Anda di halaman 1dari 129

i

STRATEGI HUMAS BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI


DALAM MEMULIHKAN WISATA PENDAKIAN GUNUNG RINJANI
PASCA GEMPA LOMBOK

Oleh :

Endang Hadiyana

NIM 170301021

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2020
ii

STRATEGI HUMAS BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI


DALAM MEMULIHKAN WISATA PENDAKIAN GUNUNG RINJANI
PASCA GEMPA LOMBOK

(Studi Kasus Balai Taman Nasional Gunung Rinjani)

Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Sosial

Oleh
Endang Hadiyana
NIM 170301021

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2020
iii
iv
vi
vii

MOTTO

“JANGAN KAU KIRA ILMU SAJA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI

BERGUNA, SEDANGKAN PEMILIKNYA (ILMU) TIDAK DIMAHKOTAI

DENGAN AKHLAK. DAN JIKAU ENGKAU DIBERI REZEKI DENGAN

AKHLAK, ITULAH YANG MENUNJUKKAN BAHWA SANG PEMBERI

REZEKI TELAH MEMILIHMU MENJADI ORANG BAIK.”

(HABIB UMAR BIN HAFIDZ)


viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan atas Rahmat serta Karunia

Allah SWT saya persembahkan skripsi ini kepada ibu tercinta, perempuan hebat dan

luar biasa yang menjadi satu-satunya alasan saya tetap semangat menuntut ilmu

hingga detik ini, tanpa doa dan dukungannya skripsi ini tidak akan selesai. Kemudian

saya persembahkan untuk ayah tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan

dukungan doa dan juga materi. Skripsi ini juga saya persembahkan kepada keluarga

dan sahabat yang selalu mendukung saya hingga bisa sampai pada titik ini. Karya ini

juga saya persembahkan untuk kampus tercinta UIN Mataram, kampus yang menjadi

cerita awal mimpi dan perjuangan saya menuntut ilmu.


ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT. Karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya shalawat serta salam penulis khaturkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yang telah membawa risalah islamiyah dengan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

dan membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus menyempurnakan

akhlak manusia melalui petunjuk Allah SWT.

Skripsi ini penulis susun sebagai syarat akhir studi untuk mendapat gelar

Sarjana Sosial (S. Sos) di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam

proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari

beberapa pihak oleh karenanya, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Subhan Abdullah, M.A., selaku pembimbing I dan Bapak Irpan,

M.A., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Subhan Abdullah, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta seluruh jajaran karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Mataram yang telah membantu penulis dalam kemudahan

pembuatan surat ijin penelitian.


x

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

yang telah membekali ilmu kepada penulis.

4. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu khususnya pihak

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani yang telah membantu berkenan

membantu penulis dengan kesediaannya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

penulis ajukan.

Penulis sadar bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh

karena itu penulis berharap akan saran dan kritiknya yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya penulis ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, 29 Desember 2020


Penulis,

Endang Hadiyana
xi

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................. v

PENGESAHAN ..................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ viii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

ABSTRAK.......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian.......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah....................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian........................................................ 8
E. Telaah Pustaka............................................................................................ 9
F. Kerangka Teori.......................................................................................... 12
1. Strategi Public Relations...................................................................... 12
2. Public Relations................................................................................... 13
3. Citra Instansi......................................................................................... 24
G. Metode Penelitian...................................................................................... 26
1. Pendekatan Penelitian........................................................................... 26
2. Kehadiran Peneliti................................................................................ 27
xii

3. Lokasi Penelitian.................................................................................. 27
4. Sumber Data......................................................................................... 28
5. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 30
6. Metode Analisis Data........................................................................... 32
7. Sistematika Pembahasan....................................................................... 33

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian.................................................. 34


B. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dari Tahun ke Tahun
untuk Meningkatkan Pengunjung Sebelum Gempa Lombok................... 58
C. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk Memulihkan
Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok...................... 64

BAB III PEMBAHASAN

A. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dari Tahun ke Tahun
untuk Meningkatkan Pengunjung Sebelum Gempa Lombok................... 84
B. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk Memulihkan
Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok...................... 90

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 108
B. Saran ....................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii

ABSTRAK

Rinjani merupakan salah satu gunung di Indonesia yang paling


banyak di kunjungi oleh wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara
maupun wisatawan nusantara. Namun sayangnya sejak gempa besar
dengan magnetudo 7 SR pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018
pendakian Gunung Rinjani resmi ditutup. Langkah strategispun dilakukan
oleh Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dan berbagai pihak
untuk mengembalikan kejayaan pariwisata NTB yang sempat terkoyak
akibat gempa. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini ingin melihat
strategi apa saja yang dilakukan oleh Humas Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani dalam memulihkan wisata pendakian gunung rinjani pasca
gempa di Lombok Tahun 2018. Metodelogi penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dan kehadiran peneliti berperan sebagai
instrumen kunci untuk memperoleh data di lapangan. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
melakukan berbagai strategi untuk memulihkan Wisata Pendakian Gunung
Rinjani sehingga citra positif pendakian Gunung Rinjani kembali pulih
pasca gempa, adapun strategi yang dilakukan antara lain memperbaiki
fasilitas yang rusak akibat gempa di beberapa jalur pendakian, menerapkan
sistem kuota dan membatasi lama kunjungan, bekerjasama dengan TO
(Trekking Organizer), Porter dan Pemandu Wisata Lainnya, Mengelola
Pengunjung, Menerbitkan Program E-Rinjani, Memberikan Pemberdayaan
Kepada Masyarakat, Promosi Lewat Sosial Media dan Bekerjasama
dengan Media dan Wisatawan. Dari hasil analisa peneliti semua strategi
yang diterapkan Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani pasca
gempa lebih banyak memanfaatkan media sosial seperti Instagram,
Website, Facebook dan juga Twitter. Media Instagram cukup efektif
membangun citra positif Wisata Pendakian Gunung Rinjani kepada
khalayak.
Kata Kunci : Strategi, Humas, Wisata, Gunung Rinjani, Gempa.
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) adalah salah satu

ekosistem dengan tipe hutan hujan pegunungan dan savana yang terletak di

Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. TNGR ditetapkan sebagai kawasan

Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts-

II/1997 dengan luas 40.000 ha.1

Sedangkan menurut informasi yang diperoleh dari Dinas

Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Barat yang di akses

melalui akun resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, dimasa lampau

Gunung Rinjani diperkirakan mencapai ketinggian kurang lebih 5.000 m

diatas permukaan laut dengan letak sebelah barat Gunung Rinjani. Pada

zaman Praquarter (>1,8JutaTahun yang lalu) daerah Rinjani merupakan

endapan batuan sedimen, yang selanjutnya pada masa Plistosen (<1,8 juta

tahun yang lalu) terjadi aktifitas vulkanik, sebagai akibat berlangsungnya

gejala tektonik vulkanik, dapat menerobos keluar sampai permukaan berupa

kegiatan letusan atau lelehan lava. Pada masa fase penghancuran gunung api,

Gunung Rinjani telah membentuk suatu kaldera yang sebagian besar berisi air

dan membentuk danau yang dinamakan Danau Segara Anak (2.010 mdpl)

yang mempunyai kedalaman 230 meter, berbentuk bulan sabit dengan luasan

sekitar 1.100 Ha. Akibat tektonik vulkanik yang terus menerus di tengah

1
Forestry Statistics of Indonesia 2007 diakses pada hari Senin, 18
November 2019 pada pukul 14.08
2

kaldera muncul kerucut baru gunung api yang dinamakan Gunung Baru Jari

(2.376 mdpl).2

Rinjani memang menjadi salah satu gunung yang paling difavoritkan

untuk didaki. Apalagi dengan ketinggian 3.726 mdpl, gunung yang berada di

pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menjadi gunung tertinggi

kedua di Indonesia. Sayangnya semenjak gempa besar dengan magnitudo 6-7

pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018, Gunung Rinjani kini sepi. Kantor

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Resort Sembalun,

Kabupaten Lombok Timur yang biasa ramai tidak ada yang melapor untuk

mendaki.

Sebelum gempa melanda Lombok, sebanyak 30.847 wisatawan

mancanegara (wisman) mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani

(TNGR) sepanjang tahun 2016. Jumlah tersebut berdasarkan catatan Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang dirilis pada tanggal 5 Januari

2017. Wisman yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani

didominasi oleh negara Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Malaysia,

Singapura, dan Prancis. Jumlah wisatawan pada tahun 2016 naik sebanyak

3.661 orang. Wisman datang sebagian besar karena sedang berwisata ke Bali,

Lombok atau Komodo, tidak khusus untuk naik gunung Rinjani. Wisman

yang berkunjung dikarenakan adanya konektivitas wisata yang menarik.

Sedangkan pada tahun 2017 Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani Dwi Pangestu menyebutkan total pengunjung ke Gunung Rinjani

2
Tngr.menlhk.go.id di akses pada hari Senin, 18 November 2019 pada
pukul 21.43
3

sebanyak 79.163 orang yang terdiri atas 38.315 wisatawan mancanegara, dan

40.848 wisatawan nusantara. Total pengunjungan tersebut berdasarkan

rekapitulasi hingga November 2017. Pada tahun ini juga pendapatan negara

bukan pajak (PNBP) dari retribusi wisatawan pada 2017 mencapai Rp 10,57

miliar atau meningkat 110 persen dibanding tahun 2016 Rp 5,08 miliar.

Kenaikan tersebut disebabkan karena Kepala Humas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani Dwi Pangestu membuat kebijakan menaikan besaran

retribusi Rp 150 ribu bagi wisatawan mancanegara untuk dua hari pendakian.

Sedangkan wisatawan nusantara tetap Rp 5.000 per hari. Kebijakan tersebut

diberlakukan sejak 1 juli 2017 atas kesepakatan jasa wisata alam dan

pemerintah daerah.3

Keindahan alam yang diberikan Maha Kuasa di Bumi Gora menjadi

tempat surganya para pelancong nusantara maupun mancanegara untuk

berlibur. Ramainya kunjungan wisata ke daerah yang dulunya merupakan

bagian dari sunda kecil ini membuat pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan di NTB menjadi kian pesat.

Kemajuan pariwisata di NTB ditandai dengan meningkatnya angka

kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara setiap tahunnya.

Dimulai tahun 2015 dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2,51 juta

orang. Tahun 2016 jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB naik menjadi

3,1 juta orang. Begitu juga di tahun 2017 realisasinya mencapai 3,8 juta

orang. Jumlah ini meningkat dari jumlah target yang ditetapkan 3,5 juta
3
https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/01/15/p2lepx366-
pendapatan-gunung-rinjani-naik-110-persen di akses pada hari selasa 26
November 2019 pada pukul 09.50 wita.
4

orang. Namun, di tahun 2018 target menarik kunjungan 4 juta wisatawan

urung tercapai, akibat gempa yang melanda NTB pada akhir Juli hingga

Agustus 2018.

Meski demikian menurut Faozal selaku Kepala Dinas Pariwisata

NTB, pihaknya tidak ingin berlama-lama berdiam diri dengan terus meratapi

kesedihan pascagempa. Karena sektor Pariwisata kini menjadi program

unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB selain pertanian, perkebunan

dan pertambangan.

Langkah strategispun disusun untuk mengembalikan kejayaan

pariwisata NTB yang sempat terkoyak akibat gempa. Dibantu dukungan

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui tim Tourism Crisis Center

(TCC), Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata kemudian berkolaborasi

melakukan pembenahan dan pemulihan pascagempa bumi. Salah satunya

melakukan promosi ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta,

Surabaya, Batam, Banjarmasin, Yogyakarta, Bandung, Makassar, dan luar

negeri, Malaysia dan Singapura. Bahkan untuk pemulihan pariwisata NTB,

Kemenpar memberikan bantuan anggaran sebesar Rp.20 miliar.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk table top yang diikuti ratusan

penjual dan pengguna jasa. Melalui kerjasama kini pariwisata NTB mulai

menampakkan hasil, sebanyak 280 paket wisata berhasil dijual. Bahkan

pemulihan pariwisata NTB dinilai lebih cepat pascagempa. Cepatnya proses

pemulihan pariwisata NTB tidak terlepas dari dukungan yang diberikan

Kemenpar dan komitmen Pemprov NTB. Terutama, dalam meyakinkan pasar


5

bahwa lombok aman dikunjungi melalui acara table top di sejumlah daerah

maupun luar negeri. Selain promosi ke sejumlah daerah di tanah air dan luar

negeri, Pemprov NTB dibantu Kemenpar juga melakukan upaya penjajakan

kerja sama dengan sejumlah maskapai penerbangan nasional dan

internasional.4

Selain menambah frekuensi penerbangan dengan manajemen

maskapai Air Asia dan Lion Air untuk menarik wisatawan, pembenahan

Destinasi dan kalender Event Pariwisata pada tahun 2019 juga dilakukan.

Strategi ini menargetkan angka kunjungan wisatawan mencapai 4 juta

wisatawan baik ke pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Guna

mewujudkan target tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) NTB menyiapkan 4

diantara 100 kegiatan pariwisata nasional yaitu Festival Bau Nyale di

Lombok Tengah, Festival Khazanah Ramadhan di Mataram, Festival Pesona

Tambora di Kabupaten Dompu dan Bima serta Festival Pesona Moyo di

Kabupaten Sumbawa. 5

Selain itu sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir H Rosiady Sayuti.

M.Sc.,Ph.D mengatakan branding destinasi wisata di Lombok-Sumbawa

pascagempa perlu dilakukan misalnya seperti melakukan event berskala

internasional. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan promosi dalam rangka

4
Mengembalikan kejayaan pariwisata NTB pascagempa (1) , Nur
Imansyah,2019. Di akses melalui https://m.antaranews.com/berita/784472/
mengembalikan-kejayaan-pariwisata-ntb-pascagempa-1 pada hari jum’at
29 November 2019 pukul 09.37 wita.
5
Supriyantho Khaid, Pasca Gempa, strategi wisata inilah yang Digenjot
NTB. 2019. Di akses melalui https://travel.tempo.co/read/1161725/pasca-
gempa-strategi-wisata-inilah-yang-digenjot-ntb pada hari senin 02
Desember 2019 pada pukul 09.19 wita.
6

normalisasi pariwisata NTB pascagempa. Branding wisata halal juga

dilakukan melalui Spot Tourism yang bekerja sama dengan KONI NTB.6

Program branding yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata NTB yang

disebutkan di atas secara tidak langsung membantu pemulihan pendakian

Gunung Rinjani. Saat ini pendakian wisata gunung rinjani sudah di buka

kembali, pemerintah mengaharapkan masyarakat juga ikut andil

mempromosikan Pariwisata di Lombok, bahwa Lombok sudah aman,

Lombok itu indah, dan mengajak semua orang untuk kembali menikmati

indahnya pulau kecil ini.

Humas adalah fungsi manajemen organisasi pemerintah dalam

melaksanakan kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tugas humas adalah

melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam realitas praktik humas pemerintah

daerah, tujuan humas antara lain menciptakan pemahaman public,

membangun citra korporat, membangun opini publik serta kerja sama.7

Humas Pemerintah Daerah hasus memiliki sosok praktisi humas yang

ideal misalnya jujur, dapat dipercaya, bijaksana, dengan kemampuan analisis

yang kuat serta memiliki pemahaman dan pengertian mengenai tujuan

organisasi humas serta memahami khalayak. Humas harus mampu mendengar

dan memberikan pertimbangan.8

6
Redaksi Bima Kini. 2018. Branding Destinasi Wisata Pascagempa Perlu
Dilakukan, diakses melalui https://www.bimakini.com/2018/10/branding-
destinasi-wisata-pascagempa-perlu-dilakukan/ pada hari senin 02
Desember 2019 pada pukul 09.30 wita.
7
Rachmat Kriyantono, Media Citra Relations Membangun Citra Korporat,
(Jakarta : Kencana, 2008), hlm 5.
8
Gary F. Grates, Why the Coveted Top spot is Losing its Allure,
Communication Word 14, (cutlip Center Broom : Efective Public Relations,
2008), hlm 66.
7

Humas mempunyai kekuasaan untuk menyebarluaskan keputusan-

keputusan yang telah diambil. Dalam wewenang lokal, petugas bertanggung

jawab atas atasan atau sebagai pemimpin kelompok dengan bertindak atas

inisiatif pribadi. Selain itu Humas juga harus mampu menghadapi iklim

kompetatif yang cukup tajam, bahkan keras untuk merebut pangsa pasar yang

semakin ketat. Semuanya itu akan dapat mempengaruhi kebijakan, aktivitas

dan operasional serta berupaya meningkatkan teknik dan kiat untuk

mengadakan kampanye humas sebagai salah satu sarana untuk mengatasi

persaingan yang kian ketat tersebut, termasuk meraih keuntungan,

kepercayaan, dan memperoleh citra positif terhadap khalayak.9

B. Rumusan Masalah

1. Apa strategi yang dilakukan Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani sebelum gempa Lombok ?

2. Apa strategi yang dilakukan Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani untuk memulihkan wisata pendakian Gunung Rinjani pasca gempa

di Lombok?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan di atas dapat di

uraikan secara sederhana tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

9
Rosadi Ruslan, Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta :
PT Raja Graindo Persada, 1997) hlm 64.
8

a. Untuk mengetahui strategi humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani sebelum gempa Lombok

b. Untuk mengetahui strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani setelah gempa Lombok

2. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi penting dan

jembatan untuk mengkaji disiplin ilmu yang serupa terhadap penelitian

mendatang khususnya yang membahas permasalahan yang sama.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan

perpustakaan bagi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, sehingga dapat

memberikan kontribusi yang positif dalam pengembangan studi

komunikasi khususnya dalam kajian Hubungan Masyarakat dan Public

Relations.

3. Manfaat Praktis

1. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi lembaga

khususnya di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi informasi baru

bagi pembaca.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian

maka cakupan dan batasan dalam penelitian ini hanya membahas hal-hal yang

terkait dengan fokus penelitian yaitu strategi Humas Balai Taman Nasional
9

Gunung Rinjani di wilayah Mataram untuk memulihkan sehingga penelitian

ini bisa efektif fokus pada rumusan masalah.

Sedangkan setting penelitian atau lokasi yang dijadikan objek dalam

penelitian ini adalah di Sembalun dan Kota Mataram.

Adapun asalasan peneliti memilih lokasi tersebut terkait dengan hal-

hal sebagai berikut :

1. Di kota mataram dan Sembalun belum ada yang meneliti tentang strategi

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk memulihkan kembali wisata

pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa.

2. Wisata pendakian Gunung Rinjani menyumbangkan pendapatan daerah

dari sektor pariwisata yang cukup banyak.

Jadi penelitian ini akan di fokuskan dalam lingkungan di Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani

E. Telaah Pustaka

Untuk mengetahui originalitas penelitian yang akan dilakukan, di

bawah ini akan diungkapkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan yang

pernah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu antara lain:

Pertama, skripsi dengan judul “Strategi Public Relations Dalam

Mempertahankan Citra Halal Tourism Di Syariah Hotel Solo” oleh Diana

Setyawati, mahasiswa program studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Ushuludin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surakarta tahun 2017.
10

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriftif kualitatif yang berupaya untuk menggambarkan strategi

public relations dalam mempertahankan citra halal tourism di Syariah Hotel

Solo. Penelitian ini menggunakan teori Strategi public relations, teori tentang

hotel, tinjauan tentang hotel syariah, teori tentang halal tourism (wisata halal),

dan teori tentang citra.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra Syariah Hotel Solo

yang sudah positif dapat kembali dipertahankan apalagi dengan diraihnya

penghargaan Nominator Anugrah Pariwisata Halal Tahun 2016. Public

relations semakin gencar melakukan kegiatan yang digunakan dalam

mempertahankan citra. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya strategi

public relations berikut ini. Pertama, kegiatan human relations yang

digunakan dalam mempertahankan citra halal tourism. Syariah Hotel Solo

selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan internal dan

kegiatan eksternal. Kedua, kegiatan community relations yang dilakukan di

Syariah hotel Solo bersifat universal. Syariah hotel Solo mengadakan event

dan bekerjasama atau mengundang komunitas yang ada di Solo Raya. Orang

yang non-Islam yang ingin mengadakan acara di hotel tersebut. Ketiga,

kegiatan media relations yaitu kegiatan menjalin hubungan dengan media.

Kegiatan ini bertujuan agar apa yang dilakukan oleh public relations Syariah

hotel Solo, diketahui oleh public dan mendatangkan citra positif.

Perbedaan penelitian Diana Setyawati dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada subjek yang akan diteliti dimana penelitian ini
11

mengambil subjek Public Relations Syariah Hotel Solo, sedangkan penelitian

yang akan dilakukan peneliti mengambil subjek pada Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani. Selain itu perbedaannya terletak pada objek yang akan

diteliti. Penelitian ini fokus pada strategi humas untuk mempertahankan citra

positif Syariah Hotel Solo, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

fokus pada Strategi humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk

mempromosikan wisata Pendakian Gunung Rinjani agar di kunjungi kembali

oleh wisatawan pasca gempa di Lombok.

Persamaan penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti

terletak pada sama-sama membahas mengenai strategi Humas atau public

relations, dan sama-sama membahas tentang pariwisata. Selain itu

persamaannya terletak pada teknik pengumpulan data, teknik analisis data

dan teknik keabsahan data.10

Kedua, skripsi dengan judul “Komunikasi Pariwisata Lombok Dalam

membangun Destinasi Wisata Halal (Studi Deskriptif Kualitatif pada Dinas

Pariwisata Provinsi NTB)” oleh Melly Indri Saputri mahasiswi Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Humaniora tahun 2018.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi pariwisata

Lombok dalam membangun citra destinasi wisata halal sudah berjalan sesuai

dengan kajian dalam buku Burhan Bungin yang berjudul “Komunikasi

10
Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahankan
Citra Halal Torism di Syariah Hotel Solo, (skripsi, IAIN Surakarta Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah 2017) di akses pada tanggal 4 Desember 2019,
hlm 136.
12

Pariwisata”. Diatara kajian tersebut yaitu, komunikasi pemasaran, brand

destinasi, manajemen komunikasi pariwisata, komunikasi kelompok

pariwisata, komunikasi online pariwisata, public relations dan MICE, dan

riset komunikasi pariwisata.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti terletak pada objek yang akan diteliti. Penelitian ini meneliti

mengenai Komunikasi Pariwisata Halal di Lombok sedangkan peneliti

subjeknya adalah Strategi Humas dalam memulihkan kembali wisata

pendakian Gunung Rinjani pasca gempa di Lombok. Selain itu fokus

penelitian ini adalah wisata yang ada di Lombok secara keseluruhan

sedangkan peneliti hanya mengambil ruang lingkup wisata pendakian yang

ada di Taman Nasional Gunung Rinjani. Sedangkan persamaannya adalah

penelitian ini dengan peneliti sama-sama membahas mengenai pariwisata, dan

Komunikasi Pemasaran. 11

F. Kerangka Teori

1. Strategi Public Relations

a. Pengertian Strategi

Menurut Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public

Relations dan Media Komunikasi bahwa Ahmad S. Adnanputra, M.A.,

M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy

(1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu

11
Melly Indri Saputri, Komunikasi Pariwisata Lombok Dalam Membangun
Citra Destinasi Wisata Halal, (skripsi, UIN Sunan Ampel Yogyakarta Fakultas
Ilmu Sosial Dan Humaniora 2018) http di akses pada tanggal 06 Desember
2019, hlm 96.
13

rencana (plan), (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah

salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. 12

Sedangkan menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Husein

Umar yang berjudul Desain Penelitian Manajemen Strategi menyatakan

bahwa “strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang

dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya

kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen

memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.”13

Jadi strategi adalah sebuah program atau langkah yang terencana

untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita-cita yang telah ditentukan

oleh perusahaan. Strategi penting dilakukan agar kegiatan yang akan

dilaksanakan dapat terarah sesuai dengan planning perusahaan.

2. Public Relations

a. Pengertian Hubungan Masyarakat / Public Relations

Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus

mutlak tentang definisi dari PR/Humas. Ketidaksepakatan tersebut

disebabkan oleh: pertama, beragamnya definisi public relations yang

12
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relations dan Media
Komunikasi (Jakarta: Rajagraindo Persada, 2007), hlm 133.
13
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), hlm 16.
14

telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional public

relations/Humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadap

Pengertian Humas/Public Relations. Kedua, perbedaan latar belakang,

misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan

tinggi tersebut akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh

kalangan praktisi (Public Relations Practitioner). Dan ketiga, adanya

indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations

atau kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap

perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti

kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium

ketiga saat ini. 14

Menurut kutlip, Center dan Broom dalam kutipan Rachmat

Kriyantono, Ph. D., pada skripsi Diana Setyawati , “Public Relations

adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan

hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public

yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.”15

Sedangkan Menurut Howard Bonham dalam Ida Suryani

berpendapat bahwa Public Relations suatu seni untuk menciptakan

Pengertian public secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam

kepercayaan public terhadap suatu organisasi. Menurut Frank Jefkins,

Public Relations adalah merupakan keseluruhan bentuk komunikasi

yang terancana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu

14
Ibid hlm 15.
15
Diana Setyawati,”Strategi Public Relation”, hlm 19.
15

organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang

spesifik atas dasar adanya saling Pengertian. Sedangkan Gruning

mengembangkan definisi tersebut menjadi manajemen komunikasi

antara organisasi dan publiknya. 16

Sedangkan definisi public relations menurut (British) Institute

Of Public Relations (IPR) dalam skripsi Wahid Faysal Hakim adalah

keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik

dan saling Pengertian antara suatu organisasi dengan segenap

khalayak.17

b. Fungsi dan Peran Public Relations

Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan

publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya

menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan

lembaga organisasi.

Aktivitas Public Relations adalah menyelenggarakan

komunikasi timbal balik (two ways traffic communications) antara

lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling

Pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu,


16
Hj. Ida Suryani Wijaya, “Public Relations Sebagai Profesi”,Vol. XVI,
No. 2, Juli 2014, hlm 177.
17
Wahid Faysal Hakim, Public Relation dan Media Relations, ( Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Komunikasi Dan
Informatika. 2013) di akses melalui https://eprints.ums.ac.id pada tanggal
6 Desember 2019, hlm 6.
16

kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif

lembaga bersangkutan. Kegiatan public relation erat kaitannya dengan

pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat. 18

Public relations sebagai alat manajemen modern, maka secara

struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau

organisasi, artinya public relatios bukanlah merupakan fungsi terpisah

dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut. Sejalan dengan

konsep public relations yang berkembang kini adalah konsep yang

menekankan pentingnya komunikasi dua arah, menurut Howard Childs

fungsi dasar public relations bukan untuk menampilkan pandangan

organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi

atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek pribadi

organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikasi sosial.19

Jadi di sini public relations berfungsi membantu organisasi melakukan

penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.

Fungsi public relations menyelenggarakan komunikasi dua arah

secara lebih terinci dijelaskan oleh Bachtiar Aly sebagai berikut:

a. Memberikan penerangan yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi dan kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai

dengan jamannya.

18
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis
Perusahaan, (Jakarta: Grasindo, 2009)”, hlm 38.
19
Lena Satlita, “Reposisi Peran dan Fungsi Strategis Public Relations
Dalam Organisasi”. Vol. IV. No.1 Februari 2004, hlm 15.
17

b. Mengukur dan menafsirkan sikap, pendapat dan perilaku masyarakat

terhadap organisasi, sehingga tercapainya misi pesan yang

dikehendaki.

c. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meninggalkan

Pengertian masyarakat terhadap aktivitas lembaga/perusahaan guna

memperoleh dukungan publik.

d. Melaksanakan dan mengembangkan setiap program yang

berhubungan dengan usaha untuk menciptakan saling Pengertian

antara organisasi dan masyarakat, sehingga terjalin kerjasama yang

diharapkan.

e. Melakukan evaluasi internal sejauh mana terjalinnya kerjasama

harmonis dan sampai dimana telah terciptanya persepsi positif

masyarakat dan citra organisasi yang didambakan.20

Jadi jelaslah bahwa public relations bukan sekedar fungsi teknis

tetapi merupakan fungsi manajerial yang bertanggungjawab atas

terselenggaranya suatu hubungan yang signifikan antara organisasi

dengan publik (stakenholder) nya. Public relations adalah sebuah

fungsi strategik di tingkat korporasi. Public relations adalah jembatan,

pembangunan dan pemelihara harmoni antara organisasi dan

lingkungannya.

Menurut Dozier dan Broom dalam Imelda, peranan Hubungan

Masyarakat ada empat kategori antara lain : sebagai penasehat ahli

(expert prescriber), fasilitator komunikasi (communications fasilitator),


20
Ibid..hlm. 16
18

fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process

fasilitator), dan teknisi komunikasi (communication technician).

Peranan-peranan tersebut bisa dijadikan sebagai pedoman untuk menilai

keberhasilan program-program yang sedang dilakukan public relation.

Public relation dituntut untuk menciptakan kerjasama dengan dasar

hubungan baik dengan publiknya. 21

c. Public Relations dan Hubungannya

Seorang public relations harus menjaga hubungan baik dengan

semua pihak entah itu hubungan kedalam / publik intern maupun

hubungan keluar / publik ekstern untuk mendapatkan keuntungan yang

diinginkan. Hubungan dengan public intern, meliputi : hubungan

dengan karyawan (employee relations), dan hubungan dengan

pemegang saham (stockholder relations), sedangkan hubungan dengan

publik ekstern, meliputi : pelanggan (customer), khalayak sekitar

(community), instansi pemerintah (government), pers (press).22

1. Hubungan Internal public relations

Kegiatan public relations ke dalam sebuah instansi tersebut

sangat diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang

menyenangkan diantara para pegawainya, komunikasi antara

bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin akrab dan tidak kaku serta

meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap instansi.

21
Servince Imelda Nubatonis, “Peran Public Relation Dalam Program
Larasita Badan Pertanahan Kabupaten Timor Tengah Utara Di Kelurahan
Kefa Tengah,”Jurnal Interaksi, Vol. 4. No. 1, Januari 2015, hlm 63.
22
Diana Setyawati,”trategi Public Relations”, hlm. 23-24.
19

23
Selain itu seorang public relations harus mampu

mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan

gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu

dijalankan oleh organisasi.24

2. Hubungan Eksternal Public Relations

Hubungan yang dilakukan Public Relations dengan publik

umum atau masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan

gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

Misalnya hubungan public relations dengan pelanggan (customer

relations), hubungan public relations dengan khalayak sekitar,

hubungan dengan pemerintah bahkan dengan pers. Hal ini dilakukan

untuk membangun identitas dan Citra perusahaan yang positif. 25

d. Strategi Public Relations

Public relations memegang peranan penting bagi sebuah

perusahaan dalam mengambil keputusan manajemen. Kebijakan-

kebijakan pimpinan sering dipengaruhi oleh seorang public relations,

berdasarkan hasil analisanya di lapangan. Hal ini terjadi karena

Public Relations adalah interpreter (penerjemah) manajemen,

23
Rulia Khairul Amni,”Peran Humas Pemerintah Daerah Provinsi NTB
Dalam Mengkomunikasikan Pembangunan Kepada Masyarakat, ( Skripsi,
IAIN Mataram Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2013 ) di akses pada
tanggal 6 Desember 2019, hlm 46.
24
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relations dan Media
Komunikasi (Jakarta: Rajagraindo Persada, 2007), hlm 23.
25
Ibid..
20

sehingga public relations harus mengetahui apa yang manajemen

pikirkan setiap saat terhadap setiap isu publik sebenarnya. 26

Cara dan strategi yang tepat digunakan oleh seorang public

relations dalam menciptakan dan membangun hubungan yang baik

dengan institusi media dan dengan wartawan akan mempengaruhi

keberhasilan publisitas yang dilakukan oleh public relations.

Pesan-pesan yang disampaikan oleh public relations, baik

dalam bentuk berita, feature maupun iklan akan direspon dengan

baik oleh institusi media dan wartawan. Imbasnya, pesan-pesan yang

dikirimkan oleh public relations ke media massa tersebut akan

dipublikasikan kepada khalayak. Hasil akhir inilah yang diharapkan

oleh setiap praktisi public relations.

Pemahaman tentang apa dan bagaimana strategi public

relations dalam membangun hubungan dengan media merupakan hal

yang sangat penting bagi praktisi public relations. Keberhasilannya

dalam melakukan tugas ke-PR-an dalam jangka menjangkau

perhatian khalayak, sangat ditentukan oleh pemahamannya tentang

strategi membangun hubungan dengan media serta kepandaian dan

taktik mereka dalam membangun hubungan dengan media.

Ada beberapa alasan mengapa seorang public relations harus

memiliki pemahaman yang tepat tentang strategi membangun

hubungan dengan media :

26
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi
(Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2007) , hlm.131
21

1. Fakta menunjukan bahwa 90% informasi yang dikirimkan oleh

public relations ke media massa masuk ke tong sampah. Kondisi

ini jelas sangat menyedihkan bagi praktisi public relations. Hasil

karya yang dikerjakan dengan susah payah ternyata hanya

masuk ke tong sampah. Penyebab berita yang dikirirm oleh

public relations ke media massa itu ditolak memang bermacam-

macam. Bisa jadi penolakan itu disebabkan tulisan yang dibuat

oleh public relations kurang berkualitas, atau tulisan yang dibuat

oleh public relations sekadar iklan sehingga hanya

menguntungkan pihak perusahaan dan tidak ada kepentingan

sama sekali dengan masyarakat. Yang lebih parah lagi, sering

tulisan itu ditolak oleh media massa disebabkan tidak memiliki

hubungan yang baik dengan media massa tersebut.

Kalau alasan pertama dan kedua menjadi penyebab tulisan

public relations ditolak dan tidak bisa dipublikasikan, hal itu masih

bisa diterima. Tetapi kalau yang menjadi penyebab alasan

ketiga,”public relations tidak memiliki hubungan baik dengan media

massa”, maka itu menjadi alasan yang sangat menyedihkan..

berdasarkan fakta ini maka dibutuhkan hubungan yang baik dengan

media massa.

2. Hubungan yang baik antara public relations dengan media

massa sangat mempengaruhi publikasi yang dikirimkan oleh

public relations ke media massa. Fakta ini tidak bisa kita


22

pungkiri ketika kita melihat fenomena yang ada di lapangan.

Pesan yang dikirim oleh public relations ke media massa (baik

itu dalam bentuk news, advertorial, maupun iklan), akan

diberitakan oleh media massa atau tidak sangat ditentukan oleh

hubungan yang baik antara public relations dengan media massa

(baik dengan institusi medianya maupun dengan wartawannya.

Berdasarkan fakta ini maka dibutuhkan hubungan yang baik

antara public relations dengan media massa.

Dari kedua alasan diatas, hubungan yang baik dengan media

massa menjadi satu hal yang sangat penting bagi seorang public

relations. Seperti tentara yang akan maju untuk berperang, dia

membutuhkan pengertian dan penguasaan tentang strategi perang.

Begitu juga dengan praktisi public relations, untuk keberhasilan

publisitas, juga membutuhkan pengertian dan penguasaan tentang

strategi membangun hubungan dengan media. 27

e. Tugas Humas di Instansi Pemerintahan

Humas dalam instansi pemerintahan sangatlah penting sebagai

komunikator, baik ke dalam maupun luar instansi. Kegiatan humas/PR

di institusi pemerintahan tidak memiliki kepentingan komersial dan

bisnis. Tidak ada profit yang diemban oleh PR pemerintah karena tidak

ada sesuatu yang diperjual belikan atau transaksi tidak terjadi baik

bentuk produk barang atau jasa pelayanan yang ditawarkan kepada


27
Evi haizah, Strategi Public Relations Dalam Membangun Hubungan
Dengan Media, https://jurnaliainpontianak.or.id, di akses pada tanggal 6
Desember 2019 pukul 03.44 wita. Hlm 61-62
23

pihak yang membutuhkan secara komersial. PR pemerintah mempunyai

peran yang sangat besar dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Adapun program kerja Humas yang dilaksanakan pemerintah dapat

menyampaikan informasinya atau memberikan penjelasan mengenai

tindakan serta kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas yang

dijalankan oleh pemerintah. Menurut John D.Milled tugas Humas

Pemerintahan meliputi:

1. Mengamati dan mempelajari keinginan keinginan dan aspirasi yang

terdapat dalam masyarakat.

2. Kegiatan untuk memberikan nasehat atau sumbang saran dalam

menanggapi apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi/lembaga

pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya.

3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan

memuaskan antara publik dengan para pejabat pemerintahan.

4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah

diupayakan oleh instansi/lembaga pemerintahan yang

bersangkutan.28

28
Riezky Siam Rachman, “Peran Humas Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Tangerang dalam Mempromosikan Wisata Situ Cipondoh Di
Era New Media, (skripsi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik 2018) di akses pada tanggal 09 Oktober 2020
Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahankan Citra
Halal Torism di Syariah Hotel Solo, (skripsi, IAIN Surakarta Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah 2017) di akses pada tanggal 4 Desember 2019,
hlm 136.
24

3. Citra Instansi

Keberhasilan suatu instansi tidak hanya tergantung pada mutu

produk dan jasanya tapi juga pada kepiawaian membangun citra

perusahaan atau instansi. Maka seharusnya setiap instansi atau lembaga

perlu mengetahui dan membangun citranya di masyarakat.

a) Pengertian Citra

Citra adalah a picture of mind, yaitu gambaran yang ada di

dalam benak seorang.29

Citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan

dengan sebuah gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari

pengalaman. 30

Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu

yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. 31

Dari Pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa citra

suatu lembaga atau instansi adalah karakter instansi yang dibangun

untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun

eksternal. Bagi publik internal, citra instansi dibangun untuk

memperoleh persepsi yang baik tentang intansi dan menciptakan

loyalitas karyawan. Sedangkan bagi publik eksternal, citra instansi

dibangun untuk tujuan agar instansi dapat diterima secara positif di

tengah-tengah publiknya.
29
Syarifuddin S. Gassing, Public Relations (Yogyakarta: Penerbit Andi,
2016) hlm 156.
30
Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung:
Alfabeta, 2008). Hlm 55
31
Soleh Soemirat, Dasar-dasar Public Relations (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm 114
25

Citra instansi dimata publik dapat terlihat dari pendapat atau

pola pikir komunal pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi.

Dengan demikian, satu hal yang perlu dipahami berkaitan dengan

proses terbentuknya citra instansi adalah adanya persepsi (yang

berkembang dalam benak publik) terhadap realitas (yang muncul

dalam media.32

b) Manfaat Citra Perusahaan

Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Dimana

citra perusahaan yang baik akan menjadi identitas atau

kepribadian perusahaan yang tidak mudah ditiru perusahaan lain

sekaligus melindungi perusahaan dari pesaing.

2. Menjadi perisai selama masa krisis. Perusahaan yang memiliki

citra yang baik dan kuat akan lebih mudah mendapatkan

dukungan serta manfaat dari masyarakat atas kesalahannya.

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal. Sebuah perusahaan dengan

citra yang baik dan kuat akan mampu menarik, memotivasi dan

menahan eksekutif handal yang merupakan asset penting

penggerak roda perusahaan.

4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. Dengan citra yang

sudah terbentuk dengan baik, dalam menerjunkan produk baru di

32
Silih Agung, Strategi Public Relations (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005) hlm 13.
26

pasar maka kegiatan melakukan strategi pemasaran tidak akan

sebesar saat belum adanya citra.

5. Penghemat biaya operasional. Sebuah perusahaan dengan citra

yang baik dan kuat akan membutuhkan biaya untuk

mempromosikan produk lebih sedikit atau lebih hemat yang

dibandingkan yang dilakukan oleh perusahaan yang belum

memiliki citra atau bahkan belum dikenal konsumen.33

G. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional

diperlukan suatu metode yang sesuai dengan objek yang dikaji, karena

metode merupakan cara bertindak supaya penelitian berjalan terarah dan

mencapai hasil yang memuaskan atau maksimal. Dalam penelitian ini

digunakan metode penelitian yang tepat dan relevan sebagaimana penelitian

yang dilaksanakan yakni :

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi, peneliti akan

menggunakan metode pendekatan komunikasi kepada pihak-pihak yang

relevan dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan dan data

terkait penelitian yang akan dilakukan. Pendekatan komunikasi yang

dimaksud adalah suatu pendekatan yang mempelajari hubungan interaksi

komunikasi dalam kehidupan masyarakat yang berlangsung baik melalui

komunikasi verbal dan nonverbal. Pendekatan ini digunakan untuk

33
Siswanto Sutojo. Membangun Citra Perusahaan (Jakarta: Damar Mulia
Pustaka, 2004), hlm.3
27

mendapatkan data tentang strategi public relations dan hubungan

masyarakat Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dalam Memulihkan

Kembali Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok.

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai

instrumen kunci atau pokok. Oleh karena itu kehadiran peneliti di

lapangan sangat mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lapangan

maksudnya adalah upaya dalam memperoleh data. Kehadiran peneliti do

lokasi penelitian, berperan sebagai pengamat yang tidak berperan serta,

maksudnya peneliti tidak melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai

pengamat dan peneliti menyatu sebagai bagian dari kehidupan subjek

tetapi hanya sebagai pengamat. Di dalam melakukan penelitian melalui

pengamatan, peneliti mengamati objek pada situasi yang diinginkan

untuk dipahami. Jadi jelas peneliti akan mengamati peristiwa-peristiwa

terkait dengan objek penelitian. 34

Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting karena bertujuan

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan terkait penelitian yang di teliti

di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani selama kurang lebh empat

bulan.

3. Lokasi Penelitian

peneliti melakukan penelitian di Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di sini karena

34
Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), hlm. 102.
28

pasca gempa Lombok pada tahun 2018 wisata pendakian Gunung Rinjani

terkena dampak gempa tersebut sehingga wisata pendakian Gunung

Rinjani sempat di tutup. Alasan inilah yang membuat peneliti ingin

mengetahui strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dalam

Memulihkan Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok.

4. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu :

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari

pelaku yang melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang

dilakukan peneliti. Data primer merupakan sumber data yang

diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara.

Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian. Untuk mendapatkan data primer,

peneliti harus mengumpulkan secara langsung.35

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang

dilakukan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen

pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk

35
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2011), hlm.117
29

mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrument berupa,

pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. 36

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang

menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan proses

analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan

tujuan penelitian.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam

arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.37

Salah satu metode dalam pengumpulan data sekunder adalah

dokumen. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa

merupakan rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang

berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa yang telah lama

terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dokumen atau arsip. Data

dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia

36
Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
hlm 45.
37
Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011) hlm.76.
30

atau human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik.

Menurut Sugiyono studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan

semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen ini

dalam metode penelitian kualitatifnya. 38

Data sekunder meliputi hasil informasi baik dari buku serta

artikel yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Dalam hal ini

adalah artikel resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, dan

berita-berita yang terkait tentang wisata Taman Nasional Gunung

Rinjani serta dokumentasi.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Interview/wawancara

Interview adalah usaha menyampaikan informasi dengan

mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.39

Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses tanya jawab

dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, dimana dua orang

atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keterangan-keterangan.”40 Dalam hal ini peneliti akan

melakukan wawancara secara mendalam yang dilakukan dengan

38
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2003),
hlm 88.
39
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial…., hlm 112.
40
Supardi, Metodologi Penelitian (Mataram: Yayasan Cerdas Press,
2006), hlm.99
31

berbagai informan yaitu atasan dari bagian humas Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani Kota Mataram dan humas Dinas Pariwisata

Provinsi NTB.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan

angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila

penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak

terlalu besar.41 Disamping wawancara, penelitian juga melakukan

metode observasi, dalam hal ini peneliti secara langsung mengamati

strategi public relations humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Kota Mataram.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh

dari pihak Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Kota

Mataram berupa dokumen-dokumen yang berkaitan tentang penelitian

ini. Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan buku-

buku tentang komunikasi dan public relations, serta literatur-literatur

yang dimiliki oleh humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Kota

Mataram.

41
Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat 2006),
hlm 47-48
32

6. Metode Analisis Data

Dalam proses analisa data, peneliti bertugas untuk menganalisa

secara mendalam semua data-data yang telah diperoleh/terkumpul.

Dalam menganalisis data, peneliti di tuntut untuk selalu fokus dan teliti

dalam menganalisa semua data yang diperoleh sehingga menghasilkan

suatu data yang akurat dan jelas sesuai dengan fokus penelitian.

Adapun metode yang digunakan peneliti untuk menganalisa data

tersebut yaitu dengan metode analisis kualitatif, sebagaimana yang

dikatakan Bagong Suyanto dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian Sosial, dikatakan bahwa analisis data dibedakan menjadi dua

macam, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan kedua analisis

tersebut terletak pada sifat datanya. Apabila data yang diperoleh dari

lapangan hanya sedikit dan bersifat monografis atau berwujud kasus-

kasus (sehingga tidak dapat disusun secara klasifikaoris), maka analisis

yang dilakukan sebaiknya analisis kualitatif.42

Berdasarkan pendekatan yang digunakan peneliti dalam

menganalisa data, akan lebih mudah peneliti memperoleh data yang valid

terkait dengan strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Pasca Gempa Lombok.

42
Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif, Edisi Revisi, cet.
6, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 57.
33

7. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Pada bab I, Pendahuluan membahas tentang latar belakang

masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,

metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.

Pada bab II, berisi tentang paparan data dan temuan dari

penelitian yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba

menggambarkan secara singkat tentang gambaran lokasi penelitian dan

temuan-temuan dalam melakukan penelitian serta tanggapan dari

beberapa narasumber tentang pembahasan dari penelitian ini.

Pada bab III, berisi tentang pembahasan dari penelitian ini yang

termasuk di dalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam

melakukan penelitian di lapangan yang berdasar dari temuan-temuan

penelitian yang telah di paparkan pada bab ini.

Pada bab IV, berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-

saran dalam penelitian ini.


34

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum lokasi

penelitian, pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa hal yaitu,

tentang hal-hal yang berkaitan dengan lokasi penelitian:

1. Kondisi Umum Taman Nasional Gunung Rinjani

Sebelum abad 19, belum ada catatan sejarah mengenai Gunung

Rinjani. Gunung ini mulai muncul dalam catatan tertulis oleh Zellinger.

Menurut Kusumadinata, Gunung Rinjani pada masa lampau diperkirakan

memiliki ketinggian ± 5.000meter di atas permukaan laut, karena letusan

yang sangat dahsyat dan kuat (parosial erupsion) pada >1.400 tahun yang

lalu, yang diikuti amblasnya tubuh gunung (collape) sehingga membentuk

kaldera dengan ukuran ±4.800 meter x 3.500 meter yang dalamnya

terdapat Danau Segara Anak seluas 11.126 hektar dengan kedalaman

bervariasi dari 160-230 meter. Dari hasil catatan sejarah Gunung Rinjani

telah meletus sebanyak 9 kali yaitu tahun 1884, 1901, 1906, 1909, 1944,

1966 dan terakhir terjadi letusan pada tanggal 3 November 1994.43

Keberadaan kawasan Gunung Rinjani diumumkan melalui pernyataan

Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-VI/90 tanggal 6 Maret 1990,

merupakan peningkatan status fungsi kawasan dari kawasan Suaka

Margasatwa Gunung Rinjani menjadi Taman Nasional Gunung Rinjani,


43
BTNGR, Masterplan Pengembangan Pariwisata Taman Nasional Gunung Rinjani, (Jakarta
: Indonesian Ecotourism Network, 2018), hlm. 10.
35

yang sebelumnya ditunjuk oleh Pemerintah Jajahan Belanda dengan Surat

Keputusan No. 15 Staatsblad No. 77 tanggal 17 Maret 1941. Pemantapan

status dilakukan melalui penataan batas dengan hasil definitif seluas

41.330 Ha dan panjang lingkar 168 Km yang ditetapkan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI

280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997.44

2. Letak Geografis Taman Nasional Gunung Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani terletak antara 116°21’30’’-166

° 34' 15 ' ' BT dan 8° 18' 18' '- 8° 32' 19' 'LS. Secara administratif TNGR

berada dalam wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara (2

kecamatan, 14 desa), Kabupaten Lombok Tengah (2 Kecamatan, 5 desa)

dan Kabupaten Lombok Timur (6 Kecamatan, 19 desa).

Tabel 2.1 Wilayah Administrasi Desa yang masuk kedalam Kawasan


TN Gunung Rinjani

Kabupaten Jumlah Jumlah Luas Areal

Kecamatan Desa Ha (%)


Lombok Utara 2 14 12.360 (30)
Lombok Tengah 2 5 6,824 (17)
Lombok Timur 6 19 22.146 (53)
Jumlah 12 38 41.330
Sumber: Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP TNGR) 2105-2024,
data olahan.
Kawasan TNGR merupakan daerah bergunung-gunung dengan

ketinggian beragam mulai 500 mdpl sampai 3.726 mdpl, sedangkan

kelerengannya mulai dari sedang (15-25%), berat (25-40%) dan berat

sekali (lebih dari 40%). Daerah yang relatif landai terdapat dibagian
44
Ibid.
36

Selatan dan Timur Laut TNGR terletak pada ketinggian 500-1.500 mdpl

yaitu Kaki Gunung Rinjani. Puncak ketinggian terdapat di Gunung

Rinjani (3.726 mdpl). Di lembah sebelah barat Gunung Rinjani terdapat

Danau Segara Anak (2.010 mdpl) yang airnya berbau belerang.

Sedangkan dibagian tengah Danau Segara Anak terdapat anakan Gunung

Rinjani yang di kenal dengan sebutan Gunung Barujari dengan ketinggian

(2.376 m). Gunung ini masih aktif dan terakhir meletus pada tahun 2009.45

3. Iklim

Secara umum kawasan TNGR mempunyai iklim tropis. Curah hujan

tahunan disekitar TNGR bervariasi dari 950 mm-2.799 mm pertahun, dan

jumlah hari hujan antara 66 hari sampai dengan 188 hari per tahun. Curah

hujan tersebut bervariasi menurut ketinggian dan letak geografis.

Kecendrungannya adalah semakin tinggi letak dari permukaan laut maka

semakin besar curah hujannya, dan daerah pantai Utara serta Timur relatif

lebih kering dibanding daerah barat dan selatan.

Menurut klarifikasi Schmidth dan Ferguson TNGR termasuk tipe

iklim A dam D di sebelah Barat dan Tenggara, dan tipe iklim E di sebelah

Timur Laut. Sedangkan menurut Oldeman, TNGR ini termasuk tipe iklim

D3 dan D4, D3 dengan 3-4 bulan basah, 4-6 bulan kering. Sedangkan di

sebelah Barat Daya tipe iklim D4 dengan 3-4 bulan basah dan lebih 6

bulan kering terjadi di bagian Utara dan Timur. Musim hujan biasanya

terjadi antara bulan November sampai dengan Maret musim Muson Barat

45
Ir. Agus Budiono, M. Sc dkk. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani Periode 2015-2024, Mataram, hlm. 22.
37

laut. Suhu rata-rata di Lombok (Mataram) 22°C dengan variasi 30° - 32°

C (maksimum) dan 20° - 24°C (minimum). Kelembaban nisbi antara 75 –

85%. Temperatur di Puncak Gunung Rinjani diperkirakan berkisar antara

10 dan 11° Cterutama di musim kemarau dan di saat bertiup angin

kencang.46

4. Topografi, Geologi dan Tanah

Kawasan TNGR merupakan daerah yang bergung-gunung dengan

ketinggian beranekaragam, antara 500 mdpl sampai 3.726 mdpl.

Sedangkan kelerengannya mulai dari sedang (0< 25%), curam (25-40%) ,

dan sangat curam (>40%). Karena kondisi topografi kawasan pegunungan

Rinjani didominasi oleh lereng-lereng yang curam dan sangat curam (>

40%), sehingga sebagian besar kawasan hutannya merupakan kawasan

lindung (Hutan Lindung dan Taman Nasional). Hutan produksi dan hutan

produksi terbatas terdapat di lereng pegunungan Rinjani sebelah utara dan

barat laut. Sedangkan Hutan Lindung mengapit kawasan TNGR dari

sebelah barat dan timur.47

Morfologi utama Gunung Rinjani adalah morfologi kaldera dan

kerucut gunung api. Morfologi kaldera berbentuk elip, dengan kemiringan

lereng 60 – 80° . Batuan dasarnya adalah lava dan jatuhan piroklastik.

Morfologi kerucut gunung api menempati bagian dalam kaldera serta

tebing dinding kaldera, yaitu kerucut Gunung Barujari, Gunung

Rombongan, Rinjani serta Kerucut Gunung Manuk.


46
Ibid., hlm. 31.
47
BTNGR, Masterplan Pengembangan Pariwisata Taman Nasional Gunung Rinjani, (Jakarta
: Indonesian Ecotourism Network, 2018), hlm. 12.
38

Dilihat dari sebaran geologi kawasan hutan Gunung Rinjani lebih

didominasi oleh bahan vulkanis dengan klasifikasi tanah pembentuk yang

dominan yaitu Andosol okrik dengan bahan induk abu dan pasir volkan

(pada bagian Utara dan Selatan) kemudian Regosol Eutrik dan Litosol

dengan bahan induk abu dan pasir volkan (sekitar danau Segara Anak dan

Gunung Baru), Andosol okrik (Abu dan pasir volkan sebagai bahan

induk) di Bagian Selatan dan Timur Laut batas kawasan Taman Nasional

serta tanah litosol dan mediteran morik di bagian Barat Daya dan

Tenggara batas kawasan.48

5. Hidrologi

Komplek Gunung Rinjani merupakan daerah tangkapan air yang

potensial bagi daerah di sekitarnya, sehingga kawasan tersebut

mempunyai fungsi pengairan yang sangat penting bagi Pulau Lombok dan

daerah sekitarnya. Sekitar 90% sungai di Pulau Lombok berhulu di

TNGR, yaitu lebih dari 85 mata air bersumber dari Gunung Rinjani.
49
Oleh karena itu pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) sebanyak 10

lokasi DAS dan 5 lokasi Sub DAS. Luas DAS dapat di lihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 2.2 Luas DAS dan Sub DAS yang termasuk dalam Kawasan
TNGR
No Nama DAS dan Sub DAS Luas Ket
(Ha)
1 DAS Jurit 3.545 -
2 DAS Putih 2.842 -
3 DAS Lokok Reak 4.344 -

48
Ibid., hlm. 13.
49
Ibid, hlm 15.
39

4 DAS Lokok Reangan 2.419 -


5 DAS Lokok Peria 2.484 -
6 DAS Amoranmor 2.002 -

7 DAS Terutuk 3.478 -


8 Sub DAS Gerengengan 2.889 -
9 Sub DAS Segara Anak 3.221 -
10 Sub DAS Anak Manongge 3.379 -
11 Sub DAS Lenek 1.032 DAS
Dodonga
n
12 Sub DAS Teratak DAS Dodongan 3.867 DAS
Dodonga
n
13 Sub DAS Kokok Belek 2.168 -
14 Sub DAS Jaga 3.669 -
Jumlah 41.330 -
Sumber: Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP TNGR) 2105-2024,
data olahan
6. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Desa-desa yang ada di sekitar Kawasan Gunung Rinjani (TNGR)

cukup variatif, hal itu dapat dilihat dari kondisi sosial ekonomi

masyarakatnya. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari BTNGR

dilihat bahwa jumlah penduduknya antara 1.053 s/d 9.094 jiwa, atau

berjumlah 189.353 jiwa yang tinggal di desa-desa penyangga sekitar

TNGR, atau rata-ratanya setiap desanya berjumlah 4.855 jiwa.

Salah satu tekanan sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan

disebabkan besarnya kepadatan penduduknya di suatu desa, tercatat

kepadatan penduduknya antara 44/2.227 jiwa setiap Km2. Kepadatan

terbesar berada di daerah bagian Selatan Gunung Rinjani (merupakan

kawasan yang cukup tersedia air sehingga sesuai untuk berbagai aktivitas

pertanian secara umum), sehingga wajar apabila kawasan ini rawan terjadi

kejahatan bidang kehutanan lebih sering terjadi, misalnya : perambahan,


40

pencurian kayu, perburuan satwa, dll. Kepadatan penduduk terbesar

berada di Desa Tete Batu, Selatan kecamatan Sikur Kabupaten Lombok

Timur.50

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Desa-Desa Sekitar Kawasan TN


Gunung Rinjani Tahun 2017

Luas Jumlah Kepadat


Wilaya Pendud an
No Kabupaten Kecamat Nama Desa
h uk Pendudu
an
(Km2) (Jiwa) k (Jiwa/
Km2)

1 Lombok Bayan Bayan 37.16 4,715 127


Utara
Akar-Akar 49.00 6,849 140

Sukadana 45.90 7,775 169

Loloan 30.00 4,307 144

Sambik Elen 41.00 3,415 83

Senaru 41.62 6,689 161

Kayang Sesait 17.1 8,597 503


an
Santong 8.8 6,138 698

Selengen 19.5 5,551 285

Gumantar 38.6 5,697 148

Salut 8.9 3,447 387

2 Lombok Kopang Aik Bual 7.67 3,139 409


Tengah
Batuk Aik Berik 41.87 7,662 183
lian
g Lantan 41,68 4,982 120
Uta
ra Karang 38.58 5,868 152
Sidemen
Setiling 37.62 6,607 176
Tetebatu 24.31 5.987 245
50
Ir. Agus Budiono, M. Sc dkk. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani Periode 2015-2024, Mataram, hlm 23-24.
41

3 Lombok Sikur Tetebatu 1.93 4,427 2.293


Timur selatan
Jeruk Manis 22.43 1.725 76
Lenek Lenek Duren 10.0 1,113 111

Pringgas Jurit 2.97 5,905 1.988


ela Pengadanga 84.53 9,608 114
n
Pengadanga 5.07 3,748 739
n Barat
Timbanuh 7.14 2,046 287
Aikme Toya 29.68 6,760 228
l Aik Prapa 23.91 3,702 128

Suela Sapit 16.4 3,930 240

Pringgajuran 4.08 4,332 1.062


g utara
Pesanggraha 5.47 6,664 1.218
Mon n
ton Perian 4.75 7,440 1.566
g
Jenggik 4.50 4,229 940
Ga
Utara
din
g
Beriri Jarak 9.37 4,519 482
Wanasa
ba Bebidas 1.94 6,337 3.301
S. Bumbung 57.97 6,165 106
Sembal S. Lawang 51.29 4,412 86
un Sajang 18.98 3,247 171
Sembalun 32.50 2.186 67
Timbang 32.92 1,501 46
Gading

Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2018 ; RPJP TNGR 2015-2024

7. Aksesibilitas

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani selaku UPT yang mengelola

Taman Nasional Gunung Rinjani berkantorkan di Kota Mataram (Kota

Provinsi Nusa Tenggara Barat), karena letaknya yang strategis sehingga

sangat mudah dijangkau baik menggunakan sarana transportasi udara,


42

darat dan laut. Untuk organisasi di tingkat wilayah ada di kayangan

(kantor SPTN Wilayah I) yang berada di kota kecamatan, dan di Selong

(Kantor SPTN Wilayah II) yang berada di Kota Kabupaten Lombok

Timur.51

Tabel 2.4 Waktu Tempuh Rata-rata dari Kota diluar Pulau Lombok
menuju Kota Mataram
Moda
No Asal Tujuan Jarak Waktu
Transport
Tempuh
asi
1 Jakarta Mataram ± 1.327 km ± 2 Jam
2 Denpasar (Bali) Mataram ± 134 km ± 45 menit
3 Surabaya Mataram ± 538 km ± 55 menit
Udara
4 Kupang Mataram ± 1.485 km ± 2 jam
1 Jakarta Mataram ± 1.327 km ± 28 Jam
2 Denpasar (Bali) Mataram ± 134 km ± 5 jam
3 Surabaya Mataram ± 548 km ± 15 Jam 14
Darat
Menit
4 Kupang Mataram ± 1.485 km ± 48 Jam

Sumber: Data Olahan BTNGR, 2018

8. Sarana dan Prasarana

Jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani sampai dengan tanggal 31 Desember 2012

berdasarkan hasil re inventarisasi bersama antara Kantor Pelayanan

Kekayaan dan Lelang Negara (KPKNL) bersama dengan Balai Taman

51
Ibid.
43

Nasional Gunung Rinjani yakni : Luas Tanah pada tahun 2018 11.376 Ha,

pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 11.828 Ha, pada tahun

2010, 2011, dan 2012 tidak ada penambahan.

Jenis peralatan dan mesin pada tahun 2008 berjumlah 702 unit

sedangkan pada tahun 2009 mengalami perubahan menjadi 669 unit pada

tahun 2010 meningkat menjadi 838 dan pada tahun 2011 berubah menjadi

865 sedangkan pada tahun 2012 bertambah menjadi 1.028 unit.

Gedung dan bangunan pada tahun 2008 berjumlah 143 unit, pada

tahun 2009 berubah menjadi 120 unit, dan pada tahun 2010 turun menjadi

64 dan pada tahun 2011 dan 2012 menjadi 71 unit. Penurunan jumlah

gedung dan bangunan terjadi karena ada item yang pindah ke akun

peralatan dan mesin.

Gambar 2.1 Bagan Kondisi Sarana dan Prasarana (Tanah, Gedung


dan Bangunan, Peralatan Mesin) di Taman Nasional Gunung Rinjani

Sapras berupa jalan, irigasi dan jaringan berjumlah 17 unit pada tahun

2009 dan pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan dan untuk jenis

aset lainnya yang pada tahun 2008 tidak ada maka pada tahun 2009 s/d

tahun 2012 berjumlah 1 buah.52

9. Kelembagaan

52
Ibid., hlm. 25-26.
44

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan unit pelaksanaan

teknis kementerian kehutanan dibidang konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.

Jumlah pegawai Taman Nasional Gunung Rinjani sampai dengan

tanggal 31 Desember 2012 tercatat sebanyak 90 orang, terdiri dari

Pegawai Negeri Sipil 90 orang dan dibantu oleh pegawai harian sebanyak

8 orang. Dengan penempatan PNS terbanyak di seksi Pengelolaan Taman

Nasional Wilayah II Lombok Timur sebanyak 39 orang atau 43% dan di

Kantor Balai sebanyak 32 orang atau 36% sedangkan pada Seksi

Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Lombok Utara sebanyak 19 orang

atau 21%.

Pegawai Negeri Sipil di Taman Nasional Gunung Rinjani jika dilihat

dari jabatannya dapat diuraikan sebagai berikut : pejabat struktural

berjumlah 4 orang (5%), pejabat fungsional PEH/Calon PEH berjumlah

14 orang (16%), Polhut/Calon Polhut berjumlah 37 orang (41%),

Penyuluh/Calon Penyuluh sebanyak 3 orang (3%), Pranata Komputer/

Calon Pranata Komputer 1 orang (1%) dan Pejabat Non Struktural

sebanyak 31 orang (34%) dan pejabat Non Struktural berjumlah 35-38

orang. Dan berdasarkan tingkat pendidikannya sebanyak 51 orang atau


45

57% PNS di TNGR yang berpendidikan SLTA sederajat, Sarjana Strata

sebanyak 28 orang atau 32% dan sarjana muda sebanyak 5 orang atau 6%,

untuk Pascasarjana 3 orang atau 3% dan SLTP sebanyak 2 orang atau

2%.53

10. Potensi Wisata

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memiliki kawasan

melingkupi sebagian besar dari Gunung Rinjani. Kondisi alam di gunung

ini tidak seragam, terdapat beberapa ekosistem berbeda akibat proses-

proses alam maupun campur tangan manusia. Lereng-lereng di bagian

selatan dan beberapa lokasi di utara umumnya masih tertutup oleh hutan

lebat. Sementara itu di sisi timur kebanyakan hutan telah dibuka dan

berubah menjadi ladang savana. Bagian daerah pucak, keadaanya

dipengaruhi oleh letusan gunung api. Bentukan-bentukan bekas letusan

gunung api banyak dijumpai seperti dinding kawah, daerah berpasir dan

paling menonjol adalah danau kawah kaldera.54 Variasi ekosistem ini

menciptakan keberagaman daya tarik wisata di TNGR sebagaimana dapat

di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5 Daya Tarik Wisata di Taman Nasional Gunung Rinjani

Wilayah
Kawasan Daya Tarik Wisata Wilayah
Pengelolaa
Administrasi
n
Resort Senaru,
Area Puncak Gunung Lombok
Resort Sembalun,
53
Ibid., hlm. 32-33.
54
BTNGR, Masterplan Pengembangan Pariwisata Taman Nasional Gunung Rinjani, (Jakarta
: Indonesian Ecotourism Network, 2018) hlm 21.
46

Resort Kembang
Puncak Rinjani, Utara
Kuning, Resort
Gunung Plawangan, Danau Lombok
Setiling
Rinjani, Segara Anak, Timur
Plawangan Gunung Baru Jari, Lombok
dan Danau Air Panas Aik Tengah
Kalak, Gua

Gunung Kondo Puncak Kondo (2.713 Resort Setiling Lombok


m dpl) Tengah

Air Terjun Otak


Kokok, Pemandian,
Joben Air Terjun Ulem- Resort Joben Lombok Timur
Ulem

Telaga Biru, Air


Kawasan Hutan
Terjun Tereng Wilis,
Perian
Air Terjun Tibu Terep Resort Joben Lombok Timur
&
Air Terjun Selak-selak
Air Terjun Jeruk Resort Kembang
Kembang Lombok Timur
Manis, Kuning
Kuning
Gunung Kukus
Propok Savana Resort Aikmel Lombok Timur
Sebau Pemandian Air Panas Resort Aikmel Lombok Timur
Gunung Telaga Puncak Telaga Resort Sembalun Lombok Timur

Air terjun Mangku Resort Sembalun, Lombok Timur


Mangku Sakti
Sakti, Air Resort Senaru Lombok Utara
Terjun Mangku Kode
Santong Air terjun Tiu Umbak, Resort Santong Lombok Utara
Tiu Laga
Sumber: TNGR dan Data Olahan, 2018

a) Puncak Gunung Rinjani, Plawangan dan Danau Segara Anak

Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia

dengan ketinggian 3.716 mdpl. Kedudukan ini membuat Gunung

Rinjani menjadi sasaran bagi pendaki gunung. Bukan hanya itu,

pemandangan spektakuler dari bagian kaldera bekas letusan yang

sudah terisi air adalah daya tarik utama bagi para pendaki. Kaldera ini

berukuran raksasa (4,8 x 3,5 km), di dalamnya digenangi air


47

membentuk danau seluas 1.126 hektar ( Danau Segara Anak), dengan

kerucut gunung api kecil muncul di tengahnya (Gunung Baru Jari).

Tidak jauh dari tepi danau terdapat sumber mata air panas dinamakan

Aik Kalak, pada aliran sungai keluar dari danau dan beberapa gua

seperti Gua Susu, Gua Payung dan Gua Manik. Kaldera ini mulai

terbentuk kurang lebih 14.000 tahun yang lalu ketika Gunung Rinjani

meletus dahsyat yang menyebabkan runtuhnya badan gunung.

Pemandangan indah ke danau merupakan kombinasi antara badan air,

bebatuan dan pepohonan di padukan dengan permainan cahaya pada

pagi, siang dan sore hari, bisa dinikmati dari puncak gunung,

Pelawangan (bagian tertinggi dinding kawah), dan tepian Danau

Segara Anak.

Saat ini terdapat 5 jalur untuk mencapai ke tiga titik tersebut,

empat jalur telah dibuka secara resmi untuk kegiatan wisata pendakian

sedangkan satu jalur dikhususkan untuk jalur budaya (Torean). Tiga

jalur sudah ada dalam waktu lama (Senaru, Sembalun, dan Torean).

Sedangkan 2 lagi belum terlalu lama dibuka yaitu Timbanuh dan Aik

Berik.55

Tabel 2.6 Jalur Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani

Jumlah
Titik Wilayah Wilay
pos/
Nama jarak Keberangkata Pengelolaa ah
rest
Jalur n n Administ
area
rasi

7 jam sampai Resor Lombok


Senaru Desa Senaru 3
plawangan + 2

55
Ibid., hlm. 23
48

jam ke danau Senaru Utara


(±11,3 km)

7,5 jam
sampai
Sembalu plawangan+ Desa 4 Resort Lombok
n 3 jam ke Sembalun Sembalun Timur
danau Lawang
(±12,7 km)
3 jam ke
puncak dari
plawangan
(±3,7km)
7-8 jam Resort Lombok
Torean Dusun Torean -
sampai ke Senaru Utara
danau
(±10,3 km)
Resort
7 jam Lombok
Kembang
Timbanu sampai Desa Jati 4 pos Timur
h plawanga Kuning
n
Timbanu
h (±11
km)

9 jam sampai Resort Lombok


Air Desa Aik 4 pos
plawangan Setiling Tengah
Berik Berik
(±11,4 km)
Sumber: TNGR dan Data Olahan, 2018

Di luar rute tersebut terdapat beberapa jalan tidak resmi seperti

Jalur Santong dari desa Santong, nantinya akan bertemu dengan jalur

Senaru di Plawangan Senaru dan jalur dari Sajang (Bawak Nao)

merupakan jalan potong singkat untuk bertemu dengan jalur

Sembalun di pos 2.

1) Jalur Senaru
49

Jalur ini dimulai dari desa Senaru (601 m), melintasi hutan dan

menanjak terus mmelewati daerah hutan cemara hingga sampai

daerah terbuka di Plawangan Senaru. Dalam perjalanan pendaki

akan melewati 3 pos atau rest area yaitu Montong Satas ( 1.500

m), Mondokan Lolak ( 2.000), dan Plawangan 1 (2.641 m)

sebelum turun ke danau. Lama perjalanan sekitar 7 jam sampai

Plawangan di lanjutkan turun ke danau 2 jam. Di sinilah Jalur

Senaru akan bertemu dengan Jalur Sembalun sehingga para

pendaki dapat melanjutkan ke puncak atau turun melalui rute

lain.56

2) Jalur Sembalun

Pendakian di mulai dari desa berudara dingin, Sembalun

Lawang (1.156 m). Berbeda dengan jalur Senaru, rute ini relatif

lebih landai melalui daerah lebih terbuka padang rumput

kemudian dilanjutkan melewati perbukitan terjal ditumbuhi

pohon-pohon cemara gunung. Meskipun lebih landai, perjalanan

melalui padang rumput dibawah terik sinar matahari sangat

menguras energi. Dari titik keberangkatan sampai Plawangan

Sembalun dapat ditempuh dalam waktu 7,5 jam. Dari sini pendaki

dapat meneruskan perjalanan ke puncak Gunung Rinjani turun ke

Danau Segara Anak. Keduanya sama-sama memakan waktu 3 jam

perjalanan. Terdapat 4 pos atau rest area di sepanjang jalur yaitu

56
Ibid., hlm. 24
50

pemantauan (1.300 m), Tengengean (1.500 m), Pada Balong

(1.800 m) dan Plawangan 2 (2.39 m). Di danau pendaki dapat

mengambil rute lain untuk turun yaitu melalui jalur Senaru.57

3) Jalur Torean

Jalur ini merupakan jalur tradisional/budaya untuk para

netizen, bukan untuk para pendaki. Hal ini disebabkan rute

mempunyai tingkat kesulitan tinggi meskipun relatif landai karena

mengikuti sungai kokok Putih bersumber dari Danau Segara

Anak. Jalur ini menyisir lereng curam dari lembah sempit di

bawah Gunung Sangkareang, memanjat bebatuan curam sebelum

tiba di air panas dekat danau Segera Anak. Naun demikian

pemandangan yang disajikan sangat indah berupa lereng-lereng

curam tertutup warna hijau dan tumbuhan, air terjun dan sungai

putih. Para peziarah datang dengan tujuan ke danau Segara Anak

dan sumber air panas untuk melakukan kegiatan ritual ibadah,

mengobati penyakit atau mencari peruntungan. Titik

keberangkatan jalur ini berada pada dusun Torean di desa Loloan

(600 m). Lama tempuh perjalanan bisa memakan waktu sampai 7-

8 jam.58

4) Jalur Timbanuh

57
Ibid., hlm. 25
58
Ibid.
51

Timbanuh merupakan jalur pendakian dari sisi selenga selatan

dan dibuka pada tahun 2013. Jalur ini dicirikan dengan suasana

teduh dan banyak sumber air karena melewati hutan masih alami.

Namun akhir jalur ini berhenti sampai di Plawangan saja. Tidak

ada jalan ke danau kecuali dengan turun memanjat dinding kaldera

dan tidak diijinkan karena sangat berbahaya. Pendakian dimulai

dari Dusun Jati di Desa Timbanuh (825 m) melewati beberapa pos

yaitu Pancor Tayib (1.780 m), Momot Yamin (2.240 m) sebelum

tiba di Plawangan Timbanuh (2.738 m) dengan memakan waktu

selama 7 jam.59

5) Jalur Aik Berik

Jalur Aik Berik resmi dibuka pada 19 November 2018 sebagai

bagian dari proses pemulihan pariwisata Gunung Rinjani pasca

Gempa Lombok. Jalur ini satu-satunya dianggap layak setelah

kejadian gempa karena tidak banyak kerusakan ditemukan seperti

halnya Timbanuh, jalur sisi selatan gunung ini masih ditutupi

hutan bagus dan memiliki banyak sumber air. Sebanyak 4 pos

dilalui dalam perjalanan selama 9 jam yaitu Kokok Geres (1.147

m), Kokok Monte (1.463 m), Amak Kros (1.883 m), Umar Maya

(2.110 m) sebelum tiba di Plawangan Aik Berik (2.480 m). Dari

sini perjalanan tidak dapat diteruskan turun ke danau karena harus

melalui dinding kaldera yang terjal dan berbahaya. Ke depan rute

59
Ibid., hlm. 26
52

ini direncanakan akan diteruskan ke Puncak Kondo, yaitu puncak

tertinggi kedua Gunung Rinjani.60

b) Gunung Kondo

Gunung Kondo merupakan puncak tertinggi kedua di Kawasan

Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu 2.600 m dari permukaan laut.

Dari puncak dapat disaksikan pemandangan spektakuler dari sudut

berbeda dengan yang bisa dilihat dari puncak tertinggi Rinjani.

Gunung Kondo saat ini sedang dalam proses untuk dikembangkan

jalur pendakiannya dan nantinya akan tersambung dengan jalur

pendakian Aik Berik. Selain itu rencana akan dibuka juga jalur dari

arah Joben menuju ke Gunung Kondo.61

c) Joben

Kawasan Joben merupakan salah satu tempat wisata yang

paling awal yang berkembang di TNGR. Daerah ini kaya akan sumber

air sehingga wisata berkembang memanfaatkan potensi tersebut. Air

Terjun Otak Kokok adalah daya tarik paling dikenal dengan

sekitarnya terdapat 20 sumber mata air. Selain itu ada Air Terjun

Ulem-ulem dan Kolam Pemandian yang dibangun oleh pemerintah

daerah. Masyarakat percaya bahwa mandi dengan sumber air dari

kawasan ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.62

d) Kawasan Hutan Perian


60
Ibid., hlm. 27.
61
Ibid.
62
Ibid., hlm. 28
53

Kegiatan wisata di kawasan ini baru saja berkembang dan sedang

didorong oleh pihah TNGR untuk menjadi salah satu wisata alternatif

selain jalur pendakian maupun kegiatan yang sudah ada. Di kawasan

ini dapat ditemukan daya tarik berupa Danau Biru, Air Terjun Tereng

Wilis, Air Tejun Tibu Terep dan Air Terjun Selak-Selak. Kawasan ini

masih satu kesatuan dengan wilayah Joben sehingga tidak

mengherankan kaya akan sumber air.63

e) Kembang Kuning

Terletak di sebelah timur Joben, Kembang Kuning masih

memiliki hutan dalam kondisi cukup bagus. Pengunjung dapat

berjalan kaki melalui jalan setapak melintasi hutan dengan pohon-

pohon besar sebelumtiba di Air Terjun Jeruk Manis (tinggi air terjun

17 m). Selain itu terdapat jalur pendakian ke Gunung Kukus namun di

sini merupakan hutan tanaman mahoni dan daerah terbuka. Dari

puncak dapat disaksikan pemandangan terbuka ke arah Gunung

Rinjani, Gunung Kondo dan Pulau Sumbawa. Renana pihak TNGR

akan menyambungkan jalur Air Terjun Jeruk Manis dengan Gunung

Kukus kemudian diteruskan ke air terjun lain yaitu Mayung Polak. 64

f) Propok

Daya tarik di sini berupa pemandangan indah pada savana dengan

latar belakang Gunung Rinjani. Satwa liar seperti rusa masih sering

muncul di sini, selain savana yang luas dan tenang yang sering

63
Ibid.
64
Ibid., hlm. 29.
54

digunakan sebagai tempat berkemah. Pihak TNGR rencananya akan

mengembangkan lokasi ini menjadi jalur jelajah alam (trekking) atau

area berkemah. Bersebelahan dengan Propok terdapat savana lain

yang sudah menjadi jalur bagi kegiatan wisata jelajah alam, bernama

kanji. Selain keindahan disini pengunjung dapat melihat atraksi

memanggil sapi. Setelah gempa tahun 2018 Propok Kembali di buka

namun jumlah pengunjung di batasi, pembatasan ini dilakukan untuk

memaksimalkan perbaikan fasilitas dan jalur pendakian yang rusak

akibat gempa. Pendapat peneliti ini di dukung oleh pernyataan

M.Akhwan selaku pengelola Sosial Media BTNGR yang mengatakan

“saat ini Propok sudah kita buka tapi jumlah pengunjung yang

datang hanya 50% dari jumlah pengunjung yang sudah ditentukan.

Kemarin kan ada 150 yang boleh lewat sana, sekarang jadi 75

orang.”65

g) Sebau

Tempat ini sudah di buka cukup lama sebagai daerah wisata

pemandian air panas. Air panas Sebau di percaya oleh masyarakat

dapat mengobati berbagai penyakit kulit (panu, kadas, kurap) dengan

cara berendam di dalamnya. Kandungan belerang yang cukup tinggi

sehingga bau belerang tersebut dapat tercium pada saat memasuki area

pemandian air panas.66

h) Bukit Telaga

65
M.akhwan, Wawancara, Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
66
Ibid., hlm. 30.
55

Bukit telaga adalah salah satu dari beberapa bukit di daerah

Sembalun. Namun bukit ini memiliki kelebihan yaitu merupakan

tempat yang sesuai bagi kegiatan paralayang dengan beberapa

keuntungan yaitu pencapaian relatif mudah, arah dan kecepatan angin

ideal selama periode cukup lama yaitu 8 bulan (Maret-Oktober). Saat

ini kegiatan paralayang sudah mulai berjalan dan sudah ada satu

kelompok pilot berlisensi lengkap dengan peralatan paralayang.67

i) Mangku Sakti

Aliran Sungai Kokok Putih dari Danau Segara Anak dalam

perjalanannya beberapa kali melintasi patahan-patahan dan air terjun.

Pada lereng bagian bawah di daerah tersebut di temukan beberapa air

terjun, dua diantaranya di daerah Mangku Sakti yaitu air terjun

Mangku Sakti dan Air Terjun Mangku Kode. Air terjun pertama

berukuran cukup besar dengan tinggi sekitar 40 m, sedangkan yang

kedua rendah hanya 5-10 m namun memiliki ngaral pendek yang

menarik. Air terjun ini dapat di jangkau dari dua arah yaitu Desa

Sajang Lombok Timur dan Desa Sambik Elen di Lombok Utara.

Kedua jalur ini tepat bertemu di kawasan air terjun.68

j) Santong

Kawasan Santong memiliki banyak potensi daya tarik wisata

namun belum tereksplorasi dengan baik. Di daerah ini terdapat jalur

67
Ibid.
68
Ibid., hlm. 31.
56

pendakian lama dari sisi utara dan ada bagian atas sebelum Plawangan

bertemu dengan jalur pendakian Senaru. Selain itu kawasan Santong

memiliki beberapa air terjun indah, di antaranya Tiu Umbak dan Tiu

Laga. Kondisi hutan masih baik ditumbuhi pohon-pohon besar dan

peluang untuk melihat satwa liar.69

11. Visi

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani selaku pengelola

kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dalam menjalankan program

dan kegiatan-kegiatannya mempunyai tujuan jangka panjang atau yang

disebut juga dengan visi.

Visi balai Balai Taman Nasional Gunung Rinjani adalah

“Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai pusat konservasi in situ flora

dan fauna khas Nusa Tenggara dan destinasi ekowisata dunia”, dimana

visi ini yang akan menjadi ruh dalam melaksanakan program dan

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

12. Misi

Guna mengimplementasikan visi yang akan dicapai dalam

pengelolaan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani memiliki 3 misi penting diantaranya yaitu :

1. Meningkatkan perlindungan dan plestarian flora, fauna yang khas

beserta ekosistemnya serta situs budaya untuk penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan

rekreasi.
69
Ibid.
57

2. Meningkatkan pengawetan keanekaragaman jenis dan pemanfaatan

secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya untuk

kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan serta

menunjang budidaya untuk pembangunan daerah.

3. Meningkatkan pengelolaan ekowisata di TNGR yang aman dan

nyaman bagi pengunjung.

Untuk menjalankan misi yang penulis sebutkan di atas, Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani telah menetapkan 8 program, diantaranya :

1. Meningkatkan peran TNGR dalam pengembangan ekoturisme yang

bertaraf internasional melalui pemberdayaan masyarakat.

2. Memadukan pengelolaan TNGR dengan pembangunan daerah dan

nasional.

3. Mempertahankan keutuhan kawasan, fungsi hidrologi, keseimbangan

ekologi, kesuburan tanah, kestabilan iklim mikro.

4. Mempertahankan keanekaragaman hayati TNGR baik dalam bentuk

keanekaragaman genetik, spesies maupun ekosistem.

5. Meningkatkan upaya penelitian sumberdaya alam TNGR dan sosial

budaya masyarakat sekitar.

6. Meningkatkan upaya pendidikan konservasi di lingkungan TNGR

dalam rangka meningkatkan kesadaran, pengetahuan, apresiasi dan

partisipasi masyarakat terhadap konservasi dan sumberdaya alam.

7. Meningkatkan peran TNGR dalam menunjang budidaya tumbuhan

dan satwa melalui pembinaan daerah penyangga.


58

8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TNGR

melalui optimalisasi pemanfaatan pariwisata alam.

B. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dari Tahun ke

Tahun untuk meningkatkan jumlah pengunjung Sebelum Gempa

Lombok.

Untuk menjawab Rumusan Masalah peneliti terkait dengan Strategi Humas

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dari tahun ke tahun untuk

meningkatkan jumlah pengujung Sebelum gempa di Lombok, peneliti

melakukan observasi dan wawancara kepada Humas BTNGR. Sehingga

peneliti mendapatkan data tambahan berupa dokumen, informasi dan SK

yang terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Adapaun Strategi yang dilakukan Humas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani sebelum gempa yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Mengadakan Event dan Pameran

Pada tahun 2015 hingga 2018 BTNGR melakukan promosi wisata

dengan mengadakan acara event di dalam dan luar Pulau Lombok.

Seperti event Spot Tourism Rinjani 100 yang diikuti oleh peserta dari 24

negara. Selain itu di awal tahun 2017 Dinas Pariwisata Nusa Tenggara

Barat bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

mengadakan event “Wisata Halal dan “Geopark Rinjani Lombok” guna

meningkatkan daya tarik wisatawan.

Dari pernyataan di atas di dukung oleh pendapat Pak Mulkan

Hamid, S.P selaku Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu :
59

“sebelum gempa kita banyak melakukan pameran-pameran dan

event di luar daerah seperti di Jakarta dan daerah lainnya, kita juga

menyebar pamplet, promosi melalui website resmi Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani. Media sosial juga kita gunakan untuk menyebarkan

informasi ke masyarakat baik itu informasi seputar kegiatan BTNGR

maupun kegiatan pendakian itu sendiri.” 70

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum

gempa melanda Lombok sepanjang bulan Agustus tahun 2018 Humas

BTNGR lebih banyak melakukan promosi melalui kegiatan pameran dan

event-event besar. Dari data yang peneliti temukan di lapangan bahwa

sepanjang tahun 2015 hingga 2017 jumlah wisatawan di Taman Nasional

Gunung Rinjani terus meningkat. Pada tahun 2015 jumlah pendapatan

BTNGR dari seluruh jalur pendakian yang mencakup pengunjung

wisatawan mancanegara, wisatawan nusantara dan hasil penyetoran

penelitian sebanyak Rp 4.478.545.000, sedangkan pada tahun 2016

sebesar Rp 5.085.995.000, dan pada tahun 2017 BTNGR

menyumbangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebanyak Rp

10.574.828.500. Menurut pernyataan Bapak Mulkan yaitu:

” pendapatan yang di hasilkan BTNGR tidak di alokasikan ke

APBD melainkan di serahkan langsung di Menteri Keuangan sehingga

menjadi sumbangan bagi PNBP”.71

70
Pak Mulkan Hamid, S.P, Wawancara, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
Mataram, 10 November 2020.
71
Ibid
60

Namun pada tahun 2018 hingga tahun 2019 BTNGR

mengalami jumlah penurunan pengunjung yang cukup drastis, penurunan

yang di alami hampir sebesar 70%. Pada tahun 2018 BTNGR

memberikan sumbangan PNBP sebesar Rp 6.222.678.000 sedangkan

pada tahun 2019 hanya sebanyak 3.934.548.000. Penemuan data ini

sebelumnya sudah peneliti paparkan pada latar belakang penelitian.

Penurunan ini diakibatkan oleh ditutupnya Gunung Rinjani sepanjang

Bulan Agustus hingga pertengahan Bulan November 2018. Pendakian

sempat di buka selama 1 Bulan namun akibat adanya pemulihan

ekosistem Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan mengantisipasi

adanya cuaca buruk, pada tanggal 28 Desember 2018 Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani memberikan Pengumuman dengan

Nomor :PG.2176/T.39/TU/KSA/12/2018 dengan pernyataan Gunung

Rinjani ditutup terhitung mulai tanggal 1 Januari 2019.

2. Melakukan Pelatihan pada Porter/Guide

Berdasarkan data dari Instagram Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani pada postingan 20 Maret 2018 BTNGR melakukan Pelatihan

Porter/Guide Senaru dan Sembalun yang dilakukan di Graha Ayu Hotel.

Pelatihan ini dilakukan guna untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang

berasal dari Mancanegara. Hal ini seperti yang di jelaskan oleh bapak
61

M.Akhwan Zulfayandi, S.Kom selaku pengelola Media Sosial Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani, mengatakan :

“untuk meningkatkan Jumlah wisatawan Mancanegara biasanya


kita bekerja sama dengan porter. Biasanya nanti porter ini yang akan
menyebarluaskan informasi seputar pendakian ke hotel-hotel atau
homestay. Nantinya porter ini akan mengurus kebutuhan para wisman
selama pendakian. Dan setiap daerah ada pusat informasi mengenai
porter, seperti di Lombok Tengah dan di Sembalun.” 72
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pendaki para porter

yang bertugas sudah terdata dan mereka merupakan anggota porter legal

yang sudah di resmikan oleh BTNGR. Hal ini sesuai dengan isi

pengumuman yang peneliti temukan di halaman Instagram resmi

BTNGR yang dikeluarkan pada tanggal 16 April 2018 dengan Nomor :

PG. 523/T.39/TU/KSA/04/2018 Tentang Pendataan dan Legalisasi

Pemandu Gunung Taman Nasional Gunung Rinjani. Pengumuman ini

menyatakan bahwa seluruh pemandu gunung (Porter/Guide) yang

menyediakan jasa pemanduan gunung di Kawasan Taman Nasional

Gunung Rinjani untuk menyerahkan foto diri setengah badan (pas foto

3x4) dan foto KTP/KK kepada forum Porter Guide Rinjani atau Kantor

Resort Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat. Data tersebut akan

digunakan sebagai data base pemandu Gunung Rinjani dan penerbitan

kartu anggota Forum Porter Guide Rinjani (KTA) sebagai bukti legalitas

pemandu gunung di Taman Nasional Gunung Rinjani. Pendataan ini

dilakukan secara gratis. 73


72
M.akhwan, Wawancara, Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
73
BTN Gunung Rinjani (@gunungrinjani_nationalpark). 24 April 2018. Pengumuman
Tentang Pendataan dan Legalisasi Pemandu Gunung. Diakses melalui
https://www.instagram.com/p/Bh79uZPFXAn/?igshid=d8isi8du9b90, 23 November 2020
62

3. Legalisasi Trekking Organizer (TO)

Tidak hanya porter, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani juga

mengeluarkan kebijakan mengenai Legalisasi Trekking Organizer

sebagai langkah untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing yang

berkunjung ke pendakian Gunung Rinjani sebelum gempa Lombok.

Pernyataan peneliti tersebut sesuai dengan isi pengumuman yang di

keluarkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani pada 24 April

2018. Pengumuman ini peneliti temukan di halaman Instagram BTNGR

dengan Nomor SK S.602/T.39/TU/KSA/4/2018. SK tersebut berisi

tentang Trekking Organizer yang menjadi penerima surat yang harus

membayar iuran Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA).

Sebanyak 63 TO yang tersebar di wilayah Senaru, Sembalun dan

Senggigi yang menerima surat tersebut. Adanya kebijakan ini akan

membantu BTNGR memaksimalkan fungsi TO dalam mempromosikan

pendakian Gunung Rinjani.74pernyataan penulis tersebut di dukung oleh

pendapat M.Akhwan selaku Pengelola Media Sosial Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani.

“kalau buat ningkatin jumlah pngunjung Wisatawan Mancanegara


kita kerja sama dengan TO, TO itu singkatan dari Tracking Organizer
mbak. Di sana di sediakan paket pendakian, mereka sendiri yang
menawarkan ke tamu-tamu. TO ada di Senaru, Sembalun sama di
Loteng. Selain BTNGR, TO juga ikut berperan mbak.”75
4. Melakukan Program Rinjani Clean Up

74
BTN Gunung Rinjani (@gunungrinjani_nationalpark). 25 April 2018. Legalisasi Trekking
Organizer. https://www.instagram.com/p/BhKkPaIEOD/?igshid=17fae13ad24zt, 23 November 2020
75
M.akhwan, Wawancara, Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020.
63

Selain itu strategi yang di lakukan BTNGR untuk meningkatkan

jumlah pengunjung dengan cara melakukan kegiatan Rinjani Clean Up.

Kegiatan ini rutin dilakukan untuk mencegah penumpukan sampah di

pendakian Gunung Rinjani. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti

lakukan, BTNGR pernah melakukan Rinjani Clean Up pada 4 Mei 2018

dengan jumlah peserta 222 orang dan penanggung jawab kegiatan ini

adalah Domo Adventure Indonesia dengan total jumlah sampah yang di

bawah turun 393,5 kg.76

Dari apa yang peneliti lihat dan peneliti dengar beberapa

kebijakan yang di buat oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

sebelum Gempa ternyata masih banyak yang harus di benahi. Mulai dari

fasilitas dan banyaknya jumlah sampah di atas Gunung Rinjani. Hal ini

seperti yang di jelaskan oleh Nanang Agriyan salah satu pendaki yang

berasal dari Desa Saba, Kecamatan Janapria yang pernah mendaki

Gunung Rinjani pada tahun 2018, mengatakan :

“Menurut saya Balai Taman Nasional Gunung Rinjani belum


maksimal melakukan pengelolaan Pendakian Gunung Rinjani, kalau bisa
sebisanya pengelola Gunung Rinjani mengevaluasi jalur-jalur extrim agar
tidak membahayakan pendaki. 77“

Hal ini kembali di jelaskan oleh Nuzratun salah satu pecinta

alam yang pernah mendaki Gunung Rinjani pada tahun 2016 yang

berasal dari Dasan Kabulika, Desa Pringga Jurang Utara mengatakan :


76
BTN Gunung Rinjani (@gunungrinjani_nationalpark). 7 Mei 2018.
https://www.instagram.com/p/BieEVdAIFKX/?igshid=rygfy6uaamuf, 23 November 2020
77
Nanang Agriyan, Wawancara, Pendaki Gunung Rinjani Tahun 2018, Mataram, 23
November 2020
64

“perlu ada peningkatan mbak, apalagi pengelolaan di


lapangannya harus di benahi, salah satu contohnya masih banyak
sampah yang berserakan.” 78
Dari pernyataan dua narasumber diatas tentunya akan

berdampak buruk pada citra Lembaga Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani. Hasil wawancara tersebut juga menjelaskan bahwa Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani perlu membangun citra positif

kepada masyarakat agar nama baik Lembaga tetap terjaga dan

kepercayaan masyarakat terhadap Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani tidak berkurang.

C. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk

Memulihkan Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok

Pertumbuhan pesat pariwisata Rinjani membawa dampak baik posistif

maupun negatif. Dampak negatif menjadi sorotan selama delapan tahun

terakhir, berupa limbah sampah dan kotoran manusia pada jalur pendakian.

Meski didera masalah ini, tetapi sampai pada tahun 2018, jumlah pengunjung

tetap banyak, menunjukkan daya tarik Rinjani telah begitu kuat di mata

wisatawan. Ketika gempa Lombok pada bulan Juli-Agustus 2018

menghancurkan sebagian infrastruktur pariwisata pada jalur-jalur pendakian

di Rinjani dan membutuhkan waktu untuk memulihkannya, desakan untuk

segera membuka kembali kegiatan wisata sedemikian tinggi. Tidak bisa

dibantah bahwa Rinjani sudah menjadi bagian penting dalam pariwisata Pulau

78
Nuzratun, Wawancara, Pendaki Gunung Rinjani tahun 2016, Mataram, 23 November
2020
65

Lombok. Kepulihan Pulau Lombok dari gempa harus ditandai dengan

dibukanya kembali jalur pendakian di Rinjani.

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa wisata pendakian gunung

merupakan daya tarik utama dari pariwisata di TNGR. Pemulihan wisata

pendakian akibat kehancuran saat gempa harus merupakan prioritas utama

dengan pertimbangan: Gunung Rinjani telah menjadi ikon wisata Pulau

Lombok, Tingkat kunjungan wisatawan tertinggi di Gunung Rinjani/TNGR

ada pada wisata pendakian, terutama jalur pendakian Sembalun Plawangan.

Saat ini TNGR memiliki 4 jalur pendakian wisata dan satu jalur

pendakian budaya. Saat ini baru satu jalur yang dibuka lagi setelah gempa

yaitu Aik Berik, dengan pertimbangan kerusakan yang terjadi paling minim di

antara jalur lain. Akan tetapi prioritas pemulihan sebaiknya ada pada jalur

paling populer dan berdampak luas yaitu Senaru dan Sembalun. Jalur-jalur

pendakian lainnya akan menyusul setelah ini, dengan mengembangkan tema

pada masing-masing jalur berdasarkan keunikan yang dimiliki. Untuk

memulihkan kembali citra wisata pendakian Gunung Rinjani pasca Gempa

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan berbagai strategi di

antaranya sebagai berikut :

1. Memperbaiki fasilitas yang rusak di beberapa jalur pendakian

Sejak Gempa berkekuatan 7,0 SR pada hari Minggu 29 Juli 2018

mengguncang Pulau Lombok, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Resmi

menutup jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terhitung mulai

tanggal 29 Juli 2018 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Berdasarkan
66

pengamatan peneliti akibat gempa tersebut terjadi kerusakan Fasilitas di

beberapa jalur pendakian, seperti di jalur Senaru dan Sembalun. Fasilitas

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dalam menentukan keberhasilan

aktivitas Public Relations di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Jika

fasilitas di lapangan kurang memadai maka citra Humas Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani akan buruk di hadapan khalayak. Sarana dan

prasaranan di setiap jalur pendakian Gunung Rinjani saat ini masih dalam

proses perbaikan, karena banyaknya fasilitas yang rusak akibat gempa.

Berdasarkan apa yang peneliti lihat dan peneliti dengar saat ini Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani sangat memprioritaskan kenyamanan dan

keamanan para pendaki. Pendapat peneliti ini di dukung oleh pernyataan Pak

Mulkan Hamid selaku Ketua Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,

yaitu :

“Strategi pertama, karena banyak fasilitas-fasilitas yang rusak kita


perbaiki dulu fasilitas-fasilitasnya, mulai dari jalurnya karena ada jalur yang
belum bisa di lewati seperti Senaru kan, ada pemasangan relling, pemasangan
tangga disitu.”79

Hal ini juga di dukung oleh pendapat pak M.Akhwan, yang

mengatakan :

“Di jalur Senaru ada ini, lagi di buat tangga buat turun ke danau,
pemasangan relling sudah 90%, di jalur Sembalun pernah di buatin jembatan
dan sudah bisa dilewati sekarang. Selain itu kan ada perubahan jalur dari pos
4 Sembalun ke Pelawangan kiri dikit sama di setiap pos dibangun, pos
Sembalun, Senaru dulu kan kena gempa posnya di ganti bangunan baru
soalnya rusak parah.”80

79
Mulkan Hamid, S.P, Wawancara, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
Mataram, 10 November 2020.
80
M.akhwan, Wawancara, Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
67

Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengedepankan keamanan dan

kenyaman para pendaki. Dengan adanya perbaikan fasilitas sarana dan

prasarana pastinya akan membuat pendaki merasa aman dan tidak khawatir

terjadi kecelakaan saat melakukan pendakian.

2. Menerapkan sistem kuota dan membatasi lama kunjungan

Selain memperbaiki fasilitas yang rusak dari pengamatan peneliti

bahwa Balai Taman Nasional Gunung Rinjani juga melakukan pembatasan

jumlah pengunjung, pembatasan jumlah pengunjung ini dilakukan untuk

memaksimalkan perbaikan fasilitas yang rusak. Selain itu Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani tidak hanya bertujuan untuk mendatangkan banyak

pengunjung melainkan sesuai dengan visi misi lembaga, BTNGR ingin

mewujudkan wisata yang menjaga keberlangsungan hidup Ekosistem di

Taman Nasional Gunung Rinjani agar tetap menjadi wisata yang

berkelanjutan yang bisa di nikmati oleh generasi mendatang. Pendapat

peneliti ini di dukung oleh pernyataan pak Mulkan Hamid Selaku Humas

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, yaitu :

“karena sudah ditentukan jumlah kunjungannya, yang boleh naik yang


sistem kuota itu, kita lebih banyak mengedukasi kepada pengunjung. Kita
tidak bisa meningkatkan jumlah pengunjung karena kuota yang di kasih,
sehingga kita ya kuotanya sudah cukup jadi di batasi jumlah pengunjung.
Sebenarnya peminat itu banyak, sekarang kan hanya 75 orang sehari yang
boleh naik di jalur Sembalun. Pembatasan itu alasannya karena perbaikan
fasilitas dan covid-19. Pada tahun 2019 kita kan sudah melakukan
perhitungan daya dukung dan daya tampung kawasan, kita menghitung
berapa sih jumlah kawasan itu menerima pengunjung atau pendaki sehingga
wisata ini tetap berlanjut dan sustinable, agar kedepannya tidak rusak dengan
jumlah pengunjungan yang kita dapatkan itu kemarin untuk wilayah Senaru,
68

Sembalun itu hanya 150 orang perhari yang kita berikan setelah itu tidak akan
ada lagi penambahan.”81

Dari pernyataan di atas peneliti dapat simpulkan bahwa walaupun

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani tidak melakukan promosi untuk

meningkatkan jumlah pengunjung, banyak masyarakat yang ingin mendaki

Gunung Rinjani karena keindahan alam yang dimiliki. Tapi untuk mencegah

terjadinya kerusakan Sumber Daya Alam Taman Nasional Gunung Rinjani,

dan bertambahnya jumlah sampah serta adanya penyebaran baru Covid-19

kuota pendaki di 4 jalur resmi seperti di Sembalun, Senaru, Aik Berik dan

Timbanuh di batasi.

Bapak Mulkan Hamid juga mempertegas pendapat peneliti di atas dengan

mengatakan :

“ kalau sekarang kita ingin wisata ini menjadi wisata berkelanjutan,


artinya kita tidak mengejar jumlah orang tetapi yang ada di situ adalah orang-
orang yang memang mencintai alam dan ingin memelihara alam. Makaknya
jumlah yang kita tetapkan itu 150 ya untuk itu, beda dengan tempat wisata
lain mereka kan sebanyak apapun pengunjung kan tidak masalah kalau kita
kan karena ada sistem perlindungan yang harus kita jaga, dan pengunjung di
edukasi perlu dilihat daya dukung dan daya tampungnya. Persediaan airnya
bagaimana, kerusakan kawasannya bagaimana. Jadi lebih baik kita
mengedukasi orang dengan jumlah yang sedikit dari pada sebanyak-
banyaknya kita menarik orang tapi merusak nantikan kalau udah rusak gak
ada yang datang. Apalagi sekarang air gak ada di atas itu semenjak gempa
untuk minumnya, kenyamanan sudah hilang. Kalau kita paksa datang banyak-
banyak kasian mereka yang mendaki gak ada air, dulu mbak sebelum gempa
itu bisa 1.000 orang perhari mampu dia air itu untuk melayani 1.000 orang
sekarang 10 orang aja gak mampu.”82
Dari hasil wawancara tersebut bisa disimpulkan bahwa Wisata Alam

Gunung Rinjani merupakan wisata alam berkelanjutan karena banyak

ekosistem yang harus di lestarikan. Seperti data yang peneliti peroleh bahwa
81
Mulkan Hamid, S.P, Wawancara, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
Mataram, 10 November 2020
82
Ibid, Wawancara, 10 November 2020
69

Taman Wisata Alam Gunung Rinjani merupakan Kawasan Wisata Alam yang

mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sehingga perlu di jaga.

3. Bekerja sama dengan TO (Trekking Organizer), Porter dan Pemandu

Wisata Lainnya

Selanjutnya untuk melakukan pemasaran dan promosi Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani di bantu oleh TO (Trekking Organizer), Pemandu

Wisata, Porter, Jasa Penginapan dan Jasa Perjalanan Wisata ( Travel Agent

and Tour Operator). Jenis-jenis usaha yang melakukan pemasaran dapat di

lihat pada tabel di bawah ini :

Gambar 2.2 Diagram Jasa Usaha Pariwisata di TNGR dan sekitarnya.


Sumber data olahan, 2018.
70

Dari hasil observasi peneliti menemukan data terkait dengan

pemasaran atau promosi Taman Nasional Gunung Rinjani melalui Masterplan

Pengembangan Pariwisata Taman Nasional Gunung Rinjani tahun 2019-

2024. Dari data tesebut peneliti menemukan bahwa kegiatan pemasaran

TNGR hampir sepenuhnya dilakukan oleh para pelaku wisata. TO dan Tour

Operator membuat produk-produk paket pendakian dan soft trekking.

Penjualan mereka lakukan sendiri melalui internet, media sosial atau kerja

sama dengan tour operator mancanegara. Cara penjualan seperti ini berjalan

baik sehingga menambah jumlah pengunjung Pasca Gempa. Harga jual

normal paket pendakian minimal adalah 1,6 sampai 1,8 juta/ orang dan harga

atas bisa bervariasi bahkan bisa mencapai 3-4 juta/orang tergantung tingkat

pelayanan yang diberikan. Sedangkan untuk tiket masuk ke Taman Nasional

Gunung Rinjani yang menjadi kas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sudah di berlakukan sesuai dengan PP 12 Tahun 2004, sebesar Rp 150.000

perhari untuk wisatawan mancanegara dan Rp 5.000 perhari untuk wisatawan

nusantara. Hal ini senada dengan yang di jelaskan oleh pak M.Akhwan yaitu :

“kalau tiket wisatawan nusantara sama wisatawan beda kalau


wisatawan nusantara Rp. 5.000 perhari, kalau bule Rp 150.000, itu kan di atur
di semua taman nasional bukan Cuma di Rinjani.” 83

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Meskipun pelaku usaha adalah

pihak ketiga semua, bukan berarti BTNGR tidak punya tanggung jawab

dalam hal ini. Para pelaku turut menentukan kualitas pariwisata alam di

TNGR, pada akhirnya akan membentuk citra BTNGR, karena kegiatan

83
M.akhwan, Pengelola Sosial Media BTNGR, Wawancara tanggal 20 November
2020
71

mereka dilakukan dalam kawasan. Oleh karena itu pihak BTNGR mau tidak

mau harus turut memperhatikan perkembangan para pelaku dan memberikan

bimbingan bila diperlukan agar dapat memenuhi aturan-aturan yang ada.

4. Mengelola Pengunjung

Dari apa yang peneliti amati selanjutnya strategi yang dilakukan oleh

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani adalah mengelola pengunjung.

Pengelolaan pengunjung di TNGR dalam beberapa tahun ini mengalami

kemajuan cukup pesat. Sejak dijadikan role model kawasan konservasi untuk

manajemen pendakian. Namun peneliti melihat ada beberapa masalah yang

teridentifikasi dalam pengelolaan pendakian di antaranya adalah: (1) belum

adanya Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pendakian Gunung Rinjani,

(2) belum adanya Standar Kompetensi bagi Pemandu Gunung, (3) adanya

beberapa Trek Operator (TO) yang belum memiliki ijin IUPJWA, (4) belum

adanya sarana dan prasarana yang optimal, (5) belum adanya Breffing Room

yang menjelaskan tentang potensi Taman Nasional Gunung Rinjani do and

don’t (apa yang dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan), dan belum

adanya sistem pengelolaan sampah yang memadai. Permasalahan yang

peneliti lihat tersebut berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa

pendaki, salah satunya Syukron Yunanda pendaki asal Langko Lombok Barat

mengatakan :

“pengelolaan Pendakian Gunung Rinjani udah maksimal tapi masih


ada kekurangan kayak perbaiki jalan yang rusak dan menambah alat bantu
dalam pendakian.”84

84
Syukron Yunanda, Wawancara, Pendaki Asal Langko Lombok Barat, Mataram, 23
November 2020
72

Hal serupa juga disampaikan oleh Mahdan Purnawan salah satu

pendaki dari Lombok barat, mengatakan :

“menurut saya pengelolaannya belum cukup maksimal karena masih


ada aja di atas Rinjani yang membuang sampah sembarangan dan belum
adanya ketegasan yang membuat jera para pelaku yang membuang sampah
sembarangan, pengelolaannya harus di benahi, agar memberikan kesadaran
bagi pendaki untuk menjaga alam dengan baik.”85

Hal serupa juga di sampaikan oleh Budillah pendaki asal Kelurahan

Bugis Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat mengatakan :

“pengelolaannya belum maksimal masih ada jalur yang sangat rawan


kecelakaan tapi tidak ada tanda peringatan, selain itu pengawasan terhadap
pengunjung yang membuang sampah sembarangan juga perlu di benahi.”86

Di sisi lain ada yang mengatakan bahwa Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani sudah maksimal melakukan perbaikan sarana prasarana

pasca gempa hanya saja masalah sampah menjadi persoalan yang sangat

mengganggu kenyamanan para pendaki. Seperti yang peneliti dengar dari

pernyataan seorang pendaki Hardian Hidayat yang berasal dari Labuapi

Lombok Barat :

“saya tertarik ke Rinjani karena pemandangannya yang sangat indah,


kalau soal pengelolaan sudah maksimal karena peraturannya berjalan sesuai
prosedur dan pelayannya sangat sesuai sama apa yang kita harapkan, yang
harus di benahi cuma masalah sampah aja si.”87
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Thoriq Zayadi pendaki asal

selong, mengatakan :

“sejauh ini pengelolaanya sudah cukup maksimal, baik dari


sosialisasinya, perbaikan sarana prasarana pada area pendakian juga sudah di
benahi walaupun masih dalam proses. Selain itu jalur-jalur trek yang extrim
85
Mahdan Purnawan, Wawancara, Pendaki asal Lombok Barat, Mataram, 23 November
2020
86
Budillah, Wawancara, Pendaki asal Kelurahan Bugis, Kecamatan Taliwang, Sumbawa
Barat, Mataram, 23 November 2020
87
Hardian Hidayat, Wawancara, Pendaki asal Labuapi Lombok Barat, Mataram 23
November 2020
73

butuh pengamanan lebih seperti pegangan pada jalur tebing minimal


menggunakan webbing.”88

Begitupun dengan Sopian Hadi pendaki asal Bungambar Desa

Bungtiang, Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur mengatakan hal yang

sama:

“pengelolaannya sudah maksimal mbak, saya liat peraturan pendakian


itu tetap diterapkan dan harus di ikuti oleh pendaki. Dan yang perlu di benahi
itu mengelola sumber mata air agar tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh
anak-anak dan cucu kita semua sama masalah sampah harus tetap
diperhatikan.”89

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

strategi yang dilakukan Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sudah

cukup maksimal hanya saja ada beberapa kebijakan yang perlu dibenahi

terutama masalah pengelolahan sampah. Citra baik juga sudah di bangun oleh

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di lihat dari respon positif para

pendaki atas perbaikan sarana prasarana pendakian yang sudah maksimal.

Tentunya ini merupakan suatu pencapaian yang harus di pertahankan oleh

seorang Public Relations/ Humas agar citra lembaga tetap baik di hadapan

publik.

Dari permasalah yang peneliti jabarkan di atas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani telah membuat rencana pengelolaan pengunjung sejak tahun

2017 dengan pendekatan pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Pengelolaan Pengunjung Wisata Pendakian Gunung Rinjani

Program Kegiatan Pelaksanaan Keterangan

88
Thoriq Zayadi, Wawancara, pendaki asal Selong, Mataram, 23 November 2020
89
Sopian Hadi, Wawancara, pendaki asal Bungambar Desa Bungtiang, Sakra Barat, Lombok
Timur, Mataram, 25 November 2020
74

Trekking Sudah berjalan 2017 Pemasangan


monitoring
Intelligent CCTV
System
Visitor
Online booking Sedang diuji coba
Safety Jalur Aik Berik
dengan akhir
Manageme
sistem kuota 2018
nt System
Tracker finder Belum berjalan
sistem
Penerbitan IUPJWA Sudah berjalan
90 ijin telah
Trek dikeluarkan
Legalisasi
dan Organizer
Kompeten
si Pelaku Penerbitan Kartu 449 KTA
Usaha Jasa Tanda Anggota Sudah berjalan Pemandu
Wisata Pemandu dan Gunung
Porter 1.157 KTA
porter

188 pemandu
Sudah berjalan
Bimtek dan lulus sertifikasi
Sertifikasi 327 porter
terlatih

SOP pendakian Akhir 2018


Standar SOP evakuasi Akhir 2018
Pelayanan bencana
Toilet dan air bersih Baru beberapa Bantuan dari
pihak luar
Asuransi Belum
pengunjung,
pemadu dan porter
Sistem packit in and Ujicoba akhir 2018 Uji coba di Aik
Pengelolaan
pack it out Berik
Limbah

Sumber : Data Olahan BTNGR 2018

Sedangkan untuk pengelolaan sampah dan kotoran manusia dari apa

yang peneliti lihat dan apa yang peneliti dengar Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan cara


75

melakukan Clean Up yang bekerja sama dengan berbagai pihak. Walaupun

kegiatan Clean Up ini tidak terlalu membuahkan hasil Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani terus melakukan perencanaan dan mencari solusi mengenai

permasalahan ini. pembahasan sampah ini sering di bahas dalam seminar,

workshop dan terakhir pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

menyusun masterplan pengelolaan sampah Taman Nasional Gunung Rinjani

(TNGR) 2018-2023. Pada masterplan tersebut dijelaskan bagaimana cara

penanganan sampah dan limbah kotoran manusia seperti mengurangi jumlah

sampah yang masuk ke TNGR dengan pembatasan pada jenis-jenis kemasan

satu kali pakai dan harus di ganti dengan wadah yang bisa digunakan

berulang, penerapan chek in and check out agar sampah yang masuk di bawa

kembali oleh pengunjung, penanganan limbah kotoran manusia dengan cara

menggunakan toilet basah dan kering. Kemudian diimplementasikan dengan

cara bekerja sama dengan pelaku wisata dan lembaga lainya dalam

penanganan sampah yang sudah berada di bawah kemudian bekerja sama

dengan pemerintah daerah untuk menangani sampah yang sudah keluar dari

kawasan TNGR. Selain itu dari hasil pengamatan peneliti Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani juga melakukan pembatasan kuota jumlah

pengunjung serta membatasi lama kunjungan untuk menangani masalah

sampah dan juga penyebaran covid-19. Hal ini di jelaskan oleh bapak M.

Akhwan :

“ pengurangan kuota ini untuk kontrol sampah mbak, itu juga aturan
dari pemerintah pusat karena pandemi juga kuotanya di perbolehkan 30%
waktu tanggal 22 Agustus 2020 waktu pertama kali di buka dan kemarin-
kemarin tanggal 16 November itu sudah 50%. Dulu kan sempat vakum gara-
76

gara gempa di setiap jalur kan ada namanya daya tampung mbak sama daya
dukung jadi di Rinjani itu kuota normalnya itu di lihat dari daya tampung dan
daya dukung setiap jalur. Kalau sembalun itu 150, Senaru 150 , Aik Berik itu
100 Timbanuh 100, jadi 30% dari 150 45 kan, pertama 45 sekarang 75 orang
di naikin 50% di lihat dari daya dukungnya. Namanya jalur di lewatin mbak
pasti bakalan berubah kontur tanahnya, paling pentingnya sih buat penganan
sampah sama pandemi kemarin, kan untuk mengurangi kerumunan.”90

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

setiap tahun jumlah pendakian di TNGR terus meningkat tetapi peningkatan

jumlah pengunjung ini bukan hanya berdampak positif terhadap kesejahteraan

masyarakat tetapi juga berdampak negatif terhadap ekosistem kawasan

Taman Nasional Gunung Rinjani. Dampak negatif tersebut terjadi di

sepanjang kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Dampak negatif

tersebut diantaranya berupa sampah pendaki, terjadinya pengikisan tanah

hingga erosi dan mati/rusaknya pohon-pohon. Sehingga pengurangan kuota

dan pengurangan lama berkunjung merupakan salah satu solusi dari masalah

ini.

5. Menerbitkan Program E-Rinjani

Dari hasil observasi peneliti, peneliti juga menemukan data bahwa

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani membuat kebijakan baru pasca

Gempa Lombok yaitu menerbitkan program E-Rinjani. E-Rinjani ini

merupakan sistem boking tiket online yang memberikan kemudahan bagi

pengunjung untuk membeli tiket masuk dan membayar secara online serta

pengunjung bisa merencanakan secara lebih mudah pendakiannya dengan


90
M.akhwan, Wawancara, Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
77

sistem online, selain itu E-Rinjani juga memiliki fitur PPOB yan bisa

digunakan untuk membayar tagihan listrik, membeli pulsa dan sebagainya.

Selain membuat aplikasi E-Rinjani Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

juga membuka jalur baru yaitu jalur pendakian Aikberik pada bulan

November 2018.

Gambar 2.3 Aplikasi Sistem Boking Online E-Rinjani.


Sumber data, FB dan Website Resmi BTNGR.
Jalur pendakian Aikberik ini sebagai persiapan untuk membuka jalur

alternatif pendakian Gunung Rinjani yang selama ini ditutup karena dampak

dari gempa yang melanda Pulau Lombok yang mengakibatkan jalur

pendakian Senaru dan Sembalun rusak parah dan membahayakan untuk

dilalui pendaki. Data yang peneliti temukan ini di perjelas oleh pak

M.Akhwan yaitu:

“pertama itu di akhir tahun 2018 kita buka waktu pembukaan jalur di
Aikberik sudah di terapin E-Rinjani, iya setelah gempa. E-Rinjani itu untuk
pemesanan tiket secara online jadi boking lah gitu, jadi orang-orang yang
mau memboking tiket jauh-jauh hari bisa jadi gak harus ke lokasi kantornya
langsung dan itu juga lebih aman karena kan tidak megang uang cash gitu kan
jadi uangnya langsung di transfer calon pendakinya. Pendaki juga lebih
78

gampang, pakai sistem kuota kan sekarang jalurnya jadi melalui E-Rinjani
bisa ngeliat kuota di tanggal ini berapa sih kalau misalkan full bisa pindah ke
hari yang lain atau jalur yang lain itu untuk memudahkan. Selain dari sisi
pendakinya kita juga bisa lebih gampang melihat pendaki yang sudah naik
dan belum check out bisa kita liat disitu, monitoring pendakian lebih
gampang .”91

Hal yang sama juga dijelaskan oleh pak Mulkan Hamid, yaitu :

“kita sudah pakai E-Rinjani dek, jadi kalau mereka tidak mendaftar di
E-Rinjani gak bisa mereka naik, E-Rinjani itu seperti Traveloka mereka
boking dan bayar langsung di sana tinggal bawa bukti tinggal d scan baru bisa
naik, kalau gk di scan gak bisa naik.92

6. Memberikan Pemberdayaan Kepada Masyarakat

Menurut apa yang peniliti lihat dan apa yang peneliti dengar bahwa

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani tidak hanya aktif melakukan

promosi dan mengelola sosial media namun juga memberikan pemberdayaan

kepada masyarakat. Pemberdayaan itu dilakukan untuk membangun

hubungan baik dengan masyarakat di sekitar Gunung Rinjani. hal ini di

sampaikan oleh pak Mulkan Hamid saat di wawancara, yaitu :

“kita juga banyak kegiatan bukan hanya wisata ada kegiatan-kegiatan


lain seperti di pemerdayaan masyarakat di situ kita sharing pengamanan,
kegiatan pembinaan. Sebagai Humas kita menyampaikan apa yang sudah kita
kerjakan pada masyarakat, kita menyampaikan bahwa TNGR itu tidak hanya
bergerak di bidang wisata tapi juga ada kepedulian pada masyarakat lainnya
seperti pemberdayaan masyarakat, memberikan bantuan, pembinaan
kemudian di dalam kawasan itu sendiri ada perlindungan kawasan dengan
patroli, perlindungan habitat satwa. Kita itu ada 3 prinsip perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan. Perlindungan ini seperti patroli kawasan oleh
polisi hutan, kalau pengawetan ini ada kegiatan sosialisasi, ada pemanfaatan
wisata selain wisata ada juga pemanfaatan habitat HHBK (hasil hutan bukan
kayu). Itu artinya masyarakat di perbolehkan masuk kawasan mengambil
seperti rumput, ada buah-buahan di dalam kawasan di perbolehkan juga asal
jangan kayunya.”93

91
M.akhwan, Wawancara , Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
92
Mulkan Hamid, S.P, Wawancara, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
Mataram, 10 November 2020.
93
Ibid, Wawancara 10 November 2020
79

Dalam kegiatan HHBK tersebut Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, seperti kelompok

masyarakat tani Montong Jinatri dan Kelompok Wakul Lani. Kerjasama

tersebut dilakukan untuk menguatkan fungsi kawasan pelestarian alam berupa

hasil hutan bukan kayu (HHBK) di zona resort Senaru BTNGR. Tujuan di

lakukan kerjasama ini untuk meningkatkan perlindungan dan pengawetan

flora dan fauna serta pembinaan habitat dalam rangka mempertahankan

keberadaan populasi kehidupan liar dan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pemberian akses terhadap kawasan hutan.

7. Promosi Lewat Sosial Media

Menurut apa yang peneliti amati strategi selanjutnya yang dilakukan

oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani adalah melakukan sosialisasi dan

promosi melalui media sosial bahwa Wisata Alam Pendakian Gunung Rinjani

sudah aman untuk di daki. Media sosial adalah semua sarana yang digunakan

untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi kepada khalayak. Media

sangat dibutuhkan karena media dapat mempermudah dalam penyampaian

pesan dan mengatasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.

Penggunaan media dalam komunikasi akan lebih mudah untuk

menyampaikan dan mendapatkan suatu informasi. Penggunaan media di

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani tidak terfokus hanya pada satu

media saja, tapi menggunakan media yang beragam. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh pak M.Akhwan yaitu :


80

“kita menggunakan Facebook, Instagram dan Twitter mbak, di sana


kita mengupload pemandangan di Rinjani, Timbanuh dan Aikberik kerena
belum banyak yang tahu kita mengenalkan jalur baru yang lebih indah dari
jalur yang lain, dan jika ada infromasi terbaru mengenai pembukaan atau
penutupan jalur kita informasikan di sana.”94

Dan menurut hasil observasi peneliti dari ketiga media sosial tersebut

media instagramlah yang lebih banyak digunakan oleh pendaki untuk mncari

informasi terbaru mengenai Wisata Pendakian Gunung Rinjani. Data tersebut

merupakan hasil wawacara peneliti kepada 25 pendaki Gunung Rinjani.

Gambar 2.4 Hasil Wawancara Peneliti Mengenai Penggunaan Media


Sosial.
Sumber: Data Peneliti, 2020
Hal ini juga di perjelas oleh pak M.Akhwan, yaitu :

“lebih banyak followers yang di Instagram, memang yang paling


banyak itu di Instagram komunikasinya. Akun IG ini kita buat mulai dari
bulan Januari tahun 2018 sudah 2 tahun.”95
Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

media instagram merupakan media komunikasi yang paling banyak

digunakan oleh pendaki, sedangkan media lain seperti Facebook, Twitter dan

94
M.akhwan, Wawancara , Pengelola Sosial Media BTNGR, Mataram, 20 November 2020
95
Ibid, Wawancara, 20 November 2020
81

Website resmi BTNGR merupakan media alternatif. Ini menandakan bahwa

Instagram sangat efektif dalam mempromosikan Taman Nasional Gunung

Rinjani, jika pengelolaannya dilakukan dengan optimal maka instagram Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani akan semakin banyak di akses oleh

masyarakat. Saat ini Instagram Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

memiliki lebih dari 23.000 pengikut. Pengikutnya berasal dari berbagai

daerah dan negara.

Terkait upaya Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

membentuk citra objek wisata Pendakian Gunung Rinjani peneliti

memperoleh temuan bahwa website resmi Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani sudah dikelola untuk kepentingan publisitas TNGR. Hal ini juga

menurut peneliti mencerminkan kepatuhan Humas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani dalam melaksanakan pelayanan publik dengan menggunakan

perangkat teknologi atau yang umum dikenal dengan istilah elektronik

goverment.

8. Bekerjasama dengan Media dan Wisatawan

Dari hasil obeservasi peneliti, peneliti juga menemukan data bahwa

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan kerjasama dengan

beberapa Media Cetak dan Media Elektronik, Media cetak yang peneliti

maksud antaranya adalah TribunNews, CNN Indonesia, Antara News,

Kompas, Republika, Liputan 6, dan Suara NTB sedangkan Media Elektronik

yaitu Inews TV, Lombok TV, dan Radio RRI Mataram. Dari apa yang
82

peneliti lihat dan apa yang peneliti dengar bahwa Humas Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani tidak ada kontrak kerja dengan media-media

tersebut melainkan menjalin kerja sama yang dilakukan untuk menyebarkan

informasi tentang perkembangan Taman Nasional Gunung Rinjani. Selain itu

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani juga melakukan kerja sama dengan

para pecinta alam dengan cara mengadakan lomba Bloger Trip, Video dan

Fotografi di mana nantinya hasil karya tersebut akan di sebarkan di media

sosial para peserta sehingga membantu Humas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani melakukan promosi. Dari hasil observasi peneliti ini juga di

jelaskan oleh pak Mulkan Hamid, yaitu:

“jika secara formal atau aturan kita gak ada aturan tentang kerja sama
dengan media lain, tapi kita sering jika ada permasalahan kita hubungi media
kita sampaikan kepada mereka baik tentang wisata, kawasan misalnya seperti
ada blacklist kita sampaikan kepada media-media yang lain dan juga
misalkan ada kawasan ada penambahan kita sampaikan pengembangannya
bagaimana, keadaannya bagaimana tetap kita berhubungan juga,
relationshipnya ada tapi tidak secara formal tidak ada kegiatan perjanjian.”96
Pak Mulkan Hamid juga menambahkan :

“kita beberapa bulan yang lalu mengadakan lomba foto sama lomba
video itu juga salah satu sebagai bentuk promosi kita kepada peserta dan nanti
mereka juga yang menyebarkan ke Instagram mereka masing-masing itu
sebagai salah satu bentuk promosi. Dari lomba itu sebenarnya ada 2
keuntungan yang kita dapat, pertama kita dapat promosi gratis dari instagram
mereka, mereka kan punya followers dan yang kedua kita mendapatkan
materi dari video yang bisa kita share di sosmed kita.”97
Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menjalin hubungan baik

96
Mulkan Hamid, S.P, Wawancara, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
Mataram, 10 November 2020.
97
Ibid, Wawancara 10 November 2020
83

dengan wartawan dan media massa. Adanya kerjasama ini menentukan

keberhasilan publisitas public relations/humas BTNGR. Pesan yang dikirim

oleh public relations ke media massa (baik itu dalam bentuk news,

advertorial, maupun iklan), akan diberitakan oleh media massa atau tidak

sangat ditentukan oleh hubungan yang baik antara public relations dengan

media massa (baik dengan institusi medianya maupun dengan wartawannya.

Dari apa yang peneliti lihat dan apa yang peneliti dengar bahwa media

massa memiliki peran yang cukup besar dan memberitakan bahwa Gunung

Rinjani sudah aman untuk di daki, media massa juga di gunakan untuk

menginformasikan serta mempromosikan kembali wisata pendakian Gunung

Rinjani pasca gempa tahun 2018. Oleh karena itu semakin baik hubungan

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan media massa akan

semakin baik untuk kemajuan promosi TNGR.


84

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab sebelumnya peneliti telah memaparkan data-data dan

temuan peneliti, dalam bab ini selanjutnya peneliti akan membahas mengenai

hasil analisa peneliti sebagaimana yang terdapat dalam fokus penelitian. Untuk

lebih jelasnya peneliti akan menguraikan serta membahas satu persatu agar mudah

dipahami dan dimengerti.

A. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Sebelum

Gempa Lombok

1. Mengadakan Event dan Pameran

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan Pak

Mulkan Hamid selaku Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,

sebelum gempa banyak melakukan pameran-pameran dan event di dalam

maupun luar daerah seperti Jakarta dan daerah lainnya, selain itu Humas

BTNGR juga menyebarkan pamplet, promosi melalui website resmi

BTNGR dan juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi ke masyarakat mengenai kegiatan BTNGR maupun tentang

wisata pendakian Gunung Rinjani

Pada tahun 2015 hingga 2018 BTNGR melakukan promosi wisata

dengan mengadakan event di dalam dan luar Pulau Lombok. Seperti event

Spot Tourism Rinjani 100 yang diikuti oleh peserta dari 24 negara. Selain

itu di awal tahun 2017 Dinas Pariwisata NTB bekerja sama dengan
85

BTNGR mengadakan event “Wisata Halal dan “Geopark Rinjani

Lombok” guna meningkatkan daya tarik wisatawan.

Menurut kutlip, Center dan Broom dalam kutipat Rachmat

Kriyantono, Ph. D., pada skripsi Diana Setyawati, “Public Relations

adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan

hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang

mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.98

Sedangkan menurut Howard Bonham dalam Ida Suryani

berpendapat bahwa Public Relations suatu seni untuk menciptakan

pengertian public secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam

kepercayaan publik terhadap suatu organisasi. Menurut Frank Jefkins,

Public Relations adalah merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang

terencana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu organisasi

dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar

adanya saling pengertian. Sedangkan Gruning mengembangkan definisi

tersebut menjadi manajemen komunikasi antara organisasi dan

publiknya.99

Berdasarkan teori di atas strategi yang dilakukan Humas Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani yakni pengadaan event dan pameran

sudah sesuai dengan teori di atas. Karena Humas BTNGR dalam

melakukan tugas ke-PRan sudah dilakukan dengan baik. Humas BTNGR

98
Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahnakan Citra Halal Torism
di Syariah Hotel Solo, (Skipsi, IAIN Surakarta Fakultan Ushuluddin dan Dakwah 2017) di akses
pada tanggal 4 Desember 2019, hlm 19.
99
Hj. Ida Suryani Wijaya, Public Relations Sebagai Profesi,”Vol. XVI, No. 2, Juli 2014,
hlm 177.
86

menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways traffic

communications) dengan publik atau masyarakat melalui kegiatan promosi

dengan cara mengadakan event dan pameran. Kebijakan ini kemudian

akan menciptakan hubungan baik masyarakat dengan BTNGR, sehingga

pembentukan opini publik yang mengarah pada perubahan sikap positif

masyarakat berhasil di lakukan oleh Humas BTNGR.

2. Melakukan Pelatihan dan Legalisasi pada Porter/Guide

Berdarkan paparan data pada bab sebelumnya bahwa Humas

BTNGR melakukan pelatihan Porter/Guide Senaru dan Sembalun yang

dilakukan di Graha Ayu Hotel. Pelatihan ini dilakukan guna untuk

meningkatkan jumlah wisatawan yang berasal dari mancanegara.

Selain itu untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pendaki para

porter yang bertugas sudah terdata dan mereka merupakan anggota porter

legal yang sudah di resmikan oleh BTNGR. Legalisasi ini dilakukan untuk

mendata pemandu Gunung Rinjani sekaligus penerbitan kartu anggota

Forum Porter Rinjani (KTA) sebagai bukti legalisasi.

Menurut Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public

Relations dan Media Komunikasi bahwa Ahmad S. Adnanputra, M.A.,

m.s., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990),

mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana

(plan), (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu

fungsi dasar dari proses manajemen.100

100
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relations dan Media Komunikasi (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2007), hlm133.
87

Sedangkan menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Husein Umar

yang berjudul Desain Penelitian Manajemen Strategi menyatakan bahwa

“strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan

demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan

dimulai dari apa yang terjadi.”101

Dari paparan data yang peneliti temukan jika dikaitkan dengan

teori yang peneliti gunakan terdapat kesesuaian antara keduanya.

Kesesuaian ini di karenakan Humas BTNGR mengeluarkan kebijakan

yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan pengunjung melalui

pelatihan serta legalisasi Porter/Guide. Strategi yang dilakukan Humas

BTNGR juga menggunakan sistem berkelanjutan sehingga kebijakan

tersebut akan dilakukan secara terus menerus.

3. Legalisasi Trekking Organizer (TO)

Pada 24 April 2018 Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

mengeluarkan pengumuman tentang Legalisasi dan Pembayaran

(IUPJWA) Iuran Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam yang ditujukan

kepada 63 TO yang tersebar di wilayah Senaru, Sembalun dan Senggigi.

Pembayaran ini dilakukan karena Trekking Organizer yang tersebar di

seluruh pulau Lombok merupakan mitra kerja BTNGR dalam

mempromosikan Wisata Alam Pendakian Gunung Rinjani kepada

101
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010,
hlm 16.
88

wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Adanya kebijakan ini

akan memaksimalkan fungsi TO dalam Mempromosikan pendakian

Gunung Rinjani.

Seorang Public Relations harus menjaga hubungan baik dengan

semua pihak entah itu hubungan kedalam/ publik intern maupun hubungan

keluar/ publik ekstern untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Hubungan dengan public intern meliputi: hubungan dengan karyawan

(employee relations), dan hubungan dengan pemegang saham (stockholder

relations), sedangkan hubungan dengan public ekstern, meliputi:

pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah

(government), pers (press). 102

Menurut kutlip, Center dan Broom dalam kutipan Rachmat

Kriyantono, Ph. D, “public relations merupakan fungsi manajemen yang

membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat

antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau

kegagalan organisasi tersebut. 103

Berdasarkan paparan data yang peneliti temukan jika dikaitkan

dengan teori yang peneliti gunakan ada kesesuian antara teori dan temuan

peneliti. Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menjaga hubungan

baik dengan mitranya. Trekking Organizer merupakan stockholder

102
Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahnakan Citra Halal
Torism di Syariah Hotel Solo, (Skipsi, IAIN Surakarta Fakultan Ushuluddin dan Dakwah 2017) di
akses pada tanggal 4 Desember 2019, hlm 23-24
103
ibid, hlm 19.
89

relations Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, TO lah yang memiliki

jasa paling banyak dalam mempromosikan pendakian Gunung Rinjani.

Dalam melaksanakan fungsinya menjaga hubungan baik dengan public

ekstern sudah dilakukan oleh Humas BTNGR.

4. Mengadakan Program Rinjani Clean Up

Kegiatan Rinjani Clean Up rutin dilakukan untuk mencegah

penumpukan sampah di pendakian Gunung Rinjani. kebijakan ini

dilakukan karena banyak pendaki yang mengeluh akibat banyaknya

sampah di atas Gunung Rinjani. Adanya penumpukan sampah ini

membuat citra Wisata Pendakian Gunung Rinjani buruk. Pada bulam Mei

tahun 2018 pelaksanaan Rinjani Clean Up dilakukan sebanyak 222 peserta

yang di selenggarakan oleh Domo Adventure Indonesia dengan total

jumlah sampah yang dibawah turun 393,5 kg.

Citra adalah a picture of mind, yaitu gambaran yang ada di dalam

benak seseorang.104Citra adalah serangkaian kepercayaan yang

dihubungkan dengan sebuah gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari

pengalaman.105Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu

yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.106

Dari paparan data yang peneliti temukan jika di kaitkan dengan

teori citra maka terdapat kesesuaian antara paparan data dengan teori.

Beberapa pendaki beranggapan bahwa Rinjani adalah Gunung yang penuh


104
Syarifuddin S.Gassing, Public Relations (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2016), hlm 156.
105
Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta,
2008), hlm 55.
106
Soleh Soemirat, Dasar-dasar Public Relations (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2020),
hlm 114.
90

dengan sampah sehingga citra wisata pendakian Gunung Rinjani buruk di

mata masyarakat. Namun dengan adanya kebijakan Rinjani Clean Up,

Humas BTNGR ingin memperbaiki citra Pendakian Gunung Rinjani

menjadi Gunung yang bebas dari sampah. Peneliti menilai Humas BTNGR

berhasil memperbaiki citranya dimata masyarakat karena adanya

kebijakan-kebijakan yang mengajak pendaki untuk membawa turun

sampah yang sudah di bawa naik.

B. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk

Memulihkan Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa

Lombok.

1. Memperbaiki Fasilitas di Beberapa Jalur Pendakian

Berdasarkan paparan data yang peneliti temukan akibat gempa

Lombok 29 Juli 2018 yang berkekuatan 7,0 SR menyebabkan rusaknya

jalur pendakian di jalur Senaru dan Sembalun. Fasilitas merupakan

salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam menentukan

keberhasilan aktivitas public relations. Jika fasilitas kurang memadai

maka citra Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani akan buruk

di hadapan khalayak. Adapun fasilitas yang diperbaiki adalah

pembangunan pos baru, pembangunan jembatan di jalur Sembalun,

pemasangan relling dan tangga. Dengan adanya perbaikan sarana dan

prasarana pendakian tersebut membuat para pendaki merasa aman dan

nyaman.
91

Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus

mutlak tetang definisi dari PR/Humas, ketidak sepakatan tersebut

disebabkan oleh: pertama, beragamnya definisi public relations yang

telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional public

relations/humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadap

pengertian humas/public relations. Kedua, perbedaan latar belakang,

misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan

tinggi tersebut akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh

kalangan praktisi (Public Relations Practitioner). Dan ketiga, adanya

indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations

atau kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap

perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti

kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium

ketiga saat ini.107

Public Relations sebagai alat manajemen modern, maka secara

struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau

organisasi, artinya public relations bukanlah merupakan fungsi

terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut. Sejalan

dengan konsep public relations yang berkembang kini adalah konsep

yang menekankan pentingnya komunikasi dua arah, menurut Howard

Childs fungsi dasar public relations bukan untuk menampilkan

pandangan organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan

107
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm 16.
92

rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek

pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikasi

sosial.

Dari temuan data peneliti dengan teori yang peneliti gunakan

terdapat kesesuaian karena Humas tidak hanya bertugas untuk

menjalin kerja sama tetapi juga sebagai fasilitator. Tugas Humas Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani bersifat fleksibel karena fungsi

Humas BTNGR tidak terpisah dari fungsi lembaganya. Strategi

perbaikan sarana dan prasarana pendakian Gunung Rinjani pasca

gempa merupakan bentuk kebijakan humas mengedepankan

kepentingan publik khususnya kepentingan para pendaki.

2. Menerapkan Sistem Kuota dan Membatasi Lama Kunjungan

Pembatasan jumlah pengunjung dilakukan oleh Humas BTNGR untuk

memaksimalkan perbaikan fasilitas yang rusak akibat gempa. Selain

itu Humas BTNGR tidak hanya bertujuan untuk mendatangkan banyak

pengunjung melainkan untuk mewujudkan wisata berkelanjutan demi

menjaga keberlangsungan hidup ekosistem di TNGR agar bisa

dinikmati oleh generasi mendatang. Untuk mencegah kerusakan ini

humas BTNGR hanya mengizinkan 150 pendaki perhari di 4 jalur

resmi pendakian. Humas BTNGR melihat daya dukung dan daya

tampung, menurut keterangan Humas BTNGR saat di wawancara

mereka lebih baik mengedukasi jumlah pengunjung yang lebih sedikit

dari pada mendatangkan banyak orang tapi merusak alam.


93

Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Husein Umar yang

berjudul Desain Penelitian Manajamen Strategi menyatakan bahwa

“strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa

depan.108

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan

publiknya dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan

motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim

pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi.109

Berdasarkan hasil temuan peneliti dengan teori yang peneliti

gunakan terdapat kesesuaian. Penerapan sistem kuota dan adanya

batasan lama kunjungan merupakan bentuk strategi yang tepat

dilakukan oleh seorang Humas. Strategi ini dilakukan tentunya untuk

kebaikan pendaki, jika Gunung Rinjani dijaga secara bersama maka

keindahan ekosistemnya akan terjaga sehingga harapan pendaki di

masa mendatang untuk menikmati indahnya pemandangan gunung

rinjani tetap bisa di rasakan. Strategi di atas juga dilakukan Humas

108
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm 16
109
Wahid Faysal Hakim, Public Relation dan Media Relations, ( Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Komunikasi Dan
Informatika. 2013) di akses melalui https://eprints.ums.ac.id pada tanggal 6
Desember 2019, hlm 6.
94

BTNGR untuk mengedukasi serta memotivasi pendaki agar selalu

menjaga dan mencintai alam.

3. Bekerja sama dengan TO (Trekking Organizer), Porter dan

Pemandu Wisata Lainnya.

Dalam melakukan pemasaran dan promosi Humas BTNGR dibantu

oleh TO, Pemandu Wisata (Porter), Jasa Penginapan dan Jasa

Perjalanan Wisata (Travel Agent and Tour Operator). TO dan Tour

Operator membuat produk-produk paket pendakian dan soft trekking.

Penjualan dilakukan melalui internet, media sosial atau bekerja sama

dengan tour operator mancanegara. Harga jual normal paket pendakian

minimal adalah 1,6 sampai 1,8 juta/orang dan harga atas bisa

bervariasi bahkan bisa mencapai 3-4 juta/orang tergantung tingkat

pelayanan yang diberikan.

Seorang public relations harus menjaga hubungan baik dengan

semua pihak entah itu hubungan ke dalam/public intern maupun

hubungan keluar/public ekstern untuk mendapatkan keuntungan yang

diinginkan. Hubungan dengan public intern, meliputi: hubungan

dengan karyawan (employee relations), dan hubungan dengan

pemegang saham (stockholder relations), sedangkan hubungan dengan

public ekstern, meliputi : pelanggan (customer), khalayak sekitar

(community), instansi pemerintah (goverment), pers (press).110

110
Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahnakan Citra Halal
Torism di Syariah Hotel Solo, (Skipsi, IAIN Surakarta Fakultan Ushuluddin dan Dakwah 2017) di
akses pada tanggal 4 Desember 2019, hlm 23-24
95

Hubungan yang dilakukan public relations dengan publik umum

atau masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran

publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Misalnya

hubungan public relations dengan khalayak sekitar, hubungan dengan

pemerintah bahkan dengan pers. Hal ini dilakukan untuk membangun

identitas dan citra perusahaan yang positif.111

Berdasarkan hasil temuan peneliti dengan teori yang peneliti

gunakan terdapat kesesuaian. Kesesuaian ini dikarenakan hubungan

kerja yang dilakukan Humas BTNGR dengan TO, Porter, dan jasa

pelayanan wisata lainnya merupakan salah satu fungsi dari seorang

public relations/Humas. Fungsi ini dijalankan oleh Humas BTNGR

untuk mengenalkan pendakian Gunung Rinjani kepada dunia.

Meskipun pemasaran sebagaian besar dilakukan oleh TO dan

pelayanan wisata lain, BTNGR tetap menjadi penanggung jawab

utama dalam membentuk citra wisata Gunung Rinjani.

4. Mengelola pengunjung

Pengelolaan pengunjung di TNGR mengalami kemajuan cukup

pesat. Sejak dijadikan kawasan konservasi untuk manajemen

pendakian. Adapun bentuk pengelolaan yang dilakukan Humas

BTNGR adalah Trekking Monitoring System, Online Boking dengan

111
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relations dan Media Komunikasi (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2007), hlm 23.
96

sistem kuota, penerbitan IUPJWA Trekking Organizer, penerbitan

kartu tanda anggota pemandu dan porter, Bimtek dan Sertifikasi, SOP

pendakian, SOP evakuasi bencana, toilet dan air bersih dan

pengelolaan limbah.

Citra intansi di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola

pikir komunal pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Dengan

demikian, satu hal yang perlu dipahami berkaitan dengan proses

terbentuknya citra intansi adalah adanya persepsi yang berkembang

dalam benak publik terhadap realitas yang muncul dalam media.112

Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Dimana

citra perusahaan yang baik akan menjadi identitas atau kepribadian

perusahaan yang tidak mudah ditiru perusahaan lain sekaligus

melindungi perusahaan dari pesaing.

2. Menjadi perisai selama masa krisis. Perusahaan yang memiliki citra

yang baik dan kuat akan lebih mudah mendapatkan dukungan serta

manfaat dari masyarakat atas kesalahannya.

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal. Sebuah perusahaan/lembaga

dengan citra yang baik dan kuat akan mampu menarik, memotivasi

dan menahan eksekutif handal yang merupakan aset penting

penggerak roda perusahaan.

112
Silih Agung, Strategi Public Relations (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005), hlm 13.
97

4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran. Dengan citra yang

sudah terbentuk dengan baik, dalam menerjunkan produk baru di

pasar maka kegiatan melakukan strategi pemasaran tidak akan

sebesar saat belum adanya citra.

5. Penghemat biaya operasional. Sebuah perusahaan dengan citra

yang baik dan kuat akan membutuhkan biaya untuk

mempromosikan produk lebih sedikit atau lebih hemat

dibandingkan oleh perusahaan yang belum memiliki citra atau

bahkan belum dikenal konsumen/khalayak.113

Berdasarkan temuan peneliti dngan teori citra terdapat

kesesuaian. Humas BTNGR melakukan berbagai strategi dalam

mengelola pengunjung agar pendaki tetap merasa aman dan

nyaman. Strategi pengelolaan ini tentunya akan membentuk citra

positif BTNGR di mata publik. Karena adanya citra yang sudah di

bentuk mengenai Gunung Rinjani yang memiliki pemandangan

yang indah serta pelayanan dan pengelolaan yang baik membuat

wisatawan ingin datang mendaki kembali meski Lombok telah di

landa gempa.

Karena citra baik sudah di bentuk, Humas BTNGR tidak

mengeluarkan strategi pemasaran yang besar. Saat pembukaan

jalur baru di Aikberik, banyak wisatawan yang berbondong-

bondong datang ke sana karena tertarik dengan pemandangannya

113
Siswanto Sutojo. Mambangun Citra perusahaan ( Jakarta: Damar Mulia Pustaka,
2004, hlm 3.
98

yang indah, padahal jalur pendakian ini baru beberapa bulan di

buka.

5. Menerbitkan Program E-Rinjani

Pasca gempa Lombok Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani menerbitkan aplikasi E-Rinjani. E-Rinjani ini merupakan

sistem boking tiket online yang memberikan kemudahan bagi

pengunjung untuk membeli tiket masuk dan membayar secara online

serta pengunjung bisa merencanakan secara online serta pengunjung

bisa merencanakan secara lebih mudah pendakiannya dengan sistem

online. Selain itu E-Rinjani juga memiliki fitur PPOB yang bisa

digunakan untuk membayar tagihan listrik, membeli pulsa dan

sebagainya. Melalui E-Rinjani ini juga pengunjung bisa melihat kuota

yang tersisa, dan melalui E-Rinjani ini Humas BTNGR bisa melihat

pendaki yang sudah naik dan dan yang belum check out sehingga

monitoring lebih mudah dilakukan.

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan

publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya

menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan

lembaga organisasi.

Aktivitas public relations adalah menyelenggarakan komunikasi

timbal balik (two ways traffic communications) antara lembaga dengan


99

publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan

dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan

produksi demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga

bersangkutan. Kegiatan public relations erat kaitannya dengan

pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.114

Antara temuan data peneliti dengan teori memiliki kecocokan.

Terdapat komunikasi dua arah dalam kebijakan E-Rinjani ini, dimana

Humas BTNGR dapat melakukan monitoring melalui aplikasi,

sedangkan pendaki dapat mengetahui jumlah kuota yang tersisa hanya

dengan membuka aplikasi E-Rinjani. Meskipun melalui perantara

media komunikasi dua arah wisatawan dan humas BTNGR bisa tetap

dilakukan. Selain itu tujuan dari pembuatan program E-Rinjani ini

adalah untuk memberikan kemudahan dan kenyaman bagi wisatawan,

jika program ini lancar tentunya pembentukan opini masyarakat

terhadap pelayanan wisata pendakian Gunung Rinjani akan semakin

baik.

6. Memberikan Pemberdayaan Pada Masyarakat

Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani memberikan

pemberdayaan kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya

pada hasil hutan, selain pemberdayaan Humas BTNGR juga

memberikan bantuan dan pembinaan. Program pemberdayaan ini

bernama HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu), program tersebut di buat

114
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan,
(Jakarta: Grasindo, 2009), hlm 38.
100

sebagai bentuk izin dari BTNGR kepada masyarakat untuk mamasuki

kawasan mengambil rumput, buah-buahan, madu, dan hasil hutan

lainnya selain kayu. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk

membantu perekonomian masyarakat sekaligus sebagai bentuk

kerjasama BTNGR dengan masyarakat untuk melindungi dan

melestarikan ekosistem flora dan fauna di kawasan Gunung Rinjani.

Fungsi public relations menyelenggarakan komunikasi dua

arah secara lebih terinci dijelaskan oleh Bachtiar Aly sebagai

berikut:

1. Memberikan penerangan yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi dan kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai

dengan jamannya.

2. Mengukur dan menafsirkan sikap, pendapat dan perilaku

masyarakat terhadap organisasi, sehingga tercapainya misi pesan

yang dikehendaki.

3. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meninggalkan

Pengertian masyarakat terhadap aktivitas lembaga/perusahaan guna

memperoleh dukungan publik.

4. Melaksanakan dan mengembangkan setiap program yang

berhubungan dengan usaha untuk menciptakan saling pengertian

antara organisasi dan masyarakat, sehingga terjalin kerjasama yang

diharapkan.
101

5. Melakukan evaluasi internal sejauh mana terjalinnya kerjasama

harmonis dan sampai dimana telah terciptanya persepsi positif

masyarakat dan citra organisasi yang didambakan.115

Jadi jelaslah bahwa public relations bukan sekedar fungsi teknis

tetapi merupakan fungsi manajerial yang bertanggungjawab atas

terselenggaranya suatu hubungan yang signifikan antara organisasi

dengan publik (stakenholder) nya. Public relations adalah sebuah

fungsi strategik di tingkat korporasi. Public relations adalah jembatan,

pembangunan dan pemelihara harmoni antara organisasi dan

lingkungannya.

Berdasarkan temuan peneliti dengan teori yang peneliti gunakan

terdapat kesesuaian. Dalam program Hasil Hutan Bukan Kayu ini

fungsi manajerial Humas BTNGR yang bertanggung jawab atas

terselenggaranya hubungan yang signifikan antara lembaga BTNGR

dengan publik di lakukan dengan baik. Adanya program HHBK (Hasil

Hutan Bukan Kayu) menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis

antara BTNGR dengan masyarakat dalam melestarikan bersama

ekosistem flora dan fauna. Sekaligus menciptakan saling pengertian

dengan masyarakat di sekitar kawasan wisata Gunung Rinjani. Selain

membuat program HHBK Humas BTNGR juga memberikan

pembinaan, pemberdayaan dan bantuan pada masyarakat, adanya

115
Lena Satlita, “Reposisi Peran dan Fungsi Strategis Public
Relations Dalam Organisasi”. Vol. IV. No.1 Februari 2004, hlm 16.
102

program tersebut tentunya BTNGR akan mendapat dukungan penuh

dari masyarakat.

7. Promosi Lewat Sosial Media

Penggunaan media di Humas Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani tidak hanya terfokus pada satu media saja, tetapi menggunakan

media yang beragam. Adapun media sosial yang digunakan Humas

BTNGR adalah Facebook, Instagram, twitter dan juga Website resmi

BTNGR. Dari semua media tersebut berdasarkan hasil pengamatan

peneliti media Instagram lah yang paling banyak di kunjungi oleh

wisatawan sedangkan media yang lain adalah media alternatif.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada 25 narasumber

terdapat sebanyak 40% pendaki yang mengaku mencari informasi

terkait pendakian Gunung Rinjani melalui akun Instagram BTNGR

sisanya 12% melalui Facebook, 16% melalui Website resmi BTNGR

dan sisanya 28% dari media lain. Saat ini Instagram Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani memiliki lebih dari 23.000 pengikut.

Pengikutnya berasal dari berbagai daerah dan negara.

Ini menandakan bahwa Instagram sangat efektif digunakan untuk

mempromosikan Wisata Pendakian Gunung Rinjani paca Gempa

Lombok.

Menurut Dozier dan Broom dalam Imelda, peranan Hubungan

Masyarakat ada empat kategori antara lain : sebagai penasehat ahli

(expert prescriber), fasilitator komunikasi (communications fasilitator),


103

fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process

fasilitator), dan teknisi komunikasi (communication technician).

Peranan-peranan tersebut bisa dijadikan sebagai pedoman untuk

menilai keberhasilan program-program yang sedang dilakukan public

relation. Public relation dituntut untuk menciptakan kerjasama dengan

dasar hubungan baik dengan publiknya. 116

Seorang public relations harus menjaga hubungan baik dengan

semua pihak entah itu hubungan kedalam / publik intern maupun

hubungan keluar / publik ekstern untuk mendapatkan keuntungan yang

diinginkan. Hubungan dengan public intern, meliputi : hubungan

dengan karyawan (employee relations), dan hubungan dengan

pemegang saham (stockholder relations), sedangkan hubungan dengan

publik ekstern, meliputi : pelanggan (customer), khalayak sekitar

(community), instansi pemerintah (government), pers (press).117

1. Hubungan Internal public relations

Kegiatan public relations ke dalam sebuah instansi

tersebut sangat diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang

menyenangkan diantara para pegawainya, komunikasi antara

bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin akrab dan tidak kaku

serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap

116
Servince Imelda Nubatonis, “Peran Public Relation Dalam Program
Larasita Badan Pertanahan Kabupaten Timor Tengah Utara Di Kelurahan Kefa
Tengah,”Jurnal Interaksi, Vol. 4. No. 1, Januari 2015, hlm 63.
117
Diana Setyawati,”trategi Public Relations”, hlm. 23-24.
104

118
instansi. Selain itu seorang public relations harus mampu

mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan

gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu

dijalankan oleh organisasi.119

2. Hubungan Eksternal Public Relations

Hubungan yang dilakukan Public Relations dengan publik

umum atau masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan

gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

Misalnya hubungan public relations dengan pelanggan (customer

relations), hubungan public relations dengan khalayak sekitar,

hubungan dengan pemerintah bahkan dengan pers. Hal ini

dilakukan untuk membangun identitas dan Citra perusahaan yang

positif. 120

Dari paparan data peneliti jika dikaitkan dengan teori yang peneliti

gunakan terdapat kesesuaian. Peran Humas Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani sebagai Fasilitator Komunikasi direalisasikan dengan

baik, adanya media Instagran, Facebook, Website dan Twitter resmi

BTNGR memudahkan masyarakat mencari informasi terkait

perkembangan pendakian Gunung Rinjani. Sedangkan sebagai tekhnisi

komunikasi, Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki

118
Rulia Khairul Amni,”Peran Humas Pemerintah Daerah Provinsi
NTB Dalam Mengkomunikasikan Pembangunan Kepada Masyarakat,
(Skripsi, IAIN Mataram Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2013 ) di
akses pada tanggal 6 Desember 2019, hlm 46.
119
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relations dan Media
Komunikasi (Jakarta: Rajagraindo Persada, 2007), hlm 23.
120
Ibid..
105

beberapa orang yang ahli dalam bidang jurnalistik dan media. Setiap

orang ditugaskan berdasarkan keahliannya masing-masing, ada yang

menulis news realise di website resmi BTNGR, ada yang mengelola

Instagram, Facebook, dan Twitter. Selain itu Humas BTNGR juga

menjaga hubungan harmonis dengan wisatawan melalui media sosial,

malalui akun-akun tersebut terjadi komunikasi dua arah antara Humas

BTNGR dan wisatawan.

8. Bekerjasama dengan Media dan Wisatawan

Humas BTNGR bekerja sama dengan berbagai media massa

baik itu media cetak dan elektorik untuk menyebarkan Informasi

tentang perkembangan wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca

Gempa. Adapun media yang peneliti maksud yaitu media cetak yang

terdiri dari TribunNews, CNN Indonesia, Antara News, Kompas,

Republika, Liputan 6 dan Suara NTB sedangkan Media Elektronik

yaitu Inews TV, Lombok TV, dan Radio RRI Mataram. Kerjasama ini

tidak memiliki kontrak dan bersifat nonformal karena tidak ada

perjanjian. Hanya saja menurut pengakuan Humas BTNGR jika ada

permasalahan terkait tentang penutupan jalur atau ada blacklist Humas

akan menghubungi media massa atau wartawan agar informasi tersebut

disebarluaskan. Selain itu Humas BTNGR juga bekerja sama dengan

Wisatawan dalam mempromosikan BTNGR melalui media sosial

Instagram mereka. Kerja sama ini dilakukan dengan cara mengadakan


106

lomba Bloger Trip, Video dan Fotografi di mana nanti hasil karya

tersebut akan disebarkan di media sosial para peserta.

Cara dan strategi yang tepat digunakan oleh seorang public

relations dalam menciptakan dan membangun hubungan yang baik

dengan institusi media dan dengan wartawan akan mempengaruhi

keberhasilan publisitas yang dilakukan oleh public relations.

Pesan-pesan yang disampaikan oleh public relations, baik

dalam bentuk berita, feature maupun iklan akan direspon dengan baik

oleh institusi media dan wartawan. Imbasnya, pesan-pesan yang

dikirimkan oleh public relations ke media massa tersebut akan

dipublikasikan kepada khalayak. Hasil akhir inilah yang diharapkan

oleh setiap praktisi public relations.

Pemahaman tentang apa dan bagaimana strategi public

relations dalam membangun hubungan dengan media merupakan hal

yang sangat penting bagi praktisi public relations. Keberhasilannya

dalam melakukan tugas ke-PR-an dalam jangka menjangkau perhatian

khalayak, sangat ditentukan oleh pemahamannya tentang strategi

membangun hubungan dengan media serta kepandaian dan taktik

mereka dalam membangun hubungan dengan media.

Pesan yang dikirim oleh public relations ke media massa (baik

itu dalam bentuk news, advertorial, maupun iklan), akan diberitakan

oleh media massa atau tidak sangat ditentukan oleh hubungan yang
107

baik antara public relations dengan media massa (baik dengan institusi

medianya maupun dengan wartawannya. Berdasarkan fakta ini maka

dibutuhkan hubungan yang baik antara public relations dengan media

massa. 121

Berdasarkan paparan data dan teori yang peneliti gunakan

terdapat kesesuaian. Humas BTNGR memiliki hubungan baik dengan

media massa. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan Humas BTNGR

bahwa hubungan kerjasama ini berjalan baik dan apabila ada informasi

penting yang harus disebarluaskan Humas BTNGR akan menghubungi

media. Contohnya seperti penyebaran informasi pembukaan dan

penutupan pendakian pasca gempa banyak media massa yang

membantu Humas BTNGR menyebarkan informasi tersebut.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

121
Evi haizah, Strategi Public Relations Dalam Membangun
Hubungan Dengan Media, https://jurnaliainpontianak.or.id, di akses
pada tanggal 6 Desember 2019 pukul 03.44 wita. Hlm 61-62
108

1. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sebelum Gempa

di lakukan menggunakan pendekatan komunikasi dua arah dengan cara

melakukan event-event atau pameran, sosialisasi pengurangan sampah,

dan pelatihan serta legalisasi dengan porter dan TO. Setiap kebijakan

yang dikeluarkan oleh Humas BTNGR selalu mempertimbangkan

kepentingan lembaga dan juga masyarakat.

2. Strategi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dalam

Memulihkan Wisata Pendakian Gunung Rinjani Pasca Gempa Lombok

lebih banyak memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Website,

Twitter dan juga Facebook. Media Instagram cukup efektif membangun

citra positif BTNGR pada khalayak. Humas BTNGR juga melakukan

kerjasama dengan beberapa media massa untuk mempromosikan dan

memberitakan keindahan Gunung Rinjani serta untuk

menginformasikan bahwa Rinjani sudah pulih dari gempa dan bisa di

kunjungi kembali.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan refrensi untuk

penelitian berikutnya, akan lebih baik jika wawancara, observasi dan

dokumentasi dilakukan lebih mendalam.


109

2. Bagi Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Saran peneliti Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani lebih

tegas memberikan sanksi kepada pendaki yang membuang sampah

sembarangan di atas gunung. Selain itu penggunaan media sosial seperti

youtube lebih di maksimalkan karena menurut peneliti youtube sangat

efektif dijadikan sarana promosi dan juga edukasi kepada masyarakat

mengenai pelestarian alam dan juga lingkungan di kawasan Taman

Nasional Gunung Rinjani. Sosialisasi penggunaan E-Rinjani bila perlu

terus ditingkatkan di media sosial dan media massa karena peneliti lihat

masyarakat belum banyak mengetahun tentang sistem boking

menggunakan aplikasi ini.

3. Bagi Pendaki

Untuk pendaki saran peneliti untuk bisa bekerja sama dengan Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani dalam menjaga kebersihan dan juga alam

di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Selalu mendukung setiap

kebijakan yang di buat oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani serta

membantu memberikan saran dan masukan demi kemajuan Wisata

Pendakian Gunung Rinjani dan tentunya ikut mempromosikan dan

mengenalkan Rinjani kepada masyarakat luar Pulau Lombok melalui

media sosial masing-masing.

4. Bagi Pembaca
110

Saran peneliti bagi pembaca untuk dapat mengkritisi lebih detail

terkait penelitian ini dan di bandingkan dengan hasil-hasil penelitian yang

lain untuk menambah refrensi terkait dengan strategi kehumasan.


111

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta, 2008.

Grates Gary, Why the Coveted Top spot is Losing its Allure, Communication
Word 14, dalam cutlip Center Broom, Effective Public Relations, 2008
.

Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi. Jakarta: Rajawali Pers,


2010.

Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2011.

Nova Firsan, Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis


Perusahaan. Jakarta: Grasindo, 2009.

Rachmat Kriyantono, Media Citra Relations Membangun Citra Korporat.


Jakarta : Kencana,2008.

Rosadi Ruslan, Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada, 1997.

Silih Agung, Strategi Public Relations. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama, 2005.

Siswanto Sutojo. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia


Pustaka, 2004.

Soleh Soemirat, Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2003.

Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara, 2011.

Supardi, Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press, 2006.

Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian. Jakarta: Salemba Empat, 2006


112

Jurnal dan Skripsi:

Diana Setyawati, Strategi Public Relations Dalam Mempertahankan Citra


Halal Torism di Syariah Hotel Solo, skripsi, IAIN Surakarta Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah 2017 di akses pada tanggal 4 Desember 2019.

Lena Satlita, “Reposisi Peran dan Fungsi Strategis Public Relations Dalam
Organisasi.” Vol. IV No.1 Februari 2004.

Melly Indri Saputri, Komunikasi Pariwisata Lombok Dalam Membangun


Citra Destinasi Wisata Halal, Skripsi, UIN Sunan Ampel Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora 2018 di akses pada tanggal 06
Desember 2019.

Rulia Khairul Amni,”Peran Humas Pemerintah Daerah Provinsi NTB Dalam


Mengkomunikasikan Pembangunan Kepada Masyarakat, Skripsi, IAIN
Mataram Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2013. di akses pada
tanggal 6 Desember 2019.

Servince Imelda Nubatonis, “Peran Public Relation Dalam Program Larasita


Badan Pertanahan Kabupaten Timor Tengah Utara Di Kelurahan Kefa
Tengah,”Jurnal Interaksi, Vol. 4. No. 1, Januari 2015.

Wijaya Suryani Ida, “Public Relations Sebagai Profesi”,Vol. XVI, No. 2, Juli
2014.

Internet dan Website :

Hafizah Evi, Strategi Public Relations Dalam Membangun Hubungan


Dengan Media, https://jurnaliainpontianak.or.id, di akses pada tanggal
6 Desember 2019 pukul 03.44 wita.

Hakim Faysal Wahid, Public Relation dan Media Relations, Skripsi,


Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Komunikasi Dan
Informatika. 2013 di akses melalui https://eprints.ums.ac.id pada
tanggal 6 Desember 2019.

https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/01/15/p2lepx366-
pendapatan-gunung-rinjani-naik-110-persen di akses pada hari selasa
26 November 2019 pada pukul 09.50 wita.

Khafid Supriyanto, Pasca Gempa, strategi wisata inilah yang Digenjot NTB.
2019. Di akses melalui https://travel.tempo.co/read/1161725/pasca-
gempa-strategi-wisata-inilah-yang-digenjot-ntb pada hari senin 02
Desember 2019 pada pukul 09.19 wita.
113

Mengembalikan kejayaan pariwisata NTB pascagempa (1) , Nur


Imansyah,2019. Diakses melalui
https://m.antaranews.com/berita/784472/mengembalikan-kejayaan-
pariwisata-ntb-pascagempa-1 pada hari jum’at 29 November 2019
pukul 09.37 wita.

Redaksi Bima Kini. 2018. Branding Destinasi Wisata Pascagempa Perlu


Dilakukan, diakses melalui
https://www.bimakini.com/2018/10/branding-destinasi-wisata-
pascagempa-perlu-dilakukan/ pada hari senin 02 Desember 2019 pada
pukul 09.30 wita.

Syafruddin S. Gassing, Public Relations. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2016.


Tngr.menlhk.go.id di akses pada hari Senin, 18 November 2019 pada pukul
21.43

. Forestry Statistics of Indonesia 2007 diakses pada hari Senin, 18 November


2019 pada pukul 14.08.
114

N
115
116
117

Anda mungkin juga menyukai