Anda di halaman 1dari 23

PENCITRAAN

Mata Kuliah : Pengantar Geofisika


Dosen : Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc.

KELOMPOK 5

Josua Simanjuntak (4183240014)


Sri Rezeki Berutu (4181240009)
PENCITRAAN DALAM
REMOTE SENSING
• Remote sensing merupakan cara untuk memperoleh, mengolah, dan
menganalisis data tentang suatu objek dipermukaan bumi untuk
mengetahui karakteristik objek tanpa melakukan kontak langsung
dengan objek tersebut.
• Menurut para ahli :
1. David T. Lindgren (1985)
• Remote Sensing merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk memperoleh
dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi
elektronagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi.
2. Lilleseand dan Kiefer (1990)
• Remote Sensing merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dari alat perekam (sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik
sebagai media perantaranya tanpa menyentuh objek, daerah atau fenomena
tersebut.
3. Paul J. Curran
• Remote Sensing adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk
merekam gambar lingkungan bumi yang dapat di interpretasikan agar informasi
yang berguna dapat diperoleh.
KOMPONEN PENCITRAAN
1. Energi
• Tenaga penginderaan jauh dapat berupa gelombang elektromagnetik
alamiah dan gelombang elektronik buatan. Tenaga tersebut bersumber
dari cahaya matahari.
a. Elektromagnetik alamiah
• Berasal dari matahari disebut juga sebagai sistem pasif. Karena
sangat bergantung dengan matahari, maka hasil gambar yang
didapatkan bergantung juga pada waktu penyinaran, kondisi cuaca
dan permukaan bumi yang memantulkan cahaya.
b. Elektronik buatan
• Dalam perekamannya menggunakan gelombang mikro disebut
juga sebagai sistem aktif.
• 2. Atmosfer
• Di atmosfer ini terdapat molekul gas yang dapat menyerap,
Memantulkan, dan mempengaruhi tenaga elektromagnetik yang dapat
mencapai permukaan Bumi.
• Terdapat istilah “ Jendela atmosfer (atmospheric window)”
• Yaitu bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu melalui
atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi.

• Panjang gelombang yang paling banyak digunakan pada penginderaan


jauh :
1. Spektrum gelombang cahaya tampak (visible) : 0,4 µm- 0,7µm
2. Spektrum gelombang cahaya inframerah : 0,7µm- 1,0 µm
3. Spektrum gelombang mikro : 1,0 µm- 1,0m
• 3. Objek
• Berupa bentangan alam maupun bentangan budaya dipermukaan
bumi.
• 4. Sensor
• Digunakan untuk melacak, mendeteksi dan merekam objek-objek di
alam dalam jangkauan tertentu.
• 5. Perolehan data
• Dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara
menginterpretasikan foto udara secara visual dan cara
digital/numerik dengan menggunakan komputer.

6. Penggunaan data
• Sebagai tolak ukur keberhasilan aplikasi penginderaan jauh.
Dipengaruhi oleh pengetahuan disiplin ilmu masing-masing baik
lembaga maupun perorangan.
JENIS CITRA PENGINDERAAN
JAUH
Jenis citra/ variabel pembeda Citra foto Citra nonfoto
Sensor kamera Nonkamera, berdasarkan
pemindaian (scanning)
Detektor film Pita magnetik, termistor,
foto konduktif, foto
voltaik
Proses perekaman Fotografi elektronik
Mekanisme perekaman serentak Parsial

Spektrum elektromagnetik Spektrum tampak Spektra tampak dan


perluasannya, termal,
dan gelombang mikro
CITRA SATELIT

Data Citra satelit sebagai hasil dari perekaman satelit memiliki beberapa karakter
yaitu:

1. Karakter spasial atau yang lebih dikenal sebagai resolusi spasial, bahwa
data citra penginderaan jauh memiliki luasan terkecil yang dapat direkam oleh
sensor. Sebagai contoh untuk Landsat TM memiliki luasan terkecil yang
mampu direkam adalah 30 x 30 m dan mampu merekam daerah selebar 185
km. 1 Scene citra landsat memiliki luas 185 km x 185 km.
2. Karakteristik spektral atau lebih sering disebut sebagai resolusi spektral,
Data penginderaan jauh direkam pada julat panjang gelombang tertentu.
Masing-masing satelit biasanya membawa lebih dari satu jenis sensor dimana
tiap sensor akan memiliki kemampuan untuk merekam julat panjang
gelombang tertentu.

3. Karakteristik Temporal, Bahwa citra satelit dapat merekam suatu wilayah


secara berulang dalam waktu tertentu, sebagai contoh satelit Landsat 3 dapat
melakukan perekaman ulang terhadap satu wilayah setelah selang 18 hari.
CITRA FOTO
• Dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan,
posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, warna
yang digunakan dan wahana yang digunakan.
• Berdasarkan sumbu kamera terdapat 2 citra foto :
1. Foto vertikal
• Sumbu kamera tegak lurus thd perm. bumi
• 2. Foto condong (miring)
• Menyudut thd garis tegak lurus pada perm. Bumi, dengan besar
sudut 100º. Foto condong ada 2 macam :
• a. Foto agak Condong ( low oblique photograph)
• b. Foto sangat condong (high oblique photograph)
CITRA NONFOTO
• Dihasilkan dengan sensor bukan kamera. Dibedakan berdasarkan
spektrum elektromagnetik, sumber sensor dan wahana yang
digunakan.
• Berdasarkan sensornya terdiri dari :
1. Citra tunggal
• Mengkombinasikan citra dengan spektrum gelombang yang
berbeda untuk mengidentifikasi suatu objek.
KONSEP PENGOLAHAN CITRA
Secara umum pengolahan citra terbagi kedalam:

1. Pre-processing citra, merupakan pengolahan awal sebelum proses


pengklasifikasian. Dalam kegiatan ini, koreksi citra (geometrik dan
radiometrik) dilakukan.

Diagram pre-prosesing citra


2. Klasifikasi citra, merupakan tahap intrepretasi informasi pada citra
yang dibuat berdasarkan klas katagori tertentu.

Diagram klasifikasi citra


Metoda klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:
• Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification), merupakan
metoda klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi computer untuk
mengklasifikasikan citra secara mandiri.

• Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metoda


klasifikasi yang memberikan bimbingan kepada komputer dalam proses
klasifikasinya.
Citra Multispektral
• Dibuat dengan saluran jamak atau saluran sempit, yaitu terdiri dari
citra RBV (return beam vidicon) digunakan untuk merekam
gambaran jarak dekat dan MMS (multi spectral scanner) untuk
mendapatkan gambar radiometrik.
• Berdasarkan wahananya :
1. Citra dirgantara (airbone
image)
• Menggunakan wahana yang
beroperasi diudara

2. Citra satelit (satellite


spaceborne image)
• Menggunakan wahana yang
beroperasi di luar angkasa
• Berdasarkan penggunaannya, citra satelit dibedakan:
1. Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit
Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia),
dan citra satelit Venera (Rusia).
2. Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra NOAA
(National Oceanic and Atmospheric Administration) (AS), dan
citra Meteor (Rusia).
3. Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi, misalnya
citra Landsat (Land Resource Satellite) (AS), citra Soyus (Rusia),
dan citra SPOT (Satellite Pour l’Observation de le Terre) yang
diorbitkan oleh perancis pada tahun 1986.
4. Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra Seasat (AS),
dan citra MOS (Marine Observation Satellite) (Jepang) yang
diorbitkan pada tahun 1986.
INTERPRETASI CITRA
• Mengidentifikasikan berbagai objek pada foto udara atau citra untuk
menilai arti penting objek tersebut.

• Unsur-unsur :
1. Bentuk : objek yang memiliki pola tertentu
2. Ukuran : berkaitan dengan skala citra
3. Rona : mempunyai 3 warna yaitu hitam , abu-abu, dan putih
4. Tekstur : kasar, sedang, halus
5. Bayangan : berdasarkan objek dan waktu pemotretan
6. Pola : menyebar, memusat dan mengikuti DAS
7. Situs : bentuk topografi dan geomorfologi
8. Asosiasi : bentuk fisik

Anda mungkin juga menyukai