Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RUTIN

“MEKANISME”

Mata Kuliah : Fisika Batuan

Dosen : Dr. Rita Juliani, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA NIM

Josua Simanjuntak 4183240014

FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
1. Jelaskan mekanisme terbentuknya reservoir
2. Uraikan mekanisme pengukuran lapisan batuan untuk daratan dan lautan
3. Uraikan mekanisme sistem pengeboran gas, minyak bumi di darat dan lepas pantai

JAWAB

1. Minyak bumi terbentuk dari organisme, tumbuhan, dan hewan, berukuran sangat kecil yang
hidup di lautan purba. Begitu organisme ini mati, lalu terkubur di dasar laut dan kemudian
tertimbun oleh pasir dan lumpur. Kemudian ia akan terbentuk lapisan yang kaya akan zat organik
yang akhirnya akan menjadi batuan endapan. Proses ini berulang secara terus-menerus, sehingga
satu lapisan akan menutup lapisan berikutnya. Dan ini berlangsung selama jutaan tahun. Selama
jutaan tahun itu pula dimungkinkan lautan tersebut menyusut dan berpindah tempat karena
adanya gerakan dari lempeng-lempeng bumi.

Endapan yang terbentuk ini umumnya miskin oksigen. Sehingga tidak dimungkinkan
material organik dari organisme, tumbuhan, maupun hewan tersebut terdekomposisi secara
sempurnya. Tetapi ada bakteri anaerob (tidak menggunakan oksigen dalam hidupnya) yang
mengurai material ini, sedikit demi sedikit, molekul demi molekul, selama jutaan tahun menjadi
material yang kaya akan hidrogen dan karbon. Seiring dengan terdekomposisinya material ini,
muncul tekanan yang disebabkan oleh batuan yang mengendap di atasnya, sehingga temperatur
dan tekanannya menjadi tinggi dan kemudian secara perlahan-lahan akan mengubah sisa-sisa
bahan organik tersebut menjadi minyak dan gas bumi.

Minyak bumi yang dihasilkan ini kemudian akan bergerak ke lapisan batuan yang atas
karena massa jenisnya yang rendah. Minyak bumi ini akan menuju batuan yang mempunyai pori-
pori yang ukurannya cukup. Sehingga minyak akan terakumulasi di lapisan batuan tersebut.
Lapisan batuan yang bisa mengandung minyak inilah yang disebut dengan reservoir
minyak.Batuan yang mengandung minyak bumi tertua yang diketahui berumur lebih dari 600
juta tahun. Sedangkan yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun.

Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi,
yaitu:
(1) Teori Biogenetik (Teori Organik)

Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di
bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju
laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama,
ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan
batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi
bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

(2) Teori Anorganik

Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk akibat
aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik yang terkubur
akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

(3) Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori
Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi
berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa
minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.

Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik
minyak dikenal sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan
bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat
tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).

Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak
dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan
Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non
Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah,
dan air di bagian bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang
lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
(unrenewable).

2. A. Metode Jacob
Metode Jacob Staff adalah metode yang digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lapisan
batuan yang menggunakan alat yang bernama tongkat jacob yaitu tongkat yang panjangnnya 150
cm, di beri tanda atau grid yang panjangnnya 10 cm bewarna hitam putih atau merah putih untuk
memudahkan perhitungan tebal lapisan tersebut dan pada ujung tongkat terdapat busur derajat
untuk menyesuaikan kemiringan lapisan batuan. Metode ini lebih praktis dan cepat dalam
pengolahan datanya dikarenakan langsung dapat mengetahui tebal sebenarnya.

Cara penggunaan metode ini adalah: Mengukur dip bidang perlapisan tersebut setelah itu
tempelkan ujung bawah tongkat Jacob Staff ini pada lapisan yang paling bawah, kemudian
dimiringkan sesuai dengan dip di lapisan tersebut.
Dapat digeser Busur derajat
Naik/ turun

Bandul klinometer

Tongkat ukur
per 10 cm

Gambar 1 2.1.1

Tongkat Jacob

Gambar 2 2.1.1

Pengukuran ketebalan dengan menggunakan tongkat Jacob (Compton, 1985).


B. Metode Bentang Tali

Metoda rentang tali atau yang dikenal juga sebagai metoda Brunton and tape (Compton, 1985;
Fritz & Moore, 1988)

“dilakukan dengan dasar perentangan tali atau meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan
diperoleh berdasar rentangan terbut. Pengukuran dengan metoda ini akan langsung menghasilkan
ketebalan sesungguhnya hanya apabila dipenuhi syarat sebagai berikut”:

• Arah rentangan tali tegak lurus pada jalur perlapisan.

• Arah kelerengan dari tebing atau rentangan tali tegak lurus pada arah kemiringan.

• Diantara 2 ujung rentangan tali tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan

Gambar

Pengukuran Ketebalan Lapisan


3.

Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore)
tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran
hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah
laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah “rig” mengacu pada
kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak
Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat
geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan
kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran dapat berukuran:

 Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi
mineral
 Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa
lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui
mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil “bagian tanah
yang terpotong” selama sumur dibor.

Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir
ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa
berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir
pantai.
Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai daerah

 RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri dari menara dan
struktur penopang.
 Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat “Swamp Barge”. Untuk kelengkapan alat
pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara dan sistem pengeboran
ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan duduk di dasar rawa saat operasi pengeboran
berlangsung. Biasa beroperasi di perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.
 Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini dapat naik
dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini biasa digunakan pada daerah
dengan kedalaman sekitar 100 M atau kurang
 Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG digunakan untuk
membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa, strultur dll). Tender RIG akan
menempel di platform saat operasi pengeboran berlangsung.
 Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek terapung yang
dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk mengebor daerah laut dalam (lebih dari
100 M).
 Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal. Digunakan untuk
mengebor laut yang sangat dalam.

Anda mungkin juga menyukai