Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR MAGANG

Judul:

EKSISTENSI PERAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA WALI


NANGGROE DALAM SISTEM PEMERINTAHAN ACEH

Oleh:

Nama : Tia Sukma Nabila


NPM 1910103010068

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Magang/Kerja Praktek
(KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan judul “Eksistensi Peran Dan
Kewenangan Lembaga Wali Nanggroe Dalam Sistem Pemerintahan Aceh”. Pembuatan
laporan Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan nilai
Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada
Program Studi S1 Program Studi Ilmu Poitik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Syiah Kuala. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan hasil
Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini
Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
berbagai pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan dalam bentuk
pikiran maupun materi sehingga terselesaikannya laporan hasil magang ini. Pada
laporan magang ini sangat dimungkinkan masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan senang hati diterima dan
diharapkan dapat membantu dalam penulisan laporan selanjutnya agar lebih baik lagi.
Semoga Laporan Magang ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca serta dapat menjadi rujukan sekaligus menigkatkan kemampuan mahasiswa.

Banda Aceh, 26 September 2022

Tia Sukma Nabila

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Magang/Kerja Praktek (KP) ............................................................... 2
1.3. Manfaat Magang/Kerja Praktek (KP) ............................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM MAGANG .................................................................. 5
2.1. Profil Lembaga Wali Nanggroe ...................................................................... 5
2.2. Lokasi .............................................................................................................. 6
2.3. Struktur Organisasi ......................................................................................... 6
2.4. Tugas Pokok Dan Fungsi ................................................................................ 8
BAB II METODE PELAKSANAAN MAGANG ...................................................... 11
3.1. Jadwal Kegiatan Magang .............................................................................. 11
3.2. Metode Pelaksanaan Magang ....................................................................... 11
3.3. Deskripsi Rencana Kegiatan Magang ........................................................... 12
3.3.1. Rencana Kegiatan Khusus................................................................. 12
3.3.2. Rencanan Kegiatan Umum ............................................................... 12
BAB IV HASIL YANG DI CAPAI MAGANG ......................................................... 14
4.1. Hasil yang dicapai ......................................................................................... 14
4.1.1. Alih Pengetahuan .............................................................................. 14
4.1.2. Alih Keterampilan ............................................................................. 14
4.1.3. Alih Teknologi .................................................................................. 15
4.2. Kendala yang di Hadapi ................................................................................ 16
4.3. Usulan Pemecahan Masalah atau Solusi ....................................................... 16

iv
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 18
5.2. Saran ............................................................................................................. 18

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan untuk
perguruan tinggi yang dikenal dengan “Merdeka Belajar Kampus Merdeka”. Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka terdiri dari beberapa bentuk kegiatan pembelajaran
di luar perguruan tinggi, salah satunya melakukan Magang/Kerja Praktek (KP) di
Industri atau tempat kerja lainnya, kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan
bimbingan dari dosen, sehingga diharapkan dapat memberikan pengalaman
kontekstual saat berada di lapangan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa secara
utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.
Magang/Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada
Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala yang
merupakan suatu kegiatan akademik yang wajib diambil oleh seluruh
mahasiswa/mahasiswi berdasarkan kurikulum Pendidikan. Tujuan utama kerja praktik
adalah untuk melatih mahasiswa Mengenal secara lebih dekat dunia kerja di bidang
keilmuan secara umum serta mampu menghadapi pekerjaan yang diberikan dan dapat
memecahkan persoalan sebenarnya yang dijumpai dalam praktik. Mahasiswa dapat
menerapkan teori yang dipelajari di perguruan tinggi untuk memecahkan persoalan
yang ada sehingga mahasiswa mampu membandingkan teori dasar yang telah didapat
di perguruan tinggi dengan melihat kinerja yang ada pada perusahaan/instansi
Mengingat juga sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan
berkualitas di Indonesia, Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Syiah Kuala melalui kegiatan pelaksanaan Magang/Kerja Praktek (KP)
berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara
meningkatkan mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar
dihasilkan lulusan yang berkualitas baik dan handal.
Bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Politik salah satu Instansi yang bisa
menjadi tempat maupun Fasilisator untuk kegiatan pelaksanaan Magang/Kerja Praktek
(KP) adalah Lembaga Wali Nanggroe. Kegiatan pelaksanaanya dilakukan di kantor
kesekretariatan Lembaga wali nanggroe, bagian kesekretariatan Lembaga wali
nanggroe memiliki tugas utama antara lain bertanggung jawab pada bagian Pegelolaan
Office yaitu melaksanakan pelayanan administratif umum, hukum & pengelolaan
keuangan terhadap Lembaga wali Nanggroe, kemudian bagian Sumber Daya Manusia
yaitu dengan mempersiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan oleh Lembaga Wali
Nanggroe, pendataan sistim informasi dan perencanaan dan Kerjasama. Terakhir tugas
utama pada bagian Fasilitasi yaitu dengan melaksanakan tugas-tugas pelayanan
persidangan dan risalah pada Lembaga Wali Nanggroe dan lain lain. Maka dari itu
untuk mengaplikasikan pengetahuan penulis yang didapatkan selama perkuliahan,
penulis ingin menerapkan dan mengaplikasikan secara langsung teori yang diperoleh
pada perguruan tinggi ke dalam praktek kerja yang sesungguhnya, selain itu penulis
selaku mahasiswa Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Syiah Kuala juga inginmengetahui bagaimana “Eksistensi Peran Dan Kewenangan
Lembaga Wali Nanggroe Dalam Sistem Pemerintahan Aceh”, sehingga penulis dapat
menambah pengetahuan dan wawasan untuk menerapkan segala kebijikan baik secara
teori maupun praktik.

1.2. Tujuan Magang/Kerja Praktek (KP)


Berikut merupakan tujuan pelaksanaan magang/Kerja Praktek(KP) Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
1. Dapat mempelajari suaru bidang tertentu pada unit penempatan saat
melaksanakan Magang/Kerja Praktek (KP)
2. Untuk membekali diri dengan wawasan, pengalaman, keterampilan,
kemampuan dan pengetahuan secara langsung dalam menghadapi dunia kerja
3. Untuk meningkatkan keterampilan serta melatih kedisiplinan
4. Untuk menerapkan dan mengaplikasikan secara langsung teori yang diperoleh
pada perguruan tinggi ke dalam praktek kerja yang sesungguhnya.

2
5. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Magang/Kerja Praktek (KP) Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
6. Untuk Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja serta
melatih kemampuan berinteraksi dengan rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.

1.3. Manfaat Magang/Kerja Praktek (KP)


Dengan dilakukannya Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka, berikut adalah manfaat yang dapat diperoleh masing-masing pihak
yang terkait dalam program tersebut.
1. Bagi Mahasiswa
a. Menjadi sarana untuk melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan
pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
b. Mahasiswa Mampu melakukan analisa permasalahan di perusahaan
secara sederhana untuk kasus tertentu melalui tugas khusus yang
diberikan sehingga mampu memberikan solusi berdasarkan teori
terkait yang telah didapatkan di perguruan tinggi.
c. Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa agar mampu berdisplin
tinggi dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
d. Melatih Mahasiswa untuk lebih kreatif, komunikatif serta bersifat
kooperatif dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan di lingkungan kerja
2. Bagi Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Syiah Kuala
a. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu mahasiswa
b. memperoleh umpan balik dalam upaya penyempurnaan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan instansi. Dengan
demikian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah
Kuala dapat mewujudkan konsep link and match sebagai upaya dari
peningkatan kualitas layanan stakeholder.

3
3. Bagi Lembaga Wali Nanggroe
a. Mendapatkan masukan dan saran dari mahasiswa berdasarkan hasil
Magang sehingga menjadi referensi bagi kemajuan instansi agar
menjadi lebih baik di masa depan.
b. Meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM MAGANG

2.1. Profil Lembaga Wali Nanggroe


Kata wali berasal dari bahasa arab yang berarti pengganti. Nanggroe berasal
dari bahasa Aceh yang berarti Negara. Wali Nanggroe dimaksud sebagai Wali Negara
yang bertugas untuk mengisi kekosongan Sultan pada masa Kerajaan Aceh. Istilah
Wali Nanggroe ini muncul kembali setelah pada tanggal 4 Desember 1976, Dr. Tengku
Hasan Muhammad di Tiro medeklarasikan Aceh Merdeka di Gunung Halimun yang
terletak di Tiro Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Hasan Tiro menyatakan dirinya
sebagai Wali Nanggroe (Wali Negara) yang akan berperang dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) untuk memisahkan Aceh dari Kekuasaan Republik
Indonesia. Pada waktu itu, Hasan Tiro merangkul masyarakat Aceh untuk mendukung
dalam upaya pemisahan Aceh menjadi sebuah Negara.20 Lembaga Wali Nanggroe
disingkat LWN adalah sebuah lembaga yang mengatur kepemimpinan adat di Aceh.
Lembaga ini bertindak sebagai pemersatu masyarakat Aceh yang independen.
Lembaga Wali Nanggroe adalah satu bentuk kekhususan Aceh sebagai amanah dari
kesepakatan damai (MoU Helsinki).
Berdasarkan penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Pemerintah Aceh, maka dapat dipahami bahwa Lembaga Wali Nanggroe
merupakan kepemimpinan adat memiliki wewenang untuk membina dan mengawasi
penyelenggaraan kehidupan dan permersatu masyarakat Aceh. Selanjutnya ditegaskan
pula bahwa Lembaga Wali Nanggroe bukan merupakan lembaga politik dan lembaga
pemerintahan di Aceh yang syarat-syarat calon, tata cara pemilihan, peserta pemilihan,
masa jabatan, kedudukan protokoler, keuangan, dan ketentuan lain diatur dengan
Qanun Aceh.
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e dan ayat (4) serta Pasal
16 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe sebagaimana
telah diubah dengan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Qanun

5
Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe, perlu membentuk
Keurukon Katibul Wali sebagai Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh. Keurukon
Katibul Wali adalah unsur pelayanan terhadap Lembaga Wali Nanggroe, Keurukon
Katibul Wali dipimpin oleh seorang Katibul Wali/ Kepala Sekretariat yang secara
teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wali Nanggroe
Aceh dan secara administratif bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah Aceh.
Tugas utama Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh antara lain pada
bagian Pegelolaan Office yaitu melaksanakan pelayanan administratif umum, hukum
& pengelolaan keuangan terhadap Lembaga wali Nanggroe, kemudian bagian Sumber
Daya Manusia yaitu dengan mempersiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan oleh
Lembaga Wali Nanggroe, pendataan sistim informasi dan perencanaan dan Kerjasama.
Terakhir tugas utama pada bagian Fasilitasi yaitu dengan melaksanakan tugas-tugas
pelayanan persidangan dan risalah pada Lembaga Wali Nanggroe dan lain lain.

2.2. Lokasi
Tempat Kegiatan Kantor Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh,
Lambang Manyang, Kec Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh (23241)

2.3. Struktur Organisasi


Berikut Merupakan Struktur organisasi Kesekretaritasn Lembaga Wali
Nanggroe

6
STRUKTUR LEMBAGA WALI
NANGGROE

MoU Helsinki

Undang-Undang Pemerintah Aceh

Wali Nanggroe

Waliyul ‘Ahdi

Majelis Tinggi

Tuha Peut Tuha Lapan Majelis Fatwa

Majelis Fungsional

Majelis Khasanah Majelis Majelis


Majelis Ulama Majelis Pendidikan Majelis Ekonomi Majelis Hutan Aceh
Majelis Adat Aceh Baitu Mal Aceh Bentara Pertambangan dan Kesejahteraan dan Majelis Perempuan
Nanggroe Aceh Aceh Aceh dan Kekayaan Aceh
Energi Aceh Kesehatan Aceh

Berikut Merupakan Struktur organisasi Kesekretaritasn Lembaga Wali


Nanggroe

STRUKTUR ORGANISASI KEURUKON KATIBUL WALI/


SEKRETARIAT LEMBAGA WALI NANGGROE

Katibul Wali/Kepala
Lembaga Wali Nanggroe
Sekretariat

Bagian program dan Bagian Hukum dan Bagian Kerjasama dan


Bagian Umum Kelompok Jabatan Fungsional
Keuangan Persidangan Hubungan Masyarakat

Sub bagian Program Dan


Sub Bagian Umum Sub Bagian Hukum Sub Bagian Kerjasama
Perencanaan

Sub Bagian Adat, Reusam, dan Sub Bagian Data dan


Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Keuangan
Kajian dokumentasi

Sub bagian Evaluasi dan Sub Bagian Hubungan


Sub Bagian Rumah Tangga Sub Bagian Persidangan
Pelaporan Masyarakat

7
2.4. Tugas Pokok Dan Fungsi
Pasal 30 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 jo Qanun Aceh Nomor 9 Tahun
2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Lembaga Wali Nanggroe mempunyai
fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penyelenggaraan kehidupan lembaga-
lembaga adat, adat istiadat, dan pemberian gelar/derajat dan upacara-upacara
adat lainnya;
b. Penyiapan rakyat Aceh dalam pelaksanaan kekhususan dan keistimewaan
sebagaimana ditentukan dalam qanun ini;
c. Perlindungan secara adat semua orang Aceh baik di dalam maupun di luar
Aceh;
d. Pelaksanaan penyampaian pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah
Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
e. Pelaksanaan penyampaian usulan, saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah;
f. Pelaksanaan pembentukan perangkat Lembaga Wali Nanggroe dengan segala
upacara adat dan gelarnya;
g. Pelaksanaan pengangkatan, penetapan, peresmian dan pemberhetian personil
perangkat Lembaga Wali Nanggroe;
h. Pengukuhan DPRA dan Kepala Pemerintah Aceh secara adat;
i. Pelaksanaan pemberian dan pencabutan gelar kehormatan kepada seseorang
atau lembaga;
j. Penyelenggaraan pengurusan dan perlindungan khazanah Aceh di dalam dan
luar Aceh;
k. Pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri
untuk kemajuan peradaban Aceh;
l. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pengembangan sumber daya manusia
Aceh yang berkualitas dengan tetap melestarikan dan mengembangkan

8
budaya dan adat istiadat Aceh; dan Penyelenggaraan perdamaian Aceh dan
ikut berpartisipasi dalam proses penyelesaian perdamaian dunia.
Pasal 29 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe
menjelaskan bahwa Lembaga Wali Nanggroe mempunyai tugas:
a. Membentuk perangkat Lembaga Wali Nanggroe dengan segala upacara adat
dan gelarnya;
b. mengangkat, menetapkan dan meresmikan serta memberhentikan personil
perangkat Lembaga Wali Nanggroe;
c. mengukuhkan DPRA dan Kepala Pemerintah Aceh secara adat;
d. Memberikan pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
e. menyampaikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Pemerintah;
f. memberi atau mencabut gelar kehormatan kepada seseorang atau lembaga;
g. mengurus dan melindungi khazanah Aceh di dalam dan luar Aceh;
h. melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri
untuk kemajuan peradaban Aceh;
i. mengarahkan pengembangan sumber daya manusia Aceh yang berkwalitas
dengan tetap melestarikan dan mengembangkan budaya dan adat istiadat
Aceh;
j. menjaga perdamaian Aceh dan ikut berpartisipasi dalam proses penyelesaian
perdamaian dunia;
Pasal 31 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 jo Qanun Aceh Nomor 9 Tahun
2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan
fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Lembaga Wali Nanggroe mempunyai
kewenangan:
a. Memberikan atau mencabut gelar kehormatan kepada seseorang atau badan
dengan nama-nama gelar berdasarkan tradisi sejarah, bahasa dan adat istiadat
rakyat Aceh;
b. Menjalankan kewenangan kepemimpinan adat yang berwibawa dan
bermartabat dalam tatanan kehidupan masyarakat untuk penyelesaian dalam

9
urusan-urusan khusus atau istimewa didasarkan pada nilainilai adat dan
kearifan lokal yang berpihak kepada rakyat;
c. Menentukan hari-hari libur yang diikuti dengan upacara-upacara adat
berdasarkan tradisi sejarah dan adat istiadat rakyat Aceh;
d. Kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf c terkecuali bagi
instansi tertentu dalam pelayanan publik sesuai dengan kekhususan Peraturan
Perundang-Undangan;
e. Menyampaikan pandangan, arahan dan nasihat kepada Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh serta Lembaga-Lembaga lainnya;
f. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Pemerintah; dan
g. Melakukan kerjasama dengan lembaga atau badan luar negeri.

10
BAB II
METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Jadwal Kegiatan Magang


Jadwal kegiatan magang yang dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang
diberlakukan oleh Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Syiah Kuala yaitu selama 3 bulan, namun lamanya magang juga tergantung kepada
kebijakan dari instansi tempak pelaksanaan magang. Pelaksanaan kegiatan magang
dilakukan dari bulan September hingga November, setiap hari senin hingga jum’at
dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 16.30 WIB. Penulis juga
diwajibakna untuk mengisi logbook harian pada web https://pmm.unsyiah.ac.id/login.

3.2. Metode Pelaksanaan Magang


Metode pelaksanaan program Magang MBKM yang digunakan yaitu Project
Based Learning. Metode pembelajaran ini mengharuskan mahasiswa terfokus dan
terpusat pada seluruh projek nyata yang ditugaskan. pada intinya magang/praktik
praktik lapangan ini menerapkan prinsip pengalihan pengetahuan, keterampilan dan
teknologi. Pengalihan yang dimaksud adalah penggunaan berbagai hal yang sudah
dipelajari di bangku kuliah/kampus selanjutnya dipraktikan untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam projek nyata yang ditugaskan instansi. Secara umum
pelaksanaan kegiatan magang/praktik kerja lapangan di Lembaga wali nanggroe
melalui beberapa tahapan pengumpulan data. Data-data yang dikumpulkan berkaitan
dengan profile perusahan dan berbagai projek yang ditugaskan perusahaan kepada
mahasiswa.
Dalam pengumpulan data adapun beberapa metode yang digunakan dalam
kegiatan magang ini yaitu menggunakan metode observasi pada pelaksanaan kegiatan
magang ini yaitu penulis diberikan kesempatan oleh lembaga untuk datang langsung
ke lapangan untuk mendapatkan suatu pengetahuan baik berupa ilmu maupun
informasi terkait akan sistem dan teknik pelaksanaan magang/praktik kerja dalam
mengerjakan suatu tugas. Selain itu ada juga metode wawancara pada pelaksanaan

11
kegiataan magang ini yaitu penulis melakukan komunikasi berupa wawancara dengan
pihak yang terkait untuk mendapatkan suatu data dan informasi yang benar terkait
dengan kebutuhan penulis untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Dan yang
terakhir ada Metode kepustakaan yang merupakan teknik pengumpulan data yang
didapat melalui data berupa informasi, literatur, refrensi, dan yang lainnya bisa melalui
media cetak (seperti buku, majalah, brosur, dan lainnya) maupun melalui media
internet.

3.3. Deskripsi Rencana Kegiatan Magang


Dalam menjalani kegiatan magang tersebut, penulis berencana melaksanakan
kegiatan yang akan mewujudkna tercapainya tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut
merupakan rencana kegiatan umum dan khusus yang dilaksanakan penulis selama
kegiatan magang berlangsung.

3.3.1. Rencana Kegiatan Khusus


Berikut merupkan rencana kegiatan umum yang akan dilakukan selama
kegiatan Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
1. Mahasiswa patuh terhadap peraturan dan ketetapan instansi untuk
memperlancar kegiatan magang yang akan dilaksanakan
2. Mahasiswa diharapkan dapat memebrikan kontribusi semaksimal mungkin
untuk membantu pihak terkait dalam instansi
3. Mahasiswa wajib ikut serta dalam semua rangkaian kegiatan dari pihak
instansi selama tidak menganggu jadwal perkuliahan
4. Mahasiswa menerapkan ilmu yang didapat selama perlkuliahan dan
berpastisipasi terhadap kegiatan magang

3.3.2. Rencanan Kegiatan Umum


Berikut merupkan rencana kegiatan umum yang akan dilakukan selama
kegiatan Magang/Kerja Praktek (KP) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

12
1. Membantu melaksanakan pelayanan administratif umum, hukum dan
pengelolaan keuangan terhadap Lembaga wali nangrroe
2. Membantu bagian yang bertugas mempersiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan
oleh Lembaga wali Naggroe
3. Membantu bagian yang melakukan pendataan sistem informasi
4. Membantu bagian yang bertugas dalam perencanaan dan Kerjasama
5. Membantu bagian yang bertugas dalam melaksanakan tugas tugas pelayana
persidangan dan risalah pada Lembaga Wali Waggroe
Berdasarkan uraian diatas penulis menagambil seluruh bagian dalam
membantu terlaksanannya setiap tugas pada sekretariatan Lembaga wali nanggroe
Adapun pekerjaan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1. bertanggung jawab atas input dan backup data serta memasukkan informasi
data surat
2. Input data pegawai
3. Memberi cap pada Surat Masuk sebagai tanda terima.
4. Scanning Surat Masuk ke dalam alat scanner
5. Memberi nomor untuk surat keluar
6. Membantu persiapan kegiatan rapat yang dilakukan, dengan mempersiapkan
bahan dan membuat notulensi pada kegiatan apapun yang akan dilaksanakan
oleh instansi
7. Membantu pelaksanaan diskusi, dengan mempersiapkan bahan diskusi
8. Mensortir berkas dan mengarsipakn berkas
9. Membantu pengetikan dokumen
10. Membantu melakukan penggandaan dokumen dengan mencopy
menggunakan mesin fotocopy

13
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI MAGANG/KERJA PRAKTIK

4.1. Hasil yang dicapai


Kegiatan magang MBKM yang sudah dijalankan mahasiswa selama tiga
bulan. tentunya akan menemukan banyak kesulitan yang nantinya akan menjadi sebuah
proses pembelajaran baru bagi mahasiswa. Pembelajaran yang didapat yaitu mulai dari
alih pengetahuan, alih keterampilan dan alih teknologi.

4.1.1. Alih Pengetahuan


Dalam kegiatan program magang MBKM yang sudah dilakukan selama
kurang lebih tiga bulan menghasilkan banyak manfaat bagi mahasiswa. Pengetahuan
yang didapatkan selama kegiatan magang tentunya terdapat perbedaan dengan
pengetahuan yang didapatkan di perkuliahan, namun pengetahuan yang didapat selama
masa perkuliahan merupakan bekal yang sangat membantu saat kegiatan magang.
Pengetahuan yang didapatkan di perguruan tinggi ini juga dapat membantu jalannya
proses kegiatan magang/praktik kerja. Pengetahuan ini kemudian ditambah dengan
pengetahuan yang didapatkan selama proses kegiatan magang untuk mempersiapkan
diri dalam dunia kerja, salah satunya ialah tentang tahapan perusahaan yang ditempuh
perusahaan mulai dari mencari hingga menyelesaikan sebuah tugas.

4.1.2. Alih Keterampilan


Adapun keterampilan yang benar-benar diasah dan didapat dalam kegiatan
magang ini yaitu.
a. Keterampilan berkomunikasi
Dari kegiatan magang yang sudah dilaksanakan, penulis dapat mengetahui
dan mempelajari cara berkomunikasi dengan tim yang ada.
b. Berfikir kritis dalam mengerjakan masalah

14
mahasiswa diberikan arahan oleh tim lain atau ketua tim untuk menyelesaikan
sendiri tugas yang diberikan, yang bertujuan mendorong mahasiswa berfikir
kritis dalam menyelesaikannya.
c. Manajemen waktu
Penulis diberikan tugas dengan batas waktu yang ditentukan Ilmu yang
penulis pelajari yaitu bagaimana dalam satu hari ada batas-batas pekerjaan
yang harus diselesaikan pada saat itu juga agar nantinya tidak memberatkan
pekerjaan ke depannya dan yang paling penting tidak menunda pekerjaan
yang seharusnya bisa diselesaikan.
d. Kerjasama Tim
Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam mempermudah proses pengerjaan
sesuai tujuan yang ingin di capai, sehingga dalam kegiatan magang ini, penulis
belajar mengenai Kerjasama tim yang baik
e. Percaya diri.

4.1.3. Alih Teknologi


Selama melaksanakan magang mahasiswa mempelajari hal baru tentang
teknologi pekantoran. Teknologi perkantoran merupakan salah satu alat pendukung
melaksanakan tugas-tugas sekrataris yang berupa alat-alat kantor atau mesin-mesin
kantor. Tugas-tugas sekretaris yang ditekakankan pada pemanfaatan teknologi
perkantoran akan membantu kerja managerial pimpinan untuk tercapainya kerja yang
efektif dan efisien. Pada proses mencatat, mengelola, memperbanyak, mengirim dan
menyimpan mengunakan teknologi perkatoran. Teknologi perkantoran yang digunakan
untuk membatu tugas sekretaris seperti : mesin ketik, komputer dan program-program
didalamnya, telepon, mesin fotocopy, mesin penghimpun, faximile, LCD proyektor,
PABX dan masih banyak lagi.

15
4.2. Kendala yang di Hadapi
Selama melaksanakan kegiatan magang, terdapat beberapa kendala yang
berhubungan dengan masalah teknis, antara lain;
1. Kurangnya Komunikasi dalam Menangani Telepon
Kendalanya yang dihadapi adalah komunikasi dan masih gugup dalam
menanggapi telepon masuk. Pada saat menjawab telepon tentang kegiatan
dinas maka masih banyak bertanya kepada pihak yang bertanggung jawab
tentang perihal yang sedang dibicarakan oleh si penerima telpon karena
kurang tahunya kegiatan-kegiatan dinas, maka dari itu komunikasi dan
informasi yang diberikan harus singkron agar tidak menimbulkan sebuah
masalah dikemudian hari
2. kesulitan dalam penemuan kembali arsip.
Kesulitan dalam penemuan dokumen yang telah di arsip terkadang juga terjadi
dikarenakan penempatan yang kurang tepat
3. Menumpuknya dokumen yang tidak langsung diarsipkan.
Penumpukan dokumen juga sering terjadi, Banyaknya surat masuk dari divisi
lain ataupun dari perusahaan lain menumpuk di laci meja kerja.

4.3. Usulan Pemecahan Masalah atau Solusi


Dalam pelaksanaan program magang, penulis mengalami beberapa kendala
dan harus mencari solusi untuk mengatasi kendala tersebut. berikut uraian yang penulis
lakukan dalam mengatasi Kendal.
1. Kurangnya komunikasi dalam menangani telepon
Salah satu solusi yang dapat di lakukan yaitu diharapkan dapat berbicara jelas,
singkat dan lugas dan harus meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dengan berlatih, memperhatikan norma-norma kesopanan dan berbicara
sesuai etika bertelepon yang benar. Dengan banyaknya berlatih akan
menciptakan kesan yang baik dalam berkomunikasi sehingga pesan yang akan
disampaikan bisa tersampai dengan jelas dan benar melalui telepon.
2. Kesulitan dalam penemuan kembali arsip

16
Salah satu solusi yang dapat di lakukan yaitu para pegawai dapat menyimpan
arsip yang sesuai dengan tata aturan kearsipan yang berlaku sehingga surat
atau dokumen dapat disimpan dengan rapi dan teratur dan dapat ditemukan
kembali bila suatu saat dibutuhkan.
3. Menumpuknya dokumen yang tidak langsung di arsipkan
Banyaknya surat masuk dari divisi lain ataupun dari perusahaan lain
menumpuk di laci meja kerja. Hal ini belum ditambah dengan surat-surat yang
telah ditindaklanjuti akan tetapi tidak segera diarsipkan. Sehingga laci meja
penuh dengan dokumen-dokumen tersebut membuat meja terlihat kurang
rapih sehingga solusi yang dapat dilakukan yaitu dokumen atau surat yang
ditangani disesuaikan dengan tahapan-tahapan pengelolaan surat sesuai
dengan modul keasipan pada Pusat Latihan Pendidikan Jurusan Administrasi
Perkantoran Yaitu proses memeriksa, mengindeks, mengkode, menyortir dan
mengarsipkan surat tersebut.

17
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kegiatan magang/praktik kerja program MBKM di Lembaga wali nanggroe
yang berlangsung kurang lebih 3 bulan, mahasiswa dapat membantu menyelesaikan
beberapa tugas yang beragam sehingga mahasiswa banyak belajar dan mendapatkan
ilmu baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan di bangku kuliah. Kegiatan
magang/praktik kerja memberikan kesempatan mahasiswa dalam memperoleh alih
pengetahuan, keterampilan dan teknologi baru yang akan sangat bermanfaat sebagai
pedoman dan pengalaman sebelum memasuki dunia kerja. Pelaksanaan kerja pada
kantor kesekretariatan dimulai dari Mengelola surat masuk ataupun surat keluar, Media
Monitoring, Menginput Data, Menerima dan Menyampaikan Pesan Telepon serta
Mengoprasikan Peralatan Kantor dll. Selama kegiatan magang, ada beberapa kendala
yang berdasarkan pengamatan mahasiswa. untuk mengatasinya mahasiswa mengaitkan
kendala tersebut dengan teori yang telah Praktikan dalam mata kuliah.

5.2. Saran
Diharapkan pihak Sekretariat Lembaga Wali naggoroe memperhatikan
perubahan-perubahan yang terjadi dan melakukan evaluasi berkala terhadap rencana
startegis/ dokumen perencanaan yang berubah sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal dan internal. Dimana hasil yang di evalusi dapat dijadikan bentuk
pertanggung jawaban dari hasil pelaksanaan perencanaan kerja setiap tahunnya.

18
LAMPIRAN

19
 Case Study

Dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) mengatur beberapa hal:


Pertama, Lembaga Wali Nanggroe adalah kepemimpinan adat yang berwenang membina dan
mengawasi penyelenggaraan kehidupan lembaga adat, adat istiadat, dan pemberian gelar dan
upacara adat. Lembaga ini dipimpin Wali Nanggroe yang diatur oleh Qanun/Undang-undang
(Pasal 96). Kedua, Wali Nanggroe berhak memberikan gelar kehormatan atau derajat adat
kepada perseorangan atau lembaga, baik dalam maupun luar negeri, yang kriteria dan tata
caranya diatur oleh Qanun/Undang-undang Pemerintahan Aceh (Pasal 97)

Mengenai lembaga adat disebutkan: Pertama, lembaga adat berfungsi dan berperan
sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota di bidang keamanan, ketentraman,
kerukunan, dan ketertiban umum. Penyelesaian masalah sosial masyarakat secara
adatdilakukan oleh lembaga adat meliputi Majelis Adat Aceh; Imeum Mukim atau dengan
nama lain; Imeum Chik atau dengan nama lain; Keuchik atau dengan nama lain; Tuha Peut
atau dengan nama lain; Tuha Lapan atau dengan nama lain; Imeum Meunasah atau dengan
nama lain; Keujreun Blang atau dengan nama lain; Panglima Laot atau dengan nama lain;
Pawang Glee atau dengan nama lain; Peutua Seuneubok atau dengan nama lain; Haria Peukan
atau dengan nama lain; dan Syahbanda atau dengan nama lain (Pasal 98). Kedua, pembinaan
kehidupan adat dan urusan adat dilaksanakan mengikuti perkembangan keistimewaan dan
kekhususan Aceh yang dilandasi oleh prinsip-prinsip Hukum Islam (Syariat) dan
dilaksanakan oleh Wali Nanggroe. Penyusunan ketentuan adat yang berlaku umum pada
masyarakat Aceh dilakukan oleh lembaga adat dengan pertimbangan Wali Nanggroe (Pasal
99)

Sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan atau dengan pemerintah


merupakan salah satu masalah serius dalam sektor pertanahan atau pembangunan di
Indonesia. Tahun lalu tepatnya pada tahun 2021 di Kabupaten Nagan Raya terjadi sengketa
lahan antara PT. Fajar Baizuri & Brothers dengan masyarakat Desa Cot Mee Kecamatan
Tadu Raya dan Desa Cot Rambong Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya. Perusahaan
tersebut mengelola pabrik minyak kelapa sawit yang berlokasi di Desa Cimbreng. Penyebab
terjadinya sengketa lahan antara masyarakat dengan PT. Fajar Baizuri & Brothers adalah
karena masyarakat menganggap bahwa perusahaan telah merampas lahan milik masyarakat
melebihi dari luas HGU yang telah ditentukan. Di Desa Cot Mee perusahaan dianggap telah
menyerobot lahan milik desa, sebab HGU perusahaan berada di Desa Cot Rambong. Di
samping itu, perjanjian pembangunan kebun plasma yang sudah ditentukan oleh pemerintah
di kedua desa belum direalisasikan sampai saat ini. Program CSR juga tidak sampai kepada
masyarakat. Masalah pertanahan merupakan suatu masalah yang serius, maka dari itu
penyelesaian sengketa lahan harus dilakukan secara menyeluruh oleh pihak-pihak terkait
baik masyarakat di kedua desa, perusahaan PT. Fajar Baizuri & Brothers maupun Pemerintah
Daerah. Sikap keterbukaan dari kedua pihak yang berkonflik serta sikap keadilan pemerintah
daerah dengan tidak memihak kepada siapapun sangat diperlukan dalam penyelesaian
sengketa. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat proses penyelesaian yang selama ini
belum terselesaikan.

Sengketa yang terjadi antara perusahaan minyak kelapa sawit denga masyarakat
disekitar merupakan suatu masalah serius, karena akibat dari sengketa ini dapat berdampak
buruk dalam beberapa aspek yaitu ekonomi, lingkungan dan juga psikologis. Menilik pada
fungsi dan peran Lembaga Wali Nanggroe dalam sengketa ini seharusnya LWN sebagai
lembaga adat yang independen menjadi penengah yang netral. Mediasi dapat menjadi salah
satu pilihan sebagai strategi penyelesaian sengketa atau konflik di Aceh karena sangat
diperlukan untuk penyelesaian konflik dan komunikasi politik. Aceh memiliki beberapa
aktor yang memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan sosial. Wali Nanggroe adalah
sosok sesepuh. Biasanya dalam kultur kedaerahan, orang tua diperioritaskan dalam banyak
hal, termasuk perannya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan
mereka. Peran Wali Nanggroe sangat jelas menurut hukum Pemerintah Aceh. Wali Nanggroe
berperan sebagai mediator konflik dari semua masalah yang terjadi di pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai