Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Zaifal

NPT : 41.21.0085

Kelas : Instrumentasi 4D

Studi Literatur Sunphotometer

1. Pengertian Dan Fungsi Sunphotometer


Sunphotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur spektrum radiasi matahari yang
mencapai permukaan Bumi. Alat ini memiliki kemampuan untuk mengukur intensitas cahaya pada
berbagai panjang gelombang yang meliputi rentang ultraviolet (UV), tampak, dan inframerah (IR).
Sunphotometer juga dapat mengukur jumlah partikel padat atau aerosol dalam atmosfer, seperti
debu, asap, atau polutan lainnya.

Fungsi utama sunphotometer adalah untuk memantau dan mengkarakterisasi aerosol di


atmosfer. Data yang dikumpulkan oleh sunphotometer digunakan untuk menganalisis konsentrasi
aerosol, ukuran partikel, dan distribusi optiknya. Informasi ini penting dalam pemodelan cuaca,
penelitian iklim, penilaian kualitas udara, serta pemahaman mengenai interaksi antara aerosol
dengan radiasi matahari dan iklim global.
Fungsi lain dari sunphotometer diantaranya :
• Untuk menganalisis atmosfer dan penelitian klimatologi
• Sebagai alat untuk kalibrasi satelit dan validasi data satelit
• Sebagai alat validasi dari pembangkit listriik tenaga surya

2. Bagian-bagian Sunphotometer dan AERONET


Data yang terdapat di Control Unit dapat diunduh secara otomatis dan disimpan di komputer
lokal. Komputer ini dapat menjalankan perangkat lunak untuk secara otomatis mentransfer file
raw data ke sistem pemrosesan AERONET melalui internet.

Program AERONET (AErosol RObotic NETwork) sendiri adalah federasi jaringan aerosol
penginderaan jarak jauh ground base yang didirikan oleh NASA dan LOA- PHOTONS (CNRS) serta
dikembangkan oleh kolaborator dari berbagai lembaga, institut, universitas, ilmuwan individu, dan
mitra terkait. Program ini menyediakan basis data aerosol optical, sifat mircrophysical dan
radiative untuk penelitian karakterisasi aerosol, validasi citra satelit, dan sinergisme dengan
database lain. Data tersedia dalam periode jangka panjang, berkelanjutan yang mudah diakses
oleh publik melalui website https://aeronet.gsfc.nasa.gov.

Di Indonesia selain di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang juga telah
dioperasikan Sunphotometer di Sembilan lokasi lainnya, yaitu Jambi, Jakarta, Bandung, Pontianak,
Palangkaraya, Palu, Makasar, Kupang dan Sorong. Terintegrasi dengan 550 Sunphotometer dari
lebih 90 negara partisipan dalam jaringan Aeronet

Instrumen yang digunakan di ruang terbuka biasanya dapat mengumpulkan data yang baik
sampai 6-12 bulan. Data yang dikumpulkan setelah dua belas bulan kemungkinan rentan terhadap
pengaruh kondisi lingkungan (misal Jaring laba-laba atau debu), yang dapat mempengaruhi nilai
pengukuran. Untuk menjamin keakurasian data yang dihasilkan oleh SunPhotometer, setiap tahun
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang mengirimkan peralatan SunPhotometer
untuk dilakukan proses kalibrasi peralatan yang dilakukan langsung di NASA GSFC Calibration
Facility di Amerika Serikat.

3. Cara Kerja Dan Lankah-Langkah Penggunaan

Cara kerja sunphotometer melibatkan pengukuran intensitas cahaya matahari pada berbagai
panjang gelombang. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara penggunaan
sunphotometer:

1) Penyiapan: Sunphotometer diposisikan secara tepat di lokasi pengukuran yang representatif


dari wilayah yang ingin dipantau. Alat ini dilengkapi dengan filter atau spektrometer yang dapat
memisahkan cahaya matahari menjadi berbagai panjang gelombang.
2) Pengukuran Baseline: Sebelum mengukur intensitas cahaya matahari, sunphotometer
melakukan pengukuran baseline, yaitu mengukur intensitas cahaya latar belakang di lokasi
pengukuran pada berbagai panjang gelombang. Ini dilakukan untuk mengkompensasi
pengaruh cahaya latar belakang pada pengukuran selanjutnya.
3) Pengukuran Matahari: Sunphotometer mengarahkan sensor ke matahari dan mengukur
intensitas cahaya matahari pada berbagai panjang gelombang yang diinginkan. Pengukuran ini
dilakukan dengan memblokir cahaya latar belakang dan hanya mengukur cahaya matahari yang
langsung mencapai alat.
4) Kalibrasi: Untuk menghasilkan data yang akurat, sunphotometer perlu dikalibrasi secara
teratur. Kalibrasi melibatkan perbandingan intensitas cahaya yang diukur dengan standar
referensi yang diketahui. Hal ini memungkinkan konversi intensitas cahaya menjadi data
aerosol yang dapat diinterpretasikan.
5) Pengolahan Data: Setelah pengukuran selesai, data intensitas cahaya matahari pada berbagai
panjang gelombang diolah dan dianalisis. Data ini digunakan untuk mengestimasi konsentrasi
aerosol, ukuran partikel, dan parameter optik lainnya.

Catatan : pengukuran tidak dilakukan saat matahari terhalang awan walaupun tipis seperti awan cirrus
karena dapat memengaruhi hasil pengamatan secara signifikan.
Daftar Pustaka
Harika Utri S. Kom, dkk. (2019). Suara Bukit Kototabang Vol. 11 (2019) ISSN 2355-25901.
SUNPHOTOMETER, II.2., 19-21.

Holben, B.N., Eck, T.F., Slutsker, I., et al. (1998). AERONET—A Federated Instrument Network
and Data Archive for Aerosol Characterization. Remote Sensing of Environment, 66(1), 1-16.

Dubovik, O., Smirnov, A., Holben, B.N., et al. (2000). Accuracy Assessments of Aerosol Optical
Properties Retrieved from Aerosol Robotic Network (AERONET) Sun and Sky Radiance
Measurements. Journal of Geophysical Research: Atmospheres, 105(D8), 9791-9806.

Mishra, S.K., Kumar, A., Halthore, R.N., et al. (2012). A Review on Calibration and
Measurement Uncertainty Estimation of Sunphotometers for Aerosol Optical Depth
Measurement. Journal of Atmospheric and Solar-Terrestrial Physics, 75-76, 29-39.

Li, Z., and Lee, K.H. (2013). Satellite Remote Sensing of Aerosol Properties Over Land. Berlin,
Heidelberg: Springer Science & Business Media.

Eck, T.F., Holben, B.N., Reid, J.S., et al. (1999). Wavelength Dependence of the Optical Depth
of Biomass Burning, Urban, and Desert Dust Aerosols. Journal of Geophysical Research:
Atmospheres, 104(D24), 31333-31349.

Anda mungkin juga menyukai