Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN II

PERPINDAHAN ENERGI

Adi Salamun Adnan


Referensi
Bird, R.B., W.E. Stewart, and E.N. Lightfoot,
2002, Transport Phenomena, 2nd ed.,
John Wiley & Sons Inc., New Jersey.

Brodkey, R.S. and H.C. Hershey, 1988,


Transport Phenomena. A Unified
Approach, McGraw-Hill Book Co.,
Singapore.
Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 2
Referensi
Tosun, I., 2007, Modelling in Transport
Phenomena: A Conceptual Approach, 2nd
Ed., Elsevier B.V., Amsterdam.

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 3
Pendahuluan

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 4
KONDUKTIVITAS PANAS DAN
MEKANISME PERPINDAHAN ENERGI

Adi Salamun Adnan


Pendahuluan
 Mekanisme perpindahan panas:
 Konduksi (secara molekular)
Panas berpindah karena gerakan molekul dari satu molekul ke molekul
yang lain. Misal: pada padatan.

 Konveksi (secara aliran)


 Panas berpindah karena terbawa massa fluida yang bergerak.
 Perpindahan panas antar fase misalnya terjadi antara permukaan
padatan dengan fluida disekitarnya.

 Radiasi

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 6
Pendahuluan
 Konduktivitas panas k merupakan suatu parameter yang
sering muncul dalam masalah perpindahan panas,
khususnya pada perpindahan panas secara konduksi.

 Konduktivitas panas k merupakan suatu properti dari


material.

 Besaran ini sama pentingnya dengan viskositas dalam


perpindahan momentum.

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 7
Pendahuluan

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 8
Hukum Fourier Untuk Konduksi Panas
Tinjau suatu slab dengan luas A yang
terletak antara dua plat paralel besar
t0
dan jarak antara kedua plat adalah Y.

Anggap bahwa mula-mula (pada t < 0),


temperatur padatan T0. t0

Pada waktu t  0, plat bagian bawah di-


naikkan temperaturnya hingga T1 dan tetap
t kecil
dipertahankan pada temperatur tersebut.

Dengan bertambahnya waktu, profil


temperatur dalam slab berubah, dan t besar
akhirnya dicapai distribusi temperatur
linier pada keadaan mantap.
Gambar 5.1. Profil temperatur slab padat antara
dua plat pada keadaan mantap
Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 9
Hukum Fourier Untuk Konduksi Panas
Bila keadaan mantap telah tercapai, di-
butuhkan laju perpindahan panas yang Q T
k (5.1)
konstan, Q, untuk menjaga perbedaan A Y
temperatur tetap T  T1  T0.

dimana k adalah konstantan kesebanding-


an atau konduktivitas panas.

 Aliran panas per satuan luas berbanding lurus dengan perbedaan


temperatur dan berbanding terbalik dengan jarak Y.
 Persamaan (5.1) juga berlaku bila suatu cairan atau gas ditempat-
kan diantara plat, asalkan dapat dicegah adanya konveksi dan
radiasi.
 Jadi, Pers. (5.1) menggambarkan proses konduksi panas dalam
padatan, cairan, dan gas.
Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 10
Hukum Fourier Untuk Konduksi Panas
Dalam bentuk diferensial dengan Y  0 dan arah y positif:
dT
Q y  k A (5.2)
dy

Dalam dT Hukum Fourier untuk


q y  k konduksi panas satu (5.3)
fluksi panas: dy dimensi

Bila temperatur berubah dalam ketiga arah, hukum Fourier untuk


tiap-tiap arah koordinat (misal koordinat kartesian):
dT dT dT
qx  k , q y  k , q z  k (5.4)
dx dy dz

Ketiga hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk vektor:


q   k T (5.5)

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 11
Hukum Fourier Untuk Konduksi Panas
Besaran lain yang sering digunakan dalam k

perpindahan panas adalah difusivitas panas, :  cp

Satuan: sistem cgs


kal kal cm 2
qy  k 
cm 2 det cm  det K det

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 12
Pengaruh T dan P terhadap konduktivitas Panas
 Konduktivitas panas gas pada densiti rendah meningkat dengan
meningkatnya temperatur, sedangkan koduktivitas panas sebagian
besar cairan berkurang dengan naiknya temperatur.

 Dalam padatan berpori, misalnya, konduktivitas panas sangat


tergantung pada void fraction, ukuran pori, dan fluida yang
terkandung di dalam pori.

 Pada umumnya, metal merupakan konduktor panas yang lebih baik


dari nonmetal, dan material kristalin melakukan panas lebih baik
dari material amorphous.
 Konduktivitas panas sebagian besar metal murni menurun dengan
meningkatnya temperatur, sedangkan konduktivitas panas
nonmetal meningkat.

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 13
Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 14
Pendahuluan

Pengantar Peristiwa Perpindahan / Jurusan Teknik Kimia UNSYIAH Adi Salamun Adnan 15

Anda mungkin juga menyukai