Anda di halaman 1dari 26

IMPELEMENTASI NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN

KRITERIA (NSPK) MANAJEMEN ASN


DI KECAMATAN RUBARU

(Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Dinas Tingkat II)

Oleh :
AKHMAD SAROEDJI, SE
NIP. 19700701 201001 1 001

KECAMATAN RUBARU - KABUPATEN SUMENEP


2023
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................... i
Lembar Orsinalitas........................................................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
Bab II Rumusan Masalah ................................................................................ 4
A. Pemerintah Daerah ........................................................................ 4
B. Pemerintah Kecamatan ................................................................. 4
C. Tugas dan Fungsi Camat ............................................................... 5
D. Tugas dan Fungsi Sekretaris Camat .............................................. 6
E. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) .............................. 7
F. NSPK Manajemen ASN ................................................................ 8
Bab III Analisa dan Pemecahan Masalah ........................................................ 10
A. Peran sekretaris camat dalam menjalankan manajemen ASN....... 10
B. Inovasi sekretaris camat dalam mengimplementasikan NSPK
Manajemen ASN di kecamatan Rubaru ........................................ 14
Bab IV Penutup ............................................................................................... 19
Daftar Pustaka ................................................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memiliki


andil dalam menentukan kesuksesan suatu organisasi. Status sumber daya
manusia sebagai motor penggerak dalam organisasi memberikan
impact yang besar sehingga perlu dikelola dengan baik. Menurut
Puspita (2018) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan secara
tepat dan efektif dalam proses pendayagunaan, pengembangan dan
pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk
mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh
organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Maka penerapan
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam mengelola hubungan
dan peran sumber daya manusia yang dimiliki sangat diperlukan guna
mencapai tujuan bersama.
Peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia sebagai
analisis dan evaluasi pekerja meliputi kegiatan perencanaan pengadaan tenaga
kerja, sistem penilaian prestasi kerja, proses pelatihan dan pengembangan
kompentensi hingga pemutusan hubungan kerja. Karenanya dalam
organisasi publik penerapan sistem manajerial tentang kepegawaian
dikelola dan dituangkan dalam Analisis Jabatan dan Beban Kerja
sebagaimana telah diundangkan dalam Undang-Undang 05 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2020 Manajemen
Pegawai Negeri Sipil meliputi beberapa kegiatan yaitu Kesatu,
penyusunan dan penetapan kebutuhan. Kedua, Pengadaan. Ketiga, pangkat
dan jabatan. Keempat, pengembangan karier. Kelima, pola karier. Keenam,
promosi. Ketujuh, mutasi. Kedelapan, penilaian kinerja. Kesembilan,

1
Penggajian dan Tunjangan. Kesepuluh, Penghargaan. Kesebelas, Disiplin.
Keduabelas,

2
Pemberhentian. Ketigabelas, Jaminan Pensiun dan Jaminan hari tua.
Keempatbelas, Perlindungan.
Peranan Pemerintah dalam mengelola kepegawaian memberikan
kontribusi besar terhadap perubahan. Pemerintah pun mempunyai
wewenang untuk melaksanakan program-program pembangunan daerah
hingga ditingkat kecamatan. Pemerintahan Daerah sebagai penyelenggara
pemerintahan yang diberikan kebijakan otonomi untuk memberikan
kemudahan kepada daerah dalam mengatur dan mengelola daerahnya demi
peningkatan pelayanan publik. Karena itu, kepala daerah memiliki
kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dan dapat mendelegasikan tugas serta
pelimpahannya kepada Perangkat Daerah.
Kecamatan merupakan garda terdepan dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang dipimpin oleh camat. Dalam menjalankan tugasnya camat
dibantu oleh Sekretaris Camat di bidang sekretariat, kepegawaian dan
pelayanan publik. Sekretaris camat sebagai wakil komando di kecamatan
mempunyai tugas yang cukup urgen. Salah satunya adalah membantu
camat dalam memanajemen pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil di tingkat
Kecamatan. Karenanya sekretaris camat diharapkan menguasai regulasi
terkait dengan Norma, standar, prosedur dan kriteria dalam pelaksanaan
kebijakan manajemen ASN.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 menyebutkan bahwa
persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan administrator memiliki
kualifikasi dan tingkat Pendidikan paling rendah sarjana atau Diploma IV.
Sedangkan persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan pengawas
salah satunya adalah memiliki kualifikasi dan tingkat Pendidikan paling
rendah Diploma III atau yang setara. Namun berdasarkan kondisi
dibeberapa kecamatan khususnya Kecamatan Rubaru terdapat ASN yang
belum memenuhi persyaratan tersebut.

3
Menurut Siaran Pers Badan Kepegawaian Negara tanggal 18
September 2022 Nomor : 019/RILIS/BKN/IX/2022 menyebutkan bahwa
BKN mempunyai mandat dari presiden untuk memberikan Tindakan
administratif berupa Pertama, peringatan. Kedua, Pencantuman daftar
pelanggar NSPK manajemen ASN. Ketiga, pemblokiran data kepegawaian
dan/atau layanan kepegawaian. Keempat, Pencabutan keputusan atas
pengangkatan, pemindahan atau pemberhentian selain yang menjadi
kewenangan presiden. Kelima, pembatalan atas keputusan yang ditetapkan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), Pejabat yang berwenang (PyB)
atau pejabat lain yang ditunjuk selain yang menjadi kewenangan. Keenam.
Rekomendasi pencabutan atau pengalihan kewenangan PPK, PyB atau
pejabat lain yang ditunjuk dalam hal objek rekomendasi yang ditetapkan
oleh presiden.
Berdasarkan kajian diatas, sekretaris camat dalam sebuah
organisasi publik khususnya dalam hal kepegawaian mempunyai peranan
yang cukup Krusial. Karenanya sekretaris camat harus mampu
menjembatani harapan pemerintah pusat dalam menjalan NSPK
Manajemen ASN ditingkat kecamatan. Sebab itu, penulis tertarik untuk
mengambil judul “Peran Sekretaris Camat dalam menjalankan NSPK
manajemen ASN di Kecamatan Rubaru”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis adalah
sebagai berikut :
1. Apakah peran sekretaris camat dalam menjalankan manajemen ASN?
2. Bagaimanakan inovasi sekretaris camat dalam mengimplementasikan
NSPK manajemen ASN di Kecamatan Rubaru?

C. Tujuan Penulisan

4
Tujuan penulisan pada karya tulis ini adalah sebagai syarat untuk
mengikuti ujian dinas tingkat II di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
Timur.

5
BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. Pemerintahan Daerah

Penyelenggaraan Pemerintahan daerah dengan konsep local


government terdiri dari beberapa kriteria yaitu Pertama, pemerintah lokal
menunjuk pada organisasi yang berfungsi menyelenggarakan pemerintahan
daerah. Kedua, Pemerintahan lokal menunjuk pada kegiatan pemerintahan
yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Ketiga, menunjuk pada wilayah
pemerintahan atau daerah otonom.
Pemerintah Daerah dipimpin oleh kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Otonomi
Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah daerah dibentuk dalam rangka peningkatan
efisiensi dan efektifitas penyelenggaran otonomi daerah perlu
memperhatikan hubungan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dengan aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya. Agar mampu menjalankan peranan
pemerintah daerah diberikan kewenangan yang seluas- luasnya disertai dengan
pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam
kesatuan sistem penyelenggaran pemerintah.

B. Pemerintah Kecamatan

Kecamatan merupakan wilayah administratif di Indonesia yang


berkedudukan sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota yang menjadi
pelaksana teknis kewilayahan dan mempunyai wilayah kerja tertentu yang
terbagi dari wilayah yang terdiri dari Desa/Kelurahan.

6
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menjelaskan
bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Dan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan
maka pemerintah daerah kabupaten/kota membentuk kecamatan yang
dibentuk dalam peraturan daerah.
Pembentukan Kecamatan harus memenuhi persyaratan dasar,
persyaratan teknis, dan persyaratan administratif. Adapun Persyaratan dasar
pembentukan Kecamatan meliputi Pertama, Jumlah penduduk, Kedua, Luas
wilayah. Ketiga, Jumlah minimal Desa/kelurahan yang menjadi cakupan, dan
Keempat, Usia minimal Kecamatan. Sedangkan persyaratan teknis
pembentukan Kecamatan antara lain Pertama, Kemampuan keuangan Daerah.
Kedua, Sarana dan prasarana pemerintahan, dan Ketiga, Persyaratan teknis
lainnya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Camat sebagai pimpinan tertinggi di Kecamatan harus dapat
mengkoordinasikan keseluruhan di semua urusan Pemerintahan di Kecamatan.
sekaligus memberikan pelayanan publik dalam pemberdayaan masyarakat
Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan
Bupati/Walikota. Karenanya berperan aktif camat dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

C. Tugas dan fungsi Camat


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Kecamatan merupakan bagian
wilayah dari Daerah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Camat. Tugas dan
Fungsi Camat sebagai Kepala wilayah di Kecamatan memiliki peran
yang strategis dalam sistem Pemerintahan desentralisasi, karena Camat

7
langsung berhubungan dengan masyarakat dalam melayani kepentingan
administrasi masyarakat. Adapun tugas dan fungsi Camat antara lain, sebagai
berikut :
a. Penyelenggaraan urusan pemerintah umum;
b. Pengoordinasian dan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan
Masyarakat;
c. Pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
d. Pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan daerah;
e. Pengoordinasian penyelenggaraan pemeliharaan sarana prasarana
umum dan kebersihan lingkungan;
f. Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh Perangkat daerah di tingkat Kecamatan;
g. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Kelurahan;
h. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang
tidak dilaksanakan oleh unit kerja pemerintah daerah yang ada di
Kecamatan; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsi.

D. Sekretaris Camat
Sekretaris Camat merupakan wakil pimpinan di sekretariat kecamatan
atau dapat disebut sebagai kepala tata usaha di dalam kantor camat yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
Sekretaris Camat mempunyai tugas dan fungsi Kecamatan antara lain :
a. Perencanaan program dan kegiatan kesekretariatan mulai dari membuat
rencana umum, rencana strategis dan rencana kerja Kecamatan;
b. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional
prosedur (SOP), standar pelayanan, analisis jabatan dan analisis beban
kerja, evaluasi jabatan, serta laporan kinerja;

8
c. Pendistribusian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan dan
penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang displin pegawai
negeri sipil;
d. Fasilitasi, supervisi, dan pengintegrasian pelaksanaan tugas Seksi
yang meliput perumusan kebijakan, bahan rencana program dan kegiatan,
standar operasional prosedur, standar pelayanan, standar kompetensi
jabatan, analisis jabatan, analisis beban kerja, evaluasi jabatan, laporan
kinerja, dan standar lainnya lingkup Kecamatan sesuai dengan usulan
Seksi berdasarkan atas peraturan perundangan-undangan;
e. Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan meliputi
keuangan, perlengkapan dan aset, penyusunan program dan penataan
kearsipan, perumahtanggaan, kehumasan, dan umum lainnya lingkup
Kecamatan agar terciptanya pelayanan administrasi cepat, tepat dan
lancar;
f. Pengkoordinasian pelaksanaan proses pelayanan administrasi Kecamatan
berdasarkan standar operasional prosedur untuk terwujudnya pelayanan
yang transparan dan akuntabel;
g. Pengendalian, evaluasi dan penilaian lingkup kesekretariatan meliputi
perencanaan, perumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas;
h. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai
pertanggungjawaban kepada Camat dan pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Camat terkait dengan tugas dan fungsinya. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Sekretaris Camat dibantu oleh :
1) Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian;
2) Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan.

E. Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses
pemanfaatan SDM secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan.

9
Selain itu, Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah proses
pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja dalam mengembangkan potensi
fisik dan psikis agar berjalan maksimal untuk mencapai tujuan. Manajemen
SDM sebagai rangkaian strategi, proses dan aktivitas yang didesain untuk
menunjang tujuan organisasi melalui mekanisme pengintegrasian kebutuhan
organisasi dan individu. Dengan kata lain, SDM mempunyai peran dalam
menjalankan roda organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu
pendekatan dalam mengelola masalah manusia berdasarkan tiga prinsip dasar,
yaitu :
a. Sumber daya manusia adalah aset paling berharga dan penting yang
dimiliki organisasi karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh
unsur manusia;
b. Keberhasilan sangat mungkin dicapai, jika kebijakan prosedur dan
peraturan yang berkaitan manusia dari perusahaan saling berhubungan dan
menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
c. Budaya, nilai organisasi dan perilaku manajerial yang berasal dari budaya
tersebut akan memberi pengaruh besar terhadap pencapaian hasil terbaik.

F. NSPK MANAJEMEN ASN


Manajemen Aparatur Sipil Negara atau Manajemen ASN adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Manajemen Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut NSPK Manajemen ASN adalah aturan atau
ketentuan yang menjadi pedoman bagi instansi pemerintah dalam
melaksanakan penyelenggaraan Manajemen ASN.
Manfaat penilaian Implementasi NSPK Manajemen ASN yaitu:

10
a. sebagai instrumen untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme;
b. sebagai dasar bagi Instansi Pemerintah untuk memastikan bahwa
implementasi Manajemen ASN sudah sesuai dengan NSPK Manajemen
ASN di lingkungan instansi masing-masing; dan
c. sebagai instrumen kontrol sosial Instansi Pemerintah dalam
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat agar mampu
menjalankan peran sesuai dengan NSPK Manajemen ASN.
Elemen dalam penilaian Implementasi NSPK Manajemen ASN terdiri
atas:
a. Penyusunan dan penetapan kebutuhan ASN;
b. Pengadaan ASN;
c. Pengangkatan ASN;
d. Pangkat;
e. Mutasi;
f. Jabatan;
g. Pengembangan karier ASN;
h. Pola karier;
i. Penggajian, tunjangan, dan fasilitas;
j. Penghargaan;
k. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
l. Perlindungan;
m. Penilaian kinerja;
n. Cuti;
o. Kode etik;
p. Disiplin;
q. Pemberhentian; dan
r. Pensiun.

11
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Peran sekretaris camat dalam menjalankan Manajemen ASN


Peran sekretaris camat dalam manajemen kepegawaian sangatlah
penting. Karena menduduki posisi pada bagian integral dari struktur
administrasi pemerintahan di tingkat kecamatan. Tugasnya melibatkan
berbagai aspek, mulai dari pengembangan sumber daya manusia hingga
pengambilan keputusan. Karena itu, Manajemen administrasi kepegawaian
menjadi tanggung jawab utama sekretaris camat.
Bertalian dengan manajemen administrasi kepegawaian maka
pengelolaan administrasi berupa catatan dan dokumen kepegawaian dibuat,
dipelihara dan dimutakhirkan secara berkala. Pengelolaan administratif
kepegawaian terdiri dari beberapa kegiatan yaitu Pertama, pengelolaan
database kepegawaian yang mencakup informasi tentang data kepangkatan,
riwayat kerja, riwayat jabatan, kualifikasi pendidikan dan data diri PNS serta
keluarga. Kedua, Pengelolaan gaji dan tunjangan. Ketiga, Kepatuhan hukum.
Sekretaris camat juga memiliki tanggung jawab penting dalam
pengembangan sumber daya manusia di kecamatan antara lain :
1. Pelatihan dan Pengembangan.
Sumber Daya Manusia sebagai asset penting yang dimiliki oleh
organisasi publik guna menjamin terlaksanananya roda organisasi. karena
itu, sekretaris camat mempunyai kewenangan dalam mengambil langkah
tepat dalam menjaga proses ini. Tidak hanya itu. peran seorang sekretaris
camat dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
pegawai di lingkungan kecamatan menjadi salah satu skala prioritas untuk
memastikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif. Sehingga dibutuh Langkah-
langkah strategik untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia di
lingkungan kecamatan.

12
Beberapa langkah strategik dalam mengembangkan Sumber
Daya Manusia antara lain yaitu Pertama, Mengumpulkan informasi
tentang kinerja pegawai di kecamatan baik dari evaluasi kinerja rutin
maupun feedback dari atasan atau masyarakat. Kedua, Berkoordinasi
dengan camat untuk memahami visi dan tujuan pelaksana ataupun pejabat
pengawas terkait dengan pengembangan pegawai guna membantu dalam
menentukan arah dan prioritas pelatihan yang dibutuhkan. Ketiga,
Melakukan Analisis Kebutuhan untuk mengidentifikasi keterampilan
khusus yang diperlukan oleh pegawai. Keempat, Menyusun Rencana
Pelatihan yang mencakup topik, metode pelatihan, dan sumber daya yang
diperlukan dalam layanan publik, administrasi, manajemen, atau bidang
lainnya. Kelima, Memantau dan Evaluasi pelaksanaan pelatihan dan
mengumpulkan feedback dari pegawai yang mengikuti pelatihan. Keenam,
Mendorong Pengembangan Pribadi melalui peluang pembelajaran dari
seminar ataupun kursus online. Ketujuh, berkolaborasi dengan Pihak
Eksternal baik dari lembaga pelatihan eksternal, institusi pendidikan, atau
ahli di berbagai bidang untuk menyediakan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan pegawai.
2. Evaluasi Kinerja.
Mengevaluasi kinerja pegawai secara rutin merupakan salah satu
tugas dari sekretaris camat. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan
bahwa pelaksana ataupun pejabat pengawas telah memenuhi tugas dan
tanggung jawab mereka. Sekretaris camat bekerja sama dengan atasan dan
pegawai untuk menetapkan kriteria evaluasi yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing sehingga dapat menentukan indikator
kinerja, standar kinerja, dan tujuan yang ingin dicapai.
Sekretaris camat dipacu untuk membangun pengembangan
rencana tindakan perbaikan kinerja yang mencakup rancangan pelatihan
khusus, memfasilitasi akses pegawai ke sumber daya pendidikan, dan
mendukung upaya pengembangan keterampilan. Target yang ingin dicapai
adalah menciptakan budaya akuntabilitas di kecamatan sehingga pegawai

13
bertanggung jawab atas pekerjaannya dan menyadari bahwa hasil kerja
mempunyai dampak langsung terhadap masyarakat.
Penerapan displin Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari
evaluasi kinerja. Ketentuan mengenai Disiplin PNS diatur pada Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
sebagai landasan hukum yang mengatur tata cara penegakan disiplin bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia. Sekretaris camat, sebagai
pemimpin tingkat kecamatan, memiliki peran penting dalam memastikan
penerapan dan penegakan disiplin PNS sesuai dengan peraturan tersebut.
Adapun peranan sekretaris camat dalam manajemen kepegawaian disektor
disiplin pegawai negeri sipil antara lain sebagai berikut :
a. Pembinaan dan Pengawasan Disiplin
Sekretaris camat memiliki peran sebagai pembina disiplin
PNS di kecamatan. Mereka harus memastikan bahwa semua PNS
memahami peraturan dan norma yang berlaku dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab mereka. Ini termasuk memberikan
pemahaman yang cukup tentang Peraturan Pemerintah Nomor 94
Tahun 2021 dan ketentuan-ketentuan terkaitnya
b. Penegakan Aturan dan Sanksi
Sekretaris camat juga harus memastikan bahwa aturan dan
sanksi yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun
2021 diterapkan dengan adil dan konsisten. Mereka berperan dalam:
1) Memberikan Peringatan dan Nasihat: Jika terjadi pelanggaran
ringan, sekretaris camat dapat memberikan peringatan atau nasihat
kepada PNS yang bersangkutan untuk memperbaiki perilakunya.
2) Melakukan Tindakan Disiplin: Jika pelanggaran lebih serius
terjadi, sekretaris camat memiliki kewenangan untuk mengambil
tindakan disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti
penundaan kenaikan gaji atau penurunan pangkat.
3) Melaporkan Kejadian ke Instansi yang Berwenang: Jika
pelanggaran sangat serius dan melibatkan pelanggaran hukum,

14
sekretaris camat harus melaporkan kejadian tersebut kepada
instansi yang berwenang untuk tindakan lebih lanjut.
c. Penerapan Sistem Pengadilan Disiplin
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 mengatur
tentang sistem pengadilan disiplin bagi PNS yang terlibat dalam
pelanggaran berat. Sekretaris camat memiliki peran dalam
memfasilitasi proses pengadilan disiplin ini, termasuk memberikan
dokumentasi yang diperlukan, mengoordinasikan jadwal, dan
memastikan bahwa proses berjalan sesuai dengan peraturan.
d. Memastikan Proses Hak dan Kewajiban PNS
Sekretaris camat harus memastikan bahwa proses hak dan kewajiban
PNS di kecamatan dijalankan dengan benar sesuai dengan ketentuan
hukum. Ini mencakup proses pengaduan, hak pembelaan, dan
perlindungan hukum bagi PNS yang terlibat dalam proses penegakan
disiplin.
e. Membangun Budaya Organisasi yang Disiplin

Salah satu peran sekretaris camat yang tak kalah penting adalah
membangun budaya organisasi yang berbasis pada nilai-nilai disiplin.
Ini melibatkan pendekatan pencegahan di mana PNS didorong untuk
mematuhi aturan dan menjalankan tugas mereka dengan baik tanpa
perlu tindakan disiplin yang keras.

Dalam kesimpulan, sekretaris camat memiliki peran sentral dalam


memberikan bimbingan, pelatihan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil.
Tidak hanya itu, penegakan disiplin PNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 juga perlu diterapkan memastikan aturan dan norma-
norma yang berkaitan dengan disiplin dipatuhi oleh seluruh PNS di
kecamatan. Dan penegakan disiplin serta bimbingan pelatihan dilaksanakan
dengan baik akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang profesional,
efisien, dan bertanggung jawab.

15
B. Inovasi sekretaris camat dalam mengimplementasikan NSPK manajemen
ASN di Kecamatan rubaru

Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Manajemen Aparatur Sipil


Negara yang selanjutnya disebut NSPK Manajemen ASN adalah aturan atau
ketentuan yang menjadi pedoman bagi instansi pemerintah dalam
melaksanakan penyelenggaraan Manajemen ASN. Dengan kata lain, NSPK
manajamen ASN mengatur ketentuan dasar pada jenjang pangkat dan jabatan
bagi pegawai ASN sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Regulasi ini
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas PNS serta
memberikan landasan hukum bagi pengelolaan PNS di Indonesia.
Regulasi ini pun mengklasifikasi jenjang Jabatan administrasi yang
terdiri dari Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan Pelaksana.
Adapun tanggung jawab pada masing-masing jenjang jabatan administrasi
sebagai berikut :
a. Pejabat administrator bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh
kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
Pembangunan;
b. Pejabat Pengawas bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana;
c. Pejabat pelaksana bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan Pembangunan.
Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki jabatan administrator
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Berstatus PNS;
b. Memiliki kualifikasi dan tingkat Pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
c. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;

16
d. Memiliki pengalaman pada jabatan pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun
atau JF yang setingkat dengan jabatan pengawas sesuai dengan bidang
tugas jabatan yang akan diduduki;
e. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir;
f. Memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi
sosiokultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil
evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan
g. Sehat jasmani dan Rohani.
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki jabatan
Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Berstatus PNS;
b. Memiliki kualifikasi dan tingkat Pendidikan paling rendah diploma III
atau setara;
c. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. Memiliki pengalaman pada jabatan pelaksana paling singkat 4 (empat)
tahun atau JF yang setingkat dengan jabatan pelaksana sesuai dengan
bidang tugas jabatan yang akan diduduki;
e. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir;
f. Memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi
sosiokultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil
evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan
g. Sehat jasmani dan Rohani.

Berdasarkan kajian diatas, kita mendapatkan simpulan bahwa


pemerintah pusat telah menentukan syarat dalam menduduki jabatan
administrasi. Namun yang terjadi dilapangan, banyak pemangku jabatan
pengawas ataupun jabatan administrator belum memahami ketentuan tersebut.
Tentu saja hal tersebut akan mempengaruhi pola karier kepangkatannya.

17
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Kecamatan Rubaru, perlu
dilakukan langkah statejik dalam mengidentifikasi 4 (empat) faktor utama
yang mempengaruhi beberapa kondisi menggunakan Analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) (Salusu, 2015) tentang syarat
jabatan pengawas dan administrator untuk agar dapat memberikan informasi
serta memahami potensi perubahan. Adapun analisis SWOT tentang jabatan
pengawas dan administrator PNS antara lain sebagai berikut :
1. Strengths (Kekuatan):
a. Pengalaman.
Pejabat yang tidak memenuhi syarat mungkin memiliki
pengalaman yang luas dalam pekerjaan tertentu yang dapat menjadi
kekuatan dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari.
b. Seni berkomunikasi.
Pejabat yang tidak memenuhi syarat mungkin memiliki
keterampilan seni berkomunikasi yang baik sehingga dapat
menyampaikan informasi terkait kebijakan-kebijakan dari pemerintah
kepada Masyarakat.
2. Weaknesses (Kelemahan):
a. Tidak Memenuhi Persyaratan Pendidikan.
Persyaratan Pendidikan merupakan salah satu syarat utama
dalam menduduki jabatan administrator ataupun jabatan pengawas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Pejabat
administrator harus memiliki kualifikasi Pendidikan minimal S1 atau
setara. Sedangkan Pejabatan Pengawas harus memiliki kualifikasi
Pendidikan minimal DIII atau setara.
b. Kurangnya pengalaman pada jabatan.
Berdasarkan PP 11 Tahun 2017 Pemangku jabatan
administrator atau pengawas sekurang-kurang memiliki pengalaman
kerja pada jabatan tersebut. Adapun pengalaman pada jabatan
administrator adalah memiliki pengalaman pada jabatan pengawas
paling singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang setingkat dengan jabatan

18
pengawas. Sedangkan pengalaman pada jabatan pengawas adalah
memiliki memiliki pengalaman pada jabatan pelaksana paling singkat
4 (empat) tahun atau JF yang setingkat dengan jabatan pelaksana.
3. Opportunities (Peluang)
a. Peningkatan Pendidikan
Pejabat administrator dan pejabat pengawas yang tidak
memenuhi syarat jabatan karena jenjang pendidikannya diberikan
kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi.
b. Bimbingan teknis atau pelatihan
Bimbingan teknis mengenai syarat dan ketentuan berdasarkan
NSPK Manajemen ASN dan PP 11 Tahun 2017 diberikan kepada
pejabat administrator dan pejabat pengawas sehingga mengetahui
informasi terbaru tentang kebijakan pemerintah.
4. Threats (Ancaman)
a. Sanksi Administratif.
Pejabat administrator dan pejabat pengawas yang tidak
memenuhi syarat dalam jabatan atau NSPK manajemen ASN akan
diberikan sangsi administraf berupa teguran, tidak diberikan kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi atau bahkan pemblokiran data
kepegawaian dan/atau layanan kepegawaian.
b. Kinerja yang Buruk.
Pejabat yang tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan
menurunnya kinerja sehingga dapat merugikan organisasi dan
masyarakat.
Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka diperlukan langkah-langkah
strategik dalam mengatasi masalah kepegawaian pada jabatan pengawas dan
administrator. Maka inovasi yang akan dilakukan sekretaris camat dalam
melaksanakan NSPK manajemen ASN antara lain :
1. Mengidentifikasi pejabat di Kecamatan Rubaru yang tidak sesuai dengan
NSPK manajemen ASN.

19
Mengidentifikasi pejabat yang tidak sesuai dengan NSPK
manajemen PNS adalah langkah yang penting dalam menjaga integritas
dan profesionalisme ASN. Hal tersebut memastikan bahwa PNS yang
menduduki jabatan memiliki kualifikasi telah memenuhi syarat
kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang diberikan
kepada masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan-tujuan pemerintah
dengan lebih efisien dan efektif.
2. Mengatasi manajemen konflik pada jabatan administrator dan jabatan
pengawas dengan diadakannya Pendidikan dan pelatihan.
Konflik dalam organisasi publik tidak terlepas dari komponen-
komponen sistem yang membentuknya (Puspita, 2018). Terutama dalam
konteks jabatan administrator dan jabatan pengawas di Aparatur Sipil
Negara (ASN). Namun, konflik yang tidak diatasi dengan baik dapat
mengganggu kinerja, produktivitas, dan suasana kerja yang harmonis.
Salah satu cara efektif untuk mengatasi konflik adalah
menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan bagi pemangku jabatan
pengawas dan administrator. Kegiatan ini tentunya melibatkan Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai
narasumber. Harapan yang ingin didapatkan antara lain Pertama,
Memberikan Pemahaman tentang penyebab konflik berupa perubahan
regulasi tentang syarat jabatan pengawas dan administrator. Kedua,
Memberikan informasi dan solusi bagi pemangku jabatan pengawas dan
administrator yang belum menenuhi syarat jabatan untuk meningkatkan
jenjang pendidikannya. Ketiga, Memberikan informasi terkait dampak
negatif bagi Pejabat administrator dan pejabat pengawas yang tidak
memenuhi syarat dalam jabatan atau NSPK manajemen ASN berupa
sangsi administratif berupa teguran, tidak diberikan kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi atau bahkan pemblokiran data kepegawaian dan/atau
layanan kepegawaian.

20
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memiliki
andil dalam menentukan kesuksesan suatu organisasi. Peran dan fungsi
manajemen sumber daya manusia sebagai analisis dan evaluasi pekerja
meliputi kegiatan perencanaan pengadaan tenaga kerja, sistem penilaian prestasi
kerja, proses pelatihan dan pengembangan kompentensi hingga pemutusan
hubungan kerja.
Kecamatan merupakan garda terdepan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Dalam menjalankan organisasi dikecamatan, camat dibantu
oleh sekretaris camat dalam mengelola divisi bidang sekretariat, kepegawaian
dan pelayanan publik. Tugas sekretaris camat sebagai pengelola divisi
kepegawaian merujuk pada Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
Manajemen Aparatur Sipil Negara sebagai pedoman bagi instansi pemerintah
dalam melaksanakan penyelenggaraan Manajemen ASN.
Berdasarkan hasil identifikasi 4 (empat) faktor utama menggunakan
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) penulis
menemukan solusi dan/atau melakukan langkah stratejik untuk menyelesaikan
prolemik yang terjadi pada jabatan administrator dan jabatan pengawas.
Adapun langkah konkritnya adalah bekerja sama dengan instansi terkait dalam
memberikan Pendidikan dan pelatihan tentang Norma, Standar, Prosedur, dan
Kriteria Manajemen Aparatur Sipil Negara sehingga dapat meningkatkan
kinerja, produktivitas dan suasana kerja yang harmonis.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pengkajian peranan sekretaris camat dalam
membantu tugas camat di bidang kepegawaian penulis memberikan saran
sebagai berikut:

21
1. Pegawai kantor Kecamatan Rubaru melaksanakan tugas dan kewajibannya
arahan dan bimbingan dari Camat dan/atau Sekretaris Camat.

22
2. Diperlukan ketegasan dalam menegakkan dan melaksanakan peraturan-
peraturan yang berlaku baik tentang hukuman displin ataupun tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Manajemen Aparatur Sipil Negara;
3. Peningkatan sarana dan prasarana bagi aparatur Kecamatan agar dapat
memenuhi pelaksanaan kinerja pegawai dan pelayanan kepada Masyarakat
lebih cepat, efektif dan efisien.

23
DAFTAR PUSTAKA

Puspita, Weni, M.Pd.I. 2018. Manajemen Konfik (suatu pendekatan psykologi,


komunikasi dan Pendidikan. CV. Budi Utama Sleman Yogyakarta.
Salusu, J. Prof. Dr. M.A. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk
Organisasi Publik Dan Organisasi Non Profit. PT. Gramedia Jakarta.
Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen pegawai negeri
sipil
Peraturan Pemerintah nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pegawai negeri sipil
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2022
tentang index dan penilaian implementasi norma, standar, prosedur, dan
kriteria manajemen aparatur sipil negara
Siaran Pers Badan Kepegawaian Negara tanggal 18 September 2022 Nomor :
019/RILIS/BKN/IX/2022 perihal jalankan mandat presiden, BKN
Perkuat Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan NSPK Manajemen
ASN.

24

Anda mungkin juga menyukai