Anda di halaman 1dari 17

PDPU

Scope Code: P2-SE 3 / Social Enterprise (Tata


Kelola SDM Pemerintahan Desa)

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIRA
Periode Pengusulan Semester Genap
Tahun Akademik 2018/2019
Periode Pendanaan Semester Genap
Tahun Akademik 2018/2019

PENGUATAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DEMI


TERCAPAINYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
DI DESA PALAAN, KECAMATAN NGAJUM, KABUPATEN MALANG

TIM PENGUSUL

Bramantyo Tri Asmoro, S.Hub.Int., M.PSDM / Ketua NIDN. 0713118505


Erna Resmiatini, S.M.B., M.Sc / Anggota 1 NIDN. 0715069004

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
April 2019

1
2
DAFTAR ISI

Hal.
Halaman Sampul……...............................................................................…………. 1
Halaman Pengesahan…………........................................................................…… 2
Daftar Isi……...........................................................................................…………. 3

Ringkasan……...................................................................................................... 4
Bab 1. Pendahuluan………………………………………………………………………………………. 5
Bab 2. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………………………. 7
Bab 3. Metode Penelitian………………………………………………………………………………. 10
Bab 4. Biaya dan Jadwal Penelitian………………………………………………………………… 11

Daftar Pustaka…………..............................................................................………… 12

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian..........………..................................… 13


Lampiran 2. Sarana dan Prasarana………………………………………………………………… 14
Lampiran 3. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti……………… 15
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota……………………………..…………………………. 16

3
Ringkasan
Sejak tahun 2004, Desa mempunyai peran yang sangat besar dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Berdasarkan regulasi yang dibuat oleh
pemerintah pusat, Desa, melalui pemerintah desa, mempunyai kewenangan untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintah secara mandiri dan profesional.
Penyelenggaran pemerintahan ini meliputi tata kelola, pelayanan publik,
pengelolaan dana desa dan pemberdayaan masyarakat. Namun pada praktiknya,
pemerintah desa mengalami banyak kendala dalam melaksanakan proses
penyelenggaraan pemerintahan.
Salah satu kendala yang dihadapi adalah relatif rendahnya kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM), dalam hal ini aparatur desa sebagai pelaksana kekuasaan
administrasi pemerintahan. Relatif rendahnya kualitas SDM aparatur desa
disebabkan oleh faktor pendidikan, sehingga mempengaruhi pemahaman aparatur
desa dalam menjalan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana penyelenggaraan
pemerintahan di tingkat desa. Selain faktor pendidikan, proses analisis jabatan yang
tidak sesuai prosedur menghasilkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang tidak
jelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi
aparatur desa dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada
struktur organisasi pemerintah desa, serta merumuskan kembali deskripsi dan
spesifikasi pekerjaan dengan menggunakan konsep analisis jabatan. Lokasi
penelitian adalah Pemerintah Desa Palaan yang berada di Kecamatan Ngajum,
Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dan
teknik pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk memperjelas dan
mempertegas tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian dalam struktur
organisasi, sehingga secara jangka panjang diharapkan tercipta tata kelola
pemerintahan yang baik.

Kata Kunci: pemerintahan desa, analisis jabatan

4
Bab 1. Pendahuluan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004,
pemerintah daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus
penyelenggaran pemerintahan di daerah. Tujuannya adalah untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan fungsi pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah dan fungsi pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Efisiensi dan efektivitas
dalam proses penyelenggaraan pemerintah di daerah perlu dimaksimalkan dengan
lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan
potensi serta keanekaragaman daerah.
Salah satu aktor dalam pemerintah daerah adalah pemerintah desa, yang
mempunyai fungsi sebagai penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Tugas dan
kewenangan pemerintah desa (Pemdes) diatur di dalam Peraturan Pemerintah No.
72 Tahun 2005. Menurut Undang-Undang tersebut, Pemdes adalah lembaga
pemerintah yang bertugas mengelola pemerintahan di wilayah tingkat desa.
Pemdes dipimpin oleh kepala desa dan kewenangannya tertuang dalam paragraf 2
pasal 14 ayat (1), yang berisi kepala desa bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, serta kemasyarakatan. Struktur pemdes terdiri dari
beberapa tingkatan yang setiap tingkatannya memiliki porsinya sendiri. Pemdes
ditugaskan pemerintah pusat untuk mengatur masyarakat pedesaan setempat
berdasarkan dengan regulasi yang ada demi mewujudkan pembangunan
berkelanjutan di wilayah desa.
Pemdes dikepalai oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh jajaran
perangkat desa lainnya dalam mengurus setiap keperluan desa. Setiap jajaran
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Dengan pembagian tugas, diharapkan
setiap jajaran bisa memaksimalkan kinerjanya. Struktur organisasi di setiap pemdes
berbeda, karena disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa. Pemahaman
terhadap tugas pokok dan fungsi dari setiap bagian yang ada di dalam struktur
pemdes menjadi penting karena terkait dengan kinerja pemdes dalam mewujudkan
visi misi desa yang telah ditetapkan.

5
Pembangunan desa selama ini lebih banyak diterjemahkan dengan
melakukan pembangunan fisik atau infrastruktur oleh pemerintah desa dan
masyarakat, sehingga terkadang ukuran keberhasilan dan kemajuan sebuah desa
hanya diukur dari pembangunan fisik saja. Dampaknya pemberdayaan di sektor
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi terlupakan, padahal SDM merupakan salah
satu unsur utama dalam keberhasilan dan keberlanjutan organisasi. Pemerintah
pada akhirnya melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2018, yang
menjelaskan beberapa prioritas pembangunan desa, dan salah satunya adalah
pembangunan SDM.
Demi menjadi desa yang mandiri dan mampu memberdayakan
masyarakatnya, pemerintah desa harus didukung oleh aparatur desa yang
kompeten dan profesional. Kompetensi aparatur desa berpengaruh terhadap
efisiensi dan efektivitas dalam tata kelola pemerintahan. Tolak ukur paling
sederhana dalam mengukur tata kelola pemerintahan yang baik adalah pemahaman
tentang tugas pokok dan fungsi aparatur desa sesuai dengan bagian yang ada di
dalam struktur pemerintahan.
Berdasarkan hasil observasi awal, masih terjadi tumpang tindih tugas pokok
dan fungsi aparatur desa di Pemerintah Desa Palaan, Kecamatan Ngajum,
Kabupaten Malang, salah satunya adalah tentang proses pengerjaan RAPBDES dan
pengelolaan website desa. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi kendala yang dihadapi aparatur desa dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi yang melekat pada struktur organisasi pemerintah desa, serta
merumuskan kembali deskripsi (tugas pokok dan fungsi) dan spesifikasi pekerjaan
dengan menggunakan konsep analisis jabatan. Harapannya, hasil dari penelitian ini
dapat memberikan rekomendasi tentang hubungan dan wewenang antar bagian
dalam struktur pemerintahan sehingga tercipta pola kerja yang profesional. Subjek
dari penelitian ini adalah Pemerintah Desa Palaan yang terletak di Kecamatan
Ngajum, Kabupaten Malang.

6
Gambar 1. Struktur Organisasi Desa Palaan Kecamatan Ngajum, Kabupaten
Malang
Sumber: https://desapalaan.wordpress.com/struktur-organisasi/ diakses tanggal 18
April 2019

Bab 2. Tinjauan Pustaka


Tugas pokok dan fungsi yang melekat pada jabatan dalam struktur organisasi
pemerintahan desa menjadi hal penting yang mendasar dalam mewujudkan tata
kelola pemerintahan desa yang baik. Tugas pokok dan fungsi yang dimaksud dapat
dideskripsikan dengan tepat melalui analisis jabatan. Analisis jabatan merupakan
prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan keterampilan yang
dibutuhkan dari pekerjaan dan jenis orang yang harus dipekerjakan untuk jabatan
tersebut (Dessler, 2011). Hasil dari analisis jabatan ada dua, yaitu deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Menurut Marwansyah (2016), deskripsi
pekerjaan adalah dokumen yang memuat informasi tentang tugas-tugas, kewajiban,
dan tanggung jawab sebuah jabatan/ pekerjaan sedangkan spesifikasi pekerjaan
memuat kualifikasi atau persyaratan minimum yang harus dimiliki oleh seseorang
agar ia dapat melakukan sebuah pekerjaan tertentu.
Melewatkan proses analisis jabatan dalam penyusunan struktur organisasi
akan memicu beberapa masalah pekerjaan seperti deskripsi tugas yang tidak tepat,

7
adanya tugas yang tumpang tindih antara satu jabatan dengan jabatan lain,
terganggunya koordinasi kerja, serta arah kerja yang salah. Ketika masalah-masalah
ini muncul, maka akan terjadi kebingungan dalam menjalankan tugas sehingga
menciptakan iklim kerja yang buruk yang mengarah pada buruknya
penyelenggaraan pemerintahan desa.
Analisis jabatan dapat memberikan gambaran kerja yang jelas baik bagi
pimpinan maupun pegawai. Pimpinan akan dimudahkan dalam memahami alur
kerja, menempatkan orang pada jabatan yang tepat, serta mengetahui tepat
tidaknya seseorang bekerja (Noe et al., 2010). Pegawai juga diberikan keuntungan
dengan adanya deskripsi pekerjaan yang jelas sebagai salah satu hasil dari analisis
jabatan.
Melalui analisis jabatan, organisasi akan mendapatkan sejumlah informasi
penting, diantaranya (Dessler, 2011):
a. Aktivitas pekerjaan. Yaitu informasi terkait “bagaimana, mengapa, dan kapan
pegawai melakukan pekerjaan.”
b. Perilaku manusia. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang muncul saat pegawai
bekerja, seperti cara berkomunikasi, memutuskan, merasakan, menulis, dan
sebagainya.
c. Mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan. Informasi ini berisi
tentang hal-hal yang dibutuhkan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan.
d. Standar prestasi. Standar prestasi merupakan standar kerja pegawai yang bisa
digunakan untuk melakukan penilaian kinerja.
e. Konteks pekerjaan. Berkaitan dengan kondisi fisik pekerjaan, jadwal kerja,
insentif, serta konteks organisasi dan sosial.
f. Persyaratan manusia. Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi pegawai
saat bekerja seperti pengetahuan, keterampilan, dan atribut pribadi yang
dibutuhkan (bakat, karakteristik fisik, kepribadian, dan minat).
Proses analisis jabatan yang baik dapat dilakukan dengan mengikuti
tahapan-tahapan analisis yang tepat guna menghasilkan output yang dibutuhkan,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.

8
1. Menentukan 2. Meninjau informasi 3. Menentukan posisi
peggunaan informasi dasar yang relevan yang dianalisis

4. Menganalisis 5. Melakukan 6. Menyusun deskripsi


jabatan verifikasi informasi dan spesifikasi pekerjaan

Gambar 2. Tahapan Analisis Jabatan


Sumber: Dessler, 2011

Tahap 1: Menentukan penggunaan informasi. Analis harus menentukan apakah


informasi yang dikumpulkan akan digunakan untuk menyusun deskripsi
pekerjaan dan pemilihan pegawai atau untuk mengurutkan setiap
pekerjaan. Penentuan terhadap penggunaan informasi ini akan
menentukan teknik pengumpulan data saat analisis jabatan dilakukan.
Penggunaan informasi dengan tujuan untuk menyusun deskripsi pekerjaan
dan pemilihan pegawai akan mengarahkan analisis untuk mengambil data
secara kualitatif, sementara pengambilan data dengan tujuan untuk
mengurutkan setiap pekerjaan lebih cocok dilakukan secara kuantitatif.
Tahap 2: Meninjau informasi dasar yang relevan. Analis melakukan peninjauan
terhadap bagan organisasi, bagan proses, dan deskripsi pekerjaan, sebagai
alat bantu untuk melakukan analisis jabatan.
Tahap 3: Menentukan posisi yang dianalisis. Ketika pekerjaan yang dianalisis terlalu
banyak, maka analis cukup memilih sampel sebagai perwakilan posisi yang
akan dianalisis.
Tahap 4: Menganalisis jabatan. Pada tahap ini, analis harus mengumpulkan
beberapa data yang dibutuhkan seperti aktivitas pekerjaan dan perilaku
pegawai yang dibutuhkan.
Tahap 5: Melakukan verifikasi informasi. Analis harus mengkonfirmasi informasi
yang sudah dianalisis pada tahap sebelumnya kepada pegawai. Tinjauan
dari pegawai ini akan menjadi masukan bagi analis dalam menyusun
kesimpulan.

9
Tahap 6: Menyusun deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Pada tahap ini, analis harus
menyusun deskripsi dan spesifikasi pekerjaan sebagai hasil akhir dari
analisis jabatan.

Bab 3. Metode Penelitian


Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan wawancara dan observasi langsung sebagai teknik pengambilan data di
lapangan. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini diadaptasi dari
langkah-langkah analisis jabatan yang sudah dijabarkan oleh Dessler (2011), yaitu
sebagai berikut:

Studi Pendahuluan:
- Observasi awal
- Pengumpulan data awal

1. Menentukan 2. Meninjau informasi 3. Menentukan posisi


peggunaan informasi dasar yang relevan yang dianalisis

4. Menganalisis 5. Melakukan 6. Menyusun deskripsi


jabatan verifikasi informasi dan spesifikasi pekerjaan

Analisis Jabatan
Analisis Jabatan

Penarikan Kesimpulan
dan Rekomendasi

Gambar 3. Proses Penelitian

10
Bab 4. Biaya dan Jadwal Penelitian
4.1. Anggaran Biaya
Total anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp.
3.000.000 yang rincian umumnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Anggaran Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)


1 Honor 900.000
2 Bahan Habis Pakai 900.000
3 Perjalanan 750.000
4 Publikasi, Laporan 450.000
Jumlah 3.000.000

4.2. Jadwal Penelitian


Penelitian akan dilakukan selama enam bulan dengan rincian kegiatan yang
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Penelitian


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6
1 Koordinasi dengan stakeholder
2 Pengumpulan Data
 Pengumpulan data sekunder
 Observasi
 In depth interview
3 Analisis Data
4 Penulisan Laporan Penelitian
5 Publikasi

11
Daftar Pustaka

Dessler, Gary. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.

Desa Palaan. Struktur Organisasi Desa Palaan Kecamatan Ngajum Kabupaten


Malang. https://desapalaan.wordpress.com/struktur-organisasi/. Diakses
tanggal 18 April 2019.

Marwansyah. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung:


Alfabeta.

Noe, Raymond A., Hollenbeck, John R., Gerhart, Barry., dan Wright, Patrick M. 2010.
Human Resource Management Gaining a Competitive Advantage
international edition. Singapore: McGraw-Hill Education (Asia).

Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2018.

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004.

12
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

RENCANA ANGGARAN BELANJA


Bahan
Harga
Item Satuan Volume Total
Satuan
ATK Paket 1 500000 500000
Bahan Penelitian (Habis Pakai) Unit 1 300000 300000
Barang Persediaan Unit

Pengumpulan Data
Harga
Item Satuan Volume Total
Satuan
FGD persiapan penelitian Paket 1 100000 100000
HR Pembantu Peneliti OB 2 75000 150000
HR Sekretariat/Administrasi
OB
Peneliti 2 75000 150000
HR Petugas Survei OH/OR 2 75000 150000
Transport OK (kali) 10 75000 750000
Tiket OK (kali) 0
Uang Harian OH 0
Penginapan OH 0
Uang harian rapat di dalam
OH
kantor 0
Uang harian rapat di luar
OH
kantor 0
Biaya konsumsi OH 0
HR Pembantu Lapangan OH 0

Sewa Peralatan
Harga
Item Satuan Volume Total
Satuan
Peralatan penelitian Unit 0
Kebun Percobaan Unit 0
Obyek penelitian Unit 0
Ruang penunjang penelitian Unit 0
Transport penelitian OK (kali) 0

Analisis Data
Harga
Item Satuan Volume Total
Satuan
HR Sekretariat/Administrasi
OB
Peneliti 2 75000 150000
HR Pengolah Data OP(penelitian)
2 75000 150000

13
Honorarium narasumber OJ 0
Biaya analisis sampel Unit 0
Tiket OK (kali) 0
Uang Harian OH 0
Transport Lokal OK (kali) 0
Penginapan OH 0
Biaya konsumsi rapat OH 0

Pelaporan, Luaran Wajib dan


Luaran Tambahan
Harga
Item Satuan Volume Total
Satuan
HR Sekretariat/Administrasi
OB
Peneliti 5 15000 75000
Uang harian rapat di dalam
OH
kantor 5 15000 75000
Uang harian rapat di luar
OH
kantor 0
Biaya konsumsi rapat OH 0
Biaya seminar nasional Paket 0
Biaya seminar internasional Paket 0
Biaya Publikasi artikel di Jurnal
Paket
Nasional 1 450000 450000
Publikasi artikel di Jurnal
Paket
Internasional 0
Luaran KI (paten, hak cipta dll) Paket 0
Biaya Luaran Iptek lainnya
Paket
(purwa rupa, TTG dll) 0
Biaya pembuatan dokumen uji
Paket
produk 0
Biaya penyusunan buku
Paket
termasuk book chapter 0

Lampiran 2. Sarana dan Prasarana Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengambilan data


dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Sarana dan prasarana yang
digunakan untuk menunjang penelitian adalah pedoman wawancara yang
digunakan dalam proses depth interview dengan narasumber.

14
Lampiran 3. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti

No Nama/NIDN Instansi Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Asal Waktu
(jam/
minggu)
1 Bramantyo Tri Universitas Ilmu 8 jam/  Membuat Proposal
Asmoro, Islam Pemerintahan minggu penelitian
S.Hub.Int., Raden  Mengorganisir tim
M.PSDM Rahmat  Melakukan
Malang koordinasi dengan
NIDN. pihak terkait
0713118505  Melakukan
wawacara,
observasi, dan
pengumpulan data
sekunder
 Menganalisa data
 Membuat laporan
kemajuan
 Membuat Artikel
untuk publikasi
Ilmiah
2 Erna Universitas Manajemen 7 jam/  Membuat Proposal
Resmiatini, Islam minggu penelitian
S.M.B., M.Sc Raden  Melakukan
Rahmat manajemen
NIDN. Malang keuangan
0715069004  Melakukan
wawacara,
observasi, dan
pengumpulan data
sekunder
 Menganalisa data
 Membuat laporan
Kemajuan
 Membuat makalah
Seminar
 Membuat laporan
hasil
 Membuat Artikel
untuk publikasi
Ilmiah

15
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota

Biodata Ketua

16
Biodata Anggota

17

Anda mungkin juga menyukai