Anda di halaman 1dari 69

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KEBUMIAN

Bumi merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang dihuni oleh makhluk
hidup. Semua fenomena di Bumi menunjukkan bahwa Bumi yang kita huni ini

60
merupakan sistem yang sangat dinamis. Walaupun Bumi sendiri secara fisis
terdiri dari bagian atmosfer, hidrosfer, dan geosfer namun pada pembelajaran ini
hanya dibatasi pada sebagian fenomena Bumi yaitu bagian padat (geosfer) saja.

A. Uraian Materi

Sampai saat ini, para ahli bumi bersepakat bahwa struktur bumi dipisahkan
menjadi beberapa bagian (lapisan), yaitu: kerak, mantel, dan inti bumi. Inti
bumi kemudian dipisahkan lagi berdasarkan wujudnya, yaitu lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Karakteristik dan sifat masing-masing lapisan
tersebut adalah sebagai tercantum dalam tabel 3.1 di bawah. Besaran pada
tabel tersebut bisa jadi sedikit berbeda jika kita bandingkan dengan sumber
rujukan

60
yang lain. Namun hal itu tentu tidak menjadi masalah karena semuanya
merupakan prediksi hasil dari interpretasi data.

Tabel 3.1 Karakteristik Lapisan Internal Bumi.

Nama Ketebalan Densitas Komposisi


Wujud
Lapisan (km) (g/cm ) 3
(Dominan)
Oksigen, Silikon,
Alumunium, Besi, Kalsium,
Kerak 7-70 2,7 – 3 Padat
Sodium, Potasium,
Magnesium
Peridotit (di mantel bagian
atas); Magnesium dan
Mantel 2885 3,4 – 4,4 Padat
Silikon Oksida (di mantel
bagian bawah)
Inti Luar 2270 10-12 Cair Besi, Nikel
Inti
1216 13 Padat Besi, Nikel
Dalam

1. Kerak

Kerak bumi (crust) merupakan lapisan bumi paling luar berupa batuan. Kerak
bumi ini terdiri dari kerak benua dan kerak samudera. Kerak samudera
memiliki ketebalan sekitar 7 km terbentuk dari batuan bekuan hitam yang
disebut batu basal. Kerak samudera ini menjadi dasar bagi lautan yang ada
di bumi. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan
kerak samudera, yaitu antara 35 km sampai 70 km. Tidak seperti kerak
samudera yang lebih homogen, kerak benua tersusun dari berbagai macam
batuan granitik dan granodioritik. Kerak samudera dan kerak benua juga
memiliki densitas dan umur yang berbeda. Kerak samudera berdensitas 3
g/cm3 dan berumur 180 juta tahun atau kurang; sedangkan kerak benua
berdensitas 2,7 g/cm3 dan umur batuan yang pernah ditemukan dikerak
benua ini sekitar 4 milyar tahun (bandingkan dengan umur bumi).

Kerak benua dan kerak samudera ini terpecah-pecah lagi menjadi beberapa
bagian besar dan bagian kecil. Bagian-bagian dari kerak bumi tersebut
bersama dengan mantel bagian atas kemudian membentuk lempeng-

60
lempeng tektonik. Lempeng tektonik akan dipelajari pada pelajaran
selanjutnya dalam pembelajaran mengenai lempeng tektonik.

2. Mantel

Mantel bumi terletak tepat di bawah kerak bumi sampai mencapai


kedalaman 2885 km. Dari seluruh volume bumi, mantel merupakan bagian
yang terbanyak. Lebih dari 82% volume bumi terisi oleh mantel. Massa bumi
juga bagian terbesarnya diberikan oleh mantel.. Secara fisis, mantel
berwujud padat yang bersifat plastis.

Batas antara kerak bumi dengan mantel merupakan daerah yang ditandai
dengan adanya perubahan komposisi kimia yang penting. Batas antara
kerak bumi dengan mantel ini dinamakan moho, diambil dari nama
penemunya Andrija Mohorovicic yang berkebangsaan Kroasia. Sekitar 100-
200 km di bawah kerak, sebagian mantel ini mengalami pelelehan. 2 sampai
4% batuan di sini menjadi magma yang mengisi dan menjadi bagian dari
gunungapi. Batuan yang mengisi mantel didominasi oleh batuan peridotit
yang kaya dengan logam magnesium dan besi dibandingkan mineral lain
yang dapat ditemukan di kerak.

Para ahli membagi mantel ini menjadi tiga bagian, yaitu mantel bagian atas,
zona transisi, dan mantel bagian bawah. Di bawah lapisan Moho sampai
dengan kedalaman 400 km adalah merupakan mantel bagian atas. Zona
transisi berada pada kedalaman 400 - 670 km. Sedangkan mantel bagian
bawah berada pada kedalaman 670 – 2885 km. Seperti sudah disebutkan
sebelumnya, mantel bagian atas bersama dengan kerak bumi membentuk
litosfer.

3. Inti Bumi

Inti bumi merupakan bagian terdalam dari bumi dan ukurannya hampir
sebesar bulan. Karena memiliki densitas yang besar, para ahli
menyimpulkan bahwa inti bumi tersusun dari besi dan sebagian nikel.

Berdasarkan wujudnya, inti bumi terbagi menjadi dua yaitu inti dalam yang
berwujud padat dan inti luar yang berwujud cair. Inti luar berada pada
kedalaman 2885 km sampai 5150 km. Sedangkan inti dalam berada pada

62
kedalaman 5150 km – 6371 km. Inti luar bumi yang berwujud cair diduga
menjadi penyebab adanya medan magnet di bumi.

4. Struktur internal Bumi berdasarkan perilaku reologisnya

Pembagian internal bumi menjadi beberapa bagian seperti diuraikan


sebelumnya yaitu menjadi kerak, mantel dan inti bumi adalah berdasakan
respon lapisan-lapisan bumi tersebut terhadap gelombang seismik
(gelombang gempa) yang melaluinya. Sebelumnya, para ahli juga telah
membagi bagian internal bumi berdasarkan perilaku reologisnya yaitu
bagaimana material bumi tersebut merespon gaya yang diberikan
kepadanya. Berdasarkan perilaku reoligisnya tersebut, bumi dibagi menjadi
tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.

Litosfer adalah bagian bumi terluar yang berupa lapisan batuan yang
bertemperatur rendah dan bersifat kaku. Litosfer ini berada mengapung
diatas lapisan lain yang disebut astenosfer. Astenosfer berupa batuan yang
bertemperatur tinggi mendekati titik leburnya sehingga mudah terdeformasi
dan besifat lebih plastis (tidak kaku seperti batuan). Jika kerak bumi dan
mantel berbeda karena komposisinya, maka litosfer dan astenosfer
dibedakan karena kuat-lemahnya batuan. Lapisan di bawah astenosfer
adalah mesosfer. Pada waktu itu, konsep tentang litosfer dan astenosfer ini
dikembangkan untuk menjelaskan fenomena gerakan benua.

Walaupun saat ini kita sudah dapat mengetahui lebih detil mengenai struktur
internal bumi, kedua istilah tersebut masih tetap digunakan sampai
sekarang. Seperti sudah disebut sebelumnya, litosfer terbentuk dari bagian
bumi yang terdiri dari lapisan kerak dan mantel bagian atas.

5. Bagaimana mengetahui struktur internal bumi?

Tentu saja sampai saat ini, kita tidak dapat memasukan alat canggih apapun
kedalam bumi hingga mencapai inti bumi. Namun sedikit demi sedikit,
sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli
mampu menyusun dan memetakan apa yang ada di dalam tubuh bumi ini
berdasarkan data gelombang gempa yang terkumpul diberbagai tempat
selama ini. Sebelum mempelajari bagaimana para ahli menyusun
pengetahuannya

62
tentang struktrur internal bumi ini, coba kita perhatikan gambar di bawah
yang merepresentasikan struktur internal bumi.

Gambar 3.1 Model struktur internal bumi. Sumber: Lutgens dkk., 2012

Pengetahuan struktur internal bumi yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 di


atas diperoleh berdasarkan penemuan-penemuan berdasarkan data
gempabumi. Pada saat terjadi gempabumi, gelombang gempabumi tersebut
akan dirambatkan ke segala arah. Gelombang gempabumi yang masuk dan
dirambatkan ke dalam bumi dinamakan gelombang badan. Gelombang
badan ini terdiri dari dua jenis yaitu gelombang P (diambil dari kata primer)
dan gelombang S (diambil dari kata sekunder).

Gelombang P dan gelombang S memiliki kecepatan rambat yang berbeda


sehingga sampai di stasiun pengamat gempa dan terekam di seismometer
dalam waktu yang berbeda pula. Gelombang P akan tercatat lebih dahulu
oleh seismometer oleh karena itu dinamakan gelombang P (primer).
Sedangkan gelombang S akan menyusul tercatat oleh seismometer setelah
gelombang P tercatat. Perbedaan gelombang P dan gelombang S ini selain
dari kecepatan adalah gelombang P merupakan gelombang longitudinal
sedangkan gelombang S merupakan gelombang transversal.
Salah seorang ilmuwan yang pertama kali mempelajari data gempabumi ini
adalah Andreja Mohorovic (1857 – 1936) yang berkabangsaan Yugoslavia.
Dari data gempa yang dipelajarinya, Andreja Mohorovic menemukan
kecepatan gelombang gempabumi yang naik secara tiba-tiba pada
kedalaman
50 km. Andreja Mohorovic berpendapat bahwa perubahan kecepatan
rambat gelombang tersebut disebabkan materi yang dilalui oleh gelombang
gempa tersebut memiliki perbedaan densitas. Daerah dimana kecepatan
gelombang gempa bergerak lebih cepat itu kemudian kita kenal sebagai
mantel bumi. Batas antara kerak bumi dan mantel itu kemudian diberi nama
daerah diskontinuitas Moho.

Kemudian sekitar tahun 1913, seorang ahli gempa dari Jerman yang
bernama Beno Gutenberg menemukan bidang batas antara mantel bumi
dengan inti. Batas antara mantel dan inti bumi ini kemudian dikenal dengan
nama diskontinuitas Gutenberg yang berada pada kedalaman 2885 km.

Dengan mempelajari data gempabumi, Beno Gutenberg menemukan


adanya zona bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S.
Zona bayangan gelombang P atau zona bayangan gelompang S merupakan
daerah yang dimana masing-masing kedua gelombang tersebut tidak
terekam di seismograf. Gutenberg berpendapat bahwa zona bayangan
tersebut terjadi hanya jika Bumi memiliki inti yang komposisinya berbeda
dengan apa yang menyusun mantel. Gutenberg menghitung bahwa inti Bumi
berada mulai sekitar kedalaman 2885 km.

Gambar 3.2 dan gambar 3.3 berikut masing-masing menunjukkan zona


bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S. Perhatikan
gambar 3.2 yang menunjukkan zona bayangan gelombang P. Pada gambar
tersebut keping lingkaran menyatakan Bumi, fokus menyatakan pusat
gempabumi, garis melengkung berpanah menyatakan lintasan gelombang P.
Jadi, ketika gempabumi terjadi yang berpusat di fokus maka gelombang P
akan merambat ke segala arah dan masuk ke dalam Bumi. Seismometer
yang ditempatkan dimanapun di permukaan Bumi akan mencatat
kedatangan gelombang P ini dengan waktu yang berbeda. Gutenberg
menemukan bahwa ternyata seismoter yang ditempatkan pada daerah-
daerah tertentu ternyata
tidak merekam keberadaan gelombang P ini. Jika kita nyatakan fokus gempa
terletak pada posisi 0 derajat, maka seismometer yang berada di posisi 0
derajat sampai 103 derajat akan mancatat kedatangan gelombang P ini.
Gelompang P tersebut tidak tercatat oleh seismometer yang terletak pada
posisi 103 – 143 derajat dan tercatat kembali oleh seismometer yang berada
di posisi 143 derajat dan seterusnya. Daerah atau zona yang kehilangan
gelombang P tersebut dinamakan zona bayangan gelombang P. Zona
bayangan gelombang P ini terletak antara 103 derajat sampai 143 derajat
dari fokus (pusat) gempa.

Gambar 3.2 Zona bayangan gelombang P (P-wave shadow zone). Sumber: Van der
Pluijm, Ben A., 2003

Gambar 3.3 Zona bayangan gelombang S (S-wave shadow zone). Sumber: Van der
Pluijm, Ben A., 2003
Sekarang, perhatikan gambar 3.3 yang menunjukkan zona bayangan
gelombang S. Ketika gempabumi terjadi di fokus maka gelombang S pun
akan dirambatkan ke segala arah dan terekam oleh seismometer. Namun
Gutenberg menemukan bahwa seismometer yang terletak di posisi 103
derajat dan seterusnya tidak merekam kedatangan (keberadaan) gelombang
S tersebut. Daerah atau zona dimana gelombang S tidak terekam
(terdeteksi) ini kemudian dinamakan zona bayangan gelombang S. Zona
bayangan ini terletak mulai dari posisi 103 derajat dari pusat (fokus)
gempabumi.

Dengan ditemukannya zona bayangan gelombang S ini, para ahli kemudian


berkesimpulan bahwa inti-luar bumi berwujud cair. Mengapa? Karena seperti
telah disebutkan sebelumnya bahwa gelombang S merupakan gelombang
yang merambat secara tranversal. Kita tahu bahwa gelombang transversal
tidak dapat merambat didalam zat cair.

Sekarang bagaimana para ahli mengetahui bahwa inti dalam bumi berwujud
padat? Mereka mengetahui hal tersebut dari studi-studi yang menunjukkan
bahwa gelombang P mengalami pemantulan di dalam inti (gambar 3.4).
Adanya pemantulan gelombang tersebut haruslah terjadi jika gelombang
merambat pada medium yang berbeda.

Gambar 3.4 Gelombang P yang mengalami pemantulan di dalam inti bumi. Sumber:
Van der Pluijm, Ben A., 2003

6. Lempeng Tektonik

Litosfer bersifat keras berada di atas astenosfer yang relatif lebih lunak.
Menurut teori lempeng tektonik, litosfer yang menyelubungi bumi terpecah ke
dalam beberapa bagian. Pecahan-pecahan litosfer tersebut disebut
lempeng. Litosfer tersusun dari beberapa lempeng besar dan beberapa
lempeng kecil.
Lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas lapisan astenosfer dan
masing-masing bergerak dengan kecepatan (laju dan arah) yang berbeda
dengan laju antara beberapa mm/tahun sampai belasan cm/tahun. Gambar
di bawah menunjukkan lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi.

Gambar 3.5 Lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi.


(Sumber: Shedlock & Pakiser, 1997. pada URL:
http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/where.html)

Lempeng-lempeng tektonik tersebut masing-masing diberi nama seperti


lempeng Pasifik, lempeng Antartik, lempeng Nasca, dan sebagainya.
Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan lempeng. Lempeng-
lempeng tektonik yang bertemu di Indonesia adalah lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, serta lempeng Filipina.

Pertemuan lempeng (batas lempeng) merupakan daerah yang sangat aktif


secara tektonik dimana di daerah tersebut berpotensi terjadi gempabumi.
Tipe batas lempeng terdiri dari tiga yaitu tipe konvergen, divergen, dan
tranform.
Tipe kovergen adalah jika dua buah saling mendekat. Terdapat dua macam
tipe konvergen, yaitu tumbukan dan subduksi. Gambar 3.6 dan Gambar 3.7
menggambarkan tipe konvergen tumbukan dan subduksi.

Gambar 3.6 Tipe Tumbukan.

Gambar 3.7. Tipe subduksi. Jenis


subduksi terjadi jika salah satu lempeng
masuk ke bawah lempeng yang lain
yang disebabkan oleh perbedaan masa
jenis antara kedua lempeng tersebut.

Tipe Divergen terjadi jika lempeng yang satu bergerak menjauhi lempeng
yang lainnya. Gambar 3.8 menunjukkan batas lempeng tipe divergen.

Gambar 3.8 Tipe Divergen


Sedangkan tipe transform adalah jika dua buah lempeng bergerak saling
bergesekan.

Gambar 3.9 Tipe Transform

Tipe batas lempeng di Indonesia merupakan tipe subduksi. Daerah-daerah


di sekitar batas lempeng ini merupakan daerah-daerah yang sering terjadi
gempa bumi. Gambar 3.10 mengilustrasikan pertemuan lempeng Indo-
Australia dengan lempeng Eurasia.

Gambar 3.10 Ilustrasi pertemuan lempeng Indo-Australia


dengan lempeng Eurasia.

7. Gempabumi

Gempabumi adalah bergetarnya bumi akibat adanya pelepasan energi


secara tiba-tiba di lempeng bumi. Pada dasarnya getaran tersebut adalah
energi yang merampat dalam bentuk gelombang. Mekanisme terjadinya
gempabumi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dari bukti-bukti seismik serta geofisik lainnya dan dari percobaan-percobaan


yang dilakukan di laboratorium, para ilmuwan sepakat bahwa gaya
/penyebab pergerakan lempeng adalah karena adanya pergerakan lambat
dari mantel
(astenosfer). Sepanjang waktu lempeng-lempeng dalam keadaan bergerak
terus secara perlahan-lahan. Pergerakan tersebut menimbulkan akumulasi
tekanan di suatu blok batuan. Proses tersebut diikuti dengan melengkungnya
blok batuan tersebut sampai mencapai maksimum. Ketika tekanan
bertambah besar dan blok batuan tidak dapat lagi menahan tekanan, maka
untuk melepaskan tekanan tersebut, blok-blok batuan retak dan bergerak
secara tiba-tiba. Pergerakan ini yang menimbulkan gempa bumi.

Daerah retakan blok batuan tersebut terjadi di daerah batas lempeng.


Karena Indonesia merupakan daerah batas lempeng maka Indonesia
merupakan daerah yang berpotensi gempabumi. Gambar 11 di bawah
menunjukkan pusat-pusat gempa yang terjadi antara tahun 1963 – 1998.
Pada gambar tersebut membuktikan wilayah Indonesia yang merupakan
daerah yang sering mengalami gempabumi.

Gambar 3.11 Episentrum gempa yang terjadi dalam selang tahun 1963 – 1998. Pada
gambar ini pusat suatu gempa diwakili oleh satu titik.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi.)

8. Gelombang Gempa

Ketika terjadi gempa bumi maka energi yang dilepaskan oleh gempa
tersebut dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang gempa (atau
disebut juga gelombang seismik). Gelombang gempa yang terjadi terdiri dari
gelombang badan dan gelombang permukaan.

70
Gelombang badan adalah gelombang gempa yang merambat ke segala arah
di dalam badan bumi. Gelombang badan ini terdiri dari gelombang P (primer)
yang merupakan gelombang longitudinal dan gelombang S (sekunder) yang
merupakan gelombang transversal. Gelombang P menggerakan material
bumi searah dengan arah pergerakan gelombang. Sedangkan gelombang S
menggerakan material bumi ke kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus
dengan arah pergerakan gelombang. Gambar 12 menunjukkan pergerakan
gelombang P dan gelombang S. Berdasarkan kecepatannya, maka
gelombang P lebih cepat daripada gelombang S. Sehingga gelombang P
akan tercatat di stasiun pengamat gempa lebih dahulu dibanding gelombang
S.

Gambar 3.12 Arah dan Pergerakan gelombang P dan gelombang S.


(Sumber: http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/waves.html)

Gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang merambat di


permukaan bumi. Gelombang permukaan ini terdiri dari gelombang Love dan
gelombang Rayleigh. Gelombang Love menggoyangkan sesuatu di atas
permukaan tanah dari sisi ke sisi yang lain. Sedangkan gelombang Rayleigh
menggoyangkan sesuatu dipermukaan tanah dari atas ke bawah, seperti
halnya gelombang laut. Gelombang permukaan lebih lambat sampai ke
stasiun pengamat gempa dibandingkan dengan gelombang badan

70
(gelombang P dan gelombang S). Gambar 3.12 menunjukkan pergerakan
gelombang Love dan Rayleigh.

Gambar 3.13 Arah dan Pergerakan gelombang Love dan gelombang Rayleigh.
(Sumberhttp://www.geo.mtu.edu/UPSeis/waves.html)

9. Gunungapi

Di samping berpotensi gempabumi, daerah di sekitar batas lempeng merupakan


daerah yang banyak ditemukan gunungapi. Di Indonesia sendiri terdapat puluhan
gunungapi yang masih aktif. Gunungapi merupakan lubang atau rekahan tempat
dimana magma yang berada di dalam Bumi dapat keluar mencapai permukaan
Bumi. Magma adalah lelehan batuan bercampur dengan butiran mineral dan gas-
gas terlarut.

Pembentukan dan aktivitas gunungapi di Indonesia terjadi berkaitan dengan


aktivitas tektonik di batas lempeng tipe subduksi. Perhatikan gambar 3.14 di
bawah.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN 72


KELOMPOK KOMPETENSI I
Modul Guru Pembelajar
Mata
PeLlaIjSaTrRaInKIPunAtuSkM
SPMP

Gambar 3.14 Pembentukan gunungapi di zona subduksi. (Sumber: Lutgens, [2012]

Subduksi lempeng menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dan tekanan pada


lempeng samudera yang bergesekan dengan lempeng benua. Hal tersebut
menyebabkan lempeng meleleh serta melepaskan air yang terkandung di
dalamnya sehingga terbentuk magma. Magma ini memiliki densitas yang lebih
rendah dibanding lingkungannya sehingga secara perlahan naik menuju
permukaan melalui gunungapi.

Magma yang mendesak ke permukaan Bumi menimbulkan akumulasi tekanan


yang dapat menyebabkan erupsi gunungapi. Erupsi gunungapi ini dapat eksplosif
yang membahayakan kehidupan di sekitar gunungapi. Bahaya yang ditimbulkan
oleh letusan gunungapi dapat berasal dari lava, gas, atau materi piroklastik
seperti abu vulkanik dan pecahan batuan yang keluar dari lubang gunungapi.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN 73


KELOMPOK KOMPETENSI I
Gambar 3.15 Letusan gunungapi dan berbagai potensi bahayanya. (Sumber: Lutgens
dkk., 2012)

Gambar 3.15 menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunungapi


secara umum. Beberapa diantaranya adalah:
1. Aliran Lava. Lava adalah magma yang mengalir di permukaan Bumi. Lava
0
ini sangat panas. Suhunya dapat mencapai 800 -1200 C. Kecepatan
alirannya tergantung pada kekentalan magmanya.
2. Lahar. Lahar merupakan lumpur dari sampah vulkanik yang bercampur
dengan air. Lahar ini dapat bergerak dengan kecepatan 100 km/jam.
3. Aliran piroklastik. Aliran ini merupakan salah satu bentuk becana letusan
gunungapi yang sangat mematikan. Aliran ini dapat mengandung gas,
uap air, abu, maupun lapili yang mengahambur ke bawah dengan
kecepatan bisa mencapai 700 km/jam.
4. Jatuhan piroklastik seperti hujan abu, lapili dan bomb. Abu, lapili, dan
bomb merupakan meterial yang dilepaskan dari gunungapi. Mereka
dibedakan dari ukurannya. Jika diameterya kurang dari 2 cm maka
disebut abu vulkanik; jika diameternya antara 2 – 64 cm maka disebut
lapili; dan jika diameternya lebih besar dari 256 cm disebut bomb.

74
B. Aktivitas Pembelajaran

1. Carilah informasi mengenai berapa kedalaman peralatan yang pernah


menembus ke dalam bumi. Di mana? Untuk tujuan apa? Tahun Berapa?

2. Perhatikanlah Tabel di bawah yang menyatakan lapisan bumi dengan


kedalamannya masing-masing. Buatlah sebuah gambar yang menyatakan
struktur internal bumi dengan perbandingan yang sesuai jika kita anggap jari-
jari bumi adalah sebesar 36 cm. Untuk itu, kerjakanlah langkah-langkah
berikut.

Diketahui jejari bumi adalah sebesar 6371 km. Hitunglah berapa besar
perbandingannya jika dibuat menjadi 36 cm.

Lengkapilah tabel di bawah berikut.

Lebar Dalam
Nama Lapisan Ketebalan (km)
Gambar (cm)

Kerak 50 0,28

Mantel 2885

Inti Luar 2270

Inti Dalam 1216

75
Buatkanlah gambar struktur internal bumi dengan menggunakan data
pada tabel di atas.

76
C. Latihan/Kasus/Tugas

1. Perhatikanlah gambar berikut.

Berdasarkan gambar tersebut, uraikanlah bagaimana perubahan


kecepatan gelombang primer (P) yang merambat dari fokus gempa
menuju sampai ke inti bumi.

2. Jelaskan mengapa di Indonesia sering mengalami gempabumi!

3. Jelaskan salah satu alasan mengapa penduduk yang berada di lereng


gunungapi harus dievakuasi sebelum gunungapi tersebut meletus.

77
D. Rangkuman

Struktur internal bumi terbagi menjadi 3 bagian berdasarkan komposisi


penyusunnya yaitu: kerak, mantel, dan inti. Inti bumi dibagi lagi menjadi 2
yaitu inti dalam dan inti luar berdasarkan wujudnya. Walaupun demikian
komposisi penyusun inti luar dan inti dalam bumi adalah sama yaitu besi dan
nikel.

Pembagian struktur bumi tersebut dapat diketahui berdasarkan studi


terhadap data gempabumi yang terekam oleh seismometer yang terdapat di
berbagai tempat. Batas antara kerak bumi dan mantel bumi disebut
diskontinu Moho. Gelombang primer (P) yang merambat sebelum diskontinu
Moho bergerak lebih lambat dibandingkan dengan gelombang P tersebut
yang merambat setelah lapisan diskontinu Moho. Gelombang Sekunder (S)
yang merambat di dalam bumi akan mengalami pelemahan dan lenyap pada
kedalaman 2885 km. Pada kedalaman tersebut merupakan batas antara
mantel bumi dan inti bumi. Batas tersebut dinamakan diskontinu Gutenberg.
Inti dalam bumi yang berwujud padat diketahui dengan kenyataan adanya
gelombang Primer yang terpantul dari dalam inti dan terekam di
seismometer di permukaan bumi.

Gempabumi merupakan energi yang dirambatkan dalam bentuk gelombang


gempa atau sering disebut juga sebagai gelombang seismik. Gelombang
seismik ini terdiri dari gelombang permukaan dan gelombang badan. Sesuai
dengan namanya, gelombang permukaan adalah gelombang yang
merambat di permukaan bumi, sedangkan gelombang badan adalah
gelombang yang merambat di dalam badan bumi. Gelombang badan ini
terdiri dari gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). Gelombang
P dan gelombang S ini yang kemudian dipelajari untuk menentukan struktur
internal bumi.

Disamping gempabumi, peristiwa lain yang terjadi akibat aktivitas lempeng


tektonik adalah gunungapi. Gunungapi merupakan lubang atau rekahan
dipermukaan bumi tempat dimana magma yang berada di dalam Bumi dapat
keluar. Erupsi (letusan) gunungapi sangat berbahaya bagi kehidupan yang
berada di sekitar gunungapi tersebut.

78
Karena Indonesia berada di daerah batas lempeng maka Indonesia banyak
terbentuk gunungapi dan berpotensi terjadi gempabumi.

79
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Hal-hal baru apa yang telah anda peroleh setelah mengikuti kegiatan ini?

2. Hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan ini yang dapat Anda
kembangkan menjadi Lembar Kegiatan Siswa.

3. Materi apa yang Anda anggap kurang dan bagaimana caranya agar
Anda dapat menambah kekurangan tersebut.

80
80 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 TATA SURYA

Bumi beserta planet-planet lain serta benda-benda angkasa lain yang bergerak
mengelilingi Matahari membentuk sebuah sistem yang disebut Tata Surya.
Dalam memandang Bumi sebagai sebuah sistem maka kita tidak bisa
melepaskan keberadaan Bumi sebagai anggota Tata Surya itu sendiri. Oleh
karena karakteristik Bumi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya dan energi
yang bekerja di Tata Surya terutama Matahari sebagai pusat Tata Surya.

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan peserta mampu


menjelaskan karakteristik anggota Tata Surya serta pengaruh interaksinya

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi

 Menjelaskan karakteristik Matahari, planet, Bulan, dan benda angkasa


lainnya
 Menjelaskan pengaruh radiasi Matahari terhadap kehidupan di Bumi
 Menjelaskan gerakan Bumi dan Bulan terhadap Matahari
 Menjelaskan pengaruh pergerakan Bumi dan Bulan bagi kehidupan di
Bumi

8
C. Uraian Materi

1. Karakteristik Anggota Tata Surya

Matahari

Matahari adalah bintang yang menjadi pusat


Tata Surya dimana semua anggota Tata
Surya lain beredar mengelilinginya. Matahari
menghasilkan energi sendiri yang berasal dari
reaksi fusi inti-inti atom Hidrogen di initi
Matahari. Dalam hal ini terdapat kesetaraan
energi dan massa yang dirumuskan oleh
Einstein sebagai E = mc2. Energi Matahari
Gambar 4.1 Matahari (Sumber:
kemudian diradiasikan ke luar Matahari. http://soho.nascom.nasa.gov/gall
ery/images/eit002.html)
Adapun properti fisis yang dimiliki oleh
Matahari adalah sebagai berikut:

 Massa dan Diameter

Matahari memiliki diameter yang diukur sekitar 1,392×109 m dan


massanya diperkirakan sekitar 1.989×1030 kg. Massa Matahari
ditentukan dengan menggunakan Hukum II Newton yaitu:

𝑮𝑴𝒔𝒎𝒆
𝟐
𝟐
≈ 𝒎𝒆 𝒗
𝒓 𝒓
dimana G = Konstanta gravitasi (G = 6,67 x 10 -11 Nm2kg-2)

Ms = Massa Matahari

me = Massa Bumi

r = Jarak Dari Bumi ke Matahari

v = Kecepatan rerata Bumi

 Rotasi Matahari

Matahari bukan merupakan benda padat, namun tersusun dari materi


yang terionisasi yang sering disebut plasma. Bagian terluar Matahari
berotasi dengan kecepatan sudut yang berbeda antara di kutub dan di

82
ekuatornya. Rotasi di bagian ekuator Matahari adalah 24,4 hari

82
sedangkan di bagian kutub rotasinya adalah 36 hari. Rotasi Matahari ini
dapat diamati ketika terjadi sun-spot di permukaan Matahari.

 Produksi Energi

Energi yang dihasilkan oleh Matahari berasal dari reaksi nuklir di inti
Matahari. Pada reaksi itu terjadi penggabungan inti atom hidrogen
menjadi atom Helium dan menghasilkan sejumlah energi. Tentu saja
reaksi yang terjadi tidak sederhana namun melibatkan serangkaian
reaksi. Setiap detik, 7 x 108 ton Hidrogen diubah menjadi 6,95 x 108 ton
Helium.

 Fotosfer

Fotosfer merupakan bagian Matahari yang umumnya kita lihat secara


normal sehari-hari. Jika kita melihat sunspot maka sunspot tersebut
berada di fotosfer ini. Temperatur fotosfer sekitar 5770 K. Besaran
temperatur ini diperoleh dengan cara mengukur panjang gelombang
radiasi Matahari tertentu dan memasukkannya pada Hukum pergeseran
Wien.

 Kromosfer dan Korona

Kromosfer tepat berada di luar fotosfer. Temperatur kromosfer sangat


tinggi yaitu sekitar 20.000 K. Bagian paling luar dari atmosfer Matahari
adalah Korona. Korona dapat terihat pada saat terjadi gerhana Matahari
total. Temperatur Korona sangat tinggi, diperkirakan sekitar 106 K.

 Angin Matahari

Matahari memancarkan arus partikel bermuatan yang disebut dengan


Angin Matahari. Partikel-pertikel tersebut terdiri dari proton dan elektron
yang bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 400 km/detik. Angin
Matahari ini berasal dari Korona dimana temperatur cukup tinggi sehingga
gaya gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk menahan partikel-partikel
tersebut. Saat berhembus, Angin Matahari disertai dengan garis-garis
medan magnet Matahari. Oleh karena itu, Angin Matahari yang
berinteraksi dengan medan magnet Bumi menghasilkan badai megnetik
di Bumi.

82
Planet dan Anggota Tata Surya Lain

Pada tahun 2006, IAU (International Astonomical Union) mengelompokkan


anggota Tata Surya menjadi tiga yaitu planet, planet-kerdil, serta benda-
benda Tata Surya kecil.

1. Planet

Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai


baerikut:

a. mengorbit Matahari;

b. bentuknya cenderung bulat;

c. dalam orbitnya tidak ditemukan benda angkasa lain.

Berdasarkan kriteria tersebut anggota Tata Surya yang memenuhi definisi


planet adalah 8 planet yang sudah dikenal selama ini yaitu: Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-
planet tersebut dapat memiliki satelit. Satelit yang mengorbit Bumi adalah
Bulan.

Planet-planet tersebut ada keras dan memiliki lapisan batuan seperti


Bumi, sering disebut planet terestrial. Sisanya adalah planet yang tidak
keras karena tersusun seluruhnya dari gas, sering disebut planet Jovian.
Planet terestrial terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Sedangkan planet Jovian terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.

Planet juga dapat digolongkan berdasarkan letak orbitnya terhadap orbit


Bumi. Planet-planet yang orbitnya berada di antara orbit Bumi dan
Matahari disebut planet inferior. Sedangkan planet yang orbitnya berada
diluat orbit Bumi dan Matahari disebut planet Superior. Dalam hal ini
planet-planet inferior adalah Merkurius dan Venus, sedangkan planet-
planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus Uranus, dan Neptunus.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA 84


KELOMPOK KOMPETENSI I
(Malam)

Gambar 4.2 Planet Superior dan Planet Inferior (Sumber: Animasi Tata Surya,
PPPPTK IPA [2012])

Planet-planet inferior sampai kapan pun tidak akan pernah berada di atas
kepala kita pada waktu malam hari. Sedangkan planet-planet superior
pada waktu tertentu dapat mencapai kepala kita pada waktu malam hari.
Perhatikan gambar 4.2 di atas.

Planet-planet inferior juga dapat mengalami transit, sedangkan planet-


planet superior tidak dapat mengalami transit. Transit terjadi jika planet
tampak dari Bumi memasuki piringan Matahari seperti ditunjukkan dalam
gambar 4.3. di bawah.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA 85


KELOMPOK KOMPETENSI I
Gambar 4.3 Transit Venus. Lingkaran besar putih adalah Matahari, sedangkan
lingkaran kecil biru adalah Venus. (Simulasi menggunakan Stellarium)

2. Planet-Kerdil

Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:

a. mengorbit Matahari;

b. bentuknya cenderung bulat;

c. dalam orbitnya ditemukan benda-benda angakasa lain.

d. bukan merupakan satelit.

Salah satu contoh planet-kerdil adalah Pluto (Gambar 4.4). Walaupun


dulu sempat dikategorikan sebagai planet, namun karena definisi planet
diubah maka sekarang Pluto bukan bagian dari planet, namun dijadikan
sebagai planet kerdil. Contoh lain adalah Ceres (Gambar 4.5) yang
berada di sabuk asteroid. Sebelumnya Ceres dikelompokkan kedalam
asteorid, namun karena resolusi IAU 2006 maka kini Ceres termasuk
planet-kerdil. Diameter Pluto maupun Ceres masing-masing lebih kecil
dibandingkan dengan diameter Bulan.

86
Gambar 4.4 Citra Pluto. (Kredit: NASA)

Gambar 4.5 Citra Ceres yang diambil menggunakan wahana angkasa Dawn milik NASA.
(Sumber: https://www.nasa.gov/sites/default/files/thumbnails/image/pia19312.jpg)

87
3. Benda Kecil Tata Surya (Small Solar System Bodies)

Seluruh benda angakasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet,


planet-kerdil atau satelit. Benda-benda Tata Surya kecil tersebut
diantaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta
benda-benda kecil lainnya.

Benda kecil Tata Surya ini kebanyakan berada pada sabuk asteroid dan
sabuk Kuiper (Kuiper Belt). Sabuk asteroid berada diantara orbit Mars
dan orbit Jupiter, sedangkan sabuk Kuiper berada di luar orbit Neptunus.

Gambar 4.6 Ilustrasi Sabuk Kuiper. (Kredit: Space Telescope Science Institute,
Graphics Dept. pada https://jimskies.wordpress.com/2015/09/03/pluto-and-
friends/)

Sumber Energi bagi Kehidupan

Dari sekian banyak benda langit di Tata Surya, Bumi adalah satu-satunya
tempat dimana terdapat kehidupan yang kompleks. Semua bentuk
kehidupan di Bumi memerlukan oksigen, air, makanan, temperatur yang
hangat, serta tempat yang nyaman dan aman. Kenyataannya sampai saat
ini di Tata Surya hanya di Bumi saja lingkungan yang mendukung kehidupan
tersebut tersedia. Oksigen, air, makanan dan sebagainya bukan saja
tersedia begitu saja namun mereka tersedia dalam bentuk sistem yang
saling terkait.

Matahari bagi Bumi bukan saja menjadi pusat pergerakan namun juga
sebagai sumber energi utama bagi Bumi. Energi Matahari diterima oleh
Bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang merambat dengan
kecepatan 3 x 108 meter/detik. Sebetulnya tidak hanya cahaya tampak

88
saja yang diradiasikan oleh Matahari namun juga termasuk sinar Gamma,
sinar-x, ultraviolet, infra merah, serta gelombang radio (gambar 7). Bumi
sendiri memiliki atmosfer yang dapat menahan radiasi Matahari yang
berbahaya seperti sinar Gamma, sinar X, dan ultra-violet. Radiasi dalam
panjang gelombang cahaya-tampak dapat menembus atmosfer Bumi dan
menjadi sumber energi utama.

Gambar 4.7 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Peristiwa alam yang dipengaruhi oleh radiasi Matahari diantaranya adalah


sebagai berikut:

 Iklim dan cuaca. Energi Matahari merupakan kontrol iklim dan cuaca.
Rotasi dan revolusi Bumi serta poros Bumi yang sedikit miring
menyebabkan perbedaan penerimaan energi Matahari di bagian-bagian
Bumi. Hal tersebut kemudian menyebabkan terjadinya perbedaan iklim
dan cuaca di Bumi. Perbedaan iklim dan cuaca pada akhirnya
mempengaruhi penyebaran jenis hewan dan tumbuhan.

 Siklus Air. Air tawar sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di
Bumi. Ketersediaan air tawar terus terjaga karena di Bumi terjadi siklus
Air. Hujan yang turun ke Bumi sebagian besar berasal dari laut yang
asin. Penguapan air laut sangat tergantung pada adanya energi

89
Matahari. Jika tidak ada energi dari Matahari yang cukup maka
penguapan air laut tidak akan terjadi. Jika tidak terjadi penguapan maka
tentu saja tidak akan terjadi siklus air sehingga ketersediaan air tawar di
permukaan Bumi akan terancam.

 Proses Fotosintesis. Daun pada tumbuhan sangat membutuhkan


sinar Matahari dalam proses fotosintesis. Jika daun pada tumbuhan tidak
dapat berfotosisntesis maka akan menyebabkan tumbuhan mati.
Ketersediaan tumbuhan sangat penting bagi makhluk hidup lain karena
tumbuhan merupakan sumber makanan pertama dalam rantai makanan.

 Efek Rumah Kaca. Efek rumah kaca menyebabkan temperatur Bumi


terjaga tetap hangat. Cahaya tampak Matahari yang dapat menembus
lapisan atmosfer kemudian sebagian diserap oleh permukaan Bumi.
Permukaan Bumi kemudian meradiasikannya kembali dalam bentuk sinar
inframerah. Sinar inframerah ini sebagian besar tidak dapat menembus
lapisan atmosfer dan terperangkap dan menyebabkan permukaan Bumi
tetap hangat. Tanpa ada efek rumah kaca ini maka semua panas akan
kembali ke ruang angkasa dan menyebabkan Bumi menjadi sangat
dingin.

 Di samping hal di atas, sinar Matahari juga dibutuhkan secara langsung


oleh manusia. Ultraviolet dibutuhkan oleh tubuh Manusia dalam
memproduksi vitamin D. Sinar Matahari juga dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif pengganti minyak bumi.

2. Pergerakan Bumi dan Bulan

Bumi sebagai planet berevolusi mengelilingi Matahari. Selama mengitari


Matahari, Bumi disertai oleh satu buah satelit alam yang disebut Bulan.
Bulan sendiri berevolusi mengelilingi Bumi. Di samping bergerak mengitari
Matahari, Bumi dan Bulan masing-masing berotasi pada sumbunya.

Gerakan Bumi

Seluruh anggota Tata Surya bergerak mengelilingi Matahari. Gerakan


disebut revolusi. Bumi sendiri mengitari Matahari dalam satu putaran
(periode) memerlukan waktu satu tahun atau 365 hari. Lintasan orbit Bumi

90
memiliki eksentrisitas 0,067. Nilai eksentrisitas yang mendekati nol
menyatakan lintasan orbit yang mendekati lintasan berbentuk lingkaran.
Karena nilai eksentrisitas Bumi mendekati nilai nol, maka lintasan orbit Bumi
dapat dianggap berbentuk lingkaran dengan jari-jari 150 juta km. 150 juta km
adalah rerata jarak Bumi ke Matahari yang dalam astronomi disebut 1 SA
(SA=Satuan Astronomi). Pergerakan revolusi Bumi digunakan oleh
Manusia untuk menyusun sistem penanggalan Masehi.

Di samping melakukan revolusi, Bumi juga berotasi pada sumbunya. Sumbu


rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika. Perhatikan gambar
di bawah. Hal tersebut menyebabkan besarnya energi Matahari yang
diterima bagian Bumi tidak sama. Rotasi Bumi juga menyebakan terjadinya
siang dan malam. Pada gambar di bawah, bagian Bumi yang langsung
menghadap datangnya sinar Matahari mengalami siang sementara sebagian
Bumi sebelahnya mengalami malam. Waktu yang diperlukan Bumi untuk
berotasi satu kali putaran adalah 24 jam.

Gambar 4.8 Kemiringan Sumbu Rotasi Bumi

Kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim


antara belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Perhatikan gambar
di bawah.

90
Gambar 4.9 Revolusi Bumi dan waktu terjadinya musim di belahan bumi utara.

Pada gambar di atas, pada posisi 1 belahan Bumi utara sedang mengalami
musim panas, sedangkan belahan Bumi selatan sedang mengalami musim
dingin. Pada posisi 2, belahan Bumi utara menglami musim gugur,
sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim semi. Pada posisi 3,
belahan Bumi utara mengalami musim dingin, sedangkan belahan Bumi
selatan mengalami musim panas. Pada posisi 4, belahan Bumi Utara
mengalami musim semi, sedangkan belahan Bumi selatan mengalami
musim gugur. Begitu seterusnya selama satu tahun bagian-bagian Bumi
mengalami pergantian musim.

92
Gerakan Bulan

Bulan juga mengalamai rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah gerak
Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi Bulan adalah gerak Bulan
mengelilingi Bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasi Bulan
sehingga menyebabkan wajah Bulan yang menghadap Bumi selalu sama.
Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi satu kali adalah sekitar 29
hari atau satu bulan. Revolusi Bulan dimanfaatkan oleh manusia untuk
membuat sistem penanggalan komariah (Hijriah). Pergantian bulan dalam
sistem penanggalan ini ditandai dengan munculnya hilal.

Revolusi Bulan menyebabkan wajah Bulan dilihat dari Bumi selalu berubah
dari hilal, bulan sabit sampai purnama. Perubahan wajah Bulan tersebut
disebut fase Bulan. Pelajarilah gambar di bawah untuk melihat posisi Bulan
terhadap Bumi dan Matahari serta perubahan penampakan wajah Bulan
(fase Bulan).

Gambar 4.10 Fase Bulan. Matahari berada di sebelah kanan yang ditunjukkan dengan
arah kedatangan cahayanya. Bumi berada di pusat lingkaran. (Sumber Gambar:
http://astro.unl.edu/naap/lps/lunarPage2.html)

Nama fase bulan berdasarkan nomor yang tertera pada gambar di atas
adalah sebagai berikut:

93
1. Bulan mati. Dalam sistem penganggalan hijriah, kedudukan bulan ini
menandai terjadinya perubahan bulan misalnya dari bulan Ramadhan
ke bulan Syawal.

2. Bulan sabit.

3. Seperembat pertama. Pada posisi ini Bulan akan tampak


setengahnya.

4. Bungkuk

5. Purnama

6. Bungkuk

7. Seperempat ke tiga

8. Sabit

Gerhana

Peredaran Bumi dan Bulan menyebkan pula peristiwa gerhana Bulan dan
gerhana Matahari. Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan dalam fase purnama
dan Bulan berada tepat di bidang ekliptika. Pada keadaan itu, Bulan, Bumi
dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Sedangkan gerhana Matahari
akan terjadi ketika Bulan dalam fase bulan mati dan Bulan berada tepat di
bidang ekliptika.

Gambar 4.11 Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Bulan.

94
Gambar 4.12. Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Matahari. (Sumber:
http://www.schoolsobservatory.org.uk/astro/esm/solar_eclipse)

Orbit Bulan ternyata tidak sejajar dengan bidang ekliptika. Bidang ekliptika
adalah bidang semu tempat orbit Bumi berada. Perhatikan gambar di
bawah. Hal ini menyebabkan tidak setiap bulan purnama selalu terjadi
gerhana Bulan dan tidak setiap bulan mati terjadi gerhana Matahari.

Gambar 4.13 Ilustrasi orbit Bulan terhadap bidang ekliptika.

Pasang Surut.

Pasang-surut air laut adalah gelombang air laut yang dibangkitkan oleh gaya
gravitasi Bumi, Bulan, dan Matahari. Gaya gravitasi Bulan, Bumi dan gaya

95
gravitasi Matahari akan menarik dan menekan air laut. Perpaduan
bekerjanya gaya-gaya tersebut menyebabkan terjadinya pasang surut air
laut.

Walaupun massa Matahari jauh lebih besar dibandingkan dengan massa


Bulan, namun jarak Matahari lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke
Bumi. Kenyataan seperti itu menyebabkan pengaruh gaya gravitasi Bulan
lebih besar terhadap pasang air laut dibandingkan dengan pengaruh gaya
gravitasi Matahari.

Berdasarkan kedudukan Bulan relatif terhadap Bumi dan Matahari maka


akan terjadi dua jenis pasang yaitu pasang purnama dana pasang perbani.
Pasang purnama terjadi pada saat bulan pernama atau bulan mati. Pada
saat bulan purnama atau bulan mati tersebut gaya yang bekerja pada air laut
adalah resultan gaya gravitasi Bulan dengan gaya gravitasi Matahari yang
relatif besar karena saling memperkuat. Oleh karena itu pada saat pasang
purnama ini maka muka air laut akan relatif lebih tinggi. Sedangkan pasang
perbani terjadi pada saat Bulan tampak dalam fase seperempat pertama
atau seperempat ketiga. Pada kondisi ini, gaya gravitasi Bulan dan gaya
gravitasi Matahari akan saling melemahkan sehingga paras air laut akan
relatih lebih rendah. Kedua jenis pasang ini dijelaskan dalam gambar di
bawah.

96
Gambar 4.14. Pasang Purnama terjadi saat fase bulan mati dan bulan
purnama

Gambar 4.15 Pasang Perbani terjadi saat fase seperempat pertama dan seperempat
ketiga.

Perlu diketahui juga bahwa disamping pengaruh gaya gravitasi Bulan dan
Matahari, terjadinya pasang surut di suatu tempat sangat tergantung pula
dengan kedalaman dasar laut dan keadaan geografi lainnya tempat tersebut.

97
D. Aktivitas Pembelajaran

1. Dengan menggunakan model Tata Surya demonstrasikan kegiatan-


kegiatan berikut:

a. Kelompokkan planet-planet menjadi planet inferior dan planet


superior;

b. Tunjukkan posisi Venus saat elongasi, konjungsi

c. Tunjukkan posisi Jupiter saat elongasi, konjungsi, dan oposisi.

d. Kelompok planet manakah yang dapat mengalami transit.

Gambar 4.16 Model Tata Surya yang digunakan.

Keterangan:

Perhatikan gambar di bawah untuk penjelasan!

 Oposisi sebuah planet terjadi ketika planet tersebut berada di atas


meridian pengamat pada saat tengah malam.

 Konjungsi terjadi ketika posisi planet berada sama arah dengan


Matahari.

 Elongasi planet merupakan sudut yang dibentuk oleh vektor radius


geosentrik planet dengan vektor radius geosentrik Matahari.

98
Gambar 4.17. Kedudukan planet pada saat opisisi, elongasi, dan konjungsi.

2. Dengan menggunakan model Gerhana demonstrasikan kegiatan-


kegiatan berikut serta jawablah beberapa pertanyaan:

a. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi purnama.

b. Pada kedudukan (a) di atas, tunjukkan bagian Bumi yang mengalami


siang dan yang mengalami malam.

c. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi gerhana Bulan.

d. Pada waktu siang atau malamkah terjadi gerhana Bulan?

e. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi pasang surut
perbani.

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Jika massa jenis adalah massa persatuan volume dan volume bola
adalah 4/3π r³ maka tentukanlah berapa massa jenis Matahari.

2. Berapakah waktu yang dibutuhkan Bulan dalam satu kali rotasi?

3. Gerhana Matahari terjadi pada saat Bulan berada pada fase bulan mati.
Namun mengapa tidak setiap kedudukan Bulan pada fase bulan mati
terjadi gerhana Matahari?

99
F. Rangkuman

Tata Surya merupakan sistem yang terdiri dari Matahari, planet, planet kerdil
serta benda-benda kecil lain dimana Matahari menjadi pusat dari pergerakan
anggota-anggota Tata Surya.

Dari total massa Tata Surya, 99% lebih adalah massa Matahari. Di samping
massanya yang demikian besar relatif terhadap seluruh anggota Tata Surya
lain, Matahari juga merupakan sumber energi bagi anggota Tata Surya
termasuk Bumi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Hal-hal baru apa yang telah anda peroleh setelah mengikuti kegiatan ini?

2. Hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan ini yang dapat Anda
kembangkan menjadi Lembar Kegiatan Siswa.

3. Materi apa yang Anda anggap kurang dan bagaimana caranya agar
Anda dapat menambah kekurangan tersebut.

100
KUNCI JAWABAN

A. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Latihan :

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jawaban A C B A D D A C A D

Umpan Balik
1. ekosistem 8. keseimbangan ekosistem
2. organisme 9. Pertanian ramah lingkungan
3. perombakan 10. bahan organik
4. bioremediasi 11. mulsa
5. rizobium 12. drainase
6. pengendalian 13. irigasi
hayati
7. Polinasi

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

1. Jawaban: A
2. Jawaban: A
3. Jawaban: C
4. Jawaban: D
5. Jawaban: A
6. Jawaban: B
7. Jawaban: D
8. Jawaban: A
9. Jawaban: B
10. Jawaban: C

100
KUNCI JAWABAN 101

100
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

1. Gelombang P merambat sekitar 6 km/s dan kemudian meningkat


dengan cepat mencapai 8 km/s di diskonitu Moho. Kemudian di zona
kecepatan rendah sampai zona transisi yaitu sekitar kedalaman 670
km, kecepatan gelombang P mengalami beberapa penurunan dan
kenaikan kecepatan. Setelah melalui zona transisi kecepatan
gelombang P terus bertambah sampai mencapai 14 km/s yang
kemudian menurun sangat cepat pada kedalaman 2900 km sehingga
mencapai 8 km/s. Setelah melalui kedalaman 2900 km tersebut,
kecepatan gelombang P kembali naik bertahap menjadi 10 km/s. Pada
kedalaman 5.155 km, kecepatan gelombang P bertambah kembali
dengan cepat dari 10 km/s menjadi sampai mencapai dan kemudian
naik dengan cepat menjadi 112 km/s.
2. Di Indonesia merupakan terdapat batas beberapa lempeng tektonik,
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan
lempeng Filipina. Batas lempeng tektonik merupakan daerah tempat
dimana sumber gempa-gempa bumi terjadi.
3. Salah satu bahaya yang ditimbulkan oleh gunungapi adalah aliran
piroklastik. Aliran ini sangat panas dan bergerak sangat cepat.
Penduduk yang berada di lereng gunungapi harus segera dievakuasi
sebelum gunungapi tersebut meletus karena jika tidak maka akan
sangat sulit menyelematkan diri dari hembusan aliran piroklastik ini.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

1. Massa Jenis Matahari = 1,41×103 kg/m3


2. 29 hari.
3. Garis edar Bulan mengelilingi Bumi tidak berimpit dengan garis
edar Bumi mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan tidak
setiap bulan mati kedudukan Bulan, Bumi dan Matahari berada
dalam satu garis.

102 KUNCI JAWABAN


EVALUASI

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.

1. Alasan penggunaan mikroorganisme dalam bioteknologi adalah sebagai


berikut, kecuali....
a. tidak membutuhkan keahlian khusus
b. mudah dibiakkan
c. tidak bergantung iklim dan cuaca
d. memproses bahan baku cepat

2. Mengapa hingga kini proses dan produk bioteknologi konvensional masih


tetap digunakan?
a. Biayanya murah
b. Memerlukan alat yang mahal
c. Memerlukan keahlian khusus
d. Produk yang dihasilkan lebih terarah

3. Ciri khusus dari bioteknologi modern adalah....


a. tekniknya baru ditemukan
b. memerlukan alat yang mahal
c. adanya rekayasa genetika
d. agen biologi yang digunakan bersifat alami
4. Manakah diantara pilihan di bawah ini yang bukan termasuk ke dalam
produk bioteknologi?
a. Oncom
b. Kecap
c. Roti
d. Dodol

5. Teknik kultur jaringan diterapkan dengan mengacu sifat tanaman, yaitu


….
a. totipotensi
b. evaporasi
c. fotosintesis
d. berklorofil

6. Salah satu produk bioteknologi yang terbuat dari bahan susu dengan
menggunakan mikroorgnisme Penicillium roquiforti adalah....
a. yoghurt
b. nata de coco
c. mentega
d. keju

7. Tanah merupakan sistem alami pendaur ulangan nutrient dengan cara....


a. bahan organik terfurai menjadi tanah
b. mineral-mineral terserap tanaman
c. humus menyerap nutrient
d. pemupukan tanah

8. Petani menambahkan kapur, dan pupuk buatan ke dalam tanan untuk


menambah....
a. bahan organik
b. bahan padatan
c. mineral
d. udara
9. Humus berasal dari ....
a. mineral
b. bahan organik
c. udara
d. padatan

10. Bagian pada profil tanah yang banyak terdapat campuran bahan
organik dan mineral adalah....
a. topsoil
b. subsoil
c. bahan induk
d. bedrock/lapisan batu

11. Berikut ini adalah hewan yang terdapat pada lapisan tanah yang paling
bawah....
a. semut
b. kaki seribu
c. nematoda
d. cacing

12. Hewan berikut yang tubuhnya memiliki zat perekat untuk mengikat partikel-
partikel tanah adalah....
a. tikus
b. cecurut
c. serangga
d. cacing tanah

13. Ketebalan lapisan mantel Bumi adalah ....


a. 7-70 km
b. 2886 km
c. 2270 km
d. 1216 km
14. Suatu gelombang transversal merambat kedalam Bumi. Pada kedalaman
tertentu gelombang tersebut mengalami pelemahan dan tidak dapat
meneruskan perambatannya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kejadian
tersebut adalah ....
a. gelombang tersebut telah mencapai mantel Bumi
b. gelombang tersebut telah mencapai kerak Bumi
c. gelombang tersebut telah mencapai struktur Bumi yang berbentuk cair
d. gelombang tersebut telah mencapai struktur Bumi yang berbentuk padat

15. Gambar di bawah ini memodelkan pertemuan dua buah lempeng tektonik,
lempeng tektonik A dan lempeng tektonik B. Penujaman lempeng tektonik
A ke bawah lempeng tektonik B disebabkan karena ....

A B

a. lempeng tektonik A bergerak lebih cepat dibandingkan lempeng tektonik


B
b. lempeng tektonik A bergerak lebih lambat dibandingkan lempeng
tektonik B
c. lempeng tektonik A bermassa lebih kecil dibandingkan lempeng tektonik
B
d. lempeng tektonik A bermassa lebih besar dibandingkan lempeng
tektonik B
16. Hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut
𝑮𝑴𝒔𝒎𝒆
𝟐
𝟐
≈ 𝒎𝒆 𝒗
𝒓 𝒓
dimana G = Konstanta gravitasi (G = 6,67 x 10 -11 Nm2kg-2)
Ms = Massa Matahari;
me = Massa Bumi;
r = Jarak Dari Bumi ke Matahari;
v = Kecepatan rerata Bumi.

Jika kita ingin menggunakan rumus tersebut di atas untuk menghitung


massa Matahari maka besaran yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah ....

a. kecepatan rerata Bumi dan Jarak Bumi-Matahari


b. kecepatan rerata Bumi dan massa Bumi
c. massa Bumi dan Jarak Bumi-Matahari
d. massa Bumi dan massa Matahari

17. Pada fenomena efek rumah kaca, mengapa radiasi cahaya tampak Matahari
yang datang dapat menembus lapisan atmosfer sehingga sampai ke
permukaan Bumi sedangkan radiasi dari Bumi dapat tertahan oleh
atmosfer?
a. Karena kondisi atmosfer yang tidak stabil
b. Karena komposisi karbondioksida di atmosfer belum terlalu banyak
c. Karena kedua radiasi tersebut berbeda panjang gelombangnya
d. Karena kedua radiasi tersebut berbeda kecepatan rambatnya

KELOMPOK KOMPETENSI I
EVALUASI 107

KELOMPOK KOMPETENSI I
18. Kedudukan Matahari, Bumi, dan Bulan pada suatu waktu ditunjukkan seperti
pada gambar berikut.

Pada waktu tersebut maka pernyataan yang benar di bawah ini adalah....
a. Bulan tampak purnama
b. Bulan tampak sabit pada malam hari
c. Bulan tidak tampak pada siang hari
d. Bulan tidak tampak pada malam hari

19. Gerhana-bulan selalu terjadi pada saat Bulan mengalami fase ....
a. sabit
b. mati atau bulan baru
c. purnama
d. bungkuk

20. Jika dilihat kedudukannya dari Bumi maka planet Venus akan mengalami
....
a. elongasi dan konjungsi
b. konjungsi dan opsisi
c. oposisi dan elongasi
d. elongasi saja

108 EVALUASI
KELOMPOK KOMPETENSI I
PENUTUP

Demikian telah kami susun Modul Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi I untuk guru IPA
SMP. Modul ini diharapkan dapat membantu Anda meningkatkan pemahaman terhadap
materi Pengembangan RPP. Selanjutnya pemahaman ini dapat Anda implementasikan
dalam pembelajaran di sekolah masing-masing demi tercapainya pembelajaran yang
berkualitas.

Materi dalam modul ini tidak terlalu sulit untuk dipelajari sehingga mudah dipahami. Modul
ini berisikan konsep-konsep inti dan petunjuk-petunjuk praktis dalam pengembangan RPP
dengan bahasa yang mudah dipahami. Anda dapat mempelajari materi dan berlatih melalui
berbagai aktivitas, tugas, latihan, dan soal-soal yang telah disajikan.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan modul ini yang masih terus
dikembangkan untuk mencapai taraf kualitas sempurna. Oleh karena itu, saran-saran yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan lebih lanjut. Sekian dan
terima kasih, semoga sukses, dan mendapat ridho-Nya.

KELOMPOK KOMPETENSI I
PENUTUP 109
1

KELOMPOK KOMPETENSI I
110 PENUTUP

KELOMPOK KOMPETENSI I
DAFTAR PUSTAKA

Benestad. E.,R., (2002). Solar Activity and Earth’s Climate. Berlin:


Springer-Verlag.
Boyce, R. (2005). Experiment Life Under Your Feet: Measuring Soil
Invertebrate Diversity: Teaching Issues and Experiment in
Ecology. Volume 3. April 2015.

IAU, (2006). Resolution B5: Definition of a Planet in The Solar System.


Jimenez . J. (2008). Soil Macro Fauna Field Manual. FAO. Rome

Karttunen, H.,Kroger, P., Oja, H., Poutanen, M., Donner, K.J., (2006).
Fundamental Astronomy 5th edition. Berlin. Springer-Verlag
Kurnia, U., Agus F.,Adimiharja, A., Dariah A. (2006). Sifat Fisik Tanah dan
Metoda Analisisnya. Balai Libang Sumberdaya Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.

Lutgens,F.K., Tarbuck, E. J., (2012). Essentials of Geology. New Jersey:


Pearson Education Inc.
National Soil Research Institute (1982). A Better Guide to Soil Structure.
Cranfield University Siloe.

Sapiie, Benyamin. Dkk., (2014). Geologi Fisik. Bandung: Penerbit ITB.


Waksman. S. (1927). Principle of Soil Microbiology. Baltimore: William &
Wilkin Company.

112 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA


KELOMPOK KOMPETENSI I
111

112 DAFTAR PUSTAKA


KELOMPOK KOMPETENSI I
112 DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK KOMPETENSI I
GLOSARIUM

Anaerob : Hidup tanpa udara


Adafon kehidupan tanah, organisma tanah
Batas Lempeng : Daerah pertemuan antara dua buah lempeng tektonik.
Bidang Ekliptika : Bidang imaginer tempat lintasan Bumi mengelilingi
Matahari
Eksentrisitas : Perbandingan nilai panjang fokus dengan panjang
sumbu semi mayor. Besaran eksentrisitas menentukan
apakah suatu lintasan berbentuk lingkaran atau elip.
Jika eksentrisiatas sama dengan nol maka bentuk
lintasannya adalah lingkaran.
Episentrum : Proyeksi pusat gempabumi di permukaan Bumi.
Gelombang
: gelombang gempabumi yang merambat ke segala arah
badan
di dalam badan bumi.
Gelombang
: gelombang gempabumi yang merambat di permukaan
permukaan
bumi.
Hiposentrum atau fokus gempabumi adalah daerah yang menjadi
pusat gempabumi.
IAU
Organisasi tempat berkumpulnya para astronom (ahli
(International astronomi) sedunia.
Astonomical
Union)
Inseminasi
Proses pembuahan dengan memasukkan sperma ke
buatan
dalam rahim secara buatan, bukan dengan kopulasi
alami
Kedalaman
kedalaman fokus gempa atau hiposentrum diukur dari
gempabumi
permukaan bumi.

112 DAFTAR PUSTAKA


KELOMPOK KOMPETENSI I
GLOSARIUM 113

112 DAFTAR PUSTAKA


KELOMPOK KOMPETENSI I
Kultur jaringan Suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman
seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi
tanaman lengkap kembali
Lapisan Moho Lapisan batas antara kerak dan mantel Bumi.
Layanan
Manfaat yang diperoleh oleh manusia karena
ekosistem tanah
keberadaan organisma di dalam tanah
Mutasi Perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA
maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut
mutasi titik) maupun pada taraf kromosom
Nata de coco Perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA
maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut
mutasi titik) maupun pada taraf kromosom
Radiasi Energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang
Rekayasa Teknik manipulasi gen yang bertujuan untuk
genetika mendapatkan organisme unggul
Sabuk Kuiper Suatu area yang terletak lebih jauh dari orbit Neptunus
dimana banyak ditemukan benda-benda kecil Tata
Surya. Keberadaan benda-benda kecil di luar orbit
Neptunus ini perama kali diperkirakan oleh seorang
astronom yang bernama Gerard Kuiper.
Tanah campuran mineral dan bahan organik pada permukaan
bumi yang telah mengalami perubahan akibat pengaruh
genetik dan lingkungan seperti iklim, organisma,
relief/topografi, bahan induk ,dan waktu
Yoghurt Produk yang dibuat dari susu melalui proses fermentasi
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophiles

114
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
114 TAHUN 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai