Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI & TEKNIK

EKSPLORASI
(Part-1)
Fase Eksplorasi
2.3. Phases of an exploration program
• 2.3.1 Literature survey
• 2.3.2 Airborne survey
• 2.3.3 Geologic survey
• 2.3.4 Hydrologic survey
• 2.3.5 Geochemical survey
• 2.3.6 Geophysical survey
2.4 Synthesis and interpretation
2.5 The next step: Drilling
Fase eksplorasi
(secara urutan kronologis)
• 1. Literature survey
• 2. Airborne survey
• 3. Geologic survey
• 4. Hydrologic survey
• 5. Geochemical survey
• 6. Geophysical survey.
Literature Survey
Daerah yang menjadi objek survey bisa saja telah ada yang
pernah meneliti sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai
informasi awal yang penting untuk Langkah selanjutnya.
Informasi ini dapat diperoleh melalui pencarian di internet.
Berupa paper penelitian & database yang menyediakan informasi
potensi geothermal di berbagai tempat (mis. di ESDM)

Data apa saja?


Contoh informasi yang ada di situs USGS

Data-data yang tersedia :


Well log data, springs with temperatures greater than 20 C, chemical information for the fluids at each of
these springs and wells.
Airborne Survey
Fotografi udara dari lokasi yang prospektif dapat menghasilkan
informasi berikut:
• Sifat struktural lapangan
• Lokasi anomali dan manifestasi termal (melalui pencitraan
inframerah, IR)
• Data aeromagnetik
• Tolak ukur geografis untuk memandu survei tanah selanjutnya
• Pemetaan geologi (dalam hubungannya dengan survei geologi).
• Penggunaan gambar stereografik dapat mengungkapkan gambaran
permukaan terutama patahan yang sangat penting dalam
menentukan kemungkinan jalan aliran fluida melalui formasi.
• Tanah dengan suhu hangat akan tampak di foto Inframerah (IR)
• Survei IR harus dapat mendeteksi anomali suhu yang sangat kecil, dari
orde 0,05-0,5℃ untuk wilayah hingga ratusan kilometer persegi.
• Survei IR yang andal harus dapat membedakan efek panas bumi yang
sebenarnya dari yang disebabkan oleh cuaca, hidrologi, medan atau
topografi
• Pengukuran aeromagnetik dianggap dapat mengungkapkan batuan yang
berubah secara hidrotermal karena proses perubahan batuan magnetis
menjadi batuan nonmagnetik.
• Jadi nilai kemagnetan rendah ditafsirkan sebagai bukti kemungkinan cairan
panas bumi panas.
• Namun, ada cukup banyak kasus di mana metode ini belum definitif dalam
mendefinisikan daerah hidrotermal berdasarkan kemagnetan rendah saja
sehingga data iniharus diintegrasikan dengan hasil metode lain.
• Data aeromagnetik yang andal dapat digunakan untuk membantu
memvalidasi dan membatasi model numerik reservoir pada tahap
perkembangan selanjutnya.
Geologic Survey
• Fase ini biasanya dilakukan oleh ahli geovolkanologi, ahli geologi dengan
pelatihan khusus dan pengalaman dalam sistem vulkanik.
• Sejarah penciptaan dan evolusi suatu lokasi dari waktu ke waktu geologis
dapat memberi wawasan tentang keadaan formasi dalam terkini
• Banyak ladang panas bumi yang keberadaannya disebabkan oleh
vulkanisme masa lalu, kadang-kadang masih baru. Sejarah letusan,
termasuk waktu kejadian, sifat dan volume material yang dikeluarkan, dan
luasnya bidang sebaran muntahan material yang dikeluarkan gunung api.
Semua info ini harus diketahui agar diperoleh gambaran lengkap
• Ahli geologi berada harus dapat ‘menceritakan’ masa lalu untuk
menjelaskan masa kini
Dua produk dari pekerjaan ahli geologi adalah
1. Peta geologi daerah
Peta geologi adalah rendering skala besar multi-warna dari jenis batuan
yang muncul di permukaan.
2. Draft model konseptual untuk sistem hidrotermal.
Contoh Peta
Geologi
• Setiap area pada gambar mewakili jenis satuan batuan yang berbeda
(jenis dan umur) di permukaan, garis digambar untuk menunjukkan
jenis dan lokasi kontak dan patahan, dan strike dan simbol kemiringan
menunjukkan, masing-masing, orientasi planar dari patahan dan
sudut kecuramannya.
• Ahli geologi memberi nama berbagai unit berdasarkan lokasi di mana
unit tertentu pertama kali ditemukan atau paling baik ditampilkan.
Misalnya, unit yang ditunjuk “Qqm” pada Gambar 2.3 disebut “quartz
latite of Mammoth Mountain (latit kuarsa Gunung Mammoth).” Lainnya
yang lebih umum unit hanya diberi nama geologi mereka dan dijelaskan
secara rinci mengenai keberadaan mereka di situs tertentu.
Misalnya, unit "Qp" pada Gambar 2.3 diberi nama "pyroclastic fall
deposits (endapan jatuhan piroklastik)" dari periode Holosen dan
Pleistosen, dan diidentifikasi berasal dari letusan rantai Kawah Mono-
Inyo
https://esdm.lampungprov.go
.id/detail-post/sesar-patahan-
fault
Layanan Informasi Data Geologi Indonesia
• https://geologi.esdm.go.id/geomap/pages/collection
• Model konseptual sistem panas bumi menggambarkan secara grafis
bawah permukaan utama fitur sistem, termasuk lokasi satuan batuan,
patahan, dan jalur aliran fluida
• Pekerjaan membuat peta ini dimulai dengan survei geologi danproses
ini terus berlanjut karena akan lebih banyak data datang dari survei
lain.
• Bahkan tidak jarang model konseptual ini berkembang (berevolusi)
bahkan setelah lapangan diproduksi, karena tersedianya informasi
langsung tentang reservoir dari data produksi dan sumur injeksi.
• Contoh
Peta/
Model
Konseptual

Ini adalah
penampang melalui
bidang yang sama
yang ditunjukkan
pada peta geologi
Gambar 2.2.
• Ketika fokus eksplorasi menyempit ke wilayah potensi panas bumi
paling tinggi, model konseptual juga menjadi lebih sempit
namunlebih detail.
• Pengembangan model konseptual biasanya melibatkan rekonsiliasi
pendapat yang bertentangan ahli geologi yang mungkin menafsirkan
data survei secara berbeda.

Anda mungkin juga menyukai