2021
Deskripsi penggunaan ruang berdasarkan
konsep tapak ekologi (ecological foot print)
Dengan bertambahnya
jumlah penduduk pada
suatu wilayah, seberapa
besar kemampuan daya
dukung lingkungan untuk
menyediakan semua
kebutuhan manusia secara
berkelanjutan?
Axr
CCR = -------------
HxhxF
Dimana:
CCR = kemampuan daya dukung
A = jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan
pertanian/perkebunan
r = frekuensi panen per hektar per tahun
H = jumlah KK (rumah tangga)
H = persentase jumlah penduduk yang tinggal
F = ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani
1.Jika CCR > 1
Artinya berdasarkan kuantitas lahannya, masih memiliki kemampuan untuk
mendukung kebutuhan pokok manusia dan masih mampu menerima
tambahan penduduk. Pembangunan di wilayah tersebut masih dimungkinkan
bersifat ekspansif dan eksploratif lahan.
2.Jika CCR < 1
Artinya berdasarkan jumlah lahan yang ada, maka di wilayah tersebut sudah
tidak mungkin lagi dilakukan pembangunan yang bersifat ekspansif dan
eksploratif lahan. Lahan-lahan yang berada pada posisi demikian perlu
mendapatkan program peningkatan produktivitas, intensifikasi dan
ekstensifikasi melalui perbaikan teknologi atau menekan pertumbuhan
penduduk.
3.Jika CCR = 1
artinya berdasarkan jumlah lahan, daerah ini masih memiliki keseimbangan
antara kemampuan lahan dan jumlah penduduk, namun demikian kondisi ini
perlu diwaspadai karena jika pertambahan penduduk tidak terkendali akibat
pembangunan yang sangat cepat akan dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan daya dukung, untuk itu peran pemerintah dalam mengendalikan
pembangunan yang memicu penambahan penduduk sangat diperlukan.
Kabupaten “X” memiliki luas 25.000 km2, yang terdiri
dari :
Dataran tinggi 5.000 km2
Terdapat kebun kopi 20.000 ha dengan frekuensi
panen 1 kali setahun
Terdapat kebun teh 15.000 ha dengan frekuensi panen
18 kali setahun
Jumlah penduduk 400.000 orang, yang tinggal di kota
20%
Setiap keluarga rata-rata mempunyai anggota 5 orang
Asumsi lahan yang dibutuhkan 1 KK petani adalah 1
ha
400.000
Jumlah KK = -------------- = 80.000 KK
5
Jumlah KK yang ada di desa = 80% x 80.000 KK = 64.000 KK
(20.000 x 1)+(15.000 x 18)
CCR = ------------------------------------ = 4,53
64.000 x 1
Kesimpulan:
Kemampuan daya dukung (CCR) > 1
Berdasarkan kuantitas lahan, masih memiliki kemampuan untuk
mendukung kebutuhan pokok penduduk Kabupaten “X” dan masih
mampu menerima tambahan penduduk.
Pembangunan di Kabupaten “X” masih dimungkinkan bersifat
ekspansif dan eksploratif lahan.
PERHITUNGAN TAPAK EKOLOGIS
Keterangan :
EF = ( P x YF x EQF ) / YN
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang
dihasilkan;
YN = produktivitas nasional rata‐rata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk
kategori lahan dimaksud).
ASUMSI
Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termasuk
emisi) yang dihasilkan dapat ditelusuri asal muasalnya (tracked).
Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur
dengan menggunakan luasan bioproduktif untuk menjaga
pasokan sumber daya dan absorpsi buangan.
Luasan bioproduktif yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu
ukuran tunggal, yaitu hektar global (gha). Setiap hektar global
pada satu tahun mencerminkan bioproduktif yang sama dan
semua dapat dijumlahkan.
Permintaan terhadap sumber daya alam disebut telapak ekologis
(ecological footprint/demand), dan dapat dibandingkan dengan
biokapasitas (biocapacity/ supply ) dengan satuan hektar global
(gha).
Luasan permintaan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan
(area supplied), jika permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan
ekosistemnya untuk menyediakannya.
FAKTOR YANG HARUS DIPERLUKAN
Faktor Ekuivalensi
Faktor ini merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan
tapak ekologi dari lahan yang berbeda-beda. Agar ini dapat dikombinasikan
maka dibutuhkan koefisien untuk menyamakannya. Dengan kata lain, ini
dipakai untuk mengkonversi satuan lokal lahan tertentu menjadi satuan yang
universal, yaitu hektar global (gha). Faktor penyama telah ditentukan
oleh Global Footprint Network (GFN) untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu:
lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan
kehutanan (1,33), lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan
yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar
fosil (1,33).
Faktor Panen
Faktor panen menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif
di suatu wilayah dengan luasan lahan bioproduktif yang sama di wilayah
yang lain untuk tiap komoditas yang sama. Faktor ini juga menggambarkan
kemampuan suatu populasi untuk menyertakan penguasaan teknologi dan
manajemen dalam pengelolaan lahan. Setiap wilayah memiliki faktor panen
masing‐masing dan dihitung per tahun.
DATA FAKTOR PANEN