indrapura memberikan kekayaan alam dan potensi yang
signifikan, baik dalam sektor pertanian, perikanan, maupun pariwisata. Sungai Siak
45
dan keindahan alamnya menjadi daya tarik utama kota ini.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Siak memiliki kekayaan yang khas dan
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Masyarakat Siak secara dominan
adalah suku Melayu, dan budaya Melayu memiliki pengaruh yang kuat dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Budaya ini terlihat dalam bahasa, adat istiadat, seni,
kehidupan sehari-hari mereka. Adat istiadat dan tradisi memiliki peran yang penting
dalam kehidupan masyarakat Siak. Mereka memiliki berbagai acara adat, seperti
45
Ibid.
24
pernikahan adat, upacara turun temurun, dan festival budaya yang menjadi momen
penting untuk mempertahankan warisan budaya mereka. Seni dan budaya memiliki
tempat yang signifikan dalam kehidupan masyarakat Siak. Mereka memiliki berbagai
jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni lukis yang menjadi bagian
praktik-praktik agama seperti ibadah, puasa, dan perayaan hari raya Islam dengan
penuh semangat dan kepatuhan. Masyarakat Siak dikenal dengan keramahan dan
kebersamaan mereka. Mereka memiliki tradisi gotong royong dan saling membantu
acara adat, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. masyarakat Siak adalah hasil dari
warisan budaya Melayu yang kaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Masyarakat
Siak terus berusaha untuk melestarikan dan mengembangkan budaya mereka, sambil
tetap membuka diri terhadap pengaruh dan perkembangan zaman yang modern.47
46
Ibid.
47
Ibid.
25
dukun untuk mengatasi persoalan kehidupan bahkan masyarakat tidak selesai tanpa
adanya seorang bomoh atau dukun yang mudah mereka hubungi apabila diperlukan.
Bomoh dianggap memiliki ilmu yang hebat dibanding masyarakat umumnya dan
dapat membantu jika terjadi suatu penyakit pada diri seseorang ataupun sekelompok
masyarakat. Oleh karena itu bomoh memgang peran dalam masyarakat siak karena
1.penduduk
Penduduk yang mendiami kota siak pada awal berdirinya kerajaan Siak Sri
Siak dari 12 Sultan yang memerintah negeri Siak pada masa kerajaan maka
banyaklah pendatang seperti suku Minangkabau, Bugis, China, India, Jawa, Aceh,
1 Melayu 38,0%
2 Jawa 25,2%
3 Minangkabau 13,3%
4 Tionghoa 11,4%
5 Batak 7,8%
48
Ellya Roza, op.cit., h.229
49
O.K Nizami Jamil dkk. Istana Asserayah Al-hasyimiah. Siak Sri Indrapura. Hal. 2
26
6 Bugis 2,2%
7 Aceh 1,2%
masing-masing etnis, Melayu memiliki persentase yang terbesar. Tetapi bila dilihat
dari perbandingan antar etnis Melayu sebagai penduduk asli dengan penduduk
lainnya sebagai pendatang, etnis Melayu yang jumlah berjumlah 38,0% itu
melayu, yaitu etnis jawa yang datang ke kota Siak sebagai pekerja yang bergerak
buruh, pada umumnya menjadi pedagang dan bnayka bermukoimm pada kawasan
pusat perkotaan seperti begitu juga etnis China pada umumnya sama dengan etnis
cukup kuat dan bermukim pada kawasan perkotaan. Kemudian etnis batak yang
bergerak dalam bidang angkutan darat, buruh, dan pedangang. Dalam persentasenya
etnis bugis dan aceh memiliki persentase kelompok etnis yang sedikit, walaupun
demikian suku bangsa ini juga memberi corak tersendiri bagi keheterogenan Kota
Siak.
Jika dilihat pada tabel diatas, pertumbuhan penduduk Kecamatan Siak sangat
melaju dengan pesat, bisa dilihat pada tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan siak
yang berpenduduk 27.461 jiwa dan pada tahun 2019-2022 jumlah penduduk
kelahiran yang lebih besar dibandingkan tingkat kematian, serta adanya penduduk
yang datang dan menetap di kecamatan Siak dikarenakan adanya lapangan usaha
Kecamatan Siak.50
2. Mata Pencharian
Wilayah Kota Siak memiliki kekayaan alam dan potensi yang mendukung
bagi perekonomian Kota Siak. Mata pencaharian penduduk kota Siak sebagian besar
50
Wawancara dengan ibuk tesi, pegawai Badan Pusat Statistik Siak.24 juni 2023
28
adalah sebagai petani perkebunan. Adapun hasil pertanian perkebunnanya yaitu sawit
dan karet yang sudah dibuka pada masa pemerintahan belanda. Hasil perkebunan
sawit dan karet ini di perdagangkan sampai ke singapura.51 Sehingga Kota Siak pada
masa ini ramai dikunjungi sebagai kota pelabuhan dan perdagangan. Selain itu
penduduk kota siak juga memenuhi kebutuhan hidupnya dari ladang dan di daerah
perairan, penangkapan ikan juga memberikan hasil yang cukup untuk kepentingan
hidup.
pada tahun 1975 yang dikelola oleh PT. Caltex Pacific Indonesia dan PT Kondur
Petroleum SA, sedangkan lapangan gas bumi terdapat di Libo dan Talas. Sektor
pengolahan industri yaitu, PT Indah Kiat pada tahun 1976 oleh perusahaan Indonesia,
PT. Berkat Indah Agung bekerja sama dengan dua perusahaan Taiwan. Sebagian
besar satu dari kertas cetak dan tulis indah kiat yang di ekspor dihasilkan dari
pabriknya. Dan kemudian PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) perusahaan
milik Asia Pacific Resoursces Interantional Limited (APRIL) yang didirikan tahun
1992 di bawah konglomerasi Raja Garuda Mas (RGM). Kedua perusahaan ini
bergerak dalam bidang pengolahaan kayu hasil hutan, polywood dan industri Kimia.
Dengan hadirnya perusahaan industri ini maka terbukalah lapangan usaha bagi
51
Tenas Effendi. Sejarah Riau Jilid III. Team penyusun dan Penulis Sejarah Riau
Universitas Riau. Pekanbaru. 1975. Hal: 476
29
penduduk Siak hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan perusahaan akan
kebutuhan tenaga kerja. Jika dilihat dari lapangan usaha maka mata pencaharia
5 Konstruksi 2,35
6 Perdagangan 13,99
Dari data di atas berdasarkan lapangan usaha tahun 2022 yang paling banyak
menyerap tenaga kerja adalah pertanian, keuhatanan, perikanan sebesar 50,36%, hal
ini dikarenakan Kecamatan Siak memiliki letak geografis sangat mendukung untuk
melakukan kegiatan pertanian, sektor yang juga menyerap tenaga kerja adalah
industri pengolahan yaitu sebesar 23,32%, hal ini dikarenakan adanya beberapa
30
industri pengolahan kayu berskala besar yang beroperasi di kecamatan Siak yang
Etnis Tinghoa telah masuk ke wilayah kerajaan Siak telah terjadi pada masa
Sultan Syarif Kasim II diantaranya di Bagan Siapi-api yang menjadi tempat terbanyak
penduduk etnis Tionghoa di antara wilayah kekuasaan yang lain di kesultanan Siak. 53
dibidang pengolahan Kayu untuk dibawa ke Singapura 54. Selanjutnya, etnis Tionghoa
pertama kali masuk ke Siak Sri Indrapura pada zaman Kesultanan Siak pada abad ke-
kerajaan maritim yang makmur, menarik minat pedagang Tionghoa untuk menjalin
hubungan dagang dengan pelabuhan Siak.56 Pedagang dan saudagar Tionghoa telah
memainkan peran penting dalam sejarah Kerajaan Siak, khususnya pada abad ke-18
dan ke-19. Orang Tionghoa terlibat aktif dalam perdagangan lada, komoditas utama
di wilayah tersebut, dan mereka juga memegang posisi penting di istana Sultan Siak.
orang Tionghoa di Kerajaan Siak terbagi menjadi dua kelompok: towkay (pedagang)
dan peranakan (Tionghoa kelahiran lokal).57 Para towkay memiliki kekayaan dan
52
Badan pusat statistik kabupaten Siak
53
Fitrisia, Azmi. "The Roles of Chinese Immigrants on the Fishery Industry in Bagan Siapi-
api, Eastern Coast of Sumatra 1871-1970." (2008).
54
Tideman, J."Land en volk van Bengkalis". [s.n.],1935.
55
Sandick, L.H.W. van,"Chineezen Buiten China: Hunne Beteekenis voor De Ontwikkeling
Van Zuid-Oost-Azië, speciaal van Nederlandsch-Indië. -". Van der Beek,1909, hal. 352
56
Ellya Roza, Op Chit. Hal. 109.
57
Dahana, A. (1994). The Siak Sultanate of Riau: Traditional Elite and Colonial Power. Journal
of Southeast Asian Studies, 25(1), 1-23.
31
towkay dan penduduk setempat.Hubungan antara orang Tionghoa dan Sultan Siak
sangat kompleks, karena orang Tionghoa adalah pesaing sekaligus sekutu. Sementara
orang Tionghoa bersaing dengan istana Sultan dalam perdagangan lada, mereka juga
kerajaan. Salah satu tokoh penting dalam sejarah Tionghoa di Kerajaan Siak adalah
Kapitan Cina Tjen Tai Tjiang, yang menjabat sebagai diplomat dan penasehat Sultan
Siak. Tjen Tai Tjiang juga terlibat dalam pendirian pemukiman Tionghoa di kawasan
menjalin hubungan dagang dengan bangsawan dan pedagang lokal, serta membentuk
Tionghoa di Siak Sri Indrapura tumbuh dan berkembang. Mereka tidak hanya terlibat
dalam perdagangan, tetapi juga membuka usaha-usaha kecil dan menengah, seperti
toko, restoran, dan usaha manufaktur. Komunitas Tionghoa juga berkontribusi dalam
wilayah Kelurahan Kampung Dalam serta menjadi salah satu bagian penting di
58
Purbasara, Sindy Farzana Lutfia, Bunari Bunari, and Asyrul Fikri. "Berdirinya Paguyuban
Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Di Pekanbaru (2003-2019)." Jurnal Pendidikan
Tambusai 5.3 (2021)
59
Schadee, W.H.M."Geschiedenis van Sumatra's Oostkust . - Deel II ". Oostkust van
Sumatra-Instituut,1918-1919, hal.2
32
wilayah Kabupaten Siak Sri Indrapura. Kampung Dalam memiliki luas wilayah
270,47 Ha yang terletak di 00‟42‟ - 00‟57‟ Lintang Utara dan 1010 43‟ - 102014‟
Bujur Timur serta secara geografis berbatasan dengan Desa Langkai di sebelah utara,
Sungai Siak di sebelah selatan, Kelurahan Kampung Rempak di sebelah barat, dan
yaitu Sungai Siak, sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah
dengan 2,0 dpl dan keseharian penduduk di Kelurahan Kampung Dalam banyak
serta aktivitas berdagang. Di wilayah ini seluruh pedagang yang memiliki lapak
60
Budi Pranoto, “ Praktik Multikulturalisme di Kampung Pecinan Kelurahan Kampung Dalam,
Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau “ , Skripsi ( Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia,
2018).
33
maupun kios untuk berdagang didominasi oleh kalangan yang memiliki latar
belakang dari etnis Tionghoa yang hidup turun temurun, sehingga masyarakat di sana
memiliki sebutan khusus untuk wilayah tersebut yakni Kampung Cina. Hingga pada
wilayah tersebut yang berada ditepian Sungai Siak ke wilayah yang berada lebih jauh
dari Sungai Siak dan membangun kios di lokasi tersebut untuk dijadikan pasar khusus
seni yang menyediakan pelbagai macam barang kesenian serta oleh-oleh khas daerah
Siak meskipun masyarakat sekitar lebih masyhur menyebut pasar tersebut sebagai
peneliti terhadap kehidupan etnis Tionghoa di Kecamatan Siak dapat ditandai dengan
adanya “Klenteng Hock Siu Kong” sebagai tempat ibadah mereka. Klenteng Hock
Siu Kong berdiri pada tahun 1898 sebagai yang tertera pada patung Singa di pintu
61
Ibid.
62
Observasi ke lokasi penelitian, Rabu 23 maret 2022 di Klenteng Hock Siu Kong di Siak Sri
Indrapura.
34
dengan berdirinya istana Siak pada tahun 1879. Kemudian beliau mengatakan
bahwa awal keberadaan etnis Tionghoa di Siak adalah atas izin Sultan Siak.
unsur utama, yaitu klenteng, pasar, dan jaringan transportasi. Klenteng berfungsi
sebagai pusat aktivitas sosial dan keagamaan yang mengikat komunitas Tionghoa,
63
Wawancara dengan Bapak Johanes pengurus Klenteng Hock Siu Kong, hari Rabu 23 Maret
2022 di Siak Sri Indrapura.
35
sementara pasar menjadi pusat kegiatan ekonomi sosial mereka. Selain itu,
di daerah pecinan biasanya hampir sama. Bangunan ini terdiri dari dua atau tiga
bangunan yang satu dengan dinding bangunan yang berikutnya. Pada umumnya
bangunan ini digunakan sebagai tempat usaha sekaligus sebagai tempat tinggal.
di tengah-tengah rumah tingkat dua, ada bagian ruangan tanpa atap untuk
64
Sudarwani, Maria M. "Simbolisasi Rumah Tinggal Etnis Cina Studi Kasus Kawasan Pecinan
Semarang." Majalah Ilmiah Momentum 8.2 (2012).
65
Erniwati, Asap Hio Di Ranah Minang: Komunitas Tionghoa DI Sumatera Barat,
(Yogyakarta:Ombak, 2007), hal. 73.
36
ruang bagian depan biasanya untuk ruang tamu dan juga tempat meja abu leluhur,
bagi yang berdagang ruang tamu dan juga meja abu diletakkan di lantai dua.66
Man pada tahun 2000 SM. Karena mata pencaharian penduduk sangat bergantung
dan digunakan selama lebih dari 20 abad. Rangka kayu Cina tidak hanya efektif
yang tercermin dalam cara dan bentuk hidup yang harmonis dengan alam dan
Siak memiliki nilai sejarah yang tinggi, karena kawasan ini dianggap sebagai
66
Ibid hal. 74.
67
Sudarwani, Maria M. "Simbolisasi Rumah Tinggal Etnis Cina Studi Kasus Kawasan Pecinan
Semarang." Majalah Ilmiah Momentum 8.2 (2012).
BAB III
PEMBAHASAN
Indrapura mengalami bencana besar saat mereka merayakan Hari Raya Imlek 2569.
Tempat tinggal dan usaha mereka ludes terbakar. Pada Sabtu dini hari, puluhan
bangunan di kawasan pecinan Siak Sri Indrapura terbakar. Kebakaran terjadi pukul
03:15 WIB, disebabkan korsleting listrik dari sebuah toko alat pertanian di Jalan
kayu yang sudah berumur ratusan tahun. Kebutuhan waktu yang singkat membuat api
dengan cepat melahap dua blok rumah toko (Ruko) di sebelah Jalan menuju Klenteng
Hock Siu Kiong. Tim gabungan terdiri dari Koramil 03/Siak, Polsek Siak, Anggota
68
Pebriansyah Ariefana. Pecinan Ratusan Tahun di Riau Terbakar Pascaperayaan Imlek.
suara.com. https://www.suara.com/news/2018/02/17/103443/pecinan-ratusan-tahun-di-riau-terbakar-
pascaperayaan-imlek (accessed 2023-10-03).
69
Putra, M. Soal Kebakaran di Chinatown Siak, Tim Damkar BPBD Siak Merasa “Disemprot”
Banyak Pihak. Tribunpekanbaru.com. https://pekanbaru.tribunnews.com/2018/02/20/soal-kebakaran-
di-chinatown-siak-tim-damkar-bpbd-siak-merasa-disemprot-banyak-pihak?page=1 (accessed 2023-
10-03).
37
38
SMP lama, rumah pribadi hangus terbakar. Sebanyak 60 kepala keluarga kehilangan
ruko dan tempat tinggal. Korban jiwa berjumlah tiga orang dengan luka ringan yakni
satu orang luka robek, satu orang luka bakar, dan satu orang lagi luka lecet dibawa ke
RSUD Siak.70
meninggalkan luka yang dalam bagi masyarakat setempat. dengan semangat gotong
royong dan kerja sama, kampung tersebut mulai bangkit kembali. Setelah kejadian
kampung, pemerintah setempat, dan berbagai pihak terlibat dalam upaya pemulihan
ini. Tim pemulihan yang terdiri dari ahli rekonstruksi bangunan, pekerja sosial, dan
Salah satu langkah pertama yang diambil adalah memberikan bantuan darurat
kepada para korban kebakaran. Bantuan makanan, pakaian, dan perlengkapan hidup
lainnya disalurkan untuk membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal dan harta
benda mereka. Selain itu, tenda darurat didirikan sebagai tempat sementara bagi
70
www.halloriau.com. Total Kerugian Kebakaran Kampung Cina Siak Capai Rp15 Miliar.
halloriau.com. https://www.halloriau.com/read-siak-100245-2018-02-19-total-kerugian-kebakaran-
kampung-cina-siak-capai-rp15-miliar.html (accessed 2023-10-05).
71
Redaksi. Pasca Kebakaran, Beginilah Penampakan Komplek Tionghoa Pasar Lama Siak.
riaukarya. https://riaubernas.com/news/detail/1670/pasca-kebakaran-beginilah-penampakan-komplek-
tionghoa-pasar-lama-siak (accessed 2023-10-05).
39
mereka yang tidak memiliki tempat tinggal. Selanjutnya, proses rekonstruksi fisik
dimulai.72
Pemerintah bekerja sama dengan para ahli arsitektur dan konstruksi untuk
bangunan yang lebih tahan api dan memperhatikan tata ruang yang lebih aman. Selain
rekonstruksi fisik, juga dilakukan upaya pemulihan sosial dan ekonomi. Program
pelatihan dan bantuan modal diberikan kepada penduduk kampung untuk membantu
sama yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak terkait, kampung
72
riaueditor.com; riaueditor.com. PSMTI Riau Apresiasi Perhatian Pemkab Siak Pada Korban
Kebakaran Pasar Lama. RiauEditor.com :: Beranda Informasi Publik.
https://www.riaueditor.com/detail/Sosial/PSMTI-Riau-Apresiasi-Perhatian-Pemkab-Siak-Pada-
Korban-Kebakaran-Pasar-Lama (accessed 2023-10-05).
73
Pemkab Siak Beri Penangan Terbaik Bagi Korban Musibah Terbakarnya Pasar Lama. Kabar
Melayu. Published 2018. Accessed October 5, 2023.
https://www.kabarmelayu.com/news/6239/pemkab-siak-beri-penangan-terbaik-bagi-korban-musibah-
terbakarnya-pasar-lama.html.
40
1. Rencana revitalisasi.
Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Permukiman (PU Tarukim)
Tujuannya adalah agar warga dapat membangun ulang rumah dan rukonya sesuai
dengan rencana konstruksi dan desain bangunan yang telah disediakan, dengan
Salah satu korban kebakaran yang juga pemilik ruko di wilayah tersebut
tersebut, dan mereka dapat membayar secara cicilan. Pemerintah Kabupaten akan
biayanya secara bertahap. Dengan cara ini, semua rumah dapat dibangun sesuai
dengan konsep cagar budaya yang ada dan dibayar secara cicilan tanpa tambahan
bunga.75 Kepala Dinas PU Tarukim Siak menyatakan bahwa mereka akan berusaha
mencari pengembang yang kompeten yang dapat memahami situasi keuangan korban,
pertokoan di pasar lama dikembalikan ke kondisi semula, dan melarang pemilik toko
untuk membangun pagar di antara blok-blok pertokoan. Hal ini dilakukan untuk
mendatang. Selain itu, akses keluar masuk dalam situasi darurat juga akan menjadi
Adapun bangunan toko di Kampung Dalam memiliki empat jenis, yaitu tipe 1
Ruko tanpa balkon, tipe 1 Ruko dengan balkon, tipe 2 Ruko tanpa balkon, dan tipe 2
Ruko dengan balkon. Semua bangunan ini memiliki ciri khas berupa dua lantai,
deretan bangunan yang memanjang ke belakang dengan halaman dalam yang terbuka.
Bagian bangunan ini mencakup atap pelana dan teras sebagai selasar penghubung
antar bangunan, tiang kayu atau besi, atap teritisan, dua pasang jendela daun, dinding
dengan pola papan kayu horizontal, dan pintu panel. Pembangunan harus mematuhi
desain bangunan lama yang telah terbakar, termasuk keberadaan selasar sebagai
fungsi pendesterian Ruko pecinan, halaman dalam yang terbuka untuk pencahayaan
dan sirkulasi udara, jendela kaca yang sesuai dengan tipikal, pintu panel kayu lipat,
atau batu bata sebagai material dinding yang dapat diolah menjadi pelapis yang
menyerupai kayu, serta tinggi bangunan maksimal dua lantai. Hukum yang relevan
yang menjadi dasar dari langkah-langkah ini adalah Undang-Undang nomor 28 tahun
2002 tentang bangunan gedung, Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 1 tahun 2015 tentang bangunan
76
Ibid.
77
Ibid.
42
gedung cagar budaya yang perlu dilestarikan, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan
pemerintahan kesultanan Siak Sri Indrapura sebagai kawasan cagar budaya tingkat
nasional.78
Pihak korban yang lain ingin mendirikan rumah dua lantai dengan lantai dua
Siak menolak usulan tersebut karena wilayah Kampung Dalam masuk dalam kategori
cagar budaya. Oleh karena itu, jika ada pembangunan harus sesuai dengan gaya
bangunan yang ada sebelumnya. Sebagai akibatnya, banyak warga Tionghoa yang
mereka di luar wilayah tersebut karena kesulitan dalam proses pembangunan di lokasi
bekas kebakaran.79
Rentan tahun 2018 hingga 2019 tidak ada kejelasan tentang lahan bekas
kebaran dari pemerintah maka korban kebakaran pecinan Kampung Dalam mulai
membangun diluar kawasan terutama di jalan Raja kecik karena mereka sudah
78
Ibid.
79
Ibid.
80
Wawancara dengan pak johanes anggota forum kerukunan umat beragama (fkub) 08 juni
2023. Di Siak
43
tentang rancangan dan tata bangunan dan lingkungan kawasan pusaka Siak Sri
Indrapura. Karena Siak di nobatkan menjadi salah satu kota pusaka di Indonesia.81
Kampung Dalam, Siak. Sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya
yang kaya, kebijakan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa Pecinan tetap
menjadi bagian penting dari identitas Kampung Dalam yang sudah ada sejak
lama.
kuno, dan toko bersejarah, dianggap sebagai situs warisan yang memerlukan
arsitektur aslinya.82
81
Peraturan Bupati No. 14 Tahun 2020
82
Ibid.
44
antara gedung baru dan lingkungan sekitarnya. Perencanaan tata ruang yang
83
Ibid.
45
berikut:Menata bangunan pada setiap blok sesuai dengan karakter dan nilai
84
Ibid.
46
penyangga.
f. Setiap pengembangan atau pemugaran di zona Inti harus melalui kajian dari
Tim Ahli Bangunan Cagar Budaya atau Tim Ahli Bangunan Gedung Cagar
Budaya setempat.
dari Tim Ahli Cagar Budaya dan Tim Ahli Bangunan Gedung setempat atau
ekonomi Kawasan.
b. Ketinggian Bangunan (KB) di luar Kawasan cagar budaya Siak Sri Indrapura
bangunan Cagar Budaya yang sudah ada di sekitarnya, terutama pada sub-blok
berikut:
sebagai berikut:
48
melebihi tinggi Istana Siak, dan maksimum (satu) lantai di area RTH
lantai, mengacu pada tinggi bangunan rumah bangsawan lama yang sudah
ada.
pada tinggi bangunan ruko lama/asli Pasar Lama, dan maksimum (satu) lantai
1. kegagalan revitalisasi.
Gagalnya revitalisasi Pecinan Siak bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang
beragam. Berikut ini alasan mengapa usaha revitalisasi tersebut mungkin tidak
berhasil:
pemerintah atau pihak yang terlibat tidak memiliki cukup dana untuk
kepentingan, atau konflik di antara mereka, bisa jadi sulit untuk mencapai
mengalami kerusakan yang parah, revitalisasi bisa menjadi tugas yang rumit
tinggi.
sangat penting. Jika masyarakat tidak merasa terlibat atau tidak mendukung
memerlukan rencana yang matang dan manajemen yang efektif. Jika tidak ada
rencana yang jelas atau jika manajemen proyek tidak efisien, maka proyek
Jika tidak ada solusi yang memadai untuk menjaga warisan budaya sambil
kesulitan.85
piagam komitmen sebagai salah satu kota pusaka Indonesia. Pemerintah Provinsi
Riau juga beusaha mengajukan Kota Siak sebagai kota warisan dunia kepada
menjadikan fokus Siak sebagai destinasi wisata dengan memanfaatkan objek sejarah
Kesultanan Siak.86
wisata Kabupaten Siak sebagai kawasan wisata budaya dan sejarah. Sejak tahun 2004
telah ditetapkan bahwa Siak akan berfokus pada pengembangan wisata sejarah,
budaya, alam dan perairan. Dengan meningkatnya pariwisata sejarah dan budaya,
85
Mira Hafizah T. Kajian Zonasi Kawasan Cagar Budaya di Kecamatan Siak, kabupaten Siak.
Plano Madani, (2018)
86
Siak Jadi Kota Pusaka, Syamsuar Juga Berjuang ke Unesco untuk Raih Dukungan Kota
Warisan Dunia. KWRI UNESCO | Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO.
https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/siak-jadi-kota-pusaka-syamsuar-juga-berjuang-ke-unesco-untuk-
raih-dukungan-kota-warisan-dunia/ (accessed 2023-10-12).
52
Pada periode ini, Pemerintah Kabupaten Siak berfokus pada persiapan segala
sesuatu untuk meningkatkan pariwisata Siak. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
Pesona. Selain itu, pemerintah merencanakan pengembangan objek wisata baru dan
revitalisasi objek wisata yang sudah ada, termasuk beberapa cagar budaya.
Pengembangan dan revitalisasi tersebut diiringi juga dengan promosi wisata daerah
dll; orang Cina membangun rumah di tempat lain, pemerintah berfokus pada wisata
bangunan sebelum tragedi kebakaran. Di satu sisi masyarakat Tionghoa yang terkena
Dengan bangunan ruko atau rumah toko yang dapat difungsikan sebagai tempat
tinggal dan kegiatan ekonomi. Pemerintah Siak yang diwakili oleh dinas PU
87
Ritonga, A. H., & Fatimah, S. (2020). Pemanfaatan Kawasan Cagar Budaya Kesultanan Siak
Sri Inderapura sebagai Objek Wisata (2006-2019). Jurnal Kronologi, 2(4), 118-129
88
Ibid.
53
sebanyak lima kali. Hasil dari pertemuan ini tidak menemukan jalan tengah. 89
yang di dapat oleh masyarakat Tionghoa dalam berbisnis dan berdagang. Bangunan
bangunan yang sama. Alasan kedua terkait dengan revitalisasi pemerintah terhadap
kawasan pecinaan akan di danai oleh Pemda Siak dan masayarakat Tionghoa akan
kampung dalam harus mengikuti gaya bangunan sebelum kebakaran. Alasan ini
didasari oleh pecinan yang terletak di kampung dalam merupakan kawasan wisata
kesultanan Siak Sri Indrapura, hal ini membawa dampak terhadap perekonomian
masyarakat sekitar.91
89
Rizky, T. Tinggal Puing, Pasar Lama Pecinan Siak Jadi Lapangan Hijau. TribunPekanbaru
Travel.https://tribunpekanbarutravel.tribunnews.com/2022/11/09/tinggal-puing-pasar-lama-pecinan-
siak-jadi-lapangan-hijau?page=al l (accessed 2023-10-12).
90
Wawancara dengan Jatsi, korban kebakaran, 05 juni 2023 Pukul 10:25 di Kecamatan Siak
91
Wawancara dengan Ridwan Katap, warga siak, 05 juni 2023 Pukul 13:40 Kecamatan Siak
54
Tionghoa (Cina) menjadi kawasan yang berciri khas tertentu dengan arsitek yang
tersebut menjadi maju dan pesat perkembangannya bagi Kota Siak Sri Indrapura.
Fenomena ini jugalah yang menjadikan Pemerintah Kota Siak Sri Indrapura
mencanangkan kawasan Pecinan tersebut sebagai salah satu kawasan andalan di Kota
obyek wisata yang ada di Kota Siak dapat dimanfaatkan secara optimal dan
memberikan dampak positif serta hasil yang berkelanjutan. Oleh karena itu,
suatu rencana maupun strategi yang dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dan
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara, sedangkan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjugan wisata.93
92
Chandra, Denni, Febby Asteriani, and Zaflis Zaim. "Pengembangan Kawasan Pecinan
Menjadi Kawasan Wisata di Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru." Jurnal Saintis 16, no. 1 (2016)
93
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
55
Pecinan Siak adalah daerah dengan nilai sejarah dan budaya yang kaya.
Namun, pada 17 Februari 2018, daerah ini mengalami kebakaran yang merusak
yang penting. Pecinan Siak telah menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan
yang tertarik dengan warisan budaya Tionghoa di Indonesia. Daerah ini dikenal
dengan arsitektur bangunan khas, kuil-kuil, serta perayaan budaya dan tradisi
Tionghoa yang masih terjaga. Pecinan Siak menjadi tujuan wisata bagi wisatawan
lokal maupun internasional yang ingin mengenal lebih dekat warisan Tionghoa di
Indonesia.94
Siak Sri Indrapura. Lokasi objek wisata ini berhadapan dengan bangunan benteng
objek wisata yang menawarkan ragam aktivitas wisata untuk wisatawan yang
berkunjung ke Siak. Seperti berwisata budaya dan sejarah karena terdapat Klenteng
yang sudah berumur lebih dari ratusan tahun yaitu klenteng Hock Siu Kiong.
Klenteng yang menjadi pusat aktivitas ibadah dan budaya masyarakat Tionghoa di
94
Wawancara dengan bapak Ahong. Pengurus Klenteng Hock Siu Kiong.09 juni 2023 Pukul
14:45 di Siak
95
Ranto Wijaya “Motivasi Wisatawan ke Chinatown Kabupaten Siak “ . Jurnal Jom FSIP,
Vol. 5 No. 1, 2018.Hlm: 7.
56
bisnis lokal seperti toko, restoran, penginapan, dan layanan pariwisata lainnya.
Pariwisata juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan taraf
penurunan pendapatan atau bahkan tutup sama sekali. Dampak ini dapat berdampak
negatif pada perekonomian lokal dan penghidupan masyarakat yang bergantung pada
pariwisata.97
2018 256.760
2019 178.901
2020 30.239
2021 150.558
2022 213.346
Dari data diatas dapat dilihat bahwasanya terjadi penurunan jumlah wisatawan
pasca kebakaran di pecinaan. pada tahun 2019-2020 terjadi penurunan yang cukup
96
Ibid.
97
Wawancara dengan bapak H Said Muzami, sekretaris dinas pariwisata siak 24 juli 2023 di
kantor dinas pariwasata siak.
57
drastis jumlah wisatawan yang berkunjung. Penurunan wisatawan yang berjung selain
terbatas dengan regulasi covid-19 juga disebabkan karena wilayah pecinaan yang
menjadi daya tarik wisata belum juga selesai di revitalisasi Kenaikan jumlah
adanya perubahan minat dan orientasi pemerintah Kabupaten Siak yang menfokuskan
daerah wisata ke Tangsi Belanda, Gudang Mesiu, Rumah Datuk Pesisir, Jembatan
98
Wawancara dengan bapak H Said Muzami, sekretaris dinas pariwisata siak 24 juli 2023 di
kantor dinas pariwasata siak.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dalam kita tarik kesimpulan bahwasanya pecinaan di
Kabupaten Siak memiliki peranan yang besar bagi Masyarakat. Pecinaan sudah
berdiri sejak pertengahan abad ke-19 dimasa Sultan Syarif Kasim I. Pecinaan di Siak
kebakaran yang terjadi di Pecinaan disebabkan oleh konsleting listrik. Total kerugian
Siak berupaya untuk merivitalisasi pecinaan sesuai dengan bangunan asli nya. Akan
tetapi, hal ini mendapatkan penolakan dari etnis tionghoa. Etnis Tionghoa
menginginkan pembangunan kawasan ini bergaya baru. Berupa bangunan ruko dua
lantai yang dapat dimanfaatkan juga untuk keperluan ekonomi nya. Sejauh ini
pemerintah dan Masyarakat Tionghoa belum menemukan titik terang. Sikap yang
pembangunan yang diinginkan oleh masayrakat Tionghoa tentu saja diperlukan oleh
Masyarakat
58
DAFTAR PUSTAKA
59
60
Lindayanti, Etnis Cina Di Sumatera Barat Dalam perspektif Sejarah Sosial Ekonomi,
Analisis Sejarah Vo. 1 No. 1, 2010, Padang.
Rahmawati, Yuni. "Permasalahan Cagar Budaya Living Monument Milik Perorangan
di Perkotaan." Prosiding Seminar Heritage IPLBI. Vol. 100. 2017.
Ritonga, A. H., & Fatimah, S. (2020). Pemanfaatan Kawasan Cagar Budaya
Kesultanan Siak Sri Inderapura sebagai Objek Wisata (2006-2019). Jurnal
Kronologi, 2(4), 118-129
Sri Wahyuni, Placemaking Sebagai Strategi Revitalisasi Kawasan Studi Kasus :
Kawasan Pecinan Kota Makassar, artikel Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Wawancara
Wawancara dengan Ketua PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia)
Kabupaten Siak bapak Harfianto, Kamis 24 Maret 2022 di rumahnya jalan
Salak no. 1 di Siak Sri Indrapura.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Informan
0
1