Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsur-unsur cuaca dan iklim yang
menyangkut distribusinya baik dari skala global (dunia), regional (wilayah), maupun lokal
(setempat).Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi, yakni yang mengkaji gejala-
gejala cuaca, tetapi sifat-sifat atau karakteristik dan gejala-gejala cuaca tersebut mempunyai
sifat umum dalam jangka waktu yang relatif lebih luas pada atmosfer bumi (Sabaruddin,
2014).
Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam waktu yang singkat serta dalam cakupan wilayah
yang relatif kecil. Dan iklim adalah bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam
jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun)
yang terjadi pada suatu daerah yang luas.Batasan secara klasik menyatakan bahwa
sautuiklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan daerah
yang luas. Tidak teraturnya perilaku suatu iklim dan perubahan awal musim dan akhir
musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk
merencanakan kegiatan masa tanam dan masa panen. maka dari itu stasiun klimatologi
sangat diperlukan untuk melayani suatu informasi cuaca dan iklim pada suatu daerah dan
juga untuk membantu para petani dalam mengamati cuaca (Sabaruddin, 2014).
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan
penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca
yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun
waktu tertentu (Winarso, 2013).
Lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standar yaitu dibangun diareal lahan yang
jauh dari bangunan fisik.  Sebab, untuk melakukan pengamatan cuaca dan iklim tidak boleh
terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh dalam mengamati unsur-unsur iklim
mulai dari temperatur, curah hujan,dan kelembapan.
Pengetahuan hubungan iklim dengan kegiatan pertanian sangatlah baik dalam dunia
pertanian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum pengenalan alat klimatologi untuk
mengetahui prinsip kerja dari masing-masing alat klimatologi.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pentingnya keberadaan
stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika serta mengetahui prinsip kerja, cara
penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur
analisis cuaca.
Adapun kegunaan dilaksankannya praktikum ini adalah agar dapat mengetahui prinsip
kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat
pengukur analisis cuaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cuaca dan Iklim
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan
penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondidi cuaca
yang kemudian disusun dan hitung dalam bentuk rata-rat kondisi cuaca dalam kurung waktu
tertentu(Winarso,2013).
2.2 Unsur-unsur cuaca dan iklim
2.2.1 Suhu udara
suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu. Satuan
suhu digunakan derajat celcius (ºC), di Inggris dan beberapa negara lainnya dinyatakan ºF
yang menetapkan titik didih air dalam 212ºF dan titik lebur es 32ºF. Dalam
skalaperseratusan (skala Celcius) ditetapkan titik didih air 100º dan titik lebur es 0º. Kedua
skala tersebut menunjukkan suhu yang sama pada -40º. Suhu Fahrenheit dapat diubah
menjadi derajat Celcius : F = 32 = (9/5) C (Tjasjono, 2004).
2.2.2 Tekanan udara
Berat sebuah kolom udara per satuan luas di atas sebuah titik menunjukkan tekanan
atmosfir (tekanan udara) pada titik tersebut. Distribusi tekanan horizontal dinyatakan oleh
isobar; garis yang menghubungkan tempat yang mempunyai tekanan atmosfir sama pada
ketinggian tertentu. Tekanan atmosfir berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Tekanan
udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuannya
atmosfir (atm) atau mm Hg atau mbar, dimana tekanan udara 1atm = 760mmHg =
1.013mbar. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau
altitud). Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11mbar untuk setiap bertambahnya
ketinggian tempat sebesar 100m (Lakitan, 2012).
2.2.3 Kelembaban udara
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Dalam kelembaban
dikenal beberapa istilah. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang berada dalam satu
satuan udara, yang dinyatakan gram/m3. Kelembaban spesifik merupakan perbandingan
massa uap air di udara dengan satuan massa udara, yang dinyatakan gram/kg. Kelembaban
relatif merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air
yang dikandung udara pada temperatur tertentu, dinyatakan dalam %. Angka kelembaban
relatif dari 0–100%, dimana 0% artinya udara kering, sedang 100% artinya udara jenuh
dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Besaran yang digunakan untuk menyatakan
kelembaban udara adalah kelembaban nisbi, dimana kelembaban tersebut berubah sesuai
dengan tempat dan waktu. Menjelang tengah hari nilai nisbi berangsur turun, kemudian pada
sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar Abbadie (2010),
2.2.4 Curah hujan
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang
terdapat di atmosfir. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya
hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu, dan asam belerang. Titik-titik
kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Jumlah curah hujan
dicatat dalam inci atau millimeter (1inci = 25.4mm). Jumlah curah hujan 1mm menunjukkan
tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam
tanah atau menguap ke atmosfir Gunawan (2014).
2.2.5 Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lain
secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang
mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) seragam dalam arah yang horizontal.
Gerakan angin berasal dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Kecepatan angin dibagi atas kelas atau tingkatan berdasarkan kerusakan yang diakibatkan
angin dan kecepatan angin, sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 1 berikut. Angin
mempunyai arah yaitu arah dari mana angin bertiup biasanya dinyatakan dalam 16 titik
kompas (U, UTL, TL, TTL dan sebagainya) untuk angin-angin permukaan, untuk angin di
atasdinyatakan derajat atau 1/10 derajat dari utara, searah jarum jam. Kecepatan angin
km/jam,mil/jam, m/det, knot, dimana 1km/jam = 0.621mil/jam = 0.278 knot, 1knot =
1.852km/jam =1.151mil/jam = 0.514m/det Kartina (2014).

2.3 Taman Alat Klimatologi


a. Pengukuran Radiasi Matahari
Pengukuran radiasi matahari terbagi menjadi 3, yaitu:
 Gunn Belanni adalah alat yang digunakanuntuk mencatat suatu intensitas suatu
cahaya matahari dan untuk mengukur suatu pengembunan di pagi hari. Pada
intensitas cahaya matahari dapat dihitung selisih pembacaan skala yang
dikalikan dengan konstanta kemudian 21 dinyatakan ke dalam satuan kalori/cm²
(Langley). Radiasi pada suatu matahari harian dapat diukur secara rutin setiap hari
dengan menggunakan Gun Bellani Pyranometer sejak tahun 1997( Abbadie, 2010).
 Actinograph Bimetal adalah alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari
dan lamanya penyinaran matahari. Alat menggunakan sensor bimetal dengan satuan
K Cal/cm² (Langley). Lempeng logam bimetal akan memuai apabila terjadi
perubahan suhu panas dan pena yang ada di dalam Actinograph Bimetal akan
bergerak dan melukis kertas pias karena ada perbedaan suhu. keping bimetal terdiri
dari dua lempeng logam yang memiliki perbedaan koefisien muai dan memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap perubahan suhu (Prasodjoet, 2016).
 Campbell Stokes adalah alat yang digunakan di Indonesia untuk mencatat lamanya
penyinaran matahari dengan mengamati durasi matahari bersinar setiap hari. Pada
Campbell Stokes terdapat bola kaca yang terbuat dari kaca masip yang berfungsi
untuk memfokuskan cahaya matahari hingga membias. Pengamatan matahari
dilakukan mulai pukul 07.00. Prinsip kerja alat itu yaitu sinar matahari yang pada
sekeliling permukaan bola kaca pejal sehinggaakan difokuskan keatas perumukaan
pias sehinggakan meninggalkan berupa bekas terbakar yang menjadi petunjuk
berapa lama matahari bersinar. Sinar matahari yang difokuskan pada piassehingga
akan membakar dan meninggalkan berkas pada pias (Prawirowardoyo, 2010).
b. Pengukuran Suhu Udara
Psikrometer Standarmerupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu
kelembaban relative udara.Psikrometer yangterdiri dari thermometer bola basah dan
thermometer bola kering. Thermometer maksimum dan thermometer minimum, serta
pichevaporimeter yang digunakan untuk mengukur suatu suhu ruangan (Arief, 2012).
c. Pengukur Tanah
Termometer Tanah Gundul dan Bervegetasi, Thermometer tanah berumput
merupakan thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yang ditumbuhi
vegetasi.Thermometer tanah gundul digunakan untuk mengukur suhu tanah yang tidak
ditumbuhi vegetasi. Kedua thermometer tersebut pada dasarnya sama, yang
membedakan hanya jenis tanahnya yaitu tanah berumput dan tanah gundul (Muldawati,
2013).
d. Pengukur Arah Dan Kecepatan Angin
 Anemometeradalah alat yang digunakanuntuk mengukur suatu kecepatan angin dan
tekanan angin yang biasanya dipakai pada oleh suatu bidang Meterologi dan
Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca (Azwar, 2013).
 Cup Counteradalahsalah satu tipe anemometer yang berfungsi sebagai penangkap
angin dan pemutar piringan derajat yang dimanakecepatannya bergantung dari suatu
kecepatan angin. Anemometer ini juga tergolong pressure anemometer yang sering
digunakan pada suatu stasiun prakiraan cuaca. Anemometer ini hanya dapat
mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode ( As’ari, 2011).
2.4 Sayarat-syarat Penempatan Stasiun Klimatologi
Berdirinya stasiun klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan
masyarakat akan perlunya pengamatan iklim untuk diinformasikan kepada masyarakat
luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok tanam misalnya, mereka dapat
mengetahui masa tanam dan masa panen yang baik. Terdapat beberapa kebutuhan
pokok stasiun klimatologi agar mendapatkan data yang benar diperlukan seperti (1)
letak stasiun klimatologi harus memiliki hubungan tanah, air, dan iklim dimana data
tersebut diperoleh; (2) masing-masing instrumen harus menghasilkan data yang akurat
serta alat tersebut mudah dipelihara; (3) pembacaan alat mudah dilaksanakan; (4)
pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan baik serta bertempat tinggal tidak jauh dari
stasiun (Khaeruddin, 2010).
Pengamatan utama yang dilakukan di stasiun klimatologi meliputi unsur curah hujan,
suhu udara, arah dan laju angin, kelembaban, durasi penyinaran matahari dan suhu
tanah.Oleh karena itu, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar diharapkan tidak
mengalami perubahan agar pemasangan alat dapat memenuhi syarat dan menghasilkan
pengukuran yang baik (Fontain, 2010).
BMKG (2018), mengatakan bahwa syarat penempatan stasiun klimatologi yakni
sebagai berikut :
a. Dikelarkan pada tanah datar, berada sedekat mungkin dengan landas pacu, dengan jarak
antara landas pacu dengan titik tengah taman alat meteorologi antara 100 m hingga 500
m.
b. Berada pada daerah terbuka yang luas.
c. Jarak antara taman alat meteorologi dengan kegiatan lalu lintas kendaraan sekurang-
kurangnya 50 m.
d. Ditempatkan di sisi utara atau selatan dari bangunan terdekat, sehingga bangunan
tersebut tidak menghalangi sinar matahari, sekurang-kurangnya 10° setelah matahari
melewati cakrawala atau sebelum matahari terbenam di cakrawala.
e. Tidak ada pembatas yang tinggi dan rapat antara landas pacu dengan taman alat
meteorologi yang dapat menghalau angin datang.
f. Taman alat beserta alat-alat yang ada di dalam taman tidak menjadi penghalang bagi
operasi penerbangan.
g. Tidak dibenarkan membuat jalan di dalam tanah alat maupun buffer zone menggunakan
bahan padat, seperti semen atau aspal.
h. Buffer zone dapat ditutup dengan rumput pendek atau tanaman lain yang tingginya tidak
lebih dari 50 cm .
i. Mudah dijangkau oleh pengamat yang melaksanakan tugas pengamatan.
j. Tidak terjadi genangan atau banjir.
2.5 Peran Klimatologi Untuk Pertanian
Iklim erat hubungannya dengan perubahan cuaca dan pemanasan global dapat
menurunkan produksi pertanian antara 5-20 persen.Perubahan iklim merupakan suatu
kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan fenomena
cuaca yang tidak menentu.Perubahan iklim terjadi karena adanya perubahan variabel iklim,
seperti suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu
yang panjang antara 50 sampai 100 tahun.Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kondisi
cuaca yang tidak stabil sebagai contoh curah hujan yang tidak menentu, sering terjadi badai,
suhu udara yang ekstrim, serta arah angin yang berubah drastis (Hidayati, 2015).
Iklim telah tersedia secara alami, namun manusia meskipun dengan ilmu dan
teknologinya, tidak mampu mengendalikan kecuali dalam skala yang terbatas.Oleh karena
itu upaya yang bijaksana dalam meningkatkan keberhasilan usaha produksi pertanian yang
maksimal adalah menyesuaikan kegiatan usahanya dengan perilaku iklim/cuaca yang
ada.Tanaman selain memerlukan tanah tertentu dan kecukupan zat hara, juga memerlukan
air dan radiasi matahari yang cukup dalam waktu bersamaan. Wirjohamidjojo (2017)
mengatakan dari sifat tersebut dapat dikemukakan bahwa paling tidak ada tiga hal pokok
yang harus diperhatikan dalam produksi pertanian tanaman, yaitu :
1. Kebutuhan dan tanggap tanaman kepada cuaca dan iklim, tanah, dan air.
2. Karateristik lokasi dari unsur tanah (fisik maupun kimiawi).
3. Karakteristik lokasi dari unsur cuaca dan iklim.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa temperatur
udara global telah meningkat 0,6ºC (1ºF) sejak 1861. Pemanasan tersebut terutama
disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC
memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 hingga 6,4ºC (2,0
hingga 11,5ºF) antara tahun 1990 dan 2100. Kondisi ini akan mengakibatkan iklim tetap
terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya
dan karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum
alam mampu menyerapnya kembali. Dampak dari pemanasan global (Global Warming) akan
mempengaruhi pola presipitasi, evaporasi, water run-off, kelembaban tanah dan variasi iklim
yang sangat fluktuatif secara keseluruhan dapat mengancam keberhasilan produksi pangan
(Hidayati, 2015).
Kegiatan pertanian, kehidupan tanaman, berlangsung secara terus-menerus fase demi
fase, dan setiap fase memerlukan kondisi cuaca tertentu.Demikian pula cuaca terus-menerus
berlangsung dan juga selalu berubah.Namun perubahan tersebut tidak selalu sejalan dengan
yang diperlukan bagi tanaman dalam fase itu. Dengan demikian memonitor, termasuk
menganalisis dan memprediksi iklim/cuaca perlu dilakukan agar dapat dilakukan penilaian
dan upaya penyesuaian dengan adanya cuaca yang terjadi atau yang akan terjadi
(Wirjohamidjojo, 2017).
Dalam setiap fase kehidupan tanaman terpengaruh oleh kondisi lingkungan termasuk
tanah, air, cuaca. Oleh karena itu yang perlu diketahui adalah sejauh mana kondisi
lingkungan tersebut mempengaruhi atau akan mempengaruhi kehidupan tanaman. Adanya
fenomena ekstrem misalnya badai, embun beku, polusi, dapat secara langsung merusak
tanaman.Upaya pecegahan atau pelindungan perlu dilakukan. Dalam hal tersebut informasi
klimatologi tentang keseringan sesuatu fenomena ekstrem di suatu tempat , gawar (warning)
dan prediksi akan fenomena ekstrem sangat diperlukan (Wirjohamidjojo, 2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada tanggal 10,17 dan 24 september 2019, jam 08.00
WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Untuk praktikum di laboratorium, alat yang digunakan adalah laptop dan
proyektor/LCD sebagai alat presentasi, sedangkan bahan yang digunakan adalah alat-alat
klimatologi dalam bentuk materi.
3.3 Prosedur
1. Menyiapkan alat tulis menulis yang akan digunakan.
2. Memperhatikan presentasi alat-alat klimatologi yang telah disiapkan oleh asisten
dalam bentuk materi.
3. Mencatat hal-hal yang ditampilkan dan dijelaskan oleh asisten.
4. Melakukan sesi jawab dengan asisten.
5. Melakukan evaluasi hasil dari materi pengenalan alat-alat klimatologi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut merupakan alat-alat klimatologi yang ada di stasiun klimatologi Maros


kelas 1 beserta bagian-bagiannya:
4.1.1 Campbell Stoke
a. Fungsi
b. Gambar

1
2
3
4
5

c. Bagian-bagian alat

1.Bola pejal

2. Kertas Pias

3. Plat logam berbentuk mangkuk

4. Sekrup Penyangga

5. Bagian Pendiri

4.1.2 SangkarMeteorologi

a. Fungsi

b. Gambar

4.2 Termometer BolaKering


4.3Termometer BolaBasah
4.4 TermometerMaksimum
4.5 TermometerMinimum

5 PenakarHujan
a. Mulut
corong/mulutpenak
ar
b. Pipa Penyalur Air
c. SilinderPias
d. PenaPencatat
e. SilinderKolektor
f. EmberPenadah
6 Open PanEvaporimeter

6.1 Panci
6.2 TermometerApung
6.3 Pelindungwiremesh
6.4 HookGauge
6.5 Stillwell

7 GunBellani

a. Bola sensor/tembagahitam
b. TabungBuret
c. Skala Intensitas

8 SoilThermometer

Termometer tanah
9 AWS ( Automatic Weather Station)

9.1 PanelSurya
9.2 Sensor kelembapan relative dan suhu udara
9.3 Sensor totalradiasi
9.4 SensorHujan
9.5 Datalogger

10 Lysimeter

a. Pipa
b. Rumput(vegetasi)
c. DindingLysimeter

11 High Volume Air Sampler(HVAS)

11.1 Shelter
11.2 MediaFilter
11.3 Penyangga MediaFilter

12 Cup CounterAnemometer

12.1 cup sebagaibaling-baling


12.2 Counter
12.3 Tiang
4.2
Daftar Pustaka

Abbadie, 2010.Emipirical models for the correlation of global solar radiation with
meteorology data for Iseyin, Nigeria. International Journal of Physical
Sciences.3(9): 210-216.
Arief. 2012. Monitoring Lingkungan Kerja Tekanan Panas Atau Heat Stress. Jakarta :
Universitas Esa Umggul.
As’ari.2011. Rancang Bangun Anemometer Analog. Jurnal Ilmiah Sains. 11(1): 1-4.
Fontain. 2010. Analisis Klimatologi Indeks Osilasi Selatan (SOI) untuk Pendugaan
Musim-Tiga Bulan Ke depan Menggunakan Regresi Linier: Pendugaan SOI
Musim JFM Tahun 2002. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol.3,
No.1.
Gunawan, Nawawi, Ir., MS  2014. Pengantar Klimatologi Pertanian. Jakarta: Dinas  
Pendidikan.
Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan
Hidayati, I. N., & Suryanto. 2015. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi
Pertanian dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan.Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan Vol. 16.
Katrina, Tuminar. 2014. Klimatologi Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Khaeruddin. 2010. Pengantar Klimatologi Pertanian. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem Standar Pengelolaan SMK.
Muldawati. 2013. Prediksi Curah Hujan Daerah Secingin Dengan Metode Arima.
Padang: Universitas Andalas.
Prawirowardoyo. 2010. Metereologi.Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Prasodjoet.2016. Analisi Pengaruh Intensitasradiasi matahari, temperature dan
kelembaban udara terhadap fluktuasi konsentrasi ozon permukaan di bukit
Kototabang. Jurnal Fisika. 3(3): 177-76.
Sabaruddin. 2014. Agroklimatologi. Bandung: Alfabeta.
Supangat, Agus. 2010. Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung.
Tjasyono, Tukiyo. 2009.Pengaruh Iklim pada Tanah. Jakarta: Kompas.
Wirjohamidjojo, S., & Yunus S. S. 2007. Praktek Meteorologi Pertanian. Jakarta :
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Winarso. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar Dan Pengembangan
Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit digibooks. 221 hal.
Laporan Praktikum
Agroklimatologi

PENGENALAN ALAT-ALAT STASIUN KLIMATOLOGI

NAMA : ANGGI RANTAU P


NIM : G021181357
KELAS : AGROKLIMATOLOGI B
KELOMPOK :3
ASISTEN : 1. A. FARNY ZUL F.A,S.P.
2. NUR RAHMADANI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai