MAKALAH
“Kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan dalam Meningkatkan Pelayanan
Publik (Suatu Studi Pelayanan E-KTP di Kecamatan Langowan Timur )”
OLEH
KELAS : E
JURUSAN : ADMINISTRASI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tiada henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
Karena atas limpah Rahmat dan Hidayah Nya lah sehingga Makalah ini dapat saya
selesaikan meskipun masih jauh dari Kata kesempurnaan, Salawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Kepada
Keluarga, Sahabat serta kita sekalian UmmatNya.
makalah ini saya susun untuk, melengkapi tugas “Mata Kuliah sistem pelayanan
publik”, dengan tema “kinerja aparatur pemerintahan kecamatan dalam meningkatkan
pelayanan publik (suatu studu pelayanan E-KTP di kecamatan langowan timur)”,
dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi pembaca dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan.
Ucapan terimakasih pula kepada Dosen Mata Kuliah ini, yang telah memberikan saya
tugas yang ilmunya sangat bermanfaat. Dan memberikan motivasi dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Sebagai penyusun saya menyadari makalah ini masih jauh dari Kata kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana
mestinya.
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………......................................4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….6
C. Landasan Teori……………………………………………………………..6
D. Profil Daerah……………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kinerja Aparatur Pemerintah………………………………………………..12
B. Faktor–Faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan public……………………………………………..13
C. Presepsi masyarakat terhadap pemerintah sehubung dengan pelayanan
publik………………………………………………………………………...13
D. Peran aparatu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik khususnya
pelayanan E-KTP…………………………………………………………….13
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Salah satu kerja birokrasi dapat dilihat dari bagaimana birokrasi tersebut dalam
hal ini kecamatan bekerja sama dengan Kepala Desa melaksanakan tugasnya dalam
memberikan pelayanan E-KTP bagi masyarakat. Dalam hal ini kantor kecamatan
sebagai unsur pelaksanaan yang merupakan lembaga birokrasi yang memiliki tugas
kewenangan dibidang pelayanan publik. E-KTP merupakan suatu hal yang dekat
wilayah Negara Kesatuan Ropublik Indonesia (NKRI), dan sesuai dengan keputusan
presiden No. 52 Tahun 1997 yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 Tahun
dan bagi yang berstatus menikah tapi usianya belum mencapai 17 Tahun juga berhak
memiliki E-KTP. Dari data yang diperoleh dari kantor kecamatan tata cara
dari Kepala Desa. Melalui prosedur dan persyaratan seseorang berhak memiliki E-
KTP, namun kenyatannya masih banyak yang telah memenuhi persyaratan tetapi
belum memiliki E-KTP dari data kependudukan yang diperoleh di kantor camat.
4
5
aparatur serta terbelit-belitnya proses yang dilalui dalam proses pengurusan E-KTP
KTP tadi sudah ditetapkan dalam pengumuman perda, namun dalam realisasinya
biaya pembuatan E-KTP sering berbeda dengan apa yang tercantum dalam peraturan.
Hal ini bisa saja disebabkan karena kesalahan faktor minimnya dukungan fasilitas
pengadaan atau fasilitas kerja pemerintah, yang mana masih dominan manual dalam
mengerjakan tugas. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pemerintah harus lebih
responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan prima dan dapat memuaskan
tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan umum
dan masyarakat yang mengandung adanya unsur-unsur perhatian dan kesediaan serta
kesiapan dari pelaksanan pelayanan tersebut. Untuk itu aparat pemerintah tentunya
lebih meningkatkan ketrampilan atau keahlian dan semangat yang tinggi sebagai
pelayan publik, sehingga pelayanan dapat secara maksimal diterima dan memberikan
kepuasan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlunya suatu tindakan yang benar-benar
benar baik terhadap masyarakat. Dalam hal ini calon peneliti mencoba untuk mencari
tahu lewat suatu penelitian mengenai kinerja aparatur pemerintah kecamatan dalam
5
6
B. Rumusan Masalah
C. Landasa Teori
D . Profil daerah
Gambar di atas merupakan salah satu kantor kecamatan lawongan timur untuk
pelayanan KTP ELEKTRONIK
6
7
Gambar di atas merupakan salah satu bentuk kerjasama para pegawai kantor
kecamatan langowan timur dalam pembuatan E-KTP dengan cara seperi ini
pembuatan e-ktp dapat berjalan dengan baik dan masyarakat yang memebuat e-ktidak
lagi merasa kesulitan.
MISI :MEMBERIKANPELAYANANPRIMAKEPADAMASYARAKAT
7
8
Konsep Kinerja
Kinerja berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang.
Negara ; 1992), Sedangkan menurut Anwar Prabu (2004 ; 67) pengertian kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitias yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Konsep kinerja pada dasarnya
dapat dilihat dari dua segi, yakni kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi.
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dala suatu
organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi
tersebut (Bastian, 2001 :329). Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan
dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur
manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja
perseorangan dalam suatu organisasi. Kinerja organisasi adalah tolatitas hasil kerja
8
9
yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki
keterkaitan yang sangat erat untuk tercapainya tujuan organisasi, sumberdaya yang
digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya
Indikator Kinerja
Indikator kinerja atau Key Performance Indicator dapat diartikan sebagai ukuran atau
indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil
mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan. Dalam penyusunan indikator
kinerja kita sebaiknya harus menetapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan
eksplist dan rinci sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Ada beberapa pengertian
yang disampaikan oleh para pakar yaitu Indikator adalah pengukuran tidak langsung
suatu peristiwa atau kondisi. Indikator adalah variabel yang mengidikasikan atau
perubahan (Green, 1992: 54). Indikator adalah variabel untuk mengukur suatu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesian yang dimaksud dengan aparat adalah
istilah aparatur pemerintah diartikan sebagai pegawai negeri, alat Negara, aparatur
9
10
tanggung jawab melaksanakan Aparatur dapat diartikian sebagai alat Negara atau
aparat pemerintah. Jadi dapat dikatan bahwa aparatur merupakan alat perlengakapan
demikian pengertian aparatur tidak hanya dikaitkan dengan orangnya (person) tetapi
yang mempunyai kepentingan sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan. Menurut Lay (2002 : 22) sebagiman dikemukakan oleh Ratminto dan Atik
Septi Winarsih (2005 : 56), dalam ilmu politik dan administrasi publik, pelayanan
publik atau pelayanan umum merupakan istilah yang mengambarkan bentuk dan jenis
10
11
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdimasyarakat
11
12
BAB II
PEMBAHASAN
sesuai dengan tugas dan jabatannya. Melaksanakan setiap bidang kerja sesuai dengan
tugas dan fungsi secara struktural organisasi yang kredibel menjadi salah satu
tugasdan kewajiban jabatan yang harus dilaksanakan dengan amanah dan sesuai
manusia aparatur.Terwujudnya semua program tidak lepas dari kerja sama antara
Camat dan stafnya karena dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik yang
penuturan darisalah satu staf kecamatan yaitu : “ Hubungan kami dengan Camat
kami seluruhstaf yang ada di kecamatan Langowan Timur untuk tetap memberikan
antaramasyarakat yang satu dengan yang lainnya.”Hal serupa pun peneliti dapatkan
dari staf lainnya yaitu “ Benar apa yangdisampaikan oleh teman kami tadi bahwa,
12
13
Sarana dan Prasaran Sesuai dengan Penuturan Bapak Camat yaitu : Sarana pelayanan
adalah faktor penting untuk terciptanya suatu pelayanan yang baik. Sarana dan
prasarana yang dimaksud disini ialah segala jenis peralatan, perengkapan dan fasilitas
lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelakasanaan pekerjaan dan
juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orng-orang yang sedang berhubungan
dengan organisasi kerja tersebut. Faktor sarana pelayanan pembuatan antara lain
peralatan, perlengkapan, alat bantu, gedung dan komunikasi. Fasilitas yang ada di
publik. Pelayanan pubik yang baik akan memudahkan dan memberikan kepuasan
Timur.
13
14
Dalam percakapan yang dilakukan peneliti kepada Camat bahwa, E-KTP merupakan
program nasional yang pertama dilakukan di seluruh Indonesia. E-KTP atau KTP
pengendalian baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis
semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya empat kota sebagai proyek percontohan
14
15
seharusnya berjalan dengan cepat dengan waktu yang cukup singkat dan terverifkasi
dengan akurat, terpaksa harus dilakukan secara manual melalui penulisan tangan.Jika
sangat tertinggal jauh terkait minimnya fasilitas komputer atau laptop yang menjadi
KTP.
Khusus untuk ruangan pelayanan E-KTP dan kartu keluarga, para pemohon harus
bersabar menunggu antrian dalam waktu yang cukup lama.Kepala Dinas Dukcapil
Kabupaten Poso, Sophia Purajow yang ditemui Sulteng Raya menyatakan, semua itu
pendukung menyebabkan pelayanan kami yang kurang maksimal,” beber kadis saat
Kondisi tersebut sangat berbanding terbalik dengan harapan pemrintah pusat yang
mengharuskan PNS diminta untuk bekerja secara profesional namun tanpa dukungan
alat komputer untuk mempercepat pelayanan.“Kita ini di tuntut oleh pusat untuk
harus bekerja secara semaksimal mungkin, namun dengan kondisi seperti yang ada
sekarang dengan keterbatasan fesilitas masih menjadi kendala utama,khususnya untuk
pelayanan pendaftaran masih secara manual atau tulis,’’ ujar Kadis.Dia mengatakan,
di era yang sudah canggih dan serba elekrtonnik tidak seharusnya petugas pelayanan
pendaftaran di Dukcapil Poso masih menggunakan pulpen dan buku. Sehingga harus
bekerja dua kali sebelum dikirim kepusat.Meskipun memiliki kekurangan fasilitas,
petugas Dukcapil Poso tetap bekerja maksimal untuk mencapai target dalam setahun
sebanyak 77 persen dari tahun sebelumnya 2016 mencapai 15.000 pendaftar
15
16
keterbatasan Sarpras, penempatan petugas yang tidak sesuai ilmu serta keahlian di
bidang tidak tepat sehingga sistem pelayanan tidak berjalan dengan maksimal.“Iya
dong, itu berdampak pada lambatnya pelayanan dan juga tugas yang ditempatkan
sesuai dengan ilmunya tidak bermanfaat ketika dengan keterbatasan yang ada,”
A . Di daerah palu
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Palu mengklaim hampir
merampungkan target perekaman KTP Elektronik. Angka perekaman sudah mencapai
99,5 persen atau hampir seluruh warga Kota Palu telah melakukan perekaman.
Menururnya, yang banyak diurus warga saat ini adalah pindah-datang dan
kebanyakan juga perubahan data, seperti ganti status, pekerjaan, alamat dan KTP
hilang.“Jadi sebagian besar warga Kota Palu telah melakukan perekaman e-KTP,
bahkan jumlahnya hampir rampung yakni berkisar 99,5 persen di tahun 2018 ini,”
kata Kepala Bidang (Kabid) Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dukcapil Kota
16
17
17
18
Warga mulai pulang, karena tak mendapat hak pilih di TPS 19 Kabonena, Palu, Rabu
Sejumlah warga yang akan mencoblos menggunakan e-KTP di TPS 19, Jalan Kelapa
protes. Salah seorang dari mereka mengaku hak pilihnya 'dicuri' oleh oknum tidak
bertanggung jawab."Nama saya sudah dipakai nyoblos orang lain. Jadi saya tidak bisa
nyoblos, saya tidak terima," kata Hary Santoso, salah seorang pemilih, Hary datang
membawa e-KTP sebagai modal dirinya untuk mencoblos. Namun, ia kaget sekaligus
kesal saat mengetahui namanya sudah digunakan oleh orang lain untuk
mencoblos."Saya akan kejar. Dia nyoblos pakai nama saya. Bisa jadi dia nyoblos lagi
pasti pakai namanya. Ini ada kecurangan," ujarnya. Berdasarkan pantauan di lokasi,
sempat terjadi keributan kecil. Hary memanggil penjaga TPS, meminta mereka keluar
dan memberikan penjelasan kepadanya terkait kenapa namanya bisa digunakan oleh
orang lain untuk mencoblos. "Tolong saya harus gunakan hak saya. Bapak ke sini,"
kata Hary kepada petugas TPS. Moh. Darwis, salah seorang panitia TPS 19
Kabonena, tidak bisa memberikan jawaban pasti kepada Hary. "Saya tidak tahu juga,
pak, itu yang antar anak-anak," ujarnya. Setelah terjadi perdebatan, Hary dan
18
19
sejumlah warga yang namanya dipakai mencoblos oleh orang lain pun harus
TPS 19 Jalan Kelapa Gading, Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
secara umum kualitasnya masih perlu ditingkatkan, dari segi waktu kepengurusan,
relatif sudah baik, karena tidak membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama.
Begitupun kalau kita berbicara mengenai biaya yang sudah tidak lagi harus
adalah baik. Dari beberapa indikator penilaian yaitu etika pelayanan aparat,
manajemen pelayanan aparat, disiplin dan tanggung jawab aparatur terlihat bahwa
19
20
2. Prosedur Pelayanan
B . Saran
yang dilaksanakan agar sepenuhnya dilakukan dengan benar sehingga hasilnya dapat
kualitas pelayanan yang di berikan kepada masyarakat karena pelayanan publik yang
terjadi selama ini masih di katakana bercirikan terbelitbelit, lambat, mahal, dan
Bagi pemerintah kab poso dan kota palu agar lebih memperhatikan lagi pelayana
20
21
public khususnya pembuatan E-KTP agar masyarakat tidak lagi merasa kesushan
21
22
22