Oleh : Sujono
E-mail : jona88888@yahoo.com
STEM akamigas
CEPU,2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan dengan telah selesainya penyusunan bahan ajar
dengan judul Heat Transfer.
Tidak dibenarkan memakai bahan ajar ini untuk keperluan komersial tanpa
sepengetahuan penyusun.
Kritik atau saran untuk perbaikan dapat disampaikan secara tertulis melalui
e-mail : jona88888@yahoo.com
Penyusun
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
2. PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI KEADAAN STEADY 1-D
3. PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA
4. PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI ALAMIAH
5. PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI-KONDUKSI-KONVEKSI
6. HEAT EXCHANGER
7. PERPINDAHAN PANAS RADIASI
1. Pendahuluan
1. PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Bila dalam suatu system terdapat gradien suhu, atau bila dua system yang suhunya
berbeda disinggungkan , maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana
transfer energi itu barlangsung disebut dengan ”Perpindahan Panas”.
Konduksi adalah : proses perpindahan panas dimana panas mengalir dari daerah
yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah didalam suatu
medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara lansung.
Perpindahan energi dalam konduksi terjadi karena hubungan molekul secara
langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar.
Konveksi adalah : proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi
panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan
atau gas.
Prepared by : Sujono 1
1st Edition’Jan.-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
1. Pendahuluan
Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di
atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahan yaitu :
Panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-
partikel fluida yang berbatasan.
Energi ini akan menaikan suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida itu.
Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan bergerak ke daerah yang
suhunya lebih rendah di dalam fluida dimana mereka akan bercampur
dengan dan memindahkan sebagian energinya kepada partikel-partikel
fluida lainya. Energi ini sebenarnya disimpan di dalam partikel-partikel
fluida tersebut dan diangkut sebagai akibat gerakan masa partikel-partikel
tsb. Dalam operasinya tidak hanya tergantung pada beda suhu.
Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yaitu : perpindahan panas
konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection).
Bila gerakan mencampur berlangsung semata-mata sebagai akibat dari perbedaan
kerapatan yang disebabkan oleh gradien suhu, maka konveksi ini disebut dengan
konveksi bebas (alamiah), dan bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat
dari luar (pompa, fan dsb) maka proses ini disebut dengan konveksi paksa.
Radiasi adalah proses perpindahan panas dimana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan di dalam ruang hampa sekalipun. Istilah radiasi sebenarnya
segala sesuatu yang berhubungan dengan gelombang elektromagnetik, tetapi
dalam ilmu perpindahan panas kita hanya akan berbicara mengenai suatu hal yang
diakibatkan oleh suhu dan yang dapat mengangkut energi melalui medium yang
tembus cahaya atau melalui ruang. Energi yang berpindah dengan cara inilah yang
selanjutnya diistilahkan dengan ”panas radiasi”
Prepared by : Sujono 2
1st Edition’Jan.-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
1. Pendahuluan
Prepared by : Sujono 3
1st Edition’Jan.-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
1. Pendahuluan
q hA(Tw T ) (1.5)
Prepared by : Sujono 4
1st Edition’Jan.-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
1. Pendahuluan
Jika dua benda bertukar kalor dengan proses radiasi maka kalor bersih yang
bertukar berbanding dengan T4 yang dinyatakan sbb :
Prepared by : Sujono 5
1st Edition’Jan.-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
2. PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI
KEADAAN STEDI (1-D)
kA
q (T2 T1 ) (2.1)
x
x = tebal bahan
Gambar 2.1 Perpindahan kalor 1-D melalui dinding komposit dan analogi listrik
Analisanya dari gambar di atas akan menjadi sebagai berikut: Jika gradien suhu
(temperature gradient) pada ketiga bahan ialah seperti tergambar itu, aliran kalor
Konduksi
Perlu diingat bahwa aliran kalor pada setiap bagian itu mesti sama.
Jika ketiga persamaan ini dipecahkan serentak, maka aliran kalor itu dapat
dituliskan sebagai berikut :
T1 T4 T1 T4 T T
q 1 4 (2.2)
x I x II x III Rth, I Rth, II Rth, III Rth,total
k I A k II A k III A
Sekarang baiklah kita ungat kembali perkembangan kita untuk memberikan
pandangan konsepsional yang agak lain tentang hukum Fourier. Laju
perpindahan-kalor dapat dipandang sebagai aliran; sedang gabungan dari
konduktivitas termal, tebal bahan, dan luas merupakan tahanan terhadap aliran ini.
Suhu merupakan fungsi potensial, atau pendorong, aliran itu ; dan persamaan
Fourier dapat dituliskan sebagai berikut:
Analogi listrik ini dapat pula digunakan untuk memecahkan soal-soal yang lebih
rumit baik yang menyangkut tahanan termal dalam susunan seri maupun yang
paralel. Suatu contoh soal yang khas dan analogi listriknya ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Persamaan aliran kalor satu dimensi untuk soal seperti itu dapat
dituliskan sebagai berikut :
Tmenyeluruh
q (2.4)
R th
Perlu dicatatkan di sini bahwa dalam beberapa sistem seperti pada Gambar 2.2,
jika konduktivitas termal bahan-bahan B, C, dan D cukup berbeda, maka kita akan
Prepared By : Sujono 7
1st edition, Jan-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
Konduksi
B
A F
C
A E
A
A A
G
D
A
A
Gambar 2.2 Perpindahan kalor 1-D seri dan paralel melalui dinding komposit dan
analoginya dengan listrik
T1 T5
q15 (2.5)
R15
R2-3 paralel dari RB, RC, dan RD sedangkan R4-5 paralel dari RF dan RG
T2 T3 T T T T
q( 23) , q( 23) 2 3 , q( 23) 2 3 dan q23 qB qC qD
RB RC RD
1 1 1 T2 T3 1 1 1 1
q23 T2 T3 , sehingga
RB RC RD R23 R23 RB RC RD
R B R C RD x A x B
R23 , dan R A , RB , dst.
RC RD RB RD RB RC kAA kAB
Prepared By : Sujono 8
1st edition, Jan-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
Konduksi
Perhatikan suatu silinder panjang dengan jari-jari dalam ri, jari-jari luar ro, dan
panjang L, seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Aliran kalor 1-D melalui silinder berlubang dan analogi listrik
Silinder ini mengalami beda suhu Ti-To; dan kita pertanyakan berapakah aliran
kalor yang terjadi? Dapat kita andaikan bahwa aliran kalor berlangsung menurut
arah radial, sehingga koordinat ruang yang kita perlukan untuk menentukan sistem
itu hanyalah r. Hukum Fourier kita gunakan lagi dengan menyisipkan rumus yang
tepat. Luas bidang aliran kalor dalam sistem silinder ini ialah
Ar 2rL
Sehingga hukum Fourier menjadi :
dT dT
qr kAr atau qr k 2rL (2.6)
dr dr
dengan syarat batas :
pada r = ri maka T = Ti
pada r = ro maka T = To
Prepared By : Sujono 9
1st edition, Jan-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
Konduksi
2kL(Ti To ) Ti To
q (2.7)
ln( ro / ri ) Rth
Gambar 2.4 Aliran kalor 1-D melalui penampang silinder dan analogi listrik
Prepared By : Sujono 10
1st edition, Jan-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
Konduksi
Berbagai
Prepared By : Sujono 11
1st edition, Jan-09
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. KONVEKSI PAKSA
Dari gambar di atas , maka Energi total yang ditambahkan dapat dinyatakan
dengan beda suhu borongan (bulk temperature) :
qm
c p (Tb 2 Tb1 ) (3.1)
dengan syarat cp sepanjang aliran itu cukup tetap. Kalor dq yang ditambahkan
dalam panjang diferensial dx dapat dinyatakan dengan beda suhu borongan atau
dengan koefisien perpindahan kalor :
Tw dan Tb adalah suhu dinding dan suhu borongan pada posisi x tertentu.
Perpindahan kalor total dapat pula dinyatakan dengan :
q hA(Tw Tb ) av (3.3)
hd
Nu d 0,023Re0,,d8 Pr n (3.4)
k
dengan ketentuan :
B. Aliran Laminer
1). Aliran laminer berkembang penuh
Untuk rumus yang agak sederhana untuk aliran laminer dalam tabung diusulkan
oleh Sieder dan Tate sbb :
0 ,14
1/ 3
d
Nu d 1,86Re d Pr
1/ 3
(3.6)
L
w
Prepared by : Sujono 13
2nd Edition-‘Dec.’07
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. Konveksi Paksa-Internal Flow
Prepared by : Sujono 14
2nd Edition-‘Dec.’07
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. Konveksi Paksa-Eksternal Flow
Koefisien perpindahan kalor rata-rata dalam aliran silang oleh Hilpert (untuk gas)
, Knudsen dan Kats (untuk zat cair) dapat dihitung dengan :
n
hd u d
Nudf C Pr f
1/ 3
(3.7)
kf
vf
Sifat-sifat fluida dalam persamaan di atas dievaluasi berdasarkan suhu film (yang
menggunakan subskript f), sedangkan harga C dan n dapat dilihat pada tabel 3-1
berikut. Data tabel ini dibuat dari data udara dengan Pr = 0,72 sehingga untuk
pemakaian fluida cair persamaan tersebut (3.7) di kalikan dengan 1,11Pr1/3.
Redf C n
0,4 – 4 0,989 0,330
4 – 40 0,911 0,385
40 – 4000 0,683 0,466
4000 – 40.000 0,193 0,618
40.000 – 400.000 0,0266 0,805
Untuk silinder tidak bundar memakai rumus 3.7 untuk gas dengan konstanta
lihat daftar 3.2. Data pada tabel 3.2 didasarkan pada bilangan Prandtl gas sebesar
0.7, sehingga untuk selain gas dimodifikasi seperti kondisi di atas yaitu di kalikan
dengan 1,11Pr1/3.
Prepared by : Sujono 15
1st Edition-‘Dec.’05
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. Konveksi Paksa-Eksternal Flow
Daftar 3-2 Konstanta perpindahan kalor dari silinder tak bundar (persamaan 3.7)
Prepared by : Sujono 16
1st Edition-‘Dec.’05
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. Konveksi Paksa-Eksternal Flow
Daftar 3.3 Korelasi Grinson untuk perpindahan kalor dalam rangkunan tabung 10 baris
atau lebih (Ruj. 12)
Gambar 3.2 Nomenklatur untuk daftar 3-2 (a) tabung baris segaris, (b) tabung baris selang-seling
Daftar 3.4 Perbandingan h untuk baris N tabung dengan baris 10 tabung, Menurut
Ruj.7
Prepared by : Sujono 17
1st Edition-‘Dec.’05
e-mail : jona88888@yahoo.com
3. Konveksi Paksa-External Flow
hL L
N u,L 0,664 Re1L/ 2 Pr1 / 3 (3.8)
k
u L
Re, L
B. Aliran Turbulen
Untuk aliran turbulen sepanjang permukaan plat (daerah laminer sangat kecil
dibanding daerah turbulen) maka Angka Nuselt rata-ratanya adalah [Cengel] :
hL L
Nu L 0,037 Re 0L.8 Pr1/ 3 (3.9)
k
berlaku untuk : 0.6 < Pr < 60 dan 5.105 < ReL < 107
dengan kondisi : 0,6 < Pr < 60 dan 5.105 < Re,L < 107
Prepared by : Sujono 18
2nd Edition-‘Dec.’07
e-mail : jona88888@yahoo.com
4-Konveksi Alamiah
4. KONVEKSI ALAMIAH
Konveksi alamiah ini terjadi karena adanya perubahan densitas dari fluida dengan
adanya pemanasan, bergerak naik.
Note :
Kondisi laminer atau turbulen dinyatakan dari besarnya Angka Grashof secara
fisik sebagai suatu grup tak berdimensi yang menggambarkan perbandingan
antara gaya apung dengan gaya viskos di dalam sistem konveksi-bebas.
Peranannya sama dengan bilangan Reynold pada konveksi-paksa.
Prepared By : Sujono 19
3nd Edition, Juli-2012
e-mail : jona88888@yahoo.com
4-Konveksi Alamiah
Angka Grashof kritis untuk udara dalam konveksi-bebas di atas plat-rata vertikal
(menurut Exkert dan Soehngen) kira-kira 4 x 108.
Nilai turbulen untuk berbagai fluida dan lingkungan bernilai antara 108 dan 109
Nu f C (Grf . Pr f ) m (4.1)
T Tw
Tf (4.2)
2
v
dimana : Pr , (angka Prandtl), tabel
g Tw T L3
Gr , (angka Grashof) (4.3)
v2
g : percepatan grafitasi bumi
1 1
, (koefisien muai volume) (4.4)
T Tf
Prepared By : Sujono 20
3nd Edition, Juli-2012
e-mail : jona88888@yahoo.com
4-Konveksi Alamiah
Prepared By : Sujono 21
3nd Edition, Juli-2012
e-mail : jona88888@yahoo.com
4-Konveksi Alamiah
Prepared By : Sujono 22
3nd Edition, Juli-2012
e-mail : jona88888@yahoo.com
4-Konveksi Alamiah
Prepared By : Sujono 23
3nd Edition, Juli-2012
e-mail : jona88888@yahoo.com
5. Konveksi-Konduksi
Perhatikan dinding datar seperti pada Gambar 5.1, di mana pada satu sisinya
terdapat fluida panas A, dan pada sisi lainnya fluida B yang lebih dingin.
kA
q h1 A(TA T1 ) (T1 T2 ) h2 A(T2 TB )
x
TA TB
q (5.1)
1/( h1 A) x /( kA) 1/( h2 A)
Prepared By : Sujono 24
2nd edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
5. Konveksi-Konduksi
q UATmenyeluruh (5.2)
di mana A ialah luas bidang aliran kalor. Sesuai dengan Persamaan (5.1), koefisien
perpindahan kalor menyeluruh ialah:
1
U (5.3)
1/ h1 x / k 1/ h2
ri TA Ti To TB
A ro
1 ln( ro / ri ) 1
B
hi Ai 2kL ho Ao
TA TB
q (5.4)
1 ln( ro / ri ) 1
hi Ai 2kL ho Ao
Prepared By : Sujono 25
2nd edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
5. Konveksi-Konduksi
1
Ui (5.5)
1 Ai ln( ro / ri ) Ai 1
hi 2kL Ao ho
1
Uo (5.6)
Ao 1 Ao ln( ro / ri ) 1
Ai hi 2kL ho
Prepared By : Sujono 26
2nd edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
TA TB
q (6.1)
1 x 1
h1 A kA h2 A
q UATmenyeluruh (6.2)
1
U (6.3)
1 x 1
h1 k h2
TA TB
q (6.4)
ln o
r
i
1 r 1
hi Ai 2kL ho Ao
Prepared By : Sujono 25
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
Ai TA TB
q U i Ai Tmenyeluruh (6.5)
Ai ln o
r
1
ri Ai 1
hi 2kL Ao ho
Ao TA TB
q U o Ao Tmenyeluruh (6.6)
Ao ln
ro
Ao 1 ri 1
Ai hi 2kL ho
1
Ui , (6.7)
Ai ln o
r
A 1
1
ri i
hi 2kL Ao ho
dan bila dinyatakan berdasarkan luasan dalam (Uo) adalah :
1
Uo (6.8)
Ao ln o
r
1
Ao 1
ri
Ai hi 2kL ho
Prepared By : Sujono 26
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
1 1
Rf (6.9)
U Kotor U bersih
Beberapa nilai factor pengotoran berbagai fluida dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.1 Daftar factor pengotoran normal
Gambar 6.1 Type heat exchanger a) parallel flow, b) Counterflow, c) Shell &
Tube (1-pass shell & 1-pass tube cross counterflow mode of operation), d) Cross
flow HE
Prepared By : Sujono 27
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
q UATmenyeluruh
dimana Tm merupakan beda suhu rata-rata yang tepat digunakan dalam alat
penukar kalor yang besarnya adalah :
T1 T2
LMTD (6.11)
T
ln 1
T2
Prepared By : Sujono 28
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
T1 T2
LMTD (6.12)
T
ln 1
T2
Jika alat penukar kalor yang dipakai bukan jenis di atas (pipa ganda) maka harus
menggunakan factor koreksi (F) dalam melakukan perhitungannya.
q UAFTm (6.13)
Prepared By : Sujono 29
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
Adapun besarnya factor koreksi (F) tergantung pada jenis dari bentuk masing-
masing alat penukar kalor yang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.
Gambar 6.4 Faktor koreksi (F) untuk HE Shell & Tube dengan multi laluan dua
laluan tube dalam satu shell
Gambar 6.5 Faktor koreksi (F) untuk HE dengan dua laluan shell, multiple laluan,
empat laluan tube
Prepared By : Sujono 30
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
Gambar 6.6 Faktor koreksi (F) HE satu laluan aliran silang kedua fluida tidak
campur
Gambar 6.7 Faktor koreksi (F) HE satu laluan aliran silang satu fluida campur dan
fluida lainya tidak campur
Prepared By : Sujono 31
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
Perpindahan kalor nyata : dihitung dari energi yang dilepaskan oleh fluida panas
atau energi yang didapat oleh fluida dingin.
h ch Th,1 Th, 2 m
Alat penukar kalor aliran lawan arah : q m c cc Tc,1 Tc, 2
Catatan :
Perlu diketahui bahwa : Nilai maksimum tercapai bila salah satu fluida mengalami
perubahan suhu sebesar beda suhu maksimum yang terdapat dalam penukar kalor
itu, yaitu selisih antara suhu masuk fluida panas dan suhu masuk fluida dingin.
Fluida yang mungkin mengalami beda suhu maksimum ini ialah yang nilai m,c
nya minimum, karena neraca energi mensyaratkan bahwa energi yang diterima
oleh fluida yang satu mesti sama dengan energi yang dilepas oleh fluida yang
satunya lagi.
Sehingga :
Prepared By : Sujono 32
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
NTU merupakan bilangan tak berdimensi yang banyak digunakan dalam HE,
adapun besarnya merupakan fungsi dari :
UA UA
NTU , atau
m .c min Cmin
Besarnya NTU untuk berbagai bentuk HE
Prepared By : Sujono 33
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
Cmin
Note : Cr
Cmax
atau dengan grafik
Prepared By : Sujono 34
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
6.8
6.7
Prepared By : Sujono 35
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
6.10
6.9
Prepared By : Sujono 36
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-HE
6.12
6.11
Prepared By : Sujono 37
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
7. PERPINDAHAN KALOR RADIASI
7.1 Pendahuluan
Radiasi Termal adalah : Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
suatu benda karena suhunya.
Apapun jenis radiasi selalu merambat dengan kecepatan cahaya (3 x 1010 cm/s)
yang setara dengan :
c .v
: konstanta Stefan-Boltzmann
5,669 x108 W / m2 K 4 (0,1714 x108 Btu / h. ft 2 .O R 4
Daya emisi (Emisive Power) Eb : adalah energi yang diradiasikan persatuan waktu
dan persatuan luasan radiator ideal.
Subskrip b menandakan benda hitam (black) sehingga radiasinya disebut sebagai
radiasi benda hitam (Blackbody Radiation) disebut demikian karena bahan yang
mematuhi hukum ini tampak hitam dimata, benda ini tampak hitam karena tidak
memantulkan suatu radiasi.
Jadi Benda Hitam ialah juga benda yang menyerap seluruh radiasi yang
menimpanya, dan Eb disebut dengan daya emisi (emissive power) benda hitam.
Untuk benda yang tidak hitam maka :
E T 4
1
1
Prepared By : Sujono 41
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
Radiasi datang
Refleksi
Absorpsi
Transmisi
Daya emisi suatu benda (E) ialah besarnya energi yang dipancarkan benda itu
persatuan luas permukaan persatuan waktu
E.A
qiA
E.A=qiA
EA qi A
EA qhitam A
Prepared By : Sujono 42
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
EA qi A E
, sehingga : ,
Eb A qi A(1) Eb
E
Eb
Harga emisivitas beberapa bahan dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 7.1 emisivitas berbagai material
Prepared By : Sujono 43
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
qnet A1 F12 T14 T24
q12 F1, 2 A1 T14 T24 F2,1 A2 T14 T24
Beberapa bentuk few factor (faktor bentuk) dapat dilihat tabel-tabel berikut.
Prepared By : Sujono 44
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
Tabel 7.2 Few factor beberapa bentuk 2-D (panjang tak terbatas searah normal
kertas)
Prepared By : Sujono 45
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
Prepared By : Sujono 46
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Radiasi
Gambar 7.5 Few factor tiga bentuk permukaan sangat kecil dilihat dari permukaan
besar (A1<< A2).
Prepared By : Sujono 47
2nd Edition, Dec-07
e-mail : jona88888@yahoo.com
Perpindahan Panas-Referensi
REFERENSI
12. Yunus. A. Cengel, 2005:” Heat Transfer: A Practical Approach, 2nd ed., McGraw-
Hill Companies, Inc., USA