Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PERPINDAHAN PANAS

FLUIDA DAN TERMAL

ADAM FALDI NUGROHO 210512520041

DHEO ALFAREZA 210512520028

DIMAS MAHENDRA FERNINDIAN 210512520037

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

NOVEMBER 2021
A. Pengertian Perpindahan Panas
Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih tinggi ke
tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hukum percampuran panas juga terjadi karena
panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas dapat terjadi dalam
bentuk pertukaran panas dengan luar sistem.
Jadi pemberian atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasamzat
suatu benda secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain benda
atau tempat lain. Peristiwa ini disebut perpindahan panas.
Menurut penyelidikan, perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam beberapa
golongan cara perpindahan. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian lain
melalui zat atau benda yang diam. Panasjuga dapat dibawa oleh partikel-partikel zat yang
mengalir. Pada radiasi panas, tenaga panas berpindah melalui pancaran yang merupakan
juga satu cara perindahan panas. Umumnya perpindahan panas berlangsung sekaligus
dengan ketiga cara ini. Perindahan panas melalui cara pertama disebut perpindahan panas
melalui konduksi. Cara kedua, perpindahan panas melalui konveksi dan cara ketiga
melalui radiasi.
Di sini kita menyelidiki peristiwa berlangsungnya perindahan panas itu. Kalau kita
menganggap perindahan panas berlangsung secara mengalir analogi dengan aliran listrik
atau aliran fluida, maka aliran panas ini kita namakan arus panas.
Persamaan fundamental didalam perpindahan panas merupakan persamaan kecepatan
yang menghubungkan kecepatan perpindahan panas diantara dua system dengan sifat
termodinamika dalam system tersebut. Gabungan persamaan kecepatan, kesetimbangan
energy, dan persamaan keadaan termodinamis menghasilkan persamaan yang dapat
memberikan distribusi temperature dan kecepatan perpindahan panas. Jadi, pada dasarnya
teori perpindahan panas adalah termodinamika dengan persamaan kecepatan yang
ditambahkan.
Beda perpindahan panas dengan termodinamika:
 Analisis termodinamika difokuskan pada kondisi kesetimbangan (meramalkan
energy yang diperlukan untuk mengubah kesetimbangan yang satu menjadi system
kesetimbangan yang lain)
 Analisis perpindahan panas difokuskan pada laju perpindahan panas.
Konsep temperature ini untuk aliran fluida yang tidak terdapat aliran massa atau
aliran arus. Di sini perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan temperature atau
adanya gradien panas.
Konsep tegangan, perpindahan panas dapat terjadi tanpa adanya perbedaan temperature.
Tetapi, dengan perbedaan tegangan dapat terjadi perpindahan panas. Contohnya efek yang
terjadi didalam termolistrik.
Sifat perpindahan panas, jika suatu benda yang temperaturnya berbeda mengalami
kontak termal, maka panas akan mengalir dari benda yang temperaturnya lebih tinggi ke
benda yang temperaturnya lebih rendah.

B. Macam-Macam Perpindahan Panas


1. Konduksi
Adanya gradien temperature akan terjadi perpindahan panas. Dalam benda padat
perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom pada temperature yang tinggi,
sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas. Didalam cairan atau gas,
panas dihantar oleh tumbukan antar molekul.

Persamaan dasar konduksi:

dT
q = -k A
dX

Keterangan:

q = laju perpindahan panas, W

k = konduktivitas panas, W/m ̊C

A = luas perpindahan panas, m2

2. Konveksi
Perpindahan panas terjadi secara konveksi dari pelat ke sekeliling atau sebaliknya.
Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yakni konveksi alamiah dan
konveksi paksa.
Aliran udara
T∞
q
Tw

plat

konveksi paksa
Tq∞

Tw

Plat

konveksi alamiah

Pada konveksi paksa , pelat akan mendingin lebih cepat. Persaman dasar konveksi:

Tw > T∞

q = h x A x (Tw - T∞)
Keterangan:
q = laju perpindahan panas. W
h = koefisien perpindahan panas, W/m2 ̊C
A = Luas perpindahan panas, m2
Tw = temperature dinding, ̊C
T∞ = temeratur sekeliling, ̊C

Flow
Tw
u∞

u q
Tw
dinding

Aliran pada konveksi paksa


3. Radiasi

Perpindahan panas oleh perjalanan foton yang tak terorganisasi. Setiap benda terus
menerus memancarkan foton secara serampangan didalam arah, waktu, dan energy
netto yang dipindahkan oleh foton tersebut, diperhitungkan sebagai panas.

Persamaan dasar radiasi:


q = α × A × (T14 – T24)
Keterangan:
q = laju perpindahan pans, W
A = luas erpindahan panas, m2
α = konstanta Stefan Boltzman
T1,T2 = temperature permukaan 1,2, ̊C
C. Sifat-Sifat Thermal
1. Kapasitas Panas
Kapasitas panas (heat capacity) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan temperatur padatan sebesar satu derajat K. (Lihat pula bahasan tentang
thermodinamika).
Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu
 Kapasitas panas pada volume konstan, Cv, dengan relasi
dE
Cv =
dT
dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan
baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron-bebas.
 Kapasitas panas pada tekanan konstan, Cp, dengan relasi
dH
Cp =
dT

dengan H adalah enthalpi. Pengertian enthalpi dimunculkan dalam thermodinamika


karena sesungguhnya adalah amat sulit meningkatkan kandungan energi internal
pada tekanan konstan. Jika kita masukkan energi panas ke sepotong logam,
sesungguhnya energi yang kita masukkan tidak hanya meningkatkan energi
internal melainkan juga untuk melakukan kerja pada waktu pemuaian terjadi.
Pemuaian adalah perubahan volume, dan pada waktu volume berubah dibutuhkan
energi sebesar perubahan volume kali tekanan udara luar dan energi yang
diperlukan ini diambil dari energi yang kita masukkan. Oleh karena itu
didefinisikan enthalpi guna mempermudah analisis, yaitu

H = E + PV

2. Panas Spesifik
Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per derajat K,
yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat K. Untuk
membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp),
maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).
Perhitungan Klasik. Menurut hukum Dulong-Petit (1820), panas spesifik padatan
unsur adalah hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole K. Boltzmann
kemudian menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat
ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-
atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas.
Perhitungan Einstein. Einstein melakukan perhitungan panas spesifik dengan
menerapkan teori kuantum. Ia menganggap padatan terdiri dari N atom, yang masing-
masing bervibrasi (osilator) secara bebas pada arah tiga dimensi, dengan frekuensi fE.
Mengikuti hipotesa Planck tentang terkuantisasinya energi.
Perhitungan Debye. Penyimpangan tersebut, menurut Debye, disebabkan oleh asumsi
yang diambil Einstein bahwa atom-atom bervibrasi secara bebas dengan frekuensi
sama, fE. Analisis yang perlu dilakukan adalah menentukan spektrum frekuensi g(f)
dimana g(f)df didefinisikan sebagai jumlah frekuensi yang diizinkan yang terletak
antara f dan (f + df) (yang berarti jumlah osilator yang memiliki frekuensi antara f dan f
+ df ). Debye melakukan penyederhanaan perhitungan dengan menganggap padatan
sebagai medium merata yang bervibrasi dan mengambil pendekatan pada vibrasi atom
sebagai spectrum-gelombang- berdiri sepanjang kristal.
Phonon. Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon
karena perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis. Spektrum
frekuensi Debye yang dinyatakan pada persamaan (11) sering disebut spektrum
phonon. Phonon adalah kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan
kuantum energi elektromagnetik.
3. Kontribusi Elektron
Hanya elektron di sekitar energi Fermi yang terpengaruh oleh kenaikan temperatur dan
elektron-elektron inilah yang bisa berkontribusi pada panas spesifik. Pada temperatur
tinggi, elektron menerima energi thermal sekitar kBT dan berpindah pada tingkat energi
yang lebih tinggi jika tingkat energi yang lebih tinggi kosong. Energi elektron pada
tingkat Fermi, EF, rata-rata mengalami kenaikan energi menjadi (E F k BT ) yang
kemungkinan besar akan berhenti pada posisi tingkat energi yang lebih rendah dari itu.
Faktor-Faktor Lain Yang Turut Berperan
Memasukkan energi panas ke padatan tidak hanya menaikkan energi vibrasi atom
maupun elektron. Pada padatan tertentu terjadi proses-proses lain yang juga
memerlukan energi dan proses-proses ini akan berkontribusi pada kapasitas panas.
Proses-proses seperti perubahan susunan molekul dalam alloy, pengacakan spin
elektron dalam material magnetik, perubahan distribusi elektron dalam material
superkonduktor, akan meningkatkan panas spesifik material yang bersangkutan. Proses-
proses ini akan membuat kurva panas spesifik terhadap temperatur tidak monoton; di
atas temperatur di mana proses-proses ini telah tuntas, panas spesifik kembali pada nilai
normalnya.
 Pemuaian
 Konduktivitas panas
Konduktivitas panas yang diartikan sebagai kemampuan suatu materi untuk
menghantarkan panas, merupakan salah satu perameter yang diperlukan dalam
mendapatkan material dengan konduktivitas panas yang rendah.
D. Pendapat Kelompok
Perpindahan kalor merupakan suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu
daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Terdapat
3 jenis perpindahan kalor yaitu perpindahan kalor konduksi, konveksi dan radiasi.
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energy dengan cara
menghitung laju perpindahan panas. Model perpindahan panas dibedakan menjadi tiga
macam, yakni:
Konduksi adalah perpindahan panas karena gradien temperature yang
mempunyai hubungan persamaan dasar:
dT
q=-kA
dx
Konveksi adalah perpindahan panas dari pelat ke sekeliling yang bias berupa fluida atau
gas atau udara yang mempunyai hubungan persamaan dasar:
q = h x A x (Tw - T∞)
Radiasi adalah perpindahan panas oleh foton-foton yang mempunyai hubungan persamaan
dasar:
q = α x A x (T14 – T24)
Soal-Soal

1. Salah satu permukaan pelat yang tebalnya 5 cm mempunyai temperature tetap 450 ̊C,
sedang pelat yang lain temperaturnya adalah 125 ̊C. Daya hantar panas pelat 375 W/m ̊C.
Hitung laju perpindahan panas!
Pembahasan:
T1 = 450 ̊C
T2 = 125 ̊C
k = 375 W/m ̊C
Δx = 5 cm = 0,05 m
dT
q = -k A
dX
0,05 T2
q
A ∫
dX = -k ∫ dT
0 T1
q
× 0,05 = -375 (125-450)
A
q 375× 325
= = 2,437 MW/m2
A 0,05

2. Sebuah lapisan gibs setebal 25 mm digunakan untuk mengisolasi sebuah dinding rata.
Temperatur pada bagian dalam 353 K, sedang temperature bagian luar 297 K. Hitung laju
perpindahan panas per ft2 yang melalui dinding!
Pembahasan:
Tebal lapisan gibs = 25 mm.
x2 – x1 = 25,4 mm = 0,025 m
T1 = 353 K
T2 = 297 K
q T 2−T 1 297−353
= -k = -0,48 = 1075,2 W/m2 = 340,92 Btu/jam ft2
A X 2−X 1 0,025

3. Sebuah dinding dengan tebal 6 in dan luas permukaan (10 x 18) ft2, masing-masing
permukaan dipertahankan pada temperature 144 ̊F dan 400 F
̊ . Berapa kehilangan panas
melintasi dinding? Jika dinding dibuat dari kaolin.
Pembahasan:
144+ 400
Trata-rata = = 272 ̊F
2
q 1
= -k (T2 – T1)
A dn
0,15(10 ×18)(144−400)
q = 6 = 54.000 Btu/jam
12

4. Udara ada 1 atm dan temperature 180 ̊C dipanaskan pada waktu mengalir didalam pipa
yang diameternya 2,54 cm dengan kecepatan 15 m/s. Berapakah laju perpindahan panas
tiap panjang pipa jika temperature permukaan dinding dipertahankan pada temperature
220 ̊C dan berapa tambahan temperature bulk (Tb) sepanjang pipa 2 m?
Pembahasan:
Pada Tf = (180 + 220)/2 = 200 ̊C
Pr = 0,681
ρ = 0,7472 kg/m3
μ = 2,57 x 10-5 kg/m.s
Cp = 1,025 kJ/kg ̊C = 1025 J/kg ̊C
k = 0,0386 W/m ̊C
ρ× d × v 0,7472× 15× 0,0254
Red = =
μ 2,57 ×10−5
= 11077,167>4000 aliran turbulen
h ×d
= 0,023(11077,167)0,8(0,681)0,4 = 33,9
k
0,0386 ×33,9
h = = 51,517 W/m2 ̊C
0,0254
q
= h×π×d (Tw - Tb) = 51,517 × 3,14 × 0,0254 × (220-180) = 164,35 W/m
L
q
Q = m×Cp×∆Tb = q = L( )
L
= 0,07465 × 15 × 3,14 × (0,02542 / 4) × 1025 × ∆Tb = 2 × 164,35
∆Tb = 56,548 ̊C

5. Sebuah kawat halus yang diameternya 3 x 10-4 m ditempatkan didalam udara 1 atm pada
temperature 29 ̊C yang mempunyai kecepatan 40m/s. Fluida dialirkan melalui kawat
tersebut sehingga temperaturnya naik menjadi 46 ̊C. Berapa laju perpindahan panas tiap
satuan panjang kawat tersebut?
Pembahasan:
Pada temperature Tf = (29 + 46)oC /2 = 37,5 ̊C
k = 0,02704 W/m ̊C
Pr = 0,706
v = 17,66 × 10-6 m2/s
−4
40 ×3 ×10
Red = −6 = 679,502
17,66 ×10
Nud = 0,683 × 679,5020,466 (0,706)1/3 = 12,702
h = (Nud × k)/d = 12,702 × 0,02704/(3×10-4) = 1144,88 W/m2 ̊C
q
= h × π × d × (Tw – Tb) = 1144,88 × 3,14 × 0,0003 × (46-29) = 18,33 W/m
L

6. Radiasi sinar mengenai benda hitam, dengan gelombang radiasi maksimum adalah λmaks
= 0,5 mikrons.
a. Tentukan temperature permukaan matahari!
b. Hitung fluks panas pada permukaan matahari!

Pembahasan:

a. Memakai hukum Wien


0,2980 0,2980
T × λmaks = C T = =
λ maks 0,5 ×10− 4
= 5780 K = 10404 R
b. Memakai hukum Stefan Boltzmann
qb
= σT4 = 0,1714 × 10-8 × 104044 = 2,01 × 107 Btu/jam ft2
A

7. Tabung horizontal dari logam mempunyai diameter luar (OD) 0,0254 m dan panjang 0,65
m dengan temperature permukaan 593 K diletakkan dalam dapur yang sangat luas yang
berdinding batu bata tahan api. Tabung dikelilingi udara yang bertemperatur 1095 K.
Emisivitas tabung logam adalah 0,7 pada temperature 1095 dan 0,5 pada temperature 593
K. Hitung laju perpindahan panas radiasi untuk tabung!
Pembahasan:
A1 = πdL= (3,14 × 0,0254 × 0,65)m2 = 0,0518 m2
q = A1 × σ × ∈ ×(T14 – T24)
= 0,0518 × 0,6 × 5,669 × 10-8 (10954 – 5934)
= 2,31 × 103 W
8.

T1 = 1750 ̊F
T2 = 900 ̊F
T4 = 100 ̊F
h1 = 40 Btu/jam ft2 ̊F
h2 = 50 Btu/jam ft2 ̊F
Hitung tahanan dinding!
Pembahasan:
R = 1/h
q T 1−T 2 T 2−T 4
= =
A R1 R 2+ R 3
1750−900 90−100
1 = 1
R 2+
40 40
R2 = 0,0035 jam ft2 ̊F/Btu

Anda mungkin juga menyukai