Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM (K3)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Dr. Rita Rahmaniati, M.Pd

Di susun oleh kelompok 3


Anggota : Nopilanie (21.71.024372)
kelompok Vitclaudia Oktavira (21.71.024371)
Lista Mega (21.71.024368)
Kelas : Farmasi E

PRODI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian

Palangka Raya, 03 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER DEPAN .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
2.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
2.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
2.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
3.1 Hakikat Nilai dan Moral ........................................................................... 3
3.2 Norma sebagi Perwujudan dari Nilai ....................................................... 5
3.3 Hukum sebagai Norma ............................................................................. 6
3.4 Problematika Nilai, Moral, dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara. 7
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Hakikatnya manusia adalah makhluk moral. Untuk menjadi makhluk
sosial yang memiiki kepribadian baik serta bermoral tidak secara otomatis,
perlu suatu usaha yang disebut pendidikan. Menurut pandangan humanisme
manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang
positif dan rasional. Manusia dapat mengarahkan, mengatur, dan mengontrol
dirinya. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan
jasmani (Slamet Sutrisno, 1983, 26). Perkembangan kepribadian seseorang
tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosial budaya tempat tumbuh dan
berkembangnya seseorang (cultural backround of personality).
Setiap orang pasti akan selalu berusaha agar segala kebutuhan hidupnya
dapat terpenuhi dengan baik sehingga dapat mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia selain ada kesamaan juga terdapat
banyak perbedaan bahkan bertentangan antara satu dengan yang lain. Agar
dalam usaha atau perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
terjadi tabrakan antara yang satu dengan yang lain dalam masyarakat, maka
diperlukan adanya suatu aturan, norma atau kaidah yang harus dipatuhi oleh
segenap warga masyarakat. Oleh sebab itu di negara Indonesia, kehidupan
manusia dalam bermasyarakat diatur oleh hukum juga diatur oleh norma-
norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya.
Kaidah-kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota
masyarakat di mana kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-
kaidah sosial lainnya itu saling mengisi.
Di Indonesia sendiri, penegakan hukum selalu menjadi suatu kewajiban
yang mutlak harus diadakan dalam negara hukum yang berdasarkan Pancasila.
Kewajiban tersebut bukan hanya dibebankan pada petugas resmi yang telah
ditunjuk dan diangkat oleh Pemerintah akan tetapi adalah juga merupakan
kewajiban dari pada seluruh warga masyarakat. Bukan merupakan rahasia
umum lagi bahwa kadang-kadang terdapat noda hitam dalam praktek

1
penegakan hukum yang perlu untuk dibersihkan sehingga hukum dan keadilan
benar-benar dapat ditegakkan. Sebagai salah satu pilar yang sangat penting
dalam sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
penyelesaian berbagai permasalahan hukum yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia harus diakui tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hakikat nilai dan moral ?
2. Apa yang dimaksud norma sebagi perwujudan dari nilai ?
3. Apa yang dimaksud hukum sebagai norma ?
4. Sebutkan problematika nilai, moral, dan hukum dalam masyarakat dan
negara ?
2.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar serta untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Manusia,
Nilai, Moral, dan Hukum.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Nilai dan Moral


A. Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika
Bertens (2001) menyebutkan bahwa ada tiga jenis etika, yaitu :
1. Etika berarti nilai-nilai atau norma-normayang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud
adalah kode etik.
3. Etika berarti ilmu tentang baik buruk. Etika yang dimaksud sama
dengan istilah filsafat moral.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan dengan nilai.
Misalkan kita mengatakan bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah.
Berarti kita melakukan penilaian terhadap suatu objek. Baik atau indah
adalah contoh nilai.
Istilah nilai (value) menurut Kamus Poerwodarminto diartikan
sebagai berikut :
1. Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai emas.
2. Harga sesuatu, mislnya uang.
3. Angka, skor.
4. Kadar, mutu.
5. Sifat atau hal penting bagi kemanusiaan.
Beberapa pendapat tentang pengertian nilai, dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Menurut Bambang Daroesu. Nilai adalah suatu kualitas atau
penghargaan terhadap sesuatu, yang menjadi dasarpenentu tingkah
laku seseorang. Ia menyatakan nilai memiliki ciri-ciri sebagai berikkut:
a. Suatu realitas yang abstrak (tidak dapat di tangkap oleh indra,
tetapi ada)
b. Normatif (yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan).
c. Berfungsi sebagai daya dorong manusia (sebagai motivator).

3
2. Menurut Darji Darmodiharjo adalah kualitas atau keadaan yang
bermanfaat bagi manusia baik lahir ataupun batin.
Nilai itu ada atau real dalam kehidupan misalnya manusia mengakui
adanya keindahan. Namun keindahan sebagai nilai adalah abstrak
(tidak dapat diindra). Yang dapat di indra adalah objek yang memiliki
nilai keindahan itu. Misalnya lukisan atau pemandangan.
Nilai merupakan suatu yang diharapkan (das solena) oleh manusia,
nilai merupakan suatu yang baik yang di ciptakan manusia. Contohnya
semua manusia mengharapkan keadilan.
Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar
harapan itu terwujud dalam kehidupan. Nilai diharapkan manusia
sehingga mendorong manusia berbuat. Misalnya, siswa berharap akan
kepandaian.
3. Menururt Prof. Drs Notonegoro, S.H. menyatakan ada tiga macam
nilai yaitu:
a. Nilai materil, yakni sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai vital, yakni sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian, dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1) Nilai kebenaran bersumber pada akal pikiran manusia (rasio,
budi, dan cipta).
2) Nilai estetika (keinndahan) bersumber pada rasa manusia.
3) Nilai kebaikan (nilai moral) bersumber pada kehendak keras,
keras hati, dan nurani manusia.
4) Nilai religius (Ketuhanan) yang bersifat mutlak dan bersumber
pada keyakinan manusia.
B. Moral berasal dari kata bahasa latin
Mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai
sinonom mos, moris, manner mores atau manners, morals. Dari beberapa
pendapat moral dapat diartikan sebagai istilah etika, etik, akhlak
kesusilaan, dan budi pekerti.

4
Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai,
yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah nilai moral. Nilai moral adalah
nilai yang berkaitan dengan prilaku manusia (human) tentang hal baik dan
buruk.
Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu :
1. Nilai logika, yaitu nilai tentang benar-salah.
2. Nilai etika, yaitu nilai tentang baik-buruk.
3. Nilai estetika, yaitu nilai tentang indah-jelek
Niai etika adalah nilai tentang baik buruk yang berkaitan dengan
prilaku manusia .jadi, kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan
berarti wajahnya buruk, tetapi prilaku orang itu. Nilai etika adalah nilai
moral. Jadi, moral yang di maksud adalah nilai moral sebagai bagian
moral.
Selain etika kita mengenal pula estetika. Estetika merupakan nilai
yang berkaitan dengan keindahan, penampilan fisik, dan keserasian dalam
hal penampilan. sebuah lukisan memiliki nilai estetika , bukan nilai etik.
3.2 Norma sebagi Perwujudan dari Nilai
Nilai penting bagi kehidupan manusia, sebab nilai bersifat normatif dan
menjadi motivator tindakan manusia. Namun demikian, nilai belum dapat
berfungsi secara praktis sebagai penuntut perilaku manusia itu sendiri. Nilai
sendiri masih bersifat abstrak sehingga butuh konkretisasi atas nilai tersebut.
Contohnya, manusia mendambakan keselamatan, tetapi apa yang harus
dilakukan manusia agar terwujud keselamatannya. Akhirnya, yang dibutuhkan
manusia adalah semacam aturan atau tuntutan perilaku yang bisa mengarahkan
manusia agar terwujud keselamatan. Jadi, niali belum dapat berfungsi praksis
bagi manusia.
Norma merupakan konkretisasi dari nilai. Norma adalah perwujudan
dari nilai. Setiap norma pasti terkandung nilai di dalamnya. Nilai sekaligus
menjadi sumber norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwuju norma.
Sebaliknya, tanpa di butuhkan norma maka nilai yang hendak di jalankan itu
mustahil terwujudkan.

5
Contohnya ada norma yang berbunyi, “dilarang membuang sampah
sembarangan” atau “buanglah sampah pada tempatnya.”
Norma diatas berusaha mewujudkan nilai kebersihan. Dengan
mengikuti norna tersebut diharapkan kebersihan sebagai nilai dapat
terwujudkan dalam kehidupan.
Norma norma yang berlaku di masyarakat ada empat macam,yakni
sebagai berikut :
1. Norma agama yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan
larangan yang brasal dari Tuhan.
2. Norma moral/kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang bersumber dari hati
nurani.
3. Norma kesopanan yaitu peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup
antar manusia
4. Norma hukum yaitu peraturan yang di ciptakan resmi atau dari negara
yang sifatnya mengikat dan memaksa.
Macam norma di atas dapat diklasifikasikan pula sebagai berikut :
1. Norma yang berkaitan dengan kehidupan pribadi yaitu :
a. Norma agama / religi
b. Norma moral / kesusilaan
2. Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan antar pribadi yaitu :
a. Norma adat / kesopanan
b. Norma hukum.
3.3 Hukum sebagai Norma
Hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma ,yaitu norma hukum.
Jika hukum yang dibicarakan berarti maksudnya adalah norma hukum.
Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya (agama,
kesusilaan, dan kesopanan). Pebedaan norma hukum denan norma lainnya
adalah:
1. Norma hukum datangnya dari luar kita sendiri, yaitu dari kekuasaan /
lembaga yang resmi dan berwenang
2. Norma hukum di lekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik , norma
lain tidak di lekati sanksi pidana secara fisik .

6
3. Sanksi pidna atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara.
Jadi, meskipun telah ada norma agama, kesusilaan, dan kesopanan
namun dalam kehidupan bernegara tetap di butuhkan norma hukum.
Norma hukum di butuhkan karena dua hal yaitu:
1. Karena bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan
efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertipan masyarakat.
2. Masih ada prilku lain yang perlu di atur di luar ketiga norma di atas,
misalnya prilaku di jalan raya.
3.4 Problematika Nilai, Moral, dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
1. Pelanggaran Etik
Kebutuhan akan norma etik oleh manusia di wujudkan dengan
membuat serangkaiannorma etik untuk semua kegiatan atau profesi.
Rangkaian norma moral yang terhimpun ini biyasanya di sebut kode
etik.kode etik merupakan bentuk aturan (code) tertulis secara sistematik
sengaja di buwat berdasarkan prinsi prinsip moral yang ada.
Meskipun telah memiliki kode etik masih terjadi seseorang yang
melanggar kode etik profesinya sendiri. Contohnya, seorang dokter
melanggar kode etik dokter. Pelanggaran kode etik tidak akan mendapat
sanksi lahiriyah atau yang bersifat memaksa. Pelanggaran etik biasanya
mendapatkan sanksi etik, seperti menyesal rasa bersalah, dan malu. Bila
seorang profesi melanggar kode etik profenya maka iya akan mendapat
sanksi etik dari lembaga profesi seperti teguaran, di cabutnya
keanggotaannya,atau tidak di perbolehkan lagi profesi tersebut.
2. Pelanggaran Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan,
paksaan atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang beralku.
Dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat maka hukum tidak
perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya di jatuhakn pada warga yang
benar-benar terbuti melanggar hukum.
Problem hukum yang berlaku dewasa ini adalah masih rendahnya
kesadaran hukum masyarakat. Akibatnya, banyak terjadi pelanggaran
hukum. Bahkan, pada hal-hal kecil yang sesungguhnya tidak perlu terjadi.

7
Misalnya, secara sengaja tidak membawa sim dengan alasan hanya untuk
sementara waktu.
Problem hukum yang lain adalah hukum dapat digunakan sebagai
alat kekuasaan. Dalam Negara, sesungguhnya hukumlah yang menjadi
panglima. Semua institusi dan lembaga negara tunduk pada hukum yang
berlaku. Namun, dapat terjadi hukum dibuat justru untuk melayani
kekuasaan dalam negara. Contohnya, kopres-kopres yang dibuat pada
masa lalu. Oleh karena itu dalam embuat hukum harus memenuhi kaidah
hukum.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupannya manusia tidak akan bisa terlepas dari yang
namanya nilai, moral dan norma. Yang mana ketiganya tersebut selalu
berhubungan dan mempengaruhi kehidupan manusia dalam
masyarakatnya. Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika
maupun estetika. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai
dalam dua konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang
objektif, apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang
menilainya. Kedua, memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya
nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Menilai berarti
menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan, nilai memiliki polaritas
dan hierarki, yaitu:
1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
(polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran yang berisi kritikan terhadap penulis juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Armen. 2012. Buku Ajar Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Deepublish
Djoko Widagdho. 2015. Ilmu Budaya Dasar. cet. 13, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Eko Handoyo, dkk. 2015. Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: ombak.
Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Herimanto, Winarno. 2016. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
M. Sainal. 2012. Pengantar Ilmu Budaya Dasar . Yogyakarta: Deepuublish.
Winarno.2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Tim:PT Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai