Anda di halaman 1dari 13

KAPAN PENDIDIKAN PANCASILA DIBUTUHKAN

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Suci Rahmayani (2220201135)
Cindai (2220201142)
Marshanda Monica (2230201150)
Alfatiah Ramadhani (2230201163)

Dosen Pengampu: Antoni Ansori,S.Ag.M.Si

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatlimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengantepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terimakasih dengan hati
yangtulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
semogaAllah senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenaitu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
gunaperbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaatbagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Palembang, juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR. ……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang .…………………………………………………………………………...4

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...4

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5

A. Konsep dan urgensi pendidikan Pancasila………………………………………………...5

B. Alasan diperlukan pendidikan Pancasila…………………………………………………..6

C. Sumber historis, sosiologis, politik pendidikan Pancasila………………………………...8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………....12

A. Simpulan……………………………………………………………………………….…12

B. Saran…………………………………………………………………………………...…12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia


dengan memiliki 17.504 pulau. Indonesia juga memiliki berbagai macam suku, adat, ras,
Bahasa dan agama. Dengan berbagai macam perbedaan Indonesia bisa bersatu oleh
semboyanyaitu Bhineka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang Pancasila. Pancasila
merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Pancasila
dalam kedudukannya sebagai sumber hukum dasar nasional, yang menjadikan sebagai ukuran
dalam menilai hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Pancasila memiliki nilai-nilai di dalamnya, seperti nilai ketuhanan, nilai


kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Indonesia
menerapkan nilai-nilai tersebut pada kehidupan berbangsa bernegara. Contoh nilai-nilai yang
diterapkan seperti hidup rukun dan toleransi, saling membantu satu sama lain,bersikap adil,
dan menghargai pendapat orang lain. Namun, pada zaman sekarang pancasila yang menjadi
sumber hukum maupun filsafat negara mengalami penurunan atau terhancurkan
sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, di makalah ini kami akan membahas
konsep, urgensi dan alasan diperlukannya pancasila.

B. Rumusan Masalah

1. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila?

2. Menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan pancasila?

3. Menggali sumber historis,sosiologis dan politik pendidikan pancasila?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi pendidikan Pancasila.

2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya pendidikan Pancasila.

3. Untuk menggali sumber historis,sosiologis,politik pendidikan Pancasila.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila
1. Konsep Pendidikan Pancasila Pendidikan
Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan dan aktivitas sosial-kultural yang
bersifat multidimensional. Sifat multidimensional ini menyebabkan Pendidikan Pancasila
dapat disikapi sebagai:
a. Pendidikan nilai dan moral,
b. Pendidikan kemasyarakatan,
c. Pendidikan kebangsaan,
d. Pendidikan kewarganegaraan,
e. Pendidikan politik,
f. Pendidikan hukum dan hak asasi manusia,
g. Pendidikan demokrasi
Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila tidak boleh keluar dari
landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak boleh juga keluar dari koridor
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini
yang menyebabkan Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila,
penyadaran akan norma dan konstitusi UUD, pengembangan komitmen terhadap NKRI,
dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila
dimaksudkan sebagai upaya membentuk mahasiswa menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
2. Urgensi Pendidikan Pancasila
Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena perlunya kesadaran akan
pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilaiPancasila,
generasi muda dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan
Pancasila juga diberikan karena adanya fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Adapun gejala yang mencerminkan kemerosotan
penghayatan nilai-nilai Pancasila seperti, kerusuhan dan sengketa berlatarbelakang
SARA, kesenjangan ekonomi, ketidakmampuan golongan rendah untuk masuk kejenjang
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, berbagai macam dan tingkat kriminalitas,
diskriminasi perempuan, dan peraturan daerah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Sistem ekonomi Indonesia yang dalam Pancasila dan UUD 1945 dikenal
sebagai demokrasi ekonomi berlandaskan gotong royong, pada praktiknya

5
kesenjangan ekonomi tampak jelas dalam sistem liberal seperti orang-orang kaya yang
semakin kaya, sebaliknya orang miskin yang semakin terpuruk.
Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin derasnya arus
ideologi asing, yang berkat sayap raksasa globalisasi menggempur seluruh pelosok Indonesia
tanpa henti. Materialisme, hedonisme, konsumtivisme, serta gaya hidup yang dibentuknya
telah menerjang sudut-sudut terpencil Indonesia. Nilai-nilai asing yang sangat digandrungi
generasi muda itu dikhawatirkan akan semakin melunturkan nilai-nilai Pancasila.
Sebab itu, dirasakan pendidikan Pancasila sebagai suatu keharusan. Pendidikan Pancasila
bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan Pancasila. Oleh sebab itu, Pancasila
yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat dipertanggung
jawabkan secara yuridis-konstitusional dan obyektif-ilmiah. Secara yuridis -konstitusional
Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara. Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat diuraikan dan
diterima secara rasional. Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat Satuan
Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, Pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Pendidikan
kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan
mahasiswa terhadap ideologi negara.
B. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila
Perguruan tinggi di Indonesia harus terus mengembangkan nilai-nilai Pancasila
dengan menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran pendukung
pengembangan karakter manusia. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi sangat penting
karena merupakan proses lanjutan pembentukan karakter bagi idupan politik, para elit
politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan budaya politik yang santun. Bahkan,
banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang sangat merugikan keuangan Negara.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi dari berbagai lapisan
menggerus nilai-nilai moral anak bangsa. Korupsi sangat merugikan keuangan Negara
yang dananya berasal dari pajak masyarakat. Karena terjadi penyalahgunaan
keuangan Negara tersebut, maka target pembangunan yang semestinya dapat
dicapai dengan dana tersebut menjadi terbengkalai. Hal tersebut menunjukkan
betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan diperguruan tinggi untuk menanamkan
nilai-nilai moral Pancasila kepada generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan
demikian, pendidikan Pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik
mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesehatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,

6
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi.
Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut
sangat penting karena apabila kesadaran tersebut tidak segera disosialisasikan, dan diperkuat
implementasinya, maka masalah yang lebih besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu
musnahnya suatu bangsa. Kepunahan suatu bangsa tidak hanya ditimbulkan oleh factor
eksternal, tetapi juga ditentukan oleh faktor internal yang ada dalam diri bangsa itu sendiri.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah telah mengupayakan agar
pendidikan Pancasila tetap diselenggarakan di perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila harus
tetap dilaksanakan untuk membentengi moralitas bangsa Indonesia. Dengan
demikian, tanggung jawab berada di pundak perguruan tinggi untuk mengajarkan nilai-nilai
Pancasila sebagai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menekankan pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dipahami bahwa pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan
tinggi. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa
kompetensi yang harus dicapai matakuliah pendidikan Pancasila adalah menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional,dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai
manusia intelektual dengan caramengantarkan mahasiswa :
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-
cara pemecahannya;
3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni;
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi,dan
bermartabat agar :
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hati nurani;
4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi
bangsanya.
Tujuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah Negara dan ideologi bangsa,
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,

7
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
Negara RI Tahun 1945,
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-
nilaiketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, tentang pendidikan tinggi,
memuat penegasan tentang pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan Pendidikan
Pancasila sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal berikut :
1. Pasal 2, menyebutkan bahwapendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi sebagimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi wajib diselenggarakan dan harus dimuat
dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi. Keberadaan mata kuliah Pendidikan
Pancasila merupakan kehendak Negara, bukan kehendak perseorangan atau golongan, demi
terwujudnya tujuan Negara.
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Presiden Soekarno pernah mengatakan,”Jangan sekali-kali meninggalkan
sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi
penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa
depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang Bernama Cicero
(106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah
memberikan kearifan”. Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat
umum (common-sense) adalah“Sejarah merupakan guru kehidupan”.
Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis
adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa
di kemudian hari. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil
pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun
sejarah bangsa-bangsa lain. Dengan pendekatan historis, akan memperoleh inspirasi
untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi masing-
masing. Selain itu, dapat berperan serta secara aktif dan arif dalam berbagai
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat berusaha menghindari perilaku yang
bernuansa mengulangi kembali kesalahan sejarah.
Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik,
misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu
mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan

8
pada masa itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah
belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal
ini berarti bahwa apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS
lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing
bangsa melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah meningkatkanmotivasi
kejuangan bangsa dan meningkatkan motivasi belajar anda menguasaiIpteks
sesuai prodi masing - masing.
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia.
Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan social dari
berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji
masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi,
suatumasyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui
pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial,
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang
patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada
nilai-nilai Pancasila.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan
hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai- nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa
Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi
Indonesia. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis
masyarakat Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh
Bung Karno sebagai penggali Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati
membantah apabila disebut sebagai pencipta Pancasila, sebagaimana dikemukakan
Beliau dalam paparan sebagai berikut:
“Kenapa diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung-agungkan,
padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa saya bukan pencipta Pancasila. Saya
sekedar penggali Pancasila dari pada bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian lima
mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan kembali kepada bangsa
Indonesia. Malah pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau lebih tegas
penggalian dari pada Pancasila ini saudara-saudara, adalah pemberian Tuhan kepada
saya... Sebagaimana tiap-tiap manusia, jikalau ia benar-benar memohon
kepadaAllah Subhanahu Wata’ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ala
(Latif,2011: 21)
Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah Pancasila sebagai
dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

9
Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari Notonegoro bahwa Pancasila merupakan
penyebab lahirnya (kemerdekaan) bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari
Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna Alinea III Pembukaan
UUD 1945. Sebagai makhluk Tuhan, sebaiknya segala pemberian Tuhan,
termasuk kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salahsatu bentuk
wujud konkret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan memberikan
kontribusi pemikiran terhadap pembaharuan dalam masyarakat.
Bentuk lain mensyukuri kemerdekaan adalah dengan memberikan kontribusi konkret
bagi pembangunan negara melalui kewajiban membayar pajak, karena dengan
dana pajak itulah pembangunan dapat dilangsungkan secara optimal.
Sejalan dengan hal itu, Anda juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam
meningkatkan fungsi-fungsi lembaga pengendalian sosial (agent of social control) yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah satu cirinya
atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan hukum
(rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan sumber
dalam membentuk dan menyelenggarakan negara hukum tersebut.
Hal tersebut berarti pendekatan yuridis (hukum) merupakan salah satu
pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah
pendidikan Pancasila. Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka
menegakkan Undang-Undang (law enforcement) yang merupakan salah satu
kewajiban negara yang penting. Penegakan hukum ini hanya akan efektif, apabila
didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari kalangan
intelektualnya. Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis
tersebut mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formal dan
sekaligus negara hukum material sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial(social
order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan
kesejahteraan rakyat sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.
Kesadaran hukum tidak semata-mata mencakup hukum perdata dan pidana,tetapi juga
hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan sosialisasi yang seimbang di seluruh
kalangan masyarakat, sehingga setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya.
Selama ini sebagian masyarakat masih lebih banyak menuntut haknya, namun
melalaikan kewajibannya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban akan melahirkan
kehidupan yang harmonis sebagai bentuk tujuan negera mencapai masyarakat adil dan
makmur.
4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha
mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu

10
mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan
tatatertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Budiardjo(1998:32) sebagai berikut:
“Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan
keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang,
atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.”
Melalui pendekatan politik ini, Anda diharapkan mampu menafsirkan
fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat.
Pada gilirannya, Anda akan mampu memberikan kontribusi konstruktif dalam
menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis.
Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yaitu
menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman dalam
mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara (state),
kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan
pembagian (distribution) sumber daya negara, baik di pusat maupun di daerah.Melalui
kajian tersebut, Anda diharapkan lebih termotivasi berpartisipasi memberikan
masukan konstruktif, baik kepada infrastruktur politik maupun suprastruktur
politik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk


mewujudkan suatu bangsa dan negara yang mampu membanggakan pancasila sebagai
landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu
dalam makalah ini semoga dapat berguna bagi para pembaca sebagai acuan
proses pembelajaran.

B. Saran

Dalam makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan-kesalahan sehingga kami


mengharapkan kritikan dari pembaca agar makalah yang kami buat menjadi lebih baik dan
sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36350304/
BAB_II_PEMBAHASAN_2_1_Konsep_dan_Urgensi_Pancasila_2_1_1_Konsep_Pendidikan
_Pancasila

https://osf.io/65tgc/downloadhttps://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-PendidikanPancasila.pdf

Nurwadani P. Dkk. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta:Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi,dan Pendidikam Tinggi Republik Indonesia.15

13

Anda mungkin juga menyukai