USULAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Usulan Penelitian Pada
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Oleh :
FINELY ELSY ALIFIA
NPM :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
i
2.1.10 Manajemen Pemerintahan Daerah
2.3 Proposisi
BAB III
METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
semakin efektif, efisien, dan kompetitif dalam pembangunan yang bertujuan untuk
berbagai unsur tersebut membangun kemitraan dan jaringan yang didasarkan pada
1
2
masyarakat yang paling dekat, dimana lembaga tersebut akan terlibat langsung dalam
maksimal.
Selain program yang akan dibuat harus menjawab serta memenuhi kehendak
masyarakat di Kelurahan yang memerlukan pelayanan secara optimal agar tercipta suatu
tinggi serta handal, komitmen dan bertanggung jawab serta accountability dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur pelayanan masyarakat. Hal tersebut
sangat penting dalam pelaksanaan tugasnya agar dapat terwujud tujuan kearah
atas prakarsa masyarakat sebagai mitra lurah dalam menampung dan mewujudkan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2013 tentang
Kelurahan Cibaduyut adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kota
berikut :
Tabel 1.1
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
daerah dapat berkoordinasi dengan stakeholder seperti Polri, TNI, Kesbangpol, dan
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bulansari Oktafia, Program studi
Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik
Parahyangan, Tahun 2018, Kota Bandung, Bahwa masalah dari penelitian tersebut
adalah:
Tabel 1.2
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
1. Kurang jelasnya tugas pokok dan fungsi serta kewenangan lurah dalam
Kemasyarakatan Kelurahan
3. Kurang terbukanya pemerintah kelurahan dalam menerima ide dan saran dari
peneliti selanjutnya akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran ilmiah bagi
pemerintahan.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan memberikan
cara. Empat cara utama dalam usaha memelihara koordinasi adalah sebagai berikut:
8
9
adalah amat perlu sebab adanya kegiatan koordinasi dapat menghindarkan terjadi
kepentingan unit sendiri dan memperkukuh kerja sama. Dengan setiap koordinasi
diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan
akhir.
produktivitas /kinerja yang berhasil guna dan berdaya guna. Demikian halnya
keterpaduan dan keserasian semua usaha dan kegiatan, pemikiran dan daya guna dari
semua pemegang fungsi (unit atau instansi) akan merupakan suatu kekuatan, sehingga
organisasi, apabila hal tersebut dapat difungsikan secara efektif. Keefektifan koordinasi
sangat ditentukan oleh peran pimpinan dalam memadukan berbagai fungsi yang
didasarkan pada suatu prinsip, teknik dan metode koordinasi yang diarahkan pada
pencapaian tujuan.
hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha
Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari
berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi
integrase dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama
yaitu bekerja ke arah tujuan bersama. Sedangkan menurut Stoner koordinasi adalah
terpisah (bagian atau bidang fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mencapai tujuan
kegiatan-kegiatan yang mempunyai tujuan bersama yang menjadi sasaran dari kegiatan
tersebut.
: yaitu usaha untuk mengharmoniskan dalam rangkaian struktur yang ada. Pada
Fayol juga menambahkan bahwa koordinasi yang merupakan salah satu unsur
Dalam melakukan koordinasi, diperlukan adanya kerja sama antar anggota yang
pada akhirnya menimbulkan keharmonisan kerja sehingga tidak adanya pekerjaan yang
tumpeng tindih antara yang satu dengan yang lain dan individu maupun unit-unit
organisasi guna mencapai sasaran atau tujuan organisasi yang telah diterapkan.
adalah koordinasi kerjasama antar unit atau bagian yang saling berhubungan dan
yaitu :
koordinasinya.
sarana dan tujuan dari organisasi diarahkan untuk mencegah dan mengoreksi tumpah
tindih, pergaulan kesalahan, konflik dan untuk menggalang usaha-usaha terpadu dari
Menurut Dydiet Hardjito (2007 : 53) masalah koordinasi yang efektif banyak
apabila kebutuhan akan koordinasi meningkat maka meningkat pula kesulitan untuk
adalah :
penghubung/horizontal;
14
b. Pendekatan strukur, dilakukan apabila merasakan adanya iklim yang tidak sehat
pada unit-unit organisasi karena adanya penumpukkan kegiatan pada suatu unit
organisasi.
a. Menghindari pendapat atau perasaan penting dari salah satu unit organisasi
c. Menghindari pertentangan antar pejabat atau antar unit organisasi yang ada;
g. Terjadinya kesatuan langkah, tindakan, sikap dan saling membantu antar pejabat
unit organisasi serta keahlian yang dimiliki individu. Berangkat dari kondisi ini
alasan, yaitu :
1. Tidak ada satu pun tugas pemerintah yang dapat diselesaikan dengan tuntas
3. Segala langkah harus diambil untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
sistem.
koordinasi yang baik maka tujuan dapat dicapai lebih efektif dan efisien. Tanpa
koordinasi, para individu dan unit-unit organisasi akan kehilangan pemahaman atas
perannya di dalam organisasi dan tergoda untuk mengejar kepentingan diri sendiri.
Luasnya kebutuhan akan koordinasi tergantung dari sifat dan perlunya komunikasi dari
tugas-tugas yang dilakukan dan tingkat saling ketergantungan berbagai unit yang
integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan akan
Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak
rutin dan tidak diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling
Menurut YohanesYahya (2006 : 95), ada empat tipe perbedaan dalam sikap dan
cara kerja yang mempersulit tugas-tugas organisasi secara efektif sebagai berikut:
Menurut Hasibuan (2009: 86-87) Tipe koordinasi dibagi menjadi dua bagian besar:
a. Koordinasi vertikal
b. Koordinasi horizontal.
17
Kedua tipe ini biasanya ada dalam sebuah organisasi. Makna kedua tipe
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit unit, kesatuan-
kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tugasnya
secara langsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah dilakukan, karena
yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun ekstra pada unit-unit yang sama
tugasnya.
berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergantung atau mempunyai
Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena koordinator tidak dapat
setingkat/setara.
Apabila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara efektif maka ada beberapa
terselenggaranya usaha yang telah diprogramkan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
kerja akan menimbulkan organisai yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan
kekosongan pekerjaan.
Menurut Sugandha (2001), ada beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam
menciptakan koordinasi, antar lain :
c. Adanya ketaatan atau loyalitas setiap pihak terhadap bagian tugas masing-
masing serta jadwal yang telah diterapkan,
d. Adanya saling tukar informasi dari semua pihak yang bekerja sama
mengenai kegiatan dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk masalah-
masalah yang dihadapi masing-masing,
e. Adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta
memonitor kerjasama tersebut, serta memimpin pemecahan masalah
bersama,
f. Adanya informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator
sehingga koordinator dapat memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dan
mengerti dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh semua pihak,
g. Adanya saling hormat terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak
sehingga tercipta semangat untuk saling bantu.
a. Koordinasi internal, yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit di dalam
suatu organisasi
2. Berdasarkan arahnya
a. Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit yang
mempunyai tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi dan antar
setingkat.
c. Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda
d. Koordinasi fungsional, yaitu koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar
(untuk kerjasama antar instansi, adanya komunikasi yang efektif, tujuan kerjasama dan
peranan dari tiap pihak yang terlibat, harus dapat menciptakan organisasinya sendiri
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu organisasi yang mampu memimpin organisasi-
organisasi lainnya, meminta ketaatan, kesetiaan, dan disiplin dari tiap pihak yang
organisasi tersebut benar-benar bergerak sebagai suatu sistem dan pemimpin akan
penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota tidak menurut masing-masing
Tujuan ini adalah tujuan bersama, mendorong para anggota untuk bertukar
(cooperation), sebab tanpa adanya koperasi tidak mungkin dapat dilakukan. Namun
antara koordinasi dan koperasi berbeda. Menurut Handayaningrat (1985 : 90) pada
koperasi terdapat unsur kesukarelaan atau sifat suka rela (voluntary attitude) dari orang-
orang di dalam organisasi. Sedangkan koordinasi tidak terdapat unsur kerjasama secara
hubungan antara individu di dalam organisasi agar tujuan dari organisasi dapat tercapai.
penyimpangan tugas dari sasaran, mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta
Menurut Sugandha (1991) ada empat jenis sikap dan gaya kerja yang berlainan
koordinasi, yaitu :
Jika koordinasi dilakukan dengan baik maka akan memperoleh manfaat, yaitu :
5. Pembagian tugas yang lebih jelas dari unit kerja atau organisasi yang
berkoordinasi.
23
1. Kesatuan tindakan
2. Komunikasi
3. Pembagian kerja
Dalam suatu organisasi, tiang dasarnya adalah prinsip pembagian kerja. Ini
bertujuan untuk apabila jika suatu organisasi diharapkan untuk dapat berhasil
dengan baik dalam usaha mencapai tujuannya, maka hendaknya lakukan
pembagian kerja. Dengan demikian kerja ini diharapkan dapat berfungsi
dalam usaha mewujudkan tujuan suatu organisasi.
4. Disiplin
dari kata pemerintah. Pengertian pemerintahan menurut Surbakti (1992 : 168-169) dapat
24
ditinjau dari tiga aspek, yaitu dari segi kegiatan (Dinamika, Struktural fungsional, dan
1. Apabila ditinjau dari segi dinamika, pemerintah berarti segala kegiatan atau
usaha yang terorganisasikan, bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan
pada dasar negara, mengenai rakyat dan wilayah negara itu tercapainya tujuan
negara.
2. Ditinjau dari segi strucktural fungsional, pemerintahan berarti seperangkat
fungsi negara, yang satu sama lain saling berhubungan secara fungsional, dan
melaksanakan fungsinya atas dasar-dasar tertentu demi tercapainya tujuan
negara
3. Ditinjau dari aspek tugas dan kewenangan (fungsi), pemerintahan berarti
seluruh tugas dan kewenangan negara.
Dari pendapat di atas istilah pemerintahan dapat dipandang dari dua segi.
Kedua, dari segi pemerintahan sebagai kekuasaan atau wewenang, jika ditinjau
(2000 : 7 ) adalah :
Dalam istilah pemerintahan paling sedikit terdapat 4 (empat) macam arti yaitu:
25
Governing).
d. Menujukkan cara, metoda atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu
goberned).
Dari pernyataan di atas, Finer mengakui adanya pemerintahan dalam arti luas,
dengan demikian akan dijumpai pula istilah pemerintah dan pemerintahan dalam arti
sempit yang kemudian apabila bertitik tolak pada ajaran tri praja bahwa dalam arti
sempit adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sedangkan pemerintahan dalam arti
luas adalah urusan yang menjadi lapangan fungsi ketiga lembaga tersebut, adapun
pemerintah dalam arti sempit adalah urusan yang menjadi lapangan fungsi eksekutif
saja.
H.A Braz dalam Safeiie, (2002 : 35 ) yaitu : “Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang
disusun dan difungsikan, baik secara internal maupun eksternal kepada warganya”.
Menurut Musanaf dalam safeiie (2002 : 32) dari kutipan beberapa ahli
mengemukakan pengertian tentang ilmu pemerintahan sebagai berikut :
26
1. Suatu ilmu yang dapat menguasai dan memimpin serta menyelidiki unsur-
unsur Dinas, berhubungan dengan keserasian kedalam dan hubungan
antara Dinas-dinas dengan masyarakat yang kepentingannya diwakili oleh
Dinas, atau
2. Suatu ilmu yang menyelidiki bagaimana mencari orang terbaik dari setiap
dinas umum sebagai suatu kebulatan yang menyelidiki secara sistematis
problema-problema sentralisasi, desentralisasi, koordinasi pengawasan
kedalam atau keluar, atau
3. Suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki bagaimana sebaiknya
sedemikian supa sehingga dapat dihindari timbulnya pertentangan-
pertentangan antara pihak yang satu dengan yang lain, dan mengusahakan
agar terdapat keserasian pendapat serta daya tindak yang efektif dan efisien
dalam pemerintahan, atau
4. Ilmu yang diterapkan dan mengadakan penyelidikan Dinas umum yang
seluas-luasnya baik terhadap susunan maupun organisasi alat yang
menyelenggarakan tugas penguasa sehingga diperoleh metode-metode
bekerja yang setepat-tepatnya untuk mencapai tujuan Negara.
Dari persepsi para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu
kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan oleh pemerintah sebagai badan atau lembaga
negara di dunia telah menggunakan sistem Pemerintahan Daerah yaitu adanya beberapa
orang atau kelompok manusia yang bekerja di luar ibu kota dari negara yang
pasal 1 ayat (3) adalah “Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
pusat, yang dalam menjalankan kekuasaan sehari-hari, tidak boleh bertentangan dengan
diberi kekuasaan otonomi untuk mengurus rumah tangganya sendiri, namun hal ini
hanya berlaku untuk sebagian urusan dan tidak untuk seluruh urusan. Daerah dibentuk
politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain. Kewenangan dalam
bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter piskal, agama serta
Istilah manajemen asal kata dari Bahasa inggris yaitu management yang suku
katanya manage yang berasal dari bahasa latin mansionaticun yang berarti pengelolaan
(“doing right thing”) secara efficient (“doing things right”) dan poduktif, melalui fungsi
dan siklus tertentu, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Mengacu pada pengertian di atas, Manajemen bertolak dari suatu tujuan tertentu yaitu
Negara dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, manajemen pada level ini disebut
state management. Sedangkan pada level daerah tujuan organisasional itu bisa terlihat
tangganya daerah itu otonom sama dengan sebuah badan usaha. Dalam hubungan itu
1) Perencanaan Pemerintahan
29
4) Kontrol Pemerintahan
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja
pedoman dan petunjuk kepada masyarakat atau bagaimana masyarakat bersikap dalam
masyarakat.
b. Penetapan kinerja dan pengaturan yang jelas dalam hal pemberian bantuan
yang partisipatif.
Kelurahan.
pengawasan.
penelitian maka dibuatlah kerangka berpikir yang mengacu pada identifikasi masalah
yang dijabarkan pada bab 1 dan akan dikupas dengan teori yang dijabarkan pada bab 2
Di bawah ini adalah kerangka berfikir dari penelitian Studi Penguatan Lembaga
Oleh karena itu penelitian ini mencoba mengkaji apa yang menjadi masalah
Cibaduyut.
Koordinasi ada pengaturan tata hubungan dari hubungan dari usaha bersama
untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula.
Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai
32
orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan terintegrasi dengan cara
seefisien mungkin.
2.3 Proposisi
Proposisi tidak memiliki format tertentu, dan biasanya disajikan dalam bentuk
suatu kalimat pernyataan yang menujukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.
triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
35
36
memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu
Kelurahan Cibaduyut.
penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
dalam situasi yang wajar (natural setting). Metode kualitatif lebih berdasarkan
suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut
Cibaduyut. Penetapan unit analisis ini didasarkan pada tugas dan fungsi
koordinasi pemerintahan.
dikutip oleh Lexi J. Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui dua
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur dan
dokumen serta data yang diambil dari suatu lembaga yaitu Lembaga
terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan
penelitian.
39
Tabel 3.1
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
berbeda dari informan. Responden adalah sumber data tentang keragaman dalam
Sedangkan informasi ialah sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga,
maka tidak ada rincian jumlah dan tipe informan secara pasti. Hanya ada
disini bukanlah jumlah responden kasusnya, tetapi potensi tiap responden kasus
40
untuk memberi pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang
dipelajari.
mengenai suatu topik atau peristiwa. Penting untuk mengubah-ubah tipe orang
responden atau informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru (titik jenuh).
dikumpulkan, yang ditemukan dari teknik bola salju. Dalam teknik ini peneliti
melalui cara :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Parameter
1. Meringkas data
2. Mengkode
3. Menelusur tema
4. Membuat gugus-gugus
dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data. Cara
reduksi data:
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap
jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh.
3. Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan
kesepakatan intersubyektif.
a. Waktu penelitian
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua)
44
bulan, 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi
b. Tempat Penelitian
Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi,
Bumi Aksara:Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi,
Bumi Aksara:Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sugandha, Dawn. 1991. Koordinasi Suatu Tinjauan Teoritis. Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dan R&D.
Surbakti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik, Gramedia Widya Sarana, Jakarta.
45
46
Syafiie, Kencana, Inu, Drs. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.