Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MATA KULIAH

PERKEMBANGAN KONSEP DAN TEORI ORGANISASI

MAKALAH
STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PEMERINTAH (Studi Kasus di Balai
Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku,
Sulawesi Selatan)

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Prof. Dr. Manan Sailan, M.Hum

OLEH :
FITRIANI AMIR
NIM : 191060501006

PROGRAM STUDI S3 ADMINISTRASI PUBLIK


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu...


Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tak lupa pula shalawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, bersama para
sahabat dan segenap keluarganya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. Tentu tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah yaitu Bapak Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami selama ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu...

Makassar, 23 Oktober 2019

PENULIS

Makalah Transformasi Organisasi | 2


DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN............................................ 9

A. Kajian Pustaka............................................................................... 9

B. Pembahasan.................................................................................. 14

1. Upaya dan Model Transformasi Organisasi............................. 14

2. Sasaran dan Tahapan dalam Transformasi Organisasi............ 18

3. Penerapan Pelatihan/Pembelajaran Online............................. 21

BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 25

A. Kesimpulan........................................................................................... 25

B. Saran..................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 27

Makalah Transformasi Organisasi | 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu
menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa dinamika yang
sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan survive apalagi
berkembang. Ini berarti bahwa perubahan atau transformasi dalam suatu
organisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus
menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan lingkungan
merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi modern
baik sektor swasta maupun sektor publik.
Perlunya transformasi organisasi di sektor publik atau pemerintahan juga
telah dinyatakan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025:
“Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan
kelanjutan dari pembangunan sebelumnya untuk mencapai tujuan
pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun ke
depan (kini tinggal 5 tahun), sangat penting dan mendesak bagi bangsa
Indonesia untuk melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah,
antara lain di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia,
lingkungan hidup dan kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat
mengejar ketertinggalannya dan mempunyai posisi sejajar serta daya saing
yang kuat di dalam pergaulan masyarakat International.”
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah seperti sekarang ini,
tidak ada cara lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan
memahami hakekat transformasi/perubahan itu sendiri dan menyiapkan

Makalah Transformasi Organisasi | 4


strategi yang tepat untuk menghadapinya. Revolusi Industri 4.0  sebagai
perkembangan peradaban modern telah kita rasakan dampaknya pada
berbagai sendi kehidupan, penetrasi teknologi yang serba disruptif, menjadikan
perubahan semakin cepat, sebagai konsekuensi dari fenomena Internet of
Things (IoT), big data, otomasi, robotika, komputasi awan, hingga inteligensi
artifisial (Artificial Intelligence).
Fenomena disrupsi yang mewarnai perkembangan peradaban Revolusi
Industri 4.0, dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa kita
pada kondisi transisi revolusi teknologi yang secara fundamental akan
mengubah cara hidup, bekerja, dan relasi organisasi dalam berhubungan satu
sama lain. Perubahan lanskap ekonomi politik dan relasi organisasi sebagai
konsekuensi Revolusi Industri 4.0 menjadikan transformasi organisasi
pemerintah  sebagai suatu keniscayaan dalam berbagai skala ruang lingkup,
dan kompleksitasnya. Transformasi organisasi pemerintah ini menjadi kata
kunci yang harus terus diupayakan sebagai instrumen bagi aparat pemerintah
agar responsif terhadap perubahan.
Transformasi organisasi pemerintah ini semakin relevan untuk dipacu
percepatannya bila kita merujuk pendapat Klaus Schwab, Executive Chairman
World Economic Forum, yang memberikan hipotesa bahwa saat ini miliaran
orang telah terhubung dengan perangkat mobile, penemuan kecepatan
pemrosesan byte demi byte data internet, yang telah meningkatkan kapasitas
pengetahuan manusia melebihi sistem konvensional. Hal ini menjadikan akses
terhadap ilmu pengetahuan begitu terbuka secara nyata, tidak terbatas dan
belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini bukan lagi mimpi, melalui
terobosan teknologi baru di bidang robotika, Internet of Things, kendaraan
otonom, percetakan berbasis 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material,
penyimpanan energi, dan komputasi kuantum.
Dengan berbagai fenomena kemajuan teknologi tersebut di atas, jika
dikaitkan dengan organisasi pemerintah sekarang ini menjadi nyatalah urgensi
transformasi organisasi pemerintah untuk menjawab tuntutan akuntabilitas

Makalah Transformasi Organisasi | 5


publik dan transparansi yang semakin tinggi dewasa ini akibat perkembangan
era Revolusi Industri 4.0. Perkembangan era Revolusi Industri 4.0 yang
membawa konsekuensi meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparasi
dari organisasi pemerintah serta responsif yang tinggi dan cepat,  hal ini
membawa perubahan paradigma design organisasi. Ukuran besarnya organisasi
dengan struktur organisasi dan rentang kendali yang besar, tidaklah menjamin
efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, yang lebih berperan
adalah seberapa sukses transformasi organisasi dilakukan agar adaptif terhadap
perubahan yang sedemikian cepat guna menjawab fenomena tomorrow is
today. Bercermin dari survival organisasi bisnis sudah sepatutnya organisasi
pemerintah juga peka dan melakukan instrospeksi diri, sehingga mampu
mendeteksi posisinya di tengah perkembangan peradaban Revolusi Industri 4.0
guna tetap survive dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih
efesien dan efektif serta responsif terhadap meningkatnya tuntutan
akuntabilitas dan transparasi publik.
Revolusi industri 4.0 merupakan era baru dimana seluruh aspek kehidupan
manusia akan didominasi oleh teknologi, khususnya internet. Era ini
merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun menjadi peluang
munculnya sesuatu yang baru, sehingga Indonesia perlu mempersiapkan diri.
Salah satu sektor penting yang akan terkena dampak dari revolusi industri 4.0
adalah sektor pertanian, dimana sektor ini merupakan salah satu sumber
perekonomian terbesar di Indonesia. Untuk menghadapi hal tersebut,
Kementerian Pertanian sebagai salah satu organisasi pemerintah telah
melakukan berbagai upaya agar sektor pertanian Indonesia siap menghadapi
era besar ini sehingga semakin mampu menunjang produksi pangan dan
kelancaran distribusi yang ada.
Salah satu upaya transformasi di sektor pertanian ini adalah pembuatan
aplikasi berbasis online, seperti aplikasi Katam, Si Mantap, Smart Farming,
Smart Green House, Autonomous Tractor, dan Smart Irrigation, dan masih
banyak aplikasi di bidang pertanian lainnya yang dapat diakses dengan mudah,

Makalah Transformasi Organisasi | 6


kapanpun, dan dimanapun. Aplikasi-aplikasi ini sangat memudahkan petani
dalam mengolah lahan pertanian, sehingga dapat menunjang efisiensi, serta
meningkatkan produksi hasil pertanian. Selain itu, Kementerian Pertanian juga
telah mengembangkan berbagai inovasi dalam menghasilkan mesin pertanian
yang lebih canggih, seperti traktor tanpa operator, pesawat drone untuk
mendeteksi unsur hara di dalam tanah, dan robot grafting. Adanya teknologi
tersebut, diharapkan membuat produksi pertanian di Indonesia berjalan lebih
efektif dan efisien. Hal tersebut juga menyebabkan produktivitas para petani
meningkat secara optimal.
Meskipun demikian transformasi di sektor pertanian ini tidak akan dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya peran serta aktif dari SDM Pertanian, salah
satunya adalah Generasi muda atau saat ini bisa disebut pemuda milenial inilah
yang menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan. Estafet petani
selanjutnya adalah pada pundak generasi muda, mereka mempunyai inovasi
dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.
Sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Menteri
Pertanian bahwa pada tahun 2019 ini pemerintah tengah fokus pada
pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, ke depan akan lebih
ditingkatkan lagi untuk menciptakan SDM profesional melalui pendidikan dan
pelatihan di sektor pertanian. Selain itu kemajuan teknologi dan era pertanian
4.0 menuntut untuk fokus pada penyiapan SDM yang siap bersaing dan
menciptakan SDM profesional di sektor pertanian.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu
organisasi publik dan merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari Pusat
Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) Pertanian, Kementerian Pertanian yang menjadi lokus
penulisan dari makalah ini, mempunyai Tugas Pokok untuk “Melaksanakan
pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi,
mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis dibidang
pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian”, sebagaimana tercantum

Makalah Transformasi Organisasi | 7


pada Permentan Nomor 106/ Permentan/ OT.140/10/2013. Untuk itu Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku berperan penting dalam
meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia pertanian melalui pelatihan.
Dengan demikian selaku organisasi yang bertugas untuk memberikan
pelayanan publik, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku juga
perlu beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan.
Tantangan yang dihadapi oleh BBPP Batangkaluku antara lain adalah
berupaya keras agar dapat mewujudkan VISI, yaitu  menjadi  lembaga 
pelatihan terpercaya dan berdaya saing untuk menghasilkan SDM  pertanian
yang kreatif, inovatif dan profesional di era teknologi seperti sekarang ini.
Meretas jalan untuk mewujudkan visi dari sejak kehadiran lembaga pelatihan
ini, bukanlah hal yang mudah. Jalan panjang dan berliku telah dilalui, tantangan
datang silih berganti termasuk seringnya terjadi perubahan dan penyesuaian
organisasi karena tuntutan perkembangan pembangunan pertanian.
Salah satu konsep pelatihan yang akan dikembangkan adalah Program
Pelatihan berbasis online training. Untuk itulah pada makalah ini, penulis akan
membahas mengenai transformasi organisasi di lingkup Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku terkait dengan penerapan Program
Pelatihan/Pembelajaran Online (e-Training/e-Learning) pada kegiatan Pelatihan
di era teknologi Pertanian 4.0.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah upaya dan model transformasi organisasi di lingkup Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku terkait dengan Program
Pelatihan/Pembelajaran Online (e-Training/e-Learning) di era Pertanian
4.0?
2. Apa saja yang menjadi sasaran dan tahapan dalam transformasi organisasi
di lingkup Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku?
3. Seperti apa konsep penerapan Pelatihan/Pembelajaran Online (e-

Makalah Transformasi Organisasi | 8


Training/e-Learning) pada kegiatan Pelatihan di lingkup BBPP
Batangkaluku?

Makalah Transformasi Organisasi | 9


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. KAJIAN PUSTAKA
Menurut Keban (2008), organisasi publik adalah organisasi yang tidak
bertujuan untuk memaksimumkan laba, tetapi pemberian pelayanan publik
(public services), seperti; pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan,
penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan barang kebutuhan
publik (misalnya penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat). Meskipun
tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti
sektor publik sama sekali tidak memiliki tujuan yang finansial. Organisasi sektor
publik juga memiliki tujuan finansial, akan tetapi hal ini berbeda baik secara
filosofis, konseptual, dan operasionalnya dengan tujuan profitabilitas pada
sektor swasta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, organisasi publik
merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan
untuk memberikan sebuah produk yang berbentuk barang maupun jasa serta
memberikan pelayanan kepada publik atau masyarakat tanpa mengejar profit
atau keuntungan yang bersifat pribadi.
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang pemberian pelayanan
publik yang berhubungan langsung dengan berbagai lingkungan, organisasi
publik tentunya selalu mengalami tuntutan perubahan untuk menjaga
eksistensi dan stabilitas organisasi. Organisasi publik tidak hanya dituntut untuk
dapat bersikap fleksibel dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak
sangat dinamis, namun juga dituntut mampu mengantisipasi berbagai bentuk
perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang
diperlukan. Secara teoritik, perubahan organisasi didorong oleh dua sumber,
yaitu faktor dari luar (ekternal) dan faktor dari dalam (internal) organisasi.
Dengan kata lain, setiap organisasi harus selalu peka terhadap aspirasi,
keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi
berinteraksi (Siagian, 2012).

Makalah Transformasi Organisasi | 10


Transformasi merupakan suatu perubahan yang melalui proses bertahap
sehingga sampai tahap yang diharapkan. Perubahan yang dilakukan dengan
cara memberikan respon terhadap pengaruh lingkungan eksternal dan
lingkungan internal yang dapat mengarahkan perubahan sesuai dengan tujuan
organisasi (Kreitner and Kinicki, 2014). Transformasi dalam organisasi ini
menjadi suatu keharusan dari setiap organisasi (Handoko, 2012). Hal inilah yang
menjadikan fungsi manajemen (dari perencanaan sampai pengawasan) sebagai
tugas setiap SDM yang ada di organisasi. Untuk dapat menjawab tantangan,
organisasi harus mengembangkan kapasitasnya untuk mempelajari pola, tata
nilai, dan strategi kerja baru sehingga perubahan ke arah yang lebih baik dapat
terjadi.
Adapun esensi dari suatu perubahan adalah adanya peningkatan kondisi
yang lebih baik dari situasi sebelumnya. Suatu organisasi hanya dapat bertahan
jika dapat melakukan perubahan. Setiap perubahan lingkungan yang terjadi
harus dicermati karena keefektifan suatu organisasi tergantung pada
sejauhmana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan mengarah pada peningkatan
efektiftas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan
organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan serta
perubahan perilaku anggota organisasi (Robbins, 2003). Lebih lanjut Robbins
menyatakan perubahan organisasi dapat dilakukan pada struktur yang
mencakup strategi dan sistem, teknologi, penataan fisik dan sumber daya
manusia.
Sasaran utama perubahan dalam organisasi terdiri dari perubahan sikap
dan ketrampilan kerja, perubahan peran kerja, teknologi dan strategi.
Perubahan yang fokus pada sikap melibatkan perubahan sikap dan nilai-nilai
dengan daya tarik persuasif, program pelatihan, pembentukan tim dan progran
perubahan budaya sedangkan pendekatan dalam ketrampilan kerja dapat
dilakukan dengan program pelatihan kerja. Perubahan peran kerja dapat
dilakukan antara lain dengan cara merancang kembali pekerjaan karyawan
dengan aktifitas dan tanggungjawab yang berbeda, reorganisasi arus kerja,

Makalah Transformasi Organisasi | 11


mengubah kriteria dan lain sebagainya. Pendekatan dalam bidang teknologi
dilakukan dengan cara memperkenalkan peralatan baru dalam menyelesaikan
pekerjaan. Strategi kompetitif dalam perubahan menuntut perubahan secara
konsisten terhadap individu-individu, peran kerja dan teknologi (Sunyoto dan
Burhanuddin, 2011).
Lebih lanjut Wibowo (2007) mengatakan bahwa terdapat tiga macam tipe
perubahan organisasi yang dinamakan dengan development change,
transitional change dan trasformational change. Development change
mencerminkan perubahan melalui perubahan keterampilan, metode, standar
kinerja atau kondisi yang telah ada. Dalam development change terdapat dua
asumsi yakni bahwa orang mampu memperbaki serta mereka akan menjadi
lebih baik apabila diberi alasan, sumber daya, motivasi dan pelatihan yang
tepat. Transitional change merupakan respon pada pergeseran signifikan pada
kekuatan lingkungan atau kebutuhan pasar untuk sukses. Transformational
change merupakan pergeseran yang radikal dari satu keadaan ke keadaan
lainnya sehingga signifi kan apabila memerlukan pergeseran budaya, perilaku
dan pola pikir untuk melaksanakan dengan sukses dan berlangsung sepanjang
waktu.
Kreitner and Kinicki (2014) menyatakan bahwa transformasi dapat terjadi
karena didasari oleh dua hal, yaitu faktor dari lingkungan internal organisasi
dan faktor dari lingkungan eksternal organisasi. Faktor dari internal organisasi
antara lain perubahan pada kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh
pimpinan organisasi, perubahan tujuan organisasi, pengembangan wilayah dari
kegiatan operasional organisasi, intensitas kegiatan organisasi yang semakin
luas, tingkat pengetahuan dan kemampuan dari karyawan organisasi, sikap dan
perilaku karyawan di organisasi, dan berbagai macam peraturan baru yang
diterapkan di organisasi. Faktor dari lingkungan eksternal organisasi antara lain
meliputi teknologi, kondisi ekonomi, kompetisi, kondisi sosial, dan kondisi
politik.
Tidak mudah bagi suatu organisasi untuk mengupayakan transformasi
(Uha, 2014). Transformasi baru akan benar-benar terlaksana dengan baik

Makalah Transformasi Organisasi | 12


apabila seluruh bagian didalam organisasi turut andil dalam upaya transformasi
yang dilakukan. Kendala yang akan dihadapi organisasi dalam upaya
transformasi adalah penolakan yang berasal dari individu maupun kelompok
didalam organisasi. Oleh karena itu, Transformasi tidak bisa dilakukan tanpa
perhitungan yang masak. Untuk menghadapi transformasi, organisasi perlu
melakukan manajemen, yaitu manajemen perubahan yang berarti upaya yang
dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya
transformasi di suatu organisasi. Dalam proses melakukan transformasi,
manajemen perubahan dinilai penting karena ekonomi global membawa
pesaing dari berbagai tempat. Namun dalam kenyataannya proses perubahan
yang terjadi tidak selalu mendapat respon positif.
Khasali (2010) mengatakan bahwa tanpa adanya manajemen perubahan,
perubahan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik dan dapat berakibat fatal
bagi organisasi. Menurut Robbins (2014), manajemen perubahan adalah upaya
yang ditempuh manajer/pimpinan untuk memanajemen perubahan secara
efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi,
kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi. Tanpa adanya manajemen
perubahan, transformasi organisasi tidak dapat terlaksana. Karena transformasi
yang tidak direncanakan belum tentu dapat berhasil, tetapi transformasi yang
direncanakan kemungkinan besar dapat berhasil dengan lebih baik. Dengan
menerapkan manajemen perubahan dalam melakukan transformasi, maka
transformasi tersebut akan sukses. Manajemen perubahan ditujukan untuk
memberi jalan keluar yang sukses dengan cara yang terorganisasi dan
menggunakan metode pengelolaan dampak perubahan pada sumber daya yang
terlibat didalamnya (Wibowo, 2012).
Teori proses transformasi/perubahan menjelaskan dinamika perbaikan dan
perubahan dalam organisasi. Terdapat beberapa model mengenai perubahan
yang di gunakan di organisasi, antara lain :
a) Lewin (1951)
 Unfreezing (pencairan) adalah proses yang memfokuskan pada
penciptaan motivasi untuk berubah;

Makalah Transformasi Organisasi | 13


 Moving (bergerak) adalah proses pembelajaran yang meliputi
pemberian informasi baru, cara bekerja yang baru, dan pola
pemikiran yang baru;
 Refreezing (pembekuan) adalah melakukan perilaku baru yang telah
berubah.
b) Kreitner & Kinicki (2014)
 Inputs adalah pendorong atas terjadinya suatu perubahan.
 Target element of change adalah komponen organisasi yang
seharusnya diubah.
 Outputs adalah hasil akhir yang diinginkan oleh organisasi dalam
perubahan.
c) Tyagi (2000)
 Kekuatan untuk berubah.
 Mengenal dan mendefinisikan perubahan.
 Proses pemecahan masalah dalam perubahan.
 Implementasi perubahan.
 Mengukur, mengevaluasi, dan mengawasi hasil perubahan.
Walaupun dari beberapa ahli memiliki tahapan yang berbeda-beda, namun
makna dari ketiga model perubahan adalah sama.
Adapun konsep transformasi yang ditulis oleh Guillard & Kelly (1995)
menyebutkan bahwa model transformasi organisasi dieksplorasikan dalam
pendekatan pada 4 kategori yang disebut dengan 4R yaitu :
1. Reframing, pada dimensi ini akan terlihat terjadinya pergeseran konsep
dalam hal pencapaian tujuan karena sering terjadi bahwa organisasi
terhalang oleh pola pikir (mind set) yang membuat organisasi kehilangan
kemampuan untuk mengembangkan mental model, dengan reframing
diharapkan akan membuka pola pikir baru untuk pencapaian tujuan
organisasi.
2. Restructure, dimensi ini sangat terkait dengan bentuk organisasi dan
tingkat kompetisi sehingga akan tercipta bentuk organisasi yang
diharapkan.

Makalah Transformasi Organisasi | 14


3. Revitalization, dimensi ini lebih merupakan sebuah usaha untuk
mendorong pertumbuhan dari seluruh komponen organisasi dan tentu
saja dengan pertimbangan kemampuan bersaing untuk mengantisipasi
perubahan lingkungan eksternal.
4. Renewal, dimensi ini lebih berbicara mengenai pembaharuan organisasi
yang sangat kental terkait dengan unsur SDM untuk mempercepat laju
proses transformasi organisasi.

B. PEMBAHASAN
1. Upaya dan Model Transformasi Organisasi
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang pemberian
pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan berbagai lingkungan,
organisasi publik tentunya selalu mengalami tuntutan perubahan untuk
menjaga eksistensi dan stabilitas organisasi. Organisasi publik tidak hanya
dituntut untuk dapat bersikap fleksibel dan beradaptasi dengan lingkungan
yang bergerak sangat dinamis, namun juga dituntut mampu mengantisipasi
berbagai bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai
program perubahan yang diperlukan. Secara teoritik, perubahan organisasi
didorong oleh dua sumber, yaitu faktor dari luar (ekternal) dan faktor dari
dalam (internal) organisasi. Dengan kata lain, setiap organisasi harus selalu
peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai
kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.
Suatu perubahan yang ingin dilakukan oleh organisasi, haruslah
berupa perubahan yang bersifat efektif, di mana perubahan yang dimaksud
harus memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang
tepat tentang wilayah permasalahan yang dihadapi oleh organisasi. Selain
itu perubahan organisasi yang terjadi harus berupa kolaborasi antara
berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan. Khususnya
keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi merupakan suatu
keharusan yang harus dipenuhi. Kemudian perubahan organisasi juga
menerapkan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja

Makalah Transformasi Organisasi | 15


seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi terlepas dari
tipe dan struktur organisasi yang diberlakukan dan digunakan. Selanjutnya
perubahan organisasi yang terjadi mengandung nilai-nilai humanistik dalam
arti bahwa meningkatkan efektivitas organisasi, pengembangan potensi
manusia harus menjadi bagian yang penting.
Pada masa yang terus berkembang dengan pesat ini, suatu organisasi
selalu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang
terjadi serta tantangan baru yang beraneka ragam. Untuk menghadapi
tantangan baru yang beraneka ragam, organisasi akan dituntut untuk
melakukan transformasi organisasi dan tidak sekedar melakukan
pengembangan organisasi. Transformasi organisasi yang dimaksud ialah
perubahan-perubahan drastis yang terjadi dalam organisasi yang
menyangkut cara organisasi berfungsi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Transformasi adalah pergeseran radikal dari satu keadaan ke
keadaan yang lainnya sehingga signifikan apabila memerlukan pergeseran
budaya, perilaku, dan pola pikir untuk melaksanakan dengan sukses dan
berlanjut sepanjang waktu. Di masa depan untuk terciptanya transformasi
para anggota organisasi akan dituntut kerja keras dengan menggunakan
metode mutakhir, teknologi tercanggih, prosedur yang ringkas tetapi jelas,
perumusan kebijaksanaan yang transparan dan pemberdayaan para
karyawan. Di samping itu, manajemen di masa depan akan dituntut memiliki
produk baru, menjamin bahwa produk baru yang dihasilkan itu memang
dibutuhkan oleh masyarakat, dan segera memasarkan produk baru itu agar
organisasi yang bersangkutan memiliki apa yang sering disebut sebagai
keunggulan kompetitif.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku ini merupakan
perwujudan kesiapan BBPP Batangkaluku dalam rangka optimalisasi tugas
dan fungsi sebagai lembaga pelatihan pertanian. Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku merupakan salah satu UPT Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian berperan
penting dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia pertanian

Makalah Transformasi Organisasi | 16


melalui pelatihan. Napak tilas perjalanan BBPP yaitu Tahun 1976 bernama
“Balai Latihan Pegawai Pertanian Batangkaluku”, di tahun 2000 menjadi
“Balai Diklat Pertanian”, lalu 2002 diubah menjadi “Balai Diklat Mekanisasi
Pertanian”. Memasuki tahun 2003 menjadi “Balai Besar Diklat Mekanisasi
Pertanian”, dan di tahun 2007 menjadi “Balai Besar Pelatihan Pertanian
Batangkaluku” sampai sekarang.
Tantangan yang dihadapi oleh BBPP Batangkaluku adalah berupaya
keras agar dapat mewujudkan VISI, yaitu  menjadi  lembaga  pelatihan
terpercaya dan berdaya saing untuk menghasilkan SDM  pertanian yang
kreatif, inovatif dan profesional. Meretas jalan untuk mewujudkan visi dari
sejak kehadiran lembaga pelatihan ini, bukanlah hal yang mudah. Jalan
panjang dan berliku telah dilalui, tantangan datang silih berganti termasuk
seringnya terjadi perubahan dan penyesuaian organisasi karena tuntutan
perkembangan pembangunan pertanian.
Adapun yang menjadi Tugas Pokok dari BBPP Batangkaluku yaitu
"Melaksanakan Pelatihan Fungsional Bagi Aparatur, Pelatihan Teknis dan
Profesi, Mengembangkan Model dan Teknik Pelatihan Fungsional dan Teknis
di Bidang Pertanian Bagi Aparatur dan Non Aparatur Pertanian" dengan
menjalankan beberapa fungsi, antara lain :
a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan
kerjasama
b. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan
c. Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK)
dibidang pertanian
d. Pelaksanaan pelatihan fungsional dibidang pertanian bagi aparatur
e. Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang mekanisasi pertanian bagi
aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri
f. Pelaksanaan pelatihan profesi dibidang mekanisasi pertanian bagi
aparatur dan non aparatur
g. Pelaksanaan uji kompetensi dibidang pertanian

Makalah Transformasi Organisasi | 17


h. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan
fungsional dan teknis dibidang pertanian
i. Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan
teknis dibidang mekanisasi pertanian
j. Pelaksanaan Pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya
k. Pelaksanaan pemberian konsultasi dibidang pertanian
l. Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan dibidang pertanian bagi
aparatur dan non aparatur
m. Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan
fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan
model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis dibidang pertanian
bagi aparatur dan non aparatur
n. Pengelolaan unit inkubator usahatani
o. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan dibidang pertanian
p. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan
q. Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis
r. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tanga,
perlengkapan, dan instalasi BBPP Batangkaluku.
Kaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi tersebut, berbagai upaya telah
dilakukan dalam rangka pengembangan sistem pelatihan pertanian, terlebih
diera disrupsi teknologi seperti sekarang ini, tuntutan untuk merubah tata
kelola organisasi yang sudah usang menjadi tata kelola yang baru (up date)
sudah semakin mendesak, terlebih perubahan ini sangat berkaitan dengan
aspek manusia. Disrupsi telah menyebabkan percepatan teknologi, dimana
produk-produk teknologi lama digantikan dengan yang baru. Salah contoh
yang cukup nyata adalah dalam hal pengiriman surat pemanggilan peserta
pelatihan yang dulunya melalui faximile, kini dianggap tidak praktis dan tidak
ekonomis lagi jika dibandingkan dengan produk-produk teknologi yang
mutakhir. Mesin tersebut sudah mengalami disrupsi dengan peralatan
perkantoran yang baru, misalnya dengan menggunakan fasilitas Whatsapp
Grup (WaG).

Makalah Transformasi Organisasi | 18


Dengan demikian sesuai dengan kajian teori, dalam melakukan
transformasi organisasi di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Batangkaluku, terdapat beberapa pendekatan transformasi yang bisa
dijadikan acuan dalam memahami suatu fenomena transformasi organisasi.
Gouillert &Kelly (1995), menyatakan bahwa model transformasi organisasi
dieskplorasikan dalam pendekatan pada 4 kategori yang disebut dengan 4R,
yaitu:
(1) Reframing, pada dimensi ini akan terlihat terjadinya pergeseran konsep
dalam hal pencapaian tujuan karena sering terjadi bahwa organisasi
terhalang oleh pola pikir yang membuat organisasi kehilangan kemampuan
untuk mengembangkan mental model, dengan reframing diharapkan akan
membuka pola pikir baru untuk pencapaian tujuan organisasi khususnya di
era teknologi seperti sekarang ini. Contohnya penerapan Pelatihan Online
(e-Training) atau Blended Training, dimana kegiatan pelatihan tidak lagi
mesti melalui tatap muka seperti yang selama ini dilaksanakan, melainkan
secara online melalui internet.
(2) Restructure, dimensi ini terkait dengan bentuk organisasi dan tingkat
kompetisi sehingga akan tercipta bentuk organisasi yang diharapkan.
(3) Revitalization, dimensi ini lebih merupakan sebuah usaha untuk
mendorong pertumbuhan dari seluruh komponen organisasi dan tentu saja
dengan pertimbangan kemampuan bersaing untuk mengantisipasi
perubahan lingkungan eksternal.
(4) Renewal, dimensi ini lebih berbicara mengenai pembaharuan organisasi
yang sangat kental dengan unsur SDM untuk mempercepat laju proses
transformasi organisasi. Dimensi ini penting terkait dengan kesiapan SDM di
lingkup Balai, yang secara otomatis akan mengalami transformasi dari SDM
tradisional menjadi SDM yang modern di era Pertanian 4.0.

2. Sasaran dan Tahapan dalam Transformasi Organisasi


Transformasi organisasi mengandung makna bahwa perubahan yang

dilakukan bersifat terencana yang diarahkan pada tiga faktor organisasional,

Makalah Transformasi Organisasi | 19


yaitu: (a) struktur organisasi sebagai keseluruhan, (b) proses manajemen,

dan (c) kultur organisasi. Karena sifat dan bentuk sasarannya yaitu

kelanjutan dan kelangsungan hidup organisasi dalam lingkungan yang sangat

kompetitif di mana perubahan yang ingin diwujudkan melalui transformasi

belum tentu perubahan yang bersifat pengembangan dan juga mungkin

tidak menggunakan pendekatan yang sifatnya partisipatif.

Adapun yang menjadi sasaran dalam proses Transformasi/Perubahan itu,


khususnya di BBPP Batangkaluku dengan akan diterapkannya Pelatihan
Online antara lain :
a. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi.
Pada akhirnya, suatu organisasi mengkhususkan kompetensi
berdasarkan pada keahlian dan kemampuan dari pegawainya. Karena
keahlian dan kemampuan ini memberikan organisasi keuntungan dalam
berkompetisi, organisasi harus terus menerus mengawasi strukturnya
untuk mencari cara yang paling efektif dalam memotivasi dan
mengorganisir sumber daya manusia untuk memperoleh dan
menggunakan keahlian mereka. Khusus di BBPP Batangkaluku, SDM
yang paling berperan penting adalah Tenaga Fungsional Widyaiswara
dan Fungsional Umum Bidang Penyelenggaraan Pelatihan yang nantinya
secara langsung akan banyak melakukan interaksi dengan peserta
Pelatihan Online tersebut, sehingga sangat diperlukan peningkatan
kompetensi dan keahliannya.
b.    Sumber Daya Fungsional
Suatu organisasi dapat meningkatkan nilai dengan merubah struktur,
budaya dan teknologi. Perubahan dari fungsional ke sebuah produk
sebagai contoh, mempercepat proses pengembangan produk baru.
Perubahan di dalam struktur fungsional dapat membantu menyediakan
suatu pengaturan di mana orang-orang termotivasi untuk
melaksanakannya.

Makalah Transformasi Organisasi | 20


c.     Kemampuan Teknologi
Kemampuan teknologi memberi sebuah organisasi suatu kapasitas yang
besar untuk merubah dengan sendirinya dengan tujuan memanfaatkan
peluang pasar. Pada tingkat organisasi, sebuah organisasi harus
menyediakan konteks yang memungkinkan untuk menerjemahkan
kompetensi teknologinya menjadi nilai bagi para stakeholder.
d.    Kemampuan Organisasi
Melalui struktur organisasi dan budaya, sebuah organisasi dapat
memanfaatkan sumebr daya manusia dan fungsional untuk
memanfaatkan peluang teknologi. Perubahan organisasi sering kali
melibatkan hubungan antara manusia dan fungsi-fungsi untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menciptakan nilai.

Pada kajian teori tentang tahapan proses transformasi, Kurt Lewin


mengemukakan bahwa terdapat tiga langkah yang harus dilewati oleh
organisasi untuk melaksanakan sebuah transformasi. Ketiga tahapan
tersebut yaitu : Unfreezing, Movement, dan Refreezing. Kata unfreezing
berasal dari kata freeze (membeku). Yang dimaksud dengan membeku
adalah kebiasaan kerja yang selama ini diterapkan di mana karyawan merasa
nyaman dengan dengan kebiasaan kerja tersebut. Dalam melakukan
perubahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggugah
kesadaran bahwa zona nyaman tersebut (cara kerja, mekanisme kerja,
teknologi, struktur organisasi, atau yang lainnya yang selama ini menjadi
zona nyaman) sudah tidak mumpuni lagi. Menggugah kesadaran harus
merujuk pada realita tentang persaingan, kebutuhan pelanggan,
perkembangan teknologi, regulasi yang berlaku, dan fakta lain yang relevan.
Langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah langkah movement,
langkah movement dilakukan jika unfreezing telah dilaksanakan dengan baik.
Pelaksanaan perubahan harus menuju ke suatu titik sebagai tujuan
perubahan yang harus dirumuskan secara bertahap. Artinya, untuk
mewujudkan tujuan akhir, harus diwujudkan sejumlah tujuan kecil sebagai

Makalah Transformasi Organisasi | 21


tujuan antara. Dalam usaha mewujudkan tujuan, durasi waktu harus
diperhatikan. Jika hal hal yang telah dirancang dilaksanakan dengan baik
sehingga tujuan terwujud, baik tujuan antara maupun tujuan akhir, maka
perilaku kerja yang mendukung pencapaian tujuan tersebut harus
dikukuhkan. Inilah yang disebut dengan istilah refreezing (membekukan
kembali), menjadikan budaya baru tersebut sebagai zona nyaman yang baru.
Selanjutnya dengan memadukan teori John P Kotter dan Kurt Lewin
untuk menjelaskan tahapan proses transformasi organisasi. Perpaduan
kedua teori tersebut menghasilkan tahapan transformasi sebagai berikut:
1. Unfreezing (Pencairan)
Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan alasan dasar
b. Membentuk koalisi yang kuat
2. Movement (Pergerakan)
Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan payung hukum
b. Penyusunan visi
c. Pengalihan asset
d. Penyampaian visi
e. Implementasi perubahan dan penyebarluasan visi
f. Membuat program unggulan jangka pendek
g. Memperkuat perubahan dan memproduksi banyak perubahan
3. Refreezing (Pembekuan Kembali)
Tahapan ini berupa institualisasi pendekatan baru ke dalam budaya
kerja, yang sebelumnya tradisional menjadi budaya kerja yang modern
menuju era Teknologi 4.0.

3. Penerapan Pelatihan/Pembelajaran Online (e-Training/E-Learning)

Pada umumnya sebuah Lembaga atau Instansi Pendidikan dan Pelatihan


mempunyai tujuan untuk dititikberatkan pada peningkatan keterampilan
dan pengetahuan serta sikap peserta yang bersifat praktis dengan berbasis

Makalah Transformasi Organisasi | 22


teknologi informasi. Demikian pula di Balai Besar Pelatihan Pertanian
Batangkaluku yang mengemban misi antara lain :

a. Meningkatkan kualitas program, pemantauan, evaluasi, dan


pengendalian diklat pertanian
b. Mengembangkan jejaring kerjasama, dan sistem informasi diklat
pertanian
c. Meningkatkan kualitas pelayanan pelaksanaan diklat fungsional, teknis,
agribisnis, kewirausahaan, dan mekanisasi pertanian
d. Meningkatkan kualitas pelayanan pelaksanaan diklat profesi
danpelaksanaan uji kompetensi bidang pertanian
e. Mengembangkan model teknik diklat fungsional, teknis, agribisnis,
kewirausahaan, dan mekanisasi pertanian
f. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan diklat pertanian swadaya
sebagai lembaga diklat pertanian di perdesaan
g. Meningkatkan fungsi Inkubator Agribisnis sebagai media pembelajaran
agribisnis
h. Meningkatkan kualitas pengelolaan sarana teknis, administrasi dan
manajemen BBPP

Dengan demikian sebagai salah satu unit pelayanan teknis dari Pusat
Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,
Kementerian Pertanian, sudah sepatutnya peningkatan kompetensi
Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian ini menjadi fokus utama yang pada
akhirnya berimplikasi ke peningkatan produktifitas rakyat khususnya
masyarakat tani yang berdaya saing. Penyuluh pertanian selaku garda
terdepan tentu saja harus ditingkatkan tak hanya berupa kuantitas (jumlah),
tetapi juga kualitasnya karena Penyuluh Pertanian inilah yang paling dekat
dengan end user sehingga harus senantiasa meng-upgrade dirinya sesuai
dengan kebutuhan dunia pertanian. Upgrade tersebut bisa dilakukan melalui
kegiatan pelatihan, karena tugas dari penyuluh tidak hanya menggerakkan

Makalah Transformasi Organisasi | 23


SDM Pertanian juga harus mau dan mampu meningkatkan kemampuan
organisasi kelompok tani termasuk meningkatnya usaha tani (better income,
better living dan better society).
Pada saat sekarang ini Konsep Pelatihan Pertanian juga telah mengalami
pergeseran Paradigma Pelatihan dari Training menjadi Learning yang
diuraikan sebagai berikut :
a. Paradigma training yaitu pelatihan yang berorientasi pada fasilitator/
pelatih (trainer’s oriented) mempunyai ciri-ciri antara lain :
· Keberadaan pelatih lebih penting daripada peserta
· Fasilitator/ pelatih mempunyai kekuasaan atas berlangsungnya proses
· Peserta pasif (mendengarkan, mencatat, dan bertanya untuk klarifikasi)
· Metode yang digunakan lebih banyak ceramah.
b. Paradigma learning yaitu pelatihan yang berorientasi pada peserta
(trainee’s oriented) ditandai dengan :
· Keterlibatan penuh dari pesertanya (peserta merupakan subyek)
· Memberikan kebebasan kepada peserta
· Kerjasama murni
· Variasi dan keragaman dalam metode belajar
· Motivasi internal (bukan semata-mata eksternal)
· Adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar
· Integrasi belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap kehidupan
organisasi

Jika dikaitkan dengan masa sekarang, pada dasarnya Pelatihan di era


Pertanian 4.0 merupakan sebuah wacara pemikiran yang mengacu pada 4
point penting, yaitu Role, Governance, Struktur dan Kurikulum. Untuk itulah
ke depannya nanti konsep Program Pelatihan yang akan dilaksanakan oleh
BBPP Batangkaluku harus dapat menyesuaikan dengan era teknologi di masa
sekarang. Salah satunya adalah program pelatihan/pembelajaran online atau
yang biasa disebut E-Training/E-Learning ataupun Blended Learning.
Bentuk pelatihan ini berbeda dengan pelatihan yang biasanya. Blended

Makalah Transformasi Organisasi | 24


Learning yang saat ini sudah banyak digunakan menggabungkan model e-
learning dengan klasikal. Sebagian besar proses pembelajarannya dalam
program pelatihan ini menggunakan teknologi informasi. Pendekatan atau
model e-learning ini selain mengharuskan peserta belajar mandiri secara
online juga menuntut peserta untuk tetap hadir di kelas untuk mengikuti
pembelajaran dan pembimbingan secara tatap muka dengan tujuan untuk
dapat melakukan penggalian dan mengkonfirmasi pemahaman yang telah
diperoleh melalui pembelajaran mandiri. Pelatihan berbasis e – learning ini
biasanya berlangsung dalam 3 (tiga) tahapan pembelajaran  yaitu (1)
Pembelajaran mandiri secara elektronik/online learning yang disertai dengan
pengerjaan tugas-tugas (2)  Pembelajaran synchronous/online atau Live Chat
dan (3) Pembelajaran klasikal, studi lapangan serta uji kompetensi, dimana
pada tahap ini terjadi interaksi/tatap muka antara fasilitator dengan peserta
pelatihan.
Adapun untuk penerapan selanjutnya dari konsep kegiatan pelatihan ini
nantinya akan disesuaikan dengan sasaran peserta pelatihan, yaitu aparatur
dan nonaparatur. Model pelatihan seperti ini memberikan manfaat bagi
organisasi dalam menghemat penggunaan sumberdaya (waktu, tenaga dan
biaya).

Makalah Transformasi Organisasi | 25


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Organisasi adalah suatu wadah dimana terdapat sekumpulan orang yang
mempunyai fikiran yang sama saling berkerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada dasarnya, setiap organisasi pasti mengalami perubahan dan
juga perkembangan agar mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitar. Perubahan yang terjadi pada sebuah organisasi bisa terjadi secara
terencana maupun tidak terencana tergantung dari faktor internal dan juga
eksternalnya. Akan tetapi, tujuan utama dari perubahan organisasi adalah
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi kerja dan juga untuk mengubah
organisasi menjadi lebih baik lagi, khususnya di era Revolusi Pertanian 4.0.
2. Dalam perubahannya, organisasi terus bertransformasi menjadi lebih baik
dengan berbagai cara dan juga model. Model perubahan organisasi yang
banyak diterapkan adalah model perubahan organisasi Lewin dan model
perubahan organisasi Kotter. Masing-masing model memiliki tahap,
langkah, dan juga strategi yang berbeda-beda. Akan tetapi, semua model
mempunyai tujuan yang sama yaitu, untuk memajukan organisasi dan
membawa organisasi menjadi lebih baik lagi.
3. Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku sebagai salah satu organisasi
penyedia layanan publik di Bidang Pelatihan Pertanian juga tidak luput dari
proses transformasi/perubahan. Adapun model transformasi organisasi
dari BBPP Batangkaluku dieksplorasikan dalam pendekatan pada 4 kategori
yang disebut dengan 4R yaitu : (1)Reframing, pergeseran konsep dalam hal
pencapaian tujuan, (2)Restructure, terkait dengan bentuk organisasi dan
tingkat kompetisi, (3)Revitalization, merupakan sebuah usaha untuk
mendorong pertumbuhan dari seluruh komponen organisasi dan
(4)Renewal, mengenai pembaharuan organisasi yang sangat kental terkait
dengan unsur SDM.

Makalah Transformasi Organisasi | 26


4. Salah satu konsep Program Pelatihan yang akan dilaksanakan oleh BBPP
Batangkaluku di era Pertanian 4.0 nantinya adalah program
pelatihan/pembelajaran online atau yang biasa disebut E-Training/E-
Learning ataupun Blended Learning yang sebagian besar proses
pembelajarannya menggunakan teknologi informasi. Pelatihan berbasis e –
learning ini biasanya berlangsung dalam 3 (tiga) tahapan pembelajaran 
yaitu (1) online learning disertai pengerjaan tugas-tugas (2) Live Chat dan
(3) Pembelajaran klasikal, studi lapangan serta uji kompetensi. Model
pelatihan seperti ini memberikan manfaat bagi organisasi dalam
menghemat penggunaan sumberdaya (waktu, tenaga dan biaya).

B. Saran
1. Pada dasarnya, setiap organisasi selalu berusaha untuk berubah menjadi
lebih baik lagi. Akan tetapi, pada kenyataannya, mayoritas perubahan
organisasi yang terjadi banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Lingkungan organisasi yang terus berkembang menuntut organisasi
disekitarnya untuk turut serta berubah tanpa memperdulikan kesiapan dari
masing-masing elemen organisasi, khususnya elemen sumberdaya manusia.
Untuk itu proses pengembangan dan pembinaan sumberdaya manusia yang
ada di dalam organisasi perlu dilakukan untuk mendukung terjadinya
perubahan yang baik dengan menumbuhkan pengetahuan bahwa organisasi
sedang bertransformasi.
2. Menghadapi perubahan tersebut, tentunya ada yang siap dan ada juga yang
tidak siap. Terus meningkatkan kreativitas, inovasi dan empati dapat
menjadi kunci organisasi Balai dapat berkembang secara cepat dan tepat
sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Kerjasama yang solid antar masing-
masing elemen organisasi juga menjadi juga dapat menjadi salah satu modal
agar organisasi dapat terus berkembang secara positif. Organisasi dapat
mencapai perubahan yang baik apabila organisasi tersebut bisa melakukan
perubahan sesuai dengan jati diri dan kemampuan masing-masing elemen-
elemen organisasi.

Makalah Transformasi Organisasi | 27


DAFTAR PUSTAKA

Arief, Rifiana. 2014. Analisa Pengembangan Sistem Pelatihan Online melalui


Pendekatan Business Process Reengineering. Jurnal Ilmiah FIFO. Volume VI No. 2.
Halaman 125-133.
https://www.researchgate.net/profile/Rifiana_Arief/publication/333199059_Analis
a_Pengembangan_Sistem_Pelatihan_Online_Melalui_Pendekatan_Business_Proces
s_Reengineering/links/5ce10f1192851c4eabacf1ae/Analisa-Pengembangan-Sistem-
Pelatihan-Online-Melalui-Pendekatan-Business-Process-Reengineering.pdf

Basuki, Johannes. 2018. Ekologi Administrasi Publik di Indonesia dalam Menghadapi


Revolusi Industri 4.0: Perspektif Kebijakan Publik. Public Inspiration : Jurnal
Administrasi Publik. Volume 3 No. 2.
http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/public-inspiration/article/view/922

Burhanudin dan Sunyoto. 2011. Perilaku Organisasi. Yogyakarta.

Dharma Putra, R.M. 2018. Inovasi Pelayanan Publik di Era Disrupsi (Studi tentang
Keberlanjutan Inovasi E-Health di Kota Surabaya). Jurnal Universitas Airlangga.
http://repository.unair.ac.id/74654/

Guillard J.F & Kelly N.J. 1995. “Transforming the Organization”. New York. Guilford
Press.

Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta. BPFE

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik. Yogyakarta:


Gava Media.

Khasali, R. 2010. Change!. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kreitner, R., & Kinicki, A. 2014. Perilaku Organisasi (Bahasa Ind). Jakarta: Salemba
Empat

Muliawaty, L. 2019. Peluang dan Tantangan Sumber Daya Manusia di Era Disrupsi.
Jurnal Ilmu Administrasi Universitas Pasundan. Vol.10 No.1. Halaman 1-9.
http://journal.unpas.ac.id/index.php/kebijakan/article/view/1416

Permanasari, Y.W., & Perdhana M.S. 2017. Proses Transformasi PT. POS Indonesia
(Studi Kasus pada Kantor Processing Centre Semarang). Diponegoro Journal of
Management. Volume 6, Nomor 4. Halaman 1-13. http://eprints.undip.ac.id/55831/

Makalah Transformasi Organisasi | 28


Rahadian, A.H. 2019. Revitalisasi Birokrasi melalui Transformasi Birokrasi menuju E-
Governance pada Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Stiami. Volume 6, No.
1. http://ojs.stiami.ac.id/index.php/PS/article/view/373

Robbins, S. P. 2003. Organizational behavior (10th ed). New Jersey : Prentice Hall.

Robbins, S. P. 2014. Perilaku Organisasi (12th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Saputra, A. D., Pratama, A. B., & Orbawati, E.B. 2019. Public Service Transformation
(A Case Study of Online Single Submission at The Office of Investment and
Integrated Services Magelang Municipality). Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik:
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Publik. Volume 9 Number 1, Page 77-
86. p-ISSN: 2086-6364, e-ISSN: 2549-7499. http://ojs.unm.ac.id/iap

Siagian, Sondang P. 2012. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tyagi, A. 2000. Organitational Behaviour. New Delhi: Excel Books.

Uha, I. N. 2014. Manajemen Perubahan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Wahyono, Adi. 2010. Transformasi Birokrasi Publik di BKKBN Pusat. Jurnal


Widyariset. Volume 13 No. 1.
http://widyariset.pusbindiklat.lipi.go.id/index.php/widyariset/article/view/133

Wibowo. 2012. Manajemen Perubahan (3rd ed.). Jakarta: PT. Rajagrafindo. Persada.

Makalah Transformasi Organisasi | 29

Anda mungkin juga menyukai