Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN

1. LAPISAN KERAK BUMI


A. Pengertian Lapisan Kerak Bumi
Kerak Bumi merupakan lapisan terluar Bumi yang terbagi dijadikan dua
kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai
ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar
20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama merupakan batuan basalt,
sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama merupakan granit, yang
tidak sepadat batuan basalt. Kerak Bumi dan beberapa mantel Bumi membentuk
lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.

Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya


temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bidang mantel yang
relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bidang
atas dan astenosfer, litosfer dipecah dijadikan lempeng tektonik yang
berkampanye. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas
Bumi akan makin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.

B. Struktur Lapisan Kerak Bumi


a. Kerak Bumi
Kerak bumi atau dikenal dengan crush adalah kulit bumi bagian paling
luar. Bagian ini juga sering disebut sebagai permukaan bumi. Tebal lapisan
kerak bumi mencapai 70 km yang terdiri dari batu-batuan dan sedimen
masam.
Lapisan inilah yang menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk
hidup, termasuk kita sebagai manusia. Menurut penelitian, suhu di bagian
terbawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat celsius. Kerak bumi dan bagian
tepat di bawahnya hingga kedalaman 100 km tersebut dinamakan dengan
litosfer. Sementara kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic
Discontinuity.
Kerak bumi terdiri dari felspar dan mineral silikat. Umumnya lapisan
bagian atas kerak bumi yang berada di kawasan daratan dilapisi oleh tanah
yang mengandung partikel batuan dan zat organik yang berasal dari
pembusukan makhluk hidup di zaman prasejarah.

b. Selimut Bumi (mantle)

Lapisan bumi berikutnya adalah selimut atau mantle yang disebut dengan
astenosfer. Selimut bumi adalah lapisan yang terletak di bagian bawah kerak bumi
dengan ketebalan mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.

Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan, baik itu berbentuk cair,
padat, maupun gas dengan suhu sangat tinggi. Suhu di bagian dasar selimut bumi
mencapai 3.000 derajat celsius. Dikatakan pula, mantel atau selimut bumi inilah yang
membungkus inti bumi.

Lapisan yang kaya akan magnesium ini terdiri dari dua bagian, yaitu mantel
bagian atas yang bersifat plastik hingga semiplastis dengan kedalaman hingga 400
km dan mantel bagian bawah yang bersifat padat dengan kedalaman 2.900 km.

c. Inti Bumi (core)

Lapisan selanjutnya adalah inti bumi atau core yang terdiri dari material cair
dengan penyusun utama berupa logam besi sebanyak 90%, nikel sebanyak 8%, dan
material lain. Kedalaman inti bumi mencapai 2.900 sampai 5.200 km.

Inti bumi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lapisan inti luar atau outer core
dan lapisan inti dalam atau inner core. Lapisan inti luar memiliki ketebalan sekitar
2.000 km yang terdiri dari besi cair dengan suhu mencapai 2.200 celsius.

Sementara inti bagian dalam yang juga merupakan pusat bumi berbentuk
bola dengan diameter mencapai 2.700 km. Inti bagian dalam ini terdiri dari besi dan
nikel yang suhunya mencapai 4.500 derajat celsius.
Suatu penelitian geofisika pernah menyatakan bahwa inti bumi memiliki
berat jenis material yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari
nikel dan besi. Itulah sebabnya, sebagian besar ilmuwan percaya, bahwa inti bumi
tersusun dari beberapa senyawa nikel dan besi.

d. Inti Dalam

Inti dalam berada pada kedalaman sekitar 5.150 hingga 6.370 kilometer di
bawah permukaan bumi.Inti dalam adalah pusat bumi yang padat dengan ketebalan
sekitar 1.250 kilometer.Kandungannya tersusun dari besi, nikel, sulfur, karbon,
oksigen, silikon, dan potasium.

Suhu di inti dalam mencapai 5.000 hingga 6.000 derajat Celsius. Tekanannya
sangat kuat sehingga inti dalam bersifat padat.

e. Inti Luar

Inti luar berada pada kedalaman 2.890-5.150 kilometer di bawah permukaan


bumi.Inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.200 kilometer dan tesusun dari besi, nikel,
sulfur, dan oksigen.

C. Jenis – Jenis Lapisan Kerak Bumi


a. Kerak Samudra
Kerak samudera adalah lapisan terluar litosfer bumi yang berada di
bawah lautan atau samudra. Kerak samudera terdiri atas beberapa lapisan,
tidak termasuk sedimen di atasnya. Lapisan paling atas, tebalnya sekitar 500
meter (1.650 kaki), termasuk lava yang terbuat dari basal (yaitu, bahan
batuan yang sebagian besar terdiri dari plagioklas dan piroksen).

Lava umumnya terdiri dari dua jenis: pillow lavas (lava bantal) dan
sheet flows (aliran lembar). Lava bantal lava tampaknya berbentuk persis
seperti Namanya, seperti bantal empuk yang besar sekitar 1 meter (3 kaki)
pada penampang dan panjang 1 sampai beberapa meter. Lava bantal
biasanya membentuk bukit-bukit kecil setinggi puluhan meter di pusat
penyebaran.
Ciri-ciri kerak samudra , diantaranya yaitu sebagai berikut:

Kerak samudra sebagian besar terdiri dari berbagai jenis basal,


sehingga diseput juga lapisan basaltis. Ahli geologi sering menyebut batuan
kerak samudera sebagai “sima”. Sima atau singkatan dari silikat dan
magnesium, merupakan mineral yang keberadaannya paling melimpah di
kerak samudera.

Kerak samudra secara konstan terbentuk di punggung tengah


Samudra (mid-ocean ridges), tempat lempeng tektonik saling terpisah satu
sama lain. Saat magma yang keluar dari celah di permukaan bumi mendingin,
magma tersebut menjadi kerak samudera muda.Contoh kerak Samudra
misalnya Kerak Samudra Atlantik, Kerak Samudra Pasifik, Kerak Samudra
Hindia

b. Kerak Benua
Kerak benua adalah lapisan terluar litosfer bumi yang membentuk
benua dan landas benua (continental shelves). Kerak benua membentuk
hampir semua permukaan daratan Bumi. Proses pembentukan kerak benua
terutama di zona subduksi (pada batas lempeng antara lempeng tektonik
benua dan samudera).

Pertumbuhan lateral terjadi dengan penambahan batuan yang terkikis


dari bagian atas lempeng samudera saat lempeng menunjam di bawah tepi
benua (tepi bawah laut kerak benua). Tepi ini ditandai dengan jajaran gunung
api, seringkali berbentuk busur vulkanik, yang membentuk tambahan pada
kerak bumi.

Ada juga bukti bahwa kerak benua terbentuk melalui proses akresi
yang dikenal sebagai relaminasi. Saat lempeng samudera menunjam di
bawah lempeng benua, lempeng tersebut menarik sedimen dasar laut,
magma, dan konsentrasi batuan yang lebih besar bersamanya. Struktur bumi
terdiri dari kerak bumi, selimut bumi dan inti bumi.
Saat terjadi peningkatan tekanan dan suhu seiring dengan
bertambahnya kedalaman, batuan akan meleleh, dan material dengan massa
yang lebih padat di dalam lempeng samudera akan turun lalu tenggelam ke
bawah, sedangkan material yang kaya silika (sehingga kurang terkonsentrasi)
akan membentuk granulit yang melekat pada dasar lempeng benua dan
menambah massanya.

Ciri-ciri kerak benua, diantaranya yaitu sebagai berikut:

Kerak benua sebagian besar terdiri dari berbagai jenis granit, sehingga
disebut juga lapisan granitis. Ahli geologi sering menyebut batuan kerak
benua sebagai “sial”. Sial adalah singkatan dari silikat dan aluminium, yang
merupakan mineral paling melimpah di kerak benua.

Kerak benua terbentuk dari lempeng tektonik. Pada batas lempeng


konvergen, di mana lempeng tektonik saling bertabrakan, kerak benua
terangkat dalam proses orogeni, atau pembentukan gunung. Karena alasan
itulah, bagian paling tebal dari kerak benua berada di pegunungan tertinggi di
dunia. Seperti gunung es, puncak tinggi Himalaya dan Andes hanyalah bagian
dari kerak benua di kawasan munculnya puncak gunung yang bersangkutan,
kerak tersebut memanjang tidak merata di bawah Bumi dan juga
membumbung ke atmosfer.

Kraton adalah bagian kerak benua tertua dan paling stabil. Bagian
kerak benua ini biasanya ditemukan jauh di bagian dalam sebagian besar
benua. Kraton dibagi menjadi dua kategori. Shields adalah kawah tempat
batuan dasar kuno muncul ke atmosfer. Platforms adalah kawah tempat
batuan dasar terkubur di bawah sedimen di atasnya. Baik shileds maupun
platforms memberikan informasi penting bagi ahli geologi tentang sejarah
dan pembentukan awal Bumi.Contoh kerak benua yaitu: Kerak benua
Amerika Utara, Kerak benua Amerika Selatan, Kerak benua Afrika, Kerak
benua Asia dan benua Eropa.
D. Fungsi Lapisan Kerak Bumi
Lapisan bumi terdiri dari empat lapis, yaitu kerak, mantel, inti luar, dan inti
dalam. Lapisan terluar, yaitu kerak bumi, adalah tempat tinggal bagi makhluk
hidup. Di bawahnya terdapat mantel bumi yang berfungsi untuk melindungi inti
bumi.
Terakhir adalah inti bumi, yang memiliki suhu sangat tinggi dan tersusun dari
campuran logam. Seluruh urutan lapisan bumi layaknya telur, yakni cangkangnya
ibarat kerak, putih telur sebagai mantel, dan kuning telur sebagai inti.
Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang terbentuk dari dua lapisan,
yaitu lapisan Si Al (Sillisium dan Allumunium) dan lapisan Si Ma (Sillisium dan
Magnesium). Lapisan Lithosfer disebut juga dengan lapisan kerak bumi, yang
terdiri dari berbagai jenis batuan-batuan, seperti batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.
Litosfer memiliki fungsi yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Di mana
bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan, dan tanaman.
Manusia melakukan aktivitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah
mengandung bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Bahan-bahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah di
antaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel, hingga timah.
Selanjutnya litosfer merupakan lapisan yang dapat dihuni oleh manusia. Di dalam
lapisan litosfer, manusia hidup, berkembang, serta menjalankan segala aktivitas
dalam kehidupannya.

2. Batuan Beku
A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan,
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Sumber : https://www.ayoksinau.com/batuan-beku/

B. Kandungan Mineral Batuan Beku

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku , antara lain : kuarsa, mika,
feldspar, olivin, piroksen.

a. Mineral Kuarsa
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua bagian
oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa merupakan mineral yang paling
berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan sifatnya yang unik dapat membuatnya
menjadi salah satu mineral yang paling berguna.
Kuarsa banyak ditemukan di batuan metamorf, batuan beku, dan batuan sedimen.
Mineral ini merupakan mineral utama dalam batuan felsik yang kaya silika seperti granit,
granodiorit, dan riolit.

Kuarsa merupakan salah satu bahan alami yang paling berguna. Kegunaannya selalu
dihubungkan dengan sifat fisik dan kimianya. Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7 pada
skala mohs yang membuatnya sangat resisten. Hal ini disebabkan karena ikatan struktur
kimianya yang dapat berhubungan dengan berbagai macam unsur.

Kursa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang membuatnya berguna dalam produk
elektronik. Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan "diaphaneity", membuatnya
berguna sebagai batu permata dan juga bahan pembuatan kaca.

b. Mineral Mika
Mika adalah nama golongan dari mineral-mineral hydrous potassium alumunium
silicate yang bersifat kompleks dan berbeda-beda dalam komposisi kimia dan sifat
fisiknya. Mika dapat terbelah-belah dalam lembaran-lembaran tipis, liat, fleksibel,
elastic, dan sukar terbakar.Dialam mika umumnya berbentuk Kristal-kristal kecil,tetapi
kadang-kadang ada juga Kristal mika yang lebar nya 10-20cm ataupun diatas 50cm.
Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk pada tahap akhir proses
pembentukan magma yang kekentalannya rendah dan bersifat asam. Kristal mika
berukuran lebar dan berlapis, relatif lunak (kekerasan 2-2,5) transparan dengan warna
yang bervariasi. Muscovit ini berwarna putih, kuning dan coklat yang memiliki sifat
fleksibel dan elastis didapatkan pada batuan beku yang kaya silica dan alumina.
Sedangkan plogopit bersifat transparan dan elastis dengan warna coklat muda atau
kekuningan dan biasa terdapat pada batuan metamorf yang kaya magnesium. Biotit
berwarna hitam hingga hijau gelap, fleksibel, elastis, dan biasa dijumpai pada batuan
pegmatite, lamprophyre, kadang-kadang pada lava batuan metamorf.
Mineral mika ini terbentuk dari pembekuan magma yang mengalami kristalisasi
pada suhu yang intermediet atau 1000 o C sehingga tebentuk pada batuan beku, ketika
tekumpul atau terakumulasi setelah menjadi materi sedimen akan berada pada batuan
sedimen, dan pada batuan metamorf dapat ditemukan karena mineral ini tahan
terhadap proses metamorfosanya sehingga dapat ditemukan di batuan metamorf.
Karena mika memiliki daya hantar listrik yang lemah, maka mika digunakan atau
dimanfaatkan pada industri mesin, dan industri listrik.Beberapa merk pasta gigi
menyertakan mika putih serbuk yang berfungsi sebagai sebuah ampelas (abrasi) yang
ringan untuk membantu pemolesan permukaan gigi, serta menambahkan keindahan
bersifat kosmetik ke pasta gigi yang tampak lebih berkilauan. Gemerlap dari mika
digunakan pula dalam riasan, karena membuat kulit tampak “berseri-seri” dengan jernih
atau menolong menyamarkan ketidaksempurnaan.

c. Mineral Feldspar
Kata feldspar berasal dari dua suku kata dalam bahasa Swedia yaitu "feldt atau falt"
yang berarti medan dan "spath" yang bermakna pecahan batuan dalam granit (Deer dkk,
1966). Pengertian "spar" lebih diperjelas lagi oleh Castle dan Gilson (1960) yang
mengutip istilah "spat" dalam bahasa Jerman dan mengacu kepada setiap mineral
transparan atau translucent berkarakter bidang belah.
Feldspar adalah kelompok mineral yang terdiri dari unsur silikat yang mengandung
kalium, natrium, dan kalsium. Mineral ini merupakan mineral utama penyusun batuan,
khususnya yang bersifat asam seperti granit.
Bagaimana Feldspar Terbentuk?Mineral pembentuk batuan dibedakan atas mineral
mafik dan felsik; yang pertama mengacu kepada mineral-mineral feromagnesian berupa
mineral-mineral silikat mengandung unsur besi (Fe) dan atau magnesium (Mg) sebagai
unsur dominan. Mineral mafik dikelompokkan menjadi olivin, hipersten, augit,
hornblende, dan biotit. Warna mineral-mineral tersebut umumnya gelap (hijau gelap,
coklat atau hitam).

(Gambar mineral feldspar)

Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, feldspar mempunyai


kerangka struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen
dalam struktur tetrahedral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetrahedra
lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada
kation-kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian
silikon oleh aluminium.
d. Mineral Olivin
Olivin merupakan salah satu kelompok mineral penting pembentuk batuan.
Olivin kaya magnesium terbentuk secara melimpah pada batuan mafik rendah
silika dan batuan ultramafik. Mineral ini dipercaya sebagai mineral penyusun
paling banyak pada mantel Bumi bagian atas. Olivin juga dapat terbentuk pada
batuan metamorfik bertemperatur tinggi, lunar basalt (batu bulan) dan beberapa
meteorit. Nama olivin berasal dari warna uniknya, yakni antara kuning-hijau
hingga hijau gelap dari seri olivin berkomposisi magnesium-besi.
e. Mineral Piroksen
Piroksen (Bahasa Inggris: Pyroxenes, biasa disingkat Px) merupakan kelompok
mineral inosilikat pembentuk batuan utama yang banyak ditemukan di batuan
beku dan metamorf.
Piroksen memiliki struktur umum yang terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedra. Piroksen yang mengkristal dalam sistem monoklinik dikenal sebagai
klinopiroksen dan yang mengkristal dalam sistem ortorombik dikenal sebagai
ortopiroksen.

C. Proses Terbentuknya Batuan Beku


Batuan beku terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau
mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair maupun
batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun kerak
bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu proses
dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, maupun perubahan komposisi.
Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang
bergantung pada jenis batuan beku itu sendiri.

Jenis batuan beku dan proses pembentukan, diantaranya yaitu:

- Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena adanya pembekuan di
dalam dapur magma secara perlahan sehingga tubuh batuan terdiri atas kristal
besar. Contoh batuan beku dalam diantaranya batuan granit, batuan peridotim,
dan juga batuan gabro.
- Batuan beku gang atau korok, proses terbentuknya batuan ini yaitu terjadi pada
celah-celah antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan
lebih cepat sehingga di samping kristal besar adapula banyak kristal kecil. Contoh
batuan beku gang diantaranya batu granit porfir.
- Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini yaitu saat
gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di
sekitar kawah gunung api saja, tapi juga di udara. Proses pembekuan
berlangsung singkat dan hampir tidak mengandung kristal (armorf).

D. Contoh – contoh Batuan Beku


- Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu obsidian ini juga
disebut sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki warna hitam ataupun
cokelat tua. Batu obsidian ini memiliki permukaan yang halus dan juga
mengkilap. Batu obsidian ini banyak dimanfaatkan sebagai alat pemotong dan
juga mata. Proses terjadinya batu obsidian ini berasal dari magma yang
membeku dengan cepat di atas permukaan bumi. Karena proses terbentuknya ini
yang berada di luar permukaan bumi, maka batu obsidian ini seringkali disebut
sebagai salah satu jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

2. Batu Granit
Batu granit juga merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu granit
terbentuk atas butiran- butiran yang kasar yang semi berwarna- warni. Disebut
semi berwarna warni karena jenis batu ini memiliki warna yang berbeda- beda
ada yang berwarna putih dan ada juga yang berwarna keabu- abuan. Batu ini
merupakan jenis batu yang sering digunakan untuk bahan bangunan atau sering
digunakan untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini terbentuk karena
adanya magma yang membeku yang prosesnya terjadi di dalam kerak bumi.
Proses pembekuan ini berlangsung secara perahan- lahan dan dalam waktu yang
cukup lama. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan beku
dalam.

- Batu Basal

Salah satu jenis lain dari batuan beku adalah batu Basal. Batu basal ini sering
disebut juga sebagai batu lava. Batu lava atau basal ini memiliki warna hijau
keabu- abuan dan terdiri dari butiran- butiran kecil atau berbentuk butiran-
butiran kecil. Batu ini juga merupakan salah satu jenis batuan yang sering
digunakan untuk membuat bahan bangunan. Proses terbentuknya batu ini
berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi yang
bercampur dengan gas- gas tertentu yang menyebabkan magma tersebut
memiliki rongga- rongga kecil. Proses terjadinya dimulai dari magma yang keluar
dari dapur magma dan mencapai permukaan bumi yang membeku dengan cepat
di atas permukaan bumi. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk ke dalam jenis
batuan beku luar atau batuan beku efusit.

- Batu Andesit

Salah satu jenis batuan beku lainnya adalah batu andesit. Batu andesit ini
merupakan jenis batuan beku yang mempunyai warna putih keabu- abuan dan
butirannya kecil- kecil seperti ciri- ciri yang dimiliki oleh batu basal. Batu ini
seringkali digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan- bangunan candi
dan semacamnya. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma yang
membeku dengan sangat cepat yang berada di bawah kerak bumi. Batu andesit
ini merupakan salah satu jenis batuan beku yang tergolong ke dalam batuan
beku luar atau batuan beku efusit.

5. Batu Apung
Jenis batuan beku selanjutnya adalah batu apung. Batu apung merupakan
salah satu jenis dari batuan beku yang memiliki ciri khusus berwarna cokelat
bercampur dengan abu- abu muda. Selain warna yang khas tersebut, batu ini
juga memiliki bentuk berongga- rongga. Batu ini seringkali digunakan untuk
mengampelas kayu dan juga digunakan sebagai bahan penggosok. Batu ini
terbentuk dari magma yang membeku di permukaan bumi. Maka dari jenis cara
pembentukannya, batu ini tergolong sebagai batuan beku dengan jenis batu
beku efusit.

3. Batuan Sedimen
A. Pengertian Batuan Sedimen
Bumi merupakan satu- satunya planet di tata surya yang dapat dihuni oleh
manusia. Bumi ini merupakan planet yang cocok ditempati oleh makhluk hidup
karena di dalamnya banyak sekali terdapat berbagai macam zat maupun unsur-
unsur yang dibutuhkan oleh manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Bumi tidak
hanya cocok karena udaranya saja, namun juga karena di bumi ini banyak terdapat
air dan juga banyak terdapat senyawa- senyawa tanah yang dibutuhkan oleh
manusia. Berbagai unsur tanah ini maksudnya adalah berbagai zat- zat atau elemen-
elem yang keberadaannya selalu menyertai tanah, seperti pasir, humus, dan juga
batu. semuanya ini mempunyai manfaat yang dapat menunjang kehidupan manusia
selama dia ada di bumi sehingga tak heran jika menjadi ruang publik untuk
kehidupan manusia.

B. Kandungan Mineral Batuan Sedimen


Mineral-mineral sekunder yang umum terdapat dalam batuan sedimen
misalnya kalsit (bereaksi oleh HCl, sedangkan kuarsa tidak), aragonit
(memiliki habit yang menjarum), pirit (kuning pucat seperti emas dengan
bentuk kristal kubik), glaukonit (berwarna hijau kotor), kaolinit (serbuk
putih seperti bedak), dll.

C. Proses Terbentuknya Batuan Sedimen


Proses terbentuknya batuan sedimen melibatkan 3 proses pengerasan atau
pembatuan, antara lain:
a. Pemampatan (Compaction)
Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan
menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan
butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak
partikel yang lembut, seperti syal, maka sedimen akan lebih mudah
mengalami pemampatan. Akibatnya, lapisan akan menjadi lebih tipis, porositi
berkurang, terutama dalam sedimen lumpur.
Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air
hingga mencapai 60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang
berketelapan tinggi, seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan
peranan penting dalam pelarutan dan pengendapan kimia dalam pasir.
Barulah setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan akan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lainnya. Sedemikian sehingga
tempat sentuhan tersebut mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan
fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan atau pressure solution.
Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran
dan mulai membentuk simen.

b. Penyimenan (Cementation)
Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah
proses di mana mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk
atau terendap di permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya
terbentuk dan utama ialah kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan mengikat
butiran yang menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan ini biasanya
berlaku pada tingkat pertengahan diagenesis. Karena jika berlaku pada
tingkat awal, maka akan mengurangkan kesan pemampatannya. Yang mana,
simen yang keras akan dapat menahan tekanan. Adapun simen kuarza
berasal dari air liang yang tepu dengan silika, yaitu hasil dari larutan
organisme bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat,
dan lain sebagainya. Sedangkan simen klasit dapat terbentuk semasa
sedimen terendap, yaitu berada di kawasan sekitar karbonat.
c. Penghabluran Semula (Recrystallization)

Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran


ulang merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen
tanpa disertai dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya
akan mengalami penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang
ukurannya justru mengecil. Penghabluran semula ini termasuk penting
apalagi dalam kasus batu kapur, di mana ukuran kalsit menjadi bertambah
besar, tekstur, dan strukturnya yang mungkin lenyap.

Namun pada umumnya batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara lain:

Pertama batuan sedimen terbentuk dalam lembangan pengendapan.


Dengan kata lain, proses pembentukannya tidak mengalami proses
pengangkutan. Sedimen jenis ini dikenal sebagai sedimen autochthonous.
Adapun jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya
evaporit, batu kapur, dan laterit.
Kedua batuan sedimen terbentuk tidak dalam lembengan pengendapan
melainkan di luar lembengan pengendapan. Dengan kata lain, proses
pembentukannya mengalami proses pengangkutan. Yang mana, angkutan
tersebut membawa sedimen ke lembangan pengendapan yang baru. Adapun
jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya
konglomerat dan volkanoklastik.

D. Contoh – Contoh Batuan Sedimen


Batuan sedimen termasuk dalam kategori batuan sekunder. Hal tersebut
disebabkan karena material pembentuknya merupakan hasil dari pelapukan
mekanik dan pelapukan kimia batuan yang sudah ada sebelumnya. Terdapat
berbagai jenis batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik dan non klastik. Apa
saja contoh dari batuan sedimen klastik dan non klastik? Penjelasan lebih
lengkapnya adalah sebagai berikut.
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen jenis klastik merupakan batuan yang pembentukannya berasal
dari pecahan batuan asal atau pengendapan kembali oleh organisme pengurai
(baca : Batuan Endapan). Batu asalnya dapat berupa batuan sedimen itu
sendiri, batuan metamorf atau batuan beku (baca : Batuan Beku Luar). Fragmen
batuan diperoleh dari proses pelapukan batuan baik mekanik maupun kimia yang
kemudian mengalami erosi dan terbawa oleh media pembawa menuju suatu
cekungan untuk diendapkan. Contoh batuan sedimen klastik yaitu :
 Breksi
Batu breksi mempunyai butiran- butiran batuan yang bersifat coarse. Batu ini
terbentuk dari proses sedimentasi fragmen- fragmen yang memiliki ukuran
antara 2 sampai 256 milimeter. Ukuran tersebut tergolong ke dalam ukuran
batuan yang kasar. Fragmen- fragmen batuan ini mempunyai bentuk runcing dan
menyudut. Fragmen tersebut berasal dari hasil longsoran yang mengalami
litifikasi.
Selain itu, fragmen batu breksi juga bisa berasal dari kumpulan fragmen di bagian
dasar suatu lereng yang telah mengalami sedimentasi. Campuran dari batu
gamping, granit, kuarsit, kuarsa dan rijang bisa menjadi komposisi dari batu
breksi. Batu breksi yang berukuran besar bisa diakibatkan oleh pengendapan
material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi (baca : Dampak
Letusan Gunung Berapi). Material tersebut mengendap di sungai atau danau di
sekitar lereng gunung berapi.
 Konglomerat
Batu konglomerat memiliki struktur yang hampir sama dengan batu breksi.
Komposisinya terdiri dari campuran atau sejenis kuarsa, granit, rijang dan lain
sebagainya. Ukurannya juga berkisar antara 2 hingga 256 mm. Perbedaan batu
konglomerat dengan batu breksi terletak pada bentuk fragmennya. Bentuk batu
breksi runcing, sedangkan fragmen batu konglomerat memiliki bentuk agak
bulat. Bentuk bulat tersebut akibat dari proses transport yang terjadi pada
material- material penyusunnya.
 Batu pasir
Batu pasir atau standstone adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses
sedimentasi butiran pasir. Butiran- butiran pasir terbawa oleh media
pembawanya seperti angin laut, deburan gelombang laut dan aliran sungai. Pasir-
pasir tersebut kemudian terkumpul pada suatu tempat. Butiran- butiran batu
pasir berukuran antara 0,1 hingga 2 mm. Batu pasir tersusun dari berbagai variasi
komposisi. Ada yang tersusun dari kuarsa dan feldspar banyak terdapat di lapisan
kulit bumi, ada pula yang memiliki komposisi pecahan batuan sabak, riolit, basalt
dan sedikit bijih besi serta klorit.
Batu pasir mempunyai berbagai jenis warna seperti warna coklat, coklat muda,
abu- abu, merah, putih dan kuning. Karena bersifat keras, tahan terhadap cuaca
dan mudah dibentuk, batu pasir banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
bahan membuat bangunan dan jalan. Selain itu, batu pasir juga digunakan
sebagai batu pengasah untuk menajamkan pisau. Batu pasir dapat
dikelompokkan lagi menjadi 3 jenis, yakni graywacke, quartz sandstone dan
arkose.
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik terdiri atas batuan sedimen kimiawi dan batuan
sedimen organis. Batuan sedimen kimiawi terjadi karena proses pengendapan
kimiawi, seperti pengendapan dan pengikisan oleh air yang mengandung banyak
garam (evaporit). Sedangkan batuan sedimen organis terjadi karena aktivitas
organisme terutama mikro organisme. Contoh batuan sedimen non klastik yakni :
 Batu bara
Batu bara disebut juga dengan coal, merupakan batuan  sedimen non klastik
yang terbentuk dari hasil kompaksi material organik seperti akar, batang atau
daun tumbuhan. Proses pembentukannya terjadi di daerah beriklim tropis
dengan air yang mengandung sedikit oksigen seperti daerah rawa- rawa. Bagian-
bagian tubuh tumbuhan yang jatuh ke rawa akan mengendap.
Semakin lama akan semakin banyak bagian tumbuhan yang mengendap dan
terakumulasi. Setelah terkumpul, material- material tersebut akan terkubur oleh
material lain sehingga tekanannya bertambah. Tekanan tersebut akan
mengeluarkan air lalu mengalami kompaksi dan terbentuklah batu bara. Pada
umumnya batu bara berwarna coklat kehitaman dengan tekstur amorf, tebal dan
berlapis. Batu ini tersusun dari humus dan karbon dengan pencahan yang
berdifat prismatik.
 Batu gamping
Batu gamping atau batu kapur (limestone) adalah batuan sedimen non klastik
yang tersusun dari mineral utama berupa kalsit (CaCO3). Batu ini mempunyai
berbagai variasi tekstur. Ada yang bertekstur rapat, oolit atau kristalin, afanatis
hingga berbutir kasar. Pembentukan batu gamping diakibatkan adanya proses
organisme atau proses anorganik. Pembentukan batu gamping kebanyakan
terjadi di laut dangkal yang tenang dan hangat. Kondisi tersebut merupakan
kondisi yang baik bagi organisme untuk membentuk cagkang dan skeleton.
Ketika organisme bercangkang mati, kalisium karbonat yang terdapat pada
cangkang tersebut akan menjadi sumber bahan pembuatan batu gamping. Tidak
hanya dari organisme bercangkang, kalsium karbonat juga bisa di dapatkan dari
air laut. Batu gamping yang terbentuk dari kalsium karbonat air laut
dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia, akan tetapi jumlah batu gamping
jenis tersebut tidak sebanyak batu gamping yang terbentuk dari cangkang
organisme. Ada beberapa jenis batu gamping, diantaranya adalah
o Chalk – Batu gamping ini memiliki tekstur yang halus dan lembut dengan warna abu-
abu putih.
o Coquina – Batu gamping jenis tersebut memiliki tekstur kasar yang yang tersusun
dari sisa-sisa cangkang organisme.
o Fossiliferous – Sesuai dengan namanya, batu gamping fossiliferous memiliki
kandungan fosil di dalamnya.
o Lithographic – Batu ini merupakan batu gamping padat mempunyai butiran yang
halus dengan ukuran yang relatif sama.
o Oolitic – Batu gamping oolitic tersusun dari kalsium karbonat jenis “oolites” dengan
bulatan kecil yang terbentuk dari hasil presipitasi konsentris kalsium karbonat.
o Travertine – Batu ini biasanya terbentuk di dalam gua dan menghasilkan
kenampakan berupa stalakmit, stalaktit, dan flowstone.
4. Batuan Metamorf
A. Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang
berubah bentuk karena suhu atau tekanan. Disebut sebagai batuan metamorf
karena dalam proses pembentukannya batuan ini mengalami proses
metamorfosis atau proses perubahan bentuk.
Proses metamorfosis tersebut merupakan proses yang akan
mengubah batuan induk yang merupakan batuan sedimen, menjadi batu
metamorf, yang nantinya akan memiliki karakteristik sendiri jika
dibandingkan dengan batuan sedimen.
B. Kandungan Mineral Batuan Sedimen
Jika batuan asal diberikan suatu perubahan tekanan dan temperatur
yangtinggi, maka pada kondisi tersebut batuan akan melakukan penyesuaian
setelah batas kestabilannya terlampaui.
Penyesuaian yang terjadi mengarah kepada sifat mekanis dan kimiawi
yang akan membentuk mineral baru yang dalam pembentukannya sangat
tergantung pada batuan asal dan kondisi suhu-tekanan-kimia pada saat
proses terjadi.
Selain itu, proses metamorfisme (pembentukan batuan metamorf) itu
memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan derajat suhu dan tekanannya. Dan
tiap tingkatannya memiliki mineral-mineral penciri masing-masing.
Mineral pembentuk batuan metamorf:
a. Mineral dari batuan asal, yaitu:
Kuarsa , ortoklas , plagioklas , hornblenda , muskovit , kalsit , biotit , dolomit

b. Mineral khas batuan metamorf:

o Metamorfosis regional: Silimanit, Andalusit, Staurolit, Kyanit, Talk.


o Metamorfosis termal: Garnet, Korundum, Wolastonit.
o Larutan kimia: Epidot, Klorit.
C. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf
Batuan metamorf ini hanya akan terbentuk saat terjadi proses
metamorfisme khusus yang ada di permukaan bumi. Batuan tersebut tidak
akan terbentuk secara langsung, tapi harus melalui proses metamorfisme ini.
Dimana proses tersebut akan merubah batuan induk yang berupa batuan
beku atau batuan sedimen menjadi batu metamorf dengan bentuk dan
karakteristik serta warna yang berbeda dibandingkan dengan batuan aslinya.
Secara umum, proses terbentuknya batuan metamorf ini bisa
disederhanakan menjadi beberapa tahapan, yakni:

a. Tersedia batuan Induk ataupun Protolith


b. Protolith sudah terkena proses metamorfisme
c. Batuan protolith tersebut mulai berubah karakteristiknya
d. Terbentuknya batuan metamorf

Pada awalnya, semua batuan metamorf berasal dari batuan induk


yang dikenal sebagai protolith. Dimana batuan ini kemudian terkena proses
metamorfisme yang dipengaruhi oleh tekanan yang tinggi serta suhu yang
tinggi juga. Proses metamorfisme ini secara perlahan akan merubah
karakteristik batuan protolith menjadi batuan lain yang sifatnya metamorf.
Pada akhir proses panjang metamorfisme, batuan protolith ini akan berubah
menjadi sebuah batuan metamorf secara utuh yang telah memiliki
karakteristik dan juga bentuk foliasi tertentu. Di bagian tersebut, kita akan
mempelajari tentang faktor apa saja yang mempengaruhi proses
metamorfisme dan juga jenis metamorfisme seperti yang ada di dalam
pembentukan batuan tersebut.

D. Contoh – Contoh Batuan Metamorf

Berikut ini adalah beberapa contoh dari batuan metamorf yang perlu
dipahami, antara lain.
a. Batuan Metamorf Slate

Batuan slate ini merupakan batuan metamorf yang mana proses


terbentuknya yaitu dari proses peralihan batuan sedimen Shale ataupun
Mudstone atau batu lempung di tekanan serta suhu yang sangat rendah. Dimana
batuan metamorf slate ini memiliki struktur foliasi yang terdiri dari berbagai jenis
butir yang sangat halus. Batuan slate sendiri sebelumnya merupakan jenis
batuan shale dan mudstone. Adapun warna dari batuan slate ini yaitu hitam,
abu-abu, coklat, merah, kekuning-kuningan, dan lainnya. Sementara itu, tekstur
butir batuan slate ini mempunyai butir yang sangat halus. Batuan slate ini bisa
dengan mudah membelah menjadi lembaran yang sangat tipis. Fungsi dari
batuan slate yang berbentuk tipis biasanya digunakan untuk sabak, sementara
untuk yang berukuran tebal akan dipakai untuk trotoar dan juga atap.

b. Batuan Metamorf Filit

Batuan filit ini adalah salah satu jenis batuan metamorf yang biasanya
terdiri dari kuarsa, sericite mica, dan juga klorit. Dimana batuan filit ini berasal
dari lanjutan proses peralihan dari batuan Slate. Sebab, asal batuan filit berasal
dari batuan slate, maka dari itu material utama pembentukan batuan filit yaitu
batuan shale. Adapun warna dari batuan filit yaitu perak, merah, putih, ungu,
coklat, dan juga kehijauan. Untuk ukuran butir batuan filit lebih cenderung halus
daripada batuan slate. Sehingga bila dilihat secara langsung, maka batu tersebut
sangatlah apik.

c. Batuan Metamorf Gneiss

Batuan gneiss merupakan batuan yang berasal atau bermetamorfosis dari


sebuah batuan beku yang ada di dalam temperatur suhu serta tekanan tinggi.
Biasanya, batuan gneiss ini mempunyai warna seperti hitam, abu-abu,
kecoklatan, perak, biru, kehijauan, dan juga kekuningan. Untuk ukuran butir batu
gneiss ini cenderung medium atau menengah dan memiliki struktur berfoliasi.
Sementara komposisi yang ada di batuan gneiss ini merupakan kuarsa dan
feldspar. Karakteristik yang paling menonjol di batuan gneiss ini yaitu kuarsa dan
feldspar yang terlihat selang-seling dengan lapisan mirip dengan mika.
Umumnya, batuan gneiss ini banyak digunakan sebagai bahan bangunan.

d. Batuan Metamorf Sekis

Batuan sekis adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan basalt.
Umumnya, batuan sekis ini berwarna hitam, keunguan, kehijauan,
kecoklatan, keemasan, kekuningan, dan kemerahan. Untuk ukuran butir dari
batuan sekis berukuran medium atau menengah. Komposisi yang terkandung
di dalam batuan sekis ini yakni mika dan granit. Sementara itu, struktur dari
batuan sekis sendiri berfoliasi. Suhu serta tekanan saat proses terbentuknya
batuan sekis ini sangat tinggi. Oleh karena itu, batuan sekis memiliki ciri-ciri
bergelombang dan terkadang ada kristal garnet di dalamnya. Untuk
kegunaannya sendiri, biasanya jenis batuan ini dipakai sebagai bahan
konstruksi bangunan.

e. Batuan Metamorf Marmer

Batuan marmer terbentuk dari metamorfosis batuan gamping yang


memperoleh tekanan dan juga temperatur suhu panas yang tinggi. Sehingga
mengalami perubahan bentuk dan juga kristalisasi kalsit. Bahan utama
batuan marmer ini yaitu kalsium karbonat. Batuan marmer biasanya
mempunyai warna yang coklat terang kekuning-kuningan. Sementara untuk
sifatnya, batuan marmer memiliki sifat padat, kompak, dan tanpa foliasi.
Batuan marmer merupakan salah satu bahan untuk bangunan, lantai,
dinding, dan juga terkadang digunakan sebagai bahan kerajinan.

f. Batuan Metamorf Kuarsit

Batuan kuarsit adalah salah satu bagian dari batuan metamorf yang
mempunyai tekstur yang kuat. Dimana batuan ini terbentuk ketika batu pasir
memperoleh tekanan yang panas dan temperatur suhu yang tinggi. Batuan
kuarsit mempunyai warna yakni abu-abu kekuningan, merah, dan coklat.
Untuk struktur batunya sendiri yakni nonfoliasi. Sementara komposisi kuarsit
secara keseluruhan terdiri dari batuan kuarsa. Fungsi utama dari batuan
kuarsit ini yaitu sebagai bahan utama industri gelas da keramik yang mana
bisa menjadi alat perabotan rumah tangga.

g. Batuan Metamorf Milonit

Batuan milonit merupakan salah satu batuan metamorf yang


mengandung banyak sekali mineral kompak. Dimana batuan milonit ini
terkristalisasi secara dinamis mengikuti mineral pembawa zat pembentukan
batuan metamorf. Untuk warna dari batuan ini yaitu abu-abu, coklat,
kehitaman, dan juga agak kebiru-biruan. Batuan milonit ini mempunyai
struktur yang tidak berfoliasi. Adapun yang unik dari batuan milonit ini yaitu
komposisinya yang berbeda-beda setiap batuannya. Umumnya, batuan
milonit terbentuk pada temperatur suhu dan juga tekanan yang tinggi. Selain
itu, yang menarik dari batuan milonit yaitu belum ditemukannya fungsi untuk
pemanfaatan batuan tersebut.

h. Batuan Metamorf Filonit

Batuan filonit merupakan batuan metamorf yang terbentuknya


menggunakan temperatur suhu dan juga tekanan yang lebih tinggi dari slate.
Jadi, batuan filonit ini terbentuk dari metamorfosis batuan shale dan juga
mudstone. Batuan filonit ini sedikit memiliki kemiripan dengan milonit, hanya
saja perbedaannya ada pada butiran batuan. Dimana butiran dari batuan
filonit lebih kasar dibandingkan dengan batuan milonit. Untuk karakteristik
warna dari batuan filonit ini yaitu abu-abu, kehijauan, kebiruan, lebih
condong ke warna perak, kecoklatan, dan juga kehitaman. Batuan yang satu
ini memiliki struktur yang tidak berfoliasi. Sementara komposisi batuan filonit
ini yaitu kuarsa dan mika.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kerak Bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi dijadikan dua kategori, adalah
kerak lautan dan kerak benua. Kerak lautan memiliki ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua memiliki ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak lautan yang utama adalah
batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
darisatu atau beberapa mineral dan terbentuk akibatpembekuan dari magma.Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisadibedakan lagi menjadi batuan bekuplutonik dan vulkanik.

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentukakibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi
yangkemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
prosesperubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya.Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya
akanberubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur
danstruktur yang baru pula.

DAFTAR PUSTAKA

https://formatmu-makassar.blogspot.com/2016/06/makalah-geoteknik-bab-i-pendahuluan-1.html?m=1

http://p2k.unkris.ac.id/en3/3065-2962/Kulit-Bumi_105988_p2k-unkris.html

https://rimbakita.com/lapisan-bumi/

https://adjar.grid.id/read/542741637/4-lapisan-struktur-bumi-inti-dalam-inti-luar-mantel-dan-kerak?page=all

https://dosengeografi.com/pengertian-kerak-samudra/

https://dosengeografi.com/pengertian-kerak-benua/

https://kumparan.com/berita-update/lapisan-bumi-paling-atas-litosfer-dan-manfaatnya-bagi-kehidupan-
manusia-1umcDGNuGew

https://pendidikangeosains.id/belajar-mendeskripsikan-batuan-beku/

https://www.geologinesia.com/2016/05/mineral-kuarsa-quartz-dan-kegunaannya.html

http://jumajuma27.blogspot.com/2014/03/mika.html

https://www.geologinesia.com/2016/01/deskripsi-dan-kegunaan-mineral-feldspar.html

https://www.geoinside.web.id/2022/03/sumber-karakter-olivin.html

https://pendidikan.bloggerfiraun.com/2019/01/mineral-piroksen-pengertian-struktur.html

https://www.pelajaran.co.id/batuan-beku/
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku

https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen

https://www.sci.ui.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Modul-Geodas-Pemicu-I-bagian-2.pdf

https://ilmugeografi.com/geologi/proses-terbentuknya-batuan-sedimen

https://ilmugeografi.com/geologi/contoh-batuan-sedimen

https://www.zenius.net/blog/pengertian-batuan-metamorf

https://www.sci.ui.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Modul-Geodas-Pemicu-I-bagian-3.pdf
MAKALAH
LAPISAN KERAK BUMI, BATU BEKU,
BATU SEDIMEN DAN BATU METAMORF

Dosen Pembimbing
Gilang Ramadhan Kolokiye

Di Susun Oleh :
Zulfa Iqbal Ananda

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya
sehingga kami bisa menyusun tugas Geoteknika ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita
tahu“lapisan kerak bumi dan jenis bebatuan” itu sangat berarti untuk mata kuliah Teknik Sipil. Semuanya perlu
dibahas pada makalah ini kenapa mata kuliah Geoteknik itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan
modul pelajaran.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang lapisan kerak bumi dan jenis batu. Mudah-mudahan
makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari
kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Guru mata pelajaran Geoteknik. Atas perhatian
serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………… 1


B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………. 1
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………….3
1. LAPISAN KERAK BUMI……………………………………………………………………………………… 3
2. BATUAN BEKU…………………………………………………………………………………………………. 8
3. BATUAN SEDIMEN…………………………………………………………………………………………… 15
4. BATUAN METAMORF………………………………………………………………………………………. 21
BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………………………………………. 26
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………. 26

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geologi teknik adalah ilmu terapan yang merupakan gabungan dari ilmu geologi
dan teknik sipil. Geoteknik adalah merupakan yang mempelajari sifat dan perilaku batuan
bila dikenakan gaya atau tekanan. Pada umumnya bagi mahasiswa yang belajar ilmu
geoteknik diharuskan untuk mempelajari ilmu mekanika tanah dan mekanika batuan karena
dua disiplin ilmu ini yang mendasari imu geoteknik. Mekanika batuan merupakan ilmu yang
mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan. Sedangkan Mekanika tanah
adalah cabang dari ilmu tekhnik dimana mekanika tanah khusus mempelajari tentang
perilaku tanah serta sifat yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan
oleh gaya-gaya yang bekerja pada tanah itu sendiri.

Objek kajian Geoteknik adalah perilaku batuan. Ada banyak definisi batuan
berdasarkan pendekatan yang dipakai. Batuan menurut Ahli Geoteknik (Sipil) adalah suatu
bahan yang keras dan koheren/terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa.
Alias menggunakan teknik tertentu. Salah satu teknik merekayasa batuan adalah geoteknik,
hal inilah yang menyebabkan Geoteknik memiliki peran yang dominan dalam operasi
penambangan, seperti pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan, dan
pekerjaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Lapisan Kerak Bumi


a. PengertianLapisan Kerak Bumi?
b. Jenis - Jenis Lapisan Kerak Bumi?
c. Fungsi - Fungsi Lapisan Kerak Bumi?
2. Batuan Beku
a. Pengertian Batuan Beku
b. Kandungan mineral yang ada di Batuan Beku?
c. Proses terbentuknya Batuan Beku
d. Contoh-contoh Batuan Beku

3. Batuan Sedimen
a. Pengertian Batuan Sedimen
b. Kandungan mineral yang ada di Batuan Sedimen
c. Proses terbentuknya Batuan Sedimen
d. Contoh- Contoh Batuan Sedimen
4. Batuan Metamorf
a. Pengertian batuan Metamorf
b. Kandungan mineral yang ada di Batuan Metamorf
c. Proses terbentuknya Batuan Metamorf
d. Contoh-contoh Batuan Metamorf

C. Tujuan
1
1. Lapisan Kerak Bumi
a. Untuk mengetahui apa itu Lapisan Kerak Bumi
b. Untuk megetahui jenis-jenis Lapisan kerak bumi
c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi Lapisan Kerak Bumi

2. Batuan Beku
a. Untuk mengetahui pengertian Batuan Beku
b. Untuk mengetahui Kandungan Mineral pada Batuan Beku
c. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Batuan Beku
d. Untuk mengetahui contoh-contoh Batuan Beku

3. Batuan Sedimen
a. Untuk mengetahui pengertian Batuan Sedimen
b. Untuk mengetahui Kandungan Mineral pada Batuan Sedimen
c. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Batuan Sedimen
d. Untuk mengetahui contoh-contoh Batuan Sedimen

4. Batuan Metamorf
a. Untuk mengetahui pengertian Batuan Metemorf
b. Untuk mengetahui Kandungan Mineral pada Batuan Metamorf
c. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Batuan Metemorf
d. Untuk mengetahui contoh-contoh Batuan Metemorf

Anda mungkin juga menyukai