JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bumi, baik komposisi, struktur, sifat fisik, proses pembentukan, maupun segala potensinya. Kebutuhan manusia akan sumber daya alam semakin meningkat, terutama pada sumber daya tidak terbarukan. Hal ini memaksa manusia untuk selalu mengeksplor tempat- tempat baru untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Salah satu kebutuhan sumber daya tidak terbarukan yang paling tinggi yaitu minyak dan gas bumi. Pengolahan data batuan dapat dilakukan ketika mengetahui jumlah hidrokarbon yang berada di suatu reservoir migas. Jumlah hidrokarbon yang ada di reservoir dapat dihitung dengan menggunakan metode volumetric. Data yang diperlukan untuk metode ini antara lain porositas, saturasi dan data geologi. Sedangkan untuk memperkirakan jumlah hidrokarbon yang dapat diproduksi diperlukan informasi yang tepat mengenai permeabilitas. Informasi-informasi tersebut diperoleh dengan beberapa macam tes seperti logging, analisa batuan dan analisa tekanan. 1.2 Tujuan Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah: 1. Mengetahui apa itu coring 2. Mengetahui apa saja peralatan coring 3. Mengetahui prosedur analisa inti batuan 1.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1.3.1 Alat Adapun alat pada saat pratikum yaitu: 1. Alat tulis lengkap 2. Laptop 3. Kalkulator 1.3.2 Bahan Adapun bahan pada saat pratikum yaitu: 1. Modul 2. HVS
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 1
BAB II DASAR TEORI
Identifikasi suatu batuan menggunakan metode geokimia hidrokarbon
merupakan salah satu langkah awal untuk mengetahui apakah batuan tersebut termasuk batuan induk yang dapat berpotensi menghasilkan hidrokarbon atau tidak. Suatu batuan dapat dikatakan sebagai batuan induk apabila mempunyai kuantitas material organik, kualitas untuk menghasilkan hidrokarbon, dan kematangan termal. Pada analisis geokimia ini, data yang digunakan berupa data Rock-Eval Pyrolysis dan Vitrinite Reflectance (Jamaluddin, 2018). Minyak dan gas bumi adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang telah digunakan sehari-hari. Minyak bumi disebut sebagai emas hitam atau emas cair yang merupakan salah satu bentuk hidrokarbon. Sebelumnya, lebih banyak digunakan orang istilah minyak tanah yang berarti minyak yang dihasilkan dari dalam tanah. Minyak tanah atau minyak mentah terdapat bersama-sama dengan gas alam, sehingga istilah yang lazim sekarang adalah minyak dan gas bumi. Pada beberapa bahasa lain, di antaranya bahasa inggris, istilah yang digunakan adalah petroleum yang berasal dari kata petra yang berarti "batu", dan oleum yang berarti "minyak". Jadi arti petroleum sebenarnya ialah "minyak batu". Istilah "minyak mentah" dalam bahasa Inggris adalah crude oil atau disingkat crude saja. Minyak mentah berarti minyak belum dikilang, yang terdapat dalam kerak bumi. Selain itu, terdapat gas bumi yang dalam bahasa Inggris dischut earth gos, tetapi istilah ini tidak banyak digunakan (Koesoemadinata, 1980). Setelah dilakukan survei oleh ahli geologi, berupa survei geologi permukaan, bawah permukaan dan survei seismik, dapat dinyatakan bahwa terdapat suatu perangkap di bawah permukaan. Isi perangkap belum dapat diketahui sebelum perangkap tersebut ditembus. Setelah didapatkan suatu perangkap reservoir dan di permukaan tempat tersebut dianggap masih liar maka dengan sendirinya perlu membuat tempat tersebut menjadi tempat yang memungkinkan terlaksananya operasi pengeboran, selanjutnya ditentukan titik lokasi pengeboran. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan adalah perizinan, mempersiapkan lokasi, mempersiapkan jalan untuk ke lokasi, mempersiapkan air, mempersiapkan peralatan pengeboran, transportasi peralatan ke lokasi dan mendirikan menara (Kaswir, 2005).
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 2
Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang tersebut kemudian dilapisi dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk dapat menghubungkan lapisan formasi tersebut dengan permukaan bumi yang memungkinkan untuk dilakukannya penambangan minyak atau gas secara komersial. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk membuktikan bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus dan sarana mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi (Amin, 2013). Pada proses pengeboran minyak penggunaan pengukuran tekanan pada rongga antara lubang bor dan pipa pengeboran adalah sangat penting. Pengetahuan teknik tentang proses pengeboran minyak sangat penting untuk memahami perubahan tekanan annulus yang terjadi dan pengaruhnya terhadap ketelitian perhitungan tekanan annulus. Faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu pengamatan dan pengumpulan informasi dari lokasi pengeboran seperti, viskositas dari lumpur, kedalaman pengeboran, laju pompa dan putaran pipa pengeboran. (Muhajir, 2012). Porositas dan permeabilitas adalah dua sifat fisik batuan yang sangat penting untuk menyimpan dan mengalirkan atau melewatkan minyak dan gas bumi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi. Semakin besar porositas suatu batuan reservoir, maka cadangan migas akan semakin besar dan semakin besar permeabilitas, maka radius pengurasan migas dan RF (persentase volume gas yang dapat diambil) dari suatu reservoir, akan semakin besar (Rahman, 2021). Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi core dibawah permukaan diperoleh, dimana tujuan dari analisa inti batuan ini adalah untuk mengetahui secara langsung informasi sifat-sifat fisik batuan yang akan dilakukan eksplorasi. Analisa core dibagi atas dua kegiatan yaitu routine core analysis dan special core analysis. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikannya hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. selain itu, data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging (Prasetia, 2010).
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 3
3.2 Pembahasan Pada praktikum kedua kali ini membahas mengenai analisis lag time dan operasi pengeboran. Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu mengenalkan sampel dibawah permukaan, memberikan pengetahuan bagaimana cara pengambilan sampel, dapat menghitung volume pada casing dan mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh sampel sampai mencapai ke permukaan. Dalam pengambilan sampel pada lobang bor, diperlukan alat yaitu casing. Casing merupakan pipa yang terbuat dari baja dengan fungsi untuk menjaga kestabilan lubang bor agar tidak runtuh. Terdapat lima jenis casing, pertama yaitu konduktor merupakan casing pertama yang dipasang dengan fungsi mencegah pondasi rig runtuh. Kedua adalah surface yang merupakan alat yang dipasang setelah konduktor dengan fungsi melindungi lapisan fresh water. Ketiga adalah intermediate yang berfungsi memberikan kemampuan mengontrol sumur dan melindungi tinggi dan rendahnya tekanan lubang sumur. Keempat adalah produksi yang berfungsi menyediakan tempat berkumpulnya fluida yang akan diproduksi. Dan kelima yang terakhir adalah perforated internal yang digunakan untuk mengontrol air dan gas yang berlebihan dan treatment yang lebih selektif. Lag time merupakan waktu yang diperlukan oleh serbuk bor atau biasa disebut cutting untuk dapat muncul kembali ke permukaan. Lag time mempunyai faktor yang mempengaruhinya yaitu kecepatan aliran pada lumpur, ukuran atau diameter lubang, penambahan kedalaman, dimensi lubang maupun rangkaian dimensi rig dan pipa yang dipakai saat pemboran. Secara sistematik, pemboran dapat dibagi menjadi lima. Pertama adalah sistem tenaga yang merupakan pendukung seluruh sistem dengan menyediakan sumber tenaga yang diperlukan dalam pemboran. Kedua adalah sistem pengangkatan yang digunakan untuk membantu sistem alat- alat yang sesuai ke ruang kerja. Ketiga adalah sistem pemutar yang merupakan komponen utama dalam rig. Keempat adalah sistem sirkulasi yang berfungsi membantu sistem pemutar dan menyediakan peralatan pemboran. Dan kelima adalah sistem pencegah semburan liar yang berfungsi mengendalikan ancaman aliran yang tak terkendali dari fluida formasi ke permukaan. Pada materi lag time ini terdapat lumpur pemboran yang merupakan cairan khusus yang dibuat sesuai dengan keadaan lapisan batuan yang akan dibor dalam
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 8
bentuk campuran air dan minyak dengan bahan kimia seperti barite, bentonite, telnite dan air. Cairan ini berfungsi untuk mengangkat serbuk bor ke permukaan, mencegah masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor, menahan cutting atau serbuk bor saat sirkulasi berhenti, membantu menahan alat pemboran yaitu berst drill dan drill string dan mencegah terjadi caving atau runtuh. Lalu pembahasan selanjutnya adalah operasi pengeboran. Pengeboran merupakan proses pengambilan minyak bumi dari bawah lokasi permukaan bumi. Pengeboran terdiri dari empat macam yaitu pengeboran eksplorasi yang bertujuan untuk membuktikan adanya hidrokarbon dan mendapatkan informasi bawah permukaan sebanyak mungkin. Evaluasi pengembangan yang bertujuan untuk melihat apakah sumur tersebut memiliki prospek yang bagus atau tidak, jika tidak memiliki prospek maka sumur dapat ditutup dan sebaliknya jika terdapat prospek maka sumur dapat diselesaikan. Pengeboran deliniasi yang bertujuan untuk menentukan batas pada reservoir. Dan pengeboran pengembangan yang bertujuan untuk memperjelaskan mengenai hasil pemboran yang telah didapat. Terdapat teknik pengeboran minyak menurut standar internasional. Pertama adalah seismic yaitu teknik untuk menemukan lokasi keterdapatan minyak dan gas dengan melihat gelombang akustik. Kedua adalah drilling and well contruction atau proses pengeboran minyak. Ketiga adalah well logging yang memerlukan pengambilan sampel sebelumnya untuk memeriksa kandungan minyak dan gas. Keempat adalah well testing yang merupakan proses untuk meyakini lapisan yang dilakukan pemboran mengandung minyak dan gas. Kelima adalah well completion yang berfungsi untuk menyaring pasir yang terbentuk setelah terjadinya kesalahan saat pengujian sumur. Dan keenam adalah production yang merupakan sumur siap untuk diproduksi dan diolah untuk diproses dalan berbagai bentuk seperti LPG. Pembahasan terakhir adalah memperkenalkan komponen alat pemboran seperti crown block, mud hose, kelly, travelling block, hook, rotary table, mud pump, swivel, casing, drill pipe, bit dan draw works. Setelah menjelaskan materi praktikan diberikan tugas perhitungan untuk dijadikan penilaian setelah praktikum. Lalu setelahnya praktikan diberikan data perkelompok yang harus diselesaikan mengenai perhitungan tentang bagaimana penambahan lumpur ketika mencapai kedalam yang diinginkan dan berapa lama waktu yang diperlukannya.
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 9
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan pada praktikum kali adalah : 1. Coring merupakan pemboran yang dilakukan untuk mendapatkan informasi besaran-besaran fisik dari batuan reservoir. 2. Peralatan coring yaitu core bit untuk memotong batuan berbentuk silinder, core barrel sebagai tempat menjaga keutuhan core dan core catcher untuk menahan core batuan agar tidak jatuh dari inner barrel. 3. Terdapat dua macam prosedur pada analisa inti batuan yaitu analisa inti batuan rutin untuk menentukan porositas, permeabilitas dan saturasi dan analisa inti batuan spesial seperti proses wettwbility, capillary pressure, relative permeability dan resistivity. 4.2 Saran Disarankan untuk praktikan dapat belajar terlebih dahulu dan memperhatikan asisten yang sedang menjelaskan sehingga praktikum berjalan dengan kondusif.
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi | 10
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. 2013. Dasar-dasar teknik pemboran. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan. Jamaluddin. 2018. “Evaluasi Batuan Induk Berdasarkan Data Geokimia Hidrokarbon Pada Sumur Prabumulih, Cekungan Sumatra Selatan”. Jurnal Geomine. Vol. 6(3): 109-116. Kaswir, B. 2005. Basic Drilling Technology. Sorong: PT Patriatex Bhinneka Pratama. Koesomadinata, R. P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid II. Bandung: ITB. Muhajir, K. 2012. “Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Annulus Teori Dan Langsung Pada Proses Pengeboran Minyak Bumi”. Jurnal Teknologi Technoscientia. Vol. 2(2): 184-192. Prasetia, S. A. 2010. Buku Pengantar Kuliah Geologi Teknik. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. Rahman, A dan Rani, R. 2021. Pengaruh Chalky Pada Pororsitas Dan Permeabilitas Reservoir Batugamping Berdasarkan Uji Laboratorium Sampel Core, Dari Lapangan ”AR”. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi. Vol. 2(6): 916-926.