Bumi merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang dihuni oleh makhluk
hidup. Semua fenomena di Bumi menunjukkan bahwa Bumi yang kita huni ini
60
merupakan sistem yang sangat dinamis. Walaupun Bumi sendiri secara fisis
terdiri dari bagian atmosfer, hidrosfer, dan geosfer namun pada pembelajaran ini
hanya dibatasi pada sebagian fenomena Bumi yaitu bagian padat (geosfer) saja.
A. Uraian Materi
Sampai saat ini, para ahli bumi bersepakat bahwa struktur bumi dipisahkan
menjadi beberapa bagian (lapisan), yaitu: kerak, mantel, dan inti bumi. Inti
bumi kemudian dipisahkan lagi berdasarkan wujudnya, yaitu lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Karakteristik dan sifat masing-masing lapisan
tersebut adalah sebagai tercantum dalam tabel 3.1 di bawah. Besaran pada
tabel tersebut bisa jadi sedikit berbeda jika kita bandingkan dengan sumber
rujukan
60
yang lain. Namun hal itu tentu tidak menjadi masalah karena semuanya
merupakan prediksi hasil dari interpretasi data.
1. Kerak
Kerak bumi (crust) merupakan lapisan bumi paling luar berupa batuan. Kerak
bumi ini terdiri dari kerak benua dan kerak samudera. Kerak samudera
memiliki ketebalan sekitar 7 km terbentuk dari batuan bekuan hitam yang
disebut batu basal. Kerak samudera ini menjadi dasar bagi lautan yang ada
di bumi. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan
kerak samudera, yaitu antara 35 km sampai 70 km. Tidak seperti kerak
samudera yang lebih homogen, kerak benua tersusun dari berbagai macam
batuan granitik dan granodioritik. Kerak samudera dan kerak benua juga
memiliki densitas dan umur yang berbeda. Kerak samudera berdensitas 3
g/cm3 dan berumur 180 juta tahun atau kurang; sedangkan kerak benua
berdensitas 2,7 g/cm3 dan umur batuan yang pernah ditemukan dikerak
benua ini sekitar 4 milyar tahun (bandingkan dengan umur bumi).
Kerak benua dan kerak samudera ini terpecah-pecah lagi menjadi beberapa
bagian besar dan bagian kecil. Bagian-bagian dari kerak bumi tersebut
bersama dengan mantel bagian atas kemudian membentuk lempeng-
60
lempeng tektonik. Lempeng tektonik akan dipelajari pada pelajaran
selanjutnya dalam pembelajaran mengenai lempeng tektonik.
2. Mantel
Batas antara kerak bumi dengan mantel merupakan daerah yang ditandai
dengan adanya perubahan komposisi kimia yang penting. Batas antara
kerak bumi dengan mantel ini dinamakan moho, diambil dari nama
penemunya Andrija Mohorovicic yang berkebangsaan Kroasia. Sekitar 100-
200 km di bawah kerak, sebagian mantel ini mengalami pelelehan. 2 sampai
4% batuan di sini menjadi magma yang mengisi dan menjadi bagian dari
gunungapi. Batuan yang mengisi mantel didominasi oleh batuan peridotit
yang kaya dengan logam magnesium dan besi dibandingkan mineral lain
yang dapat ditemukan di kerak.
Para ahli membagi mantel ini menjadi tiga bagian, yaitu mantel bagian atas,
zona transisi, dan mantel bagian bawah. Di bawah lapisan Moho sampai
dengan kedalaman 400 km adalah merupakan mantel bagian atas. Zona
transisi berada pada kedalaman 400 - 670 km. Sedangkan mantel bagian
bawah berada pada kedalaman 670 – 2885 km. Seperti sudah disebutkan
sebelumnya, mantel bagian atas bersama dengan kerak bumi membentuk
litosfer.
3. Inti Bumi
Inti bumi merupakan bagian terdalam dari bumi dan ukurannya hampir
sebesar bulan. Karena memiliki densitas yang besar, para ahli
menyimpulkan bahwa inti bumi tersusun dari besi dan sebagian nikel.
Berdasarkan wujudnya, inti bumi terbagi menjadi dua yaitu inti dalam yang
berwujud padat dan inti luar yang berwujud cair. Inti luar berada pada
kedalaman 2885 km sampai 5150 km. Sedangkan inti dalam berada pada
62
kedalaman 5150 km – 6371 km. Inti luar bumi yang berwujud cair diduga
menjadi penyebab adanya medan magnet di bumi.
Litosfer adalah bagian bumi terluar yang berupa lapisan batuan yang
bertemperatur rendah dan bersifat kaku. Litosfer ini berada mengapung
diatas lapisan lain yang disebut astenosfer. Astenosfer berupa batuan yang
bertemperatur tinggi mendekati titik leburnya sehingga mudah terdeformasi
dan besifat lebih plastis (tidak kaku seperti batuan). Jika kerak bumi dan
mantel berbeda karena komposisinya, maka litosfer dan astenosfer
dibedakan karena kuat-lemahnya batuan. Lapisan di bawah astenosfer
adalah mesosfer. Pada waktu itu, konsep tentang litosfer dan astenosfer ini
dikembangkan untuk menjelaskan fenomena gerakan benua.
Walaupun saat ini kita sudah dapat mengetahui lebih detil mengenai struktur
internal bumi, kedua istilah tersebut masih tetap digunakan sampai
sekarang. Seperti sudah disebut sebelumnya, litosfer terbentuk dari bagian
bumi yang terdiri dari lapisan kerak dan mantel bagian atas.
Tentu saja sampai saat ini, kita tidak dapat memasukan alat canggih apapun
kedalam bumi hingga mencapai inti bumi. Namun sedikit demi sedikit,
sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli
mampu menyusun dan memetakan apa yang ada di dalam tubuh bumi ini
berdasarkan data gelombang gempa yang terkumpul diberbagai tempat
selama ini. Sebelum mempelajari bagaimana para ahli menyusun
pengetahuannya
62
tentang struktrur internal bumi ini, coba kita perhatikan gambar di bawah
yang merepresentasikan struktur internal bumi.
Gambar 3.1 Model struktur internal bumi. Sumber: Lutgens dkk., 2012
Kemudian sekitar tahun 1913, seorang ahli gempa dari Jerman yang
bernama Beno Gutenberg menemukan bidang batas antara mantel bumi
dengan inti. Batas antara mantel dan inti bumi ini kemudian dikenal dengan
nama diskontinuitas Gutenberg yang berada pada kedalaman 2885 km.
Gambar 3.2 Zona bayangan gelombang P (P-wave shadow zone). Sumber: Van der
Pluijm, Ben A., 2003
Gambar 3.3 Zona bayangan gelombang S (S-wave shadow zone). Sumber: Van der
Pluijm, Ben A., 2003
Sekarang, perhatikan gambar 3.3 yang menunjukkan zona bayangan
gelombang S. Ketika gempabumi terjadi di fokus maka gelombang S pun
akan dirambatkan ke segala arah dan terekam oleh seismometer. Namun
Gutenberg menemukan bahwa seismometer yang terletak di posisi 103
derajat dan seterusnya tidak merekam kedatangan (keberadaan) gelombang
S tersebut. Daerah atau zona dimana gelombang S tidak terekam
(terdeteksi) ini kemudian dinamakan zona bayangan gelombang S. Zona
bayangan ini terletak mulai dari posisi 103 derajat dari pusat (fokus)
gempabumi.
Sekarang bagaimana para ahli mengetahui bahwa inti dalam bumi berwujud
padat? Mereka mengetahui hal tersebut dari studi-studi yang menunjukkan
bahwa gelombang P mengalami pemantulan di dalam inti (gambar 3.4).
Adanya pemantulan gelombang tersebut haruslah terjadi jika gelombang
merambat pada medium yang berbeda.
Gambar 3.4 Gelombang P yang mengalami pemantulan di dalam inti bumi. Sumber:
Van der Pluijm, Ben A., 2003
6. Lempeng Tektonik
Litosfer bersifat keras berada di atas astenosfer yang relatif lebih lunak.
Menurut teori lempeng tektonik, litosfer yang menyelubungi bumi terpecah ke
dalam beberapa bagian. Pecahan-pecahan litosfer tersebut disebut
lempeng. Litosfer tersusun dari beberapa lempeng besar dan beberapa
lempeng kecil.
Lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas lapisan astenosfer dan
masing-masing bergerak dengan kecepatan (laju dan arah) yang berbeda
dengan laju antara beberapa mm/tahun sampai belasan cm/tahun. Gambar
di bawah menunjukkan lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi.
Tipe Divergen terjadi jika lempeng yang satu bergerak menjauhi lempeng
yang lainnya. Gambar 3.8 menunjukkan batas lempeng tipe divergen.
7. Gempabumi
Gambar 3.11 Episentrum gempa yang terjadi dalam selang tahun 1963 – 1998. Pada
gambar ini pusat suatu gempa diwakili oleh satu titik.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi.)
8. Gelombang Gempa
Ketika terjadi gempa bumi maka energi yang dilepaskan oleh gempa
tersebut dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang gempa (atau
disebut juga gelombang seismik). Gelombang gempa yang terjadi terdiri dari
gelombang badan dan gelombang permukaan.
70
Gelombang badan adalah gelombang gempa yang merambat ke segala arah
di dalam badan bumi. Gelombang badan ini terdiri dari gelombang P (primer)
yang merupakan gelombang longitudinal dan gelombang S (sekunder) yang
merupakan gelombang transversal. Gelombang P menggerakan material
bumi searah dengan arah pergerakan gelombang. Sedangkan gelombang S
menggerakan material bumi ke kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus
dengan arah pergerakan gelombang. Gambar 12 menunjukkan pergerakan
gelombang P dan gelombang S. Berdasarkan kecepatannya, maka
gelombang P lebih cepat daripada gelombang S. Sehingga gelombang P
akan tercatat di stasiun pengamat gempa lebih dahulu dibanding gelombang
S.
70
(gelombang P dan gelombang S). Gambar 3.12 menunjukkan pergerakan
gelombang Love dan Rayleigh.
Gambar 3.13 Arah dan Pergerakan gelombang Love dan gelombang Rayleigh.
(Sumberhttp://www.geo.mtu.edu/UPSeis/waves.html)
9. Gunungapi
74
B. Aktivitas Pembelajaran
Diketahui jejari bumi adalah sebesar 6371 km. Hitunglah berapa besar
perbandingannya jika dibuat menjadi 36 cm.
Lebar Dalam
Nama Lapisan Ketebalan (km)
Gambar (cm)
Kerak 50 0,28
Mantel 2885
75
Buatkanlah gambar struktur internal bumi dengan menggunakan data
pada tabel di atas.
76
C. Latihan/Kasus/Tugas
77
D. Rangkuman
78
Karena Indonesia berada di daerah batas lempeng maka Indonesia banyak
terbentuk gunungapi dan berpotensi terjadi gempabumi.
79
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1. Hal-hal baru apa yang telah anda peroleh setelah mengikuti kegiatan ini?
2. Hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan ini yang dapat Anda
kembangkan menjadi Lembar Kegiatan Siswa.
3. Materi apa yang Anda anggap kurang dan bagaimana caranya agar
Anda dapat menambah kekurangan tersebut.
80
80 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 TATA SURYA
Bumi beserta planet-planet lain serta benda-benda angkasa lain yang bergerak
mengelilingi Matahari membentuk sebuah sistem yang disebut Tata Surya.
Dalam memandang Bumi sebagai sebuah sistem maka kita tidak bisa
melepaskan keberadaan Bumi sebagai anggota Tata Surya itu sendiri. Oleh
karena karakteristik Bumi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya dan energi
yang bekerja di Tata Surya terutama Matahari sebagai pusat Tata Surya.
A. Tujuan
8
C. Uraian Materi
Matahari
𝑮𝑴𝒔𝒎𝒆
𝟐
𝟐
≈ 𝒎𝒆 𝒗
𝒓 𝒓
dimana G = Konstanta gravitasi (G = 6,67 x 10 -11 Nm2kg-2)
Ms = Massa Matahari
me = Massa Bumi
Rotasi Matahari
82
ekuatornya. Rotasi di bagian ekuator Matahari adalah 24,4 hari
82
sedangkan di bagian kutub rotasinya adalah 36 hari. Rotasi Matahari ini
dapat diamati ketika terjadi sun-spot di permukaan Matahari.
Produksi Energi
Energi yang dihasilkan oleh Matahari berasal dari reaksi nuklir di inti
Matahari. Pada reaksi itu terjadi penggabungan inti atom hidrogen
menjadi atom Helium dan menghasilkan sejumlah energi. Tentu saja
reaksi yang terjadi tidak sederhana namun melibatkan serangkaian
reaksi. Setiap detik, 7 x 108 ton Hidrogen diubah menjadi 6,95 x 108 ton
Helium.
Fotosfer
Angin Matahari
82
Planet dan Anggota Tata Surya Lain
1. Planet
a. mengorbit Matahari;
Gambar 4.2 Planet Superior dan Planet Inferior (Sumber: Animasi Tata Surya,
PPPPTK IPA [2012])
Planet-planet inferior sampai kapan pun tidak akan pernah berada di atas
kepala kita pada waktu malam hari. Sedangkan planet-planet superior
pada waktu tertentu dapat mencapai kepala kita pada waktu malam hari.
Perhatikan gambar 4.2 di atas.
2. Planet-Kerdil
a. mengorbit Matahari;
86
Gambar 4.4 Citra Pluto. (Kredit: NASA)
Gambar 4.5 Citra Ceres yang diambil menggunakan wahana angkasa Dawn milik NASA.
(Sumber: https://www.nasa.gov/sites/default/files/thumbnails/image/pia19312.jpg)
87
3. Benda Kecil Tata Surya (Small Solar System Bodies)
Benda kecil Tata Surya ini kebanyakan berada pada sabuk asteroid dan
sabuk Kuiper (Kuiper Belt). Sabuk asteroid berada diantara orbit Mars
dan orbit Jupiter, sedangkan sabuk Kuiper berada di luar orbit Neptunus.
Gambar 4.6 Ilustrasi Sabuk Kuiper. (Kredit: Space Telescope Science Institute,
Graphics Dept. pada https://jimskies.wordpress.com/2015/09/03/pluto-and-
friends/)
Dari sekian banyak benda langit di Tata Surya, Bumi adalah satu-satunya
tempat dimana terdapat kehidupan yang kompleks. Semua bentuk
kehidupan di Bumi memerlukan oksigen, air, makanan, temperatur yang
hangat, serta tempat yang nyaman dan aman. Kenyataannya sampai saat
ini di Tata Surya hanya di Bumi saja lingkungan yang mendukung kehidupan
tersebut tersedia. Oksigen, air, makanan dan sebagainya bukan saja
tersedia begitu saja namun mereka tersedia dalam bentuk sistem yang
saling terkait.
Matahari bagi Bumi bukan saja menjadi pusat pergerakan namun juga
sebagai sumber energi utama bagi Bumi. Energi Matahari diterima oleh
Bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang merambat dengan
kecepatan 3 x 108 meter/detik. Sebetulnya tidak hanya cahaya tampak
88
saja yang diradiasikan oleh Matahari namun juga termasuk sinar Gamma,
sinar-x, ultraviolet, infra merah, serta gelombang radio (gambar 7). Bumi
sendiri memiliki atmosfer yang dapat menahan radiasi Matahari yang
berbahaya seperti sinar Gamma, sinar X, dan ultra-violet. Radiasi dalam
panjang gelombang cahaya-tampak dapat menembus atmosfer Bumi dan
menjadi sumber energi utama.
Iklim dan cuaca. Energi Matahari merupakan kontrol iklim dan cuaca.
Rotasi dan revolusi Bumi serta poros Bumi yang sedikit miring
menyebabkan perbedaan penerimaan energi Matahari di bagian-bagian
Bumi. Hal tersebut kemudian menyebabkan terjadinya perbedaan iklim
dan cuaca di Bumi. Perbedaan iklim dan cuaca pada akhirnya
mempengaruhi penyebaran jenis hewan dan tumbuhan.
Siklus Air. Air tawar sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di
Bumi. Ketersediaan air tawar terus terjaga karena di Bumi terjadi siklus
Air. Hujan yang turun ke Bumi sebagian besar berasal dari laut yang
asin. Penguapan air laut sangat tergantung pada adanya energi
89
Matahari. Jika tidak ada energi dari Matahari yang cukup maka
penguapan air laut tidak akan terjadi. Jika tidak terjadi penguapan maka
tentu saja tidak akan terjadi siklus air sehingga ketersediaan air tawar di
permukaan Bumi akan terancam.
Gerakan Bumi
90
memiliki eksentrisitas 0,067. Nilai eksentrisitas yang mendekati nol
menyatakan lintasan orbit yang mendekati lintasan berbentuk lingkaran.
Karena nilai eksentrisitas Bumi mendekati nilai nol, maka lintasan orbit Bumi
dapat dianggap berbentuk lingkaran dengan jari-jari 150 juta km. 150 juta km
adalah rerata jarak Bumi ke Matahari yang dalam astronomi disebut 1 SA
(SA=Satuan Astronomi). Pergerakan revolusi Bumi digunakan oleh
Manusia untuk menyusun sistem penanggalan Masehi.
90
Gambar 4.9 Revolusi Bumi dan waktu terjadinya musim di belahan bumi utara.
Pada gambar di atas, pada posisi 1 belahan Bumi utara sedang mengalami
musim panas, sedangkan belahan Bumi selatan sedang mengalami musim
dingin. Pada posisi 2, belahan Bumi utara menglami musim gugur,
sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim semi. Pada posisi 3,
belahan Bumi utara mengalami musim dingin, sedangkan belahan Bumi
selatan mengalami musim panas. Pada posisi 4, belahan Bumi Utara
mengalami musim semi, sedangkan belahan Bumi selatan mengalami
musim gugur. Begitu seterusnya selama satu tahun bagian-bagian Bumi
mengalami pergantian musim.
92
Gerakan Bulan
Bulan juga mengalamai rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah gerak
Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi Bulan adalah gerak Bulan
mengelilingi Bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasi Bulan
sehingga menyebabkan wajah Bulan yang menghadap Bumi selalu sama.
Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi satu kali adalah sekitar 29
hari atau satu bulan. Revolusi Bulan dimanfaatkan oleh manusia untuk
membuat sistem penanggalan komariah (Hijriah). Pergantian bulan dalam
sistem penanggalan ini ditandai dengan munculnya hilal.
Revolusi Bulan menyebabkan wajah Bulan dilihat dari Bumi selalu berubah
dari hilal, bulan sabit sampai purnama. Perubahan wajah Bulan tersebut
disebut fase Bulan. Pelajarilah gambar di bawah untuk melihat posisi Bulan
terhadap Bumi dan Matahari serta perubahan penampakan wajah Bulan
(fase Bulan).
Gambar 4.10 Fase Bulan. Matahari berada di sebelah kanan yang ditunjukkan dengan
arah kedatangan cahayanya. Bumi berada di pusat lingkaran. (Sumber Gambar:
http://astro.unl.edu/naap/lps/lunarPage2.html)
Nama fase bulan berdasarkan nomor yang tertera pada gambar di atas
adalah sebagai berikut:
93
1. Bulan mati. Dalam sistem penganggalan hijriah, kedudukan bulan ini
menandai terjadinya perubahan bulan misalnya dari bulan Ramadhan
ke bulan Syawal.
2. Bulan sabit.
4. Bungkuk
5. Purnama
6. Bungkuk
7. Seperempat ke tiga
8. Sabit
Gerhana
Peredaran Bumi dan Bulan menyebkan pula peristiwa gerhana Bulan dan
gerhana Matahari. Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan dalam fase purnama
dan Bulan berada tepat di bidang ekliptika. Pada keadaan itu, Bulan, Bumi
dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Sedangkan gerhana Matahari
akan terjadi ketika Bulan dalam fase bulan mati dan Bulan berada tepat di
bidang ekliptika.
Gambar 4.11 Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Bulan.
94
Gambar 4.12. Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Matahari. (Sumber:
http://www.schoolsobservatory.org.uk/astro/esm/solar_eclipse)
Orbit Bulan ternyata tidak sejajar dengan bidang ekliptika. Bidang ekliptika
adalah bidang semu tempat orbit Bumi berada. Perhatikan gambar di
bawah. Hal ini menyebabkan tidak setiap bulan purnama selalu terjadi
gerhana Bulan dan tidak setiap bulan mati terjadi gerhana Matahari.
Pasang Surut.
Pasang-surut air laut adalah gelombang air laut yang dibangkitkan oleh gaya
gravitasi Bumi, Bulan, dan Matahari. Gaya gravitasi Bulan, Bumi dan gaya
95
gravitasi Matahari akan menarik dan menekan air laut. Perpaduan
bekerjanya gaya-gaya tersebut menyebabkan terjadinya pasang surut air
laut.
96
Gambar 4.14. Pasang Purnama terjadi saat fase bulan mati dan bulan
purnama
Gambar 4.15 Pasang Perbani terjadi saat fase seperempat pertama dan seperempat
ketiga.
Perlu diketahui juga bahwa disamping pengaruh gaya gravitasi Bulan dan
Matahari, terjadinya pasang surut di suatu tempat sangat tergantung pula
dengan kedalaman dasar laut dan keadaan geografi lainnya tempat tersebut.
97
D. Aktivitas Pembelajaran
Keterangan:
98
Gambar 4.17. Kedudukan planet pada saat opisisi, elongasi, dan konjungsi.
c. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi gerhana Bulan.
e. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi pasang surut
perbani.
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jika massa jenis adalah massa persatuan volume dan volume bola
adalah 4/3π r³ maka tentukanlah berapa massa jenis Matahari.
3. Gerhana Matahari terjadi pada saat Bulan berada pada fase bulan mati.
Namun mengapa tidak setiap kedudukan Bulan pada fase bulan mati
terjadi gerhana Matahari?
99
F. Rangkuman
Tata Surya merupakan sistem yang terdiri dari Matahari, planet, planet kerdil
serta benda-benda kecil lain dimana Matahari menjadi pusat dari pergerakan
anggota-anggota Tata Surya.
Dari total massa Tata Surya, 99% lebih adalah massa Matahari. Di samping
massanya yang demikian besar relatif terhadap seluruh anggota Tata Surya
lain, Matahari juga merupakan sumber energi bagi anggota Tata Surya
termasuk Bumi.
1. Hal-hal baru apa yang telah anda peroleh setelah mengikuti kegiatan ini?
2. Hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan ini yang dapat Anda
kembangkan menjadi Lembar Kegiatan Siswa.
3. Materi apa yang Anda anggap kurang dan bagaimana caranya agar
Anda dapat menambah kekurangan tersebut.
100
KUNCI JAWABAN
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1 Latihan :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jawaban A C B A D D A C A D
Umpan Balik
1. ekosistem 8. keseimbangan ekosistem
2. organisme 9. Pertanian ramah lingkungan
3. perombakan 10. bahan organik
4. bioremediasi 11. mulsa
5. rizobium 12. drainase
6. pengendalian 13. irigasi
hayati
7. Polinasi
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
1. Jawaban: A
2. Jawaban: A
3. Jawaban: C
4. Jawaban: D
5. Jawaban: A
6. Jawaban: B
7. Jawaban: D
8. Jawaban: A
9. Jawaban: B
10. Jawaban: C
100
KUNCI JAWABAN 101
100
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
6. Salah satu produk bioteknologi yang terbuat dari bahan susu dengan
menggunakan mikroorgnisme Penicillium roquiforti adalah....
a. yoghurt
b. nata de coco
c. mentega
d. keju
10. Bagian pada profil tanah yang banyak terdapat campuran bahan
organik dan mineral adalah....
a. topsoil
b. subsoil
c. bahan induk
d. bedrock/lapisan batu
11. Berikut ini adalah hewan yang terdapat pada lapisan tanah yang paling
bawah....
a. semut
b. kaki seribu
c. nematoda
d. cacing
12. Hewan berikut yang tubuhnya memiliki zat perekat untuk mengikat partikel-
partikel tanah adalah....
a. tikus
b. cecurut
c. serangga
d. cacing tanah
15. Gambar di bawah ini memodelkan pertemuan dua buah lempeng tektonik,
lempeng tektonik A dan lempeng tektonik B. Penujaman lempeng tektonik
A ke bawah lempeng tektonik B disebabkan karena ....
A B
17. Pada fenomena efek rumah kaca, mengapa radiasi cahaya tampak Matahari
yang datang dapat menembus lapisan atmosfer sehingga sampai ke
permukaan Bumi sedangkan radiasi dari Bumi dapat tertahan oleh
atmosfer?
a. Karena kondisi atmosfer yang tidak stabil
b. Karena komposisi karbondioksida di atmosfer belum terlalu banyak
c. Karena kedua radiasi tersebut berbeda panjang gelombangnya
d. Karena kedua radiasi tersebut berbeda kecepatan rambatnya
KELOMPOK KOMPETENSI I
EVALUASI 107
KELOMPOK KOMPETENSI I
18. Kedudukan Matahari, Bumi, dan Bulan pada suatu waktu ditunjukkan seperti
pada gambar berikut.
Pada waktu tersebut maka pernyataan yang benar di bawah ini adalah....
a. Bulan tampak purnama
b. Bulan tampak sabit pada malam hari
c. Bulan tidak tampak pada siang hari
d. Bulan tidak tampak pada malam hari
19. Gerhana-bulan selalu terjadi pada saat Bulan mengalami fase ....
a. sabit
b. mati atau bulan baru
c. purnama
d. bungkuk
20. Jika dilihat kedudukannya dari Bumi maka planet Venus akan mengalami
....
a. elongasi dan konjungsi
b. konjungsi dan opsisi
c. oposisi dan elongasi
d. elongasi saja
108 EVALUASI
KELOMPOK KOMPETENSI I
PENUTUP
Demikian telah kami susun Modul Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi I untuk guru IPA
SMP. Modul ini diharapkan dapat membantu Anda meningkatkan pemahaman terhadap
materi Pengembangan RPP. Selanjutnya pemahaman ini dapat Anda implementasikan
dalam pembelajaran di sekolah masing-masing demi tercapainya pembelajaran yang
berkualitas.
Materi dalam modul ini tidak terlalu sulit untuk dipelajari sehingga mudah dipahami. Modul
ini berisikan konsep-konsep inti dan petunjuk-petunjuk praktis dalam pengembangan RPP
dengan bahasa yang mudah dipahami. Anda dapat mempelajari materi dan berlatih melalui
berbagai aktivitas, tugas, latihan, dan soal-soal yang telah disajikan.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan modul ini yang masih terus
dikembangkan untuk mencapai taraf kualitas sempurna. Oleh karena itu, saran-saran yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan lebih lanjut. Sekian dan
terima kasih, semoga sukses, dan mendapat ridho-Nya.
KELOMPOK KOMPETENSI I
PENUTUP 109
1
KELOMPOK KOMPETENSI I
110 PENUTUP
KELOMPOK KOMPETENSI I
DAFTAR PUSTAKA
Karttunen, H.,Kroger, P., Oja, H., Poutanen, M., Donner, K.J., (2006).
Fundamental Astronomy 5th edition. Berlin. Springer-Verlag
Kurnia, U., Agus F.,Adimiharja, A., Dariah A. (2006). Sifat Fisik Tanah dan
Metoda Analisisnya. Balai Libang Sumberdaya Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.
114
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
114 TAHUN 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2016