Bagian 1
Struktur Interior Bumi
Dari pengukuran dan analisa data geofisika, khususnya gelombang seismik yang dihasilkan
oleh peristiwa gempa bumi, diperoleh bentuk struktur interior bumi berlapis berlapis seperti
lapisan kulit bawang. Lapisan ini dapat dibedakan berdasarkan kandungan kimia dan sifat
fisika lapisan tersebut. Bumi memiliki bahan silikat padat pada kulit luar, kemudian dibawah
lapisan kulit luar terdapat mantel yang sangat kental. Dibawah lapisan mantel ini terdapat
inti luar cair yang viskositasnya sangat rendah dibandingkan dengan mantel. Setelah lapisan
ini terdapat inti dalam yang solid. pemahaman ilmiah tentang struktur internal Bumi
didasarkan pada beberapa pengamatan data berupa topografi dan batimetri, pengamatan
batuan di singkapan, sampel dibawah permukaan dari kedalaman yang sangat dalam yang
dibawa oleh aktivitas gunung berapi, analisis gelombang seismik yang melewati lapisan
lapisan Bumi, pengukuran dari medan gravitasi dan magnetik bumi, dan percobaan dengan
padatan kristal pada tekanan dan suhu karakteristik interior dalam bumi yang dilakukan
dilaboratorium. Dari kesemua data tersebut akhir nya didapat struktur lapisan bumi dari
permukaan hingga pada inti bumi tersebut. Penelitian tentang struktur bumi ini telah dimulai
sejak peradaban keilmuan muncul hingga hari ini dengan menggunakan berbagai cabang
keilmuan. Secara umum rumpun keilmuan ini di kenal dengan Geosains (Geosciences).
1. Kerak
Ketebalan kerak bumi berkisar antara 5-70 kilometer (3,1 - 43,5 mil) yang merupakan
lapisan terluar dari lapisan bumi. Kerak samudra (oceanic crust) dengan ketebalan 5-
10 km adalah bagian yang tipis yang mendasari cekungan laut dan terdiri dari
padatan batuan yang bersifat mafik (besi magnesium batuan silikat) seperti basalt.
Komposisi utama kandungan Kerak Bumi (samudra dan Benua) terlahat pada. Kerak
bumi adalah lapisan luar yang keras dari Bumi. Ini kurang dari 1% volume bumi. Kerak
bumi terdiri dari berbagai jenis batuan: batuan beku, metamorf, dan sedimen. Mantel
dan kerak bumi terbentuk sekitar 100 juta tahun setelah terbentuknya planet ini,
sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Awalnya kerak itu sangat tipis, dan mungkin sering
berubah karena lempeng tektonik bergeser lebih banyak daripada yang mereka
lakukan sekarang. Kerak bumi hancur berkali-kali oleh asteroid yang menabrak Bumi.
Kerak adalah dua jenis yang berbeda. Salah satunya adalah kerak benua (di bawah
tanah) dan yang lainnya adalah kerak samudra (di bawah lautan). Kerak benua lebih
tebal, dan kerak samudera lebih tipis. Ketebalan kerak bervariasi dari 5 sampai 80
kilometer.
Kerak benua lebih tebal dari kerak samudra. Kerak benua kurang padat dan terdiri
dari natrium kalium, batu aluminium silikat, dan granit. Batuan kerak jatuh ke dalam
dua kategori utama - sial dan sima (Suess, 1831-1914). Diperkirakan bahwa sima
2. Mantel
Mantel adalah lapisan di dalam planet terestrial dan beberapa badan planet berbatu
lainnya. Agar mantel terbentuk, badan planet harus cukup besar sehingga telah
mengalami proses diferensiasi kerapatan bodi planet. Mantel dibatasi di bagian
bawah oleh inti planet dan di atas oleh kerak bumi. Planet terestrial (Bumi, Venus,
Mars dan Merkurius), Bulan, dua bulan di Jupiter (Io dan Europa) dan asteroid Vesta
masing-masing memiliki mantel yang terbuat dari batu silikat. Interpretasi data
antariksa menunjukkan bahwa setidaknya dua bulan Jupiter lainnya (Ganymede dan
Callisto), serta Titan dan Triton, masing-masing memiliki mantel yang terbuat dari es
atau zat volatil padat lainnya.
Bagian dalam Bumi, mirip dengan planet terestrial lainnya, terbagi atas beberapa
lapisan komposisi yang berbeda. Mantel adalah lapisan antara kerak dan inti luar.
Mantel bumi adalah cangkang batu silikat dengan ketebalan rata-rata 2.886
kilometer. Mantel itu menghasilkan sekitar 84% volume bumi. Mantel bersifat padat
tapi dalam waktu geologis itu berperilaku sebagai cairan yang sangat kental. Mantel
kaya zat besi dan nikel, yang menghasilkan sekitar 15% volume bumi. Episode masa
lalu saat mantel meleleh dan bervulkanisme dilokasi yang dangkal telah menghasilkan
kerak tipis dari produk lelehan yang mengkristal di dekat permukaan. Informasi
tentang struktur dan komposisi mantel diperoleh dari penyelidikan geofisika dan dari
analisis geosains langsung dari xenolith dan mantel bumi yang telah terpapar dan
terbentang pada punggungan laut (mid-oceanic ridge).
Mantel dibagi menjadi beberapa bagian yang didasarkan pada hasil analisa
seismologi. Lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
- Mantel atas dimulai dari Moho (atau dasar kerak sekitar 7 sampai 35 km ke
bawah) sampai 410 km.
- Zona transisi (410-660 km atau 250-410 mi)
- Mantel bawah (660-2,891 km), dan
- Anomali batas inti-mantel dengan ketebalan bervariasi (rata- rata ~ 200 km).
Bagian atas mantel didefinisikan oleh peningkatan kecepatan seismik yang tiba-tiba,
yang pertama kali dicatat oleh Andrija Mohorovičić pada tahun 1909; batas ini
sekarang disebut sebagai diskontinuitas Mohorovičiity atau "Moho". Mantel paling
atas ditambah kerak di atasnya yang relatif kaku dan membentuk litosfer, lapisan
tidak beraturan dengan ketebalan maksimum mungkin 200 km. Di bawah litosfer,
mantel atas menjadi lebih banyak bersifat plastik. Di beberapa daerah di bawah
litosfer, seismic gelombang S mengalami penurunan kecepatan. Zona kecepatan
rendah (LVZ) ini meluas sampai kedalaman beberapa ratus km. Inge Lehmann
menemukan diskontinuitas seismik sekitar 220 km meskipun diskontinuitas ini telah
ditemukan dalam penelitian lain, tidak diketahui apakah diskontinuitas terjadi di
mana-mana. Zona transisi adalah area dengan kompleksitas yang besar secara fisik
yang memisahkan mantel atas dan bawah. Mantel berbeda secara substansial dari
kerak pada sifat mekaniknya sebagai konsekuensi langsung dari perbedaan komposisi
(mineralogi yang berbeda). Perbedaan antara kerak dan mantel didasarkan pada
kimia, tipe batuan, reologi dan karakteristik seismik. Kerak bumi adalah produk
solidifikasi mantel yang meleleh, dinyatakan sebagai berbagai tingkat produk leleh
parsial selama waktu geologis
Suhu di dalam mantel, suhu berkisar antara 500 sampai 900 ° C pada batas atas
dengan kerak bumi dan lebih dari 4.000 ° C pada batas inti bumi. Meskipun suhu yang
lebih tinggi jauh melebihi titik lebur batuan mantel di permukaan (sekitar 1200 ° C
untuk peridotit), namun mantel hampir secara eksklusif dikatakan padat. Tekanan
litostatik yang besar diberikan pada mantel sehingga mencegah pencairan. Karena
perbedaan suhu antara permukaan bumi dan inti luar dan kemampuan batuan
kristalin pada tekanan dan suhu tinggi untuk mengalami perubahan bentuk yang
lambat, maka ada sirkulasi material konvektif di dalam mantel. Bahan panas naik
keatas, sementara bahan pendingin (yang lebih berat) tenggelam ke bawah. Gerakan
material turun terjadi pada batas lempeng konvergen yang disebut zona subduksi.
Tekanan di bagian bawah mantel adalah ~ 136 GPa (1,4 juta atm). Tekanan meningkat
saat kedalaman meningkat, karena bahan di bawahnya harus menopang berat semua
bahan di atasnya. Seluruh mantel, bagaimanapun, dianggap berubah bentuk seperti
cairan pada rentang waktu yang lama.
Estimasi untuk viskositas kisaran mantel atas antara 1019 dan 1024 Pa · tergantung
pada kedalaman, suhu, komposisi, keadaan stres, dan banyak faktor lainnya. Dengan
demikian, mantel atas hanya bisa mengalir sangat lambat. Namun, ketika kekuatan
besar diterapkan pada mantel paling atas, hal itu bisa menjadi lebih lemah, dan efek
ini dianggap penting dalam pembentukan batas lempeng tektonik.
3. Inti Bumi
Inti bumi (Gambar 2.5) adalah bagian terdalam di Bumi berbentuk bola solid dengan
radius sekitar 1.220 kilometer (sekitar 70% jari-jari Bulan). Inti terdiri dari paduan besi
nikel dan beberapa elemen ringan. Suhu di batas inti dalam adalah sekitar 5700 K
(5400 ° C).
Bumi memiliki inti dalam yang solid dan inti luar yang cair. Ini ditemukan pada tahun
1936 oleh ahli seismologi Denmark Inge Lehmann, yang menyimpulkan dari data
seismogram gempa bumi di Selandia Baru. Dia mengamati bahwa gelombang seismik
memantulkan batas inti dalam dan dapat dideteksi oleh seismograf sensitif di
permukaan bumi. Batas ini dikenal sebagai diskontinuitas Bullen, atau kadang-kadang
sebagai diskontinuitas Lehmann. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1940,
dihipotesiskan bahwa inti dalam ini terbuat dari besi padat. Inti luar diperkirakan
berbentuk cairan. Ini disimpulkan dari pengamatan yang menunjukkan bahwa
gelombang kompresi mampu melewatinya, namun gelombang geser elastik tidak
dapat melewatinya atau dapat dilalui hanya dengan sangat lemah. Kepadatan inti
dalam sulit dipastikan karena gelombang seismic S yang diharapkan melewati massa
padat tersebut sangat lemah dan tidak bisa dideteksi oleh seismograf di permukaan
bumi, karena gelombang S menjadi sangat lemah bahkan tidak mampu melanjutkan
perjalanannya ketika melalui inti luar yang cairan.
Berdasarkan prevalensi relatif berbagai unsur kimia di Tata Surya, teori pembentukan
planet, dan batasan yang diberlakukan atau kimiawi dari keseluruhan volume Bumi,
inti dalam diyakini terdiri dari paduan besi nikel.
Suhu inti bagian dalam dapat diperkirakan dengan mempertimbangkan hambatan
teoritis dan eksperimen yang ditunjukkan pada suhu pelelehan besi tidak murni pada
Bagian 2
Kristalografi
Kristal atau hablur adalah suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral teratur,
dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi dari bangun atau
struktur dalamnya. Material zat padat dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan, di
mana atom atau ion tersusun secara teratur antara atom yang satu dengan yang lainnya
(atau disebut kristal) seperti intan. Sebuah material kristalin merupakan suatu kondisi di
mana atom terletak dalam susunan yang berulang dalam jarak atomik yang besar; oleh
karena itu, muncul urutan yang panjang. Seperti pada saat terjadi proses pemadatan
(solidifikasi), atom-atom akan menempatkan diri mereka sendiri ke dalam pengulangan pola
tiga dimensi di mana masing-masing atom terikat dengan atom tetangga yang letaknya
sangat dekat.
Unsur simetri kristalografi terdiri dari :
a. Zona dan sumbu zona
Zona didefinisikan sebagai satu set bidang-bidang hablur yang terletak sedemikian
sehingga garis-garis potongnya saling sejajar satu sama lain. Sedangkan sumbu
zona adalah suatu garis yang letaknya sejajar dengan garis potong dari bidang-
bidang yang terletak dalam satu zona .
b. Pusat atau inti simetri titik inversi (i)
Suatu hablur dikatakan memiliki pusat (i) jika garis yang ditarik dari setiap titik pada
permukaan hablur selalu melewati pusat hablur dan menghasilkan titik-titik yang
berlawanan arah dengan jarak yang sama dari pusat hablur.
c. Bidang simetri atau cermin/mirror (m)
Bidang simetri atau cermin merupakan bidang imajiner atau khayal yang
memisahkan dua bidang yang mempunyai bentuk muka yang sama dalam ukuran
dan bentuknya pada arah yang berlawanan arah serta terletak tepat diantara kedua
bidang tersebut.
d. Sumbu simetri atau sumbu lipat (n)
Sumbu simetri atau sumbu lipat (n) merupakan garis imajiner, dimana hablur
dapat berotasi serta menunjukan berapa banyak hablur tersebut dapat
memperlihatkan kenampakan bidang hablur yang sama dan sebangun serta benar-
benar berimpit.. Besar sudut sumbu lipat (n) = 3600/n, dengan nilai n: 1, 2, 3, 4, dan
6.
Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus,
tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin.
1. Sistem kristal kubus
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut (α = β = γ)
sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple
cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/BCC) dan kubus berpusat muka (Face-
centered Cubic/ FCC).
2. Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b ≠c) dan semua sudut
(α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana
dan berpusat badan.
3. Sistem kristal Ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, bodycenter (berpusat
badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka( yang ditunjukkan atom
dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda- beda (a ≠ b≠ c),
dan memiliki sudut yang sama (α = β =γ) yaitu sebesar 90°.
4. Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana
dan berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hija
u).Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda- beda (a ≠ b≠ c), serta sudut
α = γ = 90° dan β ≠ 90°.
5. Sistem kristal triklin
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini memiliki panjang rusuk yang
berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.
6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki
ukuran yang sama (a = b ≠ c). sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.
7. Sistem kristal heksagonal
Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), makasystem ini memiliki
6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu 90° dan 120° (α = β = 90°dan γ
=120°) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b ≠ c. semua atom berada pada sudut -sudut
(pojok) heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi
heksagonal (yang ditunjukkan atom denganwarna hijau).
Gambar 3. Sistem Kristal.
Bagian 3
Mineral adalah suatu zat padat homogen yang terbentuk di alam (terjadi secara alamiah)
dan umumnya melalui proses anorganik serta memiliki komposisi kimia tertentu dan
memiliki susunan atom yang teratur (kristalin).
Untuk mengenali mineral secara megaskopis ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan
dikenali dengan baik, yaitu:
1. Perawakan
Perawakan suatu mineral bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuk ini
dipengaruhi oleh keadaan atau lingkungan pembentukannya, namun umumnya
perawakan kristal tertentu sering terlihat pada mineral tertentu pula. Beberapa istilah
yang sering dipakai dalam pemerian perawakan :
- Columnar (meniang)
- Tabular (membatang)
- Foliated, mudah pecah menurut lembaran-lembaran tipis
- Lamellar,
berlapis-
lapis
- Bladed,
bentuk
kristal memanjang seperti pisau
atau bilah
papan
2. Warna
Warna mineral merupakan sifat fisik yang pertama kali dapat kita lihat. Beberapa
mineral mempunyai warna yang hampir selalu tetap, hal ini disebut idiokromatis,
misalnya pada belerang (kuning), pirit (kuning), magnetit (hitam), dll. Warna yang
tetap ini akibat unsur penyusunnya tetap. Beberapa mineral lain yang mempunyai
variasi warna, hal ini disebut allokromatis. Variasi warna ini akibat adanya
pengotoran, pengisian, atau pencampuran unsur-unsur tertentu pada mineral
tersebut.
Perubahan (perusakan) struktur kristal dalam mineral juga dapat merubah warna
mineral. Perubahan warna ini dapat dilakukan dengan memberikan radiasi sinar
energi tinggi (misalnya sinar neutron, sinar gamma, sinar X, dll) atau dengan
memanaskannnya.
3. Gores (streak)
Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar
yang cukup. Warna suatu mineral dapat bervariasi, umumnya karena perbedaan
komposisi kimia ataupun pengotoran, sebagai contoh kuarsa pada umumnya tidak
berwarna namun beberapa dijumpai berwarna ungu atapupun coklat (pengotoran
Fe).
Gores adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Warna tidak harus selamanya
sama dengan gores, sebagai contoh pirit (FeS2) berwarna kunig namun memiliki
gores hitam.
4. Kilap (luster)
Kilap mineral ialah kenampakan permukaan mineral karena pantulan cahaya. Kilap
mineral erat hubungannya dengan daya tembus cahaya terhadap mineral,
pembiasannya serta struktur kristalnya.
- Kilap logam, ditunjukkan oleh mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque)
seperti pirit, wolframit, galena, dll.
- Kilap setengah logam, ditunjukkan oleh unsur-unsur setengah logam seperti
selenium, bismuth, dll.
- Kilap non-logam, umumnya mineral ini dapat meneruskan cahaya.
Berikut ini beberapa istilah untuk pemerian lebih detail dari kilap non-logam :
Kilap Keterangan Contoh Mineral
Logam (metallic) Seperti logam terpoles Selenium dan Bismut
Tanah (dull) Buram seperti tanah Bauksit dan Kaolin
Kaca (vitrous) Seperti pecahan kaca Kuarsa
Minyak Berminyak Sfalerit
(resinous)
Sutera (silky) Seperti serat benang Serpentin, Malachite, dan
Gypsum
Mutiara (pearly) Seperti mutiara Talk
5. Belahan (cleavage)
Belahan atau cleavage adalah kecenderungan suatu kristal yang karena dikenai gaya
atau pemukulan akan pecah kesuatu arah tertentu sehingga didapatkan bidang yang
rata dan licin. Belahan diperikan berdasarkan bagus tidaknya bidang permukaan yang
terbelah, diantaranya :
Belahan Keterangan
Sempurna Bidang belahan sangat rata dan licin
Baik Bidang belahan rata dan licin tidak sebaik yang perfect,
masih dapat pecah melalui bidang lain
Jelas bidang belah jelas tapi tidak begitu rata, tidak begitu licin
dan dapat pecah pada arah lain dengan mudah
Tidak Jelas Bidang belahan tidak jelas, bisa pecah ke segala arah
kemungkinan membentuk fracture sama besar
6. Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan mineral untuk pecah jika dikenai gaya
atau pemukulan tanpa melalui bidang belah tertentu. Fracture dibagi menjadi :
a. Conchoidal, pecah membentuk permukaan halus yang melengkung seperti
kulit bawang, misalnya kuarsa
b. Hackly, pecah dengan membentuk tepi yang tajam-tajam
c. Even, bidang pecah agak kasar dan mendekati bidang datar.
d. Uneven, bidang pecahnya kasar dan tidak beraturan
7. Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral adalah ketahanan terhadap kikisan atau daya tahan mineral terhadap
goresan (scratching) atau gosokan (abrasion).. Kekerasan ini ditentukan dengan cara
menggoreskan suatu mineral yang tidak diketahui kekerasannya dengan mineral lain
yang belum diketahui kekerasannya. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan
relatif mineral yang umumnya dikenal sebagai skala kekerasan Mohs.
Sifat ini penting untuk identifikasi mineral secara cepat. Pengukuran sederhana
menggunakan kuku (H=2.5), jarum baja (H=5.5), dan porselen (H=7) dalam skala Mohs.
Skala Kekerasan
10 Intan
9 Korundum
8 Topaz
7 Kuarsa
6 Ortoklas
5 Apatit
4 Fluorit
3 Kalsit
2 Gypsum
1 Talk
Ciri khas mineral seri Bowen dan beberapa mineral khas batuan sedimen dan metamorf.
Secara megaskopis (pengamatan dengan mata dan loupe) :
Ciri khas mineral seri Bowen :
1) Kuarsa (SiO2)
- Tak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru
- H = 7 (kekerasan)
- Habit (perawakan) dapat berbentuk : trigonal, rombohedral, prismatik, masif,
membutir-irregular, kompak dengan luster (kilap) kaca-lemah (vitreous)
- Cleavage (belahan) : irregular (tidak ada), fracture (pecahan) : conchoidal
- Asosiasi batuan : batuan beku asam – S, asam; batuan sedimen, dan batuan
metamorf.
2) Plagioklas (Na, Ca) (Al, Si)4O8
- Putih, abu-abu, coklat
- H = 6 (kekerasan)
- Habit (perawakan) : triklin, prismatik, memipih, // (010), kadangkadang masif
membutir
- Cleavage (belahan) : sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster
vitreous
- Asosiasi batuan : batuan beku asam – intermedier – basa – ultrabasa
3) Ortoklas/Mikroklin (KalSi3O8)
- Putih – merah jambu
- H = 6 (kekerasan)
- Habit (perawakan) dan sistem : monoklin-prismatik, pipih memanjang,
masif/membutir
- Cleavage (belahan) sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster buram
- Asosiasi batuan : Batuan beku yang kaya akan kalium
4) Olivin (Mg, Fe)2SiO4
- Hijau zaitun
- H = 6.5 tetapi mudah lapuk
- Habit (perawakan) : ortonombik, masif membutir
- Cleavage (belahan) : tak sempurna dengan pecahan sifat kaca/conchoidal,
transparant translucent .
- Asosiasi batuan : batuan beku basa ultrabasa, sering serpentin
5) Piroksen/Hipersten (Mg, Fe Ca)SiO3
- Coklat, hitam
- H=6
- Bentuk : prismatik pendek, menyerat, luster agak buram
- Cleavage (belahan) : baik, saling memotong tegak lurus (90) dengan bentuk
sayatan segidelapan (eight sided)
- Asosiasi batuan : batuan ultrabasa – basa, sering terubahkhlorit
6) Hornblenda, NaCa2(Mg, Fe, Al)3 (Al, Si)8 O22(OH)22
- Hijau, coklat, hitam
- H=6
- Bentuk : monoklin-prismatik panjang (columnar), menyerat membutir
- Cleavage (belahan) : sempurna (56 dan 124) dengan sayatan segienam (six-
sided)
- Asosiasi batuan : batuan beku (basaasam) dan batuan metamorf
7) Golongan mika (berbentuk berlembar/memipih), antara lain :
a. Biotit, (K(Mg, Fe)3 AlSi3O10(OH)2 : coklat, hijau, hitam, dengan H = 3, cleavage
sempurna (//). Asosiasi batuan menengahasam dan batuan metamorf
b. Muskovit, K Al2(Al2Si3O10) (OH)2 : Bening – pucat, dengan H = 2.5, transparant.
Asosiasi batuan : batuan beku asamsangat asam, metamorf; berlembar
c. Khlorit, (Mg, Fe, Al)6 (Al, Si)4 O10(OH)8 : Hijau, dengan H = 2. Sering berasosiasi
dengan batuan teralterasi (batuan ubahan) dan sekis
d. Phlogofit, K Mg3(Al Si3O10)(OH)2 : Coklat pucat, H = 2.5, monoklin irregular platy,
belahan sempurna. Asosiasi pada batuan ultrabasa, metamorphosed dolomites
8) Golongan Felspatoid (mineral yang kekurangan SiO2, lihat catatan dibawah), antara
lain :
a. Nefelin (Na Al SiO4) : Putih, abu-abu, coklat, H = 6, bentuk prismatik memanjang
heksagonal, masif granular. Cleavage tidak sempurna dengan pecahan kaca
b. Leucit (K Al Si2O6) : Putih, abu-abu (agak buram), isometrik, H = 6. Sering
berasosiasi pada batuan volkanik asam berupa mineral yang terisolasi (sebagai
fenokris.
c. Sodalit Na8(Al SiO4)6Cl2 : Biru, putih, merah-jambu, H = 6, massif membutir-
isometrik, cleavage tidak sempurna, batuan nefelin syenit.
Catatan :
- Nefelin (NaAlSiO4) + Silika (2SiO2) Albit (NaAlSi3O8)
- Leucit (KalSi2O6) + Silika (SiO2) Ortoklas (KalSi3O8)
1. Timah merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam industry logam sebagai pelapis.
Dalam explorasinya Timah muncul dalam bentuk mineral yang bersasosiasi dengan batuan
beku asam. Berikut merupakan salah satu mineral utama penghasil bijih Timah adalah….
a. Kasiterit
b. Calaverite
c. Edenbergite
d. Silimanit
e. Garnet
2. Pernyataan yang benar terkait karakter mineral antara Piroksen dengan Hornblende
adalah, kecuali…
a. Piroksen dan hornblende termasuk sistem kristal monoklin
b. Memiliki dominasi warna hitam karena termasuk mafic minerals
c. Kristal piroksen dan hornblende memiliki sudut bidang sumbu yang sama
d. Kesamaan bentuk kristal yaitu prismatic
e. Jawaban a dan b benar
5. Penamaan batuan beku bisa dilakukan berdasarkan asosiasi mineralnya yang kemudian
dapat diketahui asal sifat magmanya. Batuan yang terdiri atas dominan mineral Ortoklas
dan Hornblende, dengan mineral penyerta berupa plagioklas dan kuarsa dapat dinamai
sebagai…
a. Granodiorit untuk tekstur Fanerik, Dasit untuk tekstur Afanitik
b. Monzonit untuk tekstur Fanerik, Trakhiandesit untuk tekstur Afanitik
c. Diorit untuk tektur Fanerik, Andesit untuk tekstur Afanitik
d. Syenit untuk tekstur Fanerik, Trakhit untuk tekstur Afanitik
e. Semua jawaban salah
A B
8. Sedimen mengalami proses transportasi yang akan membentuk tekstur dari batuan
sedimen. Perbedaan antara batuan A dan B pada gambar diatas adalah…
a. Batuan A kemungkinan terendapkan dekat dengan sumber
b. Kematangan tekstur batuan A lebih tinggi dibanding batuan B
c. Batuan B memiliki sortasi yang baik
d. Batuan A dam B terendapkan pada kecepatan arus yang sama
e. Jawaban a dan b benar
9. Diantara gambar berikut ini yang memiliki kemungkinan porositas paling besar adalah…
A
B
10. Suatu batuan sedimen dengan komposisi butiran identik berukuran seragam Menyusun
suatu akuifer dengan ketebalan 2 meter. Perkirakan besar porositas primer pada lapisan
batuan tersebut bila butiran sedimen berukuran diameter 1 mm…
a. 25%
b. 29%
c. 36%
d. 47%
e. 52%
11. Salah satu kegunaan struktur sedimen adalah untuk
menentukan arah arus purba. Gambar di samping
merupakan struktur sedimen yang mampu menunjukkan
arah arus yang disebut dengan….
N
a. Ripplemark
b. Rainmark
c. Wave formed ripples
d. Current ripples
e. Flute mark
12. Interpretasi arah arus yang ditunjukkan pada gambar nomor 11 adalah…
a. Menuju Utara
b. Menuju Selatan
c. Relative ke Barat
d. Bolak balik Barat-Timur
e. Bilak balik Utara-Selatan
13. Batuan metamorf dapat diidentifikasi melalui mineral indeks batuan metamorf, yaitu
mineral yang hanya bisa terbentuk pada batuan metamorf lewat proses metamorfisme.
Salah satu mineral indeks batuan metamorf adalah…
a. Staurolite
b. Garnet
c. Andalusite
d. Jawaban b dan c benar
e. Jawaban a, b dan c benar
14. Urutan tingkat metamorfisme dari yang terrendah dari batuan‐batuan metamorf foliasi
di bawah ini adalah :
a. Batusabak – filit – gneis – sekis
b. Sekis – gneis – filit ‐ batusabak
c. Filit – sekis – gneis ‐ batusabak
d. Batusabak – filit – sekis ‐ gneis
e. Gneis – sekis – filit – batusabak
15. Urutan dari fasies metamorfisme yang menunjukkan gradien geothermal yang tinggi
adalah…
a. Zeolit-Prehnite Pumphellyte-Green Schist-Granulit
b. Zeolit-Blueschist-Eklogit
c. Zeolit-Green Schist-Blue Schist
d. Zeolite-Hornfels-Sanidin
e. Semua jawaban salah
16. Urutan batuan yang benar pada kompleks ofiolit adalah…
a. Granit-Granodiorit-Ryolit
b. Peridotit-Gabro-Massive Basalt-Pillow Lava basalt
c. Segala campuran berbagai jenis batuan
d. Adamalit-Ryodasit-Dasit
e. Granodiorit-Andesit-Lava flow
17. Mineral yang mempunyai komposisi kimia sama dengan mineral kuarsa tetapi bentuk
kristalnya berbeda adalah...
a. Kristobalit
b. Andalusite
c. Kyanit
d. Turquoise
e. Sanidine
19. Mengacu pada soal no. 18, kemungkinan mineral yang dominan dijumpai pada batuan
tersebut adalah . . . .
a. Plagioklas Ca, biotit, piroksen
b. Biotit, muskovit, olivin
c. Olivin, plagioklas Ca, piroksen
d. Kuarsa, Biotit, plagioklas Ca
e. Plagioklas Na, plagioklas Ca, kuarsa
Pembahasan :
1. Jawaban : a. Kasiterit
Kasiterit atau bijih timah adalah satu galian timah oksida, SnO2 yang berwarna hitam
atau merah kecoklatan. Kasiterit biasanya mengandung mineral ikutan seperti pirit,
kuarsa, zirkon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim,
dan monasit selain mineral utama timah.
2. Jawaban : c. Kristal piroksen dan hornblende memiliki sudut bidang sumbu yang sama
Piroksen adalah sebuah kelompok mineral silikat yang banyak ditemukan
pada batuan kristalin. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika tetahedra dan
mengkristal monoklin dan ortorombik. Sedangkan Hornblende mempunyai kekerasan
dari 5-6, berat jenis 2,9-3,4 dan biasanya berwarna hijau opak, coklat kehijauan,
coklat, atau hitam. Belahannya memiliki sudut 56-124 derajat.
3. Jawaban : a. Apatit
Apatit Ca5(F,Cl,OH)(PO4)3
Ortoklas KAlSi3O8
Kalsit CaCO3
Galena PbS
Gypsum CaSO4.2H2O
7. Jawaban : a. Diabasik
Tekstur dibassik dicirikan oleh dilingkupinya mineral plagioklas oleh piroksen. Diabas
atau dolerit atau mikrogabbro adalah batuan mafik, holokristalin, dan subvulkanik
yang setara dengan basalt vulkanik atau gabro plutonik. Batuan diabase merupakan
batuan beku. Batuan diabase adalah batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan
berwarna gelap terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng
samudera. Tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya partial melting batuan menjadi
magma yang bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan bersifat relatif
encer). Magma basaltic ini kemudian mengalami alih tempat menuju kerak benua bagian
bawah, kemudian mengalami fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk magma
diabas yang selanjutnya tersingkap di permukaan bumi.
9. Jawaban : b.
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi
dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau
sebagai persentase antara 0-100%. Batuan dengan butiran akan memungkinkan
memiliki prositas primer yang tinggi. Semakin bagus sortasi akan meningkatkan
porositas batuan, sehingga akan terbentuk lebih banyak rongga di dalam bantuan.
Gambar B menunjukkan batupasir dengan sortasi baik yang memungkinkan
menyimpan rongga lebih banyak.