TAHUN 2017/2018
TUJUAN:
1. Menentukan tingkat kecerahan langit pada malam hari dengan menggunakan
SQM (Sky Quality meter ) dan smartphone.
2. Mengetahui perbedaan tingkat kecerahan langit antara dua buah alat ukur: SQM
(Sky Quality meter) dan smartphone.
MANFAAT PENELITIAN:
1. Sebagai pengetahuan untuk mengetahui pengukuran tingkat kecerahan langit
dengan menggunakan SQM (Sky Quality meter ) dan smartphone.
2. Sebagai pengetahuan akan manfaat penggunaan SQM (Sky Quality meter ) dan
smartphone dalam mengukur tingkat kecarahan langit.
3. Sebagai pengetahuan dalam perbandingan antara kedua alat ukur kecerahan langit
yaitu SQM (Sky Quality meter ) dan smartphone.
LANDASAN TEORI:
1. Nilai Kecerahan Langit
Kecerahan langit dari observatorium, tidak sepenuhnya gelap, itu dikarenakan
faktor utama yang membatasi besarnya teleskop dan waktu pencahayaan yang
diberikan sinyal yang diminta untuk rasio dari target. untuk instrumen fiber
spektral, pengurangan langit adalah langkah penting dalam pengurangan data
spektrum fiber, biasanya langkah ini bergantung pada bagaimana sampel fiber
latar belakang yang umumnya dianggap homogen dalam 1 derajat di malam yang
gelap. sekali ada gradien di latar belakang langit (seperti di malam bulan), lebih
banyak usaha akan dibutuhkan baik dalam mendesain sampel langit dan
pengurangan data. sehingga estimasi yang baik dari distribusi latar belakang langit
sangat penting dalam merancang survei spektroskopi serat dengan bidang besar
seperti langit besar multi-objek fiber spektroskopik teleskop (LAMOST a.k.a.
teleskop Goushoujing, cui et al (2012)).
Terdapat beberapa faktor yang bisa merubah tingkat kecerahan langit. Seperti,
cahaya terintegrasi dari galaksi jauh, cahaya bintang terintegrasi dalam galaksi
kita, cahaya rasi bintang, aliran udara malam, aurora, cahaya emisi twilight, alami
dan polusi cahaya, serta fase bulan. Kondisi polusi cahaya berbeda antara kota
besar dan kota kecil. Yogyakarta merupakan kota kecil. Yang memiliki area 32.5
km2. Kota ini merupakan tujuan wisata terbesar. Sehingga, polusi cahayanya
tinggi. Jika dibandingkan dengan gunung kidul yang lokasinya juga terdapat di
propindi yang sama yaitu D.I Yogyakarta, memliki area yang cukup luas, dan
polusi cahaya nya rendah (A.Y. Raisal, Yudhiakto P., DKK (2017))
2. SQM (Sky Quality Meter)
SQM (Sky Quality Meter) telah menjadi alat yang sering diguanakan untuk
mengukur kecerahan langit dari wilayah polusi untuk pengamatan astronomi.
SQM sering dgunakan untuk mengkaji polusi cahaya (Falchi 2011; pun & so
2012; Kyba et al. 2012, 2015; puschign et al 2014).
SQM meruapakan alat yang sederhana dan bisa dibawa kemanapun dan
meruapakan salah satu fasilitasuntuk mengukru tingkat kecerahan langit. Samapai
sekarang, telah ada dua generasi dari SQM, dan diperkirakan pengemabangan
selanjutnya akan segera dirilis, komponeneya teridiri dari fotodioda silicon yang
digunakan sebagai detector (ams- TAOS TSL237S), sebagian tertutup oleh filter
penolakan dekat-inframerah. Respon spectral dari perangkat mencoba menirukan
mata manusia di bawah regimen photopic. Alat ini juga memiliki converter
frekuensi cahaya dengan respon yang signifikan terhadap infra merah.
SQM biasanya digunakan untuk mengukur kualitas brigthness langit malam.
Karena langit kecerahan tergantung pada ketinggian matahari, SQM mampu
mengukur perubahan kecerahan langit dalam fungsi waktu. Seiring waktu
berubah, ketinggian matahari atau sudut depresi matahari berubah.
3. Sensor Kamera
Kamera akan mengubah sebuah objek di dunia dalam bentuk gambar tertentu.
kamera analog akan mentransfer film plastik dan kamera digital akan transfer ke
adegan piksel. Kegiatan ini akan sangat tergantung pada unsur-unsur utama dan
kamera yang sensor. Mengenai jenis sensor, kamera terdiri dari sensor CCD
(Charge Couple Device) dan sensor CMOS (Complementary Metal-Oxide
Semiconductor). CCD akan membentuk piksel dan gambar matriks dengan shift
register, sedangkan CMOS juga akan hal yang sama tetapi dilengkapi baris
decode dan matriks kolom yang membuat setiap piksel yang lebih terstruktur dan
efisien untuk sistem penyimpanan (Sang-Zo Nam. (2013))
Analisis warna tidak hanya dilakukan dengan pengukuran
sampel secara langsung, namun juga dapat dilakukan melalui citra digital hasil
pemotretan sampel dengan kamera digital. Sampel dapat dianalisis melalui
berbagai unit warna seperti XYZ, HSV, LUV, RGB, Hunter Lab, dan CIE
L*a*b*. Pengukuran warna pangan umumnya menggunakan unit warna L*a*b*
(Leon et al. 2006)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan peralatan yang digunakan
sebagai berikut:
PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Rangkai alat seperti gambar.
SQM Pixcel
Waktu