Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Oleh :

NUR ARTANTI ABELIA

(202301037)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIRA BHAKTI
MAKASSAR
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”. Penulisan makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentu saja jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik yang sangat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat dan terima kasih

Makassar 08 januari 2024

Nur artanti abelia

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
A. Latar Belakang ....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6
A. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab .......................................... 6
B. Nilai-Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab .............................. 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dinua, namun terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia

Secara kausalitas Pancasila sebulum disyahkan menjadi dasar filsafat Negara nilai-
nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-
istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri Negara Indonesia
mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan
moral yang luhur, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia
Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang
pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon
dasar filsafat nagara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18
Agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya
dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu
keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah
naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.

Di jaman yang modern dan penuh persaingan seperti saat ini, masih banyak orang-orang
yang tidak mampu dan dikucilkan olah masyarakat. Mereka dikucilkan dari masyarakat
karena mereka dianggap tidak mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang memadai.
Hal ini sangat bertentangan sekali dengan pengamalan pancasila terumata sila ke-2 yang
berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”.

4
Di sila ke dua ini terkandung makna
: mengakui persamaan derajat
, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia sesuai dengan
hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
. Bertingkah laku sesuai dengan adap dan norma yang berlakudi masyarakat

B. Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan kemanusiaan yang adil dan beradab ?

2) Bagaimana peran dan fungsi kemanusiaan yang adil dan beradab ?

3) Bagaimana nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ?

C. Tujuan

1) Agar dapat memahami peran dan fungsih tentang kemanusiaan yang adil dan beradab.

2) Untuk dapat di laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bermasyarakat

3) Sebagai pedoman menjadi masyarakat yang patuh pada konstitusi Negara Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sila Kemanusian Yang Adil Dan Beradab


Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya.
Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar
filosofis antropologi bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa)
dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sabagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara harus menjunjung


tinggi harkat dan martabat manusia sabagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu
dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan Negara
harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia,
terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam
peraturan perundang-undangan Negara. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang
didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma
dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia
maupun terhadap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah
perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya bermoral dan
beragama.

Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan


antara
lain dalam kehidupan pemerintah Negara, politik ekonomi, hukum, sosial, budaya,
pertahan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu dalam

6
kehidupan bersama dalam Negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling
menghargai sekalipun terdapat untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan
bersama

Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradap harus berkodrat adil. Hal ini
mengadung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan
dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan
Negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak
dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak
semena-menaterhadap sesama manusia, menjunjung tinggi nila-nilai kemanusiaan
(Darmodihardjo, 1996).

B. Nilai-Nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Nilai kenusiaan yang adil dan beradab, mengandung makna : kesadaran sikap dan
perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas tuntutan mutlak hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Yang perlu
diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua umat manusia dalam mewujudkan
nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia.
Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya. Untuk itu perlu dikembangkan juga
sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa atau tepo seliro. Oleh
karena itu sikap dan perilaku semena-mena terhadap orang lain merupakan perbuatan
yang tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam sila ke dua terkandung nilai-nilai humanistis, antara lain:

7
Pengakuan atas adanya martabat manusia dengan segala hak asasinya yang harus
dihormati oleh siapapun
. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
Pengertian manusia beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan iman, sehingga
nyatalah bedanya dengan makhluk lain
Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepo seliro.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung nilai-nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka
konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara antara lain hakikat Negara,
bentuk Negara, tujuan Negara, kekuasaan Negara, moral Negara, dan para penyelenggara
Negara, dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakikat manusia. Hal ini dapat
dipahami karena Negara adalah lembaga masyarkat yang terdiri atas manusia-manusia,
dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan mempunyai satu tujuan bersama untuk
Manusia pula. Maka segala aspek penyelenggaran Negara harus sesuai dengan hakikat dan
sifat-sifat manusia Indonesia yang monopluralis, terutama dalam pengertian yang lebih
sentral pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
manusia sebagai individu dan makhluk social.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah berwujudan nilai kemanusiaan

sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama, dalam kehidupan

kenegaraan, kita harus senantiasa dilandasi moral kemanusiaan, misalnya dalam

kehidupan pemerintah Negara, politik, ekonomi, hokum, sosial, budaya,

pertahanan dan keamanan, serta dalam kehidupan bersama dalam Negara harus

dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun terhadap

perbedaan.

B. Saran
Kita sebagai manusia harus menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia,

menghargai akan kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras,

keturunan, status, sosial, maupun agama, kita juga harus mengembangkan sikap

saling mencintai, menghargai, menghormati, tenggang rasa, dan menjunjung

tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kaelani, Drs. M.S., 1996, Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan, Paradigma,


Yogyakarta.

Moerdiono, 1996, Pancasila Sebagai Dasar Negara, CV. Karyono, Yogyakarta.

Noor MS, Bakry., 1994, Orientasi Filsafat Pancasila, Liberty, Yogyakart

10

Anda mungkin juga menyukai