Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA
(BMKG)
STASIUN KLIMATOLOGI KARANGPLOSO MALANG
DOSEN PENGAMPU: Dr.Ir Sugiarto.MP

Disusun oleh:
NAMA: Lalu Muhammad Daud
NPM: 218013023
KELAS: A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakng
Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan
pengamatan terus-menerus mengenai keadaan fisik dan
lingkungan (atmosfer). Dalam persetujuan internasional,
suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan
iklim selama sepuluh tahun berturut-turut sehingga akan
mendapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim,
batas-batas ekstrim, dan pola siklusnya. Sasaran BMKG
dalam menyebarkan informasi yaitu penanggulangan atau
antisipasi bencana meliputi banjir, angin kencang,
kekeringan, tsunami dan gempa. Cuaca adalah keadaan atau
kelakuan atmosfer pada suatu waktu tertentu yang sifatnya
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim adalah
rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu lama, minimal
30 tahun yang sifatnya tetap. Iklim akan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia dan organisme lain yang
hidup di muka bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim
akan menjadi bahan pertimbangan dalam rancangan
bangunan hunian atau kontruksi bangunan fisik lainnya,
bahan dan desain pakaian, jenis dan porsi pangan yang
dikonsumsi, dan ragam aktivitas sosial budaya yang
dilakukan penduduk. Karena cuaca dan iklim merupakan
salah satu unsur lingkungan hidup yang sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Berbeda dengan
unsur-unsur lingkungan hidup lainnya. Oleh sebab itu,
informasi berupa data atau keterangan tentang cuaca dan
iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap,
melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka
kejelasan tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan
iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan
usaha optimasi bidang kegiatannya. Dalam kehidupan
sehari-hari, iklim akan mempengaruhi jenis tanaman yang
sesuai untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, dan teknik
budidaya yang dilakukan petani. Dengan demikian
pengetahuan iklim sangat penting artinya dalam sektor
pertanian.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengerti
tentang macam-macam, cara kerja, dan waktu penggunaan
alat-alat yang ada di BMKG.
BAB II

TINJUAN PUSTTAKA

2.1 Iklim

adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu wilayah


yang sangat luas dalam periode waktu yang sangat lama.
Iklim terjadi dalam waktu lama, umumnya 11-30 tahun yang
disebabkan oleh letak geografis dan topografi suatu
wilayah yang mempengaruhi posisi matahari terhadap daerah
di bumi.

Posisi matahari di wilayah khatulistiwa (equator)


menyebabkan terjadinya iklim tropis sedangkan wilayah yang
sedikit mendapat matahari akan menyebabkan iklim kutub
(dingin). Oleh karena itu, di planet bumi memiliki beberapa
iklim berdasarkan posisi relatif suatu tempat dan perbedaan
dan pola perubahan suhu udara, yaitu:

● Iklim Tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS. Ciri-ciri


iklim tropis suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari
selalu vertikal.
● Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah
ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim
sedang. Ciri-ciri iklim sub tropis adalah terdapat empat
musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi.
● Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri
iklim sedang adalah banyak terdapat gerakan-gerakan
udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah,
arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan
sering terjadi badai secara tiba-tiba.
● Iklim dingin (Kutub)terletak antara 66,5°LU-90°LU dan
66,5°LS-90°LS. Ciri-ciri iklim kutub adalah musim dingin
berlangsung lama dan musim panas yang sejuk berlangsung
singkat. Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga
terdapat salju abadi.

2.2 Alat

1. Termometer. tipe paling sederhana dari termometer adalah


termometer air raksa dalam kaca atau disebut termometer
batang. ...

2. Barometer. Barometer dibedakan dengan dua macam


barometer yakni barometer air raksa dan ada juga
barometer aneroid (altimeter). ...

3. Higrometer. ...

4. Anemometer. ...

5. Penakar Hujan.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu tempat pelaksanaan
a. Waktu dan tanggal:
1. 07.00-selsai
2. Tanggal 19 Desember 2018
b. Tempat:
Lokasi yang digunakan untuk praktikum adalah Kantor
BMKG Karangploso Malang.
3.2. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
pena, buku catatan, dan kamera. Dan yang menjadi bahan
dalam praktikum ini adalah:

1. Lysimeter
2. Penakar Hujan Observatorium
3. Actinograph Bimetal
4. Sangkar Meteorologi
5. Cup Counter Anemometer
6. Gun Bellani
7. Automatic Weather Station (AWS)
8. Automatic Rain Water Sampler (ARWS)
9. Oven Pan Evaporimeter
10. Termohygrograf
11. Penakar Hujan Hellman
12. Campbell Stokes
3.3. Metode pengamatan

Praktikum dilaksanakan dengan cara mengamati


setiap alat – alat yang ada serta melakukan tanya jawab
langsung kepada pihak petugas instansi di lapangan.
Kemudian dicatat spefikasinya, bagian – bagiannya, dan cara
kerja alat-alat tersebut. Serta mengambil gambar setiap alat –
alat yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gun Bellani
Gun bellani merupakan alat nonrecording. Adapun
fungsi dari alat ini adalah untuk mengukur jumlah radisi
harian matahari yang jatuh ​dipermukaan bumi. Data yang
dihasilkan berupa jumlah radiasi matahari yang
dinyatakan ​dalam satuan gram, Cal / cm2 /jam. Pada
pengamatan Agroklimat Gun bellani diamatai jam ​07.00
waktu setempat.
Bagian alat Gun Bellani:

1.Bola kaca

2.Bola tembaga hitam (Blackned copper sphere) 3.


Tabung buret
4. Aquades

5. Tempat alat (housing).

​Gambar 1. Gun Bellani

Cara Kerja Alat:

Selama terjadi pancaran radiasi oleh matahari,


terjadi penyerapan kalor oleh bola tembaga ​hitam. Panas
hasil serapan tersebut digunakan untuk menguapkan
aquades yang terdapat ​didalamnya. Uap air yang
dihasilkan masuk dalam receiver. Karena terjadi
perbedaan suhu ​antara bola tembaga hitam dengan
tabung buret, uap air akan mengembun dan akhirnya
mengumpul dalam dasar receiver. Pengamatan dilakukan
dengan mencatat sisa air yang ​terdapat pada dasar
receiver setelah dibalik dan mencatat jumlah air yang
terkumpul pada ​dasar receiver setelah terjadi
pengembunan selama 24 jam.

2. Lysimeter
Fungsi : untuk mengukur jumlah evapotranspirasi
pada sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Alat
ini terdiri dari 4 bejana dengan volume 1x1x1,2m yang
ditanam dalam tanah dihubungkan dengan kran, dan
permukaan tanah diatasnya ditanami dengan tumbuhan
tertentu.

Cara kerja alat :

Lysimeter jam 07.00 WIB disiram merata sejumlah 8 liter air,


pada jam 07.00 WIB hari berikutnya (24 jam) diukur
kembali melalui kran-kran. Jumlah air yang diukur
selama 24 jam tadi merupakan hasil dari
evapotranspirasi.

Gambar 2. Lysimeter
3. Pengukuran Suhu Tanah
Gambar 3. Pengukuran suhu tanah 0, 5,
10, 20 dan 30 cm

Pengamatan suhu tanah sebetulnya dilakukan


pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50
cm dan 100 cm. Dipasang membujur Utara-Selatan
dengan jarak 0.5 sampai dengan 1 m antara dengan
lainnya (kecuali ada standar khusus yang 0 sampai
dengan 20 cm). Gunanya agar bayangan tidak saling
mengenai satu dengan lainnya. Pengukuran dilakukan
pada tanah tertutup rumput dan pada permukaan tanah
terbuka. Cara pembacaan termometer tanah tidak
berbeda dengan pembacaan pada termometer bola
kering. Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu
dilakukan lebih intensif (lebih sering) dari pada interval
kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu
tanah lebih besar dan perubahan suhu yang berlangsung
lebih cepat pada lapisan atas tanah tersebut. Dengan
pertimbangan ini World Meteorogical Organization
(WMO) merekomendasikan pengukuran tanah pada
kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm.
Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10
dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari, sedangkan yang
50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari. Hal
yang perlu diperhatikan adalah harus diusahakan agar
membaca thermometer dengan cepat dan cermat
sehingga menghindarkan kesalahan paralaks. Untuk
kedalaman 5 sampai 30 cm biasanya dipakai
termometer yang bisa dibaca dari luar, sedangkan untuk
kedalaman 50 cm dan 100 cm biasanya dipakai
termometer air raksa yang dimasukkan dalam tabung
yang kuat.
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada
kedalaman tanah. Karena pola tingkah laku perambatan
panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi
pada permukaan dan akan semakin kecil dengan
bertambahnya kedalaman. Suhu tanah maksimum pada
permukaan tanah akan tercapai pada saat intensitas
radiasi matahari mencapai maksimum, tetapi untuk
lapisan yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai
beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan
tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena
dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari
permukaan ke lapisan-lapisan tanah tersebut.

Gambar 4. Termometer tanah kedalaman 50 cm


dan 100 cm​ Cara

membaca termometer pada kedalaman 50 cm dan


100 cm :
1. Buka tutup tabung besi

2. Tarik tabung gelas yang terikat pada rantai dengan


hati-hati

3. Pegang ujung gelas yang terikat dengan rantai

4. Baca termometer sampai persepuluhan derajat


dengan cepat dan cermat
5. Waktu membaca usahakan membelakangi
matahari, untuk menghindari pengaruh sinar
6. Matahari terhadap ketelitian pembacaan.

7. Kembalikan termometer ke tempat semula dengan


hati-hati.

Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses


metabolisme dalam tanah, seperti mineralisasi, respirasi
mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara
oleh tanaman. Laju fluks panas ke dalam tanah
ditentukan gradien suhu dan konduktivitas tanah yang
nilai dipengaruhi oleh lengas dan bahan organik.
4. Campbell Stokes

Gambar 5. Campbell stokes

Cambell stoke yaitu untuk mengetahui lamanya


penyinaran matahari dalam satuan ​jam/persen,
lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahar yang
ditangkap oleh bola kaca ​yang sifatnya
mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias. Maka kertas itu ​akan terbakar apabila terajadi
penerimaan radiasi sinar matahari, dari berkas-berkas
yang ​terbakar ini dapat ditentukan berapa lama
matahari bersinar pada hari tersebut.
5.Penakar Hujan Jenis Tipping Bucket
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan
non-recording atau tidak dapat mencatat ​sendiri.
Fungsi : untuk mengukur curah hujan
Komponen-komponen alat:

➢ Bak tempat penampungan air hujan.

➢ Kaki yang berbentuk tabung silinder.

➢ Gelas penakar hujan

Cara Kerja :
Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk
melalui corong besar dan corong kecil, kemudian
terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas. Jika air
yang tertampung cukup ​banyak menyebabkan ember
bertambah berat, sehingga dapat menggulingkan
ember ​kekanan atau kekiri, tergantung dari letak
ember tersebut. Pada waktu ember terguling, ​penahan
ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember
mempunyai dua buah tangkai yang ​berhubungan
dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan
ember menyebabkan kedua ​tangkainya bergerak pula
dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda
bergigi ​berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda ​berbentuk
jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai
sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur
kedudukan pena yang letak ujungnya selalu
bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda
berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena
bergerak sepanjang tepi roda.
Gambar 6. Penakar Hujan Jenis Tipping
Bucket

6. Penakar Hujan Jenis Hellman


Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu
instrument/alat untuk mengukur ​curah hujan. Penakar
hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar
hujan berjenis ​recording atau dapat mencatat sendiri.
Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan
setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam
keadaan baik/hari sedang cerah. ​Alat ini mencatat
jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis
vertikal yang ​tercatat pada kertas pias. Alat ini
memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk
menghindari kerusakankerusakan yang sering terjadi
pada alat ini.
Pemasangan alat ini sama seperti penakar hujan
lainnya, bertujuan mendapatkan data ​jumlah curah
hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat
tertentu. Jenis penakar ​hujan ini berbentuk silinder
dengan tingi 115 cm serta luas permukaan corong 200
cm² serta ​berat alat ini ± 14 Kg. Seluruh bagian luar
alat ini dicat warna hijau muda atau abu-abu. ​Pada
bagian depan alat ini terdapat sebuah pintu dalam
keadaan tertutup. Apabila ​pintu dalam keadaan terbuka,
maka bagianbaian alat ini akan terlihat seperti dibawah
ini:

Gambar 7. Penakar Hujan


Jenis Hellman ​Adapun bagian-bagian alat
hujan ini adalah:
1. Bibir atau mulut corong

2. Lebar corong

3. Tempat kunci atau gembok

4. Tangki pelampung

5. Silinder jam tempat meletakkan pias

6. Tangki pena

7. Tabung tempat pelampung

8. Pelampung

9. Pintu penakar hujan

10. Alat penyimpan data

11. Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon)

12. Selang gelas

13. Tempat kunci atau gembok

14. Panci pengumpul air hujan bervolume


Cara Kerja Alat:
Jika hujan turun, air hujan masuk melalui
corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat
pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung
serta tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada
tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang
gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung
Gerakkan pena dicatat pada pias yang
ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam
tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan
selang gelas), pena akan mencapai tempat teratas pada
pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak
lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem
siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung
akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam
tabung. Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai
pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias
merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih
terus-menerus turun, maka pelampung akan naik
kembali seperti diatas. Dengan demikian jumlah curah
hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan
menghitung garis-garis vertikal.
7. Automatic Rain Sampler

Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang


digunakan untuk mengambil sampel air ​hujan Wet dan
Dry.
Fungsi​: untuk mengambil sampel air hujan yang akan
diukur konsentrasi kimia Air Hujan.
Cara Kerja:
Jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan
trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup
tempat penampungan air yang digerakkan oleh motor
listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka
kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan
bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di
tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena
tertutup rapat.

Gambar 9. Automatic Rain Sampler

8. Sangkar Meteo
Sangkar meteo merupakan bangunan berbentuk
rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk
menyimpan alat termohigrograf, termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola
kering dan termometer bola basah. Sangkar meteo
berventilasi dobel jalusi, yang gunanya mengalirkan
udara masuk dan keluar, Sangkar meteo juga dicat
putih agar memantulkan cahaya yang merupakan
konvensi dari WMO (World Meteorological
Organisation). Pintu pada sangkar meteo posisinya
harus dipasang utara - selatan. Dibawah sangkar meteo
tidak boleh di cor karena dapat mengganggu hasil
pengamatan.
Gambar 10. Sangkar meteo.
9. High Volume Air Sampler​ (HV Sampler)
Fungsi :​ untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle
Matter).
Cara Kerja :
Udara yang mengandung partikel debu dihisap
mengalir melalui kertas filter dengan ​menggunakan motor
putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada
kertas filter yang ​nantinya akan diukur konsentrasinya
dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum ​dan
sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan
waktu lamanya sampling ​sehingga didapat konsentrasi
debu tersebut.

Gambar 8. High Volume Air Sampler (HV Sampler)


10. Anemometer Cup Counter
Cup counter merupakan salah satu jenis
anemometer dengan tinggi 50 centimeter.
Fungsi:
untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama
periode tertentu.
Gambar 17. Anemometer Cup Counter

Komponen-komponen alat Anemometer cup Counter:

a.3
b
u
a
h
m
a
n
g
k
o
k
Cara
me
mba
cany
a:
Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada
periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi
hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan
dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi
dengan periode waktu pengamatan.
11. Panci Penguapan (​Pan Evaporasi)​
Pengamatan penguapan air menggunakan alat penguapan yang
terdiri dari:

1) Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 Cm.

2) Thermometer apung untuk mengukur suhu air.

3) Hook Gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam


panci.

4) Kayu penopang untuk penyangga panci sehingga


tidak bersentuhan dengan tanah karena tanah
menngandung panas yang akan menambah
penguapan.
5) Cup counter anemometer untuk mengukur
kecepatan angin rata-rata di permukaan air.
Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WIB.
Selisih tinggi air sekarang dengan tinggi air kemarin
merupakan jumlah air yang hilang karena menguap
dengan kondisi: suhu air rata-rata seperti yang
ditunjukan thermometer apung, kecepatan angin
rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup
Counter Anemometer.
Fungsi: ​Untuk mengetahui besarnya penguapan
radiasi langsung dari matahari.
Cara kerja alat:
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm
sehingga di atas rongga 5 cm pengukuran ​dilaksanakan
pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam
tabung peredam riak. ​Untuk mengukur dan membaca
skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci
dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan
tidak terlalu bergelombang. Sesudah ​itu sekrup patrol
diputar sambil melihat ujung panci dari hungging di
dalam tabung ​pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada
di atas penyangga hugging berfungsi untuk ​menaikkan
atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali
ke kanan maka tiang ​skala turun angka yang dibaca
adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup
pengontrol. Adapun skala yang tertera pada skala adalah
angka (1) sampai (100). Sedangkan termometer yang
berada di atas permukaan air adalah termometer
maksimum ​dan termometer minimum. Termometer ini
terletak di atas pelampung sehingga mempunyai ​perahu,
pada kedua termometer ini baik maksimum maupun
minimum berada di ​tengah atau anntara kedua sisi
pengukuran termometer maksimum. Termometer
minimum ​yang kecil setelah di tengah dan berguna
sebagai alat pengukur suhu atau temmperatur ​minimum
air panci. Sedangkan termometer maksimum besar
berguna untuk mengukur​ ​suhu max air dalam panci.
Rumusnya yaitu :

Thermometer maksimum - termometer minimum

Gambar 18. Alat alat evaporasi


12. AWS (​Automatic Weather Stations​)
AWS (​Automatic Weather Stations​)
merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di
disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis
serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah.
AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU
(Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display
dan bagian-bagian lainnya.

Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor


temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban,
presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger
dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal
pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer.
Masingmasing parameter cuaca dapat ditampilkan
melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga
para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present
weather ) dengan mudah.
Secara umum AWS dibagi menjadi beberapa bagian utama,
yaitu

A. SENSOR

Sensor yang digunakan pada AWS secara umum


dibagi menjadi 2 (dua) kelompok sensor, yaitu :
Primary Sensors
a) Air Temperature

b) Precipitation

Secondary Sensors

a) Wind Speed

b) Global Solar Radiation

c) Ground Surface (Skin) Temperature

d) Solar panels & Wind power (optional)

e) Extended Range Operating Envelopes


B. DATA LOGGER

C. KOMPUTER (sistem perekam dan sistem monitor)

D. DISPLAY (optional)

E. Tiang untuk Dudukan Sensor dan Data Logger

F. Penangkal Petir

Gambar 19. AWS

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah:

1. Alat-alat yang ada di BMKG dapat membantu dalam


mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam yang berkaitan
dengan cuaca dan iklim.
2. Alat-alat yang ada di BMKG juga merupakan alat
instrumentasi dimana ada yang berbentuk manual dan
digital.
3. Ketinggian alat yang berbeda-beda akan menghasilkan
pengukuran yang berbeda pula.
4. Semakin canggih suatu alat instrumen maka akan semakin
akurat hasil pengukurannya.
5. Unsur-unsur cuaca (radiasi surya, tekanan udara, suhu,
kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan
awan) sangat berpengaruh kepada pertanian oleh sebab itu
pengetahuan mengenai pengamatan iklim sangat
diperlukan bagi sarjana pertanian.
5.2. Saran

Adapun saran yang ingin saya sampaikan untuk


praktikum ini adalah kunjungan lapangan ini saya sarankan
untuk tetap ada bagi angkatan selanjutnya sehingga para
mahasiswa lebih mampu memahami berbagai alat
instrumentasi yang berguna bagi pemantauan cuaca dan iklim
dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang baru.
Dan saran untuk BMKG Stasiun Klimatologi karangploso
supaya memperbarui alat-alat yang sudah rusak ataupun alat
yang sudah berusia lanjut supaya pengamatan dapat
menghasilkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Runtunuwu, E., H. Syahbuddin., dan A. Pramudia. (2008).


“Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi: Upaya
Melengkapi Sistem Database Iklim Nasional”. ​Jurnal
Tanah dan Iklim​. 27: 8 – 9.

Setiawan, A. C. (2003). ​Otomatisasi Stasiun Cuaca untuk


Menunjang Kegiatan Pertanian​. [Online]. Tersedia: http://
www.bmg.ac.id​. [08 Mei 2016].

Wisnubroto, S. (1999). ​Meteorologi Pertanian Indonesia​.


Yogyakarta, Mitra Gama Widya.

Badan Meteorologi dan Klimatologi Karangploso Malang.


2018.
http://www.staklimkarangploso.info/. ​(diakses 20
Desember 2018)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai