KONDUKSI
Disusun Oleh :
Kelas / Prodi : 2E / D4-TPTL
Nama / NIM : Rama Prasetyo Handawidjoyo / 191726013
Dosen Pembimbing :
Annisa Syafitri K, M.Sc. (201704001)
I. REFRENSI
1. Holman. (2010). Heat Transfer (10th ed.). McGraw-Hil.
2. Kern. (1950). Process Heat Transfer. McGraw-Hil
3. Buku bahan ajar Perpindahan Panas dan Penerapannya. Dr.Ir. Sri Wuryanti, M.Si.
(2010)
4. Frank F. Incorpera. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, 7th Edition. (2011).
5. Yunus A. Cengel. Heat Transfer - A Practical Approach. 2nd Edition.
6. ASTM C518 – 98 (Standar Test Method for Steady – State Thermal Transmission
Properties by Means of The Heat Flow Meter Apparatus).
II. TUJUAN
1. Mengaplikasikan berbagai persamaan dalam teori perpindahan panas
(Fourier’s Law, Newton Cooling Law, Stefan Boltzman’s Law) untuk
mengetahui konduktivitas dari benda kerja dengan asumsi kondisi stedy state
satu dimensi pada satu lapos material homogen
2. Mencari dan menemukan berbagai property termofisika dari fluida yang
dibutuhkan dalam perhitungan
3. Menganalisis pengaruh berbagai variable opersai kerja terhadap hasil
konduktivitas
4. Memahami kegunaan dari analisis konduktivitas material serta dapat
memanfaatkannya di berbagai bidang kerjanya kelak
Pada keadaan steady state, panas yang masuk pada sisi muka sebelah kiri harus sama dengan
panas yang meninggalkan sisi muka sebelah kanan. Aliran panas melalui pelat adalah satu
dimensi Ketika tempratur pada dinding bervariasi hanya pada satu arah, yaitu sumbu-x
(perhatikan gambar-1)
b. Hukum Fourier
Perpindahan panas bergerak dari suatu titik atau permukaan dengan temperature lebih
tinggi ke temperature lebih rendah (di lingkungannya). Hubungan aliran panas yang
melintasi konduksi adalah perbandingan antara laju aliran pana yang melintasi permukaan
isothermal dan gradien tempratur yang terdapat pada permukaan tersebut. Hubungan
umum tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang
dikenal dengan hukum fourier (persamaan dasar konduksi), yakni
𝑑𝑇
qkond= −𝑘𝐴 𝑑𝑥
(3.1)
Keterangan :
qkond : laju perpindahan panas (Watt)
k : konduktivitas panas (W/𝑚𝑜 C) atau (W/m.K)
A : luas perpindahan panas (m2)
Sehingga untuk dapat mengetahui nilai dari konduktivitas suatu material dengan bentuk
pelat dapat digunakan persaman berikut.
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 4/21
𝑞 × 𝑑𝑥 (3.2)
𝑘=
A × (𝑇1 −𝑇2 )
Keterangan :
k : konduktivitas panas (W/m.K) atau (W/m. 0C)
qkond : laju perpindahan panas konduksi (Watt)
𝑑𝑥 : tebal pelat (m)
T1 : temperature sisi yang dipanaskan (0C atau K)
T2 : temperature sisi yang lainnya, (0C atau K)
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pada perpindahan panas secara konveksi pada pelat
bergantung dari orientasi pelat tersebut (vertikal, horizontal, diagonal, permukaan panas
mengahadap atas / bawah). Adapun hubungan empirikal antara orientasi pelat horizontal
terhadap bilangan Nusselt (Nu) dan bilangan Rayleigh (Ra) adalah sebagai berikut.
Keterangan :
qconv : laju perpindahan panas konveksi (Watt)
h : koefisien konveksi rata-rata (W/m2.K)
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 5/21
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pada perpindahan panas secara konveksi pada pelat
bergantung dari orientasi pelat tersebut (vertikal, horizontal, diagonal, permukaan panas
mengahadap atas / bawah). Adapun hubungan empirikal antara orientasi pelat horizontal
terhadap bilangan Nusselt (Nu) dan bilangan Rayleigh (Ra) adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Ts : temperature permukaan perpindahan panas (0C atau K)
𝑇∞ : temperatur sekitar (0C atau K)
g : gaya gravitasi (9.81 m/s2)
𝛽 : 1⁄𝑇𝑓 dimana, 𝑇𝑓 = (𝑇𝑠 + 𝑇∞)/2
Lc : As / P dimana, As adalah luas pelat permukaan dan P adalah keliling pelat.
Properti termofisika dari udara pada temperature 𝛽 :
Pr : bilangan Prandtl
Maka, untuk dapatkan menghitung besarnya laju perpindahan panas pada persamaan (3.3)
harus dicari nilai dari koefisien konveksi rata-rata (h) sebagai berikut.
Keterangan :
d. Hukum Boltzman
Pada kondisi perpindahan panas secara konveksi natural, pelat akan mengalami kehilangan
panas ke lingkungan secara radiasi juga. Adapun dengan mengetahui besarnya nilai
emisivitas (𝜀) dan temperature ruangan sekitar maka, dengan kondisi dimana perpindahan
panas radiasi terjadi antara permukaan pada temperatur Ts yang dikelilingi seluruhnya oleh
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 7/21
permukaan yang jauh lebih luas pada temperature 𝑇∞, maka laju perpindahan panas radiasi
dapat diekspresikan dengan persamaan berikut
Keterangan :
𝜀 : emisivitas permukaan perpindahan panas (0 s/d 1)
As : luas permukaan perpindahan panas (m2)
𝜎 : konstanta Boltzman (5.67×10-8 W/m2.K4)
Ts : temperature permukaan perpindahan panas (K)
𝑇∞ : temperatur sekitar (K)
3 Solder Modifikasi
4 Tang Ampere
5 Terminal Kabel
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 9/21
3) Alat Pendukung :
a. Timer
b. Jangka sorong
c. Perekat untuk kabel thermocouple
4) Ragkaian Alat :
V. Langkah Kerja
1) Gunakan alat pelindung diri yang sesuai.
2) Persiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Cek kesiapan alat terutama alat ukur dan perangkat listrik
4) Hubungkan voltage regulator ke terminal kabel.
5) Hubungkan voltage regulator ke sumber listrik AC.
6) Hubungkan solder ke terminal kabel.
7) Setting voltage hingga tercapai temperature 70𝑜 C di permukaan pemanas.
8) Tunggu hingga suhu stabil (±10 menit) sambil melakukan tahap berikut.
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 10/21
Waktu
No T1 (oC) T2 (oC) V I
(s)
1 60 80.30 44.70
2 120 83.30 47.70
3 180 85.30 50.70 75.00 0.40
4 240 86.90 53.40
5 300 88.20 55.50
6 360 89.40 57.20
7 420 90.50 58.80
8 480 91.30 60.10 75.00 0.42
9 540 92.30 61.30
10 600 93.20 62.50
11 660 93.90 63.50
12 720 94.60 64.30
13 780 95.30 65.30 75.00 0.43
14 840 95.80 66.10
15 900 96.70 66.90
16 960 96.50 67.50
17 1020 96.90 68.20
18 1080 97.40 68.70 75.00 0.41
19 1140 97.70 69.20
20 1200 98.10 69.70
21 1260 98.40 70.20
22 1320 98.80 70.70
23 1380 99.10 71.20 75.00 0.42
24 1440 99.60 71.70
25 1500 100.10 72.10
26 1560 100.50 72.60 75.00 0.49
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 13/21
Waktu
No T1 (oC) T2 (oC) V I
(s)
1 60 62.00 36.30
2 120 65.90 42.10
75.00 0.35
3 180 68.20 45.80
4 240 69.80 48.20
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 14/21
VII. Perhitungan
(𝑇1 +𝑇2 )
𝑇𝑓 = + 273 =
2
1
𝛽=𝑇
𝑓
Nu = 0.27𝑥 Ra4
k (konduktivitas) udara didapatkan dari hasil interpolasi dengan acuan 𝑇𝑓
𝑁𝑢 𝑥𝑘
h= 𝐿𝑐
a. Akrilik Bening
𝑇𝑓 𝛽 Pr Ra Nu k(udara) h Qconv Qrad Qkond k (bahan) q (Vxi)
310.6 0.00322 1.6765E-05 0.705668 16394.78 3.0552035 0.027043 4.096605 0.671896 1.049464 1.72136 0.042796 41.25
312.05 0.003205 1.6912E-05 0.705349 17873.42 3.1218764 0.027153 4.203017 0.768679 1.187154 1.955833 0.050084 41.25
313.35 0.003191 1.7044E-05 0.705063 19138.78 3.1757208 0.027252 4.291024 0.857387 1.313763 2.17115 0.057121 41.25
314.35 0.003181 1.7145E-05 0.704843 20074.83 3.2138585 0.027328 4.354634 0.926781 1.41322 2.340001 0.062636 41.25
315.2 0.003173 1.7231E-05 0.704656 20845.83 3.2442816 0.027392 4.40622 0.986512 1.499191 2.485702 0.067239 41.25
315.95 0.003165 1.7307E-05 0.704491 21507.81 3.269737 0.027449 4.450009 1.03976 1.57615 2.615909 0.071263 37.5
316.6 0.003159 1.7373E-05 0.704348 22067.98 3.290822 0.027498 4.486744 1.086305 1.643692 2.729997 0.074636 37.5
317.2 0.003153 1.7434E-05 0.704216 22574.11 3.3095309 0.027544 4.519715 1.129587 1.706741 2.836328 0.07782 37.5
317.75 0.003147 1.749E-05 0.704095 23029.02 3.3260795 0.027585 4.54919 1.169523 1.765131 2.934654 0.081097 37.5
318.2 0.003143 1.7535E-05 0.703996 23394.88 3.339212 0.02762 4.572799 1.202378 1.813331 3.015709 0.083337 37.5
318.65 0.003138 1.7581E-05 0.703897 23755.13 3.3519933 0.027654 4.595971 1.235392 1.861917 3.09731 0.085592 36.75
b. Akrilik Coklat
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 17/21
Radiasi mempengaruhi percobaan ini karena pada saat perhitungan Q konduktif yang
nantinya digunakan untuk perhitungan konduktivitas. Absorbdivitas dan transmisivitas
merupakan komponen yang terdapat pada perpindahan panas radiasi, benda yang
mempunyai warna gelap (seperti coklat dan hitam) mempunyai absorbdivitas yang sangat
baik. Dengan demikian benda dengan warna gelap akan mengalami penyerapan panas yang
lebih baik dibanding warna yang lebih cerah. Namun benda yang mempunyai warna gelap
cenderung mempunyai transmisivitas panas yang buruk. Bisa dikatakan, benda yang
mempunyai warna gelap akan cenderung buruk dalam menghantarkan panas. Namun
karena suhu bahan yang diambil pada bahan ini diukur dengan cara dengan kontak langsung
maka yang lebih berpengaruh adalah absorbdivitas atau penyerapan panas. Hal ini sangat
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 20/21
terlihat pada hasil perhitungan, pelat akrilik coklat mempunyai konduktivitas yang lebih
tinggi dari akrilik bening (0.06851 W/m-K untuk akrilik bening dan 0.07826 W/m-k untuk
akrilik cokelat) walaupun mempunyai ketebalan yang lebih kecil.
Jika pelat akrilik dicat hitam pekat, maka akan mempengaruhi thermal property dari
bahannya, terutama konduktivitas. Dalam kondisi steady state, kalor konduktif yang
diserap dapat dilihat dari kalor radiasi dan kalor konveksi yang dipancarkan. Pewarnaan
pada sebuah benda tentu saja akan mempengaruhi besar kalor radiasi. Benda dengan warna
yang lebih gelap (seperti hitam pekat) akan cenderung mempunyai absordivitas yang lebih
besar daripada benda dengan yang lebih terang. Namun benda yang mempunyai warna
gelap cenderung memiliki transmisivitas yang buruk
Seperti yang sudah disebutkan, terdapat perbedaan nilai k dari akrilik dan kayu dari
data hasil perhitungan praktikum dan yang berada di tabel (teorikal). Jika menilik dari
perhitungan awal, terdapat kejanggalan pada perhitungan nusselt number. Menurut metode
1⁄
percobaan, perhitungan nusselt number menggunakan rumus 0.27𝑅𝑎 4. Namun jika kita
melihat jangkauan bilangan Rayleigh untuk penentuan nusselt number, bilangan Rayleigh
dari data hasil percobaan tidak sesuai. Maka dari itu, terdapat kesalahan dalam komponen
yang ada di dalam perhitungan bilangan Rayleigh. Komponen inti dari perhitungan
bilangan Rayeigh adalah T2 karena perhitungan β dipengaruhi oleh T2 dan nantinya β
dipakai untuk menentukan viskositas kinematik dan bilangan prandtl. T2 merupakan data
yang didapatkan dari percobaan dan diukur dari suhu plat yang tidak menghadap sumber
panas secara langsung. Banyak sekali faktor yang menentukan hasil dari T2. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pengambilan data T2 adalah bentuk alat pemanas yang tidak
sesuai dengan standar dan tidak mempunyai lapisan luar yang baik agar panas dapat
terisolasi dengan baik. Faktor lainnya adalah kondisi-kondisi lingkungan seperti
kelembapan dari ruangan, selain itu komposisi material juga dapat mempengaruhi hasil,
kabel-kabel yang terlibat dalam praktikum juga sangat mempengaruhi hasil.
PRAKTIKUM PROSES ENERGI I
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 21/21
Manfaat lain dari pengukuran konduktivitas dapat ditemukan salah satunya pada saat
enginer merancang heatsink dari sebuah produk elektronik. Seperti yang kita ketahui
beberapa perangkat elektronik dapat menghasilkan panas yang merupakan hasil dari kerja
yang dilakukan seperti komputer, tv, hp, dll. Maka dari itu dalam mengatasi panas yang
dihasilkan tersebut harus dirancang heatsink yang dapat menghantarkan panas dengan baik
agar panas yang keluar atau yang muncul bukan hanya timbul pada satu titik saja.
Pengukuran konduktivitas sangat berguna untuk melihat seberapa baik konduktivitas dari
sebuah bahan dengan warna dan tebal tertentu.
8.2.Kesimpulan
1. Pada kondisi steady state satu dimensi, konduktif (Fouriers’s law) dapat merambat lagi
menjadi konveksi (Newton’s cooling law) dan radiasi (Stefan Boltzman’s law).
Sehingga konduktivitas suatu material dapat tergantung dari perhitungan konveksi dan
radiasi.
2. Dalam menentukan k (konduktivitas) dari suatu material membutuhkan property termal
emisivitas (𝜀), koefisien konveksi rata-rata (h), dan Absorbdivitas (𝜎)
3. Hal yang dapat mempengaruhi hasil antara lain seperti tingkat osilasi dari alat penguji,
kelembapan udara, suhu ruangan, dan komposisi material
4. Analisis konduktivitas material digunakan dalam pembuatan benda yang digunakan
untuk menetralisir panas, sehingga bahan yang dipakai merupakan bahan yang paling
baik.