Anda di halaman 1dari 19

ASDL 2022

DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG


LINGKUNGAN
KARTIKA EKA SARI ST., MT.
SUB POKOK BAHASAN
KEMAMPUAN LAHAN

KEBIJAKAN NASIONAL
UNTUK DAYA DUKUNG
PENGERTIAN SUMBER AIR
LINGKUNGAN

UDARA
LATAR BELAKANG
Lahan ?
PERTUMBUHAN
POPULASI PENDUDUK

VS Butuh pembatas terhadap peningkatan


konsumsi sumber daya alam serta lahan

PEMBANGUNAN &
PENGEMBANGAN
KAWASAN Sumber Daya Alam? DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Secara ekologis UU 32/2009
Jumlah populasi atau Komunitas yang dapat Jumlah maksimum manusia yg dapat didukung
didukung oleh sumber daya dan jasa yg tersedia oleh bumi dengan sumberdaya alam yg
dalam ekosistem tersebut tersedia sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada Lingkungan & kehidupan di
sumi dapat berlangsung secara “sustainable”

MENGAPA Jumlah sumber


EKOSISTEM Jumlah
PUNYA daya alam yg Pola Konsumsi
populasi
KETEBATASAN tersedia
Batas daya dukung tergantung dari 3 faktor
JUMLAH SDA YG
TERZERIA DALAM JUMLAH POPULASI POLA KONSUMSI
EKOSISTEM TERSEBUT

Kearifan lokal, perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan manusia Untuk
mengendalikan faktor-faktor pembatas tersebut.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, manusia tidak hanya punya modal alam, tetapi
juga memiliki modal manusia, modal sosial dan modal Lingkungan buatan

PENDEKATAN METODE ESTIMATING CC/ DAYA DUKUNG

A. Berbasis Keterbatasan SDA


§ Daya Dukung SD Lahan
§ Daya Dukung SD Air
§ Daya Dukung Jasa Lingkungan (Hutan, Terumbu Karang, Padang
Lamun, Lahan Gambut, dll)
§ Daya Dukung Geologi
B. Berbasis Potensi Bencana
- Bencana Alam (Gempa Tektonik/Volkanik, Tsunami)
- Bencana Antropogenik (Banjir, Longsor dan Kekeringan)

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ALOKASI


PEMANFAATAN RUANG

PERBANDINGAN ANTARA KETERSEDIAAN


& KEBUTUHAN LAHAN

PERBANDINGAN ANTARA KETERSEDIAAN


DAN KEBUTUHAN AIR
RUMUS DASAR
!
A= PERBANDINGAN STATUS DAYA DUKUNG

" SUPPLY/DEMAND

>2,0
LINGKUNGAN

AMAN (SUSTAINED)

DIMANA: AMAN BERSYARAT


A = DAYA DUKUNG LINGKUNGAN 1,0 – 2,0
(CONDITIONALLY SUSTAINED)
L = LUAS LAHAN
P = POPULASI PENDUDUK < 1,0 TERLAMPAUI (OVERSHOOT)

PERHITUNGAN DGN PENDEKATAN LAHAN DAN AIR


• Analisis Daya Dukung Lahan
Penghitungan kebutuhan lahan dibandingkan dengan penghitungan lahan tersedia

• Analisis Daya Dukung Air


Daya Dukung DAS dalam menyediakan air ditentukan untuk satuan/tingkat
DAS dari asupan curah hujan, yang menentukan jumlah air permukaan
(lebihan air hujan) maupun air bawah permukaan (lengas tanah dan air
bumi sebagai air tertahan).
STATUS DAYA DUKUNG PULAU JAWA
1. Daya dukung penyediaan pangan bagi penduduk Pulau Jawa BELUM
TERLAMPAUI;
2. Daya dukung penyediaan air bagi penduduk Jawa TELAH TERLAMPAUI
3. Jumlah populasi penduduk maksimal yang dapat didukung ketersediaan
pangannya secara alamiah oleh Pulau Jawa adalah 275 juta jiwa populasi,
atau kurang dari 2 (dua) kali lipat jumlah penduduk eksisting pada tahun
2017 yang sebanyak 145 juta jiwa; dan
4. Jumlah populasi penduduk maksimal yang dapat didukung ketersediaan
airnya secara alamiah oleh Pulau Jawa adalah 31 juta jiwa populasi, atau
sekitar 1/5 (seperlima) dari jumlah penduduk eksisting pada tahun 2017
yang sebanyak 145 juta jiwa.
Peta Status Daya Dukung Lingkungan Hidup berdasarkan Jasa Ekosistem Air Bersih di
Ekoregion Pulau Jawa
Peta daya dukung lingkungan hidup indikatif Pulau Jawa berdasarkan
jasa lingkungan air permukaan
KONSTELASI WILAYAH BENDUNGAN BAGONG &
WILAYAH PERMUKIMAN WTD

Berdasarkan Peraturan Presiden No. Luas lahan yg dibutuhkan untuk Bendungan


56 Tahun 2018, Bendungan Bagong Bagong seluas 214,12 Ha dimana seluas
merupakan salah satu satu PSN yang 147,32 Ha adalah tanah masyarakat
pembangunannya terletak di Desa Dalam rangka mengelola dampak yang
sehingga menyebabkan hunian dan lahan dirasakan warga Desa Sumurup dibangunan
Sengon dan Desa Sumurup, Kec. sawah warga terkena dampak kawasan kawasan permukiman dan pertania
Bendungan, Kabupaten Trenggalek bagi WTD Bendungan Bagong pada kawasa
hutan
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG %" #⁄' "
LINGKUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN PERMUKIMAN WTD BENDUNGAN BAGONG
!!"# =
α
Luas lahan yang Koefisien Standar Nasional Indonesia
Jumlah
Lokasi Detail Lokasi layak untuk Kebutuhan DDpm Status
Penduduk (SNI) Nomor 03-1733-2004
permukiman (ha) Ruang
tentang Tata Cara
I WTD Desa Sumurup RT 8-10 376 3,03 26 3,10 Baik Perencanaan lingkungan
perumahan menyatakan
II WTD Desa Sumurup RT 13 dan 14 326 12,81 26 15,11 Baik
bahwa daya dukung
III WTD Desa Sengon 424 17,90 26 16,24 Baik permukiman lebih dari 1
IV WTD Desa Sumurup RT 15 228 18,26 26 30,80 Baik maka berarti lahan mampu
menampung penduduk
V WTD Desa Sumurup RT 11 dan 12 116 4,92 26 16,31 Baik untuk bermukim

Daya Tampung Lahan Permukiman WTD Bendungan Bagong !"% $ % &'() &(*($ (,! )
!= # 4 %&'(
.!",!
Daya Tampung
Jumlah Penduduk Luas Lahan Lahan
Lokasi Detail Lokasi Status Perkiraan daya tampung
(Jiwa) Permukiman (Ha)
(Jiwa) lahan di lokasi Permukiman
I WTD Desa Sumurup RT 8-10 376 3,03 734 Surplus WTD Bendungan Bagong
WTD Desa Sumurup RT 13 bernilai surplus sehingga
II 326 12,81 13.128 Surplus masih dapat dikembangkan
dan 14
lagi sampai dengan batas
III WTD Desa Sengon 424 17,9 25.633 Surplus
daya tampung lahan di
IV WTD Desa Sumurup RT 15 228 18,26 26.674 Surplus
masing-masing lokasi
WTD Desa Sumurup RT 11
V 116 4,92 1.937 Surplus Permukiman WTD
dan 12
Bendungan Bagong
DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG AIR Jumlah penduduk eksisting yang
dilayani dengan menggunakan
standar kebutuhan air bersih
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Daya Dukung Air Permukiman WTD No.14/PRT/M/2010 yaitu 100
Bendungan Bagong liter/hari/orang

Demand
Supply
Lokasi Produksi Jumlah Penduduk Debit Kebutuhan Air Status
(l/det) Debit Terpakai (l/detik)
Bersih WTD (l/detik)
214,5 100
BNA Trenggalek 65.090 75,34 Surplus
90 40
IKK Bendungan 28.045 32,46 Surplus
304,5 247,80
Total 93.135 Surplus
Keterangan : JASA
A Penyedia Pangan (Ha) KONDISI EKSISTING
B Penyedia Air Bersih
EKOSISTEM
C Penyedia Serat
D Penyedia Bahan Bakar Penyedia Air • Tidak ada lokasi Permukiman WTD Bendungan Bagong yang berada pada daerah Cekungan Air
E Sumber Daya Genetik Bersih Tanah
F Pengaturan Iklim
G Pengaturan tata aliran air & banjir
• WTD Bendungan Bagong nantinya akan memanfaatkan air bersih yang berasal dari Bendungan
H Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana Bagong
I Pengaturan Pemurnian Air
J Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah Penyedia • Tidak ditemukan kegiatan eksplorasi kayu bakar ataupun bahan bakar dari fosil di lokasi
K Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara
L Pengaturan Penyerbukan Alami
Bahan Bakar perencanaan
M Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit • Kondisi lahan yang akan direncanakan untuk permukiman dan pertanian pada eksistingnya
N Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup merupakan perkebunan, ladang dan juga tegalan
O Fungsi Rekreasi dan Ekowisata
P
Q
Fungsi Budaya Estetika Alam
Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan
Sumber Daya • Tidak ditemukan flora dan fauna endemic di Lokasi permukiman WTD Bendungan Bagong
Genetik • Keanekaragaman hayati di lokasi perencanaan tidak akan berubah secara signifikan karena
7 JASA EKOSISTEM
R
S
Pendukung Siklus Hara
Pendukung Produksi Primer nantinya akan digantikan dengan rencana zona pertanian.
KATEGORI SANGAT TINGGI
T Pendukung Biodiversitas
Pengaturan • Tidak ada parameter terkait kondisi iklim (suhu, kelembaban, dan tekanan udara) yang melebihi
Iklim nilai baku mutu
• Kondisi iklim yang meliputi pengaturan suhu di lokasi perencanaan Permukiman WTD Bendungan
Bagong dikendalikan oleh zonasi permukiman terkait dengan intensitas pemanfaatan ruang
Pengaturan • Kuantitas dan kualitas air yang masuk ke badan air tidak berubah signifikan dikarenakan pengguna
Pengolahan air SPAM regional tetaplah pengguna lama.
dan • Rencana sistem pembuangan dan pengelolaan air kotor, sistem pembuangan air hujan/drainase,
Penguraian dan sistem pengelolaan persampahan telah direncanakan dalam masterplan permukiman WTD
Limbah Bendungan Bagong.
Pengaturan • Lokasi perencanaan pada eksistingnya merupakan kawasan budidaya berupa perkebunan, ladang
Penyerbukan dan juga tegalan
Alami • Proses penyerbukan dan juga pengendalian hama dan penyakit nantinya akan tetap ada pada
zona pertanian (tanaman budidaya)
Pengaturan • Selain memanfaatkan habitat spesies, penyerbukan dan pengendalian hama penyakit juga dapat
Pengendalian dilakukan secara non alami atau buatan seperti yang telah dilakukan petani sejak 2013 di
Hama dan Kecamatan Trenggalek dan Bendungan.
Penyakit
NERACA KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN KEAS/TINGKAT JASA EKOSISTEM
LOKASI III
LOKASI
LOKASI
LOKASI IIIVIV

Keterangan :
A Penyedia Pangan (Ha)
B Penyedia Air Bersih
C Penyedia Serat
D Penyedia Bahan Bakar
E Sumber Daya Genetik
F Pengaturan Iklim
G Pengaturan tata aliran air & banjir
H Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana
I Pengaturan Pemurnian Air
J Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah
K Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara
L Pengaturan Penyerbukan Alami
M Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit
N Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
O Fungsi Rekreasi dan Ekowisata
P Fungsi Budaya Estetika Alam
Q Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan
R Pendukung Siklus Hara
S Pendukung Produksi Primer
T Pendukung Biodiversitas
TRAGEDY OF THE COMMONS
The tragedy of the commons
ini sebenarnya telah terjadi
pada abad ke-14, yang
pertama kali dicetuskan oleh
Garret Hardin (1968).

The tragedy of the commons


dapat didefinisikan sebagai
suatu peristiwa atau bencana
yang terjadi sebagai akibat
dari tindakan manusia yang
semena-mena dan
berlebihan terhadap
common property.
TRAGEDY OF THE COMMONS
Saat itu, Inggris masih mempunyai padang rumput yang luas
yang digunakan bersama untuk memberi makan pada ternak
mereka. Pada awalnya hanya ada satu peternak yang
menggembala di padang tersebut. Namun, lama-kelamaan,
semakin banyak peternak yang menggunakan padang rumput
tersebut untuk ternaknya.

Akhirnya pun muncul masalah yaitu padang rumput tersebut


menjadi rusak. Rumputnya makin lama makin sedikit. Gersang.
Tidak ada upaya dari satupun peternak untuk menjaga kondisi
padang rumput tersebut. Lama-kelamaan padang rumputpun
rusak dan akhirnya membuat semua peternak merugi.

Peternak tidak bisa lagi menggembalakan ternak di padang


rumput tersebut. Mereka harus mencari ladang
penggenbalaan yang lain (jauh dari lokasi tempat tinggal).
Biaya yang harus dikeluarkan lebih besar. Ternak habis dijual
untuk memenuhi kebutuhan. Terjadi ketidakseimbangan
antara konsumsi dan produksi dalam kehidupan ekonomi
peternak à padang rumput menjadi rusak.

Anda mungkin juga menyukai