Anda di halaman 1dari 24

Carrying Capacity in the Management of

Natural Resources

Chay Asdak, M.Sc., Ph.D.


[week 4: MK Manajemen SDA]
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Unpad

 Supportive and assimilative capacity


 Natural carrying capacity and subsidized carrying capacity
 Calculation of carrying capacity [land, water, and protection
function]
 Carrying capacity-based spatial planning
Daya Dukung LH

 Dalam pengelolaan satwa di Cagar Alam, daya dukung


lingkungan alamiah adalah kapasitas ruang [habitat]
maksimal yang mampu menghidupi jumlah satwa
tertentu dimana pertumbuhan satwa tersebut tidak
mengganggu habitat yang ditinggalinya [Seidl and Tisdell,
1999].
 Daya dukung tersubsidi adalah apabila sumberdaya
untuk mencukupi kebutuhan satwa lebih ditentukan oleh
intervensi manusia melalui transfer/subsidi energi atau
materi, misalnya pemupukan non-organik, subsidi ilmu
pengetahuan dan teknologi dari luar ekosistem
alamiahnya.
Lingkup Daya Dukung

Pertumbuhan ekonomi
Kualitas hidup

Hasil/output

Kegiatan pembangunan

Input Limbah/residu

Sumber daya alam Lingkungan

Kapasitas penyediaan Kapasitas tampung


SDA limbah
(Supportive capacity) (Assimilative capacity)
Daya Dukung
(Carrying
capacity)

SUMBERDAYA ALAM DAN


EKOSISTEM
DD & DT dalam UU 32/2009

 DD dan DT menentukan alokasi ruang


 DD dan DT menentukan pemanfaatan SDA
 Diperlukan kapasitas DD dan DT untuk
pelaksanaan pembangunan
 DD dan DT menentukan cadangan SDA
 DD dan DT ditentukan dalam wilayah:
Nasional dan pulau
Propinsi dan ekoregion lintas propinsi
Kabupaten/kota dan ekoregion di dalam
kabupaten/kota
Penetapan DD Wilayah dalam Tata Ruang
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Arahan Tata
Ruang Lahan

Data yg SKL Pertanian


Arahan Rasio
diperlukan: SKL Morfologi Tutupan Lahan
Klimatologi
SKL Kemudahan Dikerjakan Arahan Rasio Ketinggian
Topografi Analisis
SKL Kestabilan Lereng Kemam-
Bangunan Analisis Rekomendasi
Geologi puan Kese- Kesesuaian
SKL Kestabilan Pondasi Lahan
Sumberdaya
Lahan Arahan Pemenfaatan suaian
Mineral/Bahan Galian Air Baku Lahan
SKL Ketersediaan Air

Bencana Alam SKL Terhadap Erosi Perkiraan Daya


SKL Untuk Drainase Tampung Lahan
Penggunaan Lahan
SKL Pembuangan Limbah Persy & Pembatas
Pengembangan
SKL Terhadap Bencana Alam
Kawasan
PA/SA Evaluasi
Penggunaan
Lahan yg ada thd
Kesesuaian Lahan

Studi Fisik

Kebijakan Fisik

Ditjen Penataan Ruang, 2008


Jenis Daya Dukung Lingkungan
1. Daya dukung maksimum: jumlah maksimum orang
yang dapat didukung oleh SDA dalam suatu LH.
Karena jumlah SDAnya berlebih, ada kecenderungan
pengambilan-lebih SDA  degradasi SDA/LH
2. Daya dukung subsisten: jumlah orang yang dapat
didukung kehidupannya per satuan luas dengan pas-
pasan  terjadi karena degradasi SDA/LH.
3. Daya dukung optimum: dukungan SDA dalam suatu
LH mencukupi kebutuhan orang untuk kelangsungan
hidupnya [secara berkelanjutan]  kondisi yang
diinginkan dalam pembangunan.
DAYA DUKUNG dan SUBSIDI
BESARNYA DAYADUKUNG TERGANTUNG DARI KEMAMPUAN:
DAYA DUKUNG ALAMIAH
KEMAMPUAN MENARIK SUBSIDI KE DALAM EKOSITEM
KEMAMPUAN MENGGUNAKAN DAN MEMANFAATKAN
SUBSIDI
INDONESIA: DAYA DUKUNG ALAMIAH BESAR. TETAPI
KEMAMPUAN MENARIK DAN MEMANFAATKAN SUBSIDI
KECIL  DAYADUKUNG KECIL  TERJADI KERUSAKAN LH
SINGAPURA: DAYA DUKUNG ALAMIAH RENDAH. TETAPI
SEBAGAI EKOSISTEM TERSUBSIDI MEMPUNYAI DAYA DUKUNG
YANG AMAT BESAR, KARENA SUBSIDI YANG MASUK AMAT
BESAR DAN KEMAMPUAN MASYARAKAT UNTUK
MEMANFAATKAN SUBSIDI DAN MENGELOLA DAMPAK
SUBSIDI TERSEBUT JUGA SANGAT BESAR.
Dinamika Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung tidak bersifat statis/linear,


melainkan tergantung pada pilihan
teknologi yang digunakan dalam
memanfaatkan SDA, struktur produksi dan
laju konsumsi, serta tergantung pada
interaksi antar komponen-komponen
lingkungan hidup.
Metode Perhitungan
Daya Dukung Lingkungan
Kerangka pikir perhitungan daya dukung lingkungan DAS

Parameter Lahan Parameter Air Parameter Lindung

Langkah-langkah Perhitungan

Daya Dukung Daya Dukung


Daya Dukung Air
Lahan Fungsi Lindung

Daya Dukung
Daerah Aliran
Sungai [DAS]

Klasifikasi Daya
Dukung
Hubungan antar faktor-faktor SDA terhadap daya dukung ekosistem
dan status daya dukung LH [KLH, 2007]

Kemampuan lahan
alami [potensi
produktivitas lahan]
Lahan Tingkat
produktivitas
lahan

Udara Penggunaan Kualitas


air Daya Kebutuhan
lahan
dukung manusia
Tanah ekosistem

Kelebihan air hujan


[excess rain water]
Air Kriteria dan
Air indikator
Jumlah &
kualitas air
tersedia
Air tertahan
[stored water] Status
daya
dukung LH
Penentuan tingkat produktivitas lahan dan air tersedia [KLH, 2007]

Ketersediaan air
Rata-rata
potensi produksi

Potensi
Luas lahan produksi
produktif maksimum pd Kapasitas
tingkat input biologi
tertentu
Kelas Overshoot/deficit
DAS kemampuan & Reserve/surplus
kesesyaian Jumlah
lahan Jejak ekologi
konsumsi
[ecological
aktual per
footprint]
Jumlah kategori
penduduk

Konsumsi
total per
kategori
Kebutuhan air
Demand Side Analisis daya dukung lingkungan [DDL ] [KLH, 2007] Supply Side

Ecological footprint Status daya dukung Carrying capacity


lingkungan

Status DDL
Kebutuhan air
per kapita Pasokan air
Neraca air
[m3/th]
Kebutuhan
air [m3/th]
Pola konsumsi
dan kebutuhan Jumlah
penduduk Status DDL
SDA  Penggunaan
Potensi lahan lahan [ha]
Kebutuhan lahan setara beras  Kemampuan
setara beras lahan [ha]

Kebutuhan lahan Produksi


per kapita potensial setara
beras [ton/ha]
 Penggunaan
lahan [ha]
Produksi aktual  Wilayah
Data produksi
setara beras administrasi
[misal pangan]
[ton/ha]
Kebijakan Analisis Arah Perumusan Konsep &
Pembangu- Kebijakan Kebijakan Konsep & Strategi
nan Pembangu- Strategi Pengemba-
nan & Pengemba- ngan Tata
Analisis Pengemba- ngan tata Ruang
Kondisi Demografi ngan ruang
sosekbud dan Sosbud
Struktur & Masalah
Analisis Pola Tata Pembangu- Arahan Tata
SDA dan Ekonomi Ruang nan Ruang
sumberdaya [RTRW]
buatan
Potensi & Rumusan
Analisis Kondisi SDA, Pembangu-
Karakter Daya SDM nan &
biofisik Dukung Potensi Pemanfaa-
Sosek tan Ruang

Data & Analisis Rumusan Konsep &


Informasi Wilayah Strategi
Kajian Kelayakan LH
melalui KLHS

Kerangka penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah [RTRW]


Cara Perhitungan Daya Dukung Lingkungan [DD
Lahan, DD Air, dan DD Fungsi Lindung] dapat dilihat
dalam KLH [2007]  Materi dibagikan terpisah
Pendekatan Perbandingan Ketersediaan dan
Kebutuhan Air
Prinsip Kerja:
Koefisien
limpasan Populasi
untuk setiap Penduduk
jenis PL
Ketersediaan Kebutuhan Air
Air (SA) (DA)
Kebutuhan air
Luas setiap per orang
Penggunaan berdasarkan
Lahan (PL) pola konsumsi

Daya Dukung Air

Ketersediaan Air  Metode koefisien limpasan berdasarkan informasi penggunaan lahan


serta data curah hujan tahunan
Kebutuhan Air  Dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak  Water
footprint
Ketersediaan Air (SA): Modifikasi dari metode rasional

C=  (ci x Ai) /  Ai

R=  Ri / m)

SA = 10 X C X R X A

Dimana :
SA : Ketersediaan Air (m3/tahun)
C : Koefisien limpasan tertimbang
Ci : Koefisien limpasan penggunaan lahan i
Ai : Luas penggunaan lahan I (Ha)
R : Rata-rata aljabar curah hujan tahunan wilayah (mm/tahun)
Ri : Curah hujan tahunan pada stsiun i
m : Jumlah stasiun pengamatan curah hujan
A : Luas wilayah (Ha)
10 : Faktor konversi dari mm.ha menjadi m3
Kebutuhan Air (DA):

DA = N X KHLA

Dimana :
DA : Total kebutuhan air (m3/tahun)
N : Jumlah penduduk (jiwa)
KHLA : Kebutuhkan air untuk hidup layak (1600 m3 air/kapita/tahun)
2 x 800 m3 air/kapita/tahun, dimana
• 800 m3 air/kapita/tahun adalah kebutuhan air untuk keperluan domestik dan
untuk menghasilkan pangan
• 2,0 adalah faktor koreksi untuk memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang
mencakup kebutuhan pangan, domestik dan lainnya

Penentuan Status Daya Dukung Air:


SA > DA  Daya Dukung Air Surplus
SA < DA  Daya Dukung Air Defisit atau Terlampaui
Daya Dukung Lingkungan (DDL)
Aspek Lahan
Berbasis Neraca Bioproduk
Cara Penghitungan
Penghitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan


Rumus:
SL 
 ( Pi x Hi ) 1
x
Hb Ptvb

Keterangan:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditas (satuan tergantung
kepada jenis komoditas).
Komoditas yang diperhitungkan adalah pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di tingkat
produsen.
Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen.
Ptvb = Produktivitas beras (kg/ha)

Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan


produk non beras dengan beras adalah harga.
2. Penghitungan Kebutuhan (Demand) Lahan
Rumus:
DL  N x KHLL
Keterangan:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (jiwa)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk

Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk adalah
kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktivitas beras total

Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton setara


beras/kapita/ton

Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal dapat menggunakan data
rata-rata produktivitas nasional sebesar 2400 kg/ha/tahun

Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk
non beras dengan beras adalah harga.
3. Penentuan Status Daya Dukung Lahan

Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan


antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).

Ketentuan Permen 17/2009:


Bila SL > DL, maka daya dukung lahan dinyatakan
surplus.
Bila SL < DL, maka daya dukung lahan dinyatakan
defisit atau terlampaui.
Implikasi Kebijakan terhadap status DDL:

1. Implikasi analisis daya dukung: kebijakan


hubungan antar daerah antara daerah
penyangga dan daerah yang didukungnya
(kelembagaan insentif/disinsentif, bagi hasil,
dan kompensasi)

2. Analisis DDL menjadi landasan Kebijakan tata


ruang dan pengelolaan SDA di tingkat yang
lebih tinggi
Conceptual model for carrying capacity-based planning process [Khanna et al., 1999]
 Baseline-  Media Specific  Resource
Economy and Environtment Analysis
Environtment Quality  Structural
 Response Modelling Modelling
Structure

Study of Regional System Assimilative Capacity Supportive Capacity Hot Spots


Existing Scenario 1992 - 94 Studies Assesment Studies Assesment Studies Limiting Resource

Short Term Scenario 2001 Control of Hot Spots Environtment Management


Bussiness As Usual Plans
Extrapola
tion Preferred Scenario 2001
Techniques
Long Term Scenario 2021
Bussines As Usual Estimation of QOL Resources Quantity and Quality, Limiting and Critical Factor
Environtment Status Indicators

Consequence
Citizens Modelling –
Experts, GIS-RDBMS-
Planners and Preference Mix Neural
Network Model
Decision Sustainable Criteria
Makers Equittable QOL
Alternate Scenarios for Environtmental status
degradation
Long Term - 2021
Ecological loading
SWOT, Brain
Storming, Technology and
and Delphi Policy Mix Prefered Scenario 2021 Detailing of Preferred Scenario

Anda mungkin juga menyukai