Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“IMPLEMENTASI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER


DAYA MANUSIA APARATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH I LAGALIGO
KABUPATEN LUWU TIMUR”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN (AP)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II (KE-DUA)
YEREMIA PRATAMA / M012019063
MUSLIMIN / M012019064
PUNARTI / M012019065

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN

ADMINISTRASI PELAYANAN KESEHATAN

STIA - LAN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Aalaamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang
telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Implementasi Program Reformasi Birokrasi bidang Sumber Daya Manusia
Aparatur di Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo Kabupaten Luwu Timur” tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin saja dalam banyak tulisan, ketikan,
rangkain kalimat ditemukan kesalahan, maka semua itu kelemahan penulis,
sedangkan kebaikan yang ada hanya semata-mata petunjuk dan kecerahan berfikir
yang diberikan Allah yang maha mengetahui. Kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini ini diucapkan terima kasih. Selamat membaca,
somoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Makassar, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GRAFIK dan GAMBAR ........................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A Latar Belakang ................................................................. 1
B Rumusan Permasalahan ................................................. 2
C Tujuan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........ ............................................................ 3
A. Pengertian Administrasi................................................... 3
B. Pengertian Administrasi Negara dan Reformasi Birokrasi 3
C. Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan ............. 6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dan reformasi seperti sekarang ini kita
menghadapi atau melaksanakan pembangunan yang semakin
kompleks, sebagai akibat perkembangan pembangunan dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta perubahan
lingkungan global yang memuat pengembangan sumber daya manusia,
khususnya kemampuan Aparatur Negara dalam penyelenggaraan
pembangunan.
Tujuan Nasional seperti dimaksud di dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 ialah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh Tanah Tumpah Darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social. Tujuan Nasional tersebut hanya dapat dicapai
melalui Pembangunan Nasional yang direncanakan secara bertahap,
bersungguh-sungguh, berdaya guna, dan berhasil guna.
Peran dan fungsi Aparatur Negara sangat penting dalam proses
pembangunan nasional, karena keberhasilan pembangunan nasional
tergantung dari bagaimana kemampuan Aparatur Negara dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dalam pembangunan. Kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
nasional sangat tergantung dari kesempurnaan Aparatur Negara,
karena dipundak Aparatur Negara terdapat tanggung jawab ganda yakni
disamping harus mampu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, juga
dituntut adanya kemampuan untuk menggerakkan pembangunan.
Dalam hubungannya dengan tugas ganda tersebut maka Aparatur

1
Negara dalam hal ini pegawai negeri mempunyai predikat sebagai abdi
Negara dan abdi masyarakat.
Dalam Reformasi Birokrasi dibutuhkan aparatur sipil negara yang
profesional, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, bebas
dari intervensi politik, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
kepada masyarakat sebagaimana telah disahkan Undang-Undang
Aparatur Sipil Negara (ASN) Nomor 5 tahun 2014 , dimana terdapat
kelompok jabatan, yaitu: a. Jabatan Administrasi; b. Jabatan
Fungsional; dan c. Jabatan Pimpinan Tinggi.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 sudah memasuki tahun ke 9 (sembilan)
dan sudah dilaksanakan hampir pada seluruh instansi pusat dan
sebagian pemerintah daerah. Agar pelaksanaan reformasi birokrasi
dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan, maka perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan dari hasil pelaksanaannya. Disamping itu monitoring
dan evaluasi juga dimaksudkan untuk memberikan masukan dalam
menyusun rencana aksi perbaikan berkelanjutan bagi pelaksanaan
reformasi birokrasi periode atau tahun berikutnya.
Salah satu dari delapan area perubahan reformasi birokrasi
adalah sumber daya manusia aparatur. Sumber Daya Manusia (SDM)
diarahkan untuk menciptakan aparatur yang bersih, bertanggung jawab,
profesional, birokrasi yang efisien dan efektif, dan menciptakan
pelayanan prima kepada masyarakat. Secara konseptual dalam
menciptakan hal tersebut dimulai dari redefinisi visi, misi dan strategi,
kajian restrukturisasi pemisahan dan penggabungan serta penajaman
fungsi, kajian analisis beban kerja unit-unit organisasi. SDM aparatur
sebagai penggerak dan penyelenggara tugas-tugas pemerintahan
memegang peranan penting dalam suatu sistem pemerintahan. Oleh

2
karenanya, pondasi dasar reformasi birokrasi seutuhnya harus dimulai
dari reformasi terhadap pengelolaan/ manajemen SDM aparaturnya.
Reformasi pengelolaan SDM aparatur ini merupakan kebutuhan
mendesak untuk dijalankan agar diperoleh aparatur yang professional,
berkinerja tinggi, dan sejahtera dalam menyokong pencapaian
pengelolaan birokrasi yang baik.
Dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara mengacu
pada kompetensi & kualifikasi yang dibutuhkan oleh jabatan, dengan
kompetensi & kualifikasi yang dikuasai calon dalam proses rekrutmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan dengan
tata kelola pemerintahan yang baik. Sehingga organisasi perlu
membangun SDM yang profesional dan berkompetensi sesuai dengan
kebutuhan, akan menjadi pusat keunggulan organisasi dan sekaligus
sebagai alat daya saing dalam merealisasikan potensi menuju good
goverenance.
Sebagai salah satu sumber daya yang dimiliki organisasi, sumber
daya manusia (SDM) merupakan sumber daya yang terpenting untuk
pencapaian sasaran organisasi. Peranan SDM bagi organisasi tidak
hanya dapat dilihat dari hasil produktivitas kerja saja tetapi juga dapat
dilihat dari kualitas kerja yang dihasilkan dan kemampuan untuk
memanfaatkan secara tepat sumber daya lainnya untuk kepentingan
organisasi. Bahkan lebih jauh lagi kalau dilihat secara makro
keunggulan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan daya
saing SDM-nya, bukan lagi ditentukan oleh sumber daya alam yang
dimiliki. Semakin kuat kemampuan daya saing/kompetitif SDM-nya,
maka semakin kuat posisi Negara tersebut dalam percaturan bisnis,
ekonomi, dan perdagangan dengan Negara-negara lain di dunia.
Kondisi ini juga berlaku dalam lingkup internal suatu negara yang
dalam melaksanakan roda pemerintahan sebagian kekuasaannya
diserahkan pada pemerintahan masing-masing daerah (otonomi

3
daerah) sehingga dimungkinkan antar pemerintahan daerah melakukan
suatu “persaingan” untuk memakmurkan daerahnya.
Perubahan lingkungan strategic baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan teknologi yang begitu cepat menuntut pemerintah daerah
harus mampu mengidentifikasi, mendiagnosis, dan kemudian
mengadaptasikan diri dengan perubahan lingkungan tersebut apabila
tidak mau kalah atau tertinggal dalam ranah persaingan dengan
pemerintah daerah lainnya. Oleh karena itu organisasi pemerintah
daerah harus dijalankan oleh SDM yang kemampuan kompetitifnya
tinggi dengan karekteristik: (1) memiliki kemampuan menjaring,
menganalisis, dan memanfaatkan informasi, (2) memiliki kemampuan
merespon kesempatan secara tepat, (3) memiliki kemampuan
mengurangi atau menghindari risiko, dan (5) memiliki kemampuan
mereduksi pembiayaan. Selain memiliki kemampuan kompetitif tinggi,
SDM yang dipekerjakan oleh suatu organisasi pemerintah daerah juga
harus memiliki kemampuan yang berkualitas tinggi (SDM berkualitas)
yang meliputi kualitas jasmaniah, kualitas moral dan spiritual dan
kualitas sosial psikologis.
Berbagai karekteristik SDM yang berkompetitif dan berkualitas
tinggi menghadapkan organisasi pemerintah daerah melakukan suatu
perubahan paradigma dalam memandang manajemen SDM dan
sekaligus melakukan penggeseran fungsi-fungsi manajemen SDM.
Fungsi Manajemen personalia yang selama ini hanya dianggap
menjalankan kegiatan administratif kepegawaian belaka ( People
issue) seperti perekrutan pegawai, staffing, koordinasi yang dilakukan
oleh kepegawaian, berubah fungsi dengan menjalankan kegiatan yang
terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi menjadi
aliansi strategik kerja sama, bersama-sama bagian lainnya mencapai
sasaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi pemerintahan

4
(People related business issue). Perubahan cara pandang yang
demikian ini membawa konsekuensi logis pada penyejajaran fungsi
(alignment function) MSDM sejajar dengan fungsi operatif lainnya dari
organisasi pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sebagai kabupaten yang
masih muda, dalam melaksanakan pembangunan fisik dan manusianya
harus dilakukan dengan penuh optimis dan dinamis dalam rangka
menjadi kabupaten yang dewasa dan maju. Hal ini sejalan dengan visi
dan misi Kabupaten Luwu timur yakni menjadi kabupaten terkemuka
2021 dan mendorong reformasi birokrasi untuk tata kelola pemerintahan
yang baik melalui peningkatan kompetensi sumber daya aparatur.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa penjelasan diatas penulis dapat mengambil rumusan
masalah adalah “Bagaimana Pemenuhan dan Pemerataan SDM Kesehatan
di Wilayah Kesatuan Republik Indonesia?”

C. Tujuan Dan Manfaat


Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Mata kuliah Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Reformasi Birokrasi.Manfaat penulisan makalah ini
adalah untuk mengembangkan wawasan dari penulis mengenai
SANKRI.

5
BAB II
PEMABAHASAN

A. Potensi Sumber Daya Aparatur di Kabupaten Luwu Timur.


Pemerintah kabupaten luwu timur memiliki sumber daya aparatur
sekitar 3.905 orang (Lihat : profil kabupaten luwu timur 2018), yang
tersebar di lingkungan Sekretariat, Dinas, dan Badan dan Kantor.
Dengan jumlah personel sebanyak itu tentu saja ini akan merupakan
suatu kekuatan bagi pemerintah kabupaten luwu Timur apabila semua
pihak dengan komitmen yang kuat mampu menciptakan sumber daya
aparatur yang unggul dan kompetitif untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dalam upaya mencapai
Visi, misi, dan sasaran organisasi pemerintah daerah. Namun, jumlah
personel sebanyak itu bisa menjadi suatu kendala bagi pelaksanaan
pembangunan apabila mereka tidak memiliki komitmen dan
kemampuan menjawab tantangan perubahan dinamika global, regional,
dan lokalitas. Untuk itu diperlukan sumber daya aparatur yang memiliki
daya adaptasi dan responsivitas yang cepat dengan perubahan
tersebut.
Berdasarkan profil kabupaten luwu timur 2018 jumlah pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Luwu Timur berjumlah 3.905
orang, sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel.1 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) kabupaten luwu timur


menurut jenis kelamin.

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – laki 1.532

2 Perempuan 2.373
Total 3.905

6
Tabel.2 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) kabupaten luwu timur
menurut golongan ruang.

No Golongan Ruang Jumlah

1 Gol. IV 698
2 Gol. III 2.379
3 Gol. II 804
4 Gol. I 24
Total 3.905

Tabel.3 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) kabupaten luwu timur


menurut Jabatan.

No Jabatan Jumlah
1 Eselon II-A 1
2 Eselon II-B 22
3 Eselon III-A 51
4 Eselon III-B 92
5 Eselon IV-A 302
6 Eselon IV-B 30
7 Non Eselon 3.407
Total 3.905

Tabel.4 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) kabupaten luwu timur


menurut Tingkat Pendidikan.

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 S.2 16
2 D.IV - S.1 15
3 D.I – D.III 670
4 SLTA 875
5 SMP 246
6 SD 83
Total 3.905

7
Melihat potensi PNS yang ada di kabupaten luwu timur, perlu peran
pemerintah daerah untuk membuat kebijakan dalam hal pengembagan
kompetensi pegawai melalui program pengingkat kualitas SDM berupa
pelatihan dan pemberian kompensasi yang adil termasuk berbagai
fasilitas kesejahteraan karyawan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012)
dalam buku “Pengembangan Sumber Daya Manusia” menyatakan bahwa
Kualitas Sumber Daya Manusia adalah menyangkut dua aspek yaitu
aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non fisik (kualitas non-fisik) yang
menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan.
Menurut M. Dawam Raharjo (2012) dalam buku “Intelektual,
Intelegensia dan perilaku politik bangsa” Kualitas SDM tidak hanya
ditentukan oleh aspek keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya saja,
akan tetapi juga ditentukan oleh pendidikan dan kadar pengetahuannya,
pengalaman atau kematangannya dan sikapnya serta nilai-nilai yang
dimilikinya. Menurut Robbins (dalam Enifah, 2012) kualitas SDM dapat
diukur dari keberhasilan peningkatan kemampuan teoritis, peningkatan
kemampuan teknis, peningkatan kemampuan konseptual, peningkatan
moral dan peningkatan keterampilan teknis.
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa Kualitas Sumber Daya
Manusia adalah sumber daya yang memiliki kompetensi baik dari aspek
fisik maupun aspek intelektual. Berdasarkan pengertian diatas
peningkatan kualitas Sumber Daya manusia dapat dilakukan dengan
Cara: a. Peningkatan kualitas fisik dapat diupayakan melalui program
kesehatan dan gizi b. Peningkatan kualitas kemampuan non fisik dapat
dilakukan dengan pelatihan (training), seminar dan workshop.

B. Masalah Manajemen Sumber Daya Aparatur di Kabupaten Luwu


Timur
Terdapat berbagai masalah yang ada dalam birokrasi di kabupaten
luwu timur khususnya berkaitan dengan pengelolaan SDM aparatur.

8
Permasalahan tersebut dapat dilihat baik dari perhitungan statistik jumlah
SDM aparatur atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), maupun dari sisi
kualitatifnya. Dari sisi kuantitatif, jumlah PNS pada tahun 2017 sudah
mencapai 3.905 orang (lihat: profil kabupaten luwu timur 2018). Menurut
versi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan & RB) EE. Mangindaan, jumlah PNS tersebut termasuk dalam
kategori “cukup moderat”. Dengan total jumlah penduduk Republik
Indonesia (RI) saat ini yang mencapai sekitar 287.874 jiwa, maka rasio
jumlah PNS terhadap jumlah penduduk adalah 1,35 persen.
Persoalan PNS dalam birokrasi bukanlah sekadar terletak pada
hasil perhitungan kuantitatif. Berbagai pertanyaan kritis yang patut
dikedepankan sehubungan dengan perhitungan jumlah PNS tersebut
diantaranya adalah: (1) Apakah beban kerja (work-load) PNS telah
dianalisis secara benar sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan
angka ketersediaan dan kebutuhan (supply and demand) PNS yang
tepat?; (2) Apakah PNS telah tersebar secara merata dan proporsional
baik dari sisi demografis maupun per satuan atau unit kerja?; (3) Apakah
semua PNS telah benar-benar bekerja sesuai dengan kebutuhan
organisasi?; dan (4) Apakah telah ada perhitungan secara ilmiah dan
rasional atas kontribusi dan kinerja PNS terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat dan pertumbuhan negara?. Oleh karena itu respon strategis
sangat diperlukan baik berupa kajian ataupun penelitian ilmiah secara
terus menerus untuk mendapat menjawab semua permasalahan
kepegawaian.
Secara normatif semakin besar jumlahnya, PNS seharusnya
mampu memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Dengan
jumlah yang sangat besar, PNS harus pula dapat memposisikan diri
secara lebih dekat lagi dengan (kepentingan) masyarakat. Namun
demikian realitas menunjukkan bahwa meskipun jumlahnya besar,

9
ternyata kualitas PNS berada pada tingkat yang rendah dan pada
akhirnya mempengaruhi level efektifitas pemerintahan.
C. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi secara
terpadu.
Penyelenggaraan manajemen ASN dilakukan berdasarkan asas,
yakni sebagai berikut : a. kepastian hukum; b. profesionalitas; c.
proporsionalitas; d. keterpaduan; e. delegasi; f. netralitas; g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien; i. keterbukaan; j. non-diskriminasi; k. persatuan dan
kesatuan; l. keadilan dan kesetaraan; dan m. kesejahteraan .
Pada prinsipnya Reformasi birokrasi adalah merupakan reformasi
pelayanan publik yang merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek berikut :
a. Organisasi
b. Ketatalaksanaan
c. Pengembangan & Pengelolaam SDM

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)
merupakan sebuah sistem penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan memberdayakan sumber daya aparatur.Sistem
Kesehatan Nasional merupakan system penyelenggaran setiap
pelayanan dan kebijakan public di bidang kesehatan.
Permasalahan Pemerataan SDM kesehatan merupakan sebuah
tantangan yang dialami oleh Kementerian Kesehatan, sehingga
perencanaan dan pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan di wilayah 3 T
(Terpencil, Terluar, Terisolir) dilakukan dengan Program PTT, Nusantara
Shat, Dokter Internship dan Pendayagunaan Dokter Spesialis.
B. Saran
Sumber Daya Manusia Kesehatan perlu juga memahami Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia(SANKRI), hal ini
menjadi penting agar dalam pelaksanaan tupoksi dapat memiliki
wawasan yang berpegang pada wawasan NKRI, sehingga siap sedia
dalam penugasan di daerah 3 T (Terpencil, Terluar, dan Terisolir).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://adejaim.blogspot.com/2017/10/pengertian-sistem-dan-contohnya.html , diakses tanggal 12


September 2019

https://yulistio.wordpress.com/2012/05/25/pengertian-administrasi-dan-administrasi-negara-dan-
perbedaan-pemerintah-pemerintahan/, diakses tanggal 12 September 2019

https://www.menpan.go.id/site/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan, diakses tanggal 12 September


2019

https://www.bastamanography.id/permasalahan-sumber-daya-manusia-kesehatan-di-indonesia-dan-
global/ diakses tanggal 12 September 2019

http://underpapers.blogspot.com/2017/03/makalah-masalah-sdm-di-indonesia-dan.html/ diakses
tanggal 12 September 2019

https://catatankuliahnya.wordpress.com/2010/01/06/sumber-daya-manusia-kesehatan/diakses tanggal
12 September 2019

Anda mungkin juga menyukai