HUKUM BISNIS
Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.
Tidak lupa pula ucapan Terima Kasih kepada bapak H Nana Sahroni,.S.E.,M.M.
sebagai dosen pengampu mata kuliah hukum bisnis yang telah memberikan materi dan terima
kasih kepada pihak-pihak lain sebagai sumber materi makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempunaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hal
ini terlihat dari tertibnya ketentraman dan tidak adanya ketegangan dalam masyarakat, karena
hukum mengatur tentang penentuan hak dan kewajiban serta perlindungan kepentingan
individu dan kepentingan sosial.
Semua kegiatan usaha pasti membutuhkan aturan dan ketentuan yang mengatur tata cara
pelaksanaan kegiatan usaha untuk kepentingan pelaku usaha. Dari penjelasan di atas, muncul
pertanyaan, mengapa buku diperlukan dalam bisnis. Sedangkan untuk mengatur segala
kegiatan dalam dunia usaha telah dibuat suatu undang-undang yang mengaturnya, yaitu
Undang-Undang Bisnis.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Hukum Bisnis
2. Untuk memahami pengamalan prinsip Hukum Bisnis dalam masyarakat.
3. Untuk mengetahui sumber dan klasifikasi Hukum.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2. Kaidah Kesusilaan
a) Kaidah Kesusilaan ditujukan untuk membentuk kebaikan akhlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang melakukan perbuatan jahat.
2
b) Sumber Kaidah Kesusilaan ini daripada manusia itu sendiri, sehingga kaidah
ini disebut dengan kaidah yang bersifat otonom.
c) Kaidah Kesusilaan juga tidak ditujukan kepada sikap lahiriah melainkan
lebih condong pada sikap batiniah manusia.
d) Batinnya sendiri yang mengancam manusia untuk melanggar kaidah
kesusilaan.
4. Kaidah Hukum
a) Kaidah Hukum ditujukan kepada pelaku yang konkret, yaitu pelaku
pelanggaran. Bukan untuk penyempurnaan manusia melainkan untuk kepentingan
masyarakat.
b) Isi kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahiriah manusia.
c) Masyarakat resmi diberikan kekuasaan untik memberikan sanksi/hukunan
dengan melalui pengadilan sebagai wakilnya.
d) Kaidah hukum membebani kewajiban kepada manusia juga memberikan
haknya.
3
b) Sanksi yang diberikan oleh ketiga norma di atas dirasa tidak memberatkan
terkhususnya untuk norma agama karena sanksinya akan diterima setelah
meninggal.
1. PENGERTIAN HUKUM
Membuat definisi hukum yang tepat tidaklah mudah karena sedemikian luas
cakupan dan/atau ruang lingkupnya, oleh karena itu berikut dikutip pengertian
hukum menurut:
Dari kedua definisi tersebut, pengertian hukum itu sangat kompleks sehingga
tidaklah mudah untuk memberikan definisi pada pengertian hukum yang
sedemikian luas ke dalam pengertian yang terbatas pada beberapa kalimat saja.
4
2. SUMBER HUKUM DAN KLASIFIKASI HUKUM
a) Sumber Hukum
Merupakan "Segala apa saja yang dapat menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata" (CST. Kansil, 1984:46)
Sumber-Sumber Hukum:
1) Undang-Undang.
2) Yurisprudensi, yang merupakan putudan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap. Yang secara umum memutuskan sesuatu persoalan
yang belum ada peraturannya pada sumber hukum.
3) Kebiasaan, syarat-syarat suatu kebiasaan yang bisa menjadi hukum ialah;
a) Syarat Materiil, yaitu kebiasaan tingkah laku yang tetap di ulang dalam
jangka waktu yang lama.
b) Syarat Intelektual, yaitu syarat kebiasaan yang menimbulkan keyakinan
bahwa perbuatan tersebut merupakan kewajiban hukum.
c) Adanya akibat hukum apabila dilanggar.
4) Perjanjian.
5) Perjanjian Internasional.
6) Doktin/Pendapat Para Ahli.
b) Klasifikasi Hukum
5
2) Berdasarkan Wilayah, yaitu hukum nasional dan internasional.
3) Berdasarkan Isinya, terdiri dari hukum umum dan hukum khusus.
6
ditetapkan sebagai kewajiban pidana. Bila hanya ditetapkan sebagai kewajiban
kontraktual belaka, maka kewajiban bank itu menjadi kurang kokoh karena kewajiban
kontraktual secara mudah dapat disimpangi.
Perikatan itu bisa berlaku terhadap seorang atau dengan satu atau beberapa orang,
yang dalam hal ini adalah para subjek hukum atau para penyandang hak dan kewajiban
yang diberikan oleh hukum.
Di dalam hukum terdapat badan hukum (rechtperson), artinya orang yang
diciptakan oleh hukum, misalnya wakaf, perseroan terbatas, dan koperasi.
c. Melakukan atau tidak melakukan dan memberikan sesuatu
Di dalam perikatan disebut dengan prestasi atau objek dari perikatan. Perikatan
terdiri atas dua jenis, yaitu perikatan yang lahir karena undang – undang misalnya
kewajiban orang tua untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya dan perikatan yang
lahir karena perjanjian.
Undang – undang berhubungan dengan perbuatan manusia, yaitu :
1. Perbuatan melawan hukum (Onrechtmatigedaad) yang diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata.
2. Perbuatan manusia yang sesuai dengan hukum (Zaekwaarneming) yang
ditentukan dalam Pasal 1354 KUHPerdata.
Dalam kegiatan bisnis, jenis perikatan yang terpenting adalah perikatan yang lahir
karena perjanjian. Menurut Subekti (1987; 1), “Perjanjian adalah suatu perhubungan
hukum antara dua orang atau lebih, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain tersebut berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.”
Dari pengertian ini, ada 3 unsur yang dapat disimpulkan, yaitu :
a. ada orang yang menuntut (kreditor)
b. ada orang yang dituntut (debitur)
c. ada sesuatu yang dituntut (prestasi). Prestasi terdiri dari tiga jenis, yaitu :
7
a) berbuat sesuatu
b) tidak berbuat sesuatu
c) menyerahkan sesuatu
Pihak yang tidak melakukan prestasi disebut bahwa pihak tersebut telah
melakukan wanprestasi. Wanprestasi ini dapat terjadi dalam hal :
a. tidak berbuat sesuatu yang telah diperjanjikan;
b. tidak menyerahkan sesuatu yang telah diperjanjikan;
c. berbuat sesuatu atau menyerahkan sesuatu tetapi terlambat atau tidak sesuai
dengan yang diperjanjikan;
d. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian seharusnya tidak dilakukan.
Perjanjian yang sah harus memenuhi empat syarat, yaitu (Pasal 1320
KUHPerdata)
a. perizinan yang bebas dari orang – orang yang mengikatkan diri;
b. kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
c. suatu hal tertentu;
d. suatu sebab (oorzaak) yang halal, artinya tidak terlarang.
2. Perjanjian Innominatif, adalah jenis perjanjian yang tidak diatur dalam undang –
undang (KUH Perdata), tetapi lahir dengan sendirinya karena adanya asas
kebebasan berkontrak. Perjanjian yang termasuk perjanjian innominatif adalah
perjanjian jual beli kredit, sewa beli, sewa guna usaha, franchising (waralaba), dan
lain-lain.
8
2) Asas konsensual/kesepakatan, yaitu suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika
tercapai kata sepakat, selama syarat – syarat lainnya sudah terpenuhi.
3) Perjanjian batal demi hukum, yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa suatu
perjanjian akan batal demi jika tidak memenuhi syarat objektif.
4) Keadaan memaksa (overmacht), yaitu suatu kejadian yang tak terduga dan terjadi
di luar kemampuannya sehingga terbebas dari keharusan membayar ganti
kerugian.
5) Asas canseling, yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang tidak
memenuhi syarat subjektif dapat dimintakan pembatalan.
6) Asas kebebasan berkontrak artinya para pihak bebas membuat kontrak dan
menentukan sendiri isi kontrak tersebut sepanjang tidak bertentangan undang –
undang, ketertiban umum dan kebiasaan dan didasari atas itikad baik.
7) Asas obligatoir suatu kontrak maksudnya bahwa setelah sahnya suatu kontrak,
kontrak tersebut sudah mengikat tetapi baru sebatas menimbulkan hak dan
kewajiban di antara para pihak.
8) Zakwaarneming (1345 KUH Perdata), di mana bagi sesama orang yang
melakukan pengurusan terhadap benda orang lain tanpa diminta oleh orang yang
bersangkutan, ia harus mengurusnya sampai selesai.
9) Asas Pacta Sunt Servanda artinya suatu kontrak atau perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang – undang bagi para pihak yang membuatnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan
yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan
uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Tujuan Hukum Bisnis adalah untuk memastikan berfungsinya mekanisme keamanan pasar
secara efektif dan tepat. Melindungi berbagai jenis usaha, terutama jenis usaha kecil dan
menengah (UKM). Serta untuk mengetahui maksud dari Hukum Bisnis, juga memahami
pengamalan prinsip Hukum Bisnis dalam masyarakat.
Hubungan hukum dan masyarakat sangatlah erat,karena hukum senantiasa dipengaruhi oleh
proses interaksi sosial. Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri,
harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan
bersama Agar tujuan mereka tersebut tercapai sebagaimana mestinya, dan dalam usahanya
tidak selalu berbentur kepentingan, maka diperlukanlah suatu norma yang mengaturnya.
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hukum dan Hukum Bisnis Buku Hukum Bisnis Prinsip
dan Pelaksanaannya di Indonesia karya Zaeni Asyhadie, S.H.,M.Hum.
http://e-journal.uajy.ac.id/12293/1/HK111331.pdf
Hukum Bisnis: prinsip dan pelaksanaannya di indonesia | Perpustakaan IBI Kosgoro 1957
(perpustakaan-ibik57.ac.id)
11
12