Judul:
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Magang/Kerja Praktek
(KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan judul “Eksistensi Peran Dan
Kewenangan Lembaga Wali Nanggroe Dalam Sistem Pemerintahan Aceh”. Pembuatan
laporan Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan nilai
Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada
Program Studi S1 Program Studi Ilmu Poitik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Syiah Kuala. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan hasil
Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini
Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
berbagai pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan dalam bentuk
pikiran maupun materi sehingga terselesaikannya laporan hasil magang ini. Pada
laporan magang ini sangat dimungkinkan masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan senang hati diterima dan
diharapkan dapat membantu dalam penulisan laporan selanjutnya agar lebih baik lagi.
Semoga Laporan Magang ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca serta dapat menjadi rujukan sekaligus menigkatkan kemampuan mahasiswa.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 18
5.2. Saran ............................................................................................................. 18
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
5. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Magang/Kerja Praktek (KP) Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
6. Untuk Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja serta
melatih kemampuan berinteraksi dengan rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.
3
3. Bagi Lembaga Wali Nanggroe
a. Mendapatkan masukan dan saran dari mahasiswa berdasarkan hasil
Magang sehingga menjadi referensi bagi kemajuan instansi agar
menjadi lebih baik di masa depan.
b. Meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM MAGANG
5
Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe, perlu membentuk
Keurukon Katibul Wali sebagai Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh. Keurukon
Katibul Wali adalah unsur pelayanan terhadap Lembaga Wali Nanggroe, Keurukon
Katibul Wali dipimpin oleh seorang Katibul Wali/ Kepala Sekretariat yang secara
teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wali Nanggroe
Aceh dan secara administratif bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah Aceh.
Tugas utama Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh antara lain pada
bagian Pegelolaan Office yaitu melaksanakan pelayanan administratif umum, hukum
& pengelolaan keuangan terhadap Lembaga wali Nanggroe, kemudian bagian Sumber
Daya Manusia yaitu dengan mempersiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan oleh
Lembaga Wali Nanggroe, pendataan sistim informasi dan perencanaan dan Kerjasama.
Terakhir tugas utama pada bagian Fasilitasi yaitu dengan melaksanakan tugas-tugas
pelayanan persidangan dan risalah pada Lembaga Wali Nanggroe dan lain lain.
2.2. Lokasi
Tempat Kegiatan Kantor Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh,
Lambang Manyang, Kec Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh (23241)
6
STRUKTUR LEMBAGA WALI
NANGGROE
MoU Helsinki
Wali Nanggroe
Waliyul ‘Ahdi
Majelis Tinggi
Majelis Fungsional
Katibul Wali/Kepala
Lembaga Wali Nanggroe
Sekretariat
7
2.4. Tugas Pokok Dan Fungsi
Pasal 30 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 jo Qanun Aceh Nomor 9 Tahun
2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Lembaga Wali Nanggroe mempunyai
fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penyelenggaraan kehidupan lembaga-
lembaga adat, adat istiadat, dan pemberian gelar/derajat dan upacara-upacara
adat lainnya;
b. Penyiapan rakyat Aceh dalam pelaksanaan kekhususan dan keistimewaan
sebagaimana ditentukan dalam qanun ini;
c. Perlindungan secara adat semua orang Aceh baik di dalam maupun di luar
Aceh;
d. Pelaksanaan penyampaian pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah
Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
e. Pelaksanaan penyampaian usulan, saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah;
f. Pelaksanaan pembentukan perangkat Lembaga Wali Nanggroe dengan segala
upacara adat dan gelarnya;
g. Pelaksanaan pengangkatan, penetapan, peresmian dan pemberhetian personil
perangkat Lembaga Wali Nanggroe;
h. Pengukuhan DPRA dan Kepala Pemerintah Aceh secara adat;
i. Pelaksanaan pemberian dan pencabutan gelar kehormatan kepada seseorang
atau lembaga;
j. Penyelenggaraan pengurusan dan perlindungan khazanah Aceh di dalam dan
luar Aceh;
k. Pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri
untuk kemajuan peradaban Aceh;
l. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pengembangan sumber daya manusia
Aceh yang berkualitas dengan tetap melestarikan dan mengembangkan
8
budaya dan adat istiadat Aceh; dan Penyelenggaraan perdamaian Aceh dan
ikut berpartisipasi dalam proses penyelesaian perdamaian dunia.
Pasal 29 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe
menjelaskan bahwa Lembaga Wali Nanggroe mempunyai tugas:
a. Membentuk perangkat Lembaga Wali Nanggroe dengan segala upacara adat
dan gelarnya;
b. mengangkat, menetapkan dan meresmikan serta memberhentikan personil
perangkat Lembaga Wali Nanggroe;
c. mengukuhkan DPRA dan Kepala Pemerintah Aceh secara adat;
d. Memberikan pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
e. menyampaikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Pemerintah;
f. memberi atau mencabut gelar kehormatan kepada seseorang atau lembaga;
g. mengurus dan melindungi khazanah Aceh di dalam dan luar Aceh;
h. melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri
untuk kemajuan peradaban Aceh;
i. mengarahkan pengembangan sumber daya manusia Aceh yang berkwalitas
dengan tetap melestarikan dan mengembangkan budaya dan adat istiadat
Aceh;
j. menjaga perdamaian Aceh dan ikut berpartisipasi dalam proses penyelesaian
perdamaian dunia;
Pasal 31 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 jo Qanun Aceh Nomor 9 Tahun
2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan
fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Lembaga Wali Nanggroe mempunyai
kewenangan:
a. Memberikan atau mencabut gelar kehormatan kepada seseorang atau badan
dengan nama-nama gelar berdasarkan tradisi sejarah, bahasa dan adat istiadat
rakyat Aceh;
b. Menjalankan kewenangan kepemimpinan adat yang berwibawa dan
bermartabat dalam tatanan kehidupan masyarakat untuk penyelesaian dalam
9
urusan-urusan khusus atau istimewa didasarkan pada nilainilai adat dan
kearifan lokal yang berpihak kepada rakyat;
c. Menentukan hari-hari libur yang diikuti dengan upacara-upacara adat
berdasarkan tradisi sejarah dan adat istiadat rakyat Aceh;
d. Kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf c terkecuali bagi
instansi tertentu dalam pelayanan publik sesuai dengan kekhususan Peraturan
Perundang-Undangan;
e. Menyampaikan pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
f. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Pemerintah; dan
g. Melakukan kerjasama dengan lembaga atau badan luar negeri.
10
BAB II
METODE PELAKSANAAN MAGANG
11
kegiataan magang ini yaitu penulis melakukan komunikasi berupa wawancara dengan
pihak yang terkait untuk mendapatkan suatu data dan informasi yang benar terkait
dengan kebutuhan penulis untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Dan yang
terakhir ada Metode kepustakaan yang merupakan teknik pengumpulan data yang
didapat melalui data berupa informasi, literatur, refrensi, dan yang lainnya bisa melalui
media cetak (seperti buku, majalah, brosur, dan lainnya) maupun melalui media
internet.
12
1. Membantu melaksanakan pelayanan administratif umum, hukum dan
pengelolaan keuangan terhadap Lembaga wali nangrroe
2. Membantu bagian yang bertugas mempersiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan
oleh Lembaga wali Naggroe
3. Membantu bagian yang melakukan pendataan sistem informasi
4. Membantu bagian yang bertugas dalam perencanaan dan Kerjasama
5. Membantu bagian yang bertugas dalam melaksanakan tugas tugas pelayana
persidangan dan risalah pada Lembaga Wali Waggroe
Berdasarkan uraian diatas penulis menagambil seluruh bagian dalam
membantu terlaksanannya setiap tugas pada sekretariatan Lembaga wali nanggroe
Adapun pekerjaan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1. bertanggung jawab atas input dan backup data serta memasukkan informasi
data surat
2. Input data pegawai
3. Memberi cap pada Surat Masuk sebagai tanda terima.
4. Scanning Surat Masuk ke dalam alat scanner
5. Memberi nomor untuk surat keluar
6. Membantu persiapan kegiatan rapat yang dilakukan, dengan mempersiapkan
bahan dan membuat notulensi pada kegiatan apapun yang akan dilaksanakan
oleh instansi
7. Membantu pelaksanaan diskusi, dengan mempersiapkan bahan diskusi
8. Mensortir berkas dan mengarsipakn berkas
9. Membantu pengetikan dokumen
10. Membantu melakukan penggandaan dokumen dengan mencopy
menggunakan mesin fotocopy
13
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI MAGANG/KERJA PRAKTIK
14
mahasiswa diberikan arahan oleh tim lain atau ketua tim untuk menyelesaikan
sendiri tugas yang diberikan, yang bertujuan mendorong mahasiswa berfikir
kritis dalam menyelesaikannya.
c. Manajemen waktu
Penulis diberikan tugas dengan batas waktu yang ditentukan Ilmu yang
penulis pelajari yaitu bagaimana dalam satu hari ada batas-batas pekerjaan
yang harus diselesaikan pada saat itu juga agar nantinya tidak memberatkan
pekerjaan ke depannya dan yang paling penting tidak menunda pekerjaan
yang seharusnya bisa diselesaikan.
d. Kerjasama Tim
Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam mempermudah proses pengerjaan
sesuai tujuan yang ingin di capai, sehingga dalam kegiatan magang ini, penulis
belajar mengenai Kerjasama tim yang baik
e. Percaya diri.
15
4.2. Kendala yang di Hadapi
Selama melaksanakan kegiatan magang, terdapat beberapa kendala yang
berhubungan dengan masalah teknis, antara lain;
1. Kurangnya Komunikasi dalam Menangani Telepon
Kendalanya yang dihadapi adalah komunikasi dan masih gugup dalam
menanggapi telepon masuk. Pada saat menjawab telepon tentang kegiatan
dinas maka masih banyak bertanya kepada pihak yang bertanggung jawab
tentang perihal yang sedang dibicarakan oleh si penerima telpon karena
kurang tahunya kegiatan-kegiatan dinas, maka dari itu komunikasi dan
informasi yang diberikan harus singkron agar tidak menimbulkan sebuah
masalah dikemudian hari
2. kesulitan dalam penemuan kembali arsip.
Kesulitan dalam penemuan dokumen yang telah di arsip terkadang juga terjadi
dikarenakan penempatan yang kurang tepat
3. Menumpuknya dokumen yang tidak langsung diarsipkan.
Penumpukan dokumen juga sering terjadi, Banyaknya surat masuk dari divisi
lain ataupun dari perusahaan lain menumpuk di laci meja kerja.
16
Salah satu solusi yang dapat di lakukan yaitu para pegawai dapat menyimpan
arsip yang sesuai dengan tata aturan kearsipan yang berlaku sehingga surat
atau dokumen dapat disimpan dengan rapi dan teratur dan dapat ditemukan
kembali bila suatu saat dibutuhkan.
3. Menumpuknya dokumen yang tidak langsung di arsipkan
Banyaknya surat masuk dari divisi lain ataupun dari perusahaan lain
menumpuk di laci meja kerja. Hal ini belum ditambah dengan surat-surat yang
telah ditindaklanjuti akan tetapi tidak segera diarsipkan. Sehingga laci meja
penuh dengan dokumen-dokumen tersebut membuat meja terlihat kurang
rapih sehingga solusi yang dapat dilakukan yaitu dokumen atau surat yang
ditangani disesuaikan dengan tahapan-tahapan pengelolaan surat sesuai
dengan modul keasipan pada Pusat Latihan Pendidikan Jurusan Administrasi
Perkantoran Yaitu proses memeriksa, mengindeks, mengkode, menyortir dan
mengarsipkan surat tersebut.
17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kegiatan magang/praktik kerja program MBKM di Lembaga wali nanggroe
yang berlangsung kurang lebih 3 bulan, mahasiswa dapat membantu menyelesaikan
beberapa tugas yang beragam sehingga mahasiswa banyak belajar dan mendapatkan
ilmu baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan di bangku kuliah. Kegiatan
magang/praktik kerja memberikan kesempatan mahasiswa dalam memperoleh alih
pengetahuan, keterampilan dan teknologi baru yang akan sangat bermanfaat sebagai
pedoman dan pengalaman sebelum memasuki dunia kerja. Pelaksanaan kerja pada
kantor kesekretariatan dimulai dari Mengelola surat masuk ataupun surat keluar, Media
Monitoring, Menginput Data, Menerima dan Menyampaikan Pesan Telepon serta
Mengoprasikan Peralatan Kantor dll. Selama kegiatan magang, ada beberapa kendala
yang berdasarkan pengamatan mahasiswa. untuk mengatasinya mahasiswa mengaitkan
kendala tersebut dengan teori yang telah Praktikan dalam mata kuliah.
5.2. Saran
Diharapkan pihak Sekretariat Lembaga Wali naggoroe memperhatikan
perubahan-perubahan yang terjadi dan melakukan evaluasi berkala terhadap rencana
startegis/ dokumen perencanaan yang berubah sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal dan internal. Dimana hasil yang di evalusi dapat dijadikan bentuk
pertanggung jawaban dari hasil pelaksanaan perencanaan kerja setiap tahunnya.
18
LAMPIRAN
19
Case Study
Mengenai lembaga adat disebutkan: Pertama, lembaga adat berfungsi dan berperan
sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota di bidang keamanan, ketentraman,
kerukunan, dan ketertiban umum. Penyelesaian masalah sosial masyarakat secara
adatdilakukan oleh lembaga adat meliputi Majelis Adat Aceh; Imeum Mukim atau dengan
nama lain; Imeum Chik atau dengan nama lain; Keuchik atau dengan nama lain; Tuha Peut
atau dengan nama lain; Tuha Lapan atau dengan nama lain; Imeum Meunasah atau dengan
nama lain; Keujreun Blang atau dengan nama lain; Panglima Laot atau dengan nama lain;
Pawang Glee atau dengan nama lain; Peutua Seuneubok atau dengan nama lain; Haria Peukan
atau dengan nama lain; dan Syahbanda atau dengan nama lain (Pasal 98). Kedua, pembinaan
kehidupan adat dan urusan adat dilaksanakan mengikuti perkembangan keistimewaan dan
kekhususan Aceh yang dilandasi oleh prinsip-prinsip Hukum Islam (Syariat) dan
dilaksanakan oleh Wali Nanggroe. Penyusunan ketentuan adat yang berlaku umum pada
masyarakat Aceh dilakukan oleh lembaga adat dengan pertimbangan Wali Nanggroe (Pasal
99)
Sengketa yang terjadi antara perusahaan minyak kelapa sawit denga masyarakat
disekitar merupakan suatu masalah serius, karena akibat dari sengketa ini dapat berdampak
buruk dalam beberapa aspek yaitu ekonomi, lingkungan dan juga psikologis. Menilik pada
fungsi dan peran Lembaga Wali Nanggroe dalam sengketa ini seharusnya LWN sebagai
lembaga adat yang independen menjadi penengah yang netral. Mediasi dapat menjadi salah
satu pilihan sebagai strategi penyelesaian sengketa atau konflik di Aceh karena sangat
diperlukan untuk penyelesaian konflik dan komunikasi politik. Aceh memiliki beberapa
aktor yang memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan sosial. Wali Nanggroe adalah
sosok sesepuh. Biasanya dalam kultur kedaerahan, orang tua diperioritaskan dalam banyak
hal, termasuk perannya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan
mereka. Peran Wali Nanggroe sangat jelas menurut hukum Pemerintah Aceh. Wali Nanggroe
berperan sebagai mediator konflik dari semua masalah yang terjadi di pemerintah daerah.