Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PERENCANAAN

K LINGKUNGAN
EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN JEJAK EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS

2. FUNGSI DAN MANFAAT JEJAK EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS

3. ANALISIS PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS


P E N G E RT I A N J E J A K
EKOLOGIS
PENDAHULUAN MATERI

Kontribusi terbesar yang diandalkan Indonesia dalam


menyumbang pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta
modal pembangunan adalah dari sumberdaya alam. Sumberdaya
alam mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia
baik pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang.
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak
dilakukan sesuai dengan daya dukungnya dapat menimbulkan
krisis pangan, air, energi dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumberdaya alam dan
komponen lingkungan hidup di Indonesia cenderung mengalami
penurunan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu.
Adapun, keterbatasan sumberdaya alam dan lahan mengharuskan
para perencana pembangunan dapat mengatur penggunaan lahan
secara proporsional agar dapat menciptakan kualitas lingkungan
hidup yang optimal, untuk itu agar dapat mencapai hal tersebut,
harus ada keseimbangan antara jumlah penduduk dan luas lahan
berikut sumber daya yang dikandungnya, khususnya sumberdaya
yang dapat diperbaharui.
PENDAHULUAN (LANJUTAN)

Menurut Undang-undang Nomor 32 tahun 2009


tentang pengelolaan lingkungan hidup, daya dukung
lingkungan hidup diartikan sebagai kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Menurut
Lenzen (2003) kebutuhan hidup manusia dari
lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang
dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia.
Luas area untuk mendukung kehidupan manusia
disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen
juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat
keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan, kita
kemudian harus membandingkan antara kebutuhan
hidup manusia dengan luas aktual lahan produktif.
Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas lahan
produktif ini kemudian dihitung sebagai
perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang
dibutuhkan.
PENGERTIAN JEJAK EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS

Jejak ekologi (ecological footprint) merupakan salah satu pendekatan untuk mengkaji batas-batas
keberlanjutan suatu ekosistem dengan mengukur permintaan penduduk atas alam dalam area global
biokapasitas. Konsep ecological footprint pertama kali dirintis oleh William Rees dan Mathis Wackernagel
pada tahun 1996. Saat ini, pendekatan tersebut menjadi satu referensi yang paling penting untuk analisis
keberlanjutan global (rees dan Wackernagel, 1996).

JEJAK EKOLOGIS BIOKAPASITAS


Wackernagel dan Rees (1992) mendefinisikan Jejak Biokapasitas adalah kemampuan suatu ekosistem
Ekologis atau Appropriated Carrying Capacity suatu untuk menghasilkan sumber daya alam yang dapat
wilayah sebagai luas lahan dan air dalam berbagai diolah oleh manusia dan menyerap limbah yang
katagori yang diperlukan secara eksklusif oleh dihasilkan deperti contoh emisi karbon. Ini mencakup
penduduk di dalam wilayah tersebut, untuk produktivitas lahan, air bersih, hutan, dan berbagai
menyediakan secara kontinyu seluruh sumberdaya ekosistem yang mendukung kehidupan.
yang dikonsumsi saat ini serta menyediakan
kemampuan secara kontinyu dalam menyerap seluruh
limbah yang dihasilkan.
ILUSTRASI JEJAK EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS

Sejalan dengan pendapat pada pengertian mengenai jejak ekologis


pada slide sebelumnya, Galli, et al; (2012) menyatakan bahwa jejak
ekologis dan biokapasitas adalah nilai-nilai yang dinyatakan dalam
satuan yang saling terpisah dari suatu daerah yang diperlukan
untuk menyediakan (atau regenerasi) layanan ekosistem setiap
tahun seperti :
1. Lahan pertanian untuk penyediaan makanan nabati dan
produk serat.
2. Tanah penggembalaan dan lahan pertanian untuk produk
hewan.
3. Lahan perikanan (laut dan darat).
4. Hutan untuk kayu dan hasil hutan lainnya.
5. Tanah serapan untuk mengakomodasi penyerapan
karbondioksida antropogenik (jejak karbon).
6. Wilayah terbangun (built-up area) untuk tempat tinggal dan
infrastruktur lainnya.
OPERASIONAL JEJAK EKOLOGIS

JEJAK EKOLOGI
• Sumber Daya (Tanah, Air, Laut, Industri)
• Manusia
• Konsumsi
• Limbah

BIOKAPASITAS (DAYA DUKUNG BUMI)


• Kapasitas ekosistem produksi biologi
• Kapasitas menyerap/mengolah/mengurai limbah
• Pengelolaan dan teknologi
ASUMSI JEJAK EKOLOGIS

Jejak ekologis menunjukkan bahwa daerah yang kita tempati di bumi ini tidak hanya sekedar rumah
tempat kita tinggal, akan tetapi keseluruhan lahan yang dibutuhkan untuk mendukung hidup kita. Tidak
semua lahan bisa berfungsi untuk menunjang kehidupan kita secara berkelanjutan. Oleh karena itu, jejak
ekologis hanya mengukur lahan yang mampu berproduktif biologis. Ecological footprint mengukur
permintaan penduduk atas alam dalam satuan meterik, yaitu area global biokapasitas. Dengan
membandingkan ecological footprint dengan ketersediaan biologis bumi (biokapasitas). Berikut Rincian
asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang adalah :
a) Transportasi : Metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah menggunakan
motor, mobil, ataukah berjalan kaki.
b) Penggunaan air : Menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan lama
penggunaan air.
c) Berpakaian : Menunjukkan berapa pakaian yang digunakan setiap harinya.
d) Rekreasi : Menunjukkan kegiatan refreshing yang dilakukan perminggu ke tempat rekreasi.
e) Makanan : Menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5 sempurna.
f) Sampah : Menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak sampah
yang dihasilkan dalam sehari.
g) Ruang/tempat tinggal : Menunjukkan seberapa luas tanah dan ruangan yang digunakan untuk individu
dan keluarganya serta dalam melaksanakan aktivitas sehari hari.
PRINSIP JEJAK EKOLOGI

Pada prinsipnya manusia sebagai mahluk hidup yang mengkonsumsi sumber daya alam dan menghasilkan
limbah dapat diukur dengan suatu pendekatan. Oleh karenanya jejak ekologis sebagai sebuah pendekatan
yang digunakan untuk mengukur kecepatan manusia dalam mengkonsumsi sumber daya dan kecepatan
manusia dalam menghasilkan limbah dibandingkan dengan seberapa cepat alam tersebut dapat mengasilkan
sumber daya yang baru dan juga menyerap limbah yang dihasilkan oleh manusia.
FUNGSI DAN
M A N FA AT J E J A K
EKOLOGIS
URGENSI DAN MANFAAT PENERAPAN KONSEP JEJAK
EKOLOGIS DAN BIOKAPASITAS
Manfaat
 Pengelolaan SDA yang efektif
 Perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem
 Mengurangi polusi dan degradasi lingkungan
 Keberlanjutan sosial dan ekonomi
 Kualitas hidup yang lebih baik
 Memberikan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan

Urgensi
 Pertumbuhan populasi dan permintaan sumber daya khususnya SDA
 Ketidakadilan dalam penggunaan SDA
 Krisis dan kerusakan kualitas sumber daya alam
 Perubahan iklim
 Keragaman hayati yang terancam
 Keberlanjutan jangka panjang
DINAMIKA SUPPLY-DEMAND JASA LINGKUNGAN

Untuk dapat hidup secara berkelanjutan, manusia harus menggunakan produk esensial dan proses alamiah
tidak lebih cepat dari pada yang dapat diperbaharui, serta menghasilkan sampah tidak lebih cepat dari pada
yang dapat diserap oleh alam. Wackernagel (2011) dari Global Footprint Network menghitung kecepatan output
dengan mengukur biokapasitas, yakni kemampuan alam untuk memperbarui sumber daya dan menyediakan
layanan ekologi. Hal ini menjadi peringatan bahwa kemanapun masa depan akan pergi, apakah manusia
menghindari bencana iklim atau justru meneruskannya, dengan cara-cara business as usual, peningkatan
konsumsi, populasi penduduk dan emisi CO2, akan mempercepat tekanan terhadap biokapasitas.

Menurut laporan Living Planet Report Tahun 2012, diketahui bahwa jejak ekologis yang ditinggalkan manusia telah
melebihi kapasitas biologis manusia, dimana bumi hanya mampu memproduksi sumber daya alam terbarukan dan
menyerap CO2 sebesar 50 persen serta memperbaiki secara alami (biokapasitas) dari yang dibutuhkan seluruh manusia
yang ada di bumi saat ini.

Artinya dibutuhkan 1,5 tahun bagi bumi untuk memproduksi sumber daya yang
dikonsumsi manusia selama kurun waktu 1 tahun
POTRET PERMASALAHAN PENGGUNAAN SDA DAN
TIMBULAN LIMBAH
FUNGSI JEJAK EKOLOGIS

Lingkungan dan Populasi Jejak ekologis memiliki fungsi sebagai sebuah pendekatan atau instrument
• Konsep Daya Dukung untuk menghitung (accounting tools) yang memungkinkan kita (manusia)
• Konsep Daya untuk mengestimasi kebutuhan terhadap konsumsi sumber daya alam dan
Tampung limbah pada sejumlah populasi manusia dan ekonomi. Wackernagel dan
• Konsep Jejak Ekologis Rees (1996).

Kalkulasi jejak ekologis dilakukan dengan menghitung berapa hectare ruang


hidup (di darat dan di air) yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya dalam kurun waktu tertentu (Tahunan).

• Diketahuinya kapasitas ekositem dalam menyediakan dan menyerap


• Diketahuinya besaran SDA yang dikonsumsi dan besaran limbah yang
dihasilkan
CONTOH UPAYA MENURUNKAN KONSUMSI SDA & LIMBAH
Makanan Berkelanjutan
 Beli makanan lokal dan musiman (untuk menghindari transportasi jarak jauh dan kontaminasi).
 Makanlah makanan organik yang jarang atau tidak menggunakan pestisida dan pupuk dalam proses produksinya.
 Kurangi konsumsi daging (Industri daging menghasilkan banyak emisi gas rumah kaca)
 Menghindari pembelian produk yang mengandung minyak sawit dan makanan olahan merupakan rekomendasi
penting lainnya untuk mengurangi jejak ekologis dan melindungi hutan Asia Tenggara.

Transportasi Berkelanjutan
 Gunakan transportasi umum daripada mobil pribadi untuk membantu mengurangi polusi udara.
 Jangan mengendarai mobil yang berpolusi.
 Berjalan kaki atau bersepeda adalah cara yang lebih berkelanjutan untuk bepergian di kota.
 Lebih baik bepergian dengan kereta api atau bus daripada dengan pesawat.

Hemat Energi
 Kurangi penggunaan AC di musim panas.
 Cabut perangkat elektronik saat tidak digunakan.
 Keringkan pakaian Anda secara alami tanpa menggunakan mesin pengering.
 Hindari menggunakan produk sekali pakai Kurangi konsumsi air untuk semua keperluan.
 Hindari penggunaan plastik sebanyak mungkin (walaupun bisa didaur ulang di kemudian hari).
ANALISIS
PERHITUNGAN
JEJAK EKOLOGIS
DASAR DAN ASUMSI PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS
Dasar Perhitungan Asumsi Perhitungan
Dasar perhitungan jejak ekologis adalah menggunakan Inventarisasi Sebelum menghitung tapak
lahan atau laut yang secara biologis produktif, yang ekologi, dibutuhkan asumsi. Asumsi yang umum
diperlukan untuk menopang kehidupan sejumlah digunakan adalah :
populasi tertentu. Namun pada kenyataannya, kondisi A. Semua sumber daya yang dikonsumsi dan
populasi manusia dan sumber daya alam tidaklah limbah (termasuk emisi) yang dihasilkan
konstan, dan perhitungan lahan produktif cukup sulit dapat ditelusuri asal muasalnya (tracked).
karena harus membuat penilaian terhadap tingkat B. Sebagian besar aliran sumber daya dan
produktivitasnya. Selanjutnya, penggunaan teknologi buangan dapat diukur dengan menggunakan
secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas luasan bioproduktif untuk menjaga pasokan
lahan, sebaliknya aktivitas manusia dan teknologi juga sumber daya dan absorpsi buangan.
dapat memberikan dampak negatif terhadap C. Luasan bioproduktif yang berbeda dapat
produktivitas lahan. dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu
hektar global (gha). Setiap hektar global pada
satu tahun mencerminkan bioproduktif yang
sama dan semua dapat dijumlahkan.
PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS

Permintaan terhadap sumber daya alam disebut telapak ekologis (ecological footprint/demand), dan dapat
dibandingkan dengan biokapasitas (biocapacity/ supply ) dengan satuan hektar global (gha). Luasan permintaan
(area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supplied), jika permintaan suatu ekosistem melebihi
kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya. (Calculation Methodology for the National Footprint
Accounts, 2010 10th Edition – Brad Ewing)

Jejak Ekologis Permintaan


Ide analisis jejak ekologis adalah bahwa manusia mengkonsumsi berbagai produk, sumber daya dan pelayanan
untuk bertahan hidup, sehingga jumlah konsumsi setiap materinya dapat dirunut ke belakang sebagai lahan
ekologis produktif yang menyediakan substansi primer dan energi. Dengan teknologi yang digunakan, secara
ekologis lahan produktif wilayah yang mempertahankan populasi tertentu di bawah gaya hidup tertentu disebut
sebagai jejak ekologis permintaan (EF demand).

Jejak Ekologis Pasokan


Jejak ekologis pasokan (juga dinamakan sebagai daya dukung ekologis) adalah ekologis luas lahan produktif
yang tersedia. Jika JE permintaan kurang dari JE pasokan, itu berarti bahwa pola pembangunan ekonomi dan
sosial berkelanjutan, sebaliknya, jika JE permintaan lebih besar dari JE penyediaan, pola pembangunan
menjadi tidak berkelanjutan.
ASUMSI DASAR PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS

Menurut Kajian Jejak Ekologis di Indonesia (2010), perhitungan jejak ekologis didasarkan pada asumsi sebagai
berikut. :
A. Memungkinkan untuk merunut seluruh sumber daya yang dikonsumsi dan limbah yang dihasilkan.
B. Sebagian besar arus sumber daya dan limbah dapat diukur dari segi wilayah produktif biologisnya
yang diperlukan untuk mempertahankan arus sumberdaya (flow).
C. Sumberdaya dan arus limbah yang tidak dapat diukur dikecualikan dari penilaian.
D. Dengan membobot bioproduktivitas setiap daerah secara proporsional, berbagai jenis daerah dapat
dikonversi ke dalam unit umum hektar global (gha) yaitu hektar dengan rata-rata bioproduktivitas
dunia.
E. Luasan bioproduktif yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu hektar global
(gha).
F. Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktif yang sama dan dapat dijumlahkan
untuk memperoleh suatu agregat indicator jejak ekologis atau biokapasitas.
G. Permintaan manusia terhadap sumberdaya alam yang dinyatakan sebagai Jejak Ekologis, bisa
langsung dibandingkan dengan pasokan alam dan biokapasitasnya (biocapacity/supply), ketika
keduanya dinyatakan dalam satuan hektar global (gha).
H. Luas wilayah yang dibutuhkan (human demand) dapat melebihi wilayah pasokannya (nature’s
supply), jika permintaan terhadap suatu ekosistem melebihi kapasitas regeneratif ekosistem tersebut
(misalnya, masyarakat menuntut biokapasitas yang lebih besar terhadap areal hutan, atau perikanan).
FORMULA JEJAK EKOLOGIS

Formula Jejak Ekologis


(Rees & Wackernagel,1996)
PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS PERMINTAAN
RUANG/LAHAN PRODUKTIF DALAM PERHITUNGAN JEJAK
EKOLOGI
PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS PASOKAN
Jejak Ekologis Pasokan
Ketika menghitung pasokan jejak ekologis (ecological
carrying capacity), karena berbagai negara atau wilayah
dengan berbagai situasi sumber daya, tidak hanya
produktivitas berbagai jenis lahan berbeda, akan tetapi
produktivitas dari jenis lahan yang sama juga dapat
berbeda.

Dalam rangka untuk mencerminkan karakter ini, faktor


hasil panen (yield) disertakan untuk mewakili
produktivitas lahan yang berbeda-beda dari berbagai
negara atau wilayah. Faktor hasil (yield) didefinisikan
sebagai rasio dari produktivitas lahan suatu negara atau
wilayah dengan produktivitas rata-rata global dari jenis
lahan yang sama. Sebagai contoh, faktor hasil kesuburan
tanah adalah 1,66 yang berarti bahwa produksi per
hektar lahan ini sebanyak 1,66 rata-rata dunia. Daya
dukung ekologis dapat dihitung dengan mengalikan luas
dari setiap jenis tanah dengan kesetaraan yang relevan
dan hasil faktor.
PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN JEJAK EKOLOGIS
Jika daya dukung lingkungan yang ‘tradisional’ didefinisikan
sebagai jumlah maksimum populasi yang mampu didukung oleh
sebuah habitat, maka Wackernagel (1996) mendefinisikan
kembali daya dukung lingkungan dalam arti ‘beban’ (load)
maksimum yang dapat secara aman didukung oleh lingkungan,
karena manusia berbeda dengan spesies lain yakni mampu
melakukan aktivitas industrial. Oleh karenanya, daya dukung
manusia didefinisikan sebagai rerata maksimum dari hasil
sumberdaya serta limbah yang dihasilkanyang mampu
didukung secara permanen, tanpa mengganggu produktivitas
maupun fungsi ekosistem tertentu. ‘Beban’ maksimum yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia merupakan suatu‘fungsi’
dari (tidak hanya) populasi akan tetapi juga konsumsi per
kapita, dimana konsumsi per kapita tersebut terus meningkat
jauh lebih cepat dari pada jumlah populasi, akibat
perkembangan teknologi dan perdagangan yang semakin
moderen. Sebagai akibatnya, tekanan‘beban’ terhadap daya
dukung lingkungan menjadi jauh lebih besar dibandingkan
dengan‘beban’ akibat peningkatan populasi semata.
PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN JEJAK EKOLOGIS
Pada dasarnya jejak ekologis menghitung penggunaan sumber
daya terbarukan di planet bumi. Sumber daya tidak terbarukan
hanya dicatat yang berkaitan dengan dampaknya terhadap
kapasitas bioproduktif. Jejak ekologis mengkuantifikasi berapa
banyak energi dan bahan baku yang digunakan, dan berapa
banyak limbah padat, cair dan gas yang dihasilkan, dan
kemudian mengubahnya ke ukuran luas tanah, gha (hektar
global), yang diperlukan untuk memproduksi semua sumber
daya tersebut dan menyerap semua limbah yang dihasilkan.
Menurut Ecological footprint of Indonesia (2010), biokapasitas
adalah kapasitas ekosistem untuk menghasilkan material-
material biologi yang berguna dan kapasitas untuk menyerap
material buangan (limbah) yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia dengan menggunakan cara pengelolaan dan teknologi
yang dikuasai saat ini. Seperti halnya dengan Jejak ekologis,
maka biocapacity disajikan dalam kedua ukuran (ha) atau global
hektar (gha). Enam penggunaan lahan biasanya termasuk
kategori dalam perhitungan Jejak ekologis dan biocapacity, yakni
lahan pertanian, padang rumput, hutan, lahan energi , lahan
terbangun dan lahan tambak/fishing ground.
PERHITUNGAN BIOKAPASITAS
PERHITUNGAN DEFISIT EKOLOGIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai