KOTA YOGYAKARTA
Disusun oleh :
0046530580
MAN 4 SLEMAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada pembimbing penulis yang telah
membimbing penulis sehingga dapat meyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih
kepada panitia yang turut membantu penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami selaku penulis sudah berusaha sebaik-baiknya dalam menyelesaikan makalah ini. Tiada
usaha yang besar dan berhasil jika tidak dimulai dengan usaha yang kecil. Kami menerima
kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini agar sempurna.
Akhirnya penulis pun berharap, semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan
memperluas wawasan untuk orang sekitar.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang memiliki kependudukan paling banyak di Dunia dan
sekarang menempati peringkat ke 5 sedunia. Kurang lebih 260 juta jiwa dan kurang
lebih 87% penduduknya adalah beragama Islam. Sejak kejadian krisis Indonesia,
ekonomi menjadi isu penting yang harus diwaspadai dan belum ada solusi untuk
masalah ini. Sangat padat dan dampak krisis yang menyebabkan banyak orang
Indonesia hidup di bawah tingkat kemakmuran. Berdasarkan data statistik tahun 2015
tingkat kemiskinan di Indonesia “sebesar 11.22%, penduduk Yogyakarta pada tahun
2014 bulan maret sebesar 15%”. Angka kemiskinan lebih tinggi dari yang dirilis
Badan Pusat Statistik (Drajad Wibowo, 2015).
4
Pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakatnya yang
meliputi dari mikro, kecil, dan menengah atau juga sering disebut dengan UMKM.
Pada peningkatan pemberdayaan ekonomi ini pihak swasta juga berperan unruk
meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia dan dari terlaksananya UMKM. Salah
satu partisipasi pihak swasta dalam peningkatan pemberdayaan ekonomi UMKM
yaitu membuat aplikasi yang memudahkan dalam usaha serta mengembangkan
kemampuan, melalui lembaga perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada
masyarakat dengan penyuluhan bagi kebaikan umat untuk dapat meningkatkan
potensi dirinya. Karena persoalan masyarakat bukan saja menjadi persoalan
pemerintah, tetapi membutuhkan setiap pihak untuk bisa berperan serta di dalamnya,
apalagi sebagai Muslim mempunyai kewajiban untuk membantu Muslim lainnya.
Oleh karena itu, tulisan ini secara umum akan melihat bagaimana pengembangan
UMKM untuk pemberdayaan ekonomi di kota Yogyakarta yang berperan penting
dalam meningkatkan kemampuan dalam berusaha pada peningkatan ekonomi di
masyarakat. Dari pemaparan diatas penulis akan mengambil judul “Pengembangan
UMKM Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat Di Kota Yogyakarta.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemberdayaan ekonomi umat dalam membangun daya masyarakat?
2. Bagaimana pengembangan UMKM untuk pemberdayaan ekonomi di kota
Yogyakarta?
5
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi umat dalam membangun daya
masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengembangan UMKM pemberdayaan ekonomi di Kota
Yogyakarta.
6
BAB II
Pemberdayaan ekonomi umat merupakan salah satu bentuk peningkatan taraf hidup
masyarakat Islam yang lebih baik. Dengan peningkatan kehidupan masyarakat Lebih
baik akan menjadikan orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Melangkah
yang harus dilakukan adalah memberdayakan orang untuk menyelesaikannya.
Pemberdayaan umat Islam secara mandiri dapat memenuhi kebutuhannya menjadi
mandiri dan bertanggung jawab atas keluarganya.
Islam adalah agama yang sempurna yang memuat berbagai persoalan kehidupan
manusia, baik diungkapkan secara universal maupun secara rinci. Secara substantif,
ajaran Islam yang diturunkan Allah SWT. kepada Rasulullah SAW. terbagi kepada
tiga pilihan, yakni akidah, syariah dan akhlak. Ajaran Islam yang mengatur perilaku
manusia, baik kaitannya sebagai makhluk dengan Tuhannya maupun dalam kaitannya
sebagai sesama makhluk, dalam ilmu fikih atau usul fikih disebut dengan syariah.
Sesuai dengan aspek yang diaturnya, syariah terbagi kepada ibadah dan muamalah.
Ibadah merupakan syariah untuk mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, sedangkan muamalah adalah syariah untuk mengatur hubungan antara
sesama umat manusia.
Pemberdayaan umat adalah sistem yang terjadi anatara manusia dengan manusia yang
lainnya atau juga disebut dengan muamalah. Dengan adanya muamalah maka akan
terciptakan kehidupan sosial yang dimana manusia akan saling membantu dan saling
membutuhkan. Di antara masyarakat yang memiliki kemampuan dan yang kurang
mampu, bila hal ini dapat diwujudkan maka tercipta masyarakat mandiri terutama di
bidang perekonomian. Allah berfirman dalam Q.S. al-Hajj: 41 “mereka jika Kami beri
tempat (kekuasaan) di muka bumi, mereka mendirikan sembahyang dan mem-
bayarkan zakat serta menyuruh dengan makruf (kebaikan) dan melarang yang
mungkar (kejahatan). Dan kepada Allah (terserah) akibat semua pekerjaan.
7
1. Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar hidup Ekonomi yang stabil dan.
2. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan Lingkungan.
3. Harus mampu menghadapi ancaman dan serangan dari luar.
4. Memiliki kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi dalam aktualisasi diri
dan untuk menjaga koeksistensi dengan negara dan negara lain.
Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola pemberdayaan yang tepat
sasaran sangat diperlukan. Bentuk yang tepat adalah dengan memberikan pembinaan
kepada kelompok kurang mampu agar dapat mengembangkan UMKM dengan
melaksanakan program-program kewirausahaan yang dapat meningkatkan pendapatan
bagi kesejahteraan. Kebijakan ini dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun
swasta.
8
B. Pengembangan UMKM pemberdayaan ekonomi di Kota Yogyakarta
Rakyat adalah kumpulan individu dari suatu negara yang berdaulat, itu terdiri dari
orang-orang biasa. Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai kumpulan dari seseorang
dalam suatu perusahaan yang pada umumnya melakukan kegiatan ekonomi relatif
sama. Dainy Tara menyatakan “ekonomi rakyat adalah satuan (usaha) yang
mendominasi ragaan perekonomian rakyat dan ekonomi kerakyatan merupakan kata
sifat, yakni upaya memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi yang
mendominasi struktur dunia usaha yaitu rakyat.
Salah satu usaha yang dapat membantu pembangunan ekonomi adalah sektor UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah). Partono dan Soejoedono menyatakan dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang
mempunyai peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan UMKM dapat menyerap
tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik
tradisional maupun modern. Beberapa keunggulan UMKM terhadap usaha besar
antara lain inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi pengembangan
produk, hubungan kemanusiaan yang akrab dalam usaha kecil, kemampuan
menciptakan kesempatan kerja cukup banyak, fleksibilitas dan kemampuan
menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding
dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis, dan terdapatnya
dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Menurut survei tahun 2005 oleh Dr. Sugianto, UMKM di DIY terletak terutama di
kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kronprogo. Yogyakarta memiliki
jumlah unit usaha UMKM yang relatif sedikit dibandingkan dengan daerah lain.
Berdasarkan penyerapan tenaga kerja UMKM di sektor DIY, ditentukan oleh
perkembangan jumlah unit UMKM di sektor DIY, jumlah tenaga kerja yang
berkualitas mencapai 241.321 pada tahun 2003. Berdasarkan wilayah, Kabupaten
Bantul menduduki peringkat pertama dalam penyerapan tenaga kerja di sektor
UMKM, disusul Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman dan Yogyakarta. Sektor-sektor
dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi adalah pertanian, perdagangan, jasa dan
manufaktur. Sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah listrik, gas dan
9
air. Kontribusi UMKM terhadap PDRB wiraswasta dapat diukur dengan fakta bahwa
UMKM mengambil lebih banyak pekerjaan daripada perusahaan besar.
Nilai investasi UMKM di Provinsi DIY masih terpusat di dua wilayah yaitu Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk ketiga wilayah lainnya masih
relatif sedikit jumlahnya, meskipun jumlah UKM-nya relatif banyak dibanding Kota
Yogyakarta dan Sleman. Pada skala mikro, rata-rata total investasi UMKM yang
ditanamkan adalah sebesar Rp. 129,287 juta atau Rp. 141,719 juta termasuk tanah dan
bangunan (selain sektor perhotelan). Rata-rata modal investasi dan modal kerja yang
dibutuhkan dalam kegiatan UMKM adalah Rp.207,775 juta (tanah), Rp.112,957 juta
(bangunan), Rp.183,250 juta (peralatan), Rp.172,124 juta (modal kerja), dan Rp.
6,056 juta (biaya lainnya). Menurut daerah penelitian, rata-rata modal investasi
UMKM (termasuk tanah dan banguan) tertinggi terdapat di Kota Yogyakarta
kemudian diikuti Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo.
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Fauzia, Ika Yunia dan Riyadi Abdul Kadir. Prinsip Dasar Ekonomi Islam: Perspektif
Maqashid al-Syariah. Jakarta: Kencana, 2014.
Hamid, Edy Suandi dan Y. Sri Susilo. “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” dalam Jurnal Ekonomi
Pembangunan,Vol. 12, No. 1, Juni 2011.
Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan). Jakarta:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/07/15/1930/persentase-penduduk-miskin-maret-
2022-turun-menjadi-9-54-persen.html. diakses pada tanggal 30 Juli 2022 pukul 08.36
WIB
12