Anda di halaman 1dari 20

MODUL 2

SISTEM PENGINDERAAN JAUH

Sistem Penginderaan Jauh adalah jaringan hubungan antar komponen-


komponen yang saling berinteraksi (Gambar 2.1).

Sistem Penginderaan Jauh melibatkan 10 komponen sistem yaitu sumber


tenaga, gelombang/spektrum elektromagnetik, atmosfer, obyek di permukaan bumi,
elektromagnetik yang dipantulkan dan atau dipancarkan oleh obyek di permukaan
sensor dan wahana, data visual, data digital; data noncitra dan pengguna data.
Gambar 2.1 : Sistem penginderaan jauh (Sutanto, 1986)

2.1
2.1. Sumber Energi

Sumber energi dapat berupa sumber energi alami (contoh : matahari, lava,
mataair) atau sumber energi buatan manusia (contoh : pesawat radar, blitz pada
kamera dan pada hutan yang dibakar).

Apabila sumber energi yang digunakan merupakan sumber energi alami maka
sistemnya disebut sistem pasif, sedangkan apabila sumber energi yang digunakan
merupakan sumber energi buatan manusia maka sistemnya disebut aktif (Gambar 2.2).

Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor.
Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga
matahari yang mencapai bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi
dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari
terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
Gambar 2.2 : Sistem pasif dan aktif dan sumber energinya masing-masing.

2.2
2.2. Spektrum Elektromagnetik

Spektrum elektromagnetik adalah bentuk interaksi antara medan magnet dan


medan listrik yang menyebar dan bergerak dengan kecepatan cahaya dengan frekuensi
dan panjang gelombang tertentu (Gambar 2.3)

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat secara kontinu


dalam gerak yang harmonis. Sumber dari gelombang ini secara alami adalah sinar
matahari, selain dapat pula dibuat secara artifisial seperti pada penginderaan dengan
gelombang radar (gelombang mikro). Selang panjang gelombang elektromagnetik dari
sekitar 0.3 nm sampai orde meter yang meliputi gelombang ultra ungu sampai radio
(Gambar 2.4).
Gambar 2.3. Spektrum elektrokmagnetik

2.3
Gambar 2.4. Selang panjang gelombang elektromagnnetik

2.3. Atmosfer

Atmosfer mengandung partikel padat, awan, kabut, gas CO 2, gas O3 yang dapat
memantulkan, menyerap dan menghamburkan gelombang elektromagnetik dari
matahari, sehingga tidak semuanya sampai ke permukaan bumi. Yang sampai ke
permukaan bumi disebut jendela atmosfer, terdiri dari gelombang ultra violet
fotografik, tampak mata, inframerah terpantul dan inframerah termal.

Tidak semua gelombang elektromaknit dapat dipakai dalam sistim perekaman data
karena sebagian dari selang panjang gelombang tersebut tidak dapat diteruskan
(ditrasmit) ke permukaan bumi. Perambatan gelombang ke permukaan bumi
dipengaruhi oleh proses yang terlihat pada gambar 2.5.

2.4
Gambar 2.5. Proses yang berlangsung di atmosfir selama gelombang menjalar
ke permukaan bumi

Penghalang yang membendung jalannya gelombang tersebut di antaranya adalah


massa gas yang terdapat di atmosfir seperti O 2, H2O, CO2. Oleh karena itu ada celah-
celah dimana transmisi gelombang berjalan penuh. Celah tersebut dikenal sebagai
jendela atmosfir (atmospheric window) seperti dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 2.6. Jendela atmosfir dimana transmisi gelombang berjalan penuh

Berdasarkan distribusi jendela atmosfir tersebut sistim penginderaan jauh dipilih dan
ditentukan secara operasional.

2.5
2.4. Obyek di Permukaan Bumi

Obyek di permukaan bumi terdiri dari mineral, batuan, tanah, air, tetumbuhan dan
obyek budaya yang bersifat memantulkan, menyerap, meneruskan atau memancarkan
gelombang elektromagnetik.

2.5. Terpantul dan atau Terpancar

Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan ke


sensor mempunyai intensitas yang berbeda-beda, sehingga masing-masing obyek akan
tanpak dengan rona atau warna yang berbeda-beda pula pada citra.

2.6. Sensor dan Wahana

Sensor merupakan alat perekam energi elektromagnetik. Sebelum tahun 1970-an yang
digunakan adalah kamera. Sejak tahun 1970-an hingga sekarang, selain sensor
digunakan pula sensor berupa scanner, pesawat radar dan radiu-neter (Tabel 2.1).

Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan:

a. Sensor Fotografi

Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik


diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto.
Kalau pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya
disebut foto udara. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut
foto orbital atau foto satelit.

b. Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat
penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal
elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data
visual maupun menjadi data digital yang siap dikomputerkan. Pemerosesannya
menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:

1. dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan
secara visual pada layar monitor.

2. dengan menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa foto dengan


film sebagai alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi sebagai alat
perekam saja, maka hasilnya disebut citra penginderaan jauh.

2.6
Wahana adalah pesawat pembawa sensor. Sebelum tahun 1970-an sensor kamera
dibawa oleh wahana balon, helikopter dan atau pesawat udara (pesawat terbang).
Setelah tahun 1970-an sensor scanner selain dibawa oleh pesawat udara juga dibawa
oleh wahana satelit sedangkan pesawat radar dibawa oleh wahana pesawat udara dan
wahana shuttle (pesawat pergi pulang).

Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari


angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).

b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000
meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
Multispectral Scanner Data.

c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

2.7. Data Citra Visual

Data permukaan bumi yang terekam pada citra visual, kenampakannya sangat
mirip kenampakan sesungguhnya di lapangan (permukaan bumi).

2.8. Data Citra Digital

Citra digital dihasilkan melalui proses optik-elektronik menggunakan digitizer dan


Kenampakan obyek pada eitra balk path monitor maupun hardcopy mirip dengan
kenampakan obyek sesungguhnya di lapangan.

2.9. Data Noncitra

Data ini tidak mirip dengan kenampakan obyek sesungguhnya di lapangan.


Data ini berupa grafik atau diagram.

2.7
Tabel 2.1. Jenis sensor dan sifatnya

KEMAMPUA
N
PANJANG
MENGATASI SAAT
SPEKTRUM DAN SISTEM SENSOR GELOMBANG
KENDALA PENGINDERAAN
(µm)
CUACA

Ultra Violet 0,01 - 0,4 Kabut Tipis Siang

= Optical mechanical scanner

= Image orthicon

= Kamera dengan film infra merah

TAMPAK 0,4 - 0,7 Campuran asap Siang, kecuali bila

= Kamera konvensional dan kabut digunakan

= Multispektral Scanner penyinaran aktif

= Vidicon

INFRAMERAH PANTULAN = 0,7 - 1,5 Kabut tipis, asap siang

Kamera konvensional dengan film

inframerah

= Solid state detector dalam scanner

= Radiometer

INFRAMERAH THERMAL 3,5 - 30,0 Kabut tipis, asap siang - malam

= Solis state detector dalam Scanner dan

radiometer

= Quantum detector

GELOMBANG MIKRO 103 - 106 Kabut tipis, siang - malam

= Scanner dan Radiometer Kabut/ awan asap, awan

= Antena dan siecuit hujan

RADAR siang - malam

= Scanner dan Radiometer 8,3 x 103 –


= Antena dan Sircuit 1,3 x 106

2.10. Pengguna Data

Pengguna data adalah orang atan sekelompok orang dengan berbagai disiplin ilmu yg
menggunakan data citra atau noncitra sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuannya. Jika tidak ada pengguna, maka tidak ada data Inderaja Manfaatnya. Salah
satu lembaga yang Menggunakan Data Inderaja Misalnya adalah:

Bidang Militer

Bidang kependudukan
Bidang pemetaan

Bidang Meteorologi dan Klimatologi

Pada umumnya sistem penginderaan jauh bersumber pada variasi medan

2.8
elektromagnetik, medan gaya dan medan gelombang suara/bunyi (Lindenlaub, 1976).

1) Sistem penginderaan jauh yang bersumber pada variasi medan elektromagnetik


meliputi:

1. Mata

2. Kamera

3. Scanner

4. SLAR (Slide_looking Airborne Radar)

2) Sistem penginderaan jauh yang bersumber pada variasi medan gaya rneliputi :

1. Magnetometer

2. Gravimeter/Gravity meter

3) Sistem penginderaan jauh yang bersumber pada variasi gelombang suara/bunyi


meliputi :

1. Electrical conductivity meter

2. Seismometer

3. Kelelawar

4. SONAR (Sound Navigator and Ranging)

Diantara ketiga sumber tersebut di atas yang digunakan dalam pembelajaran


Penginderaan adalah Sistem Pengeinderaan yang bersumber pada variasi medan
elektromagnetik.

Dua aspek penting untuk memperoleh informasi melalui Penginderaan Jauh


yaitu : Data dan 2) Analisis Data (Gambar 2.7)

2.9
Gambar 2.7. Dua aspek penting dalam Penginderaan Jauh :

1) Pengumpulan Data, 2) Analisis Data (Lillesand & Kiefer, 1994)

2.10

Anda mungkin juga menyukai