Oleh
i
PERAN PONDOK PESANTREN DARUL A’MAL TERHADAP
PENINGKATAN NILAI RELIGIUS MASYARAKAT
MULYOJATI 16 B METRO BARAT
Oleh:
SABITA NURUL FATICH
NPM 14125596
ii
iii
iv
v
PERAN PONDOK PESANTREN DARUL A’MAL TERHADAP
PENINGKATAN NILAI RELIGIUS MASYARAKAT
MULYOJATI 16 B METRO BARAT
ABSTRAK
Oleh
SABITA NURUL FATICH
vi
vii
MOTTO
``` ```
viii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya, maka akan saya persembahkan karya ini kepada :
1. Kedua Orang Tua (Bapak Lasiman dan Ibu Siti Mukminah) yang penuh
kasih sayang, perhatian, kesabaran dan yang tak pernah lelah mendoakan
5. Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Dr. Mat Jalil, M.Hum.
teman KPI 2014. Saudara serta orang disekitar saya, Diah Woro
ilmu.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik, hidayah dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Strata I Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Metro
guna memperoleh gelar S.Sos.
Penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh
karenanya penulis menghaturkan terimakasih kepada Prof. Dr. Hj. Enizar,
M.Ag. Rektor IAIN Metro. Dr. Mat Jalil, M.Hum. Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab,
dan Dakwah. Hemlan Elhany, M.Ag. Dosen Pembimbing I, Romli, M.Pd. Dosen
Pembimbing II, yang telah banyak memberi bimbingan yang sangat berharga dalam
mengarahkan dan memberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan sarana prasarana selama penulis menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih juga
penulis haturkan kepada pihak pengurus pondok pesantren Darul A’mal kota Metro dan
masyarakat Mulyojati 16 B Metro Barat.
Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima
sebagai bagian untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Pada akhirnya penulis
berharap semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.
x
DAFTAR ISI
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ......................................................... 23
B. Sumber Data ........................................................................... 24
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 26
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ........................................... 28
E. Teknis Analisa Data................................................................. 29
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
3. Outline
4. Nota Dinas
5. SK bimbingan
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya: “Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan
syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS.
al-Hajj: 32)1
1
QS. al- Hajj: 32
2
dai proses pengislaman di daerah Jawa yang berakhir sekitar abad ke-16.2
kemudian menjelmakan suatu lembaga yang lain, yang baru, dengan warna
Indonesai yang berbeda dengan apa yang dijumpai di India dan di Arab.3
ada di lingkungan suatu masayarakat dapat dilihat dari segi moral, akhlaq,
jelas berbeda dari masyarakat yang tidak tinggal berdekatan dengan pondok.
Religius atau bersifat agamis didefiniskan sebagai perilaku yang patuh dalam
agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk
pondok pesantren yang terletak di kota Metro, tidak hanya berperan dalam
jama’ah di masjid, baca Al- Quran, salat jumat bahkan gotong royong yang
5
Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara ,
(Jakarta, Kencana, 2013) h. 120-121
4
sekitar dan wali santri menjadi salah satu contoh kegiatan pondok yang
B. Pertanyaan Penelitian
6
Wawancara dengan Ketua Pengurus Asrama Putri Pondok Pesantren Darul A’mal: 29
Juli 2017.
7
Wawancara dengan warga kec. Mulyojati: 29 Juli 2017.
5
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Penulis
D. Penelitian Relevan
hal-hal yang sama, dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa yang
terdahulu
dokumentasi.
8
Syahril. Skripsi, (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan), 2000
7
untuk memperoleh suatu kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah:
9
Hendi Burahman, Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2008 (etheses.uin-
malang.ac.id/4273/1/03110233.pdf)
8
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini memiliki persamaan dalam
meneliti peran dari pondok pesantren, namun penelitian ini memiliki bidang
kajian yang berbeda. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lebih
Kota Metro”
10
Muhammad Asrofi, Skripsi, UIN Sunan Kaljaga, 2013 (http://scholar,google.co.id/)
9
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Peran
akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya,
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran
diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi
statusnya.
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 667.
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 212
10
2. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan gabungan dari 2 (dua) kata yang memilik satu arti,
yaitu dari kata “Pondok” dan “Pesantren”. Pondok bisa diartikan sebagai
bisa diartikan sebagai sekolah Islam yang memiliki asrama atau pondok.
pe-santri-an yang berarti tempat tinggal santri. Kata “santri” berasal dari
kata Shastri yang menurut bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku
suci agama Hindu atau sarjana ahli kitab agama Hindu 14. Pesantren
13
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren dan Perhelatan Agama dan
Tradisi,(Yogyakarta: Lkis, 2004) h. 17.
14
Ibid.,18
11
perilaku sehari-hari.
a. Pondok
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan
Islam di mana santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah
bimbingan seorang kyai. Pondok menjadi tempat tinggal santri
merupakan elemen paling penting dari pesantren, tapi juga penopang
utama bagi pesantren untuk terus berkembang.
b. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dari pesantren
dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para
santri, terutama dalam praktik sembahyang, khutbah dan pengajaran
kitab klasik. Seorang kyai yag ingin mengembangkan sebuah
pesantren pertama-tama akan mendirikan masjid di sekitar rumah dan
mengajar murid-muridnya di masjid tersebut.
c. Pengajaran Kitab Islam Klasik
Pada masa lalu, pengajaran kitab Islam klasik terutama karangan
ulama yang menganut faham Syafi’i, merupakan satu-satunya
pengaaran formal yang diberikan dalam lingkungn pesantren.
Tujuannya adalah mendidik calon-calon ulama dengan mencari
pengalaman peraaan keagamaan.
15
Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing Eksistansi Pesantren di Era
Globalisasi,(Surabaya: Imtiyaz, 2011) h.10.
12
d. Santri
Terdapat dua jenis santri yang mendiami suatu pondok pesantren,
pertama santri mukim, yaitu murud-murid yang berasal dari daerah
yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren, kedua santri
mukim, murid-murid yang berasal dari desa di sekitar pesantren,
bisanya tidak menetap dalam pesantren, untuk mengikuti pelajaran di
pesantren mereka nglaju dari rumahnya sendiri.
e. Kyai
Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren, sudah
sewajarnya bahwa pertumbuhan pesantren semata-mata bergantung
pada kemampuan pribadi kyainya.16
adalah lima elemen dasar dari sebuah pondok pesantren, dapat dikatakan
luas di berbagai pelosok tanah air dengan ribuan santrinya telah tampil
indonesia;
16
Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengeai Masa Depan Indonesia,(Jakarta: LP3ES, 2011) h. 79-93
13
potensial, karena Islam adalah agama dakwah yang berarti bahwa Islam
adalah agama yang harus disampaikan kepada manusia, hal ini terlihat
17
Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing Eksistansi Pesantren di Era
Globalisasi, h. 18
14
Imran 104)18
kegiatan masyarakat yang ada di sekitar pondok, secara langsung dan tidak
dianut oleh kalangan pesantren yang bermuara pada dua nilai yaitu nilai
18
QS. al- Imran (3): 104
15
manusia.
19
Mansur, Moralitas Pesantren Sebagai Lembaga Kearifan dan Telaga Kehidupan
(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), h. 60.
16
B. Nilai Religius
bersangkut paut dengan religi. Religi sendiri berarti agama, berasal dari
karena tanpa adanya penanaman nilai religius, maka budaya religius tidak
akan terbentuk. Kata nilai religius berasal dari gabungan dua kata, yaitu
kata nilai dan kata religius. Secara etimologi nilai adalah harga, derajat.
Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan
tindakannya atau menilai suatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi
20
Taufik Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia, (Bandung: Mizan Pustaka, 2012), h. 185
21
Jalaluddin, Psikologi Agama,(Jakarta, Rajawali Press, 2012) cet.16, h 12
17
religius:
a. Nilai Ibadah
Ibadah merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Arab, yaitu dari masdar ‘abada yang berarti penyembahan. Secara
istilah berarti khidmat kepada Tuhan, taat mengerjakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya. Jadi ibadah adalah ketaatan manusia
kepada Tuhan yang diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
misalnya sholat, puasa, zakat, dan lain sebagainya.
Nilai ibadah perlu ditanamkan kepada diri seorang anak didik,
agar anak didik menyadari pentingnya beribadah kepada Allah. Ibadah
di sini tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa,
mengeluarkan zakat dan beribadah haji serta mengucapkan syahadat
tauhid dan syahadat Rasul, tetapi juga mencakup segala amal,
perasaan manusia, selama perasaan manusia itu dihadapkan karena
Allah SWT. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek
kehidupan serta segala yang dilakukan manusia dalam mengabdikan
diri kepada Allah SWT. Tanpa ibadah, maka manusia tidak dapat
dikatakan sebagai manusia secara utuh, akan tetapi lebih identik
dengan makhluk yang derajatnya setara dengan binatang. Maka dari
itu, agar menjadi manusia yang sempurna dalam pendidikan formal
diinkulnasikan dan diinternalisasikan nilai-nilai ibadah.
b. Nilai Ruhul Jihad
Ruhul Jihad artinya adalah jiwa yang mendorong manusia untuk
bekerja atau berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini didasari
18
adanya tujuan hidup manusia yaitu hablum minallah, hablum min al-
nas dan hablum min al-alam. Dengan adanya komitmen ruhul jihad,
maka aktualisasi diri dan unjuk kerja selalu didasari sikap berjuang
dan ikhtiar dengan sungguh-sungguh
c. Nilai akhlak dan kedisiplinan
Akhlak merupakan bentuk jama’ dari khuluq, artinya perangai,
tabiat, rasa malu dan adat kebiasaan. Menurut Quraish Shihab, “Kata
akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan
tabiat, perangai, kebiasaan bahkan agama), namun kata seperti itu
tidak ditemukan dalam al Qur’an. “. Yang terdapat dalam al Qur’an
adalah kata khuluq, yang merupakan bentuk mufrad dari kata
akhlak.Akhlak adalah keadaan jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan yang diterapkan
dalam perilaku dan sikap sehari-hari. Berarti akhlak adalah cerminan
keadaan jiwa seseorang. Apabila akhlaknya baik, maka jiwanya juga
baik dan sebaliknya, bila akhlaknya buruk maka jiwanya juga jelek.
d. Keteladanan
Nilai keteladanan ini tercermin dari perilaku guru, pemimpin,
orang tua. Keteladanan merupakan hal yang sangat penting dalam
pendidikan dan pembelajaran. Sebagai orang tua dan pendidik
haruslah memiliki sifat yang baik sehingga menjadi teladan yang baik
bagi sekitarya.
e. Nilai amanah dan ikhlas
Secara etimologi amanah artinya dapat dipercaya, dalam konsep
kepemimpinan amanah disebut juga dengan tanggung jawab. Nilai
amanah merupakan nilai universal. Secara bahasa ikhlas berarti bersih
dari campuran. Secara umum ikhlas berarti hilangnya rasa pamrih atas
segala sesuatu yang diperbuat. Jadi dapat dikatakan bahwa ikhlas
merupakan keadaan yang sama dari sisi batin dan sisi lahir. Dengan
kata lain ikhlas adalah beramal dan berbuat semata-mata hanya
menghadapkan ridha Allah.22
keprbadian secara utuh telihat dari ciri khas (individuality), sikap dan
prilaku lahir batin (personality), pola pikir (mentality), dan jati diri
22
Muhammad Fathurrohman, “Kategorisasi Nilai Religius”, dalam
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/11/12/kategorisasi-nilai-religius/ diakses
pada 7 April 2017.
23
Jalaluddin, Psikologi Agama, h 221
19
penganut agama, sikap, dan perilakunya secara lahir dan batin yang sejalan
tampak, namun juga sikap yang tidak tampak yang terjadi dalam hati
bermasyarakat.
Masyarakat religius merupakan suatu cara hidup dan tata sosial yang
24
Kajian Teori Religiusitas, PDFethese,uin-malang.ac.id, diunduh pada 20 Desember
2017
21
sejak dari yang sangat agamis sampai yang kurang atau tidak agamis.25
perintah dan menjauhi larangan yang ada di dalam suatu agama dengan
anggotanya.26
emosional dan nilai keagamaan serta kharisma seorang kyai bagi masyarakat
pemberdayaan masyarakat.
25
Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius,(Jakarta: Paramadina,1997) h. 3
26
Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius dan Dinamika Industrialisasi, PDF,h. 7
22
bisa mengambil peran lebih besar daripada apa yang telah diperbuatnya
selama ini, memang benar bahwa tugas pokok yang dipikul pesantren selama
bahkan diharapkan lebih dari pada itu, ia diharapkan dapat memikul tugas
yang tak kalah pentingnya yaitu melakukan reproduksi ulama. Para santri
para santri dapat memainkan fungsi ulama dan pengakuan terhadap fungsi
27
Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, diterjemahkan oleh Butche
B.Soendjojo, dari judul asli Pesantren Islamische Building In Sozialen Wandel, (Jakarta:
P3M, 1986) h. 197
28
Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing Eksistansi Pesantren di Era
Globalisasi, h. 70
23
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari
2. Sifat Penelitian
yang bermaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain yang
adalah jenis penelitian yang memberikan sebuah gambaran atau uraian atas
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), h. 4.
30
Ronny Kountur, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PPM , 2013), h. 53.
24
penulisan skripsi ini menggambarkan fakta apa adanya dengan cara yang
Metro Barat
B. Sumber Data
Data merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta, angka dan
Peneliti menggunakan beberapa sumber data dalam penelitian ini, yaitu data
31
Moh. Kasiram Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta, Sukses Offset,
2010), h. 175.
32
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet 12, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 224.
25
laporan.
data primer menjadi lebih lengkap. Data sekunder yang peneliti gunakan
buku yang membahas tentang pondok pesantren dan religi seperti buku
lainnya.
26
1. Wawancara
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antar
tidak diketahui.
33
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 54.
27
Darul A’mal.
2. Observasi
dari lapangan.
ini mendidik 1065 santri pada saat kegiatan jumat bersih berlangsung35.
34
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h 158
35
Wawancara dengan Wachid Asy’ary, November 2017
28
3. Dokumentasi
sejarah dan profil pondok pesantren Darul A’mal Metro Barat, jumlah
santri, kegiatan dan aktivitas lain yang berkaitan dengan peran pondok
pesantren.
perolehan data pada teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama, kedua
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi Revisi V1
(Jakarta: Renika Cipta, 2006) h. 231.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 245
29
data dari teknik pengumpulan data yang sama dengan sumber yang berbeda.38
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
terhadap data baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Analisis
kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian
dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan penjelasan-
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 103.
39
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2006), h. 106.
30
berpikir induktif atau analisis sintetik yang bertitik tolak dari fakta yang
BAB IV
politik yang sudah tidak asing lagi namanya didengar oleh masyarakat
pada tahun 1987 beliau telah memutuskan untuk membuka lembaran baru
mewujudkan hal ini, terbesit dalam benak hati beliau, hendak mendirikan
40
Wawancara dengan Pengurus Pondok Pesantren Darul A’mal Metro Barat, 19
November 2017
32
membeli sebidang tanah yang ada disekitar daerah Metro Barat dan
sederhana dan memprihatinkan serta jumlah santri pada waktu itu yang
hanya 7 orang dan semuanya putra, kini pondok pesantren Darul A’mal
pada tahun 1993 dan sekolah menengah kejuran (SMK) pada tahun 2008
yang berkonsentrasi pada ilmu komputer dan tata busana. Hingga saat ini
kegiatan belajar dan mengajar santri, sampai saat ini berbagai sarana fisik
41
Dokumentasi Pondok Pesantren Darul A’mal, 20 November 2017
33
asrama/ pondok untuk santri putra dan putri, kantor pusat, gedung MTS
seluruh sarana diberikan kepada santri agar para santri dapat belajar lebih
efektif.
tidak dengan pola struktural. Begitu juga sebaliknya, santri dan ustadz
berbaur menjadi satu di dalam sebuah forum taklim pada setiap selesai
a. Visi
memiliki skill
b. Misi
internal
5) Open Management
c. Tujuan
A’mal.42
Islam.
hektar, berada ditempat yang strategis karena letaknya tidak jauh dari Kota
42
Dokumentasi Pondok Pesantren Darul A’mal, 20 November 2017
35
2016-2018
Penanggung Jawab
Ketua Umum
Ketua
2. Model Pendidikan
Sejauh ini PPDA telah memiliki lembaga formal yaitu MTs Darul
A’ma, MA Darul A’mal dan SMK Darul A’mal, untuk kurikulum yang
klasik dibagi menjadi 3 kelas yaitu ‘Ula, Wustho dan ‘Ulya.43 Kelas-kelas
ini khusus mengampu pelajaran kitab kuning dan diagi sesuai dengan
disediakan bagi seluruh santri baik santri mukim ataupun santri kalong
43
Wawancara dengan Wachid Asy’ari Dewan Tahkim PP Darul A’mal Metro, 19
November 2017
37
mengabdi di pondok.
1) Ula
2) Wustho
3) ‘Ulya
1) Pelatihan Hadrah
44
Observasi, Pondok Pesantren Darul A’mal Metro Barat , 18 November 2017
38
Masyarakat
kitab klasik. Acara ini merupakan ajang bagi semua santri dan
pondok yaitu pengajian bagi santri dan masyarakat sekitar saja, dalam
45
Wawancara dengan Musiman Ketua Lingkungan 02 Mulyojati Metro Barat, 24
November 2017
39
masyarakat luas sekitar pondok bahkan umum serta para wali santri.
ceramah ulama besar yang diundang dari pulau jawa, pada acara ini
b. Kesenian Hadrah
c. Pengajian Ibu-Ibu
cakap atau kurang dalam hal membaca Al-quran, kegiatan rutin ini
diadakan setiap sore hari disalah satu rumah ustadz. Salah satu ustadz
mengaji.46
d. Jumat Bersih
46
Wawancara dengan Wachid Asy’ari Dewan Tahkim PP Darul A’mal Metro Barat, 19
November 2017
41
sekitar masyarakat.
lingkungannya.47
besar Islam dan silaturahmi atau halal bihalal pula melibatkan lapisan
47
Wawancara dengan Suwarsim Ketua RT 07 Lingkungan 02 Mulyojati Metro Barat, 26
November 2017
42
membaca surat yasin dan doa-doa untuk keselamatan baik bagi mereka
yang masih hidup atau yang sudah tiada, selain sebagai event untuk
A’mal sendiri dalam kegiatan yasinan ini dengan mengirim ustadz untuk
memimpin acara yasinan ini, setelah acara doa selesai ustadz tadi
membuka majlis bahtsu masail yang pada majlis ini membahas tentang
masalah ilmu fiqih, aqidah dan syariah yang sering ditemui oleh
masyarakat.
pada kesempatan ini, peserta yasinan boleh bertanya tentang apa-apa yang
43
yasinan bukan hanya sekedar event untuk berdoa bersama kemudia pulang
namun, sebagai sarana bertukar fikir dan berbagi ilmu. Kegiatan lain yang
pondok.49
Religus Masyarakat
dimilikinya, jika ponpes hanya menjadi penonton di era yang akan datang,
maka para santri jebolan ponpes boleh jadi bergerak ke arah kemajuan.
membentuk kegiatan yang akan dilakoni santri agar tidak salah melangkah,
sasaran akhir dari seluruh kegiatan dalam ponpes adalah kemandirian santri
masing-masing.
48
Wawancara dengan Musiman Ketua Lingkungan 02 Mulojati Metro Barat, 24
November 2017
49
Wawancara dengan Murtini warga RT 07 Lingkungan 02 Mulyojati Metro Barat, 20
November 2017
44
indzar atau menyeru kepada jalan agama dengan diadakannya kegiatan yang
fungsi pesantren, latihan bagi para santri dan untuk mengembangkan nilai
ibu-ibu dan jumat bersih, serta kegiatan rutin halal bihalal khusus para
baik teori maupun praktik untuk meneruskan visi misi pondok untuk
pesantren.
Islam.50
yang intelek dan dapat membawa perubahan bagi masyarakat sekitarnya dan
bersifat untuk mengajak dan melatih menjadi salah satu bidang yang penting
untuk dikelola sebiah pesantren. Mengacu pada peran dan fungsi pesantren
50
Wawancara dengan Wachid Asy’ari Dewan Tahkim PP Darul A’mal Metro Barat, 19
November 2017
46
1. Faktor Pendukung
keterampilan dan kemauan. Dilihat dari skill yang dimiliki santri dan
b. Kelembagaan
51
Observasi Pondok Pesantren Darul A’mal Metro Barat, 24 November 2017
47
2. Faktor Penghambat
masyarakat untuk membagi waktu dan ikut serta dalam setiap kegiatan
52
Wawancara dengan Musiman Ketua Lingkungan 02 Mulyojati Metro Barat, 24
November 2017
48
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
kesilmpulan:
ibu, jumat bersih dan bahtsu almasail saat yasinan bapak-bapak serta
A’mal.
B. Saran
berikut:
pondok pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
Choirul Fuad Yusuf. Pesantren Dan Demokrasi Jejak Demokrasi Dalam Islam.
Jakarta :Titian Pena. 2010
Sindu Galba. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2004
Taufik Pasiak. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, 2012
Zamarkasyi Dhofier. Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengeai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES. 2011
Zuhairi et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Metro: STAIN Jurai Siwo Metro.
2015
52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
53
A. Interview (wawancara)
a. Kegiatan pesantren apa saja, secara langsung atau tidak langsung yang
dan pemimpin untuk menjadi suri tauladan yang baik dan amanah?
f. Apa saja kendala yang ditemui dalam mensyiarkan agama Islam baik
beraktivitas?
keagamaan? Jika iya atau tidak ada pengaruhnya, apa alasan anda?
B. Pedoman Observasi
C. Pedoman Dokumentasi
beserta kepengurusannya
55
OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
58
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 0.8 Kegiatan Halal Bihalal Dan Silaturahmi Bersama Wali Santri
80
RIWAYAT HIDUP
dan selesai pada 2006, kemudian melanjutkan di SMP TMI Roudhotul Quran
Metro Barat dan selesai pada tahun 2009, dilanjutkan ke jenjang selanjutnya di
Pondok Modern Darussalam Ngawi Jawa Timur selesai pada tahun 2013. Peneliti
menjadi mahasiswa di STAIN Jurai Siwo Metro pada program study Komunikasi
Penyiaran Islam jurusan Dakwah dan Komunikasi pada tahun 2014, yang kini
telah beralih status menjadi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas
Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Metro.