Anda di halaman 1dari 21

Carrying Capacity (daya Dukung)

ANALYSIS IN LAND USE PLANNING


R Widodo D Pramono
JUTAP -UGM
The basic question for carrying capacity
analysis
• How many organisms can a particular ecosystem or
planet support over a long period of time without
suffering severe or irreparable damage ?
• How many human population in our planet can be supported over a
long period of time without suffering severe or irreparable damage ?
• How many citizen/people in our city/region can be supported over a
long period of time without suffering severe or irreparable damage ?
• How many particular human population in particular land unit can
be supported over a long period of time without suffering severe or
irreparable damage ?
The answer

That’s depend on the

carrying capacity
what is it?
Carrying Capacity: definition
• Thw MAXIMUM POPULATION SIZE, that
environment can sustain definitely
Pop
size

Carrying capacity=M=maximum population (live properly)

w th
Pt+1 gro ate)
n
la tio h r r
o p u wit
Pt1 P
a th(
p
Po
Pt1 Pt+1 time

Esensinya adalah perbandingan antara ketersediaan sumber daya dengan kebutuhan


manusia/penduduk yang menggunakan sumber daya tersebut.
Standard model
• Pt/M = the fraction of
CC being used
• 1-Pt/M = the fraction
of CC are not used

Pt+1 – Pt = rPt ( 1 –Pt/M)


Carrying Capacity’s limiting Factors
• Factors stop/constrain population to grow
• E.g. Food, shelter, water, space (with its env.
attributes such as temperature, clean air etc)

• A number of potential factors could influence a


biological process, but importantly only one is limiting
at any one place and time.
calculating limiting factors
• Dihitung Berdasar standar konsumsi perkapita; jumlah
penduduk, dan ketersediaan dalam ruang
• standar konsumsi perkapita harus telah meliputi yg dikonsumsi langsung
maupun tidak langsung
» Misal lahan/tanah: meliputi tanah pekarangan untuk rumah tinggal, tanah untuk
tempat usaha, dan tanah untuk sarana-prasarana

• Limit jika:
• Standar konsumsi perkapita X populasi = ketersediaan
• Populasi = ketersediaan : Standar konsumsi perkapita

• Populasi maksimum yang ditetapkan adalah yang terkecil dari simulasi


terhadap berbagai faktor
Carrying Capacity Indicator
(Rolasisasi, 2007)
Contoh Limiting Factor utama
daya dukung wilayah
Untuk menentukan limiting factor
dilakukan analisis ketersediaan lahan
sarana dan prasarana.
1. Air
2. Lahan
DALAM PERENCANAAN GUNA LAHAN, DAYA DUKUNG WILAYAH YANG
DIHITUNG BERDASAR LIMING FACTOR DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
JUMLAH PENDUDUK YANG KEMUDIAN DAPAT DIPAKAI UNTUK
MENENTUKAN BESARAN KEBUTUHAN LAHAN UNTUK
PERUMAHAN DAN RUANG USAHANYA (LAHAN PERTANIAN,
PERIKANAN, DLL)
AIR & LAHAN BUDIDAYA PANGAN
SBG LIMITING FACTOR DAYA DUKUNG WILAYAH
Demand Side Supply Side
Status
Ecological Footprint   Carrying Capacity
Daya Dukung Lingkungan

Kebutuhan Air
per Kapita Status
DDL
Air
Kebutuhan Air Pasokan Air Neraca
(m3/tahun) (m3/tahun) Air
Pola Konsumsi
dan Kebutuhan Populasi
Sumberdaya Penduduk

Kebutuhan Lahan Potensi Lahan o Penggunaan


Setara Beras Setara Beras Lahan (Ha)
Status o Kemampuan
DDL Lahan (Ha)
Kebutuhan
Lahan Produksi Potensial
Lahan per Kapita
Setara Beras
(ton/Ha)

Produksi Aktual Data Produksi


Setara Beras
(ton/Ha)
o Penggunaan
Lahan (Ha)
o Administrasi
Wilayah
Faktor lain yang mempengaruhi daya dukung wilayah

Produktivitas Lahan.
Tingkat kesuburan lahan pertanian produktif terus menurun; revolusi hijau
dengan mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif pada
kesuburan tanah yang berkelanjutan dan terjadinya mutasi hama dan
pathogen yang tidak diinginkan.

Tingkat kesuburan tanah.


Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya
produksi di Indonesia antara lain disebabkan oleh: (1) Produktivitas
tanaman pangan yang masih rendah dan terus menurun; (2) Peningkatan
luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun
khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa.
Contoh formula penilaian daya dukung lahan pertanian 1

Konsep Allan  daya dukung lahan pertanian dihitung


dari kebutuhan lahan perkapita
FORMULA : KETERANGAN :
A = (100 CL) / P A = Kebutuhan lahan / kapita.
L = (R + U) / U C = luas lahan yang ditanami perkapita.
D = 1/A L = faktor penggunaan lahan.
D = daya dukung R = lamanya lahan bero ditanami.
U = lamanya lahan ditanami.
P = luas lahan yang dapat ditanami.
Atau :
CPD = (100 Ca.L) / Cp. CPD = Critical Population Density.
D = Cp / ( 100 Ca. L ) Cp = luas lahan yang dapat ditanami (%)
Ca = luas lahan yang digunakan untuk hidup per orang
(ha/org)
Ca tergantung kriteria yang digunakan (kriteria hidup
layak).
Contoh formula penilaian daya dukung lahan
pertanian 2.
Konsep Gabungan (Issar, Howard, Odum)
Daya dukung diartikan sebagai tingkat swasembada
wilayah  suatu wilayah bisa memenuhi kebutuhan
dasar penduduknya
FORMULA :
TSW = X/K. X = Produktivitas lahan (luas panen.kapita).
K = Luas yang dibutuhkan untuk swasembada.
K = KFM beras / PB KFM = Kebutuhan fisik minimum ( BPS).
PB = Produktivitas beras/ha
X = LP/JP LP = luas panen.
JP = Jumlah penduduk.
TSW < 1 Tidak mampu swasembada. JP melebihi batas
TSW > 1 optimal.
TSW = 1 Mampu swasembada. JP dibawah batas optimal.
Swasembada optimal. JP optimal.
Contoh Limiting Factor
daya dukung Kota
Untuk menentukan limiting factor
dilakukan analisis ketersediaan lahan
sarana dan prasarana.
1. Air
2. Lahan
3. Sarana
4. Listrik/energi
5. Udara bersih
DALAM PERENCANAAN GUNA LAHAN, DAYA DUKUNG KOTA YANG DIHITUNG
BERDASAR LIMING FACTOR DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH
PENDUDUK YANG KEMUDIAN DAPAT DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN
BESARAN KEBUTUHAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN
SARANA-PARSARANANYA
1. Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia sehingga
apabila tidak terdapat air di suatu kota maka kehidupan
kota tidak akan berlangsung. Oleh karena itu air
merupakan salah satu limiting factor yang menentukan
jumlah penduduk yang dapat ditampung. Perhitungan
dapat dilakukan sebagai berikut:
2. Lahan untuk rumah
(ruang dalam)
Manusia sebagai mahluk hidup membutuhkan ruang
yang ideal dan nyaman untuk ditinggali. Menurut
standar setiap orang akan merasa nyaman bila memiliki
luas ruang minimal 9 meter2. Maka dari itu besar
ketersediaan lahan menentukan jumlah penduduk yang
dapat ditampung. Perhitungan dapat dilakukan sebagai
berikut.
Nilai daya dukung lahan yang ditunjukkan dengan konsumsi lahan per kapita
untuk berbagai ukuran populasi kota menurut Yeates et al (1980) sebagai berikut :

No. Populasi Penduduk (jiwa) Konsumsi lahan (ha/jiwa)

1. 10.000 0,100
2. 25.000 0,091
3. 50.000 0,086
4. 100.000 0,076
5. 250.000 0,070
6. 500.000 0,066
7. 1.000.000 0,061
8. 2.000.000 0,057

Tabel diatas menunjukkan bahwa ukuran penggunaan lahan di wilayah


perkotaan untuk ukuran jumlah populasi penduduk tertentu membutuhkan
konsumsi lahan dengan luasan tertentu. Semakin besar jumlah penduduk kota
maka semakin kecil konsumsi lahan per ha per kapitanya.
3. Sarana
Setiap sarana memiliki standar pelayanan minimum
yang telah ditetapkan pada Pedoman Perencanaan
Kawasan Perumahan Kota Dinas Pekerjaan Umum Tahun
1987, Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah No.534 Tahun 2001, dan SNI No.33 Tahun 2004.
4. Listrik
Listrik merupakan sumber daya energi yang harus
mencukupi semua kebutuhan yang ada. Saat ini hampir
semua kegiatan di perkotaan membutuhkan listrik. Apabila
di suatu kota kekurangan sumber daya listrik, maka
kehidupan kota akan terganggu. Rata-rata kebutuhan 1
rumah tangga adalah 450 watt. Hal ini tentu harus
disiapkan sesuai dengan kapasitas listrik yang ada,
sehingga sumberdaya listrik tersebut menentukan jumlah
rumah tangga atau penduduk yang dapat ditampung.

Anda mungkin juga menyukai