(ECOLOGICAL FOOTPRINT)
1.a Pengertian Jejak Ekologis (Ecological Footprint)
Jejak ekologi (Ecological Footprint) adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak
tanah dan air yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan
dan menyerap limbah yang dihasilkannya.
Ecological Footprint (Jejak Ekologis) adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumber daya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia
dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.
Jejak ekologi pada asasnya ialah kemampuan sumber tanah dan air menyediakan sumber
yang diperlukan oleh manusia (makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain) serta kemampuan
untuk bumi untuk menyerap semua bahan buangan manusia sesudah mereka menggunakannya.
Pendekatan populer Ecological Footprint merupakan alat ukur yang mengkaji tingkat
konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep "Jejak Ekologis" (Ecological
Footprint)
diperkenalkan
pada
tahun
1990-an
oleh
William
Rees
dan
Mathis
menghadirkan hukum dan kebijakan yang berpihak pada sekelompok kepentingan (rakus) yang tak
akan pernah puas dengan dua buah bukit emas yang telah dimilikinya. Saatnya melakukan
transformasi kehidupan
Buku
Jejak
Ekologis yang
diterbitkan awal
dan
Menurut perhitungan pada tahun 2006, rata-rata jatah setiap orang terhadap sumber daya
alam adalah 1,8 gha. Namun, penghitungan jejak ekologis di berbagai negara telah menunjukkan
data-data yang mengejutkan. Pada tahun 2007, total jejak ekologis seluruh manusia diperkirakan
sebesar 1,5 kali planet bumi. Hal ini berarti manusia menggunakan sumber daya alam 1,5 kali lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan bumi untuk Memperbaharui
Kini konsep jejak ekologi telah digunakan dengan meluas sebagai petunjuk kelestarian alam
sekitar. Jejak ekologi boleh membantu pihak pemerintah merancang sistem kehidupan manusia.
Manusia di dalam memenuhi kehendak menjalankan aktiviti ekonomi seperti pertanian,
pembalakan, dan sebagainya. Melalui jejak ekologi kesan akibat penggunaan sumber alam oleh
manusia dapat dikesan. Ia hanya dilakukan melalui mengira semua penggunaan tenaga seperti
tenaga biomas, air, bahan binaan kepada kiraan ukuran tanah yang dinamakan global hektar (atau di
dalam unit yang dinamakan gha).
Jenis
kedua
adalah
Analisis carbon
footprint adalah indikator mengenai dampak aktivitas manusia terhadap iklim global yang
dinyatakan dalam jumlah gas rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon footprintsecara
konseptual menggambarkan kontribusi individu atau negara terhadap pemanasan global. Carbon
footprint dapat menunjukkan total emisi karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang
diemisikan pada seluruh proses untuk menghasilkan produk atau jasa (Hoekstra, 2008). Jenis
analisis footprint yang
terakhir
adalah
analisis water
footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint dapat merepresentasikan
jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan suatu populasi, seperti yang
diungkapkan oleh Madrid et al The water footprint represents the freshwater volume required to
sustain a population (Madrid et al., not dated).
1.4 Penerapan Konsep Jejak Ekologias
Kegiatan kurikuler konsep jejak ekologis dapat diterapkan dengan cara :
1.
Mendiskusikan dengan konsep jejak ekologis kita dapat melihat dengan lebih mudah bahwa bahwa
jejak ekologis kita akan menjadi jauh lebih kecil bila kita mengkonsumsi makanan yang dihasilkan
secara lokal
2. Mendiskusi bagaimana masa depan bumi ini bila lahan yang digunakan ternyata lebih banyak dari
lahan yang tersedia.
3.
Mendiskusikan bagaimana kita merubah lahan yang mati seperti lahan kritis, gurun atau lahan yang
terpolusi menjadi lahan alami atau semi alami sehingga dapat berfungsi secara biologis.