Anda di halaman 1dari 19

*

Skala Skala Skala


Skala Global 1:1.000.000 1:500.000 1:250.000
*
*

Jasa
No Fungsi Indikator Keadaan Indikator Kinerja Bobot
Lingkungan
Fungsi Penyediaan Bentang Evegetasi Penutup
Lahan asli Lahan
1 Pangan a. Ketersediaan Stok total dan rata- Produktivitas bersih 0.28 0.12 0.6
tanaman (serealia rata dalam kg/ha (dalam kcal/ha/tahun
dan non serealia) atau unit lainnya)
yang dapat dimakan
b. Ketersediaan hewan
yang bisa dimakan

2 Air Ketersediaan air untuk Jumlah total air Jumlah maksimum 0.28 0.12 0.6
dimanfaatkan (m3/ha) ekstraksi air secara
berkelanjutan
(m3/ha/tahun)
3 Serat, bahan Ketersediaan spesies atau Total biomassa Jumlah optimum yang 0.15 0.35 0.5
bakar dan komponen abiotik dengan (kg/ha) layak diekstraksi
material lain potensi penggunaan kayu, (kg/ha/tahun)
bahan bakar, atau bahan
dasar
4 Sumberdaya Ketersediaan spesies Total nilai 'bank gen' , Indeks 0.1 0.4 0.5
genetik dengan materi genetik jumlah substansi, keanekaragaman
yang (berpotensi) biomassa (contohnya hayati
bermanfaat, misalnya jumlah spesies atau
untuk pengobatan dan sub spesies)
spesies ornamental.
Fungsi Pengaturan
5 Pengaturan kualitas udara Kapasitas ekosistem untuk Tutupan lahan yang Luasan tutupan lahan yang 0.08 0.32 0.6
menyerap aerosol dan bahan bervegetasi (Ha). bervegetasi (Ha)
kimia dari atmosfer.
6 Pengaturan iklim Pengaruh ekosistem terhadap Tupan lahan yang Luasan tutupan lahan yang 0.12 0.28 0.6
iklim lokal dan global melalui bervegetasi (Ha) bervegetasi (Ha)
tutupan lahan dan proses
yang dimediasi secara biologis
7 Pencegahan dan Struktur alam yang berfungsi Karakteristik bentang uasan karakteristik bentang lahan, 0.08 0.32 0.6
Perlindungan terhadap untuk pencegahan dan lahan, vegetasi dan vegetasi dan penutupan yang
bencana alam perlindungan dari kebakaran penutupan lahan berfungsi sebagai pencegahan dan
lahan, abrasi, longsor, badai, perlindungan terhadap bencana
gempa bumi, banjir dan alam (hektar). (toL
tsunami.
8 Pengaturan air Peran bentangalam dan Kapasitas infiltrasi Kuantitas infiltrasi dan retensi air 0.28 0.12 0.6
penutup lahan dalam infiltrasi(litology, topografi, serta pengaruhnya terhadap
air dan pelepasan air secara curah hujan, vegetasi, wilayah hidrologis (contohnya
berkala tutupan) dan retensi irigasi)
air (vegetasi, topografi,
litology) dalam m3
9 Pemurnian air dan Peran biota dan abiotik dalam Kapasitas flushing Kemampuan limbah yang dapat di 0.42 0.28 0.3
pengolahan limbah proses pembersihan atau (penggelontoran), flushing (gelontor) secara alami ,
penguraian materi organik, debit, topografi, dan m3/detik, lama waktu
senyawa dan nutrisi steril di meretansi beban pengendapan
sungai, danau, dan wilayah limbah dilihat dengan
pesisir. vegetasi
10 Pengaturan penyerbukan Ketergantungan tanaman Keanekaragaman dan Jumlah dan dampak dari spesies 0.08 0.32 0.6
alami budidaya pada penyerbuk kelimpahan spesies penyerbuk
alami penyerbuk
11 Pengendalian Hama Kontrol populasi hama Jumlah dan dampak Pengurangan penyakit manusia, 0.08 0.32 0.6
melalui hubungan trofik dari speises pengontrol hama penyakit hewan
hama
Fungsi Pendukung
12 Habitat dan Pentingnya ekosistem Jumlah spesies dan Ketergantungan 0.24 0.16 0.6
Keanekaraga untuk menyediaan individu transien ekosistem lain (atau
man hayati habitat untuk (khususnnya ekonomi) pada jasa
pembiakan, makan, dengan nilai berkembangbiak
istirahat dan untuk komersil)
spesies transien

13 Pembentukan Peran proses alami Penutupan akar Jumlah pucuk tanah 0.2 0.2 0.6
dan dalam pembentukan tanaman yang dihasilkan per
regenerasi dan regenerasi tanah contohnya ha/tahun
tanah bioturbasi
*Formulasi DDLH:

DDDTLH saat ini =f {Bentang lahan, Vegetasi, Penutup Lahan}

=(wbl x sbl)+(wveg x sveg)+(wpl x spl)


Keterangan :
DDDTLH = Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
wbl = bobot bentuklahan
sbl = skor bentuklahan
wveg = bobot vegetasi
sveg = skor vegetasi
wpl = bobot penutup lahan
spl = skor penutup lahan
Tahap penentuan status DDDTLH dengan
mempertemukan kebutuhan dan ketersediaan dengan
menggunakan pendekatan sistem Grid
Indonesian Multiscale Grid System
Sistem Grid di Ekoregion Sulawesi dan Maluku
* Pemetaan Status DDDTLH

Ketersediaan Pemanfaatan Status Daya


Sumber Daya Sumber Daya Dukung

Grid Ketersediaan Air Pemanfaatan Air Ambang Batas


- Air Permukaan - Perkapita Air
- Cekungan Air - Land Use dan
Tanah Land Cover Status Daya
Dukung Air

Ketersediaan Kebutuhan Ambang Batas


Pangan Pangan Pangan
- Pertanian - Perkapita
- Peternakan Status Daya
- Perikanan Pangan
- Perkebunan

Kabupaten/Kota Status Daya


Dukung
Penentuan Status DDLH
Penggabungan Data Grid Kuantifikasi Kebutuhan
Berdasarkan Selisih
dengan Data Tutupan Pendistribusian Penduduk dan Ketersediaan Jasa
Ketersediaan dan
Lahan,
Lahan, Jalan,
Jalan, DAS, dalam Sistem Grid Ekosistem dalam Sistem
Ambang Batas Jumlah
Ekoregion dan IJE Grid
Penduduk

- Sistem Grid Skala


Overlay Ragam 30” x 30”
- Batas Administrasi

Wilayah Administrasi
dalam Sistem Grid
(sudah
tergeneralisasi)
tergeneralisasi)

- Tutupan/
Tutupan/Guna
Overlay Lahan dan Jalan

- Jumlah Penduduk
Wtotal
Distribusi Penduduk dalam - Bobot Densitas per i i  x j
Sistem Grid Tutupan/
Tutupan/Guna ∑i 1
i W total
Lahan dan Jalan

Peta Distribusi
Penduduk Tahun 2014
dalam Sistem Grid
Penentuan Status DDLH
Penggabungan Data Grid Kuantifikasi Kebutuhan
Berdasarkan Selisih
dengan Data Tutupan Pendistribusian Penduduk dan Ketersediaan Jasa
Ketersediaan dan
Lahan,
Lahan, Jalan,
Jalan, DAS, dalam Sistem Grid Ekosistem dalam Sistem
Ambang Batas Jumlah
Ekoregion dan IJE Grid
Penduduk

KEBUTUHAN PANGAN

Distribusi Kebutuhan Peta Distribusi


Energi Bahan Pangan Penduduk Tahun 2014 KB = Pij × AKE × 365
dalam Sistem Grid dalam Sistem Grid i

Peta Distribusi AKE = 2.150 kkal/hari/kapita


Kebutuhan Energi
Bahan Pangan
dalam Sistem Grid (Hardinsyah, 2012)
Penentuan Status DDLH
Penggabungan Data Grid Kuantifikasi Kebutuhan
Berdasarkan Selisih
dengan Data Tutupan Pendistribusian Penduduk dan Ketersediaan Jasa
Ketersediaan dan
Lahan,
Lahan, Jalan,
Jalan, DAS, dalam Sistem Grid Ekosistem dalam Sistem
Ambang Batas Jumlah
Ekoregion dan IJE Grid
Penduduk

KEBUTUHAN AIR
Data Penduduk
Distribusi Kebutuhan Air
Domestik dalam Sistem
dalam Sistem Grid Di= Pi × KHL
(belum
Grid
digeneralisasi)
digeneralisasi)

KHL = 1.600 m3/tahun


Distribusi Kebutuhan Air Qi = Ai × I × q
Berdasarkan Tutupan/
Tutupan/Guna (Muta’ali, 2012)
Lahan dalam Sistem Grid (Permen LH 17/2009)

Angka Perbandingan Umum


Penjumlahan Kebutuhan Air
Ti = Di +Qi Padi : Tebu : Palawija
= 4 : 1,5 : 1
(Siswanto, 2014)
Peta Distribusi
Generalisasi ID
Kebutuhan Air Persawahan : Perkebunan : Perkebunan
(Jumlah Total Kebutuhan
Tahun 2014 dalam Campurnan : Tegalan/Ladang = 4 : 1,5 : 1,5 :
Air)
Sistem Grid
1
Penentuan Status DDLH
Penggabungan Data Grid Kuantifikasi Kebutuhan
Berdasarkan Selisih
dengan Data Tutupan Pendistribusian Penduduk dan Ketersediaan Jasa
Ketersediaan dan
Lahan,
Lahan, Jalan,
Jalan, DAS, dalam Sistem Grid Ekosistem dalam Sistem
Ambang Batas Jumlah
Ekoregion dan IJE Grid
Penduduk

- Peta Distribusi
KETERSEDIAAN Overlay Penduduk Tahun
2014 dalam
Sistem Grid
- Ekoregion , IJE
- DAS  WAS
Perhitungan IJEP tiap Grid LU
IJEPij = IJEij × ( i )
LU

Perhitungan IJEP tiap j A


- Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota IJEPT =  IJEPij WWAS = WAS × WNAS
j i=1 ANAS
(Pangan)
Pangan)
- WAS (Air)

Hp
Perhitungan Potensi/
Potensi/ nj
Ketersediaan KH = × Kn
nj 100

Pendistribusian ∑Ketersediaanj
Ketersediaan dalam Sistem 1IJEPj =
Grid IJEPTj

Peta Distribusi Ketersediaanij = IJEPij × 1IJEPj


Ketersediaan dalam
Sistem Grid
Penentuan Status DDLH
Penggabungan Data Grid Kuantifikasi Kebutuhan
Berdasarkan Selisih
dengan Data Tutupan Pendistribusian Penduduk dan Ketersediaan Jasa
Ketersediaan dan
Lahan,
Lahan, Jalan,
Jalan, DAS, dalam Sistem Grid Ekosistem dalam Sistem
Ambang Batas Jumlah
Ekoregion dan IJE Grid
Penduduk

Perhitungan Selisih Selisih = Ketersediaan − Kebutuhan


Ketersediaan

Perhitungan Nilai Ambang KH


Batas Penduduk ij
TPij =
AKE x 365

Wij −Qij
Perhitungan Status DDLH TAij =
KHL
- Peta Selisih
Ketersediaan Sij = Tij − Pij
- Peta Status
DDLH
Menghitung Ketersediaan
Indeks Jasa Ekosistem (Peta Indikatif D3TLH)
Overlay baseline Grid
Analisis Ekoregion dan Penutupan Lahan

Input nilai Ketersediaan Air suatu


wilayah per setiap grid yang memiiki
nilai IJE

Contoh nilai ketersediaan air di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar


3.578.279.186,67 m3 (Sumber: Hasil Simulasi Model SWAT untuk
DAS-DAS di Sulawesi Selatan)
Total nilai indeks jasa ekosistem air di Provinsi Sulawesi Selatan adalah
18.786,47. Sehingga 1 IJE di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki nilai
ketersediaan air adalah 190.471,13 m3
Peta Indikatif Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Provinsi
Sulawesi Selatan

Ketersediaan Air
Sulawesi Selatan
Kebutuhan Air
Sulawesi Selatan

Untuk menghitung kebutuhan air


di Sulawesi Selatan diperoleh
dengan mengalikan jumlah
penduduk pada setiap grid
dengan standar kebutuhan air per
kapita per hari (menggunakan
standar SNI Neraca Sumberdaya
air Tahun 2015)
Status Daya Dukung Penyediaan Air Sulawesi Selatan

Ambang batas status daya dukung diperoleh dari


perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan.
Status Daya Dukung Penyediaan Air Kabupaten/Kota
di Sulawesi Selatan
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Belum Melampaui Ambang Batas Sudah Melampaui Ambang Batas

Anda mungkin juga menyukai