Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK PRAKTIKUM LAPANGAN

MATA KULIAH KLIMATOLOGI TROPIKA


(GFM 321)

Disusun oleh
Tim Pengajar MK Klimatologi Tropika

Departemen Geofisika dan Meteorologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
1. Latar Belakang
Konsekuensi lingkungan dari tingginya laju urbanisasi adalah semakin tingginya suhu
permukaan di wilayah itu dan meningkatnya kejadian periode gelombang panas, khususnya
untuk wilayah perkotaan. Secara spasial, suhu permukaan tinggi berada di atas wilayah perkotaan
dan secara berangsur ketinggian suhunya semakin turun ketika menjauhi wilayah perkotaan dan
ini yang disebut sebagai efek Urban Heat Island (UHI). Konsekuensi lanjutan dari terjadinya
UHI adalah semakin berkurangnya tingkat kenyamanan habitat dan semakin tingginya kebutuhan
energi (Mirzaei 2015).
Tinggi-rendahnya UHI disebabkan oleh (i) kapasitas panas yang tinggi dari permukaan kota
(urban surface), (ii) perangkap panas di antara struktur bangunan perkotaan (misal urban
canyon), (iii) kecepatan angin yang rendah di wilayah perkotaan, dan (iv) terbentuknya panas
sebagai akibat adanya aktivitas antropogenik (Yow 2007). Menurut Clinton dan Gong (2013),
UHI terdiri dari dua tipe, yaitu Meteorological UHI yang mempelajari pemanasan udara di atas
kota dan Surface UHI yang mengaji pemanasan suhu permukaan kota; khusus pada praktik
lapang ini titik kajian ditekankan pada Surface UHI.
Tinggi-rendahnya efek atau pengaruh dari UHI pada suatu wilayah, kemungkinan besar,
bergantung pada tipe penggunaan/tutupan lahan yang terpapar; dan, ini membentuk suatu zona
iklim lokal (Local Climate Zone, LCZ) yang spesifik. Pada tingkat lebih lanjut, hasil kajian LCZ
dapat digunakan sebagai masukan dalam penilaian heat island, pemetaan iklim dan medan
perkotaan, perencanaan permukiman, pemodelan iklim, weather forecasting maupun historical
temperature analysis. Khusus, pada praktik lapang ini, LCZ akan digunakan sebagai masukan
model iklim regional WRF.

2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik iklim lokal berdasarkan klasifikasi
tutupan lahan dan suhu udara dengan pendekatan penginderaan jauh dan luaran model iklim
regional WRF di wilayah Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.

3. Dasar Teori
Luaran dari pemetaan LCZ salah satunya sebagai input model iklim, seperti Weather
Research and Forecasting (WRF). WRF adalah sebuah model peramalan cuaca numerik yang
dirancang untuk keperluan riset ilmiah dan prakiraan cuaca operasional. WRF memerlukan
masukan berupa skema lapisan perbatas, skema permukaan lahan, dan skema mikrofisika awan
(Done et al. 2004). Akurasi keluaran model ini sangat bergantung pada kesesuaian skema yang
digunakan dengan keadaan sebenarnya. Skema permukaan lahan berkaitan dengan penggunaan
dan tutupan lahan (land use/land cover). Salah satu cara penentuan penggunaan dan tutupan
lahan yang akurat adalah dengan menentukan zona iklim lokal wilayah kajian. Zona iklim lokal
didefinisikan sebagai daerah dengan tutupan permukaan, struktur, bahan, dan aktivitas manusia
yang seragam yang berukuran ratusan meter sampai beberapa kilometer pada skala horisontal
(Stewart dan Oke 2012).

4. Alat dan Bahan


1. Termometer air raksa
2. Aplikasi GPS Essentials
3. Kamera HP
4. Citra satelit Landsat 8 TIRS/OLI Level 1 (Path 122 Row 65)
5. Peta penggunaan/tutupan lahan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
6. Seperangkat komputer ter-install perangkat lunak model WRF
7. Penggaris
8. Kalkulator
9. Spidol OHP
10. Milimeter blok

5. Prosedur Kerja
Prosedur pengambilan data lapang
1. Mengambil titik koordinat lokasi pada tiap tipe daerah terbangun (building type), tipe tutupan
lahan (land cover), dan sifat dari tutupan lahan itu (5 kelompok tutupan hutan, 2 kelompok
lahan terbangun, 1 kelompok badan air, 2 kelompok tutupan rumput).
2. Mengambil foto di setiap lokasi pada arah utara, selatan, barat, timur, dan atas.
3. Mengukur suhu udara di titik koordinat pada point 1 sebanyak 5 kali ulangan dan mencatat
ketinggian lokasi.
4. Hasil identifikasi pada tahap 1 hingga 3 masukkan dalam Tally Sheet terlampir

Prosedur pengolahan data


1. Lakukan klasifikasi penggunaan/tutupan lahan secara terselia (supervised classification)
menggunakan perangkat lunak Remote Sensing dengan input berupa citra Landsat 8 level 1
2. Menjalankan model WRF
3. Memvalidasi data suhu udara hasil pengamatan langsung terhadap perhitungan citra satelit
dan model WRF.

6. Tugas
1. Lakukan plotting suhu udara hasil model WRF di atas peta jenis tutupan lahan, caranya
dengan membuat garis melintang (misalkan dari barat ke timur). Letakkan kertas milimeter
blok di bawah peta overlay suhu udara dan jenis tutupan lahan, kemudian buatlah grafik
seperti contoh di bawah ini pada milimeter blok.
Suhu (oC)

Lintang/Buju
r
2. Setiap kelompok melakukan cara pada poin 1 untuk setiap waktu yang berbeda.
3. Hasil plotting dilampirkan di laporan akhir.
4. Lakukan plotting suhu udara observasi terhadap luaran WRF dan perhitungan citra satelit
Landsat 8 (hanya untuk 1 waktu).

7. Pembahasan
1. Apa yang dimaksud dengan zona iklim lokal?
2. Manfaat klasifikasi zona iklim lokal di wilayah kajian
3. Perbandingan pengukuran suhu udara observasi dengan citra Landsat 8 dan luaran WRF

Daftar Pustaka
Clinton N, Gong P. 2013. MODIS detected surface urban heat islands and sinks: global locations and
controls. Remote Sensing of Environment. 134: 294-304.
Done J, Davis CA, Weisman M. 2004. The next generation of NWP: explicit forecasts of convection
using the weather research and forecasting (WRF) model. Atmospheric Science Letter. 5(6):
110-117.
Mirzaei PA. 2015. Recent challenges in modelling of urban heat island. Sustainable Cities and
Society. 19: 200-206.
Stewart ID, Oke TR. 2012. Local climate zones for urban temperature studies. Bulletin of the
American Meteorological Society. 93(12): 1878-1900.
Yow DM. 2007. Urban heat islands: observation, impact, and adaptation. Geography Compass. 1(6):
1227-1251
Lampiran 1. Klasifikasi LCZ berdasarkan tipe daerah terbangun dan tutupan lahan
Lampiran 2. Klasifikasi LCZ berdasarkan nilai geometrik dan sifat tutupan lahan
TALLY SHEET
Nama Desa/Kecamatan: …………………………………………….
Hari/tanggal pencatatan: …………………………………………….
Tipe Susunan Kerapatan Kerapatan Elevasi Tipe
Koordinat Suhu Udara (o C) Foto Lapangan
bangunan/ Bangunan Tutupan Lahan (m) LCZ
tutupan
…..S …..T Tinggi Sedang Rendah Rapat Jarang 1 2 3 4 5 No. U S T B A
lahan

Anda mungkin juga menyukai