KEBUMIAN
Bagian 1
Dari pengukuran dan analisa data geofisika, khususnya gelombang seismik yang dihasilkan
oleh peristiwa gempa bumi, diperoleh bentuk struktur interior bumi berlapis berlapis seperti
lapisan kulit bawang. Lapisan ini dapat dibedakan berdasarkan kandungan kimia dan sifat
fisika lapisan tersebut. Bumi memiliki bahan silikat padat pada kulit luar, kemudian dibawah
lapisan kulit luar terdapat mantel yang sangat kental. Dibawah lapisan mantel ini terdapat
inti luar cair yang viskositasnya sangat rendah dibandingkan dengan mantel. Setelah lapisan
ini terdapat inti dalam yang solid. pemahaman ilmiah tentang struktur internal Bumi
didasarkan pada beberapa pengamatan data berupa topografi dan batimetri, pengamatan
batuan di singkapan, sampel dibawah permukaan dari kedalaman yang sangat dalam yang
dibawa oleh aktivitas gunung berapi, analisis gelombang seismik yang melewati lapisan
lapisan Bumi, pengukuran dari medan gravitasi dan magnetik bumi, dan percobaan dengan
padatan kristal pada tekanan dan suhu karakteristik interior dalam bumi yang dilakukan
dilaboratorium. Dari kesemua data tersebut akhir nya didapat struktur lapisan bumi dari
permukaan hingga pada inti bumi tersebut. Penelitian tentang struktur bumi ini telah
dimulai sejak peradaban keilmuan muncul hingga hari ini dengan menggunakan berbagai
cabang keilmuan. Secara umum rumpun keilmuan ini di kenal dengan Geosains
(Geosciences).
1. Kerak
Ketebalan kerak bumi berkisar antara 5-70 kilometer (3,1 - 43,5 mil) yang
merupakan lapisan terluar dari lapisan bumi. Kerak samudra (oceanic crust) dengan
ketebalan 5-10 km adalah bagian yang tipis yang mendasari cekungan laut dan
terdiri dari padatan batuan yang bersifat mafik (besi magnesium batuan silikat)
2. Mantel
Mantel adalah lapisan di dalam planet terestrial dan beberapa badan planet berbatu
lainnya. Agar mantel terbentuk, badan planet harus cukup besar sehingga telah
mengalami proses diferensiasi kerapatan bodi planet. Mantel dibatasi di bagian
bawah oleh inti planet dan di atas oleh kerak bumi. Planet terestrial (Bumi, Venus,
Mars dan Merkurius), Bulan, dua bulan di Jupiter (Io dan Europa) dan asteroid Vesta
masing-masing memiliki mantel yang terbuat dari batu silikat. Interpretasi data
antariksa menunjukkan bahwa setidaknya dua bulan Jupiter lainnya (Ganymede dan
Callisto), serta Titan dan Triton, masing-masing memiliki mantel yang terbuat dari es
atau zat volatil padat lainnya.
Bagian dalam Bumi, mirip dengan planet terestrial lainnya, terbagi atas beberapa
lapisan komposisi yang berbeda. Mantel adalah lapisan antara kerak dan inti luar.
Mantel bumi adalah cangkang batu silikat dengan ketebalan rata-rata 2.886
kilometer. Mantel itu menghasilkan sekitar 84% volume bumi. Mantel bersifat padat
tapi dalam waktu geologis itu berperilaku sebagai cairan yang sangat kental. Mantel
kaya zat besi dan nikel, yang menghasilkan sekitar 15% volume bumi. Episode masa
lalu saat mantel meleleh dan bervulkanisme dilokasi yang dangkal telah
menghasilkan kerak tipis dari produk lelehan yang mengkristal di dekat permukaan.
Informasi tentang struktur dan komposisi mantel diperoleh dari penyelidikan
geofisika dan dari analisis geosains langsung dari xenolith dan mantel bumi yang
telah terpapar dan terbentang pada punggungan laut (mid-oceanic ridge).
Bagian atas mantel didefinisikan oleh peningkatan kecepatan seismik yang tiba-tiba,
yang pertama kali dicatat oleh Andrija Mohorovičić pada tahun 1909; batas ini
sekarang disebut sebagai diskontinuitas Mohorovičiity atau "Moho". Mantel paling
atas ditambah kerak di atasnya yang relatif kaku dan membentuk litosfer, lapisan
tidak beraturan dengan ketebalan maksimum mungkin 200 km. Di bawah litosfer,
mantel atas menjadi lebih banyak bersifat plastik. Di beberapa daerah di bawah
litosfer, seismic gelombang S mengalami penurunan kecepatan. Zona kecepatan
rendah (LVZ) ini meluas sampai kedalaman beberapa ratus km. Inge Lehmann
menemukan diskontinuitas seismik sekitar 220 km meskipun diskontinuitas ini telah
ditemukan dalam penelitian lain, tidak diketahui apakah diskontinuitas terjadi di
mana-mana. Zona transisi adalah area dengan kompleksitas yang besar secara fisik
yang memisahkan mantel atas dan bawah. Mantel berbeda secara substansial dari
kerak pada sifat mekaniknya sebagai konsekuensi langsung dari perbedaan
komposisi (mineralogi yang berbeda). Perbedaan antara kerak dan mantel
didasarkan pada kimia, tipe batuan, reologi dan karakteristik seismik. Kerak bumi
adalah produk solidifikasi mantel yang meleleh, dinyatakan sebagai berbagai tingkat
produk leleh parsial selama waktu geologis
Suhu di dalam mantel, suhu berkisar antara 500 sampai 900 ° C pada batas atas
dengan kerak bumi dan lebih dari 4.000 ° C pada batas inti bumi. Meskipun suhu
yang lebih tinggi jauh melebihi titik lebur batuan mantel di permukaan (sekitar
1200 ° C untuk peridotit), namun mantel hampir secara eksklusif dikatakan padat.
Tekanan litostatik yang besar diberikan pada mantel sehingga mencegah pencairan.
Karena perbedaan suhu antara permukaan bumi dan inti luar dan kemampuan
batuan kristalin pada tekanan dan suhu tinggi untuk mengalami perubahan bentuk
Tekanan di bagian bawah mantel adalah ~ 136 GPa (1,4 juta atm). Tekanan
meningkat saat kedalaman meningkat, karena bahan di bawahnya harus menopang
berat semua bahan di atasnya. Seluruh mantel, bagaimanapun, dianggap berubah
bentuk seperti cairan pada rentang waktu yang lama.
Estimasi untuk viskositas kisaran mantel atas antara 1019 dan 1024 Pa · tergantung
pada kedalaman, suhu, komposisi, keadaan stres, dan banyak faktor lainnya. Dengan
demikian, mantel atas hanya bisa mengalir sangat lambat. Namun, ketika kekuatan
besar diterapkan pada mantel paling atas, hal itu bisa menjadi lebih lemah, dan efek
ini dianggap penting dalam pembentukan batas lempeng tektonik.
3. Inti Bumi
Inti bumi (Gambar 2.5) adalah bagian terdalam di Bumi berbentuk bola solid dengan
radius sekitar 1.220 kilometer (sekitar 70% jari-jari Bulan). Inti terdiri dari paduan
besi nikel dan beberapa elemen ringan. Suhu di batas inti dalam adalah sekitar 5700
K (5400 ° C).
Bumi memiliki inti dalam yang solid dan inti luar yang cair. Ini ditemukan pada tahun
1936 oleh ahli seismologi Denmark Inge Lehmann, yang menyimpulkan dari data
seismogram gempa bumi di Selandia Baru. Dia mengamati bahwa gelombang
seismik memantulkan batas inti dalam dan dapat dideteksi oleh seismograf sensitif
di permukaan bumi. Batas ini dikenal sebagai diskontinuitas Bullen, atau kadang-
kadang sebagai diskontinuitas Lehmann. Beberapa tahun kemudian, pada tahun
1940, dihipotesiskan bahwa inti dalam ini terbuat dari besi padat. Inti luar
diperkirakan berbentuk cairan. Ini disimpulkan dari pengamatan yang menunjukkan
bahwa gelombang kompresi mampu melewatinya, namun gelombang geser elastik
tidak dapat melewatinya atau dapat dilalui hanya dengan sangat lemah. Kepadatan
inti dalam sulit dipastikan karena gelombang seismic S yang diharapkan melewati
massa padat tersebut sangat lemah dan tidak bisa dideteksi oleh seismograf di
pada tekanan yang berada di bawah batas inti dalam (sekitar 330 GPa).
Pertimbangan ini menunjukkan bahwa suhunya sekitar 5.700 K (5.400 ° C). Tekanan
di inti dalam bumi sedikit lebih tinggi daripada pada batas di antara inti luar dan
dalam, yaitu sekitar 330 sampai 360 gigkapascal (3.300.000 sampai 3.600.000 atm).
Besi bisa padat pada suhu tinggi seperti itu hanya karena suhu lelehnya meningkat
secara dramatis pada tekanan sebesar itu (lihat hubungan Clausius-Clapeyron).
Sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Science menyimpulkan bahwa suhu leleh
besi pada batas inti dalam adalah 6230 ± 500 K, kira-kira 1000 K lebih tinggi dari
perkiraan sebelumnya.
Karena inti dalam tidak terhubung secara kaku dengan mantel Bumi, inti dalam
kemungkinan berputar sedikit lebih cepat atau lebih lambat dari putaran material
Bagian 2
Kristalografi
Kristal atau hablur adalah suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral
teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi
dari bangun atau struktur dalamnya. Material zat padat dapat diklasifikasikan
berdasarkan keteraturan, di mana atom atau ion tersusun secara teratur antara
atom yang satu dengan yang lainnya (atau disebut kristal) seperti intan. Sebuah
material kristalin merupakan suatu kondisi di mana atom terletak dalam susunan
yang berulang dalam jarak atomik yang besar; oleh karena itu, muncul urutan yang
panjang. Seperti pada saat terjadi proses pemadatan (solidifikasi), atom-atom akan
menempatkan diri mereka sendiri ke dalam pengulangan pola tiga dimensi di mana
masing-masing atom terikat dengan atom tetangga yang letaknya sangat dekat.
Unsur simetri kristalografi terdiri dari :
a. Zona dan sumbu zona
Zona didefinisikan sebagai satu set bidang-bidang hablur yang terletak
sedemikian sehingga garis-garis potongnya saling sejajar satu sama lain.
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut (α = β = γ)
sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple
cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/BCC) dan kubus berpusat muka (Face-
centeredCubic/FCC).
Bagian 3
Mineral adalah suatu zat padat homogen yang terbentuk di alam (terjadi secara alamiah)
dan umumnya melalui proses anorganik serta memiliki komposisi kimia tertentu dan
memiliki susunan atom yang teratur (kristalin).
Untuk mengenali mineral secara megaskopis ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dikenali dengan baik, yaitu:
1. Perawakan
Perawakan suatu mineral bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuk ini
dipengaruhi oleh keadaan atau lingkungan pembentukannya, namun
Lamellar, berlapis-lapis
- Bladed, bentuk kristal memanjang seperti pisau atau bilah papan
- Fibrous, menyerabut misalnya asbes
2. Warna
Warna mineral merupakan sifat fisik yang pertama kali dapat kita lihat.
Beberapa mineral mempunyai warna yang hampir selalu tetap, hal ini disebut
idiokromatis, misalnya pada belerang (kuning), pirit (kuning), magnetit
(hitam), dll. Warna yang tetap ini akibat unsur penyusunnya tetap. Beberapa
mineral lain yang mempunyai variasi warna, hal ini disebut allokromatis.
Variasi warna ini akibat adanya pengotoran, pengisian, atau pencampuran
unsur-unsur tertentu pada mineral tersebut.
Perubahan (perusakan) struktur kristal dalam mineral juga dapat merubah
warna mineral. Perubahan warna ini dapat dilakukan dengan memberikan
radiasi sinar energi tinggi (misalnya sinar neutron, sinar gamma, sinar X, dll)
atau dengan memanaskannnya.
3. Gores (streak)
Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan
sinar yang cukup. Warna suatu mineral dapat bervariasi, umumnya karena
perbedaan komposisi kimia ataupun pengotoran, sebagai contoh kuarsa pada
umumnya tidak berwarna namun beberapa dijumpai berwarna ungu
atapupun coklat (pengotoran Fe).
Gores adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan
pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Warna tidak
4. Kilap (luster)
Kilap mineral ialah kenampakan permukaan mineral karena pantulan cahaya.
Kilap mineral erat hubungannya dengan daya tembus cahaya terhadap
mineral, pembiasannya serta struktur kristalnya.
- Kilap logam, ditunjukkan oleh mineral-mineral yang tidak tembus cahaya
(opaque) seperti pirit, wolframit, galena, dll.
- Kilap setengah logam, ditunjukkan oleh unsur-unsur setengah logam seperti
selenium, bismuth, dll.
- Kilap non-logam, umumnya mineral ini dapat meneruskan cahaya.
Berikut ini beberapa istilah untuk pemerian lebih detail dari kilap non-logam :
5. Belahan (cleavage)
Belahan atau cleavage adalah kecenderungan suatu kristal yang karena dikenai gaya
atau pemukulan akan pecah kesuatu arah tertentu sehingga didapatkan bidang yang
rata dan licin. Belahan diperikan berdasarkan bagus tidaknya bidang permukaan
yang terbelah, diantaranya :
Belahan Keterangan
6. Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan mineral untuk pecah jika
dikenai gaya atau pemukulan tanpa melalui bidang belah tertentu. Fracture
dibagi menjadi :
a. Conchoidal, pecah membentuk permukaan halus yang melengkung
seperti kulit bawang, misalnya kuarsa
b. Hackly, pecah dengan membentuk tepi yang tajam-tajam
c. Even, bidang pecah agak kasar dan mendekati bidang datar.
d. Uneven, bidang pecahnya kasar dan tidak beraturan
Sfalerit
7. Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral adalah ketahanan terhadap kikisan atau daya tahan mineral
terhadap goresan (scratching) atau gosokan (abrasion).. Kekerasan ini ditentukan
dengan cara menggoreskan suatu mineral yang tidak diketahui kekerasannya dengan
mineral lain yang belum diketahui kekerasannya. Dengan cara ini Mohs membuat skala
kekerasan relatif mineral yang umumnya dikenal sebagai skala kekerasan Mohs.
Sifat ini penting untuk identifikasi mineral secara cepat. Pengukuran sederhana
menggunakan kuku (H=2.5), jarum baja (H=5.5), dan porselen (H=7) dalam skala Mohs.
Skala Kekerasan
10 Intan
9 Korundum
8 Topaz
7 Kuarsa
6 Ortoklas
5 Apatit
4 Fluorit
3 Kalsit
1 Talk
Ciri khas mineral seri Bowen dan beberapa mineral khas batuan sedimen dan metamorf.
Secara megaskopis (pengamatan dengan mata dan loupe) :
Ciri khas mineral seri Bowen :
1) Kuarsa (SiO2)
- Tak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru
- H = 7 (kekerasan)
- Habit (perawakan) dapat berbentuk : trigonal, rombohedral, prismatik, masif,
membutir-irregular, kompak dengan luster (kilap) kaca-lemah (vitreous)
- Cleavage (belahan) : irregular (tidak ada), fracture (pecahan) : conchoidal
- Asosiasi batuan : batuan beku asam – S, asam; batuan sedimen, dan batuan
metamorf.
2) Plagioklas (Na, Ca) (Al, Si)4O8
- Putih, abu-abu, coklat
- H = 6 (kekerasan)
- Habit (perawakan) : triklin, prismatik, memipih, // (010), kadangkadang masif
membutir
- Cleavage (belahan) : sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster
vitreous
- Asosiasi batuan : batuan beku asam – intermedier – basa – ultrabasa
3) Ortoklas/Mikroklin (KalSi3O8)
- Putih – merah jambu
- H = 6 (kekerasan)
- Habit (perawakan) dan sistem : monoklin-prismatik, pipih memanjang,
masif/membutir
- Cleavage (belahan) sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster buram
- Asosiasi batuan : Batuan beku yang kaya akan kalium
4) Olivin (Mg, Fe)2SiO4
- Hijau zaitun
- H = 6.5 tetapi mudah lapuk
Catatan :
5. Penamaan batuan beku bisa dilakukan berdasarkan asosiasi mineralnya yang kemudian
dapat diketahui asal sifat magmanya. Batuan yang terdiri atas dominan mineral Ortoklas
dan Hornblende, dengan mineral penyerta berupa plagioklas dan kuarsa dapat dinamai
sebagai…
A B
8. Sedimen mengalami proses transportasi yang akan membentuk tekstur dari batuan
sedimen. Perbedaan antara batuan A dan B pada gambar diatas adalah…
9. Diantara gambar berikut ini yang memiliki kemungkinan porositas paling besar adalah…
A
10. Suatu batuan sedimen dengan komposisi butiran identik berukuran seragam Menyusun
suatu akuifer dengan ketebalan 2 meter. Perkirakan besar porositas primer pada lapisan
batuan tersebut bila butiran sedimen berukuran diameter 1 mm…
a. 25%
b. 29%
c. 36%
d. 47%
e. 52%
11. Salah satu kegunaan struktur sedimen adalah untuk menentukan
arah arus purba. Gambar di samping merupakan struktur sedimen
yang mampu menunjukkan arah arus yang disebut dengan….
a. Ripplemark
b. Rainmark
c. Wave formed ripples
d. Current ripples N
e. Flute mark
12. Interpretasi arah arus yang ditunjukkan pada gambar nomor 11 adalah…
a. Menuju Utara
b. Menuju Selatan
c. Relative ke Barat
d. Bolak balik Barat-Timur
e. Bilak balik Utara-Selatan
13. Batuan metamorf dapat diidentifikasi melalui mineral indeks batuan metamorf, yaitu
mineral yang hanya bisa terbentuk pada batuan metamorf lewat proses metamorfisme.
Salah satu mineral indeks batuan metamorf adalah…
a. Staurolite
b. Garnet
c. Andalusite
d. Jawaban b dan c benar
e. Jawaban a, b dan c benar
14. Urutan tingkat metamorfisme dari yang terrendah dari batuan-batuan metamorf foliasi
di bawah ini adalah :
19. Mengacu pada soal no. 18, kemungkinan mineral yang dominan dijumpai pada
batuan tersebut adalah . . . .
a. Plagioklas Ca, biotit, piroksen
b. Biotit, muskovit, olivin
c. Olivin, plagioklas Ca, piroksen