Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ISBD MANUSIA, NILAI, MORAL DAN

HUKUM

Disusun Oleh :

Sitarani Savitri/ P07224122004

TINGKAT 1A

DOSEN PENGAMPU :

Yona Palin T., S.KM,SE,M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BALIKPAPAN


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin,
rahmat dan kuasa-Nyalah kita masih diberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MANUSIA NILAI, MORAL, Dan
HUKUM ”.
Pada kesempatan ini tak lupa juga saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada ibu Yona Palin T., S.KM,SE,M.Kes
selaku dosen pengajar Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita khususnya mengenai peran dan organisasi bidan di
Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Oleh karena itu, kami berharap ada kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun
yang membacanya.

Balikpapan, 28 Agustus 2022


Penyusun,

Sitarani Savitri
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... II

Daftar isi .............................................................................................................. III

BAB Pendahuluan .................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................4

BAB Pembahasan ..................................................................................................5

2.1 Manusia, Nilai, dan Moral………………………………………………………5

2.2 Manusia dan Hukum………:……..:…………………………………………….6

2.3 Hubungan Hukum dan Moral. ............................................................................7

2.4 Contoh di kehidupan sehari hari………………………………………………..8

BAB Penutup ..........................................................................................................9

3.1Kesimpulan ........................................................................................................9

3.2Saran....................................................................................................................9

Daftar Pustaka .....................................................................................................10


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan.Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia
berkaitan dengan nilai,moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan,
menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan
agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam
diri manusia akan sangat menentukankepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.Pendidikan nilai yang mengarah kepada
pembentukan moral yang sesuai dengan normakebenaran menjadi sesuatu yang
esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalamkonteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapatdilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan
yang sangatkondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam
pendidikan mendukungterjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan
reproduksi langsung dari nilai-nilaimoral yang hendak ditanamkan sebagai pola
orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam
pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanamannilai-nilai kejujuran,
kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini membahas sekelumit mengenai manusia, nilai, moral, dan hukum
yangmencakup hal-hal berikut:
1.2.1 Manusia, Nilai, dan Moral
1.2.2 Manusia dan Hukum
1.2.3 Hubungan Hukum dan Moral
1.2.4 Contoh contoh dikehidupan sehari hari
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 agar mahasiswa mengerti tentang Nilai moral dan hukum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manusia Nilai, dan Moral


Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagikehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan
sebagai landasan,alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak. Nilai itu penting bagi manusia.
Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusiakarena dianggap berada
dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu
terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai
itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam
perbuatan. Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan
denganmemberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai
positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negatif.
Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu
jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan. Nilai memiliki polaritas dan hirarki,
antara lain:
a. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai polaritas
seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.
b. Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya. Nilai (value)
biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat diartikansebagai
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Notonagoro membagi hierarki nilai
pokok yaitu:
a. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
b. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakankegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian
terbagi menjadi empat macam:
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis
manusia
c. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia
d. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai
penghayatanmelalui akal budi dan nuraninya
2.2 Manusia dan Hukum
Dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkinmenggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat,dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam
pergaulan antar-manusia dalammasyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan
masyarakat menjadi teratur akan tetapiakan mempertegas lembaga-lembaga hukum
mana yang melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the
livinglaw) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.Manusia dan
hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalami lmu hukum,
terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu
bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan
bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk
dari masyarakat itu,dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah
hukum.
Tujuan Hukum banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut teori-
teori dari para ahli:
1. Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai
kemakmurandan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan.
Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian
yang sama pula.
2. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur hubungan antara
sesamamanusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian antara sesama.
Dengan menimbangkepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang.
3. Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia
kepentingandaya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.
4. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat merekayasa
masyarakat(law is tool of social engineering).
5. Muchatr Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari hukum
adalahketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi adanya
suatumasyarakat manusia yang teratur

2.3 Hubungan Hukum dan Moral


Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma
yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak
disertaimoralitas?). Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai
moralitas. Oleh karenaitu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga
membutuhkan hukum, sebab moral tanpahukum hanya angan-angan saja kalau tidak
di undangkan atau di lembagakan dalammasyarakat
.Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin‟ ada hukum yang bertentangan
dengan moralatau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukumdan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan
indonesia dewasa ini. Apalagi dalamkonteks membutuhkan hukum.Kualitas hukum
terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukumtampak kosong
dan hampa (Dahlan Thaib,h.6).
Namun demikian perbedaan antara hukumdan moral sangat jelas.Perbedaan antara
hukum dan moral menurut K.Berten :
1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara
sistematisdalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum
lebih memiliki kepastiandan objektif dibanding dengan norma moral.
Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyakdiganggu‟
oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yangharus dianggap utis
dan tidak etis
2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum
membatasi dirisebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap
batin seseorang.
3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan
denganmoralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan
terkena hukuman.Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan hanya
menyentuh bagian luar,sedangkan perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-
satunya sanksi dibidang moralitashanya hati yang tidak tenang
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak
negara.Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat,
namun hukum ituharus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai
hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada
individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis ataudengan cara lain
masyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat mengubahatau
membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya
2.4 Contoh contoh dikehidupan sehari hari

1. membuang sampah selalu pada tempatnya


2. selalu menghargai pendapat orang lain
3. mengucapkan terima kasih saat merasa dibantu atau
mendapatkan sesuatu dari orang lain
4. memberikan tempat duduk kepada orang tua maupun ibu
hamil saat berada ditempat umum
5. memberi salam atau membungkuk ketika bertemu dengan
orang yang lebih tua
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan
salingmenunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakandengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi
keselarasan dan harmonikehidupan
3.2 Saran
Penegakkan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan
kepastianhukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin
terciptanya keadilan(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan
hukum (equality before thelaw).Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam
proporsi yang baik dengan penegakan hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada
penegakan hukum yang bersifat diskriminatif,menyuguhkan kekerasan dan tidak
sensitif jender. Penegakan hukum jangan dipertentangkandengan penegakan HAM.
Karena, sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para penegak hukum
memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks hubungan antaranegara
hukum dengan masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA
http://grms.multiply.com/journal/item/26

http://bambang1988.wordpress.com/2009/04/13/

manusia-nilai-moral-dan-hukum

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/problematika-nilai-moral-
dan-hukum-dalam-masyarakat/http://herususetyo.multiply.com

journal/item/9Juanda, dkk. 2010 Bahan Ajar Ilmu Sosial dan Budaya

Anda mungkin juga menyukai