Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR PKN II

ATURAN-ATURAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN


BERNEGARA

Oleh : Kelompok 8
Dike Rahmatika Faurin NPM 2110013411186
Najwa Sabrina NPM 2110013411187
Mela Rahmadayana NPM 2110013411190
Beauty Afrimus Agus NPM 2110013411191

Dosen Pembimbing : Ibuk Darwianis,S.Sos,MH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Pada kesempatan ini kami akan membahas makalah yang berjudul
“Aturan-aturan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN 2 Penyusunan
makalah ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami aturan- aturan dalam
kehidupan berbangsa dan aturan-aturan dalam kehidupan bernegara yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Selanjutnya kami sebagai
penyusun, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis menerima saran yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Padang,04 Mai 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Aturan-aturan dalam Kehidupan Berbangsa.......................................3
B. Aturan-aturan dalam Kehidupan Bernegara........................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................26
B. Saran.....................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai cita-cita untuk dapat hidup damai
dan sejahtera. Untuk mewujudkan keinginannya itu maka manusia tidak dapat
mengusahakannya sendiri, dalam arti upaya mewujudkan kedamaian dan
kesejahteraan mutlak harus didukung dan dibina bersama-sama manusia lainnya
atau dengan kata lain untuk mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan umat
manusia perlu adanya kerja sama antara manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
kodrat manusia yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk individu dan
makhluk sosial.
Dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup
sendiri dan menyendiri, tetapi harus hidup berkelompok. Kehidupan bersama ini
sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang atau lebih. Sehubungan dengan
kenyataan tersebut, terdapat pula kenyataan lain bahwa manusia sebagai makhluk
pribadi atau individu. Tiap-tiap manusia mempunyai sifat, watak, kehendak dan
kepentingannya masing-masing. Kehendak dan kepentingan tiap-tiap manusia itu
manakala sejalan dengan kehendak dan kepentingan orang di sekitarnya, maka
akan terjalin hubungan kerja sama yang harmonis untuk mewujudkan
keinginannya dan harapannya itu. Namun, kenyataannya tidak jarang kehendak
dan keinginan serta kepentingan manusia yang satu dengan yang lainnya itu saling
bertentangan sehingga mengakibatkan terjadinya konflik di antara manusia itu.
Secara kodrati, setiap manusia sebenarnya menginginkan rasa aman dalam
hidup dan kehidupannya di masyarakat. Oleh karena itu, manusia mengharapkan
kepentingan-kepentingannya dilindungi dari gangguan atau hal-hal yang
mengancam kepentingannya tersebut. Perlindungan kepentingan itu akan tercapai
dengan adanya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan bagaimana
manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat agar tidak merugikan orang lain
dan dirinya sendiri. Pedoman, patokan atau ukuran bersikap dalam kehidupan
bersama ini disebut norma atau kaidah sosial. Terbentuknya norma atau kaidah
sosial ini dapat dibentuk dari rasa kesadaran untuk tetap memiliki rasa
bermasyarakat untuk mewujudkan suatu tata tertib yang dapat mengatur
kelangsungan dan keutuhan hidup bermasyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya aturan-aturan dalam kehidupan
berbangsa dan benegara untuk mencapai keamanan dan ketertiban dalam negeri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana aturan-aturan dalam kehidupan berbangsa?
2. Bagaimana penegakan hukum dalam kehidupan masyarakat dan negara?
3. Bagaimana jaminan hukum atas hak dan kewajiban warga negara?
4. Bagaimana contoh penerapan jaminan hukum atas hak dan kewajiban
warga negara?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana aturan-aturan dalam kehidupan berbangsa.
2. Untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum dalam kehidupan
masyarakat dan negara.
3. Untuk mengetahui bagaimana jaminan hukum atas hak dan kewajiban
warga negara.
4. Untuk mengetahui bagaimana contoh penerapan jaminan hukum atas hak
dan kewajiban warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aturan-aturan dalam Kehidupan Berbangsa

Lahirnya sebuah aturan dalam kehidupan masyarakat bangsa disebabkan


karena adanya kesadaran manusia yang memiliki kepentingan berbeda-beda,
begitu juga dengan cara pencapaiannya sehingga agar dalam memenuhi
kepentingan dan mencapai tujuan hidup dan kehidupannya dapat berjalan dengan
tertib maka diperlukan berbagai aturan hidup yang dinamakan norma atau kaidah
sosial.
Keberadaan norma atau kaidah sosial dalam suatu masyarakat amat strategis
karena dengan adanya norma atau kaidah seseorang dapat terlindungi dari upaya-
upaya yang dilakukan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Norma atau
kaidah sosial bisa dikatakan sebagai rel atau pedoman dalam berucap dan
bertingkah laku bagi anggota masyarakat sehingga benar atau tidaknya, dilarang
atau tidaknya suatu uacapan atau perbuatan dapat dilihat dari norma yang ada dan
berlaku dalam masyarakat.
Norma atau kaidah merupakan ketentuan atau peraturan-peraturan yang
memberi batasan dan kebebasan kepada sesama anggota masyarakat dan
bagaimana hubungan antara seseorang anggota masyarakat dengan anggota
masyarakat lainnya dalam pergaulan hidup bersama.
Norma atau peraturan hidup ini mulai tumbuh sejak manusia mengenal hidup
bermasyarakat, pertumbuhan dan perkembangannya akan melahirkan beberapa
macam norma sesuai dengan sumbernya. Secara umum, jenis-jenis norma yang
berlaku di masyarakat suatu bangsa adalah sebagai berikut.
a. Norma Agama
Menurut Sudikno Mertokusumo (dalam Sutaatmadja, dkk, 2008) yang
dimaksud dengan kaidah kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada
kehidupan beriman. Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada
Tuhan dan kepada dirinya sendiri. Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran-
ajaran agama atau kepercayaan yang oleh pengikut-pengikutnya dianggap sebagai
perintah Tuhan.
Dikarenakan sumber kaidah agama ini adalah ajaran agama yang berasal dari
Tuhan, maka manakala penganut agama yang tidak mematuhi perintah dan
larangan dari Tuhan Yang Maha Esa atau kaidah-kaidah yang ditentukan agama,
orang yang bersangkutan akan merasakan sanksinya dan berdosa serta
memperoleh kutukan dan hukuman dari Tuhan. Sanksi dan hukuman bagi
pelanggaran norma agama tidak bersifat langsung, melainkan sanksi akan diterima
di akhirat nantinya.
Sementara itu, sanksi yang dirasakan di dunia bisa berupa depresi, guncangan
jiwa, maupun perang batin hati nurani. Berdasarkan kepercayaannya terhadap
sanksi Tuhan yang dipercayanya tersebut, orang-orang akan senantiasa berusaha
berbuat baik dalam menjalin hubungan dengan sesama makhluk hidup sesuai
dengan apa yang menjadi pedoman dalam ajaran agamanya. Adapun contoh
penerapan norma agama adalah sebagai berikut.
1) Taat dalam menjalankan ibadah
2) Menghormati orang-orang yang lebih tua
3) Menghargai orang-orang yang lebih muda
4) Tidak boleh berdusta (berkata bohong)
5) Tidak boleh mencuri barang milik orang lain
6) Larangan untuk melukai dan membunuh
7) Menghormati antarumat beragama
Manakala kaidah agama dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka
sudah dapat dipastikan dalam kehidupan bermasyarakat akan dijumpai suasana
yang damai dan tertib yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan. Hal ini juga
mencerminkan suasana pergaulan hidup yang harmonis serta religius di
masyarakat suatu bangsa.

b. Norma Kesopanan
Norma kesopanan menurut Kansil (1986:85) merupakan peraturan hidup yang
timbul dari pergaulan segolongan manusia. Peraturan-peraturan itu ditaati sebagai
pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di
sekitarnya. Suatu kelompok masyarakat dapat menetapkan peraturan yang berisi
hal-hal yang dianggap sopan dan boleh dilakukan serta hal-hal yang dinilai tidak
sopan dan harus dihindari. Ukuran norma kesopanan adalah kepantasan,
kebiasaan, atau kepatutan yang berlaku dalam sebuah masyarakat. Sehingga,
setiap masyarakat memiliki ukuran-ukurannya sendiri mengenai apa yang
dianggap pantas, bisa, dan patut.
Sumber dari norma kesopanan ini tidak terlepas dari kebiasaan yang berlaku di
masyarakat sehingga sanksinya pun akan muncul dari masyarakat yang
bersangkutan. Perlu dijelaskan bahwa sanksi norma kesopanan ini tidaklah terlalu
keras dan biasanya hanya bersifat subjektif melalui gunjingan-gunjingan belaka,
dikucilkan dari masyarakat yang bersangkutan dan dapat pula berupa hinaan.
Selanjutnya, dapat disebutkan contoh-contoh penerapan norma kesopanan, yaitu
seorang anak muda harus hormat dan sopan terhadap orang yang lebih tua, jangan
meludah di depan orang, berikan kesempatan kepada wanita hamil atau orang
yang sudah tua untuk duduk baik di dalam bus ataupun kereta api, jangan makan
sambil bicara, serta berpakaian yang sopan bagi remaja putri.

c. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah sekumpulan peraturan hidup yang dianggap sebagai
suara hati nurani setiap manusia. Norma ini berhubungan dengan manusia sebagai
makhluk individu karena menyangkut kehidupan pribadi manusia. Peraturan-
peraturan hidup ini berupa bisikan kalbu atau suara hati yang diakui dan
dimengerti setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya.
Sumber dari norma kesusilaan adalah hati sanubari manusia itu sendiri, jadi
bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada hal-hal yang berifat lahir, tetapi
ditujukan kepada sifat batin manusia itu sendiri. Dengan demikian, sanksi norma
kesusilaan ini pun lebih menekankan pada adanya penyesalan dalam diri atau
batin seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap norma kesusilaan tersebut,
misalnya seseorang berbuat tidak jujur maka sebenarnya hati nuraninya mengakui
akan tindakannya itu sehingga mungkin saja dalam dirinya akan timbul rasa
penyesalan akan perbuatan yang telah dilakukannya sendiri.

d. Norma Hukum
Norma hukum merupakan sekumpulan kaidah yang mengatur kehidupan
manusia yang dibuat oleh lembaga resmi pemerintah (di Indonesia DPR dan
Presiden). Sifat norma hukum ini mengatur dan memaksa, dalam arti setiap
masyarakat harus tunduk pada apa yang telah digariskan dalam aturan tersebut.
Sumber norma hukum ini adalah pemerintah, sehingga yang melaksanakan
sanksinya pun pemerintah. Sanksi norma hukum ini telah tercantum dalam pasal-
pasal undang-undang. Sanksi norma hukum lebih pasti dan nyata dipandang dari
segi kehidupan bermasyarakat, baik berupa hukuman maupun denda bagi mereka
yang melanggarnya.
Sanksi ini sifatnya mengikat dan memaksa dengan tujuan agar orang yang
melakukan pelanggaran terhadap norma hukum tersebut menjadi jera dan tidak
akan mengulangi perbuatannya tersebut. Adapun tujuan dari diberikannya sanksi
berupa hukuman itu adalah sebagai berikut.
1) Agar orang yang bersangkutan jera (tidak mengulangi perbuatan salah)
2) Mendidik, yaitu berupaya memasyarakatkan kembali orang yang
melanggar tersebut.
Norma hukum ini dibuat tidak lain adalah untuk lebih menguatkan
pelaksanaan norma-norma lainnya yang telah tumbuh dan berkembang di
masyarakat. Hal ini dikarenakan:
1) Tidak semua orang mentaati norma-norma yang telah ada dan berkembang
tersebut
2) Masih banyak kepentingan-kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh
norma-norma tersebut.
3) Ada kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan norma yang
berkembang padahal masih memerlukan perlindungan.
Hukum adalah dasar dan pemberi petunjuk bagi semua aspek kegiatan
masyarakat, kebangsaan dan kenegaraan rakyat Indonesia. Bahkan, hukum adalah
wujud pernyusunan kemerdekaan kedaulatan kebangsaan itu sendiri ke dalam
UUD 1945 dan Hukum Dasar yang tidak tertulis (Anton Djawamaku: 1993:19).
Dalam pelaksanaan di negara Republik Indonesia yang dijadikan acuan
dalam pengembangan norma hukum adalah Pancasila dan UUD 1945. Pancasila
berkedudukan sebagai sumber tertinggi. Dengan demikian segala bentuk norma
hukum yang di bawahnya harus tunduk dan tidak boleh bertentangan dengan
kedua sumber hukum tersebut.
Penegakan Hukum dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara

Penegakan hukum adalah proses yang dilakukan sebagai upaya untuk


tegaknya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana ditegaskan dalam UUD
1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu“Negara Indonesia adalahNegara hukum”. Hukum
pidana tidak hanya berbicara tentang putusan pengadilan atas penanganan perkara
pidana, tetapi juga meliputi semua proses dan sistem peradilan pidana. Proses
peradilan berawal dari penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian, lalu
penuntutan oleh jaksa dan berpuncak pada penjatuhan pidana oleh hakim,
selanjutnya diakhiri dengan pelaksanaan hukuman itu sendiri oleh
lembagapemasyarakatan.
Negara Indonesia sebagai sebuah negara hukum, seharusnya hukum
ditegakkan. Berbagai aturan hukum dibuat, untuk ditaati dan diimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akan tetapi pada
kenyataannya, aturan hukum tersebut seringkali dilanggar, bahkan oleh aparat
penegak hukum dan pembentuk hukum itu sendiri. Kita dapat menyaksikan
berapa banyak aparat penegak hukum (polisi, hakim, jaksa, advokad)dalam
menangani perkara melakukan perbuatan tercela seperti penyuapan, transaksi
perkara, calo perkara, jual beli putusan, makelar kasus, dan sebagainya.
Negara Indonesia adalah negara hukum, artinya semua warga negara dan
penyelenggara harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku. Tetapi
kenyataannya, aturan hukum seringkali dilanggar, bahkan oleh aparat penegak
hukum dan pembentuk hukum itu sendiri. Penegakan hukum di Indonesia
masihtajamkebawah tetapi tumpul ke atas. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan
terhadappenegakahukum. Perbaikan penegakan hukum dapat dilakukan dengan
memperbaikisistem hukum yang meliputi substansi hukum, struktur hukum,
danbudayahukum.
Selain itu, dengan konsep negara hukum yang demokratis, penegakan hukum
tidak hanya terpaku pada aturan hukum tertulis. Apabila
aturanhukutertulistidakmemberikan keadilan, maka aturan hukum tertulis dapat
disimpangi.Penegakanhukumjuga didukung oleh lahirnya teori hukum progresif
dan teori hukum integrat Semua negara di dunia menyatakan diri sebagai negara
hukum.
Dalam sebuah negara hukum dibuat peraturan untuk mencegah kekuasaan
absolut demi pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia. Hukum yang
berlaku dinegara-negara di dunia berbeda-beda, karena sebagaimana dikatakan
Cicero bahwa ubi societas ibi ius, Hukum Ransendental Pengembangan dan
Penegakan Hukum di Indonesia dimana ada masyarakat disitulah ada hukum.
Artinya setiap masyarakat mempunyai hukumnya sendiri yang berbeda dengan
hukum yang berlaku pada masyarakat lain, karena kehidupan sosial, budaya,
ekonomi, dan politik masing-masing masyarakat berbeda.
Unsur-unsur negara hukum mempunyai hubungan erat dengan sejarah dan
perkembangan masyarakat dari suatu bangsa. Sejarah dan perkembangan
masyarakat setiap negara tidaklah sama, oleh karena itu unsur-unsur negara
hukumnyapun berbeda Ada negara yang berusaha untuk menerapkan hukum
Tuhan yang bersumber pada wahyu, terutama negara-negara Islam, tetapi ada pula
negara-negara yang menerapkan hukum yang dibuat oleh manusia, yaitu yang
dibentuk oleh lembaga-lembaga negara yang diberikan kewenangan
Ide negara hukum merupakan gagasan tentang suatu bentuk negara ideal
yang diinginkan oleh manusia untuk diwujudkan dalam kenyataan. Latar belakang
timbulnya pemikiran negara hukum merupakan reaksi terhadap kesewenang-
wenangan di masa lampau. Oleh karena itu, unsur-unsur negara hukum
mempunyai hubungan erat dengan sejarah dan perkembangan masyarakat dari
suatu bangsa.
Semakin maju taraf perkembangan suatu masyarakat (bangsa), akan
semakin kompleks ide negara hukumnya.Ide negara hukum sesungguhnya telah
lama dikembangkan oleh para filsuf sejak zaman Yunani Kuno. Negara hukum
yang dikembangkan pada zaman Yunani Kuno dikenal dengan negara hukum
klasik.
Jaminan Hukum atau Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya
kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain
tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak. Dalam hak
kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan
yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya.
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan
hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita
lakukan karena sudah mendapatkan hak. tergantung situasinya.Sebagai warga
negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai
kemampuanmasing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara
yang baik.
Warganegara merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsure Negara. A.S. Hikam mendefinisikan bahwa warga
negara yang merupakanterjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk Negara secara singkat, Koerniatmo S. juga
mendefinisikan warga Negara sebagai anggota Negara.Sebagai anggota Negara,
warga Negara memiliki kedudukan khusus terhadap Negara. Iamemiliki hubungan
hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga Negara (sesuai dengan UUD 1945
pasal 26) yangdimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan undang-undangsebagai warga Negara. Selain itu, sesuai dengan pasal 1
UU No. 22/1958 dinyatakan bahwawarga Negara Republik Indonesia adalah
orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan, perjanjian-perjanjian atau
peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17Agustus 1945 sudah
menjadi warga Negara republik Indonesia1. Kemudian, adapun
Asaskewarganegaraan merupakan anggota sebuah Negara yang mempunyai
tanggung kebebasan dankewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan
seseorang. Dalam menerapakan asas.
Hak – hak warganegara

Adapun Istilah yang berkaitan dengan hak-hak dasar yakni :


a. Hak Kodrat
b. Hak Asasi Manusia
c. Hak-hakKebebasan Dasar Manusia
d. Hak dan Kewajiban Asasi Warga Negara

Anda mungkin juga menyukai